You are on page 1of 52

BAB 5

LAPORAN KEGIATAN

Kegiatan ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan


Klinik Senior Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Sentosa Medan, mulai
tanggal 30 Maret 2015 s/d 06 April 2015. Adapun kegiatan yang kami lakukan di
wilayah kerja Puskesmas Sentosa Baru antara lain :

5.1. Laporan Kegiatan di Puskesmas Sentosa Baru


Tabel 5.1.1 Kegiatan Di Wilayah Puskesmas Sentosa Baru

No Kegiatan Keterangan

Melapor kepada Kepala Puskesmas dan perkenalan


1 Senin, 30 Maret 2015
kepada seluruh staf Puskesmas Sentosa Baru
2 Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru
- Poli Umum
- Poli Gigi Selasa, 31 Maret 2015
- Apotek
- KIA/KB
- Gizi
Penyuluhan tentang Diabetes Melitus

Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru


- Poli Umum
- Poli Gigi Rabu, 01 April 2015
- Apotek
- KIA/KB
- Gizi
3 Penyuluhan tentang Bahaya Merokok dan
Penyalahgunaan Narkoba dan Jajanan Sehat di SMA
Muhammadiah

Pembinaan kantin sekolah bersama di SMA


Muhammadiah.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 97
Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru
- Poli Umum
- Poli Gigi
- Apotek
- KIA/KB
- Gizi
4 Pemberantasan Sarang Nyamuk Kamis, 02 April 2015

Penyuluhan tentang ASI Eksklusif


Posyandu
Mengisi KMS
Menimbang BB & TB
Imunisasi
Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru
- Poli Umum
- Apotek
5 - Poli Gigi Sabtu, 04 April 2015
- KIA/KB

Gotong Royong
Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru
- Poli Umum
- Apotek
6 - Poli Gigi Senin, 06 April 2015
- KIA/KB

Revisi dan Responsi dengan kepala puskesmas

5.1.1 Kegiatan Harian Di Puskesmas Sentosa Baru


1. Poli Umum
Kegiatan:
Menganamnesa, memeriksa, mendiagnosa dan meresepkan obat
untuk pasien di bawah bimbingan dokter di puskesmas serta
merujuk pasien untuk pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di
puskesmas.
Hal yang ditemukan:
Fasilitas di ruangan ini memadai.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 98
2. Ruang Apotek
Kegiatan :
Meracik obat di bawah bimbingan apoteker, memberikan dan
memberitahu cara penggunaan obat yang benar kepada pasien.
Masalah :
Jenis obat yang terbatas.
Terdapat banyak obat yang tidak terpakai sehingga kadaluarsa
Pemecahan masalah :
Menambah jenis obat.
Melakukan pengadaan jumlah obat yang disesuaikan dengan
jumlah penyakit yang banyak terdapat di Puskesmas

3. KIA/KB
Kegiatan :
Memeriksa ibu hamil di bawah bimbingan bidan, memberi
pengetahuan kepada ibu hamil tentang nutrisi yang baik selama
kehamilan, melihat perkembangan janin dengan melakukan
pengukuran seperti Berat badan, Tinggi Badan, dan Lingkar kepala.
Masalah :
Ada beberapa alat yang kurang memadai.

Pemecahan masalah :
Penambahan dan perbaikan alat-alat kesehatan.

5.1.2 Posyandu
Kegiatan :
Penimbangan BB, pengukuran TB dan imunisasi pada bayi dan
balita.
Tujuan : Bayi dan balita yang datang ke Posyandu
Tempat: Posyandu Bina Persada II Kelurahan Sidorame Timur.
Waktu : Kamis, 02 April 2015
Masalah :
Masih kurangnya kesadaran orang tua untuk membawa anaknya ke
posyandu untuk imunisasi.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 99
Masih adanya ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya.
Pemecahan masalah :
Perlunya penyuluhan mengenai pentingnya imunisasi dan
pengetahuan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
Perlunya penyuluhan mengenai pentingnya ASI Eksklusif dan
manfaat terhadap ibu dan bayi.

5.1.3 Penyuluhan di Posyandu


Kegiatan:
Memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif.
Melakukan tanya jawab dengan ibu-ibu/Audience.
Tujuan :
Memberikan informasi dan pengetahuan kepada ibu-ibu/Audience
tentang ASI Eksklusif.
Melihat respon ibu-ibu terhadap kegiatan penyuluhan yang
diberikan.

Sasaran :
Ibu-ibu yang datang ke Posyandu
Tempat :
Posyandu Bina Persada II Kelurahan Sidorame Timur.
Waktu :
Kamis, 02 April 2015
Hasil :
Ibu-ibu sangat antusias terhadap penyuluhan yang diberikan.
Solusi :
Memberikan informasi dan edukasi terpadu secara berkala minimal 1
kali seminggu mengenai berbagai penyakit.

5.1.4 Penyuluhan di Puskesmas


Kegiatan:

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 100
Memberikan penyuluhan tentang Diabetes Melitus.
Melakukan tanya jawab dengan pasien di Puskesmas/Audience.

Tujuan :
Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pasien/Audience
tentang Diabetes Melitus.
Memberikan edukasi kepada pasien tentang pengelolaan Diabetes
Melitus.
Melihat respon pasien terhadap kegiatan penyuluhan yang
diberikan.
Sasaran :
Seluruh pasien yang datang ke Puskesmas
Tempat :
Puskesmas Sentosa Baru
Waktu :
Selasa, 31 Maret 2015
Hasil :
Pasien sangat antusias terhadap penyuluhan yang diberikan.
Solusi :
Memberikan informasi dan edukasi terpadu secara berkala minimal
1 kali seminggu mengenai berbagai penyakit.
5.1.5 Penyuluhan di Sekolah
Kegiatan:
Memberikan penyuluhan tentang Bahaya Merokok dan
Penyalahgunaan Narkoba.
Melakukan tanya jawab dengan siswa/Audience.

