You are on page 1of 21

0

STUDI KASUS PASIEN

ARTHRITIS GOUT PADA Ny. K SECARA PENDEKATAN KEDOKTERAN


KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE
JULI 2017

KELOMPOK : 2
Oleh :

NURUL HIKMAH 1102012207

MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2017

0
1

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Gout Arthritis Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga Di


Puskesmas Kecamatan SENEN Periode Juli 2017 ini telah disetujui oleh pembimbing
untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Juli 2017


Pembimbing

Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK

1
2

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. K
Jenis Kelamin : Wanita
Usia : 59 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Jl. H Murtadho XVI RT 015/006
No. CM : 0010705
Tanggal Berobat : Rabu, 12 Juli 2017

B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada hari rabu, tanggal 12 Juli 2017 pukul 10.30 WIB
di Puskesmas Kecamatan Senen
a. Keluhan Utama :
Ny. K datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri di sendi lutut kaki kiri dan sendi ibu
jari kaki kiri pada pagi hari saat baru bangun tidur.
b. Keluhan Tambahan :
Pasien mengeluh bengkak, berwarna kemerahan di sendi lutut kaki kiri dan sendi ibu jari
kaki kiri.
c. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Senen dengan keluhan nyeri sendi pada daerah
lutut kaki kiri sejak tiga bulan yang lalu, nyeri ini dirasakan ketika pagi hari saat baru
bangun tidur. Sendi lutut kaki kanan dan persendian lainnya tidak dirasakan nyeri.
Keluhan ini disertai dengan bengkak pada lutut kaki kiri dan sendi ibu jari kaki kiri.
d. Riwayat Penyakit Dahulu :
i. Riwayat hipertensi :+
ii. Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
iii. Riwayat asma : disangkal
iv. Riwayat penyakit jantung : disangkal
v. Riwayat penyakit paru : disangkal
vi. Riwayat alergi : disangkal

2
3

e. Riwayat Penyakit Keluarga :


i. Riwayat hipertensi dalam keluarga : (+) pada suami
ii. Riwayat DM dalam keluarga : (+) pada ayah kandung
iii. Riwayat Asma dalam keluarga : disangkal
iv. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga : disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien tinggal bersama suami , ketiga anaknya dan menantunya. anak yang
pertmana dan kedua sudah berkeluarga dan tinggal dirumah yang berbeda.
Kebutuhan pasien dan keluarga dicukupi dari penghasilan dagangan anak-anakanya
yang apabila dijumlahkan dalam sebulan menghasilkan Rp. 2.000.000,-/bulannya
yang digunakan untuk keperluan pribadi termasuk berobat dan biaya rumah tangga.

7. Riwayat Kebiasaan :
Ny. K mempunyai kebiasaan makan sebanyak tiga kali sehari. Keluarga Ny. K
biasanya makan makanan yang dimasak olehnya atau membeli makanan di warung.
Ny. K jarang berolahraga atau melakukan aktivitas. Kebiasaan keluarga Ny.K sering
mengkonsumsi makanan yang mengandung purin yang dapat meningkatkan kadar
asam uratnya, seperti emping, kacang-kacangan contohnya tahu, tempe dan masakan
berbumbu kacang seperti gado-gado, ketoprak.

C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan tanggal 12 juli 2017
1. Keadaan Umum : Tampak baik
2. Kesadaran Umum : Compos Mentis
3. Vital Sign :
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Nadi :78x / menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,5 C
4. Status Gizi
Berat badan : 59kg

