You are on page 1of 18

LOLINDAH CHIN MAI YEN

260110152018
KELAS E (KPBI)

PENDAHULUAN

Pada kuliah lapangan (KULAP) kali ini kami berkunjungan ke BATAN (Badan
Tenaga Nuklir Nasional) di Bandung dan KULAP ini berkaitan dengan mata kuliah
Teori dan Sintesis Radiofarmaka. Adapun yang menjadi objek kunjungan adalah
reaktor nuklir dan untuk mengetahui bagaimana semua proses di Batan dalam
membuat analisis isotope atau senyawa radioaktif serta bagaiamana mengendalikan
limbah-limbah. KULAP ini juga sebagai penunjang dalam peningkatan penguasaan
ilmu pada mata kuliah Teori dan Sintesis Radiofarmaka.

PEMBAHASAN

Sejarah Perkembangan BATAN

Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia


diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun
1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan
Pasifik. Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan
tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah
No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga
Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5
Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir
di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.

Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di


bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom
pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula
beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain
Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai
fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji
keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktifdanfasilitas nuklir lainnya.

Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No.
10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur
pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas
tenaga nuklir (BAPETEN).

1954 Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet


1958 Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (PP
No.65 Tahun 1958)
1964 Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Tenaga Atom 1964
1965 Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan Pengoperasian Reaktor
Triga Mark II berdaya 250 kW oleh Presiden RI serta Perubahan nama
Lembaga Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN)
1966 Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA) Pasar Jumat,
Jakarta 1966
1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta
1968 Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60 PPTA Pasar
Jumat oleh Presiden RI
1970 Peresmian Klinik Kedokteran Nuklir di PPTA Bandung
1971 Reaktor Triga Mark II Bandung mencapai kritis pada daya 1 MW
1972 Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN (KP2-PLTN)
1979 Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan daya 100 kW
di PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI
1984 Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di PPTA Pasar Jumat
oleh Presiden RI
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

1987 Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy dengan


daya 30 MW
1988 Peresmian pengoperasian Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif di
PPTA Serpong oleh Presiden RI
1989 Peresmian pengoperasian Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka,
Instalasi Elemen Bakar Eksperimental di PPTA Serpong oleh Presiden
RI.
1990 Peresmian Instalasi Radiometalurgi, Instalasi Keselamatan dan
Keteknikan Nuklir, Laboratorium Mekano Elektronik Nuklir di PPTA
Serpong - Tangerang oleh Presiden RI
1992 Peresmian pengoperasian Instalasi Spektrometri Neutron, Instalasi
Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Pemindahan Bahan
Terkontaminasi di PPTA Serpong - Tangerang oleh Presiden RI
1994 Peresmian pengoperasian Mesin Berkas Elektron 2 MeV di PPTA
Pasar Jumat oleh Presiden RI
1995 Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil melaksanakan
"Whole Indonesian Core" untuk Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy.
1996 Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi : Produksi Elemen
Bakar Reaktor, Produksi Radioisotop, Produksi Instrumentasi dan
Rekayasa Nuklir
1997 Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yang
memisahkan Badan Pelaksana dan Badan Pengawas penggunaan
tenaga nuklir
1998 Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi Badan Tenaga
Nuklir Nasional dengan Keppres No.197 Tahun 1998
2000 Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MWdi Pusat Penelitian
Tenaga Nuklir (PPTN) Bandung olehWakil Presiden RI
2001 Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir (PATN) menjadi
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

2003 Penyerahan hasil " " kepada Presiden RI; Pencapaian 10% jumlah
varietas unggul tanaman pangan nasional; Pengoperasian Mesin
Berkas Elektron 350 keV, 10 mA di PPTN Yogyakarta:Pengoperasian
Pusat Pelatihan dan Diseminasi Teknologi Peternakan - Pertanian
Terpadu di Kalsel
2004 Pencapaian target 10% varietas unggul tanaman pangan nasional
menggunakan teknik nuklir
2005 Terwujudnya perpustakaan digital di bidang nuklir
2006 Pencapaian 1 juta hektar penyebaran varietas padi unggul BATAN di
seluruh Indonesia
2008 50 tahun BATAN Berkarya

Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No.


