Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia sejumlah kematian ibu makin meningkat hampir setiap hari pertambahan AKI.
Dalam 1 jam ada 2 orang ibu yang kehilangan nyawanya atau meninggal. Penyebab kematian ibu
dalam pertolongan persalinan yang terlambat, kehamilan bu yang terganggu misalnya ibu
menderita penyakit yang berat, preeklampsi, dll. Kesalahan mendiagnosa kehamilan juga akan
membahayakan ibu dan anaknya. Seperti mendiagnosa mola hidatidosa yang bila dilakukan
pemeriksaan tidak intensif ibu akan didiagnosa hamil.
Mola hidatidosa adalah jonjot-jonjot khorion (chorionic villi) yang tumbuh bergandaberupa
gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur
atau mata ikan, karena itu disebut juga hamil anggur / mata ikan. Kelainan ini merupakan
neoplasma trofoblas yang jinak / benigna. Dari mola yang sifatnya jinak dapat tumbuh tumor
trofoblast yang berpoliferasi, dapat mengadakan invasi yang umumnya bersifat lokal tetapi dapat
juga menyebar ke organ lain menjadi
korikarsinoma / penyakit trofoblast ganas non vilosum. Karena mola hidatidosa
ini begitu membahayakan kondisi ibu perlu pendeteksian secara dini sehingga
klien yang menderita mola hidatidosa mendapatkan penanganan secara adekuat dan
tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut dari kondisi yang sudah buruk,
Mengingat bahaya mola hidatidosa yaitu kemungkinan menjadi ganas dan
menyebabkan kematian. Apabila dalam pemeriksaan tidak dilakukan beberapa test dengan tepat
maka pasien tersebut didiagnosa hamil. Karena tanda-tanda dan gejala dari fisiknya sama dengan
tanda-tanda hamil. Penyebab mola hydatidosa belum diketahui secara pasti.
B. Tujuan
1. Tujua umum
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, diharapkan penulis mampu :
1. Melaksanakan pengkajian data
2. Menginterprestasikan data
3. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
4. Mengidentifikasi tindakan segera
5. Merencanakan tindakan komprehensif
6. Melaksanakan tindakan sesuai rencana
BAB II
Landasan Teori
Kehamilan mola hidatidosa adalah suatu kondisi tidak normal dari plasenta akibat
kesalahan pertemuan ovum dan sperma sewaktu fertilisasi (Sarwono Prawirohardjo, 2003).
Mola hidatidosa adalah penyakit neoplasma yang jinak berasal dari kelainan pertumbuhan
trofoblas plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kristik villi dan perubahan
hidropik sehingga tampak membengkak, edomatous, dan vaksikuler (Benigna). Kehamilan mola
merupakan komplikasi dan penyulit kehamilan pada trimester satu. Hasil konsepsi pada
kehamilan mola tidak berkembang menjadi embrio setelah pembuahan tetapi terjadi villi koriales
disertai dengan degenerasi hidropik. Rahim menjadi lunak dan berkembang lebih cepat dari usia
kehamilan yang normal, tidak dijumpai adanya janin, dan rongga rahim hanya terisi oleh
jaringan seperti buah anggur. Kehamilan mola hidatidosa disebut juga dengan kehamilan anggur.
Ada pendapat dari beberapa Ahli tentang Mola Hidatidosa sebagai berikut:
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa
gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah
anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. (Mochtar,
Rustam, dkk, 1998 : 23)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka,
vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang
membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah
sebagai segugus buah anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339).
Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista
yang menyerupai anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh
dengan cepat, membesarnya uterus dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic
gonadotropin (hCG) (Hamilton, C. Mary, 1995 : 104).
Kehamilan mola hidatidosa ditemukan pada wanita dalam masa reproduksi dan multiparitas.
Kejadian kehamilan mola hidatidosa di rumah sakit besar Indonesia berkisar 1 dari 80
kehamilan. Sedangkan di negara barat prevalensinya adalah 1 : 200 atau 2000 kehamilan.
3. Klasifikasi Kehamilan Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa lengkap apabila vili hidropik, tidak ada janin dan membran, kromosom
maternal haploid dan paternal 2 haploid.
Mola hidatidosa parsial apabila janin tidak teridentifikasi, campuran villi hidropik dan
normal, kromosom paternal diploid.
Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa. Kecurigaaan biasanya
terjadi pada minggu ke 14 - 16 dimana ukuran rahim lebih besar dari kehamilan biasa,
pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan, dan bercak berwarna merah darah beserta
keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam.
1. Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk RS.
2. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar).
3. Gejala-gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan BB yang tidak
dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab.
4. Gejala-gejala preeklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai, peningkatan
tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni).
5. Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya adalah :
1. Faktor ovum: ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluarkan.
2. Imunoselektif dari tropoblast.
3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah.
4. Paritas tinggi, kekurangan protein, infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
(Mochtar, Rustam ,1998 : 23).
