Professional Documents
Culture Documents
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. Y P10001 NIFAS FISIOLOGI HARI KE-0
DI RUANG MUSDALIFAH RS. MUHAMMADIYAH
SURABAYA
OLEH :
NUR FAIDAH
NIM : 20100661024
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ............................................................... 3
1.4 Metode Penulisan............................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan......................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 6
2.1 Definisi .............................................................................. 6
2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas 6
2.3 Masa Nifas Dibagi Dalam 3 Periode.................................. 7
2.4 Perubahan-perubahan Fisik Pada Masa Nifas.................... 7
2.5 Gambaran Klinis Masa Puerperium.................................... 11
2.6 Program dan Kebijakan Tekhnis........................................ 12
2.7 Diagnosis............................................................................ 13
2.8 Perubahan Pengeluaran Lochea......................................... 13
2.9 Pemeriksaan Dini Pasca Partum......................................... 13
2.10 Deteksi Dini Komplikasi Nifas.......................................... 14
2.11 Perawatan Masa Puerperium.............................................. 15
2.12 Nasehat Untuk Ibu Post Natal........................................... 16
2.13 Perubahan-Perubahan Psikososial Pada Masa Nifas.......... 17
2.14 Perawatan Pasca Persalinan/Masa Nifas............................ 20
2.15 Kapan Menghubungi Bidan/Kontrol Kembali Ke Rumah Sakit 23
2.16 Konsep Asuhan Nifas Fisiologis........................................ 23
BAB 3 TINJAUAN KASUS.................................................................. 35
3.1 Pengumpulan Data............................................................. 35
3.2 Interpretasi Data................................................................ 41
3.3 Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial....................... 43
3.4 Kebutuhan Segera atau Kolaborasi.................................... 43
3.5 Pengembangan Rencana V, VI, VII.................................. 47
BAB 4 PEMBAHASAN......................................................................... 55
4.1 Pengkajian.......................................................................... 55
4.2 Identifikasi Diagnosa atau Masalah................................... 55
4.3 Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial................... 55
4.4 Antisipasi Kebutuhan Segera atau Kolaborasi................... 56
4.5 Intervensi........................................................................... 56
4.6 Implementasi...................................................................... 56
4.7 Evaluasi.............................................................................. 57
BAB 5 PENUTUP................................................................................... 58
5.1 Simpulan............................................................................ 58
5.2 Saran.................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
1. Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil. masa nifas berlangsung selama kira-
kira 2-6 minggu.(Sarwono, 2002:122).
2. Masa nifas adalah masa pulihnya kembali ke dalam keadaan sebelum hamil dan masa nifas
berlangsung selama kira-kira 2-6 minggu. (Maternal dan
Neonatal, 2002)
3. Masa nifas adalah masa pulihnya kembali mulai dari persalinan, sampai alat-alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu
(Mochtar, 1990)
4. Masa nifas adalah masa dimulainya dari lahirnya plasenta sampai mencakup 6 minggu
berikutnya. (Pusdiknakes, 2001)
5. Dari ke-4 definisi tentang masa nifas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa masa nifas
adalah masa yang dimulai setelah partus selesai serta lahirnya plasenta dan berakhir sampai
alat-alat kandungan kembali kekeadaan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama kira-
kira 2- 6 minggu.
2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana
Tabel tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusio
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
1 6-8 jam setelah- Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
persalinan - Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan b
- Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaim
masa nifas karena atonia uteri
- Pemberian ASI awal
- Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
- Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
- Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan
jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stab
2 6 hari setelah - Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus
persalinan ada perdarahan abnormal, tidak ada bau
- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
- Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tand
- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada tali pusat, men
merawat bayi sehari-hari
2.7 Diagnosis
1) Apakah masa nifas berlangsung normal/tidak seperti involusio uterus, pengeluaran lochea,
pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis normal.
2) Adakah keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang dan panas.
