You are on page 1of 9

MITOSIS DAN POLIPLOIDI

Kelas B
Kelompok VII
Selfela Restu Adina (1310422038), Ahmad Efendi (1310422011), Tisa Armalina
Syarif (1310421070), Endah Murwandari (1310422018), Cici Arianti
(1310421024)

ABSTRAK

Praktikum mitosis dan poliploidi dilaksanakan pada Hari Kamis, 8 Oktober 2015
di Laboratorium Pendidikan IV, Jurusan Biologi, Universitas Andalas, Padang.
Tujuan praktikum ini yaitu utuk mengaplikasikan teknik pembuatan kromosom
dan untuk mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis, serta mengamati
poliploidi pada akar Allium sativum dan Allium ascalonicum. Metoda yang
digunakan pada mitosis hewan adalah fiksasi, pewarnaan dan squash,
sedangkan metoda yang digunakan pada mitosis tumbuhan dan poliploidi yaitu
fiksasi, maserasi, pewarnaan dan squash. Hasil dari praktikum ini yaitu tahapan
pembelahan mitosis yang teramati pada A. sativum, A. ascalonicum, dan ekor
kecebong Rana sp. yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Terdapat
perbedaan pembelahan mitosis pada tumbuhan (akar A. sativum dan A.
ascalonicum) dan hewan (ekor kecebong Rana sp.), sedangkan pada poliploidi
akar A. sativum dan A. ascalonicum terjadi pembesaran pada sel-selnya.

Keywords: Mitosis, Poliploidi, Fiksasi, Maserasi, Pewarnaan.

