Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari
epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker
terbanyak di Indonesia. Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia,
menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. (Badan Registrasi Kanker
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia,2010)
Data epidemiologi memperkirakan terjadi peningkatan 99% penderita kanker payudara pada
tahun 2010 di negara berkembang dibandingkan tahun 1985. Sebaliknya di negara maju pada
kurun waktu yang sama hanya terjadi sebesar 38%.
Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, dengan
mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18 % dari kematian yang dijumpai pada
wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada laki laki dengan frekuensi sekitar 1%. Di
Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya
pengobatan sulit dilakukan.
Data jumlah penderita kanker di Jawa Timur dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus
meningkat. Pada tahun 2005 terdapat 1.600 penderita, tahun 2008 meningkat menjadi 3.821
penderita, dan tahun 2010 mencapai 4.736 penderita (Bappeda Jatim, 2011).
Di desa Bedanten sendiri, dari data hasil wawancara dengan bidan desa, ditemukan 5 kasus
kanker pada wanita, tiga diantara nya (60%) adalah kanker payudara, dari ketiga penderita
kanker payudara, dua kasus (66,7 %) di antaranya berakhir dengan kematian dan satu kasus
berada pada stadium lanjut.
Lima puluh persen penderita di Indonesia datang ke tempat pengobatan dalam kondisi
stadium lanjut. Kanker payudara dapat menyerang siapa saja, terutama yang mempunyai
beberapa faktor resiko yang dimiliki, seperti : tidak menikah, obesitas, riwayat keluarga,
mendapat terapi hormon yang lama serta radiasi di daerah dada, karena penyebab yang
1
belum pasti, pencegahan sukar dilakukan serta perjalanan penyakit yang sukar diduga
menjadikan kanker ini sangat ditakuti, khususnya oleh kaum wanita (Reksoprojo, 2001).
Kejadian kanker payudara cenderung meningkat juga disebabkan oleh rendahnya tingkat
pengetahuan ibu tentang kanker payudara sehingga telat untuk melakukan deteksi dini serta
perubahan pola hidup.
Hal ini membuktikan bahwa kanker payudara merupakan masalah di masyarakat dimana
jumlah kematian akibat kanker payudara di desa Bedanten, Gresik masih sangat tinggi yaitu
sebesar 66,7% untuk itu melalui penelitian ini akan digambarkan pola pengetahuan dan sikap
wanita usia 20 50 tahun tentang kanker payudara di Desa Bedanten, Kecamatan Bungah,
Kabupaten Gresik.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap wanita usia 20 50 tahun tentang
kanker payudara di desa Bedanten Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik
1.4 Manfaat
Mini project diharapkan bisa menjadi salah satu sarana masyarakat unutk
Mini project diharapkan bisa menjadi salah satu literatur untuk sumber informasi
dan pengetahuan.
Mini project diharapkan bisa menjadi bahan masukan untuk penyuluhan, strategi,
Mini project diharapkan bisa menjadi salah satu sarana penulis untuk menerapkan
ilmu dan teori yang diperoleh selama pendidikan kedokteran, serta menambah
ilmu, pengalaman, dan referensi untuk mini project berikutnya
BAB II
Tinjauan Pustaka
Pengertian
Kanker payudara adalah tumor ganas pada jaringan payudara. Jaringan payudara
terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu),
dan jaringan penunjang payudara. Oleh Word Health Organization (WHO) penyakit ini
dimasukkan ke dalam International Classification of Disease (ICD) dengan kode 174-
175. Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur
pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat
dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah bening dan
tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun
supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ
lain seperti paru-paru, hati dan otak.
