You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA

A. Pengkajian
Asuhan Keperawatan pada Tn. T di Ruang Cendana RSU Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto dengan anemia pada tanggal 18 Februari 2015, pengkajian
dilakukan pada tanggal 18 Februari 2015 di ruang Cendana RSU Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Identitas diri klien
Pada data biografi didapatkan nama Pasien adalah Tn. T berumur 63 tahun, jenis
kelamin laki laki, alamatnya di Majenang. Pasien sudah menikah, beragama Islam,
suku budayanya Jawa/Indonesia, pendidikan terakhir pasien SD. Pada tanggal 18
Februari 2015 pasien masuk Rumah Sakit, kemudian dikaji penulis pada tanggal 18
Februari 2015. Sumber informasi didapat dari pasien, keluarga, dan rekam medik.
Yang bertanggung jawab atas pasen tersebut yaitu Ny. N berumur 40 tahun sebagai
ibu rumah tangga dan hubungan dengan pasien yaitu anaknya, alamatnya di
Majenang.

2. Riwayat Penyakit
Keluhan utama saat pengkajian yaitu Pasien mengatakan lemas. Dan keluhan
tambahannya yaitu pasien mengatakan pusing dan kadang kadang batuk. Pasien
mengatakan rujukan dari rumah sakit majenang dan datang ke RMS jam 23.30
melalui IGD RSU Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto kemudian dipindah ke
ruang Cendana pada tanggal 18 Februari 2015 dengan diagnosa Anemia. Pasien
mengatakan dahulu tidak pernah mengalami penyakit yang sama seperti yang dialami
sekarang. Dan di keluarga juga tidak ada penyakit yang sama maupun yang menurun.

3. Pengkajian Pola Fungsional Gordon


Persepsi dan pemeliharaan kesehatan: pasien dan keluarga mengatakan bahwa
kesehatan itu sangat penting dan menjadi prioritas dalam hidupnya, tetapi dalam
kenyataannya pasien sudah dalam kondisi lemah belum dibawa ke RS/puskesmas
terdekat. Pasien hanya istirahat di rumah dan pembatasan dalam aktivitasnya.
Pola nutrisi / metabolic Intake makanan: pasien mengatakan sebelum sakit makan
3x sehari dengan nasi, lauk pauk (pagi, siang dan malam), sedangkan selama sakit
pasien mengatakan tidak nafsu makan, jika makan muntah dan hanya habis 3 sendok
makan / suap. Intake cairan: pasien mengatakan sebelum sakit minum air putih 5
gelas belimbing/ hari, sedangkan selama sakit pasien mengatakan minum air putih 3
gelas dan terbantu dari infuse RL 20 tpm.
Pola eliminasi. Buang air besar Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 1x sehari
(lancar, warna kuning, konsistensi lembek, dan bau khas) sedangkan selama sakit
pasien mengatakan belum BAB selama 3 hari. Buang air kecil sebelum sakit pasien
mengatakan 3-4x sehari (kencing banyak, warna kuning jernih, bau khas amoniak)
sedangkan selama sakit pasien mengatakan BAK 2-3x sehari (banyak, warna kuning
pekat, bau khas amoniak). Pola Aktifitas dan Latihan seperti makan/minum, mandi,
mobilitas ditempat tidur, berpindah, toileting pasien, berpakaian dan ambulasi/ROM
dibantu orang lain.
Pola tidur dan istirahat Sebelum sakit pasien mengatakan tidur 7 8 jam / hari
(nyenyak) sedangkan selama sakit pasien mengatakan tidak bisa istirahat karena
tidak nyaman di rumah sakit, dan pasien juga merasa pusing.
Pola kognitif (penglihatan, pendengaran, pengecapan, sensai). Sebelum sakit
pasien mengatakan masih bisa melihat dengan baik, tidak ada gangguan
pendengaran, pengecapan dan sensasi berfungsi dengan baik. 26 Sedangkan selama
sakit pasien mengatakan juga masih bisa melihat dengan baik tidak ada gangguan
pendengaran, pengevapan dan sensori.
Pola persepsi diri. Sebelum sakit pasien mengatakan tidak mencemaskan
keadaanya dan percaya kepada Tuhan memberikan yang terbaik pada hambaNya.
Sedangkan selama sakit pasien mengatakan cemas dan takut berada di rumah sakit
tetapi pasien pasrah dengan penyakit yang diderita dengan terus tetap berobat di
rumah sakit. Pola seksualitas dan reproduksi. Sebelum sakit pasien mengatakan pola
seksualitas normal, sedangkan selama sakit pasien mengatakan pola seksual masih
normal.
Pola peran dan hubungan. Sebelum sakit pasien mengatakan sering komunikasi
dengan teman temannya dan sering berkumpul dengan tetanngganya. Sedangkan
selama sakit pasien mengatakan jarang berbicara dengan pasien lain, dan banyak
saudara, keluarga yang menjenguk. Pola management koping stress. Sebelum sakit
pasien mengatakan jika ada masalah pribadi selalu membicarakan dengan anak
anaknya. Sedangkan selama sakit pasien juga membicarakan dengan anak anaknya.
System nilai dan keyakinan. Sebelum sakit pasien mengatakan beragama islam, dan
rutin menjalankan sholat 5 waktu, sedangkan sebelum sakit pasien mengatakan tidak
mengerjakan sholat 5 waktu, karena merasa sangat lemas.