PENDAHULIAN
Sel adalah satuan kehidupan terkecil yang mempunyai dua inti. Hal ini
sebagai makhluk hidup. Sifat berarti sel telah selesai melakukan
terpenting sel adalah kemampuan pembelahan inti tetapi belum
untuk tumbuh dan membelah diri melakukan penbelahan sitoplasma
yang menghasilkan molekul-molekul (Pai, 1992).
seluler baru dan memperbanyak diri. Mitosis merupakan periode
Di dalam sel terdapat kromosom pembelahan sel yang berlangsung
yang merupakan pembawa sifat pada jaringan titik tumbuh
keturunan. Kehidupan sel somatis (meristem), seperti pada ujung akar
maupun sel gamet melalui dua fase, atau pucuk tanaman. Proses mitosis
yaitu interfase dan fase pembelahan terjadi dalam empat fase, yaitu
(Suryo, 2001). profase, metafase, anafase, dan
Mitosis terjadi pada telofase. Fase mitosis tersebut
organisme eukariot. Pembelahan sel terjadi pada sel tumbuhan maupun
secara mitosis terjadi pada jaringan hewan. Terdapat perbedaan
somatik. Dalam pembelahan mitosis mendasar antara mitosis pada
ini, satu sel membelah menjadi dua hewan dan tumbuhan. Pada hewan
sel yang sama persis. Pembelahan terbentuk aster dan terbentuknya
mitosis terdiri atas pembelahan inti alur di ekuator pada membran sel
dan pembelahan sitoplasma. pada saat telofase sehingga kedua
Pembelahan mitosis ini di awali sel anak menjadi terpisah. Dengan
dengan pembelahan inti. Oleh mitosis terjadi proses pertumbuhan
karena itu, bila kita melihat dan perkembangan jaringan dan
kumpulan sel yang sedang organ tubuh makhluk hidup. Tujuan
membelah, mungkin kita akan pembelahan mitosis adalah
menemukan satu atau beberapa sel mewariskan semua sifat induk
kepada kedua sel anaknya. jumlah kromosom akan meningkat,
Pewarisan sifat induk kepada kedua sehingga tanaman bersifat poliploid.
sel anaknya terjadi secara bertahap Tanaman yang bersifat poliploid
fase demi fase (Abidin, 2014). umumnya memiliki ukuran morfologi
Mitosis terdiri dari interfase, lebih besar dibandingkan tanaman
profase, metafase, anafase, diploid. Dengan demikian kualitas
telofase, dan sitokinesis. Interfase tanaman yang diberi perlakuan
disebut juga fase istirahat karena diharapkan lebih baik dibandingkan
tidak menampakkan tanda-tanda tanaman diploid. Umumnya kolkisin
pembelahan. Pada fase ini terjadi akan bekerja efektif pada
peristiwa pertumbuhan dan konsentrasi 0,01-1% untuk jangka
pengumpulan energi yang besar waktu 6-72 jam, namun setiap jenis
untuk persiapan pembelahan sel. tanaman memiliki respon yang
Proses interfase memerlukan waktu berbeda-beda (Suryo, 1995).
yang paling lama. Pada profase, Poliploidi adalah kondisi
membran inti hancur, kromosom dimana individu memiliki lebih dari
memendek, sentriol bereplikasi dan dua genom. Poliplodi dikelompokkan
berpisah, nukleoli (anak inti) menjadi autopoliploidi dan
menghilang. Pada metafase, sentriol allopoliploidi. Namun, kedua
berada pada dua kutub, muncul kelompok tersebut masih dapat
spindle atau benang-benang dibagi lagi menjadi empat kelas
gelendong, kromosom berada pada yakni autopoliploidi, alloploidi,
bidang equator, sentromer terbagi alloploidi segmental, auto-
dua. Anafase, tiap kromosom terbagi alloploidi. Autoploliploidi adalah
dua, berpisah, masing-masing kelipatan jumlah kromosom yang
menuju ke arah kutub berlawanan. berasal dari genom spesies yang
Telofase, benang gelendong sama. Autoploliploidi memiliki genom
menyusut, membran inti terbentuk yang identik dengan kromosom-
kembali, nukleoli terlihat kembali, kromosom aslinya. Sedangkan
kromosom mulai memanjang alloploidi adalah kelipatan jumlah
(Crowder, 1986). kromosom yang berasal dari genom
Mitosis selesai dilanjutkan spesies yang berbeda. Auto-
dengan sitokinesis ditandai dengan ploliploidi dapat terjadi secara alami
sitoplasma terbagi dua, pada sel akibat adanya respon tertentu
hewan membran sel melekuk, seperti stres dan faktor usia.
kromosom kembali ke ukuran Autopoliploidi diproduksi dalam
semula. Pada sel tumbuhan reproduksi seksual selama meiosis
membran sel tidak melekuk, tapi oleh disjungsi non kromosom
terbentuk lempengan sel di bagian homolog dalam metafase I atau
bidang pembelahan (Pai, 1992). pembelahan sel abnormal pada
Terdapat senyawa pada mitosis. Allopoliploidi terjadi karena
tumbuhan yang mampu kombinasi dari genom spesies yang
menghalangi terbentuknya benang- berbeda seperti pada spesies hibrida
benang spindel pada pembelahan (Pai, 1992).
sel sehingga menyebabkan Adapun tujuan praktikum ini
terbentuknya individu poliploidi yaitu yaitu mengaplikasikan teknik
kolkisin. Kolkisin (C22H25O6N) pembuatan preparat kromosom
merupakan suatu alkaloid berwarna tumbuhan dan hewan, untuk
putih yang diperoleh dari umbi menentukan fase-fase pembelahan
tanaman Colchichum autumnale L. mitosis sel yang teramati pada akar
(Familia Liliaceae) (Suryo, 1995). Alium sativum, akar Alium
Apabila kolkisin digunakan ascalonicum dan ekor kecebong
pada konsentrasi yang tepat maka Rana sp. dan mengamati poliploidi
pada akar Alium ascalonicum dan yang telah jadi diamati dibawah
Alium sativum. mikroskop. Diamati proses dari fase-
METODE fase mitosis yang terlihat.
Waktu dan Tempat
Praktikum mitosis dan poliploidi Mitosis pada Hewan
dilaksanakan pada Hari Kamis, 8 Ujung ekor kecebong dipotong,
Oktober 2015 di Laboratorium dibiarkan selama satu hari.
Pendidikan IV, Jurusan Biologi, Kemudian dipotong kembali dan
Universitas Andalas, Padang. direndam dengan larutan carnoys
30-60 menit pada suhu 5C. Lalu
Alat dan Bahan ditetesi dengan acetoorcein 2%
Alat yang digunakan yaitu biarkan 15-30 menit. Setelah itu
mikroskop, pipet tetes, lampu preparat ditutup dengan cover glass
bursen, kaca objek, cover glass. dan disquash. Preparat yang telah
Sedangkan bahan yang diperlukan jadi diamati dibawah mikroskop.
yaitu akar Allium sativum, Allium Diamati proses dari fase-fase mitosis
ascalonicum, kecebong Rana sp., yang terlihat.
larutan HCl 1 N, carnoys (3 etanol
absolut : 1 asam asetat), kolkisin Poliploidi
0,01%, acetoorsein 2%. Akar bawang direndam dalam
larutan kolkisin 0,01% selama 48
Cara Karja jam. Lalu dibilas dengan aquades.
Mitosis pada Tumbuhan Dipotong ujung akar sepanjang 5
Disediakan akar bawang, dipotong mm. Ujung dari akar bawang
ujung akar bawang dipotong direndam dengan larutan carnoys
sepanjang 5 mm. Ujung dari akar 30-60 menit pada suhu 5C. Setelah
bawang direndam dengan larutan itu dilakukan maserasi, dimana
carnoys 30-60 menit pada suhu 5C. sampel diletakkan pada kaca objek,
Setelah itu dilakukan maserasi, lalu dititrasi dengan HCl 1 N selama
dimana sampel diletakkan pada 30 detik pada suhu 60C. Lalu
kaca objek, lalu dititrasi dengan HCl ditetesi dengan acetoorcein 2%
1 N selama 30 detik pada suhu biarkan 15-30 menit. Setelah itu
60C. Lalu ditetesi dengan preparat ditutup dengan cover glass
acetoorcein 2% biarkan 15-30 menit. dan disquash. Preparat yang telah
Setelah itu preparat ditutup dengan jadi diamati dibawah mikroskop.
cover glass dan disquash. Preparat Diamati poliploidi yang terlihat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Mitosis pada Tumbuhan
Profase
Dari pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. b. c.
Gambar 1. (a) Profase Allium sativum,(b) Profase Allium ascalonicum (c) Profase
Allium ascalonicum
Sumber: (a) Dokumentasi kelompok 1B, (b) Dokumentasi kelompok 5D, (c)
Abidin (2014)
Dari gambar diketahui bahwa tahap Profase, merupakan transisi
profase pada Allium sativum dan dari fase G2 ke fase pembelahan inti
Allium ascalonicum ditunjukkan atau mitosis (M) dari siklus sel.
dengan adanya letak kromosom Tahap profase merupakan tahap
yang tidak beraturan, serta awal dalam mitosis. Proses
kromosom yang mulai menebal dan terjadinya profase ditandai dengan
hilangnya nukleus. Hal ini sesuai hilangnya nukleus dan diganti
dengan pendapat Setjo (2004) dengan mulai tampaknya pilinan-
bahwa profase ditandai dengan pilinan kromosom yang terlihat.
hilangnya nukleus dan diganti Jumlah kromosom yang tepat
dengan mulai tampaknya pilinan- merupakan ciri khas dari setiap
pilinan kromosom yang terlihat tebal species, sekalipun pada species
dan benang-benang kromatin yang yang berbeda dapat mempunyai
semakin memendek. Kromosom jumlah kromosom yang sama. Selain
yang mulai memanjang akan itu pada profase salut inti mulai
memiliki lengan kromosom yang berdegenerasi dan secara perlahan-
disebut juga dengan kromatid. lahan inti menjadi tidak tampak, dan
Benang-benang spindel mulai terjadilah pembentukan spindel
terbentuk disitoplasma dan juga mikrotubul (Rukmana, 1994).
terbentuknya mikrotubula didalam
plasma.