64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen,
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh
seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang


penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan
Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas,
BATAN menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian,


pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir.
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN.
3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir,
4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

Visi dan Misi

Visi

Energi Nuklir sebagai pemercepat kesejahteraan bangsa.

Misi

1. Melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop


dan radiasi dalam mendukung program pembangunan nasional
2. Melaksanakan manajemen kelembagaan untuk mendukung kegiatan penelitian,
pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi

Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan dukungan nyata dalam


pembangunan nasional dengan peran :

1. Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, dan


pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program
pembangunan nasional
2. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi
dalam rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi
nuklir, isotop dan radiasi

Sasaran

Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah :

1. Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul tanaman pangan,


tersedianya insfrastruktur dasar pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

terhadap teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop dan radiasi


untuk kesehatan; dan
2. Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan penguatan sistem inovasi
meliputi kelembagaan iptek, sumber daya iptek dan penguatan jejaring iptek
dalam rangka mendukung pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan
penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi di masyarakat

Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui materi atau ruang dalam bentuk partikel
berenergi atau gelombang elektromagnetik. Radiasi tertentu memiliki energi yang
cukup untuk membuat electron keluar dari orbit atom materi yang dilaluinya. Proses
ini disebut ionisasi dan radiasi yang bias menimbulkan ionisasi disebut radiasi
pengion. Karena proses interaksi dengan materi seperti ini maka radiasi pengion
akan mengalami penurunan intensitas ketika melewati materi.

Radioaktifitas
Radioaktifitas adalah proses spontan dan alami ketika atom yang tidak stabil dari
isotope sebuah unsur radioaktif mengalami transformasi atau meluruh menuju
kondisi stabil dengan cara memancarkan atau meradiasikan kelebihan energi dalam
bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik. Jumlah inti atom suatu material
radioaktif yang meluruh dalam jangka waktu tertentu dinamakan aktifitas dari
material tersebut. Umur paruh suatu unsur atau material radioaktif adalah waktu
yang diperlukan oleh unsur tersebut agar aktifitasnya berkurang menjadi setengah
dari aktifitas awalnya.

Radiasi Dalam Kehidupan Sehari-hari


Tubuh manusia dalam kehidupan sehari-hari akan menerima paparan radiasi
pengion secara alami yang disebut natural background radiation. Radiasi ini
berasal dari luar angkasa yang diseebut radiasi kosmik, radiasi terrestrial dari
material radioaktif dalam kerak bumi, gas radioaktif di atmosfir dan radiasi dari
dalam tubuh yang berasal dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh.
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

Efek Radiasi
Radiasi dapat berinteraksi langsung dengan molekul tubuh dan merusaknya.
Pada prinsipnya DNA tubuh memiliki kemampuan mengagumkan untuk
memperbaiki sel-sel yang rusak akibat radiasi. Jika DNA mengalami kerusakan,
maka terdapat dua kemungkinan, yaitu kerusakan akan diperbaiki sebelum siklus
tumbuh sel tubuh selesai. Jika tidak, maka sel akan mati. Terdapat pula
kemungkinan lainnya yaitu sel akan selamat tapi berperilaku menyimpang akibat
kerusakan DNA yang dikkenal dengan istilah mutasi. Sel dengan DNA mutsi ini
bias terus tumbuh sehingga bisa menimbulkan kanker.

a. Efek langsung
Pengaruh langsung akibat menerima dosis radiasi yang sangat besar dalam
waktu singkat bisa berupa terbakar, terjadi perubahan komponen darah,
kelelahan, diare, pusing, dan kematian. Pengaruh ini akan berkembang dalam
satuan jam, hari, atau minggu yang bergantung pada dosis radiasi yang diterima.

