You are on page 1of 7

PENGARUH BATUK EFEKTIF TERHADAP PENGELUARAN SPUTUM PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI

PUSKESMAS PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG

COUGH EFECTIVE TO EXIT SPUTUM AT PATIEN TUBERKULOSIS AT PETERONGAN HEALTH PRIMERY


JOMBANG
1 2
Yuliati Alie , Rodiyah
1
Program S1 Keperawatan STIKES PEMKAB Jombang
2
Program S1 Keperawatan STIKES PEMKAB Jombang

ABSTRAK
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Pemeriksaan sputum sangat penting karena dengan ditemukan kuman BTA, diagnosis TBC sudah dapat
dipastikan tetapi tidak mudah mendapatkan sputum terutama pada pasien yang tidak batuk atau batuk
yang non produktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh batuk efektif terhadap
pengeluaran sputum pada pasien TB di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang. Penelitian ini
merupakan pra eksperimen dengan jenis one-group pre-post test design. Populasi sejumlah 26
responden mencakup Semua pasien TB di Puskesmas Peterongan. Sampel sejumlah 24 responden
diambil menggunakan Accidental sampling. Variabel independen adalah batuk efektif dan Variabel
dependen pengeluaran sputum. Analisa data dengan uji chi kuadrat dengan tingkat signifikan 0,05.
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden tidak dapat mengeluarkan sputum sebelum
dilatih batuk efektif sebesar 13 responden (54,2%) dan hampir seluruh responden dapat mengeluarkan
sputum sesudah dilatih batuk efektif sebesar 19 responden (79,2%) dan hasil uji statistik chi kuadrat
0,021 berarti < 0,05 maka Ha diterima. Berarti ada pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum
pada pasien TB di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang dengan Interpretasi cukup (0,427).
Pasien TB dengan melakukan batuk yang benar yaitu batuk efektif dapat menghemat energi sehingga
tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal dan dianjurkan satu hari sebelum
pemeriksaan sputum, pasien dianjurkan minum 2 liter untuk mempermudah pengeluaran sputum.

Kata kunci : Batuk Efektif, Pengeluaran Sputum, Tuberkulosis

ABSRACT

Tuberculosis is disease which is caused by the bacteria of Mycobacterium tuberculosis. The


checking of sputum is very important because of finding the bacteria of BTA , the diagnosis of TBC has
been able to be positive but it isnt easy to obtain sputum, especially for patient who doesnt cough or
non productive cough. The purpose of research is to understand the influence of effective cough
against the out of sputum against the patient of TB at Public Health Center of Peterongan Sub district
in Jombang District.
This research is as pre experience with a kind of one group pre post test design . The
population is 26 respondents includes all patients of TB at Public Health Center of Peterongan Sub
district . The total of samples is 24 respondents taken to use Accidental sampling . independent
variable is effective cough and dependent variable is the out of sputum. The analysis of data with the
test of chi quadrate with the level of significance ; 0,05
The result of research is obtained the most of respondents cant take out of sputum before
being trained effective cough are 19 respondents ( 79,2% ) and the statistic test result of chi quadrate
is 0,021 means ,0,05 so that Ha is accepted, it means that there is the influence of effective cough
against the out of sputum for the patient of TB at Public Health Center of Peterongan Sub district in
Jombang District with interpretation of sufficient ( 0,427 )
The patient of TB with getting right cough is namely effective cough can make the best of
energy so that patient doesnt get tired easily and being able to take out of sputum maximally and
being advised one day before checking sputum , patient is advised to drink 2 liters to make sputum
get out easily.
Key words : Effective cough, The out of sputum, Tuberculosis