Metafase
Dari pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. b. c.

Gambar 2. (a) Metafase Allium sativum,(b) Metafase Allium ascalonicum (c)


Metafase Allium ascalonicum
Sumber: (a) Dokumentasi kelompok 1B, (b) Dokumentasi kelompok 5D, (c)
Abidin (2014)

Dari gambar diketahui bahwa tahap kromosom yang mulai berjajar di


metafase pada Allium sativum dan bidang equator. Selama metafase,
Allium ascalonicum ditunjukkan sentromer dari setiap kromosom
dengan kromosom-kromosom yang berkumpul pada bagian tengah
berada pada bidang pembelahan. spindel pada bidang equator. Pada
Hal ini sesuai dengan pendapat tempat-tempat ini, sentromer-
Rukmana (1994) bahwa sentromer diikat oleh benang-
pembelahan mitosis pada fase benang spindel yang terpisah,
metafase ditandai dengan dimana setiap kromatid dilekatkan
pada kutub-kutub spindel yang kutub yang lain. Pada saat
berbeda. Kadang-kadang benang- metafase, sentromer-sentromer
benang spindel tidak berasosiasi diduplikasi dan setiap kromatid
dengan kromosom dan merentang menjadi kromosom yang berdiri
secara langsung dari satu kutub ke sendiri atau independen.

