You are on page 1of 6

A.

PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN JENISNYA

1. Obat Bebas
Obat Bebas ini sering disebut juga dengan obat daftar F (Free=
bebas) dimana obat ini dijual bebas dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda dari
golongan obat ini adalah lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
biasanya tanda obat ini terletak pada kardus, kemasan maupun etiket di obat. Berikut
gambar tanda obat bebas :

Contoh Obat Bebas adalah Parasetamol, Oralit, Antasida, Vitamin C.

2. Obat Bebas Terbatas


Obat Bebas Terbatas merupakan obat-obatan dalam daftar obat W
(Waarschuwig = Peringatan) dimana obat ini merupakan obat keras yang dapat
diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkus asli dari pabriknya atau pembuatnya.
b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda
peringatan. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, dengan panjang 5 cm dan lebar
2 cm. Dalam kotak tersebut memuat pemberitahuan dengan tulisan berwarna putih
seperti kotak dibawah ini:

Tanda dari golongan obat ini adalah


lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam. biasanya tanda obat ini
terletak pada kardus, kemasan maupun etiket di obat.
Contoh Obat Bebas Terbatas adalah CTM, Dextromethorphan,Bbetadine, Bisacodyl,
Bromhexin.

3. Obat Keras
Obat Keras merupakan obat yang hanya dapat dibeli dengan
RESEP DOKTER. Adapun penandaannya diatur berdasarkan KMK RI No.
02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras daftar G (Gevaarlijk =
Berbahaya) adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi dan terdapat
huruf K yang menyentuh garis berwarna hitam, seperti pada gambar berikut :
Contoh Obat Keras adalah semua Antibiotik (Amoksisilin, Sefadroksil, Isoniazid,
Rifampisin), Obat Hipertensi (Captopril, Amlodipin, Valsartan, Propanolol), Obat
Diabetes Melitus (Glimepirid, Metformin, Acarbose, Nateglinid), Obat Kolesterol
(Simvastatin, Atorvastatin, Gemfibrozil).
4. Obat Wajib Apotek
Obat wajib apotek (OWA) merupakan obat keras yang dapat diserahkan oleh
Apoteker di apotek tanpa resep dokter dengan pertimbangan sebagai berikut :

Pertimbangan utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan obat yang
diserahkan tanpa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan meningkatkan
pengobatan sendiri (swamedikasi) secara tepat, aman dan rasional.
Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam
pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat.
Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk
mengobati sendiri (swamedikasi). Obat yang termasuk dalam OWA misalnya obat
saluran cerna (antasida), ranitidin, asam mefenamat, pil KB dan lain-lain.

Obat golongan ini dapat dijual maupun dibeli dengan jumlah terbatas. Terdapat 3 daftar
Obat Wajib Apotek sesuai dengan peraturan yang berlaku, dapat dilihat pada daftar di
bawah ini :
daftar OWA 1
daftar OWA 2
daftar OWA 3
Tanda dari obat ini adalah sama seperti obat Keras.

5. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obatr, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (UU No. 5 Tahun 1997).

Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

1. Obat Psikotropika golongan I hanya untuk digunakan sebagai ilmu pengetahuan, tidak
digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi amat kuat untuk
ketergantungan.contoh : MDMA, LSD
2. Obat Psikotropika golongan II digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan
dan dapat digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi kuat untuk
ketergantungan. contoh : Amfetamin
3. Obat Psikotropika golongan III digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan
dan banyak digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi sedang untuk
ketergantungan. contoh : Siklobarbital
4. Obat Psikotropika golongan IV digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan
dan sangat luas digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi ringan
untukketergantungan. contoh : Alprazolam, Diazepam, Fenobarbital

Penandaan pada psikotropika sama dengan penandaan untuk obat keras. sebenarnya
Psikotropika termasuk kedalam obat keras, namun karena obat ini memiliki efek yang
dapat menimbulkan ketergantungan maka dahulu obat ini dikategorikan sebagai Obat
Keras Tertentu (OKT).

6. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam UU tentang Narkotika ( UU No. 35 Tahun 2009).

Narkotika dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

1. Obat narkotika golongan I hanya dapat digunakan untuk ilmu pengetahuandan tidak
digunakan untuk terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi untuk
ketergantungan. contoh : Papaver somniferum L, Opium.
2. Obat narkotika golongan II digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan dan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi untuk
ketergantungan.contoh : Morfin, Fentanil, Petidin.
3. Obat narkotika golongan III digunakan sebagai pengobatan dan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan untuk ketergantungan. contoh
: Codein.

B. PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL

1. Jamu

Jamu adalah obat tradisional yang berdasarkan dari pengalaman empiris secara turun
temurun, yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya dari generasi ke generasi. bentuk obat umumnya
disediakan dalam berbagai bentuk serbuk, minuman, pil, cairan dari berbagai tanaman. Jamu
umumnya terdiri dari 5-10 macam tumbuhan bahkan lebih, bentuk jamu tidak perlu
pembuktian ilmiah maupun klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris saja. Contoh : jamu
buyung upik, jamu nyonya menier

2. Obat Herbal Terstandar (OHT)


Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang telah teruji berkhasiat
secara pra-klinis (terhadap hewan percobaan), lolos uji toksisitas akut maupun kronis, terdiri
dari bahan yang terstandar (Seperti ekstrak yang memenuhi parameter mutu), serta dibuat
dengan cara higienis. Contoh : lelap, diapet , kiranti,tolak angin

3. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat tradisional yang telah teruji khasiatnya melalui uji pra-klinis (pada
hewan percobaan) dan uji klinis (pada manusia), serta terbukti aman melalui uji toksisitas,
bahan baku terstandar, serta diproduksi secara higienis, bermutu, sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Contoh : Cursil, nodiar,stimuno, rheumaneer, tensigard

Perbedaan Jamu OHT dan Fitofarmaka :


Jamu --> Obat tradisional terbukti berkhasiat dan aman berdasarkan bukti empiris
turun temurun.
OHT --> Obat Tradisional terbukti berkhasiat melalui uji pra-klinis dan teruji aman
melalui uji toksisitas, bahan terstandar dan diproduksi secara higienis.
Fitofarmaka --> Obat tradisional terbuksi berkhasiat melalui uji pra-klinis dan uji klinis,
teruji aman melalui uji toksisitas, bahan terstandar, dan diproduksi secara higienis dan
bermutu.

C. ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF


1. kualitatif
Adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan mengetahui keberadaan (bisa
juga identifikasi) suatu ion,unsur, atau senyawa kimia lain baik organik maupun anorganik
dalam suatu sampel

2. Kuantitatif
adalah suatu rangkaian pekerjaan analisis yang bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu
unsur atau senyawa dalam suatu sampel

D. KOMPONEN TABLET
1. Zat aktif Idealnya zat aktif yang akan diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: kemurniannya tinggi, stabil, kompatibel dengan
semua eksipien, bentuk partikel sferis, ukuran dan distribusi ukuran partikelnya baik,
mempunyai sifat alir yang baik, tidak mempunyai muatan pada permukaan (absence of
static charge on surface), dan mempunyai sifat organoleptis yang baik.
2. Zat tambahan (eksipien) Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan
dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi.

3. Bahan pengisi (diluents/fillers) Pengisi berfungsi untuk mendapatkan suatu ukuran


atau bobot yang sesuai sehingga layak untuk dikempa menjadi tablet. Contoh dari bahan
pengisi adalah laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol, kalsium sulfat, kalsium fosfat,
kalsium karbonat,dan amilum.

4. Bahan pengikat (binders). Bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa
serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang
telah ada pada bahan pengisi. Contoh dari bahan pengikat adalah selulosa,
Mikrokristalin selulosa (Avicel), Polimer (CMC Na, HPC, dan HPMC), PVP, gelatin, gom
alam, tragakan, guar, pektin, amilum, PEG, Na alginat, magnesium dan aluminum silikat.

5. Bahan penghancur (disintegrants) Bahan penghancur akan membantu hancurnya


tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel-partikel penyusun, ketika tablet
kontak dengan cairan lambung sehingga akan meningkatkan disolusi tablet. Contoh dari
bahan penghancur adalah amilum, Avicel (Mikrokritalin selulosa), solka floc, asam
alginat, Explotab (sodium starch glicolate), gom guar, Policlar AT (Crosslinked PVP),
Amberlite IPR 88, Metilselulosa, CMC, HPMC.

6. Bahan pelicin (anti frictional agents) yaitu glidan dan lubrikan

E. MACAM MACAM SEDIAAN LARUTAN OBAT

1. Potiones (obat minum)


Adalah solutio yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam (peroral). Selain berbentuk
larutan potio dapat juga berbentuk emulsi atau suspensi.
2. Sirup
Ada 3 macam sirup yaitu :
a. Sirup simpleks, mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25 % b/v.
b. Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat
tambahan digunakan untuk pengobatan.
c. Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau
penyedap lain. Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup rasa atau bau
obat yang tidak enak.
3. Elixir
Adalah sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis,
pengawet, pewarna dan pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan
sebagai pelarut digunakan campuran air etanol.
Disini etanol berfungsi mempertinggi kelarutan obat pada elixir dapat pula ditmbahkan
glicerol, sorbitol atau propilenglikol. Sedangkan untuk pengganti gula bisa digunakan
sirup gula.
4. Netralisasi, saturatio dan potio effervescent.
a. Netralisasi adalah obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam
dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral. Contohnya :
solutio citratis magnesici, amygdalas ammonicus.
b. Saturatio adalah Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan
basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan
gas.
c. Potio effervescent adalah Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.
5. Guttae (drops)
Guttae / obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, apabila
tidak dinyatakan lain maka dimaksudkan untuk obat dalam.
6. Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
7. Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi
dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

You might also like