b. Efek tertunda
Katarak akan timbul dalam waktu berbulan-bulan atau beertahun-tahun setelah
lensa mata menerima dosis radiasi 200-300rem demikian juga kanker mungkin
timbul 10-15 tahun setelah tubuh menerima dosis radiasi.
Pemanfaatan Radiasi

a. Bidang Medis
Radiasi pengion bisa dimanfaatkan dengan banyak cara di biidang pengobatan
medis (radiotherapy). Yang paling dikenal adalah untuk mendiagnosa
pencitraan misalkan CT (computer tomography) Scan dan pengobatan kanker.

b. Bidang industry
Penggunaan terbesar radiasi pengion di bidang industry adalah dalam
modifikasi karakteristik suatu materi. Radiasi dapat dipergunakan untuk
menginisiasi terjadinya polimerisasi, memperkeras polimer atau menaikkan
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

titik leleh. Penggunaan utama lainnya adalah untuk mensterilkan peralatan


kedokteran

c. Peralatan Rumah Tangga


Salah satu peralatan yang sering dijumpai di rumah maupun gedung adalah
detector asap untuk peringatan kebakaran.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

Badan Tenaga Nuklir Nasional disingkat BATAN, adalah Lembaga Pemerintah


Non Kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir. Kepala Batan
saat ini dijabat oleh Dr. Hudi Hastowo yang menggantikan Kepala BATAN periode
sebelumnya yaitu Dr. Soedyartono Soentono, M.Sc. BATAN mengoperasikan 3
buah reaktor nuklir di Indonesia, 2 buah reaktor Triga mark II dan sebuah reaktor
nuklir 30 MW di Serpong.

Fasilitas Nuklir

Untuk melaksanakan kegiatan Litbangyasa iptek nuklir telah dibangun dan


dilengkapi berbagai fasilitas /sarana penelitian yang tersebar di beberapa lokasi
yaitu Kawasan Nuklir Serpong di Kawasan Puspiptek, Kawasan Nuklir Bandung,
Kawasan Nuklir Yogyakarta, Kawasan Nuklir Pasar Jumatdi Jakarta, Stasiun
Pemantauan Gempa Mikro dan Meteorologi di ujung Watu dan Ujung Lemah
Abang Jepara, dan unit Penelitian Eksplorasi Penambangan Uranium di Kalan,
Kalimantan Barat

Kawasan Nuklir Bandung

Kawasan Nuklir Bandung dibangun pada tahun 196 yang menempati area sekitar
3 hektar dan merupakan tempat dibangunnya reaktor pertama di Indonesia. Di
kawasan ini terdapat Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri (PTNBR).
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

Kegiatan yang dilakukan meliputi pendayagunaan reaktor untuk penelitian dan


pembinaan keahlian, litbang bahan dasar, radioisotop dan senyawa bertanda,
instrumentasi dan teknik analisis radiometri, pengawasan keselamatan kerja
terhadap radiasi dan lingkungan. Kedokteran nuklir pertama kali dikembangkan di
Kawasan Nuklir Bandung yang merupakan embrio dari kedokteran nuklir di
Indonesia. Saat ini kegiatan kedokteran nuklir dikembangkan lebih lanjut di
beberapa rumah sakit di Indonesia. Untuk mendukung pelaksanaan litbang,
Kawasan Nuklir Bandung dilengkapi dengan berbagai fasilitas antara lain Reaktor
Triga Mark II dengan daya 250 kW (1965). Daya reaktor ini pada tahun 1971
ditingkatkan menjadi 1000 kW dan kemudian menjadi 2000 kW pada tahun 2000.
Fasilitas lain yang terdapat di kawasan ini adalah laboratorium fisika, kimia dan
biologi, produksi isotop dan senyawa bertanda.

