You are on page 1of 25

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SITEM PENCERNAAN GASTROENTERITIS

DI AJUKAN UNTUK MELENGKAPI NILAI PERKULIAHAN SEMESTER III AKADEMI


KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAI

DOSEN PEMBIMBIMBING

ASMADI, S.Kep, Ners

OLEH

Dewiana chaniago

Khairul hayat mrp

M.arifuddin mrp

Victor sitohang

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAI
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat yang dicurahkan-Nya,

penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu yang berjudul Asuhan

Keperawatan pada Klien dengan Gangguan sistem pencernaan Gastroenteritis. Terima

kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman, atas dorongan yang telah diberikan kepada

penulis sehingga makalah ini dapat terbentuk.

Makalah ini juga tidak luput dari kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan oleh

keterbatasan kemampuan dan literatur yang sangat kurang yang ada pada penulis, kepada

dosen penulis mohon maaf. Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari

sempurna, segala sumbang saran, gagasan, pemikiran dan koreksi dari semua pihak yang

dapat menambah kelengkapan tulisan ini sangat kami harapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis sendiri,

dan dapat berguna dimasa yang akan datang. Aamiin,,,

Tanjung Balai, 30 November 2016

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................2

1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................................2

1.4 Metodelogi Penulisan.............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4

2.1 Defenisi....................................................................................................................4

2.2 Etiologi....................................................................................................................4,5

2.3 Fatofisiologi............................................................................................................6,8

2.4 Manifestasi Klinis...................................................................................................9

2.5 Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................................10,11

2.6 Penatalaksanaan Medis........................................................................................12,13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN................................................................................................14

3.1 Pengumpulan Data...............................................................................................14,16

3.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................................17

3.3 Perencanaan Keperawatan.................................................................................17,22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastroenteritis biasa disebut diare adalah salah satu penyakit yang banyak terjadi di

Indonesia. Gastroenteritis dapat menyerang pada semua kelompok usia. Tidak jarang

penyakit ini menyebabkan kematian pada si penderita. Hal ini dikarenakan oleh

ketidakmampan si penderita menoleransi kehilangan elektrolit dan cairan dari tubuhnya.

Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang

memberikan gejala diare dengan atau tanpa dehidrasi disertai muntah. Gastroenteritis

diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan

frekuensi yang lebih banyak dari biasa (Sowdent, 2005).

Angka kejadian diare, di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih

tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 angka kematian akibat

diare 23 per 100 ribu penduduk. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi

melaporkan KLB diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980

dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, utamanya disebabkan rendahnya

ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat (Tadda, asri. 2010).

Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya diare, seperti

masyarakat harus menyadari bahwa kesehatan itu lebih dari segalanya. Berdasarkan hal di

atas penulis menyusun makalah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan

Gastroenteritis .
1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari makalah ini kami bedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

Untuk tujuan umum dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman

mengenai gastroenteritis akibat gangguan system pencernaan,dan untuk mengetahui

bagaimana penerapan asuhan keperawatan terhadap klien dengan gangguan system

pencernaan . Sedangkan tujuan khususnya yaitu:

1. Mengetahui mengenai pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,

pemeriksaan diagnostic dan penatalaksanaan medis yang terjadi pada penyakit

gastroenteritis akibat gangguan sistem pencernaan.

2. Mengetahui pengkajian pada pasien dengan penyakit gastroenteritis dengan

gangguan sitem pencernaan akibat, mengetahui cara menegakkan diagnosa

keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pencernaan, dapat mengetahui

cara membuat rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien

dengan gangguan sistem pencernaan, dan dapat mengetahui intervensi keperawatan

dan mengevaluasi pasien dengan gangguan sistem pencernaan akibat gastroenteritis

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan dari makalah yang kami susun adalah sebagai berikut:

1. Manfaat pengetahuan

Menambah keragaman ilmu pengetahuan bagi dunia keperawatan umumnya,

khususnya adalah keperawatan medical bedah.