4. Pemeriksaan Fisik
Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasilnya yaitu keadaan umumnya
baik, kesadaran lemah dengan, Tanda Tanda Vital (TTV) berupa Tekanan Darah
110/60 mmHg Nadi : 70 x/mnt, RR : 25 x/mnt, Suhu : 36,80C dengan Berat Badan
50 kg dan Tinggi Badan 160 cm. Kepala bentuk mesochepal, tidak ada lesi, kotor,
rambut terlihat putih, lurus, matanya terlihat sembab dan lelah, simetris, konjungtiva
anemis, skelra tidak ikterik, terdapat lingkaran hitam disekitar mata, bersih, 27
hidungnya bersih, tidak ada lendir, tidak ada polip, telinganya ada serumen, bentuk
simetris, mukosa bibir kering, pucat, gigi tidak lengkap, tidak ada perdarahan gusi, di
leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid tidak ada pembesaran vena jugularis,
thoraks payudara simetris, jantung, denyut jantung tidak tampak, tidak ada
pergeseran ictus curdis, bunyi redup dan S1 > S2.
Pada pemeriksaan dada dan paru didapatkan, normal chest, tidak ada lesi,
simetris, tidak ada nyeri tekan, redup dan auskultasi vesikuler. Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan hasil abdomen simetris, tidak ada luka/ ruam, bissing usus
18x/mnt, timpani dan terdapat nyeri tekan di kw 4. Pada pemeriksaan genetalia
pasien tidak terpasang kateter, bersih. Punggung tidak ada ruam, bentuk datar. Pada
pemeriksaan ektremitas atas tangan kiri terpasang infuse NaCl dan transfuse darah,
dan tangan kanan terdapat bekas pengambilan darah. Ekstremitas bawah tidak
terdapat edema.

