You are on page 1of 14

1

Laporan Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut dengan


Metode Pendekatan Dokter Keluarga
Khandar Yosua

102013322/F6

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana


Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email : Khandaryosua@gmail.com

Pendahuluan
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling dekat
ditengah tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan dengan unit pelayanan
kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta maupun Negeri). Fungsi puskesmas adalah
mengembangkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh seiring dengan misinya. Pelayanan
kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health
Care Service yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Prioritas yang
harus dikembangkan oleh puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar
(basic health care services) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public
health service). Fungsi puskesmas menurut keputusan menteri kesehatan republik Indonesia
No.128/MENKES/SK/II/2004, adalah sebagai pusat penggerakan pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, serta
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas yang benar ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan
bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Penyakit ISPA dibagi dalam 2 golongan
yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit
yaitu pneumonia berat dab pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rhinitis,
faringitis, tonsillitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan
pneumonia.
2

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan


kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap
anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan
di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20-30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada
bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih
sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam
keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi.

Definisi Infeksi Saluran Pernapasan Akut


ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi dari
istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Infeksi akut adalah infeksi yang
berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut
meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan ke dalam ISPA proses ini berlangsung
lebih dari 14 hari. ISPA terbagi menjadi dua, yaitu infeksi saluran pernafasan atas dan infeksi
saluran pernafasan bawah. Infeksi saluran pernafasan atas adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menyatakan suatu penyakit yang sering terjadi di saluran pernafasan atas, nasal mucosa
oropharynx. Penyakit ini juga biasa disebut pilek, acute rhinitis, acute nasopharyngitis, acute
rhinosinusitis.1

Klasifikasi ISPA
Klasifikasi ISPA dapat dikelompokkan berdasarkan golongannya dan golongannya umur yaitu :
a. Menurut Anonim (2008) ISPA berdasarkan golongannya :
1) Pneumonia yaitu proses infeksi akut yang mengenai jaringan paruparu (alveoli).
2) Bukan pneumonia meliputi batuk pilek biasa (common cold), radang tenggorokan
(pharyngitis), tonsilitis dan infeksi telinga (otitis media).
b. Menurut Khaidirmuhaj (2008), ISPA dapat dikelompokkan berdasarkan golongan umur
yaitu:
1) Untuk anak usia 2-59 bulan :
a) Bukan pneumonia bila frekuensi pernafasan kurang dari 50 kali permenit untuk usia
2-11 bulan dan kurang dari 40 kali permenit untuk usia 12-59 bulan, serta tidak ada
tarikan pada dinding dada.
3

b) Pneumonia yaitu ditandai dengan nafas cepat (frekuensi pernafasan sama atau lebih
dari 50 kali permenit untuk usia 2-11 bulan dan frekuensi pernafasan sama atau
lebih dari 40 kali permenit untuk usia 12-59 bulan), serta tidak ada tarikan pada
dinding dada.
c) Pneumonia berat yaitu adanya batuk dan nafas cepat (fastbreathing) dan tarikan
dinding pada bagian bawah ke arah dalam (servere chest indrawing).
2) Untuk anak usia kurang dari dua bulan :
a) Bukan pneumonia yaitu frekuensi pernafasan kurang dari 60 kali permenit dan tidak
ada tarikan dinding dada.
b) Pneumonia berat yaitu frekuensi pernafasan sama atau lebih dari 60 kali permenit
(fast breathing) atau adanya tarikan dinding dada tanpa nafas cepat.
Pneumonia merupakan infeksi di ujung bronkhiol dan alveoli yang dapat disebabkan oleh berbagai
patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit. Pneumonia menjadi penyebab kematian tertinggi
pada balita dan bayi serta menjadi penyebab penyakit umum terbanyak. Tanda serta gejala yang
lazim dijumpai pada pneumonia adalah demam, tachypnea, takikardia, batuk yang produktif, serta
perubahan sputum baik dari jumlah maupun karakteristiknya. Selain itu pasien akan merasa nyeri
dada seperti ditusuk pisau, inspirasi yang tertinggal pada pengamatan naik-turunnya dada sebelah
kanan pada saat bernafas. Mikroorganisme penyebab pneumonia meliputi: bakteri, virus,
mycoplasma, chlamydia dan jamur. Pneumonia karena virus banyak dijumpai pada pasien
immunocompromised, bayi dan anak. Virus-virus yang menginfeksi adalah virus saluran napas
seperti RSV, Influenza type A, parainfluenza, adenovirus.1