BIDANG REAKTOR
Bidang reaktor mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pendayagunaan reaktor
riset dengan program:

i. Pengembangan teknologi aktivasi neutron untuk analisis produk industri,


biologi kesehatan dan lingkungan
ii. Radigrafi neutron

Definisi Reaktor
Reaktor nuklir adalah suatu alat untuk mengendalikan reaksi fisi berantai dan
sekaligus menjaga kesinambungan reaksi itu. Reaktor nuklir ditetapkan sebagai
"alat yang menggunakan materi nuklir sebagai bahan bakarnya Materi fisi yang
digunakan sebagai bahan bakar misalnya uranium, plutonium dan lain-lain. Untuk
uranium digunakan uranium alam atau uranium diperkaya. Jadi secara umum
reaktor nuklir adalah tempat berlangsungnya reaksi nuklir yang terkendali. Untuk
mengendalikan operasi dan menghentikannya digunakan bahan penyerap neutron
yang disebut batang kendali. Jenis reaktor nuklir dibedakan berdasarkan besarnya
energi kinetik neutron yang merupakan faktor utama dalam reaksi fisi berantai,
yaitu reaktor neutron panas, reaktor neutron cepat dan lain-lain. Berdasarkan jenis
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

materi yang digunakan sebagai moderator dan pendingin, reaktor diklasifikasikan


menjadi reaktor air ringan, reaktor air berat, reaktor grafit dan lain-lain.
Berdasarkan tujuannya, diklasifikasikan menjadi reaktor riset, reaktor uji material,
reaktor daya dan lain-lain

Klasifikasi Reaktor
Macam reaktor dibedakan berdasarkan kegunaan, tenaga neutron dan nama
komponen serta parameter operasinya.
Menurut kegunaan:

Reaktor daya
Reaktor riset termasuk uji material dan latihan
Reaktor produksi isotop yang kadang-kadang digolongkan juga kedalam
reaktor riset

Ditinjau dari tenaga neutron yang melangsungkan reaksi pembelahan, reaktor


dibedakan menjadi:

Reaktor cepat: GCFBR, LMFBR, SCFBR


Reaktor thermal: PWR, BWR, PHWR, GCR.

Berdasarkan parameter yang lain dapat disebut:

Reaktor berreflektor grafit: GCR, AGCR


Reaktor berpendingin air ringan: PWR, BWR
Reaktor suhu tinggi: HTGR

Demikian seterusnya masih banyak terdapat nama atau jenis reaktor.

Reaktor Fisi
Reaktor fisi merupakan instalasi yang menghasilkan daya panas secara konstan
dengan memanfaatkan reaksi fisi berantai. Istilah ini dibedakan dengan reaktor fusi
yang memanfaatkan panas dari reaksi fusi. Dimungkinkan adanya reaktor yang
memadukan kedua jenis tersebut (reaktor hibrid).
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

Reaktor Fusi
Reaktor fusi adalah suatu instalasi untuk mengubah energi yang terjadi pada reaksi
fusi menjadi energi panas atau listrik yang mudah dimanfaatkan. Reaksi fusi
merupakan reaksi penggabungan inti atom ringan, misalnya reaksi antara deuterium
dan tritium. Deutrium sangat melimpah di alam, namun tritium tidak ada di alam
ini. Oleh karena itu, bahan yang mengandung Li-6 digunakan sebagai selimut,
selanjutnya direaksikan dengan neutron yang terjadi dari reaksi fusi untuk
menghasilkan tritium, sehingga diperoleh siklus bahan bakar. Sistem reaktor fusi
terdiri dari bagian plasma teras, selimut, bejana vakum, magnet superkonduktor,
dan lain-lain. Dibandingkan dengan reaktor fisi, reaktor fusi tidak akan mengalami
lepas kendali, dan sedikit menghasilkan produk radioaktif, sehingga memiliki
tingkat keselamatan yang tinggi.