5. Pemeriksaan Penunjang
Lab. Pemeriksaan darah lengkap tanggal 12 September 2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


Hemoglobin L 2,5 g/dL 14.0 18.0
Leukosit L 1700 /uL 4.800 10.800
Hematocrit L7 % 42 52
Eritrosit L 1.0 10^6/uL 4.7 6.1
MCV L 73.9 fL 79.0 99.0
MCH L 25.0 pg 27.0 - 31.0
RDW H 26.5 % 11.5 14.5
MPV - fL 7.2 11.1
Basophil H 1.5 % 0.0 1.0
Basinofil H 6.2 % 2.0 4.0
Segmen L 13.8 % 40.0 70.0
Limfosit H 57.7 % 25.0 40.0
Monosit H 18.5 % 2.0 8.0
SGOT L 11 u/L 15 37
SGPT L9 u/L 30 65

Pemeriksaan EKG pada tanggal 12 September 2017


Sinus Trakikardi

6. Program Theraphy 12 September 2017


1) Inf. NaCl 0.9% 20 tpm
2) Inj. Rantin 2 x 2ml IV
3) Inj. Dexa 2 x 10mg IV
4) Transfuse PRC 3 kolf.

B. Analisis Data dan Diagnosa Keperawatan


1. Analisa Data

N Data Etiologi Problem


o
1. Ds : pasien mengatakan lemas Penurunan Ketidakefektifan
pusing . konsentrasi Hb perfusi jaringan
Do : pasien terlihat pucat, akral
dan darah perifer
dingin, Hb 2.5d/Dl, TD
110/60mmHg. Konjungtiva anemis

2. Ds : pasien mengatakan nafsu Anoreksia Resiko ketidak


makan berkurang hanya habis 3 seimbangan
sendok makan, dan jika makan nutrisi kurang dari
selalu muntah kebutuhan tubuh
Do : A : lingkar lengan 20 cm,
lingkar perut 72cm.
B : Hb 2.5, leukosit 1700,
eritrosit 1.0, SGOT 11, SGPT
9.
C : terlihat pucat, lemas
D : nasi biasa
3. Ds : pasien mengatakan Lelah Kelemahan umum Intoleransi
ketika melakukan aktivitas aktivitas
Do : pasien terlihat Lelah saat
setiap kali melakukan aktivitas,
dan pola aktivitas di bantu oleh
keluarga pasien.
4. Ds : pasien mengatakan cemas Status kesehatan Ancietas
terhadap rasa sakitnya
Do : pasien terlihat gelisah dan
tidak mau bicara dengan
keluarganya, insomnia , berfokus
pada diri sendiri.

2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan sesuai prioritas yaitu :


1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb dan darah ditandai dengan pasien mengatakan lemas pusing pasien
terlihat pucat, akral dingin, Hb 2.5g/dL. TD 110/60, konjungtiva anemis.

2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


anoreksia ditandai dengan pasien mengatakan nafsu makan berkurang tidak habis
dalam 1 porsi dan hanya habis 3 sendok makan, 30 dan jika makan selalu muntah.
A : lingkar lengan 20 cm, lingkar perut 72 cm. B : Hb 2.5, leukosit 1700, eritrosit
1.0, SGOT 11, SGPT 9. C : terlihat pucat, lemas. D : Nasi biasa.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan


pasien mengatakan lelah ketika melakukan aktivitas, pasien terlihat lelah saat
setiap kali melakukan aktivitas, dan pola aktivitas dibantu oleh keluarga pasien.

4. Ancietas berhubungan dengan status kesehatan ditandai dengan pasien


mengatakan cemas terhadap rasa sakitnya. Pasien terlihat gelisah dan tidak mau
bicara dengan keluarganya, insomnia, berfokus pada diri sendiri.
C. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
a. Intervensi tgl 20 September 2017
1) Diagnosa keperawatan I ( ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dan darah ) Setelah di
lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer pada Tn. T dapat teratasi dengan kriteria
hasil:

Indicator Awal Tuj


1. Membrane mukosa warna merah muda 2 5
2. Tidak ada sesak
5 5
3. Tidak ada sianosi
4. Akral hangat 5 5
2 5

Keterangan:
1. Keluhan ekstra
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan

INTERVENSI
1. Monitor adanya paretese
2. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung.
3. Monitor kemampuan BAB
4. Kolaborasikan pemberian analgetik

2) Diagnosa Keperawatan
2) (reisko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia ) Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
pada Tn. T dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Indicator Awal Tuj
1. BB ideal sesuai dengan tinggi badan 2 5
2. Tidak ada tanda tanda malnutrisi
3 5
3. Tidak terjadi penurunan BB yang berarti
2 5

Keterangan :

1. Keluhan ekstrim

2. Keluhan berat

3. Keluhan sedang

4. Keluhan ringan

5. Tidak ada keluhan

INTERVENSI

1. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe.

3. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

4. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht.

5. Monitor mual dan muntah 6. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan


jaringan konjungtiva.
3) Diagnosa keperawatan

3 ) ( intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ) Setelah


dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah intoleransi aktivitas
pada Tn. T dapat teratasi dengan kriteria hasil:

Indicator Awal Tuj


1. Mampu melakukan aktivitas sehari 2 5
hari ( ADLs ) secara mndiri
2. Tanda tanda vital normal
3 5

Keterangan :

1. Keluhan ekstrim

2. Keluhan berat

3. Keluhan sedang

4. Keluhan ringan

5. Tidak ada keluhan

INTERVENSI

1. Bantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas.

2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.

3. Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.

4. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.

4) Diagnose keperawatan

4 ) (ancietas berhubungan dengan status kesehatan ) Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24 jam masalah kecemasan pada Tn. T dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
Indicator Awal Tuj
1. Vital ign dalam batas normal 2 5
2. Menunjukkan Teknik untuk mengontrol cemas
2 5
3. Klien tampak nyaman
2 5

Keterangan :

1. Keluhan ekstrim

2. Keluhan berat

3. Keluhan sedang

4. Keluhan ringan

5. Tidak ada keluhan.

INTERVENSI

1. Jelaskan tujuan pemberian tindakan pada klien dan keluarga

2. Anjurkan keluarga tetap bersama klien

3. Anjurkan untuk istirahat

4. Berikan lingkungan yang tenang.

b. Implementasi keperawatan

Selasa, 12 September 2017

Diagnosa 1 ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

11.00 : melaksanakan pemasangan program terapi infuse NaCl

Respon : Ds : Pasien mengatakan lemas Do : pasien terlihat pucat, konjungtiva anemis.


Rabu, 13 September 2017

Diagnosa 3 intoleransi aktivitas

08.00 : melakukan TTV

Respon : Ds : pasien mengatakan lemas Do : TD 110/60 mmHg, S 36.80C, RR 26x/mnt,


N 68x/mnt, konjungtiva anemis.

Diagnosa 2 resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

09.00 : pemberian terapi injeksi rantin 2 x 2ml dan dexa (2 x 10mg)

Respon : Ds : pasien kooperatif Do : telah masuk terapi injeksi rantin 2 x 2ml, dexa
2x10mg via IV.

Diagnosa 1 ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

12.00 : pemberian transfuse darah

Respon : Ds : pasien mengatakan khawatir terhadap dirinya. Do : telah masuk transfuse


darah 1 kolf mayor 2 dengan gol. Darah AB

Diagnosa 2 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

14.00 : mengkaji mual dan muntah mengambil darah 3cc untuk pengecekan Hb / Ht

Respon : Ds : pasein mengatakan perutnya sakit dan rasanya ingin muntah saat diisi
makanan. Do : pasien tampak lemas dan pucat dan mengalami penurunan BB (50
menjadi 48 kg). Ds : pasien mengatakan sakit saat diambil darahnya. Do : pasien
terlihat menahan sakitnya, Hb 2.5g/dL dan Ht 7%.