Tujuan :
Memberikan informasi dan pengetahuan kepada siswa/Audience
tentang Rokok dan Narkoba.
Memberikan edukasi kepada siswa tentang bahaya merokok dan
penyalahgunaan narkoba.
Melihat respon siswa terhadap kegiatan penyuluhan yang diberikan.
Sasaran :

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 101
Siswa/siswi di SMA Muhammadiah
Tempat :
SMA Muhammadiah
Waktu :
Rabu, 01 April 2015
Hasil :
Siswa sangat antusias terhadap penyuluhan yang diberikan.
Solusi :
Memberikan informasi dan edukasi terpadu secara berkala minimal 1
kali seminggu mengenai berbagai penyakit.

5.1.6 Pembinaan Kantin Sehat Di Sekolah Dan Jajanan Di Luar Sekolah


di SMA Muhammadiah
Kegiatan :
Mengamati jajanan sehat di kantin sekolah dan jajanan di luar
sekolah.
Membina dan memberikan Kuesioner seputar Jajanan sehat kepada
Pengelola kantin, Guru, UKS serta siswa/i lain.
Tujuan :
Mengetahui jajanan yang di konsumsi oleh siswa-siswi sehat atau
tidak.
Memastikan jajanan kemasan yang dijual di kantin belum
kadaluarsa dan sudah lolos sertifikasi BPOM.
Mengetahui pengetahuan siswa/i terhadap jajanan sehat di
lingkungan sekolah.
Membina UKS serta siswa/i lain untuk dapat memilih jajanan sehat
di lingkungan sekolah.
Sasaran :
Siswa - siswi SMA Muhammadiah
Tempat :
SMA Muhammadiah
Waktu :
Rabu, 02 April 2015

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 102
Hasil :
Jajanan di kantin sekolah sudah memenuhi kriteria makanan sehat
dan belum kadaluarsa dan sudah lolos sertifikasi BPOM.
Jajanan di luar sekolah menggunakan pewarna makanan yang
sangat mencolok.
Siswa/i sudah dapat mengerti bagaimana membedakan makanan
yang memakai pewarna dan bukan.
Siswa/i sangat banyak yang tertarik pada makanan yang bewarna
mencolok.
Solusi :
Memberikan informasi dan edukasi kepada siswa-siswi tentang
makanan sehat.

Tabel 5.1.6.1 Kuesioner Jajanan Kantin Anak Sekolah di SD

No. Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah lingkungan dalam kantin terlihat layak/tidak?

2 Apakah atap kantin tertutup atau tidak?

3 Apakah lantai kantin memakai keramik atau tidak?

4 Apakah dinding dalam kantin telihat bersih dan rapi/tidak?

5 Apakah kantin memiliki ventilasi yang cukup?

6 Apabila jendela kantin ditutupi kain atau tidak?

7 Apakah meja/kursi yang tersedia memadai atau tidak?

8 Apakah meja/kursi yang tersedia layak dipakai/tidak?


Apakah di atas meja tersedia gelas, sendok, air minum dan
9
tissue?
Apakah jarak antara satu meja dengan meja yang lain
10
dekat/tidak?

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 103
Ya () / Tidak (x)
1. Tenaga/penanggung jawab
ada(0)
a. Berbadan sehat

b. Bersih
11 Rapihpenyimpanan makanan tertutup/tidak?
Apakahc.tempat
d. Mengerti gizi dan kesehatan
12 2. Apakah
Dana dan modalyang tersedia tersusun secara rapi atau
makanan
a. Sendiri
tidak? b. Koperasi/bank
13 Apakah jarak antara dapur dengan tempat penyimpanan
3. Lokasi dan ruang makan
makanana. dan
Dalam sekolah
tempat
pencucian piring saling berdekatan?
b. berdekatan dengan jamban/kamar
14 Apakah jarak tempat penyimpanan makanan dengan tempat
mandi dan tempat sampah
pencucic.piring
Ruang sesuai/tidak?
bersih dan nyaman
d. Dilengkapi tempat cuci tangan
15 Apakah terlihat air yang tergenang di tempat cucian
,dilengkapi sabun ,lap dan mudah
piring/tidak?
dijangkau anak sekolah
4. Sarana
Sarana : ruang khusus kantin
a. Meja
b. Rak
c. Alat kebersihan
d. Alat makan dan minum
5. Sumber air dan tempat air
Sumber : PAM
Sumur
Air mengalir
Tempat :
- Ember atau wadah tertutup
- Bak penampungan air
Tempat penyimpanan dan pengelolaan
5.
penyajian makanan
- Tempat makanan tertutup dan
bersih
- Tempat pengelolaan nya bersih
5. Tempat cuci alat makan
Air mengalir
7. Tempat pembuangan sampah
a. Tempat sampah umum
b. Keranjang sampah
8. Makanan yang dijual
- Siap saji
- Direbus
- Digoreng
- Penyedap rasa
- Pengulangan minyak goreng
- Pewarna makanan
9. Minuman
- Air mentah
KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan
- Air masak Medan
Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas
- Air Galon Baiturrahmah Padang
2015 104
- Pewarna Minuman
- Minuman bersoda
- Pemanis buatan
5.2 DEMAM BERDARAH DENGUE
5.2.1 Pengertian Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue)
Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit di daerah
tropis yang di sebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti (betina). Ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari
tanpa penyebab yang jelas, lemah, lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai
tanda perdarahan di kulit berupa bintik-bintik merah, lebam (ecchymosis)
atau ruam (purpura), kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung
(mimisan), berak darah, muntah bercampur darah, kesadaran menurun atau
shock.
Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari,
gigitan nyamuk itu sendiri lebih dari satu kali. Demam Berdarah hanya
ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti (betina) yang berkembang biak di
dalam air jernih di sekitar rumah, bukan di got / comberan yang berair kotor.
Protein yang terkandung di dalam darah diperlukan oleh nyamuk betina
untuk perkembangbiakan (produksi) telurnya.