Anafase
Dari pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. b. c.
Gambar 3. (a) Anafase Allium sativum,(b) Anafase Allium ascalonicum (c)
Anafase Allium ascalonicum
Sumber: (a) Dokumentasi kelompok 1B, (b) Dokumentasi kelompok 5D, (c)
Abidin (2014)

Dari gambar diketahui bahwa tahap ditandai dengan terjadinya


anafase pada Allium sativum dan pemisahan sister chromatids
Allium ascalonicum ditunjukkan membentuk anak kromosom yang
dengan tertariknya kromosom pada bergerak menuju kutub spindel yang
kutub-kutub yang berlawanan. Hal berlawanan. Kromosom nampak
ini sesuai dengan pendapat jelas mengalami penebalan
Anggarwulan, Tikawati, dan sehingga dapat dilihat jelas dengan
Setyawan (1999) bahwa mikroskop cahaya sekalipun.
pembelahan mitosis tahap anafase

Telofase
Dari pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. b. c.
Gambar 4. (a) Telofase Allium sativum, (b) Telofase Allium ascalonicum (c)
Telofase Allium ascalonicum
Sumber: (a) Dokumentasi pribadi, (b) Dokumentasi kelompok 5D, (c) Abidin
(2014)

Dari gambar diketahui bahwa tahap lenyap. Hal ini sesuai dengan
telofase pada Allium sativum dan pendapat Schulz-Schaeffer (1980)
Allium ascalonicum ditunjukkan bahwa tahapan telofase merupakan
dengan mulai terbentuknya dua sel fase terakhir pada pembelahan
anak, membran inti dan nukleolus mitosis. Pada fase ini nampak
muncul, serta benang spindel adanya dinding pemisah yang
berupa sekat yang belum sempurna sel belum benar-benar terpisah
yang memisahkan kromosom- tetapi tanda akan terbentuknya dua
kromosom yang telah mencapai sel sudah mulai tampak.
kutub. Sekat belum sempurna dan

Mitosis pada Hewan


Profase
Dari pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. b.
Gambar 5. (a) Profase pada ekor kecebong Rana sp. (b) Profase ekor kecebong
Sumber: (a) Dokumentasi kelompok 1B, b. Pribadi (2013)

Dari gambar diketahui tahap profase mikrotubul muncul diantara dua


pada ekor kecebong Rana sp. sentrosom dan membentuk benang-
ditunjukkan dengan kromososm benang spindle, yang membentuk
yang mulai menebal dan memendek, seperti bola sepak. Pada sel hewan,
serta benang-benang spindelnya mikrotubul lainnya menyebar yang
memanjang. Hal ini sesuai dengan kemudian membentuk aster. Pada
pendapat Tjio dan Levan (1950) saat bersamaan, kromosom teramati
bahwa pada awal profase, dengan jelas, yaitu terdiri dua
sentrosom dengan sentriolnya kromatid identik yang terbentuk pada
mengalami replikasi dan dihasilkan interfase. Dua kromatid identik
dua sentrosom. Masing-masing tersebut bergabung pada
sentrosom hasil pembelahan sentromernya. Benang-benang
bermigrasi ke sisi berlawanan dari spindel terlihat memanjang dari
inti. Pada saat bersamaan, sentromer.

Metasase
Dari pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. b.
Gambar 6. (a) Metafase pada ekor kecebong Rana sp. (b) Metafase ekor
kecebong
Sumber: (a) Dokumentasi kelompok 1B, b. Pribadi (2013)

Dari gambar diketahui tahap yang berada pada bidang


metafase pada ekor kecebong Rana pembelahan. Hal ini sesuai dengan
sp. ditunjukkan dengan kromososm pendapat Stack dan Comings (1979)
bahwa masing-masing sentromer serabut kinetokor. Sementara itu,
mempunyai dua kinetokor dan kromatid bersaudara begerak ke
masing-masing kinetokor bagian tengah inti membentuk
dihubungkan ke satu sentrosom oleh keping metafase (metaphasic plate).