Penyakit trofoblastik gestasional (GTD) terjadi ketika diferensiasi sel normal dalam
blastokis berhenti dan sel trofoblastik berpoliferasi. Poliferasi trofoblas mengakibatkan
peningkatan kadar hCG. Mola hidatidosa komplit terjadi ketika ovum tidak mengandung
kromosom dan sperma mereplikasi kromosomnya sendiri ke dalam zigot abnormal. Gambaran
mikroskopik kehamilan mola hidatidosa antara lain proliferasi trofoblas, degenerasi hidopik dari
stroma villi, serta terlambatnya pembuluh darah dan stroma.
1. Jika perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, maka atasi syok dan perbaiki keadaan
umum terlebih dahulu;
2. Kuretase dilakukansetelah diagnosis dapat ditegakkan secara pasti;
3. Pemeriksaan dan pemantauan kadar hCG pasca kuretase perlu dilakukan mengingat
kemungkinan terjadi keganasan;
4. Penundaan kehamilan sampai 6 bulan setelah kadar ?-hCG normal, dan
5. Pemberian kemoterapi pada mola hidatidosa dengan resiko tinggi.
BAB III
No. Register
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
A. Data Subjektif
1. Nama Ibu : Nama Suami Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Islam Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :
B. Data Subjektif
1. Alasan datang/dirawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan utama
ibu mengatakan keluar darah sedikit-sedikit, merasa pusing, penglihatannya kunang-
kunang, dan sering muntah.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Lama : 7 hari
Sifat darah : Cair, bergumpal
Siklus
Teratur
Keluhan
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan :
5. Riwayat obstetrik : P1A0Ah1
Hamil Persalina Nifas
ke tanggal Umur Jenis penolong komplikasi JK BB Laktasi
kehamilan persalian lahir
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama
d. Imunisasi TT
TT1 : 10 -9-2012
TT2 : 10-10-2012
TT3: -
TT4: -
e. Pergerakan janin selama 24 jam ( dalam sehari )
Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan janin
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/ sedang menderita penyakit menular ( TBC, Hepatitis, HIV/AIDS,
PMS, Rubella, dll), menurun (Asma, Diabetes malitus, Hipertensi, dll), menahun ( Penyakit
jantung, Hipertensi)
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan keluarga maupun suami tidak pernah/sedang menderita penyakit menular(TBC,
Hepatitis, PMS, HIV/AIDS, Rubella, dll), menurun (Diabetes melitus, Asma, Hipertensi, dll),
menahun (Penyakit jantung, Hipertensi, dll)
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari keluarga maupun suami tidak memiliki keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun.
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak alergi obat.
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 kali/hari 1 kali/hari
Warna : Kuning Kuning
Konsistensi : Lembek Lembek
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi : 5 kali/hari 5kali/hari
Warna : Kuning jernih Kuning jernih
Konsisten : Cair Cair
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 1 jam/hari 1 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Tidur malam
Lama : 6 jam/hari 6 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
d. Personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari 2 kali/hari
Ganti pakaian : 3 kali/ hari 3 kali/hari
Gosok gigi : 2 kali/ hari 2 kali/hari
Keramas : 2 kali/minggu 2 kali/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi : 2x/minggu 1 x/minggu
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, dan minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan kegiatan yang mengganggu kesehatan seperti merokok,
minum jamu, dan minuman beralkohol
11. Data psikososial, spiritual dan ekonomi ( penerimaan ibu/keluarga terhadap kehamilan,
dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah,
kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga)
- Ibu mengatakan keluarga maupun suami senang dan menerima kehamilannya
- Ibu mengatakan hubungannya dengan suami, keluarga dan tetangga baik
- Ibu mengatakan akan merawat bayinya
- Ibu mengatakan rajin melakukan sholat 5 waktu
- Ibu mengatakan rajin mengikuti arisan
- Ibu mengatakan keadaan ekonominya cukup
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Komposmentis
Status emosional : Kooperatif
Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit Suhu : 37 C
BB : 57 kg TB : 154 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Simetris, rambut hitam, tidak ada masa, kulit kepala bersih, tidak nyeri tekan.
Wajah : simetris, tampak cemas, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada odema, tidak ada cloasma.
Mata : simetris, konjungtiva agak pucat, sklera tidak kuning.
Hidung : mancung, tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut : Bibir lembab, tidak ada karies gigi, tidak stomatitis.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe, dan vena jugularis.
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada,
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada masa, areola hiperpigmentasi.
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi,
Leopold I : TFU 3 jari di bawah pusat, bagian fundus teraba bulat dan lebar.
Leopold II : Tidak teraba ballotment,
Leopold III : Belum teraba
Leopold IV : Belum teraba
Osborn test :-
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : 20 cm TBJ : (20 -12)X155 = 1240
Auskultasi
Djj : Tidak terdengar denyut jantung
Ekstremitas Atas : Simetris, tidak sianosis, kuku tidak pucat, tidak odema.
Ektremitas Bawah : Simetris, tidak odema, kuku tidak pucat, reflek patela +
a luar : tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak odema, terdapat pengeluaran darah pervaginam.
4. Data penunjang
Tanggal 31 januari 2012
Hb : 11,2gr
Gol. Darah :B
Protein urine : ( - )