Penularan
Salah satu penularan ISPA adalah melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh
melalui saluran pernapasan. selain itu ISPA dapat juga terjadi karena transmisi organisme melalui
AC (air conditioner). Adanya bibit penyakit di udara umumnya berbentuk aerosol yakni suatu
suspensi yang melayang di udara. Penyebaran infeksi melalui aerosol dapat terjadi pada waktu
batuk dan bersin-bersin. Penularan dapat juga melalui kontak langsung/ tidak langsung dari benda
yang telah tercemari jasad renik ( hand to hand transmition ), dan melalui droplet yang dapat
menjadi jalan masuk bagi virus. Penularan faringitis terjadi melalui droplet, kuman menginfiltrasi
lapisan epitel, jika epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi sehingga terjadi
4

pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada sinusitis, saat terjadi
ISPA melalui virus, hidung akan mengeluarkan ingus yang dapat menghasilkan superinfeksi
bakteri, sehingga dapat menyebabkan bakteri-bakteri patogen masuk ke dalam rongga-rongga
sinus.1

Laporan Kasus
I. Identitas pasien:
a. Nama : Nur Ali Afahrizi
b. Umur : 2 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki Laki
d. Pekerjaan :-
e. Pendidikan :-
f. Alamat : Jl. Persatuan amal mulia RT01/RW09, Kelurahan Sukabumi
Selatan
g. No telepon : 081210317461(nomor telpon ayah)
II. Riwayat Biologis keluarga
a. Kedaaan kesehatan sekarang : Sedang
b. Kebersihan perseorangan : Baik, Mandi teratur, handuk digunakan masing
masing anggota keluarga, sebagian handuk
dijemur diluar sebagian hanya digantung di
belakang pintu kamar mandi
c. Penyakit yang sedang diderita : Ayah dan nenek dari pasien sempat mengalami
diare 1 hari sebelum si pasien menderita keluhan
dan sudah di obati dengan minum obat warung.
d. Penyakit keturunan : Diabetes dan Hipertensi
e. Penyakit kronis atau menular : tidak ada
f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada
g. Pola makan : 3 kali sehari
h. Pola istirahat : untuk keluarga normal, kecuali pasien biasanya
terbangun di malam hari karena sudah tidur di
siang atau sore hari .
5

i. Jumlah anggota keluarga :Total dalam 1 rumah ada 10 orang, untuk keluarga
pasien terdiri dari 4 orang yaitu ayah, ibu dan satu
kakak perempuan

III. Psikologis keluarga


a. Kebiasaan buruk : Jarang mencuci tangan sebelum makan,
sering jajan gorengan, sering memakan es
batu
b. Pengambilan keputusan : Ibu
c. Ketergantungan obat :-
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas terdekat
e. Pola rekreasi : Baik

IV. Kedaaan rumah/lingkungan


a. Jenis bangunan : Permanen
b. Lantai rumah : Keramik
c. Luas rumah : kira kira 160 m2
d. Penerangan : Cahaya matahari hanya bisa masuk dari arah pintu
masuk, dan dari arah tempat jemuran, untuk lampu
rumah penerangannya cukup.
e. Kebersihan : Rumah dibersihkan dua kali sehari
f. Ventilasi : Ventilasi rumah juga tidak banyak, hanya ada di
pintu depan dan di kamar depan
g. Dapur : Ada
h. Jamban keluarga : Ada
i. Sumber air minum : Beli air isi ulang
j. Sumber pencemaran air : Ada dari pabrik laundry sekitar 20-30 meter dari
rumah
k. Pemanfaatan pekarangan : Pekarangan berbentuk lapangan komplek dan biasa
dimanfaatkan untuk menjemur kasur atau jemuran
6

l. System pembungan limbah : Ada


m. Tempat pembungan sampah : Pembuangan sampah selesai masak dalam bentuk
kantong plastik yang dikeluarkan dan akan diambil
oleh petugas sampah yang lewat di depan rumah
n. Sanitasi lingkungan : Sedang

V. Spiritual keluarga
a. Ketaatan beribadah : Baik (sholat 5 waktu)
b. Keyakinan tentang kesehatan : Baik
VI. Kedaan sosial keluarga
a. Tingkat pendidikan : Sedang
b. Hubungan antar anggota keluarga : Baik
c. Hubungan dengan orang lain : Baik
d. Kegiatan organisasi social : Tidak mengikuti organisasi sosial apapun
e. Keadaan ekonomi : Ayah bekerja sebagai freelance jadi
penghasilan tidak menentu, sedangkan ibu
tidak bekerja