Etiologi
b. Hormon
Kelebihan estrogen endogen atau ketidakseimbangan hormon terlihat sangat jelas
pada kanker payudara. Banyak faktor resiko yang dapat disebutkan seperti masa
reproduksi yang lama, nulipara dan usia tua yang memilii anak pertama. Wanita post
menopause dengan tumor ovarium fungsional dapat terkena tumor payudara karena
kelebihan hormon estrogen. Suatu penelitian menyebutkan bahwa kelebihan jumlah
estrogen di air seni, frekuensi ovulasi dan usia saat menstruasi dihubungkan dengan
meningkatnya resiko terkena kanker payudara.
Epitel payudara normal memiliki reseptor estrogen dan progesteron. Kedua
reseptor ditemukan pada sebagian besar kanker payudara. Berbagai bentuk growth
promoters (transforming growth factor-alpha/ epitelial growth factor, PDGF) disekresi
oleh sel kanker payudara manusia. Produksi GF tergantung pada hormon estrogen,
sehingga interaksi antara hormon di sirkulasi, reseptor hormon di sel kanker dan GF
autokrin merangsang tumor menjadi progresif.
c. Lingkungan
Pengaruh lingkungan diduga karena berbagai faktor antara lain : alkohol, diet
tinggi lemak, kecanduan kopi dan infeksi virus. Hal tersebut akan mempengaruhi
onkogen dan gen supresi tumor dari sel kanker payudara.
Faktor risiko
Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Penyebab
kanker payudara termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan
yang lainnya. Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya kanker payudara
adalah:
a. Usia
Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya usia. Berdasarkan penelitian
American Cancer Society tahun 2006 diketahui usia lebih dari 40 tahun mempunyai
risiko yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara yakni 1 per 68 penduduk
dan risiko ini akan bertambah seiring dengan pertambahan usia yakni menjadi 1 per
37 penduduk usia 50 tahun, 1 per 26 penduduk usia 60 tahun dan 1 per 24 penduduk
usia 70 tahun. Kanker payudara juga ditemukan pada usia <40 tahun namun
jumlahnya lebih sedikit yakni 1 per 1.985 penduduk usia 20 tahun dan 1 per 225
penduduk usia 30 tahun.22 Data American Cancer Society (2007) melaporkan 70%
perempuan didiagnosa menderita kanker payudara di atas usia 55.
b. Jenis Kelamin
Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada pria juga dapat terjadi
kanker payudara, namun frekuensinya jarang hanya kira-kira 1% dari kanker
payudara pada wanita.
c. Riwayat Reproduksi
Riwayat reproduksi dihubungkan dengan banyak paritas, umur melahirkan anak
pertama dan riwayat menyusui anak. Wanita yang tidak mempunyai anak atau yang
melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun berisiko 2-4 kali lebih tinggi
daripada wanita yang melahirkan pertama di bawah usia 30 tahun. Wanita yang tidak
menyusui anaknya mempunyai risiko kanker payudara 2 kali lebih besar. Kehamilan
dan menyusui mengurangi risiko wanita untuk terpapar dengan hormon estrogen
terus. Pada wanita menyusui, kelenjar payudara dapat berfungsi secara normal dalam
proses laktasi dan menstimulir sekresi hormon progesteron yang bersifat melindungi
wanita dari kanker payudara.
d. Riwayat Kanker Individu
Penderita yang pernah mengalami infeksi atau operasi tumor jinak payudara berisiko
3-9 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Penderita tumor jinak payudara
seperti kelainan fibrokistik berisiko 11 kali dan penderita yang mengalami operasi
tumor ovarium mempunyai risiko 3-4 kali lebih besar.
e. Riwayat Kanker Keluarga
Secara genetik, sel-sel pada tubuh individu dengan riwayat keluarga menderita kanker
sudah memiliki sifat sebagai embrio terjadinya sel kanker. Menurut sutjipto (2000)
yang dikutip oleh Elisabet T, kemungkinan terkena kanker payudara lebih besar 2
hingga 4 kali pada wanita yang ibu dan saudara perempuannya mengidap penyakit
kanker payudara.