3
4

Tinggi badan : 149cm


IMT : BB/ TB2 = 24
Berdasarkan IMT, maka pasien termasuk dengan berat badan normal.
5. Status Generalis
Kepala : normochepal
Mata : konjungtiva : anemis (-/-)
sklera : ikterik (-/-)
pupil : bulat, isokor, Refleks cahaya langsung (+/+), tidak langsung (+/+)
palpebra : udema (-/-)
THT : liang telinga : lapang kanan/kiri
sekret/serumen : -/-
perdarahan : -/-
tonsil : T1-T1 tenang
hidung : tidak ada deviasi septum, epistaksis (-)
Pharing : tidak hiperemis
mulut : simetris
lidah : tidak ada kelaianan
leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : Cor : inspeksi : Simetris hemitoraks kanan dan kiri.
palpasi : Simetris hemitoraks kanan dan kiri
Perkusi :Batas jantung kanan : ICS VI linea parasternalis dextra
Batas jantung kiri : ICS V line midklavikula sinistra
batas jantung kiri : ICS V linea midkalvikula sinistra
Batas Jantung atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Pulmo : Vesikuler -/-, Ronkhi -/- , wheezing -/-
Abdomen : bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat, edema : - -
- -
6. Status Lokalis :
L: bengkak ( +)
F: nyeri tekan ( + )
M: pergerakkan aktif ( + )

4
5

D. Usulan Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan laboratorium : Asam urat
Kolesterol total
Trigliserida

5
6

I. BERKAS KELUARGA
B. Profil Keluarga
2. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala keluarga:
Nama : Tn. E. H
Umur : 70 tahun.
b. Identitas Pasangan :
Nama : Ny. K
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Alamat : Jalan H. Murtadho, Jakarta Pusat
Pejerjaaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : Sekolah Dasar
Agama : Islam
c. Struktur Komposisi Keluarga :
Bentuk keluarga ini menurut Friedman adalah Extended Family dimana dalam
keluarga ini terdapat keluarga inti ditambah keluarga yang lain (mempunyai hubungan
darah) misalkan menantu, cucu Ny. K 1 orang . Ny K tinggal bersama ketiga anaknya
dan satu orang menantunya.

Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah


Keduduk
NO Nama an dalam Gender Umur Pendidikan Pekerjaan
keluarga
1 Edin Bapak L 70 SD Pedagang
Hasir
2 Kurniasih Ibu P 59 SD Ibu rumah
(pasien) tangga
3. Imam Anak L 26 SMA Swasta
ketiga
4. Ratna Istri dari P 24 SMA Ibu rumah
anak tangga
ketiga
5. Yanti Anak ke P 22 SMA Belum
empat bekerja
6. Malik Anak L 20 SMP Belum
kelima bekerja
7. Nisa Cucu P 4 - -

6
7

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal : padat

Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal


Karakteristik rumah dan lingkungan Kesimpulan
Luas rumah 15 x 7 m2 Pasien tinggal bersama suami dan anak-
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 5 orang. anaknya beserta istrinya. Rumahnya
Lantai rumah dari keramik, dinding rumah dari merupakan milik sendiri dengan luas
tembok bangunan 15 x 7 m2, tidak bertingkat, lantai
Jamban keluarga : ada terbuat dari keramik, dinding rumah terbuat
Penerangan listrik : cukup dari tembok, ada jamban keluarga dan
Ketersediaan air bersih : ada penerangan yang cukup, dan air bersih yang
cukup.
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 7 Orang
Bertingkat/tidak bertingkat: tidak bertingkat
Lantai rumah dari : semen
Dinding rumah dari : tembok
Karakteristik rumah dan lingkungan
Jamban keluarga: ada
Penerangan listrik : 400 watt
Ketersediaan air bersih : ada
Tempat pembuangan sampah : ada

d. Kepemilikan barang barang berharga :


- Satu unit televisi
- Dua unit kipas angin
- Satu unit tempat tidur
- Satu unit dispenser
- Satu unit rice cooker
- Satu unit kulkas
- Satu unit motor
- Satu unit meja belajar

e. Denah rumah

7
8

5. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


f. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Ny. K biasanya
menunggu 3-4 hari terlebih dahulu. Apabila tidak ada perubahan, keluarga Ny. K akan
berobat ke Puskesmas.

g. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan


Seluruh anggota keluarga Ny. K memakai kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) dalam pengobatan. Jarak dari rumah ke puskesmas terjangkau dengan
menggunakan sepeda motor atau naik angkot. Pasien merasa cukup puas dengan
pelayanan Puskesmas.