5.2.2 Dampak Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue)


1. Dampak Sosial
a. Kepanikan dalam keluarga
b. Kematian anggota keluarga
c. Berkurangnya usia harapan hidup
2. Dampak Ekonomi
a. Dampak langsung
b. Dampak tidak langsung

5.2.3 Siklus Penularan DBD (Demam Berdarah Dengue) :


Dalam Tubuh Nyamuk:
a. Berkembangbiak ke seluruh tubuh termasuk ke kelenjar liur
b. Bila menggigit orang lain akan dipindahkan virus dengue tersebut
bersama air liur nyamuk
c. Bila menggigit orang yang tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-
anak) akan menjadi penderita DBD.
d. Nyamuk yang infeksius tersebut, seumur hidupnya akan menjadi
sumber penularan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 105
e. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya
dalam waktu < 1 minggu.

5.2.4 Cara Penularan DBD ( Demam Berdarah Dengue ) :


a. Hanya oleh nyamuk A. Aegypti Betina
b. Sumber Virus dengue
c. Penderita DBD
d. Tidak Sakit DBD (tapi dalam darahnya terdapat virus dengue)
e. Orang yang tidak sakit ini kemungkinan tinggi menular melalui
nyamuk A. aegypti.

5.2.5 Tanda-tanda DBD ( Penyakit Demam Berdarah )


1. Gejala Penyakit DBD
a. Panas 2-7 hari
b. Bintik Perdarahan : Untuk membedakan dengan bintik yang
lainnya, kulit diregangkan, apabila merah itu hilang bukan tanda
demam berdarah
2. Gejala Tambahan
a. Nyeri ulu hati
b. Ujung-ujung jari pucat
3. Gejala Lanjutan
a. Perdarahan spontan

5.2.6 Pertolongan Pertama Pada Demam Berdarah


1. Penanganan Pertama
a. Beri Minum sebanyak-banyaknya bisa teh, susu dan lainnya,
sebaiknya oralit.
b. Kompres untuk menurunkan panasnya
2. Pertolongan Selanjutnya
a. Beri Obat penurun panas
b. Bawa ke sarana kesehatan terdekat
Jika penderita masih panas dengan sebab yang tidak jelas
setelah/belum pernah diobati ( hari ke-3 panas saat ini )
WASPADA akan Demam Berdarah. Meliputi :
1. Mintalah pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya
(laboratorium, dll)

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 106
2. Carilah keterangan apakah ada penderita demam berdarah di
sekitar atau penderita demam yang tidak jelas lainnya.
3. Waspadai terjadinya tiba-tiba pucat, lemas dan dingin atau
perdarahan spontan selama panas belum jelas sebabnya.

Pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan atau diminta


untukmendukung dugaab ke arah DBD
1. Torniquet selama 5 menit untuk melihat adanya bintik
perdarahan kulit
2. Cek trombosit ( normal 150.000-400.000 )
Bila hasil mendukung segera rujuk ke sarana kesehatan yang
memiliki sarana lebih lengkap dengan adanya transfusi darah.

5.2.7 Pencegahan Penularan Penyakit Demam Berdarah


1. Cara Fisik
Melalui PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dilakukan dengan
tiga cara yang disebut dengan 3M yaitu :
a. Menguras tempat-tempat penampungan air sekurang-
kurangnya seminggu sekali.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
c. Menguburkan, mengumpulkan, memanfaatkan atau
menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air hujan seperti kaleng bekas, plastik bekas
dan lainnya.
Selain itu ditambah dengan cara lainnya yang dikenal dengan 3M Plus
seperti :
a. Ganti vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat
lainnya seminggu sekali.
b. Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
c. Tutup lubang pada potongan bambu, pohon dan lainnya.
d. Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat
menampung air seperti pelepah pisang atau tanaman
lainnya yang dapat menampung air hujan.
e. Lakukan Larvasidasi yaitu membubuhkan bubuk
pembunuh jentik (Abate 1 G, Altosid 1,3 G dan Sumilarv
0,5 G) ditempat yang sulit dikuras.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 107
f. Pelihara ikan pemakan jentik.
g. Pasang kawat kasa di rumah.
h. Pencahayaan dan ventilasi memadai.
i. Jangan biasakan menggantung pakaian dalam rumah.
j. Tidur menggunakan kelambu.
k. Gunakan obat nyamuk untuk menegah gigitan nyamuk

2. Cara Kimia dan Larvasidasi


Adalah menaburkan bubuk pembunuh jentik kedalam
tempat penampungan air. Bila menggunakan abate disebut
Abatisasi. Adapun beberapa larvasida yakni :
a. Menggunakan bubuk Abate 1 G (bahan aktif : Temephos 1% )
Bubuk abate 1G berwarna kecoklatan, terbuat dari pasir
yang dilapisi dengan zat kimia yang dapat membunuh jentik
nyamuk. Dalam takaran yang dianjurkan aan bagi manusia dan
tidak menimbulkan keracunan. Jika dimasukan ke air maka sedikit
demi sedikit zat kimia itu akan terlarut merata dan membunuh
semua jentik nyamuk yang ada dalam tempat penampungan air.
Diantaranya ada yang menempel pada dinding tempat
penampungan air dan bertahan sampai 3 bulan. Oleh sebab itu
penaburan abate perlu diulang setiap 3 bulan. Takaran yang
digunakan yakni untuk 100 liter air cukup dengan 10 gr bubuk
abate 1 G.

b. Fogging ( pengasapan )
Nyamuk A. aegypti dapat diberantas dengan fogging
(pengasapan) racun serangga, termasuk racun serangga yang
digunakan sehari-hari di rumah tangga. Melakukan pengasapan
saja tidak cukup, karena dengan pengasapan itu yang mati hanya
nyamuk dewasanya saja.
Selama jentik tidak dibasmi, setiap hari akan mucul
nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembangbiakannya.
Disamping itu biaya yang dikeluarkan untuk melakukan fogging
juga cukup besar. Karena itu cara yang tepat memberantas

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 108
jentiknya yang dikenal dengan istilah PSN DBD (Pemberansan
Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue).