2. Manfaat pendidikan

Memberikan referensi mengenai pembahasan yang menyeluruh meliputi berbagai

hal yang berkaitan dengan gangguan pada system pencernaan yang dibahas.
3. Manfaat praktis

a. Bagi profesi

Sebagai salah satu sumber literature dalam pengembangan bidang profesi

keperawatan khususnya keperawatan medical bedah tentang penyakit

gastroenteritis.

b. Bagi peneliti

Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pembahasan dan proses

keperawatan yang dilakukan pada klien dengan gangguan system pencernaan.

1.4 Metodologi Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah

dengan menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan mencari sumber dari berbagai

literature baik itu buku maupun dari berbagai media elektronik.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri, virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wongs,1995).
Dari ketiga defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Gastroentritis (GE) adalah terjadinya
peradangan pada lambung dan usus yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang
pathogen dimana gejala yang umum terjadi adalah diare (bentuk tinja yang encer) dalam
frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.

2.2 Etiologi

Penyebab dari antara lain :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi Internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama

diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut :

1) Infeksi Virus

a) Retovirus

Retovirus merupakan penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau

disertai dengan muntah. Biasanya timbul sepanjang tahun terutama pada musim dingin..

Dapat ditemukan demam atau muntah.

b) Enterovirus

Biasanya timbul pada musim panas.


c) Adenovirus

Sering timbul sepanjang tahun, menyebabkan gejala pada saluran

pencernaan/pernafasan.

2) Bakteri

a. Sigella

Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September. Insiden paling tinggi pada umur 1-5

tahun. Dapat dihubungkan dengan kejang demam. Gejala muntah tidak menonjol. Terdapat

sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah.

b. Salmonella

Biasanya menyerang semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun. Bakteri

menembus dinding usus. Gejala yang sering muncul diantaranya feses berdarah, mukoid,

mungkin ada peningkatan temperature, muntah tidak menonjol, terdapat sel polos dalam

feses, masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari, organisme dapat ditemukan pada feses

selama berbulan-bulan.

c. Escherichia coli

Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan enterotoksin.

Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

d. Campylobacter

Biasanya bersifat invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi dapat

menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain. Gejala yang sering timbul

kram abdomen yang hebat, muntah / dehidrasi jarang terjadi.

e. Yersinia Enterecolitica

Gejala yang sering timbul adalah feses mukosa, sering didapatkan sel polos pada

feses, mungkin ada nyeri abdomen yang berat, diare selama 1-2 minggu, sering menyerupai

apendicitis.
3) Infeksi Parasit

Cacing (ascaris, tricurus, oyyuris, strongyloides, protozoa, jamur)

b. Infeksi Parenteral

Ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti otitis media akut (OMA), tonsillitis,

bronkopneumoni, ensefalitis dan lain-lain.

2. Faktor Non Infeksi

a. Malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, laktosa, maltosa, dan sukrosa), non

sakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting

dan tersering ialah intoleransi laktosa.

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.

b. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

c. Faktor Psikologis

Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang besar)

d. Faktor Imun

Defisiensi imun terutama SIAg (Secretory Imunoglobulin A) yang mengakibatkan terjadinya

berlipat gandanya bakteri / flora usus dan jamur terutama candida

2.3 Patofisiologi

Gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus

Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan
lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen

memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel yang menyebabkan

infeksi pada sel-sel mukosa usus atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.

Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang lainnya.

Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang

terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang

tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat

sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus

berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin

di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.

Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat

dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan

gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,

output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah. Gangguan mutilitas usus yang

mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah Pertama gangguan osmotik, akibat

terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik

dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga

usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare. Kedua gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin)

pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus

dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan

motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan

usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat

menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam

usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut

berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi

hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare akan

terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1) Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input),

merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

2) Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak

tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan

asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam

meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan

terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak

yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan

penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi

glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga

40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

4. Gangguan gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang

bertambah hebat.

Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer

ini diberikan terlalu lama.

Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik

karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi

jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat

mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi

klien akan meninggal.

2.4 Manifestasi Klinis

Nausea (mual ), Muntah, Demam, Diare, Nyeri perut (abdominal discomfort), Rasa

perih di ulu hati, Nafsu makan berkurang, Rasa lekas kenyang, Perut kembung, Rasa

panas di dada dan perut, Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan

berkurang.

Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial

dan wiata.

Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam

akibat banyaknya asam laktat.

Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-

ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut

jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora

komatus) sebagai akibat hipovokanik.

Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan

dalam. (Kusmaul).

2.5 Pemeriksaan Diagnostic

1.Pemeriksaan laboratorium.

a) Pemeriksaan feses : makroskopis pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula

(sugar intoleransi) biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi

terhadap berbagai anti biotika (pada diare persisten).

b) Pemeriksaan darah : pemeriksaan darah perifer lengkap, analisis gas darah dan

elektrolit (terutama natrium,kalsium,kalium dan protein serum pada diare yang

diesrtai kejang). Dapat terjadi gangguan elektrolit dan gangguan asam basa,pH asam.

Biakan dan tes sensitivitas untuk etiologi bakteri / terapi ELISA (bila memungkinkan

untuk etiologi virus)

c) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup, bila

memungkinkan dengan menentukan pH keseimbangan analisa gas darah atau astrup.

d) Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui faal ginjal.

Jika terjadi faal ginjal maka kadar ureum dan creatinin akan meingkat.

2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara

kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik ( FKUI, 2000 ).


3. pemeriksaan penunjang

a. Radiologis

Pada foto polos abdomen dapat dijumpai pengapuran (kalsifikasi) di daerah pankreas

yang menunjukkan kemungkinan adanya pankreatitis kronik,umumnya peminum

alkohol yang berat biasanya menderita diare dengan steatorea.

b. Barium meal (pemeriksaan rontgen kontras lambung)

Dapat dijumpai adanya fistula gastrokolik yang disebabkan karsinoma lambung dan

tungkak peptik kronik.Barium follow through:dapat dijumpai adanya kelainan

radiologis penyakit Crohn usus halus dan divertikulosis jejunum.Barium enema:dapat

menunjukkan kelainan kolon antara lain:skip lesion ditambah tukak apthosa pada

penyakit Crohn,filling defect pada karsinoma kolon,spasme pada sindrom kolon

iritabel,gambaran tidak adanya haustre disertai tumpukan bubur barium pada kolitis.

Penderita akan minum cairan kontras, kemudian difoto dengan alat Rntgen. Hasil foto

akan memperlihatkan kelainan anatomis,

c. Kolonoskopi

Pemeriksaan kolonoskopi dapat dianjurkan pada sangkaan adanya colitis walaupun

hasil foto kolon dengan kontras ganda menunjukkan gambaran yang normal.koloskopi

masih dianjurkan pada sangkaan adanya proses peradangan kolon,karena dengan

kolonoskopi kita bisa melihat seluruh kolon bahkan sampai ileum terminal dan biopsi

jaringan.

d. Ultrasonography (USG)

untuk mengidentifikasi proses patofisiologi dalam pancreas, hati, limfa.


e. Analisis Gaster adalah suatu bentuk pemeriksaan sekresi asam lambung dan pepsin dalam

gaster. suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara langsung dari lambung

dan duodenum sehingga jumlah asam bisa diukur.

f. Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk mempelajari aliran darah dan mengidentifikasi

tumor, infeksi dan gambaran otot halus.

2.6 Penatalaksanaan Medis

1. Pemberian cairan

Pemberian cairan, pada klien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan

umum.

a) Cairan Per Oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan

yang berisikan natrium klorida, hidro klorida, kalium dan glukosa. Komposisi lengkap sering

disebut oralit. Untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang

kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau

air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah

sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

Oralit :

Oralit mengandung natrium, kalium, klorida, sitrat, dan glukosa. Adanya glukosa pada oralit

untuk memicu penyerapan natrium secara aktif dari lumen usus dan diikuti penyerapan air

dan elektrolit lainnya secara pasif.