Diagnosa 4 ancietas

15.30 : memotivasi untuk istirahat dan menganjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien. Memonitor tetesan infuse NaCl, memonitor KU pasien

Respon : Ds : pasien mengatakan sulit untuk tidur Do : keluarga pasien terlihat selalu
bersama pasien dan pasien tampak gelisah. Ds : pasien mengatakan masih lemas.
Do : pasien tampak pucat dan telah masuk NaCl 20 tpm, KU cukup.
Kamis, 14 September 2017

Diagnosa 3 intoleransi aktivitas

07.00 : Mengkaji TTV

Diagnosa 4 ancietas

07.30 : Menganjurkan kepada keluarga

Diagnosa 2 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

08.00 : pasien untuk diberi asupan nutrisi kepada pasien.

Diagnosa 1 ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

09.30 : Memberikan terapi obat dexa dan ranin Memonitor KU pasien

Respon: Ds : pasien tampak kooperatif Do : TD 120/70 mmHg, S 37,00C, RR 24x/mnt,


N 74x/mnt Ds : pasien mengatakan belum nafsu makan. Do : pasien tampak
lemas. Ds : pasien mengatakan lemas Do : telah masuk injeksi dexa 2 x 10mg. dan
ranin 2 x 2ml. Ds : pasien kooperatif Do : KU sedang.

Diagnosa 3 intoleransi aktivitas

11:00 : membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.

Respon : Ds : pasien mengatakan pusing ketika beraktivitas. Do : pasien terlihat pucat


dan lemas, TD 110/60 mmHg, Hb 2,5g/dL.
c. Evaluasi

Kamis,14 September 2017

a. Diagnosa Keperawatan 1 ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan


dengan penurunan konsentrasi Hb dan darah
S : klien mengatakan, lemas dan pusing
O : pasien tampak pucat, akral masih dingin, Hb masih 2,5 dan masih terpasang
transfuse darah 1 kolf. TD 120/80mmHg.
A : masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum teratasi.

Indicator Awl Tuj akhr


1. Membrane mukosa warna merah muda 2 5 3
2. Tidak ada sesak 5 5 5
3. Tidak ada sianosis 5 5 5
4. Akral hangat 2 5 2

P : lanjutkan intervensi

1. Berikan transfuse darah

2. Batasi pada gerakan kepala, leher dan punggung

b. Diagnosa Keperawatan 2 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan anoreksia
S : klien mengatakan nafsu makan berkurang dan jika makan selalu muntah
O : pasien tampak pucat, konjungtiva anemis dan BB menurun (50 menjadi 48 kg).
A : masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi.

Indicator Awl Tuj Akh


r
1. BB ideal sesuai dengan TB 2 5 2
2. Tidak ada tanda tanda mal nutrisi
3 5 4
3. Tidak terjadi penururnan BB yang berarti
2 5 3
P : lanjutkan intervensi

1. Monitor mual dan muntah

2. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht.

3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe.

c. Diagnosa keperawatan 3 intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan


umum
S : pasien mengatakan masih lelah jika melakukan aktivitas, pusing setelah
melakukan aktivitas.
O : pasien tampak kelelahan ketika melakukan aktivitas, dan pola aktivitas masih
dibantu oleh keluarganya, TD 110/60 mmHg, EKG takikardi, dan Hb 2.5g/dL.
A : masalah intoleransi aktivitas belum teratasi

Indicator Awl Tuj Akh


r
1. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) 2 5 3
secara mandiri
3 5 3
2. Tanda tanda vital normal

P : lanjutkan intervensi

1. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.

2. Bantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam


beraktivitas.

d. Diagnosa Keperawatan 4 ancietas berhubungan dengan status kesehatan


S : klien mengatakan masih cemas dengan keadaannya
O : pasien tampak gelisah, insomnia, mata sembab dan terlihat pucat.
A : masalah ancietas belum teratasi.
Indicator Awl Tuj Akh
r
1. Vital sign dalam batas normal 2 5 3
2. Menunjukan teknik untuk mengontrol cemas
2 5 3
3. Klien tampak nyamana
2 5 3

P : lanjutkan intervensi
1. Anjurkan untuk istirahat
2. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan Ht.
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe.

You might also like