Professional Documents
Culture Documents
Hal-hal yang diperlukan dalam tahap prosedur klinik adalah pemeriksaan lengkap,
diagnosis, dan rencana perawatan sebelum akan pasien dijadwalkan untuk menjalani suatu
perawatan. Sebelum melakukan prosedur restorasi, hendaknya mempelajari kembali secara
singkat mengenai rekam medis pasien, rencana perawatan, dan ronsen foto yang ada.
Pemilihan Shade
Perhatian khusus harus kita berikan saat kita mencocokkan warna gigi dengan
komposit material. Kebanyakan pabrik menyediakan shade guide untuk material yang
spesifik, yang pada umunya tidak dapat diganti dengan material dari pabrik lain.
Pencahayaan yang baik sangat dibutuhkan ketika melakukan pemilihan warna.
Pencahayaan alami lebih diutamakan disini. Ketika memilih warna yang tepat, shade guide
diletakkan dekat dengan gigi untuk menentukan warnanya secara umum. Kemudian
seseorang yang lain mencocokkan dengan label shade guide yang spesifik disamping area
yang direstorasi. Sebagian label shade sebaiknya diletakkan berdekatan dengan bibir pasien
untuk mendapatkan efek yang natural. Area servikal biasanya lebih gelap daripada area
incisal. Pemilihan warna sebaiknya dilakukan secepat mungkin.
Isolasi dengan Cotton Roll
Cotton roll kering dijepit dengan cotton roll holder atau pinset, yang dipegang oleh
asisten dokter gigi. Apabila cotton roll telah dibasahi seluruhnya oleh saliva, asisten dokter
gigi bertanggung jawab untuk mengganti dengan cotton roll yang kering. Kadang-kadang,
saliva pada cotton roll yang telah basah dapat dihisap dengan suction, sehingga penggantian
cotton roll tidak perlu dilakukan. Menempatkan cotton roll ukuran sedang pada vestibulum
fasial dilakukan untuk mengisolasi gigi rahang atas. Untuk mengisolasi gigi pada rahang
bawah, cotton roll ukuran sedang diletakkan pada vestibulum fasial, dan cotton roll ukuran
besar diletakkan diantara gigi dan lidah. Penempatan cotton roll pada vestibulum dapat
dilakukan dengan mudah, sedangkan penempatan cotton roll pada lingual gigi mandibula
lebih sulit untuk dilakukan. Penempatan cotton roll pada lingual gigi mandibula dapat
dilakukan dengan memegang ujung mesial dari cotton roll dan menempatkan cotton roll
pada daerah yang diinginkan. Jari telunjuk atau jari pada sisi tangan yang lain digunakan
untuk menekan cotton roll ke arah gingiva sambil memutar cotton roll dengan penjepit ke
arah lingual gigi. Gigi lalu dikeringkan dengan menggunakan air syringe. Setelah cotton
roll ditempatkan, saliva ejector dimasukkan ke dalam mulut dan diatur posisinya.
PREPARASI KAVITAS
a. Preparasi Kavitas Kelas I
Untuk preparasi kelas I yang besar dengan komposit, masukkan inverted cone
diamond lewat distal area pit pada permukaan oklusal, posisikan sejajar dengan sumbu
akar dan mahkota. Siapkan pulpal floor untuk kedalaman inisiasi awal 1,5 mm, yang
diukur dari sentral groove. Setelah daerah groove sentral dibuang, facial atau lingual
diukur kedalamannya, biasanya sekitar 1,75 mm, tetapi ini tergantung pada kecuraman
dari kecondongan cuspal. Biasanya kedalaman awal ini adalah kira-kira 0,2 mm dalam
(internal) di DEJ. Bur diamond dipindahkan ke mesial mengikuti groove sentral.
Perluasan permukaan bukal dan lingual dan lebar mengikuti karies, material
restorasi lama, atau kesalahan. Pertahankan kekuatan cuspal dan marginal ridge
sebanyak mungkin. Perluasan pada cups harus seminimal mungkin. Perluasan sampai
marginal ridge harus menghasilkan kira-kira 1,6 mm ketebalan gigi sisa struktur (diukur
dari perluasan internal ke kontur proksimal) untuk premolar dan kira-kira 2 mm untuk
geraham. Perluasan tergantung oleh dukungan dentin pada marginal ridge email dan
cups. Diamond berjalan sepanjang groove dan menghasikan Pulpal floor yang datar dan
mengikuti naik turunnya DEJ. Jika perluasan mengharuskan pengurangan cups, kira-kira
1,5 mm kedalaman dipertahankan, biasanya menghasilkan pulpal floor naik ke oklusal.
Gb. 2. Preparasi inisial mesiodistal kedalaman pulpal mengikuti DEJ. A, Mesiodistal cross-section
premolar. B, Pergerakan cutting instrument ke arah mesial. C, Mengikuti kontur DEJ.
