You are on page 1of 5

Analisa Sintesa Tindakan

PEMASANGAN INFUSE
RUANG IGD RSUD Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun untuk memenuhi mata ajar Praktek Keperawatan Gawat Darurat Tahap Profesi

Disusun oleh:
PURUHITA HANITI
22020113210019

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXII


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

Inisial pasien (usia) : Tn. U (21 tahun)


Diagnosa medis : Combustio
Tanggal masuk : 17 Maret 2014
Tanggal tindakan : 17 Maret 2014
Tempat : IGD

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


No. Data Fokus Masalah Etiologi
1 DS: Kekurangan Kehilangan
- Pasien mengatakan lemas volume cairan cairan aktif
- Pasien mengatakan dirinya tersengat kabel
listrik dan terpental
- Pasien mengatakan sempat muntah darah
DO :
- Tekanan darah pasien 122/68 mmHg
- Frekuensi nadi pasien 97 kali/menit, reguler,
nadi teraba lemah dan cepat, SaO2 95 %
- Capillary refill 2 detik, akral hangat, kulit
kering dan tampak pucat
- Mukosa bibir kering, turgor kulit jelek
- MAP : 82 mmHg
- Tidak terdapat oedema pada ekstremitas
- Suhu : 36C
- Terdapat luka combustio 26 %
- luka bakar derajat 2 berwarna kemerahan dan
berbau khas luka bakar
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kekurangan Volume Cairan.
Kekurangan volume cairan berarti penurunan cairan intravascular, interstisial,
dan atau intraseluler. Pada Tn. U dengan combustio 26% dan adanya tanda-
tanda dehidrasi maka perlu dilakukan pemasangan infuse guna memberikan
support cairan untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemasangan infus

3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Jarum yang tetap steril
b. Bersih
c. Aseptic
d. Dokumentasi (tanggal pemasangan, jumlah tetesan dan cairan infuse yang
diberikan)

4. Analisa tindakan keperawatan


Pemasangan infuse dengan tujuan memasukkan cairan pada pasien
melalui IV, pada kasus Tn. U untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik
diperlukan support cairan dan dalam kasus ini diberikan cairan infuse RL.
Pada 4 jam pertama diberikan 6240cc dihitung menggunakan rumus baxter
sesuai dengan dengan derajat luka bakar. Dengan tindakan ini jugaada
beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan. Efek terapeutik segera dapat
tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung cepat.
Sebagai contoh absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi
lebih dapat diandalkan. Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek
terapeutik dapat dipertahankan maupun dimodifikasi. Obat yang tidak dapat
diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang besar, iritasi atau
ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis
5. Bahaya yang dapat terjadi
a. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat
pecahnya pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat
penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau tusukan
berulang pada pembuluh darah.
b. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan
pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh
darah.
c. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi
akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
d. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi
akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh
darah
e. Komplikasi yang dapat terjadi dalam pemberian cairan melalui infus :
Rasa perih/sakit
Reaksi alergi

6. Hasil yang didapat dan maknanya


S : pasien mengatakan nyeri saat dilakuakan tindakan
O:
- Infuse terpasang dengan baik (26 tpm)
- Tidak hematom, tromboflebitis
- Tidak ada udara yang masuk
A : masalah teratasi sebagian
P : monitor balance cairan
Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit melalui botol infuse. Seringnya
dalam keadaan combustio pasien mengalami kehilangan cairan aktif sehingga
dapat terjadi syok hipovolemik, sehingga untuk mendapatkan support cairan
yang selalu dipertahankan stabil dan adekuat perlu dipasang infuse supaya
pasien tidak dehidrasi dan tidak terjadi kekurangan volume cairan.
7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan di atas (mandiri dan kolaboratif)
- Monitor balance cairan
- Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah)
- Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Ht,
osmolalitas urin, albumin, total protein )
- Monitor vital sign
- Berikan cairan oral
- Berikan penggantian nasogatrik sesuai output (50-100cc/jam)
- Dorong keluarga untuk membantu pasien makan dan minum
- Atur kemungkinan tranfusi
- Pasang kateter jika perlu

8. Evaluasi diri
Pemasangan infuse sudah dilakukan secara benar dan dilakukan dengan
teknik aseptic, namun agak grogi dkarenakan pasien mengeluh nyeri dan area
sekitar penusukan terdapat luka bakar. Setelah selesai tindakan dilakukan
pengecekan terhadap aliran infuse sudah mengalir dengan lancar, tidak terjadi
hematom/tromboflebitis, tidak ada udara yang masuk dan pengaturan tetesan
infuse sesuai dengan kebutuhan pasien.

9. Kepustakaan
Kusyati, Eni., dkk. 2003. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan
Dasar. Semarang: Kilar Press.
Herdman, T. heather. 2009. NANDA International Diagnosis
Keperawatan 2009-2011. Jakarta: EGC.

Nama dan tanda tangan mahasiswa,

Puruhita Haniti (22020113210019)

You might also like