3. Cara Biologis
Dengan memelihara ikan pemakan jentik yang diletakan pada
kolam atau genangan air yang sulit dikuras, seperti ikan kepala
timah, cupang dan lainya. Menanam tanaman pengusir nyamuk
seperti Lili gundi.

5.3 Kesehatan Lingkungan


5.3.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan menurut WHO (World Health Organization)
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Ruang
lingkup kesehatan lingkungan meliputi : penyediaan air minum,
pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran, pembuangan
sampah padat, pengendalian vektor, pencegahan / pengendalian
pencemaran tanah oleh ekskreta manusia, higiene makanan termasuk
higiene susu, pengendalian pencemaran udara, pengendalian radiasi,
kesehatan kerja, pengendalian kebisingan, perumahan dan pemukiman,
aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, perencanaaan daerah
perkotaan, pencegahan kecelakaan, rekreasi umum dan pariwisata,
tindakantindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk, tindakan
pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan. (Ghandi, 2010).

5.3.2 Sanitasi Dasar


Sanitasi dasar yaitu sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyehatkan
lingkungan pemukiman yang meliputi penyediaan air bersih, pembuangan
kotoran manusia (jamban), pembuangan air limbah dan pengelolaan
sampah.

Penyediaan Air Bersih

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 109
Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh
manusia sepanjang masa. Sumber air yang banyak dipergunakan oleh
masyarakat adalah berasal dari :
Air Permukaan, yaitu air yang mengalir di permukaan bumi akan
membentuk air permukaan. Air ini umumnya mendapat pengotoran
selama pengalirannya.
Air Tanah, secara umum terbagi menjadi : air tanah dangkal yaitu
terjadi akibat proses penyerapan air dari permukaan tanah, sedangkan
air tanah dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama.
Air Atmosfer/meteriologi/air hujan, dalam keadaan murni sangat
bersih tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu dan lain
sebagainya. (Waluyo, 2005).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


416/Menkes/Per/IX/1990, yang dimaksud air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air bersih merupakan
salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia
secara sehat.Ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi
bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan
maupun di perdesaan.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : tidak berbau, tidak berasa
b. Syarat Kimia : Kadar besi maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/l,
kesadahan maksimal 500 mg/l
c. Syarat Mikrobiologis : Jumlah total koliform dalam 100 ml air yang
diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan
perpipaan dan 10 untuk air yang berasal dari perpipaan.

Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)


Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 110
zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuhh ini berbentuk tinja (faeces),
air seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernafasan.
Pembuangan kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan
dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, pada umumnya
disebut latrine, jamban atau kakus (Notoatmodjo, 2003).

Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban


sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan :
1. Tidak mencemari air
- Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar
lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum.
Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus
dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
- Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
- Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air
kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
- Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,
empang, danau, sungai, dan laut
2. Tidak mencemari tanah permukaan
- Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun,
pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.
- Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras
kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang
galian.
3. Bebas dari serangga
- Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya
dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah
bersarangnya nyamuk demam berdarah
- Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat
menjadi sarang nyamuk.
- Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang
bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya
- Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
- Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 111
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
- Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup
setiap selesai digunakan
- Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa
harus tertutup rapat oleh air
- Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa
ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran
- Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin.
Pembersihan harus dilakukan secara periodik
5. Aman digunakan oleh pemakainya
- Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding
lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman
bambu atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat
6.Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
- Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran
- Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke
saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran
- Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran
karena jamban akan cepat penuh
- Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan
pipa berdiameter minimal 4 inci.
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
- Jamban harus berdinding dan berpintu
- Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya
terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

Pembuangan Air Limbah


Yang dimaksud dengan air limbah, air kotoran atau air bekas adalah air
yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan manusia atau hewan, dan lazimnya muncul
karena hasil perbuatan manusia termasuk industrialisasi (Azwar, 1995).
Beberapa sumber air buangan :
a. Air buangan rumah tangga (domestic waste water)

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 112
Air buangan dari pemukiman ini umumnya mempunyai komposisi yang
terdiri dari ekskreta (tinja dan urine), air bekas cucian, dapur dan kamar
mandi, dimana sebagian besar merupakan bahan-bahan organik.
b. Air buangan kotapraja (minicipal waste water)
Air buangan ini umumnya berasal dari daerah perkotaan, perdagangan,
selokan, tempat ibadah dan tempat-tempat umum lainnya.
c. Air buangan industri (industrial waste water)
Air buangan yang berasal dari berbagai macam industri. Pada umumnya
lebih sulit pengolahannya serta mempunyai variasi yang luas. Zat-zat
yang terkandung didalamnya misalnya logam berat, zat pelarut,
amoniak dan lain-lain (Entjang, 2000).

Pengelolaan Sampah
Para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang,
yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan bahan asalnya, sampah dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Sampah organik
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan
maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah
organik basah dan sampah organik kering. Istilah sampah organik basah
dimaksudkan sampah yang mempunyai kandungan air yang cukup
tinggi, contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sementara bahan yang
termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang
kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering diantaranya
kertas, kayu atau ranting pohon dan dedaunan kering.
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini bisa
berasal dari bahan yang bisa diperbarui dan bahan yang berbahaya serta
beracun. Jenis yang termasuk ke dalam kategori ini bisa didaur ulang
(recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik dan logam.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 113
5.3.3 Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping
kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat
tinggal sertadigunakan untuk berlindung dari gangguan iklim serta
makhluk hidup lainnya. Selain itu rumah juga merupakan tempat
berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar
waktunya (Depkes RI, 2002).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002, secara umum


rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan
dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah
rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang
tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan
yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain
persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh,
tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh
tergelincir.