Reaktor Penelitian
Reaktor riset/penelitian adalah suatu reaktor yang dimanfaatkan untuk berbagai
macam tujuan penelitian. Misalnya reaktor uji material yang digunakan secara
khusus untuk uji iradiasi, reaktor untuk eksperimen fisika reaktor, reaktor riset
untuk penelitian dengan menggunakan berkas neutron dan alat eksperimen
kekritisan, reaktor untuk pendidikan dan pelatihan. Di antara reaktor-reaktor
tersebut, yang disebut reaktor riset pun terdiri dari berbagai macam, misalnya
reaktor untuk eksperimen berkas neutron dan uji iradiasi material, reaktor untuk
eksperimen perisai, reaktor untuk uji pulsa dan lain-lain. Tipe-tipe reaktor riset
antara lain tipe kolam berpendingin dan bermoderator air berat, tipe kolam
berpendingin dan bermoderator air ringan dan tipe kolam berpendingin air ringan
dan bermoderator air berat.

Komponen-komponen Reaktor
Untuk dapat memngendalikan laju pembelahan, suatu reaktor nuklir harus didukug
dengan beberapa fasilitas yang disebut sebagai KOMPONEN REAKTOR.

1. Bahan bakar nuklir/bahan dapat belah


LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

2. Bahan moderator
3. Pendingin reaktor
4. Perangkat batang kendali
5. Perangkat detektor
6. Reflektor
7. Perangkat bejana dan perisai reaktor
8. Perangkat penukar panas

Komponen No. 1 s/d 6 berada pada suatu lokasi yang disebut sebagai teras
reaktor, yaitu suatu tempat dimana reaksi berantai tersebut berlangsung.

Bahan Bakar Nuklir


Terdapat dua jenis bahan bakar nuklir yaitu BAHAN FISIL dan BAHAN FERTIL.

Bahan Fisil ialah :


Suatu unsur/atom yang langsung dapat memberikan reaksi pembelahan apabila dirinya
menangkap neutron. Contoh: 92U233, 92U235, 94PU239, 94PU241

Bahan Fertil ialah :


Suatu unsur /atom yang setelah menangkap neutron tidak dapat langsung membelah,
tetapi membentuk bahan fisil. Contoh: 90TH232, 92U238

Pada kenyataannya sebagian besar bahan bakar nuklir yang berada di alam adalah bahan
fertil, sebaai contoh isotop Thorium di alam adalah 100% Th-232, sedangkan isotop
Uranium hanya 0,7% saja yang merupakan bahan fisil (U-235), selebihnya sebesar 99,35
adalah bahan fertil (U-238).

Karena alasan fisis, elemen bakar suatu reaktor dibuat dengan kadar isotop fisilnya lebih
besar dari kondisi alamnya, isotop yang demikian disebut sebagai isotop yang diperkaya,
sedangkan sebaliknya untuk kadar isotop fisil yang lebih kecil dari kondisi alamnya disebut
sebagai isotop yang susut kadar, biasanya ditemui pada elemen bakar bekas. Selain
perubahan kadar bahan fisilnya, elemen bakar biasanya dibuat dalam bentuk oksida atau
paduan logam dan bahkan pada dasa warsa terakhir ini sudah banyak dikembangkan
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

dalam bentuk silisida. Contoh komposisi elemen bakar yang banyak dipakai: UO2, U3O8-
Al, UzrH, U3Si2-Al dan lain-lain.

Tujuan utama dibuatnya campuran tersebut adalah agar diperoleh elemen bakar yang
nilai bakarnya tinggi, titik lelehnya tinggi, penghantaran panasnya baik, tahan korosi, tidak
mudah retak serta mampu menahan produk fisi yang terlepas

Bahan Moderator
Dalam reaksi fisi, neutron yang dapat menyebabkan reaksi pembelahan adalah neutron
thermal. Neutron tersebut memiliki energi sekitar 0,025 eV pada suhu 27oC. sementara
neutron yang lahir dari reaksi pembelahan memiliki energi rata-rata 2 MeV, yang sangat
jauh lebih besar dari energi thermalnya.