3) Adakah penyulit/masalah dengan ibu yang memerlukan rujukan/ perawatan seperti
perawatan payudara (Sarwono, 2002 : 125)
2.8 Perubahan Pengeluaran Lochea
Perubahan pengeluaran lochea menunjukkan keadaan abnormal yaitu :
1) Perdarahan berkepanjangan
2) Pengeluaran lochea tertahan/lochea statiska
3) Lochea purulenta berbentuk nanah
4) Rasa nyeri yang berlebihan
5) Dengan memperhatikan bentuk perubahan dapat diduga
6) Terdapat sisa placenta yang merupakan sumber perdarahan
7) Terjadi infeksi intra uterine (Manuaba, 1998 : 193)
2.9 Pemeriksaan Dini Pasca Partum
2.9.1 Tinjauan ulang pencatatan
1) Catat perjalanan antepartum dan intra partum
2) Jumlah jam/hari post partum
3) Instruksi terdahulu dan catatan perkembangan
4) Catatan CHPB
5) Laporan laboratorium dan studi tambahan lain
6) Catatan pengobatan
7) Catatan perawatan
2.9.2 Riwayat
1) Ambulasi
2) Berkemih
3) Defekasi
4) Nafsu makan
5) Ketidaknyamanan/nyeri
6) Kekhawtiran
7) Menyusui
8) Respon terhadap bayi
9) Respon terhadap persalinan dan kelahiran
2.9.3 Pemeriksaan Fisik Post Natal Meliputi Antara Lain :
1) Pemeriksaan umum : tensi, nadi, suhu, keluhan, dan lain-lain
2) Keadaan umum : pucat atau anemis
3) Kerongkongan jika diindikasikan
4) Payudara dan puting susu : ASI sudah keluar apa belum
5) Nyeri tekan CVA
6) Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
7) Sekret yang keluar : lochea warna, jumlah dan bau
8) Perineum: odema, inflamasi, haematoma, pus, luka yang terpisah/ luka memar, jahitan,
haemorrhoid
9) Ekstremitas : varices, nyeri tekan, panas pada betis, oedema, tanda homan refleks. (Buku
Saku Bidan, 2002 : 266)
2.10 Deteksi Dini Komplikasi Nifas
2.10.1 Perdarahan Pervaginam
Adalah perdarahan yang lebih atau sama dengan 500 cc per ml pasca salin dalam 24 jam
setelah anak dan placenta lahir.
2.10.2 Menurut Waktu Terjadinya Perdarahan Ada 2 Bagian
1) Perdarahan pasca salin primer (Early post partum haemorraghic)
Terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir
2) Perdarahan pasca persalinan sekunder (Late post partum haemorragic)
Terjadi setelah 24 jam pertama post partum, biasanya antara hari ke lima sampai lima belas
hari post partum
2.11 Perawatan Masa Puerperium
2.11.1 Keuntungan Mobilisasi Dini
1) Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
2) Memperlancar involusi alat kandungan
3) Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat perkemihan
4) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme. (Manuaba, 1998 : 193)
2.11.2 Perawatan Puerperium Dilakukan Dalam Pengawasan Sebagai Berikut :
1) Rawat gabung
2) Pemeriksaan umum
Kesadaran penderita
Keluhan yang terjadi setelah persalinan
3) Pemeriksaan khusus
Fisik : tanda-tanda vital
Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus
Payudara : pengeluaran ASI, puting susu
Lochea : lochea rubra, lochea sanguinolenta
Jahitan episiotomi : apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi
4) Pemulangan parturien dan pengawasan ikutan
Parturien dapat dipulangkan setelah 2-3 hari dirawat, apabila persalinan berjalan lancar dan
sponta dan dapat dipulangkan setelah keadaan baik dan tidak ada keluhan.
e) Tanda-tanda :
Hilangnya emosi
Hilangnya keinginan untuk bersosialisasi
Perasaan gagal
2.14 Perawatan Pasca Persalinan/Masa Nifas
2.14.1 Nutrisi
Ibu nifas perlu diet gizi yang baik dan lengkap, bisa disebut juga dengan menu
seimbang.
Tujuannya adalah :
1) Membantu memulihkan kondisi fisik
2) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi
3) Mencegah konstipasi
4) Memulai proses pemberian ASI eksklusif
Ibu nifas perlu tambahan 500 kalori tiap hari, dan kebutuhan cairan/ minum + 3
liter/hari dan tambahan pil zat besi selama 40 hari post partum, serta kapsul vitamin A
200.000 unit.
2.14.2 Ambulasi
Kenyataannya ibu yang baru melahirkan enggan banyak bergerak, karena merasa letih
dan sakit. Pada persalinan normal ambulasi dapat dilakukan 2 jam post partum. Untuk pasien
post SC yaitu 24-36 jam post partum.
Tujuan ambulasi :
1) Melancarkan pengeluaran lochea
2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik
3) Memungkinkan untuk mengajar ibu memelihara anaknya
4) Mempercepat involusi dan melancarkan peredaran darah
2.14.3 Eliminasi
Ibu nifas hendaknya dapat berkemih spontan normal terjadi pada 8 jam post partum.
Anjurkan ibu berkemih 6-8 jam post partum dan setiap 4 jam setelahnya, karena kandung
kemih yang penuh dapat mengganggu kontaksi dan involusi uterus. Bila ibu mengalami sulit
berkemih sebaiknya dilakukan toiler training untuk BAB, jika ibu tidak bisa BAB lebih dari 3
hari maka perlu diberi laksan/pencahar. BAB tertunda 2-3 hari post partum dianggap
fisiologis.
