Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PEMBIMBIMBING
OLEH
Dewiana chaniago
M.arifuddin mrp
Victor sitohang
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAI
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat yang dicurahkan-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu yang berjudul Asuhan
kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman, atas dorongan yang telah diberikan kepada
Makalah ini juga tidak luput dari kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan oleh
keterbatasan kemampuan dan literatur yang sangat kurang yang ada pada penulis, kepada
dosen penulis mohon maaf. Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari
sempurna, segala sumbang saran, gagasan, pemikiran dan koreksi dari semua pihak yang
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri,
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
2.1 Defenisi....................................................................................................................4
2.2 Etiologi....................................................................................................................4,5
2.3 Fatofisiologi............................................................................................................6,8
SISTEM PENCERNAAN................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Gastroenteritis biasa disebut diare adalah salah satu penyakit yang banyak terjadi di
Indonesia. Gastroenteritis dapat menyerang pada semua kelompok usia. Tidak jarang
penyakit ini menyebabkan kematian pada si penderita. Hal ini dikarenakan oleh
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa dehidrasi disertai muntah. Gastroenteritis
diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
Angka kejadian diare, di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih
tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 angka kematian akibat
diare 23 per 100 ribu penduduk. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi
melaporkan KLB diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980
dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, utamanya disebabkan rendahnya
ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat (Tadda, asri. 2010).
Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya diare, seperti
masyarakat harus menyadari bahwa kesehatan itu lebih dari segalanya. Berdasarkan hal di
atas penulis menyusun makalah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gastroenteritis .
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini kami bedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Untuk tujuan umum dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman
cara membuat rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien
Adapun manfaat penulisan dari makalah yang kami susun adalah sebagai berikut:
1. Manfaat pengetahuan
2. Manfaat pendidikan
hal yang berkaitan dengan gangguan pada system pencernaan yang dibahas.
3. Manfaat praktis
a. Bagi profesi
gastroenteritis.
b. Bagi peneliti
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
dengan menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan mencari sumber dari berbagai
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri, virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wongs,1995).
Dari ketiga defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Gastroentritis (GE) adalah terjadinya
peradangan pada lambung dan usus yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang
pathogen dimana gejala yang umum terjadi adalah diare (bentuk tinja yang encer) dalam
frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.
2.2 Etiologi
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
1) Infeksi Virus
a) Retovirus
Retovirus merupakan penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau
disertai dengan muntah. Biasanya timbul sepanjang tahun terutama pada musim dingin..
b) Enterovirus
pencernaan/pernafasan.
2) Bakteri
a. Sigella
Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September. Insiden paling tinggi pada umur 1-5
tahun. Dapat dihubungkan dengan kejang demam. Gejala muntah tidak menonjol. Terdapat
b. Salmonella
Biasanya menyerang semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun. Bakteri
menembus dinding usus. Gejala yang sering muncul diantaranya feses berdarah, mukoid,
mungkin ada peningkatan temperature, muntah tidak menonjol, terdapat sel polos dalam
feses, masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari, organisme dapat ditemukan pada feses
selama berbulan-bulan.
c. Escherichia coli
Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan enterotoksin.
d. Campylobacter
Biasanya bersifat invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi dapat
menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain. Gejala yang sering timbul
e. Yersinia Enterecolitica
Gejala yang sering timbul adalah feses mukosa, sering didapatkan sel polos pada
feses, mungkin ada nyeri abdomen yang berat, diare selama 1-2 minggu, sering menyerupai
apendicitis.
3) Infeksi Parasit
b. Infeksi Parenteral
Ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti otitis media akut (OMA), tonsillitis,
a. Malabsorbsi
sakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting
2) Malabsorbsi lemak
b. Faktor makanan
c. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang besar)
d. Faktor Imun
2.3 Patofisiologi
Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan
lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen
infeksi pada sel-sel mukosa usus atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus
berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin
di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah. Gangguan mutilitas usus yang
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah Pertama gangguan osmotik, akibat
terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga
usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare. Kedua gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin)
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus
dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare akan
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input),
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak
tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan
asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam
meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak
yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah hebat.
Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer
Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi
mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi
Nausea (mual ), Muntah, Demam, Diare, Nyeri perut (abdominal discomfort), Rasa
perih di ulu hati, Nafsu makan berkurang, Rasa lekas kenyang, Perut kembung, Rasa
panas di dada dan perut, Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial
dan wiata.
Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora
Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam. (Kusmaul).
1.Pemeriksaan laboratorium.
a) Pemeriksaan feses : makroskopis pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula
(sugar intoleransi) biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi
b) Pemeriksaan darah : pemeriksaan darah perifer lengkap, analisis gas darah dan
diesrtai kejang). Dapat terjadi gangguan elektrolit dan gangguan asam basa,pH asam.