15
pada tahun 2011 dengan gejala klinis 494
PENDAHULUAN jumlah BTA+ 44 kasus baru dan prevalensi
8
127100.000 .
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang Lingkungan hidup yang sangat padat
disebabkan oleh bakteri mycobacterium dan pemukiman diwilayah perkotaan
5
tuberculosis . TB merupakan salah satu penyakit kemungkinan besar mempermudah proses
2
saluran pernafasan bagian bawah . penularan dan berperan sekali atas peningkatan
Keluhan yang dirasakan pada pasien TB jumlah kasus TB. Proses terjadinya infeksi oleh
dapat bermacam-macam atau malah banyak Mycobacterium tuberculosis biasanya secara
pasien ditemukan TB paru tanpa keluhan sama inhalan, sehingga TB paru merupakan
sekali dalam pemeriksaan kesehatan. menifestasi klinis yang paling sering di banding
Pemeriksaan sputum adalah penting karena organ lainya. Penularan penyakit ini sebagian
dengan ditemukan kuman BTA, diagnosis TB besar melalui inhalan basil yang mengandung
sudah dapat dipastikan. Disamping itu droplet nuclei, khususnya yang didapat dari
pemeriksaan sputum juga juga dapat pasien TB paru dengan batuk berdahak atau
memberikan evaluasi terhadap pengobatan berdahak yang mengandung basil tahan asam
3 3
yang sudah diberikan . (BTA) .
Jumlah penderita TB dunia tahun 2009, Batuk terjadi karena adanya iritasi pada
1,7 juta orang meninggal karena TB (600.000 bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang
diantaranya perempuan) sementara ada 9,4 juta produk-produk radang keluar. Karena
kasus baru TB. 13 dari populasi dunia sudah terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak
tertular dengan TB dimana sebagian besar sama, mungkin saja batuk baru ada setelah
penderita TB adalah usia produktif (15-55 penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni
11
tahun) . Indonesia masih termasuk 10 besar setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan
dari 22 negara dengan beban permasalahan TB peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari
terbesar. Sementara total estimasi incidence batuk kering kemudian setelah timbul
(kasus Baru) TB di Indonesia yang dilaporkan peradangan menjadi produktif (menghasilkan
19
oleh WHO dalam Global report 2011 adalah sputum) .
450.000 pertahun dengan prevalensi sekitar Batuk adalah gejala yang paling dini dan
12
690.000 pertahun . merupakan gangguan yang paling sering
Provinsi Jawa Timur menempati urutan dikeluhkan. Biasanya batuk ringan sehingga
kedua di Indonesia dalam jumlah penderita TB dianggap batuk biasa atau akibat rokok. Proses
BTA positif kasus baru dibawah Provinsi Jawa yang paling ringan ini menyebabkan sekret akan
Barat, sedangkan untuk semua tipe menduduki terkumpul pada waktu penderita tidur dan
2
peringkat ketiga setelah Jawa Barat dan Jawa dikeluarkan saat penderita bangun pagi hari .
Tengah. Pada tahun 2010 jumlah seluruh kasus Untuk mengeluarkan sekret dengan baik
TB sebanyak 37.226 kasus dan 23.223 caranya dengan cara batuk yang benar yaitu
diantaranya adalah TB paru BTA postif. Adapun batuk efektif. Batuk efektif yaitu merupakan
13
angka penemuan kasus baru BTA positif Case latihan batuk untuk mengeluarkan sekret .
Detection Rate (CDR) tahun 2010 di Jawa Timur Batuk efektif adalah merupakan suatu metode
sebesar 58,2%, masih dibawah target 70%. batuk dengan benar, dimana klien dapat
Untuk angka kesembuhan tahun 2010 sebesar menghemat energi sehingga tidak mudah lelah
84,18% (target 85%). Angka tersebut dan dapat mengeluarkan dahak secara
17
didapatkan dari data pasien yang diobati pada maksimal .
tahun 2009 yang telah menyelesaikan Mekanisme batuk adalah inhalasi dalam,
7
pengobatannya . penutupan glottis, kontraksi aktivitas otot-otot
Penderita TB di Kabupaten Jombang ekspirasi dan pembukaan glottis. Inhalasi dalam
dengan BTA (+) pada kohort 2010 yang diobati meningkatkan volume paru dan diameter jalan
sebanyak 695 sembuh 608 penderita (87,48%). nafas memungkinkan udara melewati sebagian
Jumlah penderita BTA (+) baru yang ditemukan plak lendir yang mengobstruksi atau melewati
pada tahun 2011 sebanyak 762 orang. benda asing lain. Kotraksi otot-otot ekspirasi
Peterongan menempati urutan pertama dari 34 melewati glotis yang menutup sehingga
Puskesmas di Kabupaten Jombang. Pada tahun menyebabkan terjadinya tekanan intra thorak
2010 jumlah penderita (BTA+) 41 kasus dan yang tinggi, saat glotis membuka aliran udara