2.14.4 Istirahat
Ibu perlu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu dapat
berisitirahat atau tidur siang selagi bayi tidur, pentingnya dukungan dari keluarga/suami.
Bila istirahat kurang akan mempengaruhi ibu :
1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2) Memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan diri sendiri
2.14.5 Kebersihan Diri/Personal Hygiene
Ibu nifas perlu menjaga kebersihan dirinya karena :
a. Mengurangi/mencegah infeksi
b.Meningkatkan perasaan nyaman dan kesejahteraan
Bila ibu cukup kuat berjalan, bantu ibu untuk mandi untuk membersihkan tubuh, puting susu
dan perineum, mengganti pembalut minimal 2 x atau setiap kali habis kencing.
2.14.6 Sexual/Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan
ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah
merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan sexual
kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan sexual
sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau enam minggu setelah persalinan,
keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
- Perut :
Inspeksi : Perut ibu masih membesar, pusar datar, tidak ada jaringan perut dan tidak ada bekas luka.
Palpasi : Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, konsistensi uterus keras kontraksinya baik, blass
kosong.
Auskultasi : Bising usus + baik.
- Genetalia :
Pengeluaran pervaginam: Lochea
Lochea rubra
Pada 2 hari post partum, berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua,
verniks caseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari post partum.
Lochea Sanguilenta
Berwarna merah kekuningan berisi darah dan lendir, biasanya hari 3-7 pasca persalinan.
Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, biasanya pada hari 7-14 pasca persalinan.
Perineum utuh atau ada episiotomi dan pada ibu ada jahitan atau tidak.. (Mochtar R., 1998 :
116)
II. Identifikasi Masalah/Diagnosa
Dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa kebidanan berdasarkan
interpretasi data-data yang benar yang telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan
ibu nifas tergantung dari hasil pengkajian.
Contoh diagnosa :
Diagnosa I : P20002 3 jam post partum normal dengan gangguan rasa nyaman
Masalah yang terjadi pada 2-6 jam post partum :
1. Nyeri daerah perineum
2. Perdarahan yang banyak.
3. Puting susu lecet
4. Bendungan ASI
Kebutuhan :
1. Mobilisasi dini secara bertahap
2. Pemberian ASI awal dan on demand
3. Rawat luka daerah perineum
Diagnosa II : P20002 post partum 2-6 hari dengan bendungan ASI
Masalah yang terjadi pada 2-6 hari post partum.
1. Perdarahan yang keluar.
2. Kecemasan ibu tidak bisa merawat tali pusat atau merawat anaknya.
3. Tidak bisa BAB.
4. Nyeri pada luka jahitan perineum.
Diagnosa III : P20002 post partum 2-6 minggu.
Masalah yang terjadi pada 2-6 minggu post partum.
1. Perdarahan
2. Ibu cemas atau bingung menentukan kontrasepsi yang cocok untuk dirinya.
3. Ibu kurang dalam pemenuhan tubuhnya.
III. Antisipasi masalah potensial/diagnosa potensial
Masalah potensial yang terjadi pada masa nifas
a) Potensial terjadinya perdarahan
Antisipasinya :- Lakukan observasi TTV
- Observasi kontraksi uterus dan TFU
- Observasi pengeluaran pervaginam
b) Potensial terjadinya infeksi
Antisipasinya : - Lakukan observasi TTV
- Anjurkan ibu untuk banyak minum
- Jaga kebersihan ibu, petugas dan ruang perawatan
c) Potensial terjadinya bendungan payudara
Antisipasinya : - Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
- Anjurkan pada ibu cara perawatan payudara yang benar
IV. Identifikasi tindakan segera/kolaborasi
Mengidentifikasikan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter sesuai dengan
kondisi ibu.
4) Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan terutama luka perineum dan jalan lahir.
R/ Menumbuhkan rasa nyaman dan aman serta mencegah terjadinya infeksi.
5) Lakukan observasi TTV, TFU, kontraksi uterus dan pengeluaran pervaginam.
R/ Untuk mengetahui adanya kelainan sedini mungkin.
6) Anjurkan pada ibu untuk meneteki bayinya sesering mungkin.
R/ Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak serta membantu proses involusi.
7) Anjurkan pada ibu untuk mobilisasi sedini mungkin.
R/ Melancarkan peredaran darah dan memulihkan gerak peristaltik usus.
Perencanaan
Masalah I : Nyeri pada luka jahitan perineum.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu mengerti tentang penjelasan petugas.
Kriteria : - Ibu mengerti tengan penyebab nyeri.
- Ibu tidak kesakitan lagi saat duduk maupun berjalan.
- Tidak terjadi infeksi pada jalan lahir.
Intervensi :
1. Jelaskan penyebab nyeri pada luka perineum.
R/ Meningkatkan pengetahuan ibu sehingga mengerti tentang keadaannya serta dapat
kooperatif dengan tindakan yang memberikan petugas kesehatan.