Syarat bahan moderator adalah atom dengan nomor massa kecil. Namun demikian syarat
lain yang harus dipenuhi adalah: memiliki tampang lintang serapan neutron (keboleh-
jadian menyerap neutron) yang kecil, memiliki tampang lintang hamburan yang besar dan
memiliki daya hantara panas yang baik, serta tidak korosif. Contoh bahan moderator :
H2O, D2O (Grafit), Berilium (Be) dan lain-lain.

Pendingin Reaktor
Pendingin reaktor berfungsi sebagai sarana pengambilan panas hasil fisi dari dalam
elemen bakar untuk dipindahkan/dibuang ke tempat lain/lingkungan melalui perangkat
penukar penukar panas (H.E.). Sesuai dengan fungsinya maka bahan yang baik sebagai
pendingin adalah fluida yang koefisien perpindahan panasnya sangat bagus. Persyaratan
lain yang harus dipenuhi agar tidak mengganggu kelancaran proses fisi pada elemen bakar
adalah pendingin juga harus memiliki tampang lintan serapan neutron yang kecil, dan
tampang lintang hamburan yang besar serta tidak korosif. Contoh fluida-fluida yang biasa
dipakai sebagai pendingin adalah: H2O, D2O, Na cair. Gas He dan lain-lain.

Batang Kendali Reaktor


Batang kendali berfungsi sebagai pengendali jalannya operasi reaktor agar laju
pembelahan/populasi neutron di dalam teras reaktor dapat diatur sesuai dengan kondisi
operasi yang dikehendaki. Selain hal tersebut, batang kendali juga berfungsi untuk
memadamkan reaktor/menghentikan reaksi pembelahan. Sesuai dengan fungsinya,
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

bahan batang kendali adalah material yang mempunyai tampang lintang serapan neutron
yang sangat besar, dan tampang lintang hamburan yang kecil. Bahan-bahan yang sering
dipakai adalah: Boron, cadmium, gadolinium dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut
biasanya dicampur dengan bahan lain agar diperoleh sifat yang tahan radiasi, titik leleh
yang tinggi dan tidak korosif.

Prinsip kerja pengaturan operasi adalah dengan jalan memasukkan dan mengeluarkan
batang kendali ke dan dari teras reaktor. Jika batang kendali dimasukkan, maka sebagian
besar neutron akan tertangkap olehnya, yang berarti populasi neutron di dalam reaktor
akan berkurang dan kemudian padam. Sebaliknya jika batang kendali dikeluarkan dari
teras, maka populasi neutron akan bertambah, dan akan mencapai tingkat jumlah
tertentu. Pertambahan/penurunan populasi neutron berkait langsung dengan perubahan
daya reaktor.

Perangkat Detector
Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan di dalam reaktor nuklir.
Semua insformasi tentang kejadian fisis di dalam teras reaktor, yang meliputi popularitas
neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-lain hanya dapat dilihat melalui detektor yang
dipasang dalam di dalam teras. Secara detail mengenai masalah tersebut akan dibicarakan
dalam pelajaran instrumentasi reaktor.

Reflektor
Neutron yang keluar dari pembelahan bahan fisil, berjalan dengan kecepatan tinggi ke
segala arah. Karena sifatnya yag tidak bermuatan listrik maka gerakannya bebas
menembus medium dan tidak berkurang bila tidak menumbuk suatu inti atom medium.
Karena sifat tersebut, sebagian neutron tersebut dapat lolos keluar teras reaktor, atau
hilang dari sistem. Keadaan ini secara ekonomi berati kerugian, karena netron tersebut
tidak dapat digunakan untuk proses fisi berikutnya.

Untuk mengurangi kejadian ini, maka sekeliling teras reaktor dipasang bahan pemantul
neutron yang disebut reflektor, sehingga nutron-neutron yang lolos akan bertahan dan
dikembalikan ke dalam teras untuk dimanfaatkan lagi pada proses fisi berikutnya.
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

Bahan-bahan reflektor yang baik adalah unsur-unsur yang mempunyai tampang lintang
hamburan neutron yang besar, dan tampang lintang serapan yang sekecil mungkin serta
tidak korosif. Bahan-bahan yang sering digunakan antara lain: Berilium, Grafit, Parafin,
Air, D2O.