5.3.4 Perilaku
Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan bagaimana,
sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 114
Prosedur Pembentukan Perilaku
Menurut teori Lawrence Gren mencoba menganalisis perilaku manusia
dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi
oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di
luar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri
ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam
pegetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling faktor), yang terwujud dalam
lingkungan fisik tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-
sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, jamban dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong (reforcing factor) yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku
manusia (Notoatmodjo, 2003).

Terdapat 6 tingkat pengetahuan yang tercakup di dalam kognitif, yaitu:


a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk juga mengingat kembali terhadap suatu spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 115
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat mengintepretasikan
materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari dari situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan suatu materi atau
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu
sama lain.

e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungi bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tetutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas namun merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2007).
Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi
tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok
sosialnya (Sarwono, 1997).

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 116
Ada beberapa tingkatan dalam sikap, yaitu :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengajarkan dan menyelesaikan
tugas diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengajarkan tugas yang
diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang
menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko.

Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk
terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas. (Notoatmodjo, 2007).

Tindakan mempunyai beberapa tingkatan :


1. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil adalah merupakan tindakan tingkat pertama.

2. Respon terpimpin (guided response)


Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 117
3. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai tingkatan ketiga.

4. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik,
artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).

5.4 POSYANDU
5.4.1 Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar / sosial dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian
bayi.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar
keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam
pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan intergratif serta saling
memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di
posyandu sesuai dengan situasi / kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya
serta mempraktekan aspek pemberdayaan masyarakat.

5.4.2 Manfaat Posyandu


Posyandu memiliki banyak manfaat bagi masyarakat, diantaranya :
1. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
sehingga :
a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 118
b. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1kapsul vitamin A berwarna biru
(100.000 SI).
c. Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah
(200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari-Agustus).
d. Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4
kali,BCG 4 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan Campak 1 kali.
e. Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI
Eksklusif).
f. Bayi umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI.
g. Pemberian dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.
h. Bayi atau anak yang Diare segera diberikan
1. ASI lebih sering dari biasa
2. Makanan seperti biasa
3. Larutan Oralit dan minum air lebih banyak
i. Ibu hamil minum 1 tablet penambah darah setiap hari
j. Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau
melahirkan di tolong oleh tenaga kesehatan.
k. Ibu hamil dan wanita usia subur mendapat imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) setelah melalui penapisan TT.
l. Setelah melahirkan ibu segera melaksanakan imunisasi menyusui
dini (IMD).
m. Ibu nifas minum 2 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI):
1. 1 kapsul segera setelah persalinan
2. 1 kapsul setelah 24 jam pemberian kapsul pertama
n. Ibu hamil, nifas dan menyusui makan dengan makanan yang
bergizi lebih banyak dari saat sebelum hamil.
o. Keluraga mengggunakan garam beryodium setiap kali memasak.
p. Keluarga mengkonsumsi pangan/makanan beragam, bergizi dan
seimbang.
q. Keluarga memanfaatkan pekarangan sebagai warung hidup/
meningkatnya gizi keluarga.

Dengan melaksanakan perilaku di atas maka diharapkan :


a. Balita naik berat badannya setiap bulan.
b. Balita tidak menderita kekurangan gizi.
c. Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah
dengan imunisasi.
d. Ibu hamil tidak menderita kurang darah
e. Bayi lahir tidak menderita GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium)
f. Balita dan bufas tidak menderita kurang Vitamin A
g. WUS tidak menderita kurang energi kronis.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 119
h. Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan kesehatan.
i. Menurunkan jumlah kematianibu dan balita.

2. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga :


a. Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban
b. Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari
c. Tidak merokok di dalam rumah/keluarga tidak ada yang merokok
d. Keluarga mencuci tangan pakai sabun
e. Rumah bebas jentik nyamuk
f. Persalinan ibu ditolong oleh tenaga kesehatan
g. Keluarga makan buah dan sayur setiap hari

3. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan


penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga keluarga :
a. Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria.
b. Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk rejan,
Tetanus dan campak.
4. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga Pasangan Usia
Subur (PUS) :
a. Menjadi peserta KB
b. Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang
yang cocok dan tepat penggunanaan.
5. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam
penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk
memotivasi kelompok dasa wisma berperan aktif, sehingga :
a. Keluarga mengusahakan budi daya tanaman, sayuran, buah, ikan,
dan ternak (unggas, sapi, kambing)
b. Keluarga mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai
ketersediaan pangan lokal dengan pemanfaatan perkarangan rumah.

5.4.3 Kegiatan Utama Posyandu


Kegiatan di posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh
kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk
pencegahan penyakit. Penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan
dan konseling/rujukan konseling bila diperlukan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 120
5.4.4 Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya
adalah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas,
PUS.
5.4.5 Jenis Posyandu
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu di perlukan
intervensi sebagai berikut :
1. Posyandu pratama ( warna merah )
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum
mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya
terbatas.Keadaan ini di nilai gawat sehingga intervensinya adalah pelatihan
kader ulan.Artinya kader yang ada perlu di tambah dan di lakukan
pelatihan dasar lagi.

2. Posyandu madya ( warna kuning )


Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari delapan kali pertahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5
orang atau lebih.Akan tetapi cakupan program utamanya ( KB, KIA, GIZI
dan IMUNISASI) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti,
kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah pencakupannya.
Intervensi untuk posyandu madya ada 2 yaitu:
a) Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang
sudah di lengkapi dengan metode simulasi .
b) Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan masalah
dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program
tambahan yang sesuai dengan situasi dengan kondisi setempat.

3. Posyandu purnama (warna hijau)


Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang
frekuensinya lebih dari 8 kali pertahun, rata-rata jumlah kader tugas 5
orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB,KIA,GIZI, dan
IMUNISASI) 50%. Sudah ada program tambahan bahkan sudah ada dana
sehat yang masih sederhana. Intervensi pada posyandu di tingkat ini
adalah:

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 121
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan
masyarakat menentukan sendiri pengembangan program di
posyandu.
b. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat
yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.