16
yang besar keluar dengan kecepatan yang Tempat penelitian di Puskesmas
tinggi, memberikan mukus kesempatan untuk Peterongan Kabupaten Jombang. Pengolahan
bergerak ke jalan nafas bagian atas. Sehingga data dilakukan dengan beberapa langkah yaitu;
17
mukus dapat dicairkan dan dikeluarka . Editing, Coding, Scoring, tabulating. Analisa data
Pemeriksaan sputum sangat berguna dilakukan untuk menentukan ada tidaknya
untuk mengevaluasi penderita dengan dugaan pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran
penyakit paru. Sputum purulen atau berbau sputum pada pasien TB di Puskesmas
busuk menunjukkan infeksi bakterial, sputum Peterongan Kabupaten Kabupaten Jombang
6
cair berbusa menunjukkan edema paru . dengan mengunakan uji statistik chi square
Pemberian Imunisasi BCG pada saat bayi
untuk mencegah penularan penyakit TB pada HASIL PENELITIAN
masa bayi dan anak Balita. Bagi penderita TB Data Umum dalam penelitian ini
paru: Minumlah obat TB secara lengkap dan didasarkan pada karakteristik responden
teratur sampai sembuh. Terapkan prilaku hidup berdasarkan mulai berobat, Umur, pendidikan,
bersih dan sehat: dengan mengikuti cara batuk pekerjaan dan cara batuk di Puskesmas
yang benar (etika batuk) yaitu bila akan mau Peterongan Kabupaten Jombang tahun 2013.
batuk atau bersin segera palingkan muka dari Diketahui dari 24 responden hampir
orang lain juga bila ada makanan, tutup mulut setengahnya responden mulai berobat bulan 1-
dan hidung dengan tissue atau saputangan, 2 sebesar 10 responden (41,6%), hampir dari
buang dahak jangan di sembarang tempat, tapi setengah responden berumur 36-50 tahun
buang dahak pada tempat khusus yang berisi sebesar 11 responden (45,8%), hampir seluruh
antiseptic dan ditutup, cuci tangan dengan air responden berpendidikan dasar sebesar 23
1
bersih dan sabun . responden (95,8%), setengahnya responden
bekerja wiraswasta sebesar 12 responden (50%)
METODE PENELITIAN dan seluruh responden tidak pernah dilatih
Desain penelitian yang digunakan dalam batuk efektif sebesar 24 responden (100%).
penelitian ini adalah pra experiment dengan Data hasil penelitian (data khusus) tersebut
Jenis penelitian yang digunakan adalah one disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut
group pre test-post test design. Populasi adalah
15
objek penelitian atau objek yang akan diteliti . Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Populasi penelitian ini adalah Semua pasien TB pengeluaran sputum sebelum dilatih batuk efektif
di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang pada pasien TB di Puskesmas Peterongan
Kabupaten Jombang Tanggal 11 Maret sampai 5 April
pada bulan September 2012 sampai Februari
2013
2013 berjumlah 158 dengan rata-rata setiap
Pengeluaran Persentase
bulan 26 orang. Sampling menggunakan teknik No Frekuensi
sputum (%)
accidental sampling dengan jumlah sampel 24 Dapat
orang. 1 mengeluarkan 11 45,8
Dalam penelitian ini penggumpulan data sputum
2 Tidak dapat
dengan menggunakan alat ukur SAP (Satuan mengeluarkan 13 54,2
acara penyuluhan) dan check list. Kriteria inklusi sputum
adalah karakteristik umum subyek penelitian Total 24 100
16 Sumber : Data Primer 2013
pada populasi target dan populasi terjangkau .
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
:Semua pasien TB di Puskesmas Peterongan
Jombang yang sedang melakukan pengobatan Dari tabel 1 diketahui bahwa sebagian
pada saat penelitian ( Periode bulan 1 sampai besar responden tidak dapat mengeluarkan
bulan 6 ), Pasien TB yang bersedia diteliti, sputum sebelum dilatih batuk efektif pada
Pasien TB yang kooperatif, Umur < 70 tahun. pasien TB sebesar 13 responden (54,2%).
Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan sebagian
subyek yang memenuhi inklusi dari penelitian Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
16 pengeluaran sputum sesudah dilatih batuk efektif
karena berbagai sebab . Kriteria eksklusi dalam
pada pasien TB di Puskesmas Peterongan
penelitian ini adalah : Pasien TB yang tidak hadir
Kabupaten Jombang Tanggal 11 Maret sampai 5 April
saat penelitian, Pasien yang pernah menjadi 2013
responden pada waktu studi awal, Pasien TB No Pengeluaran Frekuensi Persentase
dengan komplikasi, Pasien TB > 70 tahun.

