Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Blighted ovum merupakan keadaan dimana terbentuknya gestational sac
namun embrio tidak terbentuk atau berhenti terbentuk sehingga terabsorbsi
kembali oleh tubuh.Keadaan dimana seorang wanita dalam keadaan hamil tetapi
tidak ada janin di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga
merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual muntah
pada awal kehamilan, payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan
saat dilakukan tes kehamilan maupun laboratorium hasilnya pun positif [1,9]
Blighted ovum yang terjadi ketika ovum yang telah dibuahi menempel
pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang.Sel berkembang membentuk
kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu sendiri.Blighted ovum
biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang wanita tahu tentang
kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan
tubuh wanita secara alami mengalami keguguran[1,2]
2. ETIOLOGI
Biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan penyebab sekitar
50% dari keguguran trimester pertama, atau mungkin paparan teratogens.Tubuh
wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh
berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin tidak berkembang
menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel
yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang buruk[2,10]
2
imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan
blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua
karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun[8,10]
3. PATOFISIOLOGI
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma.Namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan.Meskipun
demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan
hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan
memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan
bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang
menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, dan
menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack
maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human
chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan[1,5,9]
3
5. DIAGNOSIS KERJA
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan
saat kehamilan memasuki usia 7-8 minggu (transvaginal). Sebab
saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16
milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan
tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi
janin. Diagnosis kehamilan anembriogenik dapat ditegakkan bila
pada kantong gestasi yang berdiameter sedikitnya 25mm, tidak
dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning telur[1,5,8]
4
6. DIAGNOSIS BANDING
- Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) : pada KET terdapat nyeri goyang
serviks, perdarahan pervaginam sedikit atau bahkan tidak ada, terdapat
kavum douglas yang menonjol dan nyeri perut yang hebat.
- Pada abortus imminens dan insipiens perdarahan lebih banyak dan lebih
merah sesudah amenorea, rasa nyeri yang lebih kurang berlokasi di daerah
median dan bersifat nyeri [7,8]
7. PENATALAKSANAAN
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis
untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika
karena infeksi maka maka dapat diobati agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika
penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak
dapat hamil sungguhan [1,3,8]
Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan, namun
masih dapat diupayakan jika kemungkinan penyebabnya diketahui. Sebagai
contoh, tingkat hormon yang rendah mungkin jarang menyebabkan kematian dini
ovum.Dalam kasus ini, pil hormon seperti progesteron dapat bekerja.Namun efek
samping dari pemakaian hormon adalah sakit kepala,perubahan suasana hati, dan
lain-lain.Jika terjadi kematian telur di awal kehamilan secara berulang, maka
pembuahan buatan mungkin efektif dalam memproduksi kehamilan.Dalam hal ini
perlu donor sperma atau ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi, pembuahan
buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko kelahiran kembar seringkali
lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah pilihan lain bagi banyak
pasangan [1,6]
Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol, setelah
terjadi dilatasi serviks kemudian dilakukan kuretase [6]
5
8. PENCEGAHAN
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan
seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang
di awal kehamilan, Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang
terjadi lebih dari satu kali pada wanita.Untuk mencegah terjadinya blighted ovum,
maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan
TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita
penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan
kromosom terutama bila usia diatas 35 tahun, menghentikan kebiasaan merokok
agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang rutin dan
membiasakan pola hidup sehat[1]
9. PROGNOSIS
Prognosis buruk bila terus menerus terjadi perdarahan per vaginam[1]
6
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. S
Umur : 26 tahun Umur : 34 tahun
Alamat : Jl. Gawalise No.35 Alamat : Jl. Gawalise
ANAMNESIS
GIIIP1A1 Usia Kehamilan : 7- 8 minggu
HPHT : 23 -04-2017 Menarche : 11 tahun
TP : 30-01-2018 Perkawinan : 5 tahun
7
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Obstetri :
Hamil pertama : Abortus
Hamil kedua : Tahun 2011, lahir di rumah, usia kehamilan aterm.