4. Posyandu mandiri (warna biru)


Posyandu mandiri adalah posyandu yang telah melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali pertahun dengan jumlah kader 5 orang atau lebih
dimana cakupan ke 5 kegiatan utamanya lebih dari 50% dan dapat
melaksanakan sumber dana dari dana sehat yang di kelola oleh
masyarakat. Intervensinya dilakukan pembinaan program dana sehat,
memperbanyak program tambahan sesuai dengan masalah dan pendekatan
PKMD.

5.4.6 Pelaksana Posyandu


Pelaksana Posyandu adalah kader yang difasilitasi petugas. Kader
Posyandu diharapkan:
a. Berasal dari anggota masyarakat setempat
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin
c. Berminat dan bersedia menjadi kader
d. Bersedia bekerja secara sukarela
e. Memiliki kemampuan dan waktu luang

5.4.7 Kegiatan Posyandu


A. Persiapan Pelaksanaan Posyandu (H-1)
Sebelum pelaksanaan Posayandu, kader memastikan sasaran seperti
jumlah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas,
PUS.
1) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga
setempat (majelis taklim, kebaktian, pertemuan keagamaan
lainnya, arisan, dll)Kader dapat mengajak sasaran untuk datang
ke posyandu dengan bantuan tokoh masyarakat atau tokoh agama
setempat. Fasilitas umum seperti sarana ibadah (masjid, gereja,
pura, wihara, dan sebagainya) dapat dijadikan sarana untuk
menyebarluaskan informasi hari buka Posyandu.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 122
2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu (persiapan
didalam ruangan dan diluar ruangan)
3) Mempersiapkan sarana Posyandu
Kebutuhan sarana berupa KMS/buku KIA, alat timbang (dacin
dan sarung, pita LILA), obat gizi(kapsul Vitamin A, tablet
tambah darah, Oralit), alat bantu penyuluhan, buku pencatatan
dan pelaporan, dan lainnya.
4) Melakukan pembagian tugas antar kader
Pembagian tugas dilakukan sesuai dengan langkah kegiatan yang
dilakukan di Posyandu seperti pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan, dan pelayanan yang dapat dilakukan
oleh kader.
5) Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas
lainnya. Sebelum pelaksanaan kegiatan di posyandu, kader
berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
terkait dengan sasaran, tindak lanjut dari kegiatan Posyandu
sebelumnya, dan rencana kegiatan berikutnya.
6) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.
Kader membuat PMT penyuluhan dengan bahan makanan yang
diperoleh dari daerah setempat, beraneka ragam dan bergizi.

B. Pelaksanaan Posyandu
1. Pendaftaran
A. Pendaftaran Balita
a) Balita didaftar dalam pencatatan Balita
b) Mintalah KMS/Buku KIA pada ibu.untuk balita yang baru
pertama kali ditimbang dan tidak mempunyai KMS/Buku
KIA, berikan KMS sesuai jenis kelamin/Buku KIA. Isi
kolomnya secara lengkap, nama balita dicatat pada
secarik kertas dan diselipkan pada KMS/Buku KIA. Bagi
balita yang tidak mempunyai KMS/Buku KIA karena
hilang, pencatatan sementara menggunakan SIP Posyandu
c) Ibu dipersilahkan membawa balita menuju ke tempat
penimbangan
B. Pendaftaran ibu hamil

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 123
Ibu hamil didaftar dalam formulir catatatn untuk ibu hamil,
kemudian dipersilahkan menuju ke tempat penimbangan dan
pengukuran LILA.
C. Pendaftaran PUS
PUS didaftar dalam formulir catatan dan namanya ditulis di
secarik kertas, kemudian dipersilahkan lansung menuju ke
tempat penyuluhan, dilanjutkan dengan penapisan status
imunisasi TT oleh petugas kesehatan.

2. Penimbangan
a) Mempersiapkan Dacin
b) Menimbang Balita
1) Masukkan balitakedalam sarung timbang dengan pakaian
seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak
lurus.
2) Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung
bandul geser
3) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/buku
bantu dalam kg dan ons.
4) Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari
sarung/celana/kotak timbang.
c) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
1) Cara mengetahui keadaan gizi ibu hamil dan WUS yang
paling sederhana adalah dengan mengukur LINGKAR
LENGAN ATAS (LILA).
2) Gunakan Pita LILA panjang bagian merah 23,5 cm
3) Bila tak tersedia pita LILA gunakan pita jahit pakaian
dengan ukuran yang sama (23,5 cm)

Cara mengukur LILA ibu hamil dan WUS


1) Pengukuran dilakukan di bagian tengah. Antara bahu
dan siku lengan kiri
2) Lengan harus dalam keadaan bebas. Artinya otot
lengan tidak tegang.
3) Alat ukur tidak kusut (permukaannya rata)
4) Tetapkan letak bahu dan letak siku tangan
5) Tetapkan titik tengah lengan atas. Caranya
rentangkan pita dari bahu ke arah siku. Tentukan
tengah-tengah lengan atas ibu.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 124
6) Lingkarkan pita-ukur tepat pada tengah-tengah
lengan atas ibu.
7) Bacalah skalanya secara benar. Bila masih berada di
bagia MERAH, maka ibu sangat tergolong SANGAT
KURUS atau menderita KEK.