Oralit diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Campuran

glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit sangat baik diserap oleh usus penderita

diare karena ion natriumnya memiliki fungsi alosterik atau berhubungan dengan penghambat

enzim karena bergabung dengan molekul lain.


Kandungan garam dapat meningkatkanpengangkutan dan meninggikan daya absorbsi gula

melalui membran sel. Sementara gula dalam larutan NaCl berkhasiat meningkatkan

penyerapan air pada dinding usus dengan kuat. Daya serapnya bisa mencapai 25 kali lebih

baik dari biasanya sehingga dehidrasi pada penderita diare bisa diatasi dengan cepat oleh

serbuk ajaib ini

b) Cairan Parentral

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan

atau berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur

dan berat badannya.

c) Pemasangan NGT bila :

a). Kehilangan cairan berat

b). Gagal terapi dehidrasi oral

c). Gagal mencoba berulang kali saat akses intra vena

2. Diatetik Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada penderita

dengan tujuan meringankan,menyembuhkan serta menjaga kesehatan penderita. Hal hal

yang perlu diperhatikan :

a) Memberikan asi

b) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan

makanan yang bersih.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SITEM PENCERNAAN

3.1 Pengumpulan data

1. Anamnesa

Anamnesa adalah mengetahui kondisi pasien dengan cara wawancara atau interview.

Mengetahui kondisi pasien untuk saat ini dan masa yang lalu. Anamnesa mencakup

identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan

dahulu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat imunisasi, riwayat kesehatan

lingkungan dan tempat tinggal.

2. Identitas

Meliputi identitas klien yaitu : nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,

agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, suku/bangsa, golongan darah,

tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, No. RM, diagnose medis, dan alamat.

Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

pekerjaan, hubungan dengan klien, dan alamat.

3. Keluhan utama

Kapan keluhan mulai berkembang, bagaimana terjadinya, apakah secara tiba-tiba

atau berangsur-angsur, apa tindakan yang dilakukan untuk mengurangi keluhan, obat

apa yang digunakan. Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari

urine output sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran,

tidak selera makan (anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas

berbau ( ureum ), dan gatal pada kulit.


4. Riwayat Kesehatan Sekarang ( PQRST )

a. Keluhan utama : ibu klien mengatakan anaknya BAB lebih dari 6kali dalam sehari

dan BAB nya cair. Betar badan anaknya turun 3 kg setelah sakit.

b. Kronologis keluhan : klien tidak mengerti kenapa ini terjadi

c. Faktor pencetus : Setelah mengkonsumsi jajanan sembarangan

d. timbulnya keluhan mendadak bertahap

e. lamanya : 15 menit

f. upaya mengatasi : memberi minyak gosok dn beristrirahat

5. Riwayat Penyakit Dahulu

Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan

pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang,

imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual,

interaksi dan Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama.

Bagaimana pola hidup yang biasa di terapkan dalam keluarga, Meliputi pengkajian

pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan

pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan

kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga

tentang penyakit klien dan lain-lain.

7. Riwayat Psikososial

Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi

keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan


pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi dengan

marah dan merasa bersalah.

8. Lingkungan dan tempat tinggal

Mengkaji lingkungan tempat tinggal klien, mengenai kebersihan lingkungan tempat

tinggal, area lingkungan rumah, dll.

a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui data subjektif dari klien. Pada

pemeriksaan fisik abdomen sistem yang sering digunakan adalah inspeksi, auskultasi,

palpasi dan perkusi (IAPP) . Tempatkan klien pada posisi supine. Kontur dan

simetrisitas dari abdomen diinspeksi dengan mengidentifikasi penonjolan lokal,

distensi, atau gelombang peristaltik. Auskultasi dilakukan sebelum perkusi dan palpasi

(yang dapat meningkatkan motilitas usus dan dengan demikian merubah bising usus).