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Faktor Keterangan Kesimpulan
Jalan kaki
Cara mencapai pusat
Angkot Angkot
pelayanan kesehatan
Kendaraan pribadi
Sangat mahal
Mahal
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau Terjangkau
Murah
Gratis
Sangat memuaskan
Memuaskan
Kualitas pelayanan kesehatan Memuaskan
Cukup memuaskan
Tidak memuaskan

h. Perilaku terhadap makanan

Keluarga Ny. K mempunyai kebiasaan makan sebanyak tiga kali sehari.


Ny. K dan keluarga belum menerapkan pola gizi seimbang sesuai dengan pedoman
gizi. Keluarga Tn. K biasanya sarapan nasi dan lauk. Pada siang dan malam hari,
Ny. K hanya biasanya makan makanan yang dimasak olehnya atau membeli
makanan di warung makan. Ny. K sering mengkonsumsi makanan kacang-
kacangan sehari- hari seperti tahu dan tempe. Ny. K dan keluarga juga jarang
mengonsumsi buah, sayur dan daging- dagingan.
i. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Keluarga Ny. K tinggal dirumah yang berada pada lingkungan yang
cukup padat penduduk. Rumah tersebut padat karena satu rumah ditempati

8
9

oleh 6 orang. Rumah memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga
sekaligus ruang tv, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Rumah Ny. K memiliki 2
jendela yang bisa dibuka, 2 ventilasi, 1 pintu masuk. Keluarga Ny. K
menggunakan air sanyo untuk mandi dan keperluan sehari-hari seperti makan
dan minum.

7. Pola konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan

Keluarga Ny. K mempunyai kebiasaan makan sebanyak tiga kali


sehari. Biasanya mereka makan pada pagi, siang dan malam hari. Menu
makan sehari-hari biasanya nasi, ikan, ayam, tahu tempe, telur atau sayur.
Keluarga Ny. K mengonsumsi 1 liter perhari, termasuk kurang minum air
putih.
Keluarga tersebut selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan sabun serta merapikan dan
membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan.

b. Menerapkan pola gizi seimbang

Untuk penerapan pola gizi seimbang Ny. K sebaiknya mengikuti


Pedoman Gizi Seimbang yang dijabarkan menjadi 13 pesan dasar, sebagai
berikut :
1. Membiasakan makan pagi (sarapan) untuk memelihara ketahanan
fisik dan meningkatkan produktivitas.
2. Makanlah makanan sumber karbohidrat, namun hanya setengah dari
kebutuhan energi. Membatasi energi atau sekitar 3-4 sendok per
hari. Idealnya sekitar 50-60% kebutuhan energy diperoleh dari
karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-4 piring nasi.
3. Makanlah beragam makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), zat
pembangun (protein), serta zat pengatur (vitamin dan mineral).
4. Membaca label pada makanan yang dikemas, untuk mengetahui
komposisi bahan penyusun, gizi, serta tanggal kadaluarsa.
5. Membatasi konsumsi lemak dan minyak hingga seperempat dari
kecukupan energi. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan

9
10

dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan


penyakit jantung koroner.
6. Menggunakan garam yang mengandung yodium untuk mencegah
timbulnya gangguan akibat kekurangan yodium yang dapat
menghambat perkembangan tingkat kecerdasan, penyakit gondok,
dan kretin (kerdil). Konsumsi garam dianjurkan tidak lebih dari 6
gram (1 sendok teh) per hari.
7. Mengkonsumsi makanan sumber zat besi. Sumber zat besi yang
baik diantaranya adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan,
hati, telur dan daging.
8. Makan untuk memenuhi kebutuhan energi, yang dapat terpenuhi
dari tiga sumber utama, yaitu karbohidrat, protein dan lemak.
9. Meminum air bersih, aman dan jumlah yang cukup, yaitu minimal 2
liter atau setara dengan 8 gelas setiap harinya.
10. Menghindari konsumsi minuman berakohol.
11. Mengkonsumsi makanan yang aman bagi kesehatan, yaitu bebas
dari bahan kimia dan mikroba berbahaya yang dapat menyebabkan
sakit.
12. Melakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur untuk
mendapatkan berat badan normal dan mengimbangi konsumsi
energi yang berlebihan.

Pola makan pasien selama 3 hari sebagai berikut :

Tabel 4. Menu Makanan Pasien pada tanggal 12 juli 2017


Menu Kalori (kal) Karbohidrat Protein (gr) Lemak (gr)
(gr)
Pagi Air putih 2 - - - -
gelas

Teh manis 90 23,4 - -

Pisang 1 129 24,5 1,3 2,9


potong

Minyak 150 - - 15

10
11

Siang Nasi putih 1 175 40 4 -


porsi

Ayam 75 - 7 5

Tahu 37,5 3,5 2,5 1,5

Minyak 150 - - 15

Air putih 2 - - - -
gelas
Malam Nasi putih 1 175 40 4 -
porsi

Lele 204 7,26 14,93 12,35

Minyak 150 - - 15

Air putih 2 - - - -
gelas
Jumlah 1268,5 138,66 33,73 66,75

Tabel 5. Menu Makanan Pasien Pada Tanggal 11 Juli 2017


Menu Kalori (kal) Karbohidrat Protein (gr) Lemak (gr)
(gr)
Pagi Nasi putih 1 175 40 4 -
porsi

Telur dadar 75 - 7 5

Minyak 150 - - 15

Teh manis 90 23,5 - -

Air putih 2
gelas - - - -

Siang Nasi putih 1 175 40 4 -


porsi

Sayur asem 50 10 3 -

Ayam 75 7 5 3

Minyak 150 - - 15

Air putih 2 - - - -
gelas

11
12

Malam Pisang 1 129 24,5 1,3 2,9


potong

Minyak 150 - - 15
Jumlah 1219 155 24,3 55,9

Tabel 1.7 Menu makanan Pasien Pada Tanggal 10 Juli 2017


Menu Kalori (kal) Protein (gr) Karbohidrat Lemak (gr)
(gr)
Pagi Nasi putih 1 175 4 40 -
porsi

Telur dadar 75 7 - 5

Minyak 150 - - 15

Teh manis 90 - 23,5 -


Siang Nasi putih 1 175 4 40 -
porsi

Sayur asem 50 3 10 -

Tahu 37,5 2,5 3,5 1,5

Minyak 150 - - 15

Air putih 2 - - - -
gelas
Sore Nasi putih 1 175 4 40 -
porsi

Sayur asem 50 3 10 -

Tahu 37,5 2,5 3,5 1,5

Minyak 150 - - 15

Air putih - - - -

Jumlah 412.5 9,5 53,5 16,5

Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Brocca


Jumlah kebutuhan kalori perhari :

12
13

1. Berat badan ideal = 90% (TB-100) = 90% x 47 = 42.3kg


2. Kebutuhan kalori basal =
BB ideal x 25 kalori (wanita) = 42.3 kg x 25 kalori = 1.057,5 kalori
3. Usia diatas 40 tahun = - (5% x kebutuhan basal )
= - (5% x 1.057,5) = -52,87 = 53
4. Aktivitas sedang = +(20% x keb basal)
= + 211,5
Jumlah kebutuhan kalori Ny. K :
= 1.057,5 53 + 211,5 = 1.216 kkal
5. Kebutuhan zat gizi
a. Karbohidrat (60-70%) = 1.057,5 X 60% = 634,5 kkal : 4 = 158,6 gr
b. Protein (10-15%)= 1.057,5 X 20% = 211,5 kkal : 4 = 52,8 gr
c. Lemak (20-25%)= 1.057,5 X 20% =211,5 kkal : 9 = 23,5 gr