Interpretasi Hasil Pengukuran LILA ibu Hamil dan WUS


1) Bila setelah hasil pengukuran LILA-nya masih
berada di bagian merah (kurang dari 23,5 cm),
berarti ibu tergolong SANGAT KURUS, atau
Kekurangan Energi Kronis (KEK).
2) Ibu perlu mendapat perhatian khusus, berupa
penyuluhan makanan sehat.
3. Pencatatan
A. Balita
1) Pada penimbangan pertama, isilah kolom identits yang
tersedia pada KMS/Buku KIA
2) Cantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak.
3) Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS
4) Letakkan titik berat badan dan buat garis pertumbuhan
anak
5) Hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini
6) Catat setiap kejadian yang dialami anak
7) Isi kolom ASI, Imunisasi, dan Vitamin A bila diberikan
8) Salin semua data dari KMS/Buku KIA pada SIP.

B. Ibu hamil
Hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu
hamil dicatat dalam Buku KIA dan register ibu hamil (SIP).
C. PUS/WUS
Hasil pengukuran LILA pada WUS dicatat pada register
PUS/WUS.

4. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan untuk perorangan yang dapat diperkaya
dengan penyuluhan kelompok.
A. Penyuluhan untuk ibu balita
1) Perhatikan umur dan hasil penimbangan anak bulan ini.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 125
2) Beri penyuluhan pada ibu balita sesuai hasil penimbangan
dan kondisi anak. Balita yang berat badannya tidak naik 2
kali berturut-turut (2T) atau BGM segera dirujuk ke
petugas kesehatan.
3) Topik penyuluhan antara lain :
c. Pemberian ASI saja sampai anak berumur 6 bulan ASI
(ASI Ekslusif)
d. Pemberian MP-ASI setelah anak berumur 6 bulan
e. Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berumur 2
tahun
f. Imunisasi dasar lengkap pada bayi kurang dari 1 tahun
g. Pemberian Vitamin A setip bulan Februari dan
Agustus pada bayi (6-12 bulan) dan Balita (1-5
tahun), untuk pencegahan kebutaan dan daya tahan
tubuh anak.
h. Bahaya diare bagi balita
i. Bahaya infeksi saluran pernapasan akut. Balita yang
batuk pilek dengan sesak nafas atau sukar bernafas
harus dirujuk ke tenaga kesehatan.
j. Gejala demam pada balita dapat sebagai salah satu
tand awal penyakit malaria, campak, atau demam
berdarah. Segera rujuk ke petugas kesehatan.
k. Perawatan gigi dan mulut

B. Penyuluhan untuk ibu hamil


1) Perhatikan hasil pengukuran LILA bulan ini
2) Beri penyuluhan pada ibu hamil sesuai kondisi ibu
3) Topik penyuluhan antara lain :
a. Istirahat cukup
b. Imunisasi tetanus toxoid (TT)
c. Makan hidangan bergizi
d. KB
e. Tablet tambah darah
f. Pengenalan dini tanda bahaya kehamilan :
i. Bahaya anemia
ii. Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY)
g. Ibu hamil KEK dirujuk kesarana pelayanan kesehatan
h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
i. Kolostrum ASI
j. Perawatan kesehatan gigi dan mulut.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 126
C. Penyuluhan untuk Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
Semua ibu nifasdan ibu menyusui diberi penyuluhan sesuai
kondisinya.
Topik penyuluhan antara lain :
1. Anjuran ibu makan makanan yang bergizi 1 piring lebih
banyak dari biasanya
2. Anjuran ibu minum air putih paling sedikit 8 gelas setiap
hari
3. Jika ASI keluarnya sedikit , ibu dianjurkan konsultasi ke
petugas kesehatan
4. Anjurkan ibu nifas untuk segera ber-KB
5. Anjurkan ibu minum 1 kapsul vitamin A segera setelah
melahirkan dan minum lagi pada hari kedua.
6. ASI Ekslusif
7. Cara menyusui dengan baik dan benar
8. ASI diberikan sesering mungkin, baik siang ataupun
malam semakin sering semakin baik.
9. ASI diberikan sampai anak umur 2 tahun.

D. Penyuluhan untuk PUS/WUS


Topik penyuluhan antara lain :
1. Menganjurkan untuk ber-KB
2. Menjaga jarak/mengatur kehamilan
3. Menghindari 4 terlalu dan 3 terlambat
4. Manfaat imunisasi TT 5 dosis
5. Memelihara kesehatan reproduksi
6. Menjaga keharmonisan keluarga.
5. Pelayanan kesehatan KB

C. Kegiatan di Luar Hari Buka Posyandu (H+)


1. Kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari H, gizi
kurang, dan gizi buruk rawat jalan.
2. Menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan
Posyandu termausk penggalangan dana.
3. Memfasilitasi masyrakat memanfaatkan perkarangan untuk
meningkatkan gizi keluarga
4. Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan peragaan
keterampilan dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat.

5.5 IMUNISASI
5.5.1 Pengertian

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 127
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit
ringan.

5.5.2. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


a. Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan bakteri
Corynebacterium diphteriae dengan gejala panas lebih kurang 38oC
disertai adanya pseudo membran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada
tenggorokan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah
berdarah.Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak seperti leher
sapi (bull neck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor) dan pada
pemeriksaan apusan tenggorok atau hidung terdapat kuman difteri.

b. Pertusis
Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Bardetella pertusis dengan gejala batuk beruntun dan pada akhir batuk
menarik nafas panjang terdengar suara hup ( whoop ) yang khas,
biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam hari.
Akibat batuk yang berat dapat terjadi pedarahan selaput lendir mata
( conjunctiva ) atau pembengkakan di sekitar mata ( oedema
periorbital ). Lamanya batuk bisa mencapai 1-3 bulan dan penyakit ini
sering disebut penyakit 100 hari.Pemeriksaan lab pada apusan lendir
tenggorokan dapat ditemukan kuman pertusis (Bordetella pertussis).