Bejana dan Perisai Reaktor


Bejana/tangki raktor berfungsi untuk menampung fluida pendingin agar teras reaktor
selalu terendam di dalamnya. Bejana tersebut selain harus kuat menahan beban, maka
harus pula tidak korosif bila berinteraksi dengan pendingin atau benda lain di dalam teras.
Bahan yang bisa digunakan adalah: alumunium, dan stainless stell.

Perisai reaktor berfungsi untuk menahan/menghambat/menyerap radiasi yang lolos dari


teras reaktor agar tidak menerobos keluar sistem reaktor. Karena reaktor adalah sumber
radiasi yang sangat potensial, maka diperlukan suatu sistem perisai yang mampu
menahan semua jenis radiasi tersebut pada umumnya perisai yang digunakan adalah
lapisan beton berat.

Perangkat penukar Panas


Perangkat penukar panas (Heat exchanger) merupakan komponen penunjang yang
berfungsi sebagai sarana pengalihan panas dari pendingin primer, yang menerima panas
dari elemen bakar, untuk diberikan pada fluida pendingin yang lain (sekunder). Dengan
sistem pengambilan panas tersebut maka integritas komponen teras akan selalu terjamin.

Pada jenis reaktor tertentu, terutama jenis PLTN, H.E. juga berfungsi sebgai fasilitas
pembangkit uap.

Bagian reaktor terdiri dari:

Sub bagian perencanaan operai dan akutansi bahan bakar


Dengan tugas melakukan perencanaan oprasi serta pengelolaan elemen
bakar reaktor dan akutansi bahan nuklir
Sub bidang oprasi dan perawatan reactor
Dengan tugas melakukan pengoprasian, Perawatan dan pendayagunaan
reactor
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

UNIT PENGAMANAN NUKLIR


Unit ini mempunyai tugas melakukan pengamanan instansi nuklir,lingkungan, dan
personil di lingkungan Pusat Teknologi Akselelator dan Proses Bahan dan Sekolah
tinggi teknologi Nuklir (pengamanan dan penjagaan terhadap kawasan kerja
instansi, sarana penelitian, bahan nuklir, dan non nuklir, bahan keterangan, kegiatan
dan personil seara fisik dan atau melalui sistem pengamanan BATAN).

LAB FISIKA
Di lab Fisika terdapat rekayasa intridasi dan aplikasinya, alat ini digunakan sebagai
detektor radioaktif. Detektor ini dibuat dari bahan besi yang bagian luarnya
dilakukan pengerasan dengan sistem plasma, untuk membuat plasma terdapat dua
cara pembangkit plasma yaitu dengan cara DC dan RF. Di Batan menggunakan cara
RF. Dengan cara RF (radio frekuensi). awalnya dibebankan beban kapasitif
elektroda yang tengahnya diberi gas. Gas yang berada diantara elektroda akan
terionisasi.

Besi yang dikeraskan dengan sistem plasma (gas yang diplasmakan adalah benzena
dan nitrogen yang diuapkan) tadi digunakan sebagai detektor, cara kerja detektor
sebagai berikut: besi dibentuk silinder tidak pejal. Jika terdapat kebocoran
radioaktif maka gas akan terionisasi oleh zat radioaktif (yang menangkap radiasi
adalah geiger muller), batas ambang yang masi aman ketika terjadi kebocoran
adalah 2,1 mR/jam dengan suhu max 400F. Ionisasi manghasilkan tumpukan
elektron pada anoda sehingga menimbulkan medan listrik antara anoda dan katoda
yang nantinya akan membangkitkan listrik dan membunyikan alarm.