f. Menstruasi cepat dan Menopause lambat
Wanita yang mengalami menstruasi pertama (Menarche) pada usia kurang dari 12
tahun berisiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menstruasi
yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun dan wanita yang mengalami
masa menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun berisiko 2,5 hingga 5 kali lebih
tinggi. Wanita yang menstruasi pertama di usia kurang dari 12 tahun dan wanita yang
mengalami masa menopause terlambat akan mengalami siklus menstruasi lebih lama
sepanjang hidupnya yang mengakibatkan keterpaparan lebih lama dengan hormon
estrogen.
g. Pajanan Radiasi
Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding dada
berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
h. Obesitas dan Konsumsi makanan lemak tinggi
Wanita yang mengalami kelebihan berta badan (obesitas) dan individu dengan
konsumsi tinggi lemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak obesitas dan yang
tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Risiko ini terjadi karena jumlah
lemak yang berlebihan dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah sehingga
akan memicu pertumbuhan sel-sel kanker.
Gejala
Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala). Tanda dan
gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada payudara. Kebanyakan
kira-kira 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Kanker payudara pada stadium dini
biasanya tidak menimbulkan keluhan.
b. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.
c. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.
d. Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau keluar air susu
pada wanita yang sedang hamil atau tidak menyusui.
Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi masalah besar karena lebih dari
70% pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut dengan berbagai bentuk
luka, antara lain tumor melekat pada kulit dan jaringan dibawahnya serta penyebaran
pada kelenjar getah bening regional. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk dan
sesak nafas karena metastasis tumor pada paru, sakit di punggung akibat metastasis pada
tulang belakang, berat badan semakin menurun dan anemia.
Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari T yaitu tumor size atau ukuran tumor, N
yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan M yaitu metastasis atau penyebaran
jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga
sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara,
penilaian TNM sebagai berikut :
a) Ukuran Tumor (T) :
Diagnosis
Terdapat berbagai macam cara untuk mendiagnosa kanker payudara dan untuk
menentukan apakah suda ada metastasis ke organ lain. Beberapa tes juga berguna untuk
menentukan pengobatan yang paling efektif untuk pasien. Kebanyakan pada tipe kanker,
biopsi (mengambil sedikit jaringan untuk diteliti dibawah mikroskop, dilakukan oleh ahli
patologi) adalah jalan satu-satunya untuk menentukan secara pasti diagnosis kanker.
Apabila biopsy tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan tes lain untuk
membantu diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi
metastasis. Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor di bawah ini, ketika
memutuskan tes diagnostik:
Usia dan kondisi medis pasien
Tipe kanker
Beratnya gejala
IMAGING TEST :
Diagnostic mammography
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak gambar
yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya
puting mengeluarkan cairan atau ada banjo;an baru. Diagnostic mammography bisa juga
digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening
mammogram.
Ultrasound (USG)
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan
frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi
yang tinggi ini bisa membedakan suatu masa yang padat, yang kemungkinan kanker, dan
kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi gambaran detail
dari tubuh. Apabila seorang wanita telah didiagnosa mempunyai kanker maka untuk
memeriksa payudara lainnya dapat digunakan MRI. Tetapi ini tidaklah mutlak karena
dapat digunakan untuk screening saja. Menurut American Cancer Society (ACS), wanita
yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, seperti pada wanita dengan
mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya terkena kanker payudara, sebaliknya
juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammografi. MRI biasanya lebih baik dalam
melihat suatu kumpulan masa yang kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihbat
pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan
payudara yang padat.
Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan pada yang terlihat pada saat MRI
bukan kanker, atau bahkan MRI tidak dapat menunjukkan suatu jaringan yang padat itu
sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsi.
TES DARAH
Tes darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Tes-tes itu diantaranya
adalah :
a. Level Hemoglobin (HB) : untuk mengtahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel
darah merah
b. Level Hematokrit : untuk mengetahui persentase dari darah merah didalam seluruh
badan
Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel
kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka horman dan dapat
dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak
dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi dapat digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan. Salah satu diantaranya Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral
yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel
kanker saja.
