You are on page 1of 5

Pengertian Beban Kerja

Beban kerja merupakan salah satu aspek yang harus di perhatikan oleh setiap perusahaan,
karena beban kerja salah satu yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Menurut Irwandy (2007) Beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan,
departemen kesehatan Republik Indonesia telah menyusun modul Dasar Susunan Personalia
(DSP) yang memuat tentang metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja.
Dalam metode ini tiap-tiap pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas dan
fungsinya.

Beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-masing pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu. Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja
yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang
pegawai menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.

Beban kerja merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan bagi seorang tenaga kerja
untuk mendapatkan keserasian dan produktivitas kerja yang tinggi selain unsur beban
tambahan akibat lingkungan kerja dan kapasitas kerja (Sudiharto, 2001).

Beban kerja menurut (Haryono 2004), adalah sebagai berikut :


Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh seseorang ataupun
sekelompok orang selama periode waktu tertentu dalam keadaan normal.
beban kerja adalah suatu proses analisa terhadap waktu yang digunakan oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam menyelesaikan tugas-tugas suatu
pekerjaan (jabatan) atau kelompok jabatan (unit kerja) yang dilaksanakan dalam
keadaan/kondisi normal

Menurut Menpan (1997), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan
yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka
waktu tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan
informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau pemegang jabatan
yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis jabatan, teknik analisis
beban kerja atau teknik manajemen lainnya. Lebih lanjut dikemukakan pula, bahwa
pengukuran beban kerja merupakan salah satu teknik manajemen untuk mendapatkan
informasi jabatan, melalui proses penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis.
Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk
menyempurnakan aparatur baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumberdaya
manusia.

Perhitungan beban kerja dapat dilihat dari 3 aspek, yakni fisik, mental dan panggunaan
waktu. Aspek fisik meliputi beban kerja berdasarkan kriteria-kriteria fisik manusia. Aspek
mental merupakan perhitungan beban kerja dengan mempertimbangkan aspek mental
(psikologis). Sedangkan aspek pemanfaatan waktu lebih mempertimbangkan pada aspek
pengunaan waktu untuk bekerja (Adipradana, 2008).

Menurut KEPMENPAN no.75/2004 beban kerja adalah :


sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu
satuan waktu tertentu
Sedangkan pengertian beban keja menurut PERMENDAGRI no.12/2008 ;
Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau
unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu.

Pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan
oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu (Utomo,
2008).

Dengan dikemukakannya beberapa definisi diatas,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


beban kerja merupakan sejauh mana kapasitasi ndividu pekerja dibutuhkan dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya,yang dapat diindikasikan dari jumlah
pekerjaan yang harus dilakukan,waktu/batasan waktu yang dimiliki oleh pekerja dalam
menyelesaikan tugasnya, serta pandangan subjektif individu tersebut sendiri mengenai
pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Pengertian Analisis Beban Kerja

Menurut Pemendagri No. 12/ 2008, analisis beban kerja adalah suatu teknik manajemen yang
dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan
efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja.

Menurut Komaruddin (1996:235), analisa beban kerja adalah proses untuk menetapkan
jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu
pekerjaan dalam waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk
menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja
yang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas

Menurut Simamora (1995:57), analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah
karyawan maupun kwalifikasi karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun
masyarakat disekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas
kerja,beban kerja dan lingkungan kerja agar,sehingga diperoleh produktivitas kerja yang
optimal (UU Kesehatan No.36Tahun2009).

Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja


Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Menurut
Manuaba (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain :
a. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti;
1) Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja,
alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas yang bersifat
psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab
pekerjaan.
2) Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja,
kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan
tugas dan wewenang.
3) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,
lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis.
b. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor
somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan)
dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).

Jenis Beban Kerja


Jenis beban kerja meliputi 2 jenis, sebagaimana dikemukakan oleh Munandar (2004) ada 2
jenis beban kerja, yaitu :
a. Beban kerja kuantitatif
Beban berlebih secara fisik ataupun mental, yaitu individu harus melakukan
terlalu banyak hal dalam pekerjaanya dan dapat memungkinkan menjadi sumber
stres pekerjaan. Unsur lain yang menimbulkan beban berlebih kuantitatif ini
adalah desakan waktu. Pada saat atau kondisi tertentu waktu akhir (dead line)
dapat menjadi stimulus untuk menghasilkan prestasi kerja yang baik,, namun bila
tekanan waktu tersebut menimbulkan banyak kesalahan dalam pekerjaan atau
menyebabkan gangguan kesehatan pada individu maka ini mencerminkan
adanya beban kerja berlebih kuantitatif.
b. Beban kerja kualitatif
Beban kerja kualitatif adalah pada individu akibat tuntutan pekerjaan yang lebih
tinggi dari batas kemampuan kognitif dan teknis individu. Pada batasan tertentu,
beban kerja tersebut menyebabkan pekerjaan menjadi tidak produktif dan
menjadi destruktif bagi individu pekerja. Bila berkelanjutan akan timbul
kelelahan mental dan dapat tampil dalam bentuk reaksi emosional dan
psikomotor secara patologis.

Tujuan Dan Manfaat Analisis Beban Kerja


Tujuan analisis beban kerja adalah untuk memperoleh seberapa besar beban kerja relatif dari
seorang pegawai/karyawan, suatu jabatan (pekerjaan), suatu unit kerja (seksi, bagian, divisi,
cabang, wilayah), bahkan suatu organisasi/perusahaan secara keseluruhan.
Kegunaan atau manfaat analisis beban kerja antara lain:
1. Menentukan jumlah kebutuhan pegawai: sebagai dasar untuk menambah atau mengurangi
jumlah pegawai/karyawan pada suatu jabatan atau unit kerja.
2. Menyempurnakan struktur organisasi: menggabung 2 jabatan atau lebih menjadi 1 jabatan;
memisahkan 1 jabatan menjadi 2 atau lebih jabatan; atau menciptakan suatu jabatan baru.
3. Menyempurnakan tugas jabatan: menambah atau mengurangi tugas atau aktivitas dari
suatu jabatan sehingga mencapai rentang beban kerja standar (optimum).
4. Menyempurnakan Standard Operating Process (SOP): menyempurnakan SOP karena
adanya proses penyempurnaan untuk tugas/aktivitas jabatan dan/atau penyempurnaan struktur
organisasi.

Dampak Beban Kerja


Beban kerja yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan stres kerja baik fisik maupun psikis
dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah.
Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang dilakukan karena
pengulangan gerak yang menimbulkan kebosanan. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari
karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada
pekerjaan. sehingga secara potensial membahayakan pekerja (Manuaba, 2000).

You might also like