LIMBAH RADIOAKTIF
Limbah radioaktif merupakan hasil samping dari kegiatan pemanfaatan
teknologi nuklir. Dalam limbah radioaktif ini terdapat unsur-unsur radioaktif yang
masih memancarkan radiasi. Limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke lingkungan
karena radiasi yang dipancarkan berpotensi memberikan efek merugikan terhadap
kesehatan manusia.
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

Program pengelolaan limbah radioaktif ditujukan untuk menjamin agar tidak


seorang pun akan menerima paparan radiasi melebihi nilai batas yang dizinkan.
Terdapat hal-hal unik yang menguntungkan dalam rangka pengelolaan limbah
radioaktif:
1. Sifat fisika dari zat radioaktif yang selalu meluruh menjadi zat stabil (tidak
radioaktif lagi). Karena terjadi peluruhan, maka jumlah zat radioaktif akan
selalu berkurang oleh waktu. Sifat ini sangat menguntungkan karena cukup
hanya dengan meyimpan secara aman, zat radioaktif sudah berkurang dengan
sendirinya.
2. Sebagian besar zat radioaktif yang terbentuk dalam teras reaktor nuklir umumnya
memiliki waktu paro yang sangat pendek, mulai orde beberapa detik hingga
beberapa hari. Hal ini menyebabkan peluruhan zat radioaktif yang sangat cepat
yang berarti terjadi pengurangan volume limbah yang sangat besar dalam waktu
relatif singkat.
3. Saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai jenis alat ukur yang sangat peka
terhadap radiasi. Dengan alat ukur ini keberadaan zat radioaktif skecil apa pun
selalu dapat dipantau.

Pengolahan Limbah Radioaktif


Secara keseluruhan, pengelolaan limbah radioaktif yang lazim dilakukan
meliputi tiga pendekatan pokok bergantung besar kecilnya volume limbah, tinggi
rendahnya aktivitas zat radioaktif serta sifat-sifat fisika dan kimia limbah tersebut.
Tiga pendekatan pokok itu meliputi :
i. Limbah radioaktif dipekatkan dan dipadatkan yang pelaksanaannya dilakukan
di dalam wadah khusus untuk selanjutnya disimpan dalam waktu yang cukup
lama. Cara ini efektif untuk pengelolaan limbah radioaktif cair yang
mengandung zat radioaktif beraktivitas sedang dan atau tinggi.
ii. Limbah radioaktif disimpan dan dibiarkan meluruh dalam tempat penyimpanan
khusus sampai aktivitasnya sama dengan aktivitas zat radioaktif lingkungan.
Cara ini efektif jika dipakai untuk pengelolan limbah radioaktif cair atau padat
yang beraktivitas rendah dan berwaktu paroh pendek.
LOLINDAH CHIN MAI YEN
260110152018
KELAS E (KPBI)

iii. Limbah radioaktif diencerkan dan didispersikan ke lingkungan. Cara ini efektif
untuk pengelolaan limbah radioaktif cair atau gas beraktivitas rendah.

Dengan ketiga pendekatan itu diharapkan bahwa aktivitas limbah radioaktif


yang lepas ke lingkungan sama dengan aktivitas zat radioaktif yang secara alamiah
sudah ada pada lingkungan. Dengan cara itu faktor keselamatan manusia dan
lingkungan tetap merupakan prioritas utama dalam pemanfaatn teknologi nuklir.

KESIMPULAN

BATAN tidak hanya bergerak pada penelitian dan pengembangan energi nuklir
saja, tetapi juga melakukan aplikasi teknik nuklir untuk kesejahteraan masyarakat,
baik di bidang kesehatan, peternakan dan pertanian. Akan tetapi, BATAN belum
diizinkan untuk memproduksi tenaga nuklir untuk tingkat yang lebih tinggi,
dikarenakan melihat bahaya radiasi nuklir yang sangat berbahaya. Demikian
laporan ini saya buat, terima kasih atas segala dukungan yang telah diberikan
kepada kami sehingga kegiatan ini dapat berlangsung dengan lancar dan selesai
tepat pada waktunya serta dapat dicapai hasil yang diharapkan.

You might also like