Karakter, lokasi dan frekuensi bising usus dicatat. Palpasi digunakan untuk

mengidentifikasi massa abdomen atau area nyeri tekan.

b. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

Pemeriksaan Tinja Makroskopis dan mikroskopis. pH dan kadar gula dalam tinja

dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.Bila

diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi. Pemeriksaan Darah pH

darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor )

dalam serum untuk menentukan keseimbangan asam basa. Kadar ureum dan kreatmin

untuk mengetahui faal ginjal.Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation ) Untuk

mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama

dilakukan pada penderita diare kronik.


3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan (diare berat,

muntah) pemasukan terbatas (mual)

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi anal

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen


3.3 Perencanaan Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

berhubungan dengan (diare berat, muntah) pemasukan terbatas (mual)

Tujuan : Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan

Kriteria Hasil : a. Mempertahankan keseimbangan cairan

b. Turgor kulit baik

c. Hidrasi adekuat dibuktikan oleh membran mukosa lembab

Intervensi Rasional
M Mengawasi masukan dan haluaran, Memberikan informasi tentang keseimbangan
karakter dan jumlah feses, perkiraan cairan fungsi ginjal dan control penyakit usus
kehilangan yang tidak terlihat dehidrasi juga merupan pendoman untuk penggantian
cairan
K
Kaji TTV Hipotensi, takikardi, demam dapat
menunjukan respon terhadap cairan

Observasi kulit kering berlebihan dan Menunjukan kehilangan cairan berlebih /


membrane mukosa, penurunan turgor dehidrasi
kulit.

Kolaborasi pemberian obat sesuai Menurunkan kehilangan cairan


indikasi.
A
Awasi hasil laboratorium misalnya Ht Mendeteksi homeostasis / ketidakseimbangan,
dan elektrolit membantu menentukan kebutuhan penggantian.
k
2. Diagnosa Keperawatan :. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi anal

Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit

Kriteria Hasil : a. Menunjukkan jaringan atau kulit utuh yang bebas akskorias

b. Melaporkan tak ada atau penurunan pruritus.

Intervensi Rasional

Observasi kemerahan, pucat Area ini meningkatkan resiko untuk

kerusakan dan memerlukan pengobatan

intensif

Diskusikan pentingnya Meningkatkan sirkulasi dan perfusi

perubahan posisi yang sering kulit dengan mencegah tekan lama

untuk mempertahankan aktifitas pada jaringan

Gunakan krim dua kali sehari Melicinkan kulit dan menurunkan

dan setelah mandi gatal

Tekankan pentingnya nutrisi / Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan

cairan adekuat memperbaiki kondisi kulit


3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

distensi abdomen

Tujuan : Nyeri dapat teratasi

Kriteria Hasil : Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang

Intervensi Rasional

Observasi tanda-tanda vital. Kaji

tingkat rasa nyeri. Atur posisi

yang nyaman bagi klien. Beri

kompres hangat pada daerah

abdomen. Kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian therapi

analgetik sesuai indikas


DAFTAR PUSTAKA

Butcher, Howard. dkk. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC): Fifth Edition.

Miscourt: Mosby Elsevier.

Heardman, Heather. 2009. Nuring Diagnosis: Definition & Classification. United Kingdom:

Markono Print Media.

http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gastroenteritis/, diakses

pada tanggal 18 januari 2013.

http://seputarsehat.com/asuhan-keperawatan-gastroenteritis, diakses pada tanggal 18

januari 2013.

Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan (Aplikasi Pada Praktek Klinis). Jakarta:

Salemba Medika.

Swanson, Elizabeth. dkk. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC). Fourth Edition.

Missouri: Mosby Elsevier.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Williams & Wilkins. 2008. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta Barat:

Indeks.

You might also like