VII. Kultural keluarga


a. Adat yang berpengaruh :-
b. Lain-lain :-

VIII. Daftar anggota keluarga (khusus pasien)


No. Nama Hub Umur Pendidikan Pekerj Agama Kead. Kea Imuni KB Ket
dg aan kes d. sasi
pasien gizi
1 Ali Pasie 2 thn - - Islam Sakit Baik - - -
n
2 Caca Kaka 4 thn - - Islam Sehat Baik - - -
k
pasien
7

3 - ayah - STM Freela Islam Sakit Baik - - -


nce
4 - ibu - - Ibu Islam Sehat Baik - Me -
rumah ngg
tangga una
kan
KB

IX. Keluhan utama : Muntah-muntah


X. Keluhan tambahan : Demam, dan batuk
XI. Riwayat penyakit sekarang : Muntah muntah sudah sejak kemaren malam yang di ikuti
dengan demam dan batuk, sebelumnya pasien membeli jajanan coklat di warung, dan
biasanya muntah terjadi setelah minum susu atau makan.
XII. Riwayat penyakit dahulu : sebelumnya juga pernah mengalami gejala yang sama
XIII. Pemeriksaan fisik :-
XIV. Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan : -
XV. Diagnosis penyakit : ISPA
XVI. Diagnosis keluarga : Ayah menderita diare
XVII. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit dan Edukasi
a. Health promotion :
Memberi penyuluhan mengenai pengertian, gejala, factor resiko, serta komplikasi
ISPA.
b. Specific protection :
Menyarankan untuk mengurangi konsumsi gorengan dan es batu, menyarankan
untuk istirahat yang cukup dan mengurangi jajan sembarangan.
c. Early diagnosis and prompt treatment :
Untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin agar mendapatkan penanganan
yang tepat dan cepat
d. Disability limitation :
Menyarankan untuk meminum obat yang sudah diberikan secara teratur dalam hal
ini obat obatan simptomatik untuk batuk, demam dan muntah muntahnya.
8

e. Rehabilitation :
Menyarankan untuk tetap memberikan makanan yang cukup gizi dan banyak
istirahat
XVIII. Prognosis
a. Penyakit : Dubia ad bonam
b. Keluarga : Dubia ad bonam
c. Masyarakat : Dubia ad bonam

XVIV. Resume
Nur Ali Alfahrizi (2 tahun) datang ke puskesmas sukabumi selatan bersama ibu dan
ayahnya karena Ali muntah muntah dan demam. Dokter mendiagnosa pasien dengan infeksi
saluran pernafasan akut. Ibunya menceritakan bahwa muntah muntah baru terjadi sekitar 2 hari
yang lalu dan biasanya terjadi setelah Ali mengonsumsi susu atau makanan. Ali diberikan tiga
obat simtomatik yaitu, untuk demam, untuk muntah muntahnya, dan untuk batuk pileknya.
Keadaan rumah dan sekitarnya secara keseluruhan masih baik.

Kesimpulan
Dari data data diatas dapat disimpulkan bahwa Ali mengalami ISPA, tetapi penyebab pasti
kenapa Ali bisa terkena ISPA masih belum jelas. Karena dari keadaan rumah dan sekitarnya tidak
terlihat pasti apa yang bisa mencetuskan penyakit tersebut. Kemungkinan ISPA terjadi karena
konsumsi jajanan gorengan saat 2 hari yang lalu.

Daftar Pustaka
1. Amin Z, Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Stiati Manifestasi Klinik dan
Pendekatan pada Pasien dengan Kelainan Sistem Pernapasan Dalam: Ilmu penyakit
dalam. Edisi ke-5 jilid III. Jakarta. Interna Publishing; 2009.h.2189-95.
9

Lampiran

Gambar 1. Gang masuk kerumah Ali

Gambar 2. Pintu masuk rumah Ali


10

Gambar 3. Gambar lapangan di depan rumah Ali

Gambar 4. Kasur tempat tidur Ali


11

Gambar 5 Kondisi kamar Ali

Gambar 6 Kamar mandi keluarga Ali


12

Gambar 7 Kamar mandi keluarga Ali

Gambar 8 Dapur masak dan tempat cuci piring


13

Gambar 9. Dapur masak (tidak ada ventilasi)

Gambar 10 ruang makan dan tempat penyimpanan piring


14

Gambar 11 Tempat penyimpanan barang tidak terpakai

Gambar 12 Tempat menjemur baju

You might also like