17
sputum (%) batuk efektif. Dari hasil pemeriksaan pada
Dapat mengeluarkan specimen 1 (sebelum dilatih batuk efektif),
1 19 79,2
sputum
didapatkan rata-rata volume sputum dari 24
2 Tidak dapat
mengeluarkan 5 20,8 responden 0,32 cc, sebanyak 13 responden
sputum (54,2%) tidak dapat mengeluarkan sputum dan
Total 24 100 hanya mengeluarkan ludah.
Sumber : Data Primer 2013 Pasien dengan batuk lama akan
menghasilkan sputum. Batuk yang sangat hebat
Dari tabel 2 diketahui bahwa hampir menyebabkan spasme bronkial dan obstruksi.
seluruhnya responden dapat mengeluarkan Lebih jauh mengiritasi bronki dan mengakibatkan
sputum sesudah dilatih batuk efektif pada sinkop (pingsan). Batuk hebat berulang, atau
pasien TB sebesar 19 responden (79,2%). tidak terkontrol yang tidak produktif akan sangat
melelahkan dan berpotensi membahayakan.
Tabel 3 Distribusi silang berdasarkan pengeluaran
Pembentukan sputum adalah reaksi paru-paru
sputum sebelum dan sesudah dilatih batuk efektif
pada pasien TB di Puskesmas Peterongan terhadap setiap iritan yang kambuh secara
17
Kabupaten Jombang Tanggal 11 Maret sampai 5 April konstan .
2013 Batuk adalah merupakan pengeluaran
Pengeluaran Cara batuk udara dari paru-paru yang tiba-tiba dapat
sputum Pra Prosent Post Prosent didengar. Saat individu menghirup napas, maka
dengan ase dengan ase
glotis akan menutup sebagian dan otot bantu
batuk batuk
biasa efektif pernafasan berkontraksi untuk mengeluarkan
Dapat 11 45,8% 19 79,2% udara secara paksa. Batuk merupakan reflek
mengeluarka membersihkan trakea, bronkus dan paru-paru
n sputum untuk melindungi organ-organ tersebut dari
Tidak dapat 13 54,2% 5 20,8% 17
mengeluarka iritasi dan sekresi .
n sputum Batuk diperlukan untuk membuang
Total 24 100% 24 100% produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya
sumber : Data Primer 2013 bronkus pada setiap penyakit tidak sama,
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit
pengeluaran sputum dari 24 responden sebelum berkembang dalam jaringan paru yakni setelah
dilatih batuk efektif pada pasien TB 13 berminggu-minggu atau berbulan-bulan
responden (54,2%) tidak dapat mengeluarkan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari
sputum. Setelah dilatih batuk efektif 19 batuk kering kemudian setelah timbul
responden (79,2%) dapat mengeluarkan sputum peradangan menjadi produktif (menghasilkan
meningkat 8 responden dari hasil sebelulumnya. sputum). Tetapi kadang-kadang tidak mudah
Berdasarkan tabel 3 kemudian dianalisa untuk mengeluarkan sputum. Terutama pada
dengan uji statistik dengan uji chi square pasien yang tidak batuk atau batuk yang non
diperoleh = 0,021 < 0,05 berarti ada pengaruh produktif. Dalam hal ini dianjurkan satu hari
batuk efektif terhadap pengeluaran sputum pada sebelum pemeriksaan sputum, pasien dianjurkan
pasien TB di Puskesmas Peterongan Kabupaten minum sebanyak 2 liter dan diajarkan melakukan
Jombang dan nilai interpretasi 0,427 berarti 19
reflek batuk . Untuk mempermudah
pengaruhnya cukup batuk efektif terhadap pengeluaran sputum dapat dipengaruhi
pengeluaran sputum beberapa faktor yaitu batuk efektif, postural
14
drainase, vibrating dan clapping .
PEMBAHASAN Cara melakukan batuk efektif posisi
Dari analisis data hasil penelitian badan agak condong kedepan, kemudian hirup
didapatkan Pengaruh batuk efektif terhadap napas dalam 2 kali secara perlahan-lahan melalui
pengeluaran sputum pada pasien tuberkulosis di hidung dan hembuskan melalui mulut hirup
Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang yang napas dalam ketiga kalinya ditahan 3 detik
akan diuraikan dalam pembahasan sebagai kemudian batukkan dengan kuat 2 atau 3 kali
berikut: secara berturut turut tanpa menghirup napas
Pengeluaran sputum sebelum dilatih batuk kembali selama melakukan batuk kemudian
efektif pada pasien TB 9
napas ringan .
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan Batuk ini diperlukan untuk membuang
bahwa seluruh responden tidak pernah dilatih produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya

18
18
17
bronkus pada setiap penyakit tidak sama, responden (20,8%) tidak dapat mengeluarkan
mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit sputum.
berkembang dalam jaringan paru yakni setelah Pemeriksaan specimen menunjukkan
berminggu-minggu atau berbulan-bulan adanya peningkatan rata-rata volume sputum
peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari yaitu pada specimen 1 (sebelum batuk efektif)
batuk kering (non-produktif) setelah timbul sebesar 0,32 cc menjadi 0,88 cc pada specimen 1
peradangan menjadi produktif (menghasilkan (sesudah dilatih batuk efektif), sedangkan pada
3
sputum) . Batuk berdahak terus menerus selama specimen 2 (sesudah dilatih batuk efektif) rata-
3 minggu atau lebih, pada tahap lanjut dahak rata volume sputum menjadi 1,6 cc.
10
bercampur darah dan batuk darah . Pemeriksaan specimen menunjukkan
Batuk dipicu secara refleks ataupun adanya peningkatan volume sputum yang
disengaja. Sebagai reflek pertahanan diri, batuk dihasilkan dari pasien TB paru yang telah
dipengaruhi oleh jalur saraf relaksasi diagfragma diajarkan bagaimana batuk efektif. Berdasakan
dan kontraksi otot melawan glotis yang hasil penelitian perbandingan specimen 1
menutup. Hasilnya akan terjadi tekanan yang (sebelum batuk efektif) dengan specimen post 2
positif pada intra thorak yang menyebabkan (setelah batuk efektif) sebanyak 19 responden
penyempitan trakea. Sekali glotis terbuka, (79,2%) mengalami peningkatan volume sputum
bersama dengan penyempitan trakea akan (cc) yang dihasilkan setelah bantuk efektif.
menghasilkan aliran udara yang cepat melalui Sedangkan 5 responden (20,8) tidak mengalami
trakea. Kekuatan eksposif ini akan menyapu peningkatan sputum (cc) yang dihasilkan setelah
sekret dan benda asing yang ada di saluran nafas. batuk efektif
Pasien sebelum mendapatkan pelatihan Batuk efektif adalah merupakan suatu
batuk efektif seluruhnya tidak bisa mengeluarkan metode batuk dengan benar, dimana klien dapat
sputum yang maksimal, sebagian besar yang menghemat energi sehingga tidak mudah lelah
dikeluarkan adalah ludah hal ini dikarenakan dan dapat mengeluarkan dahak secara
17
pasien belum tahu bagaimana cara batuk efektif. maksimal .
Mereka hanya melakukan batuk dengan cara Caranya sebelum batuk efektif pasien
biasa sehingga tidak bisa maksimal pengeluaran posisi duduk agak membungkuk, kemudian
sputumnya. dianjurkan minum air hangat dan satu hari
Ketidak mampuan responden dalam sebelumnya disarankan minum air 2 liter.
pengeluaran sputum dapat dipengaruhi Kemudian hirup napas 2 kali dan hirupan napas
beberapa hal yaitu sebagian besar responden ke 3 ditahan 3 detik setelah itu batukan dengan
sudah masuk bulan berobat 3 bulan sampai 6 kuat 2-3 kali secara berturut-turut kemudian
9
bulan sehingga produktifitas pengeluaran napas ringan .
sputum menjadi berkurang dengan begitu batuk Latihan batuk efektif merupakan
efektif sangat perlukan supaya pengeluaran aktivitas perawat untuk membersihkan sekresi
sputum menjadi maksimal dan 1 hari pada jalan nafas. Tujuan batuk efektif adalah
sebelumnya disarankan minum air 2 liter. meningkatkan mobilisasi sekresi dan mencegah
Pendidikan yang rendah mengakibatkan resiko tinggi retensi sekret. Pemberian batuk
pengetahuan yang kurang sehingga pasien TB efektif dilaksanakan terutama pada klien dengan
kurang tahu bagaimana cara batuk yang benar masalah keperawatan ketidak efektifan jalan
dan sebelumnya tidak pernah mendapat nafas dan masalah resiko tinggi infeksi saluran
informasi bagaimana mengeluarkan sputum pernafasan bagian bawah yang berhubungan
dengan benar dari petugas kesehatan sehingga dengan akumulasi sekret pada jalan nafas yang
menggakibatkan pengeluaran sputum tidak sering disebabkan oleh kemampuan batuk yang
dapat maksimal. Jika demikian bisa menurun atau adanya nyeri setelah pembedahan
mengakibatkan petugas laborat membuat thoraks atau pembedahan abdomen bagian atas
diagnosa yang salah karena jumlah sputum tidak sehingga klien merasa malas untuk melakukan
sesuai dengan jumah yang diharapkan. batuk. Hal tersebut merupakan masalah yang
Pengeluaran sputum sesudah dilatih batuk sering di temukan perawat praktisi diklinik
14
efektif pada pasien TB keperawatan .
Pengeluaran sputum sesudah dilatih Melakukan batuk yang benar bukan saja
batuk efektif dari 24 responden 19 responden dapat mengeluarkan sputum secara maksimal
(79,2%) dapat mengeluarkan sputum dan 5 tetapi juga dapat menghemat energi. Batuk
efektif memberikan kontribusi yang positif

