You are on page 1of 15

ANALISIS MASALAH

A. Identifikasi Masalah

Setiap hasil kegiatan dalam pelaksanaan tahun yang lalu ada beberapa yang

kurang / tidak berhasil mencapai target. Identifikasi masalah diutamakan untuk

kegiatan-kegiatan dengan hasil kesenjangan yang lebih besar, permasalahan dapat

dicari dari hasil penilaian kinerja Puskesmas, hasil laporan SPM, dan dari laporan

tahunan.

Tabel Identifikasi Masalah


No Program Target Pencapaian Masalah

(%) (%)
1. Promkes 1. Indikator ASI ekslusif

- PHBS 80 79,4 tidak tercapai

- Dana Sehat 2. Indikator merokok dalam

- Pos UKK rumah (-)

- Saka Bakti Husada 3. Indikator jamban tidak

tercapai

4. Indikator CTPS tidak

tercapai

5. Belum tercapainya

pembinaan SBH
2. Kesling - Kesadaran masyarakat

- Akses sarana air 100 80,64 masih kurang


bersih belum
sesuai target
- IS Tempat 100 80
pengelolaan
makanan belum

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 1


sesuai target 100 80
- Pengawasan
tempat
pembuangan
sampah belum
sesuai target
- Penyuluhan dan 100 70
pembinaan dalam
upaya peningkatan
perbaikan
lingkungan
pemukiman belum
sesuai target
- TTU yang 100 64,3
memenuhi syarat
kesehatan belum
sesuai target
3. Kesga dan KIA - Persepsi bidan desa yang

- Kesehatan masih salah tentang


Maternal dan
deteksi tumbuh kembang
Neotanal belum
balita dan pra sekolah.
sesuai target
- Pencatatan dan pelaporan
- Upaya Kesehatan
Balita dan Anak ditingkat desa yang tidak
Pra Sekolah belum
lengkap
sesuai target

4. P2M - masyarakat enggan


TBC
- CDR memeriksakan dahaknya
- Konversi 70 26,82
- kesembuhan 80 ke Puskesmas
81,81
85 76,92 - kurangnya kepedulian

masyarakat terhadap

kebersihan lingkungan

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 2


hidup

5. Gizi - Kurangnya pengetahuan

- D/S 85 69,6 ibu dan pola asuh ibu

- Faktor ekonomi
6. Pengobatan dan 1529 - Peralatan kurang lengkap
- Bahan/obat untuk
pemulihan kesehatan Kunjungan
perawatan gigi tidak
- Tingginya angka
tersedia
kasus gigi kronis
- Peralatan untuk
(caries dan
penyakit pulpa) penambalan gigi kurang

lengkap sehingga rasio

tambal dan pencabutan

gigi lebih sedikit.


- Penambalan banyak yang

dirujuk.Skeling tidak bisa

dilayani karena tidak ada

skater elektrik. Skeling

manual tidak lagi diminati

pasien.

B. Prioritas Masalah

Berdasarkan kesenjangan dari pencapaian terhadap target yang telah

ditetapkan untuk tahun 2016, maka diangkat beberapa masalah yang menjadi

prioritas Puskesmas berdasarkan tingkat kesenjangan antara sasaran dengan

capaian, dimana masalah tersebut dampaknya sangat berpengaruh terhadap

masyarakat luas.

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 3


Dilakukan dengan cara penilaian scoring dengan menggunakan metode USG

(urgency, seriousness, growth).

Tabel Prioritas Masalah

1. Promkes

No Kriteria Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3 Masalah 4


1. U 3 4 3 5
2. S 5 3 2 3
3. G 3 2 3 2
USG

(1-5)
Total Skor 45 24 18 30
Keterangan :

Masalah 1 : PHBS di RT

Masalah 2 : Dana Sehat

Masalah 3 : Saka Bakti Husada

Masalah 4 : Kerjasama Lin-Sek

PHBS di Rumah Tangga


Prioritas masalah yang terpilih
2. Kesling

No Kriteria Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3 Masalah 4 Masalah 5


1. U 4 2 3 2 4
2. S 3 2 3 3 2
3. G 3 2 3 2 2
USG

(1-5)
Total 36 8 27 12 16

Skor
Keterangan :