Penolong bersalin bidan, BBL 2500 gr
Hamil ketiga : Hamil sekarang
8
- banyak : 2x ganti pembalut dalam sehari,
tidak menggumpal
- dismenore : disangkal
- flour albus : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Sedang Tek. Darah : 120/70 mmHg
Kesadaran : Kompos mentis Nadi : 105x/menit
BB : 43 Kg Respirasi : 20x/menit
TB : 152 cm Suhu : 36,7C
Kepala Leher :
Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterus (-/-), edema palpebra (-/-),
pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tiroid (-). Mata cekung (-)
Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, retraksi (-), sikatrik (-)
P : Vocal fremitus kanan-kiri
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada jantung, batas paru-hepar SIC
VII linea mid-clavicula dextra, batas jantung dalam batas normal.
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung
I/II murni Reguler
Abdomen :
I : Tampak cembung
A: Peristaltik (+)kesan normal
P: Timpani
8
P: Nyeri tekan (+) regio inguinal sinistra,
Status Ginekologi :
Pemeriksaan Luar
- Inspeksi : sikatrik (-), tanda radang (-), dinding perut datar, linea
nigra (-) striae gravidarum (-) perdarahan flek-flek (+)
- Palpasi : nyeri tekan (-), TFU: Tidak teraba
- Inspekulo : vulva uretra dan vagina tidak ada kelainanpermukaan portio
licin, erosi (-), massa (-), ostium uteri externa tertutup, fluksus (+)
Pemeriksaan Dalam
- Fluksus : (+)
- Flour albus : (-)
- Vulva uretra vagina : tidak ada kelainan, dinding vagina licin
- Portio : lunak, ostium uteri externa tertutup, nyeri tekan (-)
penipisan (-)
- Corpus uteri : teraba massa (-)
- Cavum douglas : tidak menonjol
- Adneksa parametrium :
kanan : tidak teraba massa
kiri : tidak teraba massa
8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap :
WBC : 8 x 103/mm3
HGB : 9,8 gr/dL
MCV : 79,5 fL
MCH : 27,4 pg
MCHC : 34,4 g/dL
HCT : 37.2 %
PLT : 242 x 103/mm3
RBC : 4.7 x 106/mm3
Pemeriksaan urin:
Plano test: Positif (+)
USG:
KesanG3P1A1 hamil 7-8 minggu dengan Blighted ovum
8
RESUME
Pasien perempuan 26 tahun dengan G3P1A1 gravid 7-8minggu
masuk dengan keluhan perdarahan pervaginam, sejak kurang lebih 1
minggu yang lalu, darah yang keluar sedikit-sedikit. Keluhan ini disertai
nyeri perut pada bagian bawah.Riwayat mual (+) dan muntah (+) pada 1
minggu sebelum masuk RS.
Pemeriksaan laboratorium: Wbc : 8 x 109/l, Hb: 9,8 gr/dl, Plt: 242 x 109/l,
HbSAg negatif.
DIAGNOSIS
GIIIP1A1 gravid 7-8 minggu + Blighted Ovum
PENATALAKSANAAN
Pre-curetage
Pasang IVFD RL
Drips oxytocin 1 amp/24 jam
Konsul anestesi
Informed consent, puasakan.
Observasi TTV KU
Rencana kuretase
8
Laporan Operasi kuretase :
1) Posisikan pasien pada posisi litotomi dengan anastesi intravena dibawah
pengaruh anastesi
2) Disinfeksi vulva dan vagina dengan menggunakan kasa dan betadine
3) Dipasang speculum Sims, jepit portio dengan tenakulum ovum pada arah
jam 11
4) Dilakukan sonde ke dalam cavum uteri ( 9 cm)
5) Dilakukan evaluasi ke dalam cavum uteri dengan abortus tang
6) Dilanjutkan kuretase dengan sendok kuret tumpul lalu bagian tajam secara
sistematik
7) Kuretase dibersihkan setelah dipastikan tidak ada perdarahan
8) Mencabut tenakulum ovum, dan speculum Sims
9) Bersihkan area operasi dengan kasa steril dan betadine
10) Operasi selesai
8
FOLLOW UP
18 juni 2017
S : Perdarahan Per Vaginam (+), sedikit-sedikit, tdk bergumpal, nyeri Perut (+), mual (-),
muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), BAB (+), BAK (+)
O : TD : 120/70 mmHg
N :86x/menit
R :20 x/menit
S : 36,8C
A : P1AII Post kuretase H1 a/I Blighted Ovum
P :
IVFD RL 28 Tpm
Methylergometrine 3 x 1
Asam mefenamat 3x1
Vit C 3 x1
Cefadroxyl 2 x 500 mg
19 Juni 2017
S : Perdarahan Per Vaginam (+), sedikit-sedikit, Nyeri Perut (+), mual (-), muntah (-),
