Professional Documents
Culture Documents
Disusunoleh:
M. Tri Sudiro
11.2015.317
Penguji:
dr. Salikur, Sp.KJ
dr. Isa, SpKJ
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU JIWA
RS. Jiwa dr. Soeharto Heerdjan
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn. A
Tempat&tanggallahir : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Betawi
Agama : Kristen
Pendidikan : SMK
Pekerjaan :-
Status perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Kebon Kosong, Kemayoran. Jakarta Pusat
I. RIWAYAT PSIKIARTIK
Autoanamnesis :
Tanggal 31 Agustus 2017, pukul 16.30 WIB, di bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa dr.
Soeharto Heerdjan.
Tanggal 2 September 2017, pukul 16.30 WIB, di bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa
dr. Soeharto Heerdjan
Tanggal 4 Agustus 2017, pukul 9.30 WIB, di bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa dr.
Soeharto Heerdjan
Alloanamnesis :
Tanggal 2 September 2017, pukul 17.05 WIB, pada kakak pasien via telepon
KELUHAN UTAMA
Pasien datang diantar ke IGD RS dr. Soeharto Heerdjan oleh ibunya dengan
keluhan pasien marah-marah , dan memukul sepupunya sejak 1 hari SMRS.
3
yang mengendalikan tubuhnya seperti wayang. Tetapi pasien tidak mengetahhui siapa
yang mengendalikan tubuhnya tersebut.
Pada tahun 2011 menurut keterangan ibu pasien, pasien berhenti bekerja sebagai
kurir karena mulai ada gangguan dari perilakunya. Seperti mondar-mandir, mencorat-
coret tembok, lompat-lompat melamun. Ibunya mengatakan tahun 2002-2011pasien
bekerja seperti biasa tidak jarang ada masalah dalam pekerjaannya, pasien juga selalu
semangatuntuk bekerja.
Ditahun 2012-2015 pasien lebih menyendiri, memalun, mengurung diri dikamar.
Menurut keterangan ibunya kadang pasien terlihat seperti ada yang mengajak bicara
namun pasien hanya menganngguk atau bilang iya atau tidak.
Keluhan ini diperparah 2 tahun belakangan ini pasien sering marah-marah,
merusak atap langit-langit kamar, menggunting uang, namun pasien tidak sadar
melakukan hal tersebut. Kemudian mulai merasa ada bisikan yang memerintahkannya
seperti berkegiatan sehari-hari. Dan menurut keterangan ibu pasien, pasien memiliki
keluhan sering menyendiri didalam kamar, dan sering berbicara sendiri, makan dan
minum jarang, pasien menjadi lebih sering merokok dan pasien juga sudah menjadi
jarang mandi atau tidak bisa mengurus dirinya lagi. Pasien sebelumnya tidak pernah
dirawat atau berobat jalan. karena ibu pasien merasa pasien tidak pernah mengamuk
atau mengganggu.
4
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak ada riwayat penggunaan NAPZA. Pasien hanya merokok sehari
setengah bungkus.
2011 2017
5
B. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Perkembangan Kepribadian:
a) Masa Kanak
Pasien merupakan anak yang aktif, menurut pengakuan pasien dan
berdasarkan keterangan ibu pasien pada saat kecil pasien mempunyai banyak
teman bermain sering bermain lempar batu dengan tetangganya.
b) Masa Remaja
Pasien memiliki banyak teman disekitar lingkungan rumahnya. Namun
kurang aktif dimasa sekolah.
c) Masa Dewasa
Pasien hanya beraktivitas dirumah saja. Kadang nongkrong bersama
teman-temannya.
2. Riwayat Pendidikan
Pasien lulus pada SD, SMP, dan SMK. Prestasi pasien semasa sekolah hanya rata-
rata. Tidak pernah masuk 10 besar.
3. Riwayat Pekerjaan
Pada tahun 2002-2011 pasien bekerja sebagai kurir. Hubungan dengan rekan kerja
dan atasan tidak ada masalah.
5. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Menurut pengakuan pasien, ia belum menikah.
6
C. RIWAYAT KELUARGA
= laki-laki
= perempuan
= meninggal
= pasien
III. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 31 Agustus 2017, pkl 16.30 WIB)
a. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki , tampak sesuai dengan usianya, tampak tidak tterawat.
2. Kesadaran
a. Kesadaran neurologik : kompos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : tampak terganggu
3. Perilaku dan psikomotor :
a. Sebelum wawancara : pasien dalam posisi duduk sendirian
7
b. Selama wawancara : pasien dalam posisi duduk cukup tenang didepan
pemeriksa, tampak fokus, tetapi terkadang terlihat diam lalu kemudian
kembali menjawab pertanyaan. Tidak ada perlambatan gerakan, kejang.
c. Sesudah wawancara : Pasien berpindah tempat menjadi ke kamar rawat.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
5. Pembicaraan
Cara berbicara :Spontan, volume cukup, artikulasi jelas, intonasi
cukup.