Masalah 1 : air bersih

Masalah 2 : IS dan pembinaan tempat pengelolaan makanan

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 4


Masalah 3 : pengawasan dam pembinaan dalam upaya peningkatan perbaikan

lingkungan pemukiman

Masalah 4 : Kerjasama Lin-Sek

Masalah 5 : TTU memenuhi syarat kesehatan

Air Bersih
Prioritas masalah yang terpilih

3. KIA

No Kriteria Masalah 1 Masalah 2


1. U 3 4
2. S 2 3
3. G 3 3
USG

(1-5)
Total Skor 18 36
Keterangan :

Masalah 1 : Kesehatan Maternal dan Neonatal

Masalah 2 : Kesehatan balita dan anak pra sekolah

Kesehatan balita dan anak


Prioritas masalah yang terpilih
pra sekolah

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 5


4. P2M

No Kriteria Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3


1. U 5 4 2
2. S 3 3 3
3. G 4 3 2
USG

(1-5)
Total Skor 60 36 12
Keterangan :

Masalah 1 : CDR

Masalah 2 : Konversi

Masalah 3 : Kesembuhan

CDR
Prioritas masalah yang terpilih

C. Mencari Akar Penyebab Masalah

Dengan menggunakan diagram tulang ikan (fishbond), dapat menggali semua

penyebab masalah dari masing-masing variabel : manusia, dana, metode, sarana,

lingkungan.

a. Promkes

Metode Manusia

Penyuluhan kurang pengetahuan masy. Msh rendah ttg PHBS

kerjasama dg toma dan


toga kurang tenaga promkes kurang
PHBS di
RT
media dan sarana informasi
masih
kurangnya pendapatan penyluhan kurang rendah
banyak yg blm punya jamban
masyarakat

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 6


budaya setempat

Dana Sarana Lingkungan

b. Kesling

Metode Manusia

Penyuluhan kurang kurangnya pengetahuan masyarakat

kerjasama dg toma dan


toga kurang
Air
Bersih
media dan sarana informasi

kurangnya pendapatan
masyarakat budaya

Dana Sarana Lingkungan

c. KIA

Metode Manusia

Penyuluhan kurang pengetahuan masy. Msh rendah

kerjasama dg toma dan


toga kurang malas ke posyandu
Kes. Balita
dan anak
media dan sarana informasi
pra
kurangnya pendapatan penyluhan kurang sekolah
masyarakat budaya setempat

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 7


Dana Sarana Lingkungan

d. P2M

Metode Manusia

Penyuluhan kurang pengetahuan masy. Msh rendah

kerjasama dg toma dan


toga kurang kurangnya followup
CDR TB
masih
media dan sarana informasi
kurangnya pendapatan penyluhan kurang
rendah
masyarakat dana operasional kurang budaya setempat

Dana Sarana Lingkungan

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 8


PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN

1. Program Promosi Kesehatan


a) Saka Bakti Husada dan Pos UKK
Saka Bakti Husada (SBH) belum terbentuk diwilayah kerja UPT

Puskesmas sukamenanti karena belum adanya tenaga terlatih SBH yang dapat

melakukan pembinaan.Peningkatan pengetahuan petugas tentang SBH dapat

dijadikan jalan keluar untuk dapat terbentuknya Saka Bakti Husada. Pos UKK

tidak ada karena tidak adanya sasaran pos UKK, diharapkan agar melatih tenaga

untuk SBH sehingga dapat dilakukan pembinaan.


b) Kegiatan UKS
Kegiatan UKS masih belum optimal dilaksanakan. Kegiatan UKS di

sekolah belum semuanya dilaksanakan oleh pihak sekolah seperti yang

diharapkan. Kegiatan UKS yang dilaskanakan masih terbatas pada kegiatan yang

dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sekolah itu saja.


Hal ini terjadi karena disebabkan oleh :
Masih banyak sekolah yang belum lengkap alat dan ruangan UKS
Masih kurangnya pelaksanaan kegiatan UKS oleh sekolah
Masih kurangnya pembinaan UKS oleh lintas sektoral terkait

Diharapkan tahun 2017 pihak sekolah lebih aktif untuk melakukan kegiatan UKS

dan pemegang program di puskesmas lebih aktif turun ke sekolah.