Terapi Imunologi
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau
HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara
khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, dapat
menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan
kelayakan terapi dengan trastuzumab.
2.2 SADARI
Definisi SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri atau sering disebut dengan SADARI adalah suatu
cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin timbulnya benjolan pada payudara,
sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan secara berkala yaitu satu bulan sekali. Ini dimaksudkan agar yang
bersangkutan dapat mengantisipasi secara cepat jika ditemukan benjolan pada payudara .
Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan
pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan.
Bagi wanita yang mengalami menstruasi, waktu yang tepat untuk melakukan SADARI
adalah hari ke 7 setelah sesudah hari 1 menstruasi (Mardiana, 2004). Menurut Yuni
(2009) SADARI adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk
mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemeriksaan payudara sendiri sangat penting
untuk mengetahui benjolan yang memungkinkan adanya kanker payudara karena
penemuan secara dini adalah kunci untuk menyelamatkan hidup.
Tujuan SADARI
Adapun tujuan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan adalah untuk
mengetahui adanya kelainan pada payudara sejak dini, sehingga diharapkan kelainan-
kelainan tersebut tidak ditemukan pada stadium lanjut yang pada akhirnya akan
membutuhkan pengobatan rumit dengan biaya mahal. Selain itu adanya perubahan yang
diakibatkan gangguan pada payudara dapat mempengaruhi gambaran diri penderita
(Hidrah, 2008).
Pentingnya pemeriksaan payudara sendiri tiap bulan terbukti dari kenyataan
bahwa kanker payudara ditemukan sendiri secara kebetulan atau waktu memeriksa diri
sendiri. Wanita-wanita yang sudah berpengalaman dalam memeriksa diri sendiri dapat
meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tengah yang kurang dari satu sentimeter.
Dengan demikian bila benjolan ini ternyata ganas dapat diobati dalam stadium dini. Dan
kemungkinan sembuh juga lebih besar.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu prosedur untuk
mengetahui kelainan-kelainan pada payudara dengan melakukan inspeksi secara berkala,
misalnya sebelum melakukan pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus mencuci
tangan agar tidak terjadi infeksi pada payudara, serta penggantian bra merupakan salah
satu dari penanggulangan untuk pencegahan infeksi pada payudara. Tujuan dilakukannya
SADARI adalah untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada payudara baik
struktur,bentuk ataupun tekstur.
Manfaat SADARI
Manfaat periksa payudara sendiri (SADARI) adalah untuk mendeteksi sedini
mungkin adanya kelainan pada payudara karena kanker payudara pada hakikatnya dapat
diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Setiap wanita mempunyai bentuk dan
ukuran payudara yang berbeda, bila wanita memeriksa payudara sendri secara teratur,
setiap bulan setelah haid, wanita dapat merasakan bagaimana payudara wanita yang
normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat mengetahuinya dengan mudah (Manuaba,
2000).
1. Melihat payudara
a. Pemeriksaan ini dilakukan di depan cermin
b. Bukalah seluruh pakaian dari pinggang ke atas dan berdirilah di depan cermin yang
besar
c. Lakukan kedua tangan disamping tubuh
d. Perhatikan payudara :
-Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri simetris?
-Apakah payudara membesar atau mengeras?
-Apakah arah putting tidak lurus ke depan atau berubah arah?
-Apakah putting tertarik ke dalam?
-Apakah putting atau kulit ada yang lecet?
-Apakah ada perubahan warna kulit?
-Apakah kulit menebal dengan pori-pori melebar (seperti kulit jeruk)
-Apakah permukaan kulit tidak mulus, ada kerutan atau cekungan?.
e. Ulangi semua pengamatan diatas dengan posisi kedua tangan lurus keatas.
f. Setelah itu, ulangi lagi pengamatan tersebut dengan posisi kedua tangan di
pinggang, dada di busungkan, dan siku tertaarik ke belakang.