19
terhadap pengeluaran volume sputum. Seluruh (sekurang-kurangnya 1893 ml per hari) juga akan
18
responden melakukan batuk efektif dengan baik, membantu mengencerkan lendir .
Walaupun melakukan batuk efektif dengan baik Batuk efektif jika dilakukan dengan baik
masih ada yang tidak dapat mengeluarkan dan tepat akan terlihat perbedaan yang cukup
sputum dapat juga dikarenakan faktor mulai mencolok terhadap pengeluaran sputum
berobat sudah bulan terahir bulan pengobatan dibandingkan dengan batuk biasa karena batuk
dan sebagian kecil responden yang berusia efektif adalah cara batuk yang benar. Batuk yang
lansia. benar caranya pertama yang dilakukan duduk
Usia yang cukup juga mempermudah agak condong kedepan kemudian tarik nafas
mengajarkan cara batuk efektif sehingga pasien dalam dua kali lewat hidung keluarkan lewat
TB cepat tanggap apa yang disarankan peneliti mulut kemudian nafas yang ketiga ditahan 3
dengan batuk efektif pasien menjadi tahu detik dan batukan 2 sampai 3 kali batukkan dan
tentang bagaimana cara mengeluarkan sputum sebelum batuk efektif dianjurkan minum air
secara maksimal dan cara batuk yang benar. hangat dan minum air sebanyak 2 liter 1 hari
Pengeluaran sputum yang dihasilkan dengan sebelumnya dengan tujuan dahak menjadi encer
maksimal menyebabkan lebih mudahnya petugas dan mempermudah pengeluaran sputum supaya
laborat memeriksa sputum pasien. Karena untuk dapat maksimal. Sedangkan pada batuk biasa
menegakkan diagnosa secara tepat salah satu tidak menggunakan teknik yang benar karena
diantaranya adalah dengan pemeriksaan sputum tidak ada perlakuan-perlakuan khusus sehingga
(dahak). Penting untuk mendapatkan sputum penggeluaran sputum tidak maksimal.
yang benar, bukan ludah ataupun sekret hidung
sehingga dapat diketemukan diagnosa yang KESIMPULAN
pasti. Berdasarkan analisa data hasil penelitian
Pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran dan pembahasan tentang pengaruh batuk efektif
sputum pada pasien TB terhadap pengeluaran sputum pada pasien TB di
Berdasarkan analisa data pada Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang
specimen 1 dan specimen post 2 dengan analisa dapat disimpulkan. Pengeluaran sputum sebelum
data menggunakan uji chi square diperoleh = dilatih batuk efektif pada pasien TB di Puskesmas
0,021 < 0,05 berarti H0 ditolak dan Ha diterima, Peterongan Kabupaten Jombang sebagian besar
sehingga ada pengaruh batuk efektif terhadap tidak dapat mengeluarkan sputum. Pengeluaran
pengeluaran sputum pada pasien TB di sputum sesudah dilatih batuk efektif pada pasien
Puskesmas Peterongan Kabupaten Kabupaten TB di Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang
Jombang. hampir seluruhnya dapat mengeluarkan sputum.
Batuk efektif adalah merupakan latihan Analisa data menggunakan uji chi square
diperoleh = 0,021 < 0,05 berarti H0 ditolak dan
13
batuk untuk mengeluarkan sekret . Batuk efektif
adalah merupakan suatu metode batuk dengan Ha diterima, yaitu ada pengaruh batuk efektif
benar, dimana klien dapat menghemat energi terhadap pengeluaran sputum pada pasien TB
sehingga tidak mudah lelah dan dapat dengan Interpretasi cukuk.
17
mengeluarkan dahak secara maksimal . Jika
sputum terlalu kental untuk dapat dikeluarkan, DAFTAR PUSTAKA
ada baiknya mengurangi viskositasnya dengan 1. Adiputra , I Nyoman. (2011).
meningkatkan kandungan airnya melalui hidrasi http://dawan1.diskesklungkung.net/wp-
4
yang adekuat . content/uploads/2011/02/Cara-Penularan-
Pada beberapa kondisi paru, seperti dan-Pencegahan-TB_Talk-Show_II_2011.pdf.
bronkhitis kronis, emfisema, dan fibrosis kistik, Tanggal 18 oktober 2012. Jam 14.48 WIB.
lendir kental berkumpul didalam paru-paru. 2. Alsagoff, Hood dkk. (2005). Dasar-Dasar Ilmu
Kondisi ini membuat anda lebih sulit bernafas Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga
dan meningkatkan kemungkinan anda menderita University Press
pneumonia atau infeksi lain. Untuk membantu 3. Bahar, Asril dkk. (2004). Buku Ajar Ilmu
mengencerkan lendir dan mengeluarkannya dari Penyakit Dalam. Jilid 2. Edisi 3. Jakarta :
paru-paru, dokter telah menganjukan supaya FKUI.
anda melakukan fisioterapi dada. Tindakan ini 4. Brunner, Suddart. (2002). Keperawatan
meliputi drainase postural, perkusi dada, dan Medikal Bedah. jilid 1. Edisi 8. Jakarta : EGC.
batuk efektif. Ingatlah meminum banyak cairan