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 9


c) Kegiatan UKGS
Kurangnya alat penunjang untuk pelaksanaan kegiatan UKGS sebagai

kegiatan luar gedung, disamping itu penyusunan waktu atau jadwal yang tepat

dalam pelaksaan kegiatan UKGS penting dilakukan.Sebaiknya kegiatan UKGS ini

sejalan dengan kegiatan luar gedung laiinya.


d) Kegiatan PKPR
PKPKR sudah terlaksana melalui kegiatan PKPKR di SMP dan SMA

sederajat. Namun kegiatannya masih sebatas kegiatan penyuluhan karena

kurangnya fasilitas di sekolah tersebut untuk kegiatan PKPR. Diharapkan pihak

sekolah lebih aktif.


e) Kegiatan PHBS

Masih banyaknya masyarakat yang belum memenuhi syarat dari 10 indikator

rumah tangga ber-PHBS menyebabkan target PHBS tahun 2016 untuk wilayah

kerja UPTD puskesmas Sukamenanti tidak tercapai. Oleh sebab itu perlu

peningkatan penyuluhan dan kerjasama lintas sektoral agar rumah tangga ber-

PHBS meningkat jumlahnya.

2. Program Kesehatan Lingkungan


Program kerja Kesehatan Lingkungan yaitu Akses sarana air bersih, IS

Tempat pengelolaan makanan, Pengawasan tempat pembuangan sampah,

Penyuluhan dan pembinaan dalam upaya peningkatan perbaikan lingkungan

pemukiman, TTU yang memenuhi syarat kesehatan, tidak memenuhi target pada

tahun 2016 ini.


Oleh karena itu diharapkan petugas kesehatan lingkungan agar lebih aktif

ke lapangan untuk membina masyarakat dan bekerjasama dengan lintas sektoral

yang terkait. Meningkatkan penyuluhan dan pemicuan terhadap masyarakat yang

belum mempunyai Jamban Sehat atau Buang Air Besar sembarangan (BABS)
3. KIA

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 10


Program deteksi tumbuh kembang balita dan pra sekolah, pencapaian PWS

KIA yang masih belum memenuhi target disebabkan oleh :

Persepsi bidan desa yang masih salah tentang deteksi tumbuh kembang

balita dan pra sekolah.


Pencatatan dan pelaporan ditingkat desa yang tidak lengkap

Agar program deteksi tumbuh kembang balita dan pra sekolah serta

pencapaian PWS KIA bisa memenuhi target untuk masa yang akan datang,

dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut antara lain :

Peningkatan pengetahuan bidan desa dan staf pustu tentang deteksi

tumbuh kembang balita dan pra sekolah


Memperbaiki dan melengkapi pencatatan dan pelaporan deteksi

tumbuh kembang balita dan pra sekolah di tingkat desa dan

puskesmas.
Agar pimpinan puskesmas, bikor pemegang program ibu dan anak

lebih aktif melakukan bimbingan teknis ke bidan desa.

4. Penyakit Menular

Pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang penyakit TBC

menyebabkan masih kurangnya angka pencapaian suspect TB. Masyarakat masih

enggan untuk memeriksakan dahaknya walaupun telah menderita lebih dari dua

minggu. Walaupun sudah diberikan pot sputum dan diberi arahan tentang cara

mengeluarkan dahak, namun masyarakat masih banyak yang tidak memeriksakan

dahaknya ke puskesmas.

Pola hidup yang masih tidak sehat, penderita TB yang berobat masih

merokok dan makan makanan yang kurang bergizi, menyebabkan angka konversi

masih rendah.Penderita TB yang merasa kesulitan mengeluarkan dahaknya untuk

diperiksakan di akhir masa pengobatan, menyebabkan penderika TB tersebut tidak

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 11


datang mengantarkan dahaknya ke puskesmas sehingga angka kesembuhan TB

tidak memenuhi target.

Agar pencapaian suspect bisa terpenuhi, diharapkan kepada seluruh tenaga

kesehatan baik dokter, perawat, bidan maupun bidan desa agar lebih

meningkatkan lagi penyuluhan tentang penyakit TB, bahaya dan pencegahan serta

pengobatan penyakit TB. Penyuluhan yang tepat diharapkan juga bisa

memberikan pengetahuan masyarakat tentang pola hidup sehat dan kegunaan

memeriksakan ulang dahak mereka selama masa pengobatan sehingga pengobatan

biasa lebih efektif dan meninggkatkan angka konversi dan angka kesembuhan.