2. Memijat payudara
a. Dengan kedua tangan, pijat payudara dengan lembut dari tepi hingga ke putting
b. Perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari putting susu (seharusnya,
tidak ada cairan yang keluar kecuali pada wanita yang sedang menyususi).
3. Meraba payudara
a. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berbaring
b. Lakukan perabaan payudara satu persatu
c. Untuk memeriksakan payudara kanan, letakkan bantal atau handuk yang dilipat
dibawahbahu kanan. Lengan kanan direntangkan disamping kepala atau diletakkan
dibawah kepala.
d. Raba payudara dengan menggunakan tiga atau empat jari tangan kiri yang saling
dirapatkan
e. Rabaan dilakukan dengan gerakkan memutar dari tepi payudara hingga keputing
susu
f. Geser posisi jari, kemudian lakukan lagi gerakkan memutar dari tepi payudara
hingga keputing susu
g. Lakukan seterusnya hingga seluruh bagian payudar diperiksa
h. Lakukan hal yang sama pada payudara yang satunya lagi
i. Sebaiknya perabaan dilakukan dalam tiga macam tekanan: tekanana ringan untuk
meraba adanya benjolan dipermukaan kulit, tekanan sedang untuk memeriksa adanya
benjolan ditengah jaringan payudara, dan tekanan kuat untuk meraba benjolan di
dasar payudara yang melekat pada tulang iga
j. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan lotion atau minyak sebagai
pelicin agar pemeriksaan lebih sensitif
k. Setelah itu, dilakukan semua langkah perabaan dalam posisi berdiri. Sebaiknya
dilakukan saat sedang mandi (dengan menggunakan sabun)
Gambar
3.1.
Gambaran
Peta Wilayah
Kecamatan
Bungah
(Googlemaps.com)
Rincian
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi
Kegiatan
1. Persiapan
Penanggung
jawab poli
umum,
pemegang
program
kesehatan Minggu
Mendukung Melakukan
lingkungan, keempat Puskesmas
Pengumpula kelancaran pengumpula
dan bulan Bungah
n data program n data primer
pemegang Agustus Gresik
intervensi dan sekunder
program 2017
promosi
kesehatan
Puskesmas
Bungah
Gresik
Meminta
dukungan,
Meminta
mengutaraka Minggu
dukungan
Advokasi ke Pengurus n maksud pertama Puskesmas
program
pihak desa pustu desa pelaksanaan bulan Bungah
acara yang
Bedanten Bedanten kegiatan dan Septemb Gresik
akan
mencatat er 2017
dilaksanakan
data yang
diperlukan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
Mengetahui
tingkat
pengetahuan
Minggu
Bedanten
Kader pada ketiga Puskesmas
Pretest pencegahan, Analisa
desa bulan Bungah
posttest deteksi dini , kuesioner
Bedanten Septemb Gresik
pencegahan,
er 2017
dan bahaya
Kanker
Payudara
5.2. Rencana Rangkaian Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan intervensi lainnya yaitu penyuluhan tentang
pengumpulan dan penyimpanan ASI, penyakit yang umum saat menyusui, dan obat obatan
serta gizi saat menyusui
Nama kegiatan : Peningkatan Kualitas dan Kuantitas ASI masyarakat desa Bedanten
Kegiatan ini dilakukan dengan intervensi penyuluhan tentang pengumpulan dan penyimpanan
ASI, penyakit yang umum saat menyusui, dan obat obatan serta gizi saat menyusui. Berikut ini ada
table rencana anggaran semua kegiatan sebagaimana tercantum pada tabel 5.2
Tabel 5.2 Rencana Anggaran Keuangan Semua Kegiatan
Harga Subtotal
No. Kegiatan Jumlah Total
Satuan Harga
1. Konsumsi Peserta
Rp 970.000
2. Hadiah Games
Rp 90.000
Rp 437.000