You are on page 1of 11

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN

GANGGUAN PSIKOLOGI IBU POST PARTUM BLUESS

OLEH:

PENINA GALANDJINDJINAY

NIM: 1563030020

KOORDINATOR: Ns HASIAN LENIWITA, M.kep

AKADEMI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmatNya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul POST PARTUM
BLUESS tugas ini saya buat sebagai pemenuhan mata ajar keperawatan maternitas
dan untuk mengetahui tanda dan gejala-gejala yang terjadi pada masa nifas.

Tidak lupa saya ucapkan rasa syukur dan terima kasih saya kepada Ibu Hasian
sebagai dosen sebagai koordinator Mata Ajar yang mana telah memberikan tugas ini
dan dorongan serta waktu bagi saya, sehingga terwujudnya Makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan dengan sebaik-
baiknya.

Jakarta, 20 Mey 2017


DAFTAR ISI

COVER................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................

1.1 Latar belakang...................................................................


1.2 Rumusan masalah.............................................................
1.3 Tujuan..............................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................

2.1 Definisi...........................................................................

2.2 Gejala-gejala post partum bluess..................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelahiran seorang anak akan menyebabkan timbulnya suatu tantangan mendasar


terhadap struktur interaksi keluarga. Bagi seorang ibu, melahirkan bayi adalah suatu
peristiwa yang sangat membahagiakan sekaligus juga suatu peristiwa yang berat,
penuh tantangan dan kecemasan. Sehingga dapat dipahami bahwa mengapa hampir
70 persen ibu mengalami kesedihan atau syndrome baby blues setelah melahirkan
(Shinaga, 2006). Sebagian besar ibu dapat segera pulih dan mencapai kestabilan,
namun 13% diantaranya akan mengalami depresi postpartum (Shinaga, 06).
Saat ini dalam setiap menit, setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh
komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, kematian,persalinan dan nifas.
Organisasi Kesehatan dunia ( WHO ) melaporkan bahwa kematian ibu diperkirakan
sebanyak 500.000 kematian disetiap tahun diantaranya 99% di negara berkembang.
Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat adalah menurunkan angka
kematian maternal dan perinatal. Angka kejadian post partum blues diluar negeri
cukup tinggi mencapai 26-85%. Secara global diperkirakan 20% wanitamelahirkan
menderita post partum blues. Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal
masih tinggi. Hasil survey demografi indonesia pada tahun 2003, AKI yaitu 307
/100.000 kelahiran hidup( Depkes, 2004 ). Untuk itu diperlukan asuhan keperawatan
yang tepat agar tidak terjadi angka kematian pada ibu post partum saat melewati
proses persalinan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan post partum bluess?
2. Apa saja faktor penyebab post partum bluess ?
3. Bagaimana cara mengatasi masalah ibu post partum bluess?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan umum: untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan post
partum blues pada ibu post partum
Tujuan khusus: 1. untuk mengetahui dukungan keluarga berhubung dengan
dengan kejadian ibu post partum bluess
2. untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang post partum
bluess

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi

Post-partum blues atau sering juga disebut maternity blues atau baby blues
merupakan suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam
minggu pertama setelah persalinan. Post-partum blues adalah kesedihan ata
kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni
sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Definisi lain dari
postpartum blues adalah keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu
mengalami kesedihan sementara yang berlangsung sangat cepat pada masa
awal post partum.

Post Partum Blues adalah perasaan sedih dan depresi segera setelah persalinan,
dengan gejala dimulai dua atau tiga hari pasca persalinan dan biasanya hilang
dalam waktu satu atau dua minggu (Gennaro, dalam Bobak dkk., 2004).
Periode Post Partum adalah periode waktu yang muncul sesegera setelah seorang
wanita melahirkan hingga 52 minggu (Registered NursesAssociation of Ontario,
2005).

Post partum blues adalah suatu tingkat keadaan depresi bersifat sementara yang
dialami oleh kebanyakan ibu yang baru melahirkan karena perubahan tingkat
hormon, tanggung jawab baru akibat perluasan keluarga dan pengasuhan terhadap
bayi. Keadaan ini biasanya muncul antara hari ke-tiga hingga ke-sepuluh pasca
persalinan, seringkali setelah pasien keluar dari rumah sakit. Apabila gejala ini
berlanjut lebih dari dua minggu, maka dapat menjadi tanda terjadinya gangguan
depresi yang lebih berat, ataupun psikosis post partum dan tidak boleh diabaikan
(Novak dan Broom, 2009).
Post-partum blues atau sering juga disebut maternity blues atau baby blues
merupakan suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam
minggu pertama setelah persalinan. Post-partum blues adalah kesedihan ata
kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni
sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Definisi lain dari
postpartum blues adalah keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu
mengalami kesedihan sementara yang berlangsung sangat cepat pada masa
awal post partum.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa; Post partum blues adalah
suatu keadaan psikologis setelah melahirkan yang bersifat sementara dan dialami
oleh kebanyakan ibu baru, muncul pada hari ke-tiga atau ke-empat dan biasanya
berakhir dalam dua minggu pasca persalinan,ditunjukkan dengan adanya perasaan
sedih dan depresi tingkat ringan sehingga kemungkinan terjadi gangguan yang
lebih berat.

2.2 Gejala-gejala post partum bluess

Gejala Utama : cemas tanpa sebab, menangis tanpa sebab, tidak sabar, tidak
percaya diri, sensitive, mudah tersinggung, merasa kurang menyayangi bayi, sulit
tidur, perubahan drastis berat badan, lelah dan lesu, ada perasaan membenci diri
sendiri, perasaan bersalah individu meras dirinya tidak berguna, tidak bisa
konsentrasi, menarik diri dari lingkungan, kehilangan terhadap minat sosial,
mudah marah, mudah terhasut dan kegelisahan secara mendalam, kehilangan
gairah terhadap suatu hal ( aktivitas).

Hansen, Jones (dalam Bobak dkk., 2004) menjelaskan bahwaPost partum blues
dapat menyebabkan serangan menangis, perasaan kesepian atau
ditolak,kecemasan, kebingungan, kegelisahan, kelelahan, mudah lalai, dan sulit
tidur. (Novak dan Broom, 2009).

Kennerley dan Gath menggambarkan suatu instrumen yang reliabel danvalid


yang mengukur tujuh gejala Postpartum Blues, yaitu perubahan suasana hati yang
tidak pasti, merasa tidak mampu, kecemasan, perasaan emosional yang
berlebihan, mengalami kesedihan, kelelahan, dan kebingungan atau fikiran yang
kacau (dalam Bobak dkk, 2004).

2.3 Faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi ibu post partum bluess

Perubahan Hormon, Faktor usia ( hamil usia muda, prima para, belum matangnya
reproduksi, dan lain-lain ), ketidaksiapan ibu menghadapi persalinan, Stress,
kelelahan pasca melahirkan, dan sekitarnya akibat operasi, takut kehilangan bayi,
ibu pernah mengalami gangguan kecemasan termasuk depresi sebelum hamil,
kondisi bayi yang cacat, ketergantungan pada alkohol atau narkoba, kurangnya
dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga, suami dan teman, kurangnya
komunikasi, perhatian dan kasih sayang dari suami, keluarga, mempunyai
permasalahan keuangan menyangkut biaya, dan perawatan bayi, kurangnya kasih
sayang dimasa kanak-kanak. (Novak dan Broom, 2009).

2.4 Penanganan post partum bluess

Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase


sebagai berikut :

1. Fase Taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari


pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian
ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan
sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung menjadi pasif
terhadap lingkungannya.
2. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan
rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan
dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul
percaya diri.
3. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat
menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat. Penanganan
gangguan mental post partum pada prinsipnya tidak berbeda dengan
penanganan gangguan mental pada momen-momen lainya. Para ibu yang
mengalami post-partum blues membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya.
Para ibu ini membutuhkan dukungan pertolongan yang sesungguhnya. Para
ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik
lainnya yang harus juga dipenuhi. Mereka membutuhkan kesempatan untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi yang menakutkan.
Mungkin juga mereka membutuhkan pengobatan dan/atau istirahat, dan
seringkali akan merasa gembira mendapat pertolongan yang praktis.Dengan
bantuan dari teman dan keluarga, mereka mungkin perlu untuk mengatur atau
menata kembali kegiatan rutin sehari-hari, atau mungkin menghilangkan
beberapa kegiatan, disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan dan
perawatan bayi.

2.5 Pencegahan post partum bluess


1. Pendekatan komunikasi terapeutik : mendorong pasien mampu meredakan
segala ketegangan emosi, dapat memahami dirinya, dapat mendukung
tindakkan konstruksif.
2. Peningkatan support mental/ dukungan keluarga : menyiapakan mental dalam
menghadapi anak pertama yang akan lahir, memperbanyak dukungan dari
suami, suami menggantikkan peran isteri ketika isteri kelelahan, ibu
dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja
melahirkan.
3. Tidur dan makan yang cukup.Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan
lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya
penting selama periode postpartum dan kehamilan.
4. Olahraga. Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan
peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat
Anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri Anda.
5. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan Jika
memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah
atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara
sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah
menyembuhkan postpartum yang diderita.
6. Beritahukan perasaan. Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan
perasaan yang Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri.
Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera
beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.
7. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan. Dukungan dari keluarga atau
orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat diperlukan. Ceritakan
pada pasangan atau orangtua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi
pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan selalu berada
di sisi Anda setiap mengalami kesulitan.
8. Persiapkan diri dengan baik Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan

2.6 Asuhan keperawatan pada ibu post partum bluess

1. Pengkajian
2. Prosedur : Data subyektif ; Paritas, pernah keguguran atau tidak, riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, ibu berkata terbatas-ata dan
mengeluh sering merasa sakit kepala, cemas, nafsu makan berkurang serta
tidak bisa tidur, Riwayat penyakit yang lalu.
Data obyektif : keadaan umum, kesadaran, tenda vital normal,
pemeriksaan fasik normal.
3. Planning : Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, menjelaskan
hasil pemeriksaan, melakukan informed concent, memberikan informasi
tentang keadaan umum ibu, perubahan fisiologis masa nifas, payudara,
ASI eksklusif, personal hygiene dan gizi, menganjurkan keluarga, teman
dan orang-orang yang terdekat dengan klien memberikan dukungan
psikologis, menganjurkan keluarga, teman dan orang-orang yangterdekat
dengan klien mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka dari situasi
yang menakutkan, melakukan kolaborasi dengan dokter obgin dan
psikolog untuk tindakan dan pemberian terapi, menganjurkan klien untuk
istrahat, menganjurkan klien untuk minum obat secara teratur sesuai
anjuran dokter.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Postpartum blues merupakan gangguan afek ringan yang muncul setelah


persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa
jam sampai sepuluh hari atau lebih. Namun pada beberapa minggu atau bulan
kemudian dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat (Freudenthal,
1999; Olds, 1999; Lowdermilk, Perry & Bobak, 2000).
Ibu yang mengalami postpartum blues, minat dan ketertarikan terhadap bayi
berkurang. Ibu akan mengalami kesulitan dalam merawat bayinya secara
optimal dan tidak bersemangat menyusui, sehingga kebersihan, kesehatan
serta tumbuh kembang bayi juga tidak optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Sitti Saleha, Asuhan kebidanan pada Masa Nifas, 2009, Jakarta : Salemba Medika

Bahiyatun, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, Jakarta : EGC

Lisnawati, Lilis, ST.keb, 2011. Buku Pintar Bidan (Aplikasi Penatalaksanaan Gawat
Darurat Kebidanan Di RumahSakit). Jakarta: tim.

http://simtakp.uui.ac.id/dockti/YULIANTI-skrisi_bab_i,ii,iiipdf

You might also like