Interpretasi terhadap food recall pasien:


Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa . K mendapat total kalori per hari :
Total kalori : (1057,5 + 1216 + 211,5) / 3 = 828,3kalori.
Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan energi/kalori serta kebutuhan
zat gizi pada pasien, juga dengan melihat food recall pasien selama 3 hari sebelum
datang ke puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan
pasien kurang memenuhi jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya.

j. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Fasilitas yang telah cukup tersedia memudahkan keluarga Ny. K untuk
melaksanakan pola hidup lebih sehat dan membantu menyelesaikan masalah
kesehatan Ny. K (pasien).
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan peran serta yang
aktif dari seluruh anggota keluarga terutama anak-anak pasien yang sudah dewasa
dalam merawat dan memperhatikan pasien. Peran keluarga pada saat ini kurang
memperhatikan keadaan kesehatan pasien terutama dalam mengawasi pola makan
dan gaya hidup pasien.

13
14

B. Genogram
1.Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga dari Tn. E yaitu Extended Family.
2. Tahapan siklus keluarga:
Tahapan siklus keluarga Tn. E dan Ny. K termasuk ke dalam beberapa tahap
diantaranya:
- Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa ( The Family with adolescent)
Genogram

= Laki laki = hubungan menikah

= Perempuan = hubungan keturunan

= Laki- laki meninggal = tinggal satu rumah

= Perempuan meninggal

3. Fungsi Keluarga

14
15

a. Biologis
Secara aspek biologis keluarga Ny. K telah menjalankan fungsinya dengan
baik. Ny. K telah memiliki 5 anak dan dapat memelihara dan membesarkan
keturunan.
b. Psikologis
Secara psikologis Ny. K memiliki hubungan yang baik dengan ke 5 anaknya,
terlebih ketiga anaknya yang tinggal bersamanya. Komunikasi didalam rumah baik,
tetapi menantunya kurang memperhatikan dikarenakan sibuk dengan pekerjaan.
Anak pertama dan kedua tinggal berdekatan dan sering bermain kerumah.
c. Sosial
Keluarga Ny. K dapat bersosialisasi dan beradaptasi dengan baik dengan
tetangga disekitar.
d. Ekonomi
Ny. K sebagai ibu rumah tangga tidak memiliki penghasilan. Setiap bulan ia
mendapatkan pesangon sebesar Rp 2.000.000, uang digunakan untuk berobat dan
digunakan untuk membantu kebutuhan rurmah tangga
e. Pendidikan
Ny. K menyeselesaikan pendidikannya sampai tingkat SD dan anak-anaknya
dapat menuntaskan pendidikan wajib 12 tahun sampai SMA

E. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga


1. Masalah dalam organisasi keluarga :
Pasien sering mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan anaknya bekerja pada siang
hari. Hal ini yang menyababkan pasien sering mengeluh badan pegal-pegal dan nyeri
pada bagian sendi lutut pada saat baru bangun tidur
2. Masalah dalam fungsi biologis :
Pasien saat ini menderita Arthritis Gout yang disebabkan karena kebiasaaan makan
kacang-kacangan, dan juga emping.
3. Masalah dalam fungsi psikologis :
Pasien sering stress memikirkan kehidupan keluarganya yang kemudian menyebabkan
kondisi badan menjadi semakin lemah.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebetuhan :

15
16

Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari suami pasien sendiri dan anak-
anaknya. Penghasilan yang didapat dirasakan cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan
untuk berobat ke puskesmas.
5. Masalah lingkungan :
Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan yang padat penduduk.
6. Masalah perilaku kesehatan :
Keluarga masih belum cukup mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan
kesehatan.