Penyuluhan dapat dilakukan di puskesmas, polindes, kegiatan puskel,

kegiatan posyandu maupun penyuluhan ke sekolah. Penjaringan suspect dilakukan

lebih maksimal lagi. Terhadap penderita TB BTA positif, lakukan penjaringan

terhadap orang terdekat misalnya keluarga serumah dan tetangga sekelilingnya.

5. Gizi

Untuk mengetahui status gizi masyarakat, indicator yang digunakan adalah

status gizi balita dan presentase Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Salah satu

cara penilaian status gizi balita adala pengukuran Antropometri, yaitu pengukuran

berat badan dan tinggi badan. Indikator yang digunakan untuk mengetahui

seorang balita menderita gizi buruk atau tidak adalah BB/TB, yaitu bila BB/TB

kurang dari - 3SD standar WHO-NCHS dan indicator BB/U < -3SD.

Secara Nasional prevalensi gizi buruk menjadi masalah kesehatan

masyarakat bila prevalensinya > 0,35%. Tahun 2016 kasus gizi buruk BB/U di

wilayah kerja UPT puskesmas sukamenanti adalah sebanyak 11 orang. Hal ini

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 12


disebabkan oleh berbagai factor, antara lain pengetahuan ibu, pola asuh dan

terutama factor ekonomi.Keadaan ekonomi yang kurang disertai pendidikan yang

rendah, ,mengakibatkan tidak terciptanya pola asuh yang baik.

Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan terhadap keluarga yang memiliki

balita gizi buruk, terutama terhadap ibunya, untuk meningkatkan pengetahuan

ibu.Disamping itu perlu dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT)

pemulihan untuk dapat membantu memperbaiki status gizi balita agar lebih baik.

6. Upaya Kesehatan Pilihan


a) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut masih belum optimal. Hal ini disebabkan

karena :
Peralatan kurang lengkap
Bahan/obat untuk perawatan gigi tidak tersedia

Peralatan untuk penambalan gigi kurang lengkap sehingga rasio tambal

dan pencabutan gigi lebih sedikit.Penambalan banyak yang dirujuk.Skeling tidak

bisa dilayani karena tidak ada skater elektrik.Skeling manual tidak lagi diminati

pasien. Untuk masa selanjutnya diperlukan alat/set kesehatan gigi dan mulut

sehingga alat untuk kegiatan luar gedung ada set alat instrument khususnya yang

tidak mengganggu kegiatan pelayanan di dalam gedung.

Bahan/obat untuk penambalan tidak ada yang baru dan masih memakai

stok lama yang persediannya hampir habis.Bahan/obat untuk perawatan gigi tidak

tersedia sehingga kasus perawatan saluran pulpa dan saluran akar gigi tidak dapat

dilakukan.Oleh karena itu dalam pengadaan/amprah obat diharapakan ada

bahan/obat yang dibutuhkan untuk pelayanan poli gigi.

b) Penyakit Rongga Mulut

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 13


berdasarkan diagnose di ruang poli gigi, penyakit pulpa sebanyak 646

orang. Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk

memeriksakan gigi dan mulut secara rutin. Masyarakat masih terbiasa akan datang

ke poli gigi setelah mengalami sakit gigi karena infeksi.

Peningkatkan informasi dan kesadaran kepada masyarakat tentang

pentingnya pemeriksaan rutin kesehatan gigi dan mulut dan pemeriksaan gigi

perlu lebih ditingkatkan lagi sebagai jalan keluar utuk menurunkan jumlah kasus

penyakit pulpa.Disamping itu itegrasi poli gigi dan KIA lebih di maksimalkan

lagi.Pasien KIA disarankan untuk mengkonsulkan kesehatan gigi dan mulutnya ke

poli gigi, serta lebih aktif memberikan penyuluhan/pengetahuan tentang gigi

kepada masyarakat.

7. Program Kesehatan Penunjang

Pada tahun 2016 ini visite rate UPT Puskesmas Sukamenanti adalah 1.05%

sedangkan tahun sebelumnya 0,9%.

Untuk tahun selanjutnya, diharapkan kepada petugas yang melaksanakan

posyandu, puskel maupun kegiatan penyuluhan sekolah agar melaporkan

kunjungan sehatnya juga sehingga Visite rate Puskesmas Sukamenanti menjadi

lebih tinggi.

UPT Puskesmas Sukamenanti Page 14


UPT Puskesmas Sukamenanti Page 15

You might also like