Biakan dan tes sensitivitas untuk etiologi bakteri / terapi ELISA (bila memungkinkan
Jika terjadi faal ginjal maka kadar ureum dan creatinin akan meingkat.
2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
a. Radiologis
Pada foto polos abdomen dapat dijumpai pengapuran (kalsifikasi) di daerah pankreas
Dapat dijumpai adanya fistula gastrokolik yang disebabkan karsinoma lambung dan
menunjukkan kelainan kolon antara lain:skip lesion ditambah tukak apthosa pada
iritabel,gambaran tidak adanya haustre disertai tumpukan bubur barium pada kolitis.
Penderita akan minum cairan kontras, kemudian difoto dengan alat Rntgen. Hasil foto
c. Kolonoskopi
hasil foto kolon dengan kontras ganda menunjukkan gambaran yang normal.koloskopi
kolonoskopi kita bisa melihat seluruh kolon bahkan sampai ileum terminal dan biopsi
jaringan.
d. Ultrasonography (USG)
gaster. suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara langsung dari lambung
f. Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk mempelajari aliran darah dan mengidentifikasi
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan, pada klien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan
umum.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan
yang berisikan natrium klorida, hidro klorida, kalium dan glukosa. Komposisi lengkap sering
disebut oralit. Untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang
kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau
air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah
Oralit :
Oralit mengandung natrium, kalium, klorida, sitrat, dan glukosa. Adanya glukosa pada oralit
untuk memicu penyerapan natrium secara aktif dari lumen usus dan diikuti penyerapan air
glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit sangat baik diserap oleh usus penderita
diare karena ion natriumnya memiliki fungsi alosterik atau berhubungan dengan penghambat
melalui membran sel. Sementara gula dalam larutan NaCl berkhasiat meningkatkan
penyerapan air pada dinding usus dengan kuat. Daya serapnya bisa mencapai 25 kali lebih
baik dari biasanya sehingga dehidrasi pada penderita diare bisa diatasi dengan cepat oleh
b) Cairan Parentral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan
atau berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur
2. Diatetik Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada penderita
a) Memberikan asi
b) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Anamnesa
Anamnesa adalah mengetahui kondisi pasien dengan cara wawancara atau interview.
Mengetahui kondisi pasien untuk saat ini dan masa yang lalu. Anamnesa mencakup
2. Identitas
Meliputi identitas klien yaitu : nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, No. RM, diagnose medis, dan alamat.
3. Keluhan utama
atau berangsur-angsur, apa tindakan yang dilakukan untuk mengurangi keluhan, obat
apa yang digunakan. Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari
urine output sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran,
tidak selera makan (anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas
a. Keluhan utama : ibu klien mengatakan anaknya BAB lebih dari 6kali dalam sehari
dan BAB nya cair. Betar badan anaknya turun 3 kg setelah sakit.
e. lamanya : 15 menit
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan
Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama.
Bagaimana pola hidup yang biasa di terapkan dalam keluarga, Meliputi pengkajian
pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
7. Riwayat Psikososial
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui data subjektif dari klien. Pada
pemeriksaan fisik abdomen sistem yang sering digunakan adalah inspeksi, auskultasi,
palpasi dan perkusi (IAPP) . Tempatkan klien pada posisi supine. Kontur dan
distensi, atau gelombang peristaltik. Auskultasi dilakukan sebelum perkusi dan palpasi
(yang dapat meningkatkan motilitas usus dan dengan demikian merubah bising usus).
Karakter, lokasi dan frekuensi bising usus dicatat. Palpasi digunakan untuk
Pemeriksaan Tinja Makroskopis dan mikroskopis. pH dan kadar gula dalam tinja
dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.Bila
darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor )
dalam serum untuk menentukan keseimbangan asam basa. Kadar ureum dan kreatmin
mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
Intervensi Rasional
M Mengawasi masukan dan haluaran, Memberikan informasi tentang keseimbangan
karakter dan jumlah feses, perkiraan cairan fungsi ginjal dan control penyakit usus
kehilangan yang tidak terlihat dehidrasi juga merupan pendoman untuk penggantian
cairan
K
Kaji TTV Hipotensi, takikardi, demam dapat
menunjukan respon terhadap cairan
Kriteria Hasil : a. Menunjukkan jaringan atau kulit utuh yang bebas akskorias
Intervensi Rasional
intensif
distensi abdomen
Intervensi Rasional
Butcher, Howard. dkk. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC): Fifth Edition.
Heardman, Heather. 2009. Nuring Diagnosis: Definition & Classification. United Kingdom:
http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gastroenteritis/, diakses
januari 2013.
Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan (Aplikasi Pada Praktek Klinis). Jakarta:
Salemba Medika.
Swanson, Elizabeth. dkk. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC). Fourth Edition.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Williams & Wilkins. 2008. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta Barat:
Indeks.