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : Euthym
2. Afek : Sempit
3. Keserasian : Serasi
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi :(+) Halusinasi auditorik, (-) halusinasi visual
2. Ilusi :(-) Tidak ada
3. Depersonalisasi :(-) Tidak ada
4. Derealisasi :(-) Tidak ada
d. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas : cukup
b. Kontinuitas : koheren
c. Hendaya Bahasa : tidak ada gangguan
2. Isi pikir
a. Waham : (+) Ada. Waham kontrol.
b. Preokupasi : (-) Tidak ada
8
c. Obsesi : (-) Tidak ada
d. Fobia : (-) Tidak ada
e. FUNGSI INTELEKTUAL
9
pasien dapat menyebutkannya kembali).
g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Daya nilai realitas : Terganggu, karena pasien ditemukan halusinasi
h. TILIKAN : Derajat 4
A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum:
o Kesan gizi : Baik
o Kesadaran : Kompos mentis
Tanda vital:
o Tekanan darah : 120/80
o Nadi : 80x/menit
o Suhu : 36,50C
o Pernapasan : 18x/menit
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik
10
Kepala : Normosefal, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah rontok
Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga : Normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid, terdapat luka bekas operasi
pada sisi kiri
Paru:
o Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: gerakan dada simetris
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi: Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru,
Jantung:
o Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: ictus cordis teraba
o Perkusi: batas jantung DBN
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi: bentuk datar
o Palpasi: supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen
o Auskultasi: bising usus (+2)
Ekstremitas: akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik.
B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial : dalam batas normal
Refleks fisiologis : dalam batas normal
Refleks patologis : tidak ada
Motorik : tidak terganggu
11
Sensibilitas : dalam batas normal
Fungsi luhur : tidak terganggu
Gejala EPS : akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting tremor
(-), distonia (-), tardive diskinesia (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperkenankan untuk melihat status pasien.
Pasien datang diantar ke IGD RS dr. Soeharto Heerdjan oleh ibunya dengan
keluhan pasien marah-marah dan memukul adik sepupunya secara tiba-tiba. Pasien
memukul adik sepupunya karena keinginan sendiri tidak ada yang memerintahkannya
atau membisikannya, pasien memukul karena ia merasa adik sepupunya membela ahok.
Pada saat anamnesis, saat ditanya apakah pasien sering mendengar suara-suara
atau bisikan, pasien mengatakan bahwa ada suara yang menyuruh pasien untuk
berkegiatan sehari-hari seperti Antoni naik motor dulu baru mandi, suara tersebut
seperti menyuruhnya untuk mandi, naik motor, makan dan sebagainya. Pasien juga
mengaku seperti ada yang mengendalikan tubuhnya seperti wayang.
Pada tahun 2011 menurut keterangan ibu pasien, pasien berhenti bekerja sebagai
kurir karena mulai ada gangguan dari perilakunya. Seperti mondar-mandir, mencorat-
coret tembok, lompat-lompat melamun.
12
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian
Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:
Distress/penderitaan : pasein mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh pasien.
Pasien juga mengaku seperti ada yang mengendalikan tubuhnya.
2. Gangguan merupakan gangguan fungsional karena:
Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.
Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, infeksi,
penyakit vaskuler, neoplasma).
Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif (karena pasien tidak
menyebutkan berapa lama pasien menggunakan ganja dan mencoba obat-obatan).
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan
dengan adanya riwayat:
Halusinasi auditorik, pasien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruh
pasien.
Waham, pasien merasa seperti ada yang menggerakan tubuhnya.
13
Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global
GAF HLPY : 70-61 Beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik.
X. PENATALAKSANAAN
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
Mengganggu lingkungan sekitar
Timbulnya tindakan agitasi
Membahayakan diri sendiri dan orang lain
Mencegah pasien melakukan tindakan kekerasan
Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
2. Psikofarmaka
R/ Risperidon tab 1 mg No. XIV
S 2 dd tab 1
14
Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada pasien dengan skizofrenia.
Risperidon merupakan obat anti psikotik generasi 2, yang bekerja pada reseptor D2,
5HT2A, dengan efek samping yang relatif lebih rendah daripada obat antipsikotik
generasi pertama. Dosis optimal sebagai dosis terapi adalah 2-4mg per hari, dan pada
pasien ini di berikan 2x1mg = 4mg per hari.
XI. PROGNOSIS
ad vitam : Dubia ad Bonam
ad functionam : Dubia ad bonam
ad sanationam : Dubia ad malam
15
Prognosis baik Prognosis buruk
Gejala positif Awitan muda
Lajang, cerai, atau menjanda/duda
Sistem pendukung buruk
Tanpa remisi dalam 3 tahun
Riwayat melakukan tindakan penyerangan
16