Professional Documents
Culture Documents
A. Identifikasi Masalah
Setiap hasil kegiatan dalam pelaksanaan tahun yang lalu ada beberapa yang
dicari dari hasil penilaian kinerja Puskesmas, hasil laporan SPM, dan dari laporan
tahunan.
(%) (%)
1. Promkes 1. Indikator ASI ekslusif
tercapai
tercapai
5. Belum tercapainya
pembinaan SBH
2. Kesling - Kesadaran masyarakat
masyarakat terhadap
kebersihan lingkungan
- Faktor ekonomi
6. Pengobatan dan 1529 - Peralatan kurang lengkap
- Bahan/obat untuk
pemulihan kesehatan Kunjungan
perawatan gigi tidak
- Tingginya angka
tersedia
kasus gigi kronis
- Peralatan untuk
(caries dan
penyakit pulpa) penambalan gigi kurang
pasien.
B. Prioritas Masalah
ditetapkan untuk tahun 2016, maka diangkat beberapa masalah yang menjadi
masyarakat luas.
1. Promkes
(1-5)
Total Skor 45 24 18 30
Keterangan :
Masalah 1 : PHBS di RT
(1-5)
Total 36 8 27 12 16
Skor
Keterangan :
lingkungan pemukiman
Air Bersih
Prioritas masalah yang terpilih
3. KIA
(1-5)
Total Skor 18 36
Keterangan :
(1-5)
Total Skor 60 36 12
Keterangan :
Masalah 1 : CDR
Masalah 2 : Konversi
Masalah 3 : Kesembuhan
CDR
Prioritas masalah yang terpilih
lingkungan.
a. Promkes
Metode Manusia
b. Kesling
Metode Manusia
kurangnya pendapatan
masyarakat budaya
c. KIA
Metode Manusia
d. P2M
Metode Manusia
Puskesmas sukamenanti karena belum adanya tenaga terlatih SBH yang dapat
dijadikan jalan keluar untuk dapat terbentuknya Saka Bakti Husada. Pos UKK
tidak ada karena tidak adanya sasaran pos UKK, diharapkan agar melatih tenaga
diharapkan. Kegiatan UKS yang dilaskanakan masih terbatas pada kegiatan yang
Diharapkan tahun 2017 pihak sekolah lebih aktif untuk melakukan kegiatan UKS
kegiatan luar gedung, disamping itu penyusunan waktu atau jadwal yang tepat
rumah tangga ber-PHBS menyebabkan target PHBS tahun 2016 untuk wilayah
kerja UPTD puskesmas Sukamenanti tidak tercapai. Oleh sebab itu perlu
peningkatan penyuluhan dan kerjasama lintas sektoral agar rumah tangga ber-
pemukiman, TTU yang memenuhi syarat kesehatan, tidak memenuhi target pada
belum mempunyai Jamban Sehat atau Buang Air Besar sembarangan (BABS)
3. KIA
Persepsi bidan desa yang masih salah tentang deteksi tumbuh kembang
Agar program deteksi tumbuh kembang balita dan pra sekolah serta
pencapaian PWS KIA bisa memenuhi target untuk masa yang akan datang,
puskesmas.
Agar pimpinan puskesmas, bikor pemegang program ibu dan anak
4. Penyakit Menular
enggan untuk memeriksakan dahaknya walaupun telah menderita lebih dari dua
minggu. Walaupun sudah diberikan pot sputum dan diberi arahan tentang cara
dahaknya ke puskesmas.
Pola hidup yang masih tidak sehat, penderita TB yang berobat masih
merokok dan makan makanan yang kurang bergizi, menyebabkan angka konversi
kesehatan baik dokter, perawat, bidan maupun bidan desa agar lebih
meningkatkan lagi penyuluhan tentang penyakit TB, bahaya dan pencegahan serta
biasa lebih efektif dan meninggkatkan angka konversi dan angka kesembuhan.
5. Gizi
status gizi balita dan presentase Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Salah satu
cara penilaian status gizi balita adala pengukuran Antropometri, yaitu pengukuran
berat badan dan tinggi badan. Indikator yang digunakan untuk mengetahui
seorang balita menderita gizi buruk atau tidak adalah BB/TB, yaitu bila BB/TB
kurang dari - 3SD standar WHO-NCHS dan indicator BB/U < -3SD.
masyarakat bila prevalensinya > 0,35%. Tahun 2016 kasus gizi buruk BB/U di
wilayah kerja UPT puskesmas sukamenanti adalah sebanyak 11 orang. Hal ini
pemulihan untuk dapat membantu memperbaiki status gizi balita agar lebih baik.
karena :
Peralatan kurang lengkap
Bahan/obat untuk perawatan gigi tidak tersedia
bisa dilayani karena tidak ada skater elektrik.Skeling manual tidak lagi diminati
pasien. Untuk masa selanjutnya diperlukan alat/set kesehatan gigi dan mulut
sehingga alat untuk kegiatan luar gedung ada set alat instrument khususnya yang
Bahan/obat untuk penambalan tidak ada yang baru dan masih memakai
stok lama yang persediannya hampir habis.Bahan/obat untuk perawatan gigi tidak
tersedia sehingga kasus perawatan saluran pulpa dan saluran akar gigi tidak dapat
memeriksakan gigi dan mulut secara rutin. Masyarakat masih terbiasa akan datang
pentingnya pemeriksaan rutin kesehatan gigi dan mulut dan pemeriksaan gigi
perlu lebih ditingkatkan lagi sebagai jalan keluar utuk menurunkan jumlah kasus
penyakit pulpa.Disamping itu itegrasi poli gigi dan KIA lebih di maksimalkan
kepada masyarakat.
Pada tahun 2016 ini visite rate UPT Puskesmas Sukamenanti adalah 1.05%
lebih tinggi.