20
19
5. . (2002). Keperawatan Medikal release/1874-bersatu-menuju-indonesia-
Bedah. jilid 3. Edisi 8. Jakarta : EGC. bebas-tuberkulosis.html. Tanggal 30 Oktober
6. Chandrasoma, Parakrama. (2006). Ringkasan 2012. Jam 23.40 WIB.
Patologi Anatomi. Edisi 2. Jakarta : EGC. 13. Kusyati, E, (2006). Ketrampilan dan Prosedur
7. Dinkes, Jombang. (2011). Profil Kesehatan Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta :
Kabupaten Jombang. Jombang : Dinas EGC.
Kesehatan 14. Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.
8. Dinkes,Jatim.http://dinkes.jatimprov.go.id/u 15. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
serfile/dokumen/1321926974_Profil_Keseha Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
tan_Provinsi_Jawa_Timur_2010.pdf. Tanggal 16. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
8 Juni 2012. Jam 11.30 WIB Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan :
9. Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Konsep Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
Dasar Manusia. Jakarta : EGC. Penelitian. Jakarta. Salemba Medika.
10. Indriasari, Devi, (2009). Deteksi, Obat, dan 17. Perry, Potter. (2006). Buku Ajar Fundamental
Cegah Penyakit. Yogyakarta : Pustaka Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktek.
Grhatama. Jilid 2. Edisi 4. Jakarta : EGC.
11. Kementerian Kesehatan Republik 18. Stanhope, Marcia dkk, (2008). Keperawatan
Indonesia.(2011).http://www.depkes.go.id/i Komunitas. Jakarta : EGC
ndex.php/berita/press-release/1444-tbc- 19. Sudoyo, Aru W dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu
masalah-kesehatan-dunia.html. Tanggal 8 Penyakit Dalam. Jilid 2. Edisi 4. Jakarta :
Juni 2013. Jam 11.00 WIB. FKUI.
12. . (2012).
http://202.70.136.4/index.php/berita/press-

21

You might also like