c. Tetanus
Tetanus adalah penyakit disebabkan oleh Clostridium tetani
dengan terdiri dari tetanus neonatorum dan tetanus.Tetanus neonatorum
adalah bayi lahir hidup normal dan dapat menangis dan menetek selama
2 hari kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang rangsang
pada umur 3-28 hari.Tetanus dengan gejala riwayat luka, demam,
kejang rangsang, risus sardonicus (muka setan), kadang-kadang disertai
perut papan dan opistotonus (badan melengkung) pada umur di atas 1
bulan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 128
d. Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium
tuberculosa menyebar melalui pernapasan lewat bersin atau batuk,
gejala awal adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam dan
keluar keringat pada malam hari.Gejala selanjutnya adalah batuk terus
menerus, nyeri dada dan dapat terjadi batuk darah.

e. Campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles,
disebarkan melalui droplet bersin atau batuk dari penderita, gejala awal
penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis
(mata merah), selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian
menyebar ke tubuh, tangan serta kaki.

f. Poliomielitis
Poliomielitis adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio
type 1, 2, atau 3.Secara klinis penyakit polio adalah anak di bawah
umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (acute flaccid
paralysis/AFP).Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia
(tinja) yang terkontaminasi.Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam,
nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit.Kematian
bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera
ditangani.

g. Hepatitis B
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B
yang merusak hati. Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan
yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui
hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan
gejala. Gejala yang ada adalah lemah, gangguan perut dan gejala lain
seperti flu, urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning
bisa terlihat pula mata ataupun kulit.Penyakit ini bisa menjadi kronis
dan menimbulkan Cirrhosis hepatis, kanker hati dan menimbulkan
kematian.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 129
h. Meningitis Meningokokus
Meningitis adalah penyakit akut radang selaput otak yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis .Meningitis penyebab
kematian dan kesakitan diseluruh dunia, CFR melebihi 50%, tetapi
dengan diagnosis dini, terapi modern dan suportif CFR menjadi 5 -
15%.Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi dan
kemoprofilkasis untuk orang-orang yang kontak dengan meningitis dan
karier.

i. Demam Kuning (Yellow Fever)


Demam Kuning adalah penyakit infeksi virus akut dengan
durasi pendek (inkubasi 3 sd 6 hari) dengan tingkat mortalitas yang
bervariasi, disebabkan oleh virus demam kuning dari genus Flavivirus ,
famili Flaviviridae , vektor perantara adalah Aedes aegypti . Icterus
sedang ditemukan pada awal penyakit.Beberapa kasus berkembang
menjadi stadium intoksikasi yang lebih berat ditandai dengan gejala
hemoragik seperti epistaksis, perdarahan gingiva, hematemesis, melena,
gagal ginjal dan hati, 20% - 50% kasus ikterik berakibat fatal.

5.5.3 Pengendalian PD3I


Pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD31) berdasarkan Kepmenkes No. 1611/2005 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi.

a. Tujuan Umum :
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

b. Tujuan Khusus
1) Tercapainya target Universal child immunization (UCI) yaitu
cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada
bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010.
2) Tercapainya eliminasi tetatus maternal dan neonatal ( Maternal
Neonatal Tetanus Elimination /MNTE) (insidens di bawah 1/1000
kelahiran hidup dalam 1 tahun) di tingkat kabupaten/kota pada
tahun 2012
3) Eradikasi Polio pada tahun 2008

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 130
4) Tercapainya reduksi Campak (ReCam) 2008
5) Memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit Meningitis
meningokokus tertentu pada calon jemaah haji.
6)Memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang melakukan
perjalanan berasal dari atau ke negara endemis demam kuning.
7) Menurunkan angka kematian pada kasus gigitan hewan penular
Rabies.

c. Strategi
1) Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan swasta
2) Membangun kemitraan dan jejaring kerja
3) Menjamin ketersediaaan dan kecukupan vaksin, peralatan rantai
vaksin dan alat suntik
4)Menerapkan sistem pemantauan wilayah setempat (PWS) untuk
menentukan prioritas kegiatan serta tindakan perbaikan
5) Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga profesional/terlatih
6) Pelaksanaan sesuai dengan standard
7) Memanfaatkan perkembangan methoda dan tekhnologi yang lebih
efektif berkualitas dan efisien
8) Meningkatkan advokasi, fasilitasi dan pembinaan

d. Pokok-pokok kegiatan
1) Imunisasi rutin: a. Adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin
dan terus menerus harus dilakukan pada periode waktu yang telah
ditentukan. b. Berdasarkan kelompok usia sasaran, imunisasi rutin
dibagi menjadi : rutin pada bayi, wanita usia subur, dan anak
sekolah
2) Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan
atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau
evaluasi. Kegiatan ini sifatnya tidak rutin, membutuhkan biaya
khusus dan kegiatannya dilaksanakan pada suatu periode tertentu.
Yang dimaksud dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah :
a. Backlog fighting adalah upaya aktif melengkapi imunisasi
dasar pada anak yang berumur 1 - 3 tahun. Sasaran prioritas
adalah desa/kelurahan yang selama 2 tahun berturut turut tidak
mencapai desa UCI
b. Crash program ditujukan untuk wilayah yang memerlukan
intervensi secara cepat untuk mencegah terjadinya KLB.
Kriteria pemilihan lokasi adalah :

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 131
1. Angka kematian bayi tinggi dan angka PD3I tinggi;
2. Infrastruktur (tenaga, sarana, dana kurang);
3. Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai
target UCI
3) Imunisasi dalam penanganan KLB (Outbreak Response
Imunization/ORI ) 4) Kegiatan imunisasi khusus
a. Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
b. Sub Pekan Imunisasi Nasional
c. Cacth-up campaign campak

5.5.4 Vaksin
Pengertian Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari
kuman, komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuman
(toxoid) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

A. Jenis-Jenis Vaksin
1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), untuk pemberian kekebalan
aktif terhadap tuberkulosa.
2. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), untuk pemberian kekebalan
secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
3. Vaksin TT (Tetanus Toksoid), untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap tetanus.
4. Vaksin DT (Difteri dan Tetanus), untuk pemberian kekebalan simultan
terhadap difteri dan tetