You are on page 1of 6

Mikro Organisme Lokal

1.1. Mikro Organisme Lokal


Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan
sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair.
Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat,
glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan
MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik
rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme
dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong,
gandum, rumput gajah, dan daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan
gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal
dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong, nasi basi, dan urin sapi
MOL dapat dikatakan salah satu jenis pupuk cair. Mol juga memiliki
kandungan unsur hara dan unsur hara mikro. MOL sangat berperan dalam
perangsang tanaman dan sebagai pengendalian hama dan penyakit tanaman
MOL (Mikro Organisme Lokal) merupakan pemanfaatan bakteri yang
bermanfaat di sekitar yang berguna sebagai dekomposer. MOL dapat berasal
dari hasil pembusukan yang telah difermentasikan. Semakin busuk dan halus
bahan yang difermentasikan maka akan semakin cepat menjadi MOL
MOL yang berasal dari buah-buahan yang sedang dibuat, yang
telah/hampir busuk merupakan pembuatan MOL yang relatif cepat dan efisien
karena buah tersebut memiliki daging buah yang halus sehingga mudah untuk
busuk . Dalam pembuatan MOL yang lebih cepat maka bakteri dalam larutan
MOL membutuhkan glukosa, sumber bakteri, dan karbohidrat .
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan
sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair.
Bahan utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat,
glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan
MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik
rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme
dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong,
gandum, rumput gajah, dan daun gamal. Sumber glukosa berasal dari cairan
gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal
dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong, nasi basi, dan urin sapi
(Hadinata, 2008).
1.2. Tiga bahan utama dalam larutan MOL:
1. Karbohidrat. Bahan ini dibutuhkan bakteri/ mikroorganisme sebagai
sumber energi. Untuk menyediakan karbohidrat bagi mikroorganisme bisa
diperoleh dari air cucian beras, nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang,
gandum, dedak/ bekatul dll.
2. Glukosa. Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme
yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan mereka). Glukosa bisa
didapat dari gula pasir, gula merah, molases, air gula, air kelapa, air nira
dll.
3. Sumber Bakteri (mikroorganisme lokal). Bahan yang mengandung banyak
mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara lain buah-buahan
busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi, rebung bambu, bonggol
pisang, urine kelinci, pucuk daun labu, tapai singkong dan buah maja.
Biasaya dalam MOL tidak hanya mengandung 1 jenis mikroorganisme
tetapi beberapa mikroorganisme diantaranya Rhizobium sp, Azospirillium
sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut
phospat.
Ketiga bahan tersebut tinggal dicampur ditambah air dan ditutup rapat
atau biasa disebut difermentasi. Setelah 1-3 minggu bahan tersebut akan
mengeluarkan bau alkohol yang tajam, itu tandanya proses fermentasi
berhasil dan MOL sudah jadi. Jika kebalikannya, berbau busuk seperti bau
got atau bau bangkai berarti harus di ulang karena tidak jadi.
1.3. Kandungan dan Manfaat Bahan Bahan Mol
1.3.1. Kandungan Dan Manfaat Air Beras
Air cucian beras merupakan bahan yang digunakan sebagai sumber
karbohidrat, karbohidrat disini berfungsi sebagai bahan makanan untuk
mikroorganisme yang ada dalam larutan pupuk. Air cucian beras telah
diketahui oleh berbagai penelitian , bahwa ia memiliki kandungan nutrisi
yang sangat-sangat melimpah . Ada pun beberapa kandungan nutrisi utama
pada air cucian beras diantaranya: Karbohidrat sebesar 85 % hingga 90
% yang berupa pati , gula , protein , glutein , selulosa , hemiselulosa dan
juga beberapa jenis vitamin B yang tergolong cukup tinggi. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa Universitas di
Indonesia, ternyata air cucian beras sangat bermanfaat untuk kesuburan
tanaman, berfungsi untuk pengendali organisme pengganggu tanaman,
memperbanyak serta menyehatkan akar tanaman. Tentu pemanfaatan air
cucian beras sebagai pupuk tanaman adalah pola pertanian yang ramah
lingkungan(Lukitaningsih,2010).
1.3.2. Kandungan Dan Manfaat Gula Merah
Pemberian molases (gula merah yang telah dicairkan), pemberian ini
sekitar 200ml, diberikan kedalam larutan pertama. Fungsi dari larutan
molases ini sebagai makanan awal bagi mikroba yang akan bekerja
menguraikan bahan-bahan yang akan dibuat pupuk organik cair. Bahan-
bahan pupuk organik setelah diberikan bioaktivator dan tetes tebu,
kemudian diaduk. Bahan-bahan yang dibuat pupuk kemudian direndam
kedalam larutan tersebut. Gula termasuk dalam kelompok karbohidrat yang
terdiri dari 3 golongan yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida
monosakarida adalah contoh gula sederhana yangg merupakan turunan dari
disakarida. Apabila sukrosa dihidrolisis akan dihasilkan dua molekul gula
sederhana yaitu molekul glukosa dan fruktosa. Gula dalam bentuk glukosa,
maltosa, fruktosa, sukrosa, dan laktosa merupakan bahan yang umum
digunakan sebagai pemanis. Gula merupakan senyawa kimia yang termasuk
dalam golongan karbohidrat memiliki rasa manis, bersifat anhydrous dan
kelarutannya dalam air mencapai 67,7% dalam suhu 200C. Konsentrasi gula
merah dalam air dalam penelitian telah disesuaikan dengan kelarutan
maksimum dari gula dalam air. Kelarutan gula dalam air dapat ditingkatkan
dengan menggunakan panas (Rao, 2010).
1.3.3. Kandungan Buah Yang Digunakan
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna
raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya
(Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. paradisiaca) menghasilkan buah
konsumsi yang dinamakan sama. Hampir semua bagian pisang dapat
dijadikan mikroorganisme lokal. Hal ini disebabkan karena pisang
mengandung Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dan Sitokinin. Selain itu
dalam mol bonggol pisang tersebut juga mengandung 7 mikroorganisme
yang sangat berguna bagi tanaman yaitu : Azospirillium, Azotobacter,
Bacillus, Aeromonas, Aspergillus, mikroba pelarut phospat dan mikroba
selulotik. MOL bonggol pisang juga tetap bisa digunakan untuk dekomposer
atau mempercepat proses pengomposan
Air sabun
Berfungsi untuk membuang mikroba yang tidak terpakai dalam mol

2. Aquaponik
2.1. akuaponik
Akuaponik adalah penggabungan antara akuakultur (budidaya ikan) dan
hidroponik (budidaya tumbuhan). Akuaponik menjadi salah satu solusi
bertenak sekaligus menanam diperkotaan dengan menggunakan lahan sempit.
Sistem akuaponik dicetuskan sebagai bagian dari upaya menangulangan
semakin sempitnya lahan budidaya diperkotaan dan semakin tingginya
permintaan pasar terhadap kebutuhan ternak ikan dan sayur. Sistem akuaponik
dapat diterapkan dalam skala rumah tangga bahkan industri. Alat dan bahan
yang digunakan dalam pembuatan akuaponik merupakan alat dan bahan
sederhana dan dengan harga terjangkau.
2.2. Prinsip Dasar Aquaponik
Sistem akuaponik dalam prosesnya menggunakan air dari tanki ikan
kemudian disirkulasikan kembali melalui suatu pipa dimana tanaman akan
ditumbuhkan, yang apabila dibiarkan di dalam tanki akan menjadi racun bagi
ikanya. Bakteri nitrifikasi merubah limbah ikan sebagai nutrien yang dapat
dimanfaatkan tanaman (Gambar 1). Kemudian tanaman akan berfungsi
sebagai filter vegetasi yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang
tidak berbahaya bagi ikan, dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk
memelihara ikan. Dengan siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan.

Secara umum, sistem akuaponik menggunakan sistem resirkulasi yaitu


memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dalam budidaya ikan dengan
filter biologi dan fisika berupa tanaman dan medianya. Resirkulasi yang
digunakan berisikan kompartemen pemeliharaan dan kompartemen
pengolahan air. Untuk sistem pengolahan air biasanya tersusun atas
kompartemen dekantasi, kompartemen filtrasi, kompartemen oksigenasi, dan
kompartemen sterilisasi. Penggunaan bahan-bahan filter, misalnya batu zeolit
atau filter diam, atau tanaman air, sebagai substrat bakteri yang mampu
mengatasi dan mengatur kelebihan senyawa-senyawa nitrogen berbahaya
untuk ikan pada sistem
2.3. Perbedaan akuaponik dan hidroponik
Pada prinsipnya yaitu sama antara hidroponik dengan aquaponik di lihat
dari cara kerjanya yang sama sama tidak menggunakan media tanah yaitu
sama-sama menggunakan nutrisi yang ada dari air, namun disini yang
membedakannya adalah untuk hidroponik pemberian nutrisinya terpisah
melalui air, sedangkan aquaponik dengan cara menggabungkan sistem yang
ada pada hidroponik dengan pembuatan kolam ikan dan untuk nutrisi yang
akan dialirkan yaitu dari kolam ikan tersebut, sistem aquaponik akan
menghasilkan kotoran pada kolam ikan yang di keluarkan oleh ikan dan akan
terurai sehingga akan menghasilkan nutrisi untuk tanaman.
2.4. Keuntungan Akuaponik
Aplikasinya baik secara teoritis, praktis dan ekonomis tentu saja
akuaponik akan sangat menguntungkan sekali, karena lahan yang dipakai
tidak akan terlalu luas, memiliki hasil produksi ganda, hemat air, mengurangi
penggunaan bahan kimia serta bersifat organik.
Keuntungan secara praktis sudah barang tentu kita tidak perlu
mencangkul, merumput, menggembur dan membungkuk atau aktifitas lainnya
yang menyiksa badan. Sistem akuaponik tidak menggunakan pupuk dan
pestisida. Juga tidak perlu untuk menyiram sayuran setiap hari. Anda hanya
memberi makan kepada ikan lalu menyebabkan anda mendapat sayuran dan
ikan segar. Hasil panen tanaman dari akuaponik tentunya memiliki nilai harga
jual yang cukup tinggi di supermarket karena bersifat organik.

You might also like