pusing (-), sakit kepala (-), BAB (+), BAK (+)
O : TD : 110/80 mmHg
N :72x/menit
R :16x/menit
S : 36,8C
A : P1AII Post kuretase H1 a/I Blighted Ovum
P :
Methylergometrine 3 x 1
Asam mefenamat 3x1
8
Vit C 3 x1
Cefadroxyl 2 x 500 mg
Pasien Boleh pulang, Rawat Jalan dan kontrol di Poli kandungan
8
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, pasien datang dengan keluhan perdarahan pervaginam, sejak kurang lebih
1 minggu yang lalu, darah yang keluar sedikit-sedikit.Keluhan ini disertai nyeri perut pada
bagian bawah.Riwayat mual (+) dan muntah (+). Dari hasil anamnesis yang diperoleh dari
pasien, hal tersebut sesuei dengan teori untuk kehamilan kosong atau blighted ovum dimana
gejalanya sama dengan kehamilan normal seperti terlambat menstruasi, mual muntah pada awal
kehamilan, payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes
kehamilan hasilnya pun positif.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan bahwa terlihat perut sedikit membesar, terdapat nyeri
tekan pada perut. Hal tersebut sesuei dengan teori dimana pada kehamilan kosong atau blighted
ovum, didapatkan tanda tanda seperti kehamilan normal. Dari pemeriksaaan fisik juga ditemukan
keluarnya bercak-bercak perdarahan dari vagina.Dari gejala tersebut juga dimungkinkan bahwa
pasien mengalami abortus.Akan tetapi perlu dipastikan melalui pemeriksaan penunjang USG
mengenai kondisi dalam rahim ibu sehingga dapat disimpulkan diagnosis pasti yang ada.Pada
pemeriksaan USG terlihat kantung kehamilan tanpa janin intrauterin didalamnya. Disimpulkan
diagnosis dari kasus ini adalah blighted ovum atau kehamilan kosong dimana terbentuk kantung
kehamilan dan plasenta tetapi tidak ada pembentukan embrio. Blighted ovum pada awalnya tidak
dapat dibedakan gejalanya hingga terjadi abortus spontan atau telah dilakukan pemeriksaan
USG.
Setelah dicapai diagnosis pasti blighted ovum, tindakan selanjutnya adalah kuretase. Pada
pasien ini telah dilakukan tindakan kuretase, dimana bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa
jaringan, mencegah infeksi, sehingga rahim siap untuk kehamilan berikutnya.Pemberian
pengobatan medikamentosa pada kasus ini adalah pemberian antibiotik, pemberian analgesik,
pemberian uterotonik dan pemberian vitamin.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Sarwono,P, dkk, 2010. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
2. Hafiffa, P. dkk. 2015. Kehamilan 13 Minggu Dengan Blighted Ovum, IJMS - Indonesian
Journal On Medical Science - Volume 2 No 2 - Juli 2015
3. Sahar Shekoohi, Majid Mojarrad, Reza Raoofian, 2016. Chromosomal Study of Couples
with the History of Recurrent Spontaneous Abortions with Diagnosed Blightded Ovum.
Department of Medical Genetics, School of Medicine, Mashhad University of Medical
Sciences, Mashhad, Iran.
4. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, 2008. Cunningham
FG. First trimester abortion. In: Williams Gynecology 22nd ed. New York: McGraw-Hill;
298-325
5. Porter FT, Branch DW, Scott JR. Early pregnancy loss. 2009. In: Danforths Obstetric and
Gynecology 10th ed. New York. Lippincott Williams & Wilkins : 61-70.
6. Zoleikha Atarod, Fatemeh Talebi1, Seyyed Abbas Hashemi, 2013. Comparison of vaginal
misoprostol application versus curettage in treatment of early pregnancy failure: A
randomization clinical trial study.Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of
Medicine, Mazandaran University of Medical Sciences, Sari, Iran.
9. Hunt JS, Roby KF. 1994. Implantation factors. In: Clin obstet gynecol 37 ; 635-645.
10. Brent RL, Beckman DA1994. The contributional of environmental teratogens to embryonic
and fetal loss. In: Clin obstet gynecol 37 ; 646-664