Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok A-5
Desi Mulyawati 1720333588
Desty Erza A. 1720333589
Dewi Angraeni 1720333590
Dian Elizabeth 1720333591
Dwi Fajrillah 1720333592
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar akan
mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga amat memengaruhi seluruh
sistem tubuh (Nina, 2008).
Di Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan
rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih
dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu
tim trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah thoraks,
bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi medik,
psikiatri, dan psikologi (David, S. 2008).
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung,
pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat
yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat) (Wim de Jong, 2005).
Kecepatan dari penyembuhan luka dapat dipengaruhi dari zat-zat yang
terdapat dalam obat yang diberikan, jika obat tersebut mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan penyembuhan dengan cara merangsang lebih cepat pertumbuhan sel-sel
baru pada kulit (Prasetyo et al., 2010). Salah satu upaya terapi luka bakar adalah
dengan pemberian bahan yang efektif mencegah inflamasi sekunder (Rahim et al.,
2011)
B. Rumusan masalah
a. Obat apa saja yang digunakan untuk luka bakar dan swamedikasi yang diberikan
pada pasien?
C. Tujuan Makalah
Tujuan Makalah ini adalah untuk mengetahui :
a) Defenisi Luka Bakar, etiologi dan patofisiologinya
b) Jenis obat yang digunakan untuk mengobati Luka bakar
c) Swamedikasi yang diberikan kepada pasien untuk mengobati Luka bakar
BAB II
PEMBAHASAN
a) Defenisi
Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar akan
mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga amat memengaruhi seluruh
sistem tubuh (Nina, 2008).
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi (Wim de Jong. 2005).
b) Etiologi
Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak hal yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas api secara langsung
maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan
kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat) (Wim de
Jong. 2005).
Bahan kimia yang dapat menyebabkan luka bakar adalah Asam kuat atau basa
kuat acids atau bases. Luka bakar akibat bahan kimia umumnya disebabkan karena
sifat kimiawi bahan tersebut yang tajam dan dapat membakar kulit, seperti [sodium
hidroksida], silver nitrate, dan bahan kimia berbahaya lainnya (seperti asam sulfur
ataupun asam nitrat). Asam hidroflorik dapat menyebabkan kerusakan tulang, namun
jenis kerusakan yang terjadi sulit dibuktikan.
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan
dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh
kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan
luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm
sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada
kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan
kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan
dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu
lapisan jaringan ikat (David, S. 2008).
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Meningkatnya
permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal
itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat
luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan,
masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran
cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%,
biasanya mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari
20% akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat,
dingin, berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin
berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam
(James M Becker 118-129)
e) Terapi
Non farmakologi
Yang boleh diberikan kepada penderita :
1. Cairan susu
Susu merupakan cairan yang paling bagus untuk mengompress luka bakar
kecil. Rendam daerah luka dengan susu selama 15 menit atau lebih. Bila anda
kesulitan merendam, anda bisa menggunakan handuk yang telah dibasahi susu
untuk menutup daerah yang terbakar. Lemak yang terdapat dalam susu akan
menyejukan daerah yang terbakar dan mempercepat penyembuhan.
2. Lidah buaya akan mempercepat proses penyembuhan. Dua atau tiga hari
setelah terluka, anda dapat membubuhi daerah luka dengan cairan dari daun
lidah buaya. Kesejukan dari cairan itu akan membantu meredakan nyeri.
Gunakan empat sampai 5 kali sehari tanpa ditutup dengan perban.
3. Kentang juga bisa dipakai untuk pertolongan luka bakar. Irislah kentang lalu
tutup daerah yang terbakar menggunakan irisan tersebut. Zat tepung pada
kentang akan menetralisir luka bakar, rasa nyeri dan mencegah pembentukan
jaringan parut.
4. Madu yang digunakan untuk menutup luka akan menyejukan luka, meredakan
nyeri dan mempercepat penyembuhan. Madu juga akan mencegah infeksi
kuman serta melindungi daerah luka.
5. Minyak lavender akan meredakan rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan
serta mencegah jaringan parut. Pertama tama, bersihkan daerah luka dengan
air dan sabun. Campur minyak lavender dengan minyak zaitun dengan
perbandingan 1 : 3. Selanjutnya tutuplah daerah luka dengan campuran tadi.
Hal yang harus diperhatikan :
1. Jangan mengoleskan odol, kecap, mentega pada daerah yang terkena luka bakar.
Bahan ini hanya akan menyebabkan infeksi pada luka bakar dan bahkan
memperlama proses penyembuhannya.
2. Menutup luka bakar dengan menggunakan putih telur akan mencegah luka bakar
menjadi kering.
3. Jangan memecah bula/lepuhan. Memecah bula hanya akan membuat infeksi pada luka
bakar. Jika bula terlanjur pecah, bersihkan dan sementara tutup dengan kasa steril.
4. Jangan menekuk daerah yang terkena luka bakar, terutama pada daerah persendian
karena akan menyebabkan kontraktur/pemendekan yang akan menyusahkan proses
penyembuhannya.
5. Cepat berikan penanganan medis kepada penderita jika mengalami luka bakar berat
atau luas. Kemungkinan penderita memerlukan oksigen jika mengalami
udem/pembengkakan laring, atau perlu cairan infus karena luasnya luka bakar
sehingga penguapan yang terjadi juga masif atau perlu diberikan antibiotik masif atau
injeksi anti tetanus.
Terapi Farmakologi
(Kee, Joyce L. 1996)
Obat Kekuatan Obat Pemakaian Dan
Pertimbangan
Dari kasus diatas dapat dipilihkan obat antibiotik untuk anak 5 tahun yaitu silver sulfadiazine
contoh merknya burnazin.
A. Kesimpulan
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan
yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik,
bahan kimiawi, cahaya dan radiasi.
Swamedikasi hanya dapat diberikan untuk luka bakar ringan dan preventif
pada luka bakar berat yang akan dirujuk ke rumah sakit. Swamedikasi pada luka bakar
ringan dapat diberikan sulfadiazin sebagai pencegah penyebaran infeksi.
B. SARAN
Perlu adanya pemecahan masalah klinis dalam pemecahan kasus dalam
memberikan terapi obat dengan swamedikasi.
DAFTAR PUSTAKA
David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam : Surabaya Plastic
Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com
Nina, R. 2008. Efek Penyembuhan Luka Bakar Dalam Sediaan Gel Ekstrak Etanol 70% Daun
Lidah Buaya (Aloe Vera L.) pada Kulit Punggung Kelinci New Zealand. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC.
Jakarta. p 66-88