BAB II
Diagnosis Holistik
B. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke Puskesmas dengan menggunakan angkot, alasan pasien
datang ke puskesmas yaitu biaya yang murah serta kualitas pelayanan kesehatan yang
memuaskan bagi pasien. Pasien datang berobat dengan harapan rasa sakit yang
mereka rasakan dapat hilang dengan bantuan dokter. Terkadang pasien mendapatkan
pengetahuan tentang penyakitnya tidak secara keseluruhan sehingga menyebabkan
mereka menjadi acuh dengan penyakit yang dideritanya
2. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien,
a) Diagnosis kerja : Gout Arthritis
b) Diagnosis banding : Rhematoid Arthritis
Pasien didiagnosis Arthitis Gout dengan diagnosis banding Rheumatoid Arthritis dan
Osteo Arthritis. Dipilih Rheumatoid Arthritis dan Osteo Arthritis karena ketiga
penyakit tersebut sama-sama menimbulkan rasa sakit, kekakuan dan peradangan di
persendian tetapi polanya berbeda.
3. Aspek risiko internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
a) Pola makan : pola makan Ny. K tinggi purin (kacang-kacangan, emping,
dan lain-lain) serta minum minuman beralkohol dapat memicu kekambuhan
nyeri pada lutut.
b) Kebiasaan : kebiasaan Ny. K jarang minum air putih dan jarang
brolahraga.

16
17

c) Genetik : Ny. K tidak memiliki keturunan dengan keluhan seperti pada


Gout Arthritis.
d) Usia : Ny. K berusia 59 tahun dan semakin bertambahnya usia
meningkatkan risiko Gout arthritis.
4. Aspek psikososial keluarga : (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Dukungan keluarga terhadap pasien dapat dilihat dengan adanya sikap saling
membantu jika ada anggota keluarga yang sakit. Hal ini menjadi kekuatan tersendiri
yang ada di keluarga pasien yang menyebabkan permasalahan kesehatan dapat
terselesaikan dengan cukup baik. Namun kondisi keuangan yang dapat menyebabkan
tidak semua masalah kesehatan tersebut dapat diselesaikan.
5. Aspek fungsional : (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di
dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas dalam menjalankan fungsi sosial dapat dijalankan oleh pasien. Namun
ketika nyeri lutut dirasakan, pasien tidak dapat melakukan aktivitas fisik.

17
18

18
19

E. Rencana pelaksanaan

Tabel 4. Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Biaya Keterangan


diharapkan
Aspek Meningkatkan kesadaran Pasien Pada saat berkunjung Sadar akan pentingnya Tidak perlu biaya Tidak menolak
personal pentingnya berobat ke ke puskesmas berobat.
dokter

Aspek klinik Pemberian obat Pasien Pada saat berkunjung Pasien sembuh Perlu biaya untuk Tidak menolak
allupurinol, obat ke puskesmas berobat yaitu
analgetik dan melakukan sebesar Rp.2000,-
pemeriksaan fisik

Menolak
Aspek risiko Menjelaskan kepada Pasien dan Pada saat berkunjung Pasien mengurangi Tidak perlu biaya
internal pasien dan keluarga keluarga ke rumah pasien dan konsumsi makanan
tentang penyakit yang ke puskesmas yang memicu
dialaminya. kambuhnya arthritis
goutnya
Aspek psiko Menjelaskan kepada Keluarga Pada waktu Keluarga membantu Tidak perlu biaya. Tidak menolak
sosial keluarga supaya dapat berkunjung ke rumah semua keperluan
keluarga membantu semua pasien pasien.
keperluan pasien

19
20

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Biaya Keterangan


diharapkan
Aspek Menjelaskan kepada Pasien dan Pada saat berkunjung Waktu istirahat yang Tidak perlu biaya Tidak menolak
fungsional pasien agar melakukan keluarga ke rumah pasien cukup, membuat
aktivitas ringan saja kondisi tubuh menjadi
sehat.

20

You might also like