2. Ajarkan pada ibu tekhnik relaksasi.
R/ Dapat mengurangi rasa nyeri pada luka perineum ibu.
3. Lakukan observasi tanda-tanda infeksi dan perawatan pada luka perineum.
R/ Untuk mendeteksi adanya komplikasi pada post partum
VII. Evaluasi
S : Data Subyektif
- Ibu mengatakan sudah menjalankan nasehat yang diberikan oleh petugas kesehatan.
- Ibu mengatakan keadaannya semakin membaik
O : Data Obyektif
- K/u Ibu : Baik
- Kesadaran : Composmetis
- Tensi : 110/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 36,5oC
- Rr : 20 x/menit
- Kontraksi Uterus : Baik
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Perdarahan : + 50 cc
- Ibu menyusui bayinya
A : Assesment
P20002 post partum 2-6 jam tanpa komplikasi
P : Planning
- Observasi TTV.
- Observasi TFU, kontraksi uterus, pengeluaran pervaginam.
- Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan terutama jalan lahir.
- Ajarkan pada ibu cara perawatan luka perineum.
- Anjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini.
- Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Identitas/biodata
Nama : Ny. Y Nama suami : Tn. AS
Umur : 27 tahun Umur : 26 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu RT Pekerjaan : TNI AL
Alamat rumah : Bg Alamat rumah : Bg
Surabaya Surabaya
Keluhan utama
Klien mengatakan luka jahitan terasa nyeri dan perut terasa mules.
Riwayat kebidanan
Menarche : 15 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 5-6 hari
Banyaknya : 2-3 kotek/hari, encer
Warna : Merah tua
Bau : Amis
HPHT : 05 Agustus 2005
TP : 12 Mei 2006
Dysminorhoe : Tidak pernah
Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Tgl, Bayi
Usia bln, th Tempat Jenis Peno
No Suami ke
Kehamilan per- persalinan persalinan long Sex
salinan
1. Hamil
1 ini
Kebutuhan
16-05-2006 Dx : P10001, 2 jam post partum Data Subyektif :
23.15 WIB - Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya y
Masalah : - Ibu mengatakan badannya masih terasa lelah
- Perut mules - Ibu mengatakan perutnya terasa mules dan l
Catatan Perkembangan
Tanggal/jam Diagnosa Catatan Perkembangan
17-05-2006 Ibu post partum hari Data S:
pertama
23.15 - Ibu mengatakan rasa mules-mules pada
perut sudah berkurang.
- Ibu mengatakan sudah dapat duduk
dengan nyaman.
Data O :
- Keadaan umum baik
- Tekanan darah: 120/70 mmHg, s/n:
36,5oC/84x/menit.
- Muka : tidak pucat dan tidak oedema.
- Mammae : konsistensi kenyal, puting
susu menonjol pengeluaran ASI sedikit,
bayi belajar menetek.
- Perut : TFU 1 jari dibawah pusat.
- Kontraksi uterus baik
- Vulva : tidak oedema, pengeluaran
lochea rubra 1 kotek penuh, luka
perineum baik.
- Ibu belum BAB, sudah BAK
- Ibu membersihkan puting susunya
sebelum meneteki bayinya
- Ibu terlihat sudah berjalan-jalan.
Catatan Perkembangan
Tanggal/jam Diagnosa Catatan Perkembangan
P:
- Motivasi ibu untuk makan, minum, dan
istirahat yang cukup.
- Motivasi ibu untuk menjaga kebersihan
jalan lahir.
- Motivasi ibu untuk meneteki bayinya
sesering mungkin.
- Lakukan observasi puerperium diruang
nifas.
I:
- Memotivasi ibu untuk makan dan minum
dengan menu seimbang dan istirahat
yang cukup.
- Mengajari ibu cara menjaga kebersihan
tubuh terutama kebersihan jalan lahir.
- Melakukan observasi puerperium di
ruang nifas.
- Mengajarkan pada ibu cara merawat
payudara:
1. Mengatur posisi klien.
2. Membersihkan puting susu.
3. Melakukan pengurutan payudara.
4. Melakukan pengompresan dengan air
hangat dan air dingin.
Catatan Perkembangan
Tanggal/jam Diagnosa Catatan Perkembangan
- Mengajarkan pada ibu cara meneteki yang
benar:
1. Mengatur posisi ibu dan bayi senyaman
mungkin.
2. Membersihkan puting susu dengan kapas
air matang hangat.
3. Membimbing memasukkan puting susu
ke mulut bayi sampai areola mammae.
4. Melepaskan puting susu dengan cara
menekan dagu bayi.
5. Menyendawakan bayi.
6. Membersihkan mulut bayi dengan
kapas air matang.