1
Gb.3. Pelebaran mesiodistal. Pertahankan Gb. 4. Pelebaran Faciolingual. Pertahankan
dentin. A, Molar. B, Premolar. kedalaman pulpa 1.5-mm sampai inklinasi cuspal.
Gb. 5. Pelebaran Groove. A, Cross-section facial and lingual groove area. B, Pelebaran melalui cusp
ridge pada kedalaman pulpa 1.5 mm; dinding facial wall 0.2 mm dalam DEJ. C, Tampak facial.
Gb. 6. Bevel facial groove. Coarse diamond menghasilkan bevel 0.5-mm pada sudut 45 derajat. A,
Tampak facial. B, Tampak Occlusal.
2
b. Preparasi Kavitas Kelas II
Preparasi permukaan oklusal menggunakan bur diamond dengan outline form
okluasal yang ekstensif. Bur diamond digerakkan dari sentral groove ke arah tonjol
dengan kedalaman pulpa dipertahankan 1,5 mm. Kemudian dilakukan proximal box
dengan pertimbangan luas lesi karies lama dan restorasi lama dalam perluasan preparasi
proximal ke arah facial, lingual, dang gingival.
Ketika preparasi telah diperlua sampai marginal ridge, dimulai pemotongan parit
proximal. Tahan bur di atas dentoenamel junction sedalam 0,2 mm. Pemotongan ke arah
fasiolingual dilakukan dengan gerakan perlahan mengikuti bentuk DEJ dengan bentuk
agak konveks di sebelah luar. Dinding aksila sebaiknya 0,2 mm ke dalam dej dan sedikit
konveks ke bagian luar.
Retention form dapat ditambah dengan penempatan groove. Semua retention form
harus ditempatkan di dentin, dengan demikian tidak akan merusak dan melemahkan
enamel yang berdekatan. Bevel ditempatkan pada margin enamel yang tersedia.
Gb. 7. Pulpal floor. A, Flat pada faciolingual Gb. 8. Pelebaran occlusal ke proximal.
plane. B, Mengikuti DEJ di mesiodistal plane
Gb. 9. Proximal ditch cut. A, Diamond diposisikan secara gingival menghasilakan dinding axial 0.2
mm. B, Preparasi dinding axial arah faciolingual mengikuti DEJ. C, Dinding sxial 0.2 mm.
3
Gb. 10. Menggunakan diamond yang lebih kecil untuk preparasi cavosurfacemargin dari dinding
proximal bagian facial and lingual.
Gb. 11. Preparasi final kelas II A, Tampak occlusal view. B, Tampak proximal.
4
Gb. 13. A, Mesiodistal longitudinal section. B, Preparasi awal. C, Dentin yang terinfeksi dihilangkan. D,
Retensi groove.
5
dan dentin. Retensi tambahan dapat diperoleh dengan meningkatkan lebar bevel enamel
atau membuat retensi bentuk undercut. Jika undercut diperlukan, preparasi gingival
retention groove dengan bur bulat 0.2 mm dalam DEJ pada kedalaman 0.25 mm dan
pada sudut perpotongan antara dinding axial dan gingival. Groove ini memperlebar
panjang gingival floor dan sedikit di atas facioaxial dan linguoaxial line angle.
6
Gb. 16. A, Karies pada permukaan akar. B, Preparasi awal dengan cavosurface margin 90 derajat dan
dinding axial 0.75 mm. C, Sisa dentin yang terinfeksi dibuang dengan excavator dan preparasi retensi
incisal dan gingival.
PENEMPATAN MATRIKS
Matrix tidak di perlukan pada restorasi kelas I karena konturnya dapat dikontrol secara
langsung pada saat material komposit dimasukan ke dalam preparasi seperti pada restorasi
kelas V.
b. Primer
Primer harus diaplikasikan pada semua struktur gigi yang dipreparasi dengan
menggunakan microbrush atau applicator. Pabrik akan menentukan lama aplikasi bahan
primer serta lama penyinaran. Apabila sudah dilapisi dengan primer maka dentin
seharusnya mengkilap secara rata, dan jika terdapat bagian yang kering maka harus
diberi lapisan primer lagi.
7
c. Penempatan Adhesif
Jika sistem bonding tidak menyatukan primer dan adhesive, maka bonding
adhesive diaplikasikan. Microbrush atau applicator digunakan untuk mengaplikasikan
bahan adhesive semua bagian atau struktur gigi yang telah di etsa dan di primer. Apabila
sudah diaplikasikan, bahan adhesive dipolimerisasi dengan penyinaran cahaya. Setelah
polimerisasi material komposit akan terikat secara langsung dengan bahan adhesive
tersebut.
Daftar Pustaka