Anafase
Dari pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. b.
Gambar 7. (a) Anafase pada ekor kecebong Rana sp. (b) Anafase ekor kecebong
Sumber: (a) Dokumentasi kelompok 1B, b. Pribadi (2013)

Dari gambar diketahui tahap anafase kan diri dari sentromer dan masing-
pada ekor kecebong Rana sp. masing kromosom membentuk
ditunjukkan dengan tertariknya sentromer. Masing - masing
kromosom ke kutub-kutub yang kromosom ditarik oleh benang
berlawanan. Hal ini sesuai dengan kinetokor ke kutubnya masing-
pendapat Suryo (2001) bahwa masing.
masing-masing kromatid memisah

Telofase
Dari pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. b.
Gambar 8. (a) Telofase pada ekor kecebong Rana sp. (b) Telofase ekor
kecebong
Sumber: (a) Dokumentasi kelompok 2B, b. Pribadi (2013)

Dari gambar diketahui tahap telofase beraturan dan jika diwarnai, terpulas
pada ekor kecebong Rana sp. kuat dengan pewarna histologi.
ditunjukkan dengan kromosom- Tahap berikutnya terlihat benang-
kromosom yang telah berada pada benang spindle hilang dan
kutub-kutubnya dan sel mulai kromosom tidak terlihat (membentuk
membentuk dua anakan. Hal ini kromatin). Keadaan seperti ini
sesuai dengan pendapat Campbell merupakan karakteristik dari
(1999) bahwa ketika kromosom interfase. Pada akhirnya membran
saudara sampai ke kutubnya inti tidak terlihat diantara dua anak
masing-masing, mulainya telofase. inti.
Kromosom saudara tampak tidak
Tahap akhir dari mitosis ini yang mengakibatkan lekukan
melibatkan membelah aktual sampai (cleavage furrow) akan terus
dari kromosom menjadi dua bagian melekuk semakin dalam sehingga
yang berbeda, pembersihan dan membagi sel menjadi dua.
penguatan membran juga terjadi di Sedangkan pada sel tumbuhan,
sini. Setelah tahap ini selesai, sitokinesis tidak terjadi lekukan
proses mitosis selesai, dan proses (cleavage furrow). Hal ini digantikan
sitokinesis kemudian dimulai (Pai, oleh kerja apparatus golgi dalam
1992). membentuk vesikel-vesikel yang
Pada sel hewan, sitokinesis akan bergerak ke bagian tengah sel
terjadi melalui proses yang disebut pada saat telofase. Vesikel tersebut
sebagai cleavage. Terjadinya kemudian bergabung membentuk
cleavage yaitu dengan terbentuknya lempeng sel (cell plate). Dinding
cleavage furrow (lekukan) pada yang baru akan terbentuk dari
lempeng metafase sebelumnya. lempeng sel tersebut karena pada
Pada sisi yang menghadap saat pembelahan berlangsung,
sitoplasma, terdapat cincin kontraktil materi penyusun dinding sel akan
dari mikrofilamen aktin yang mengisi vesikel tersebut Tjio dan
bekerjasama dengan molekul protein Levan (1950).
miosin. Kerjasama antara
mikrofilamen aktin dengan molekul
miosin menyebabkan kontraksi. Hal

Poliploidi
Dari pengamatan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. b. c.
Gambar 9. (a) Profase normal Allium sativum (b) Poliploidi tahap profase Allium
sativum (c) Poliploidi tahap profase Allium sativum
Sumber : (a) Dokumentasi pribadi, (b) Dokumentasi kelompok 1B, (c) Escadon et
al. (2003)

Dari gambar diketahui bahwa Peningkatan jumlah kromosom


poliploidi tahap profase pada Allium disertai dengan peningkatan ukuran
sativum ditunjukkan dengan adanya sel dan diameter inti sel ujung akar
pembesaran sel poliploid. yang lebih besar pada perlakuan
Pembesaran yang terjadi pada sel kolkisin dibandingkan kontrolnya.
poliploid berupa meningkatnya Salah satu cara untuk
ukuran sel sehingga sel poliploid memperbaiki genetik tanaman
lebih besar dari sel normal. adalah dengan induksi poliploidi.
Hal ini sesuai dengan Tanaman poliploid merupakan
pendapat Setyowati, Sulistyaningsih, tanaman yang memiliki tiga atau
dan Purwantoro (2013) bahwa lebih set kromosom dalam sel-
peningkatan jumlah kromosom selnya. Sehingga sel-selnya besar.
berkaitan dengan ukuran sel dan inti Sifat umum dari tanaman poliploid
sel. Hal tersebut merupakan salah antara lain tanaman menjadi lebih
satu indikasi terjadinya poliploidi. kekar, bagian tanaman lebih besar
meliputi akar, batang, daun, bunga http://web.unair.ac.id Diakses
dan buah (Escadon et al., 2003). 9 November 2015.
. Rukmana, R. 1994. Bawang Merah,
KESIMPULAN Budidaya dan Pengolahan
Dari pengamatan didapatkan Pascapanen. Yogyakarta:
kesimpulan bahwa: Penerbit Kanisius.
1. Fase pembelahan mitosis yang Schulz-Schaeffer, J. 1980.
teramati pada akar A. sativum, A. Cytogenetics : Plants,
Ascalonicum yaitu profase, Animals, Humans. Springer-
metafase, anafase, dan telofase. Verlag. New York,
2. Fase pembelahan mitosis yang Heidelberg, Berlin.
teramati pada ekor kecebong Setyowati, M., E. Sulistyaningsih, A.
Rana sp. yaitu profase, metafase, Purwantoro. 2013. Induksi
anafase, dan telofase. Poliploidi Dengan Kolkisin
3. Sel poliploidi yang teramati pada pada Kultur Meristem Batang
A. sativum dan A. ascalonicum Bawang Wakegi (Allium x
terlihat dengan adanya sel yang wakegi Araki). Jurnal Ilmu
membesar serta jumlah set Pertanian. Vol. 16 No.1. 58
kromosom yang lebih dari dua 76.
genom. Stack S. M., and D. E. Comings.
1979. The cromosomes and
DAFTAR PUSTAKA DNA of Allium cepa.
Abidin, A.Z. 2014. Studi Mitosis CHROMOSOMA. 70:161
Bawang untuk Pembuatan 181.
Media Pembelajaran. Stejo, H.M. 2004. Anatomi
Preparat Mitosis. Jurnal Tumbuhan. Bumi Aksara.
BioEdu. Vol. 3. No. 3. Jakarta.
Anggarwulan, E., N. Tikawati, dan Suprihati, D., Elimasni, E. Sabri.
A.D. Setyawan. 1999. 2007. Identifikasi karyotipe
Karyotipe kromosom pada terung belanda (Solanum
tanaman bawang budidaya betaceum Cav.) kultivar
(Genus Allium ; Familia Brastagi Sumatera Utara.
Amaryllidaceae). BioSMART Jurnal Biologi Sumatera
1 (2): 13-19. Utara. 2(1): 7 11.
Campbell, N.A., Reece, J. B., Suryo. 2001. Genetika Manusia.
Mitchell, L. G.. 1999 . Biologi Gadjah Mada University
Jilid I Edisi Kelima. Erlangga. Press. Yogyakarta.
Jakarta. Tjio J-H and Levan A. 1950. The use
Crowder, L.V. 1986. Genetika of oxyquinolin in
Tumbuhan. Gadjah Mada chromosome analysis.
University Press. Yogyakarta. Anales Estacion Exper. Aula
Escandon, A.S., J.C. Hagiwara, L.M. Dei (Spain). 2:21-64.
Alderete. 2006. A new of
Bacopa monnieri obtained by
in vitro polyploidization.
Electronic J. Biotech. 9: 181-
186.
Pai, A.C. 1992. Dasar-dasar
Genetika Edisi kedua
(Penerjemah: M. Apandi).
Erlangga. Jakarta.
Pribadi, T.B. 2013. Mitosis Hewan vs
Mitosis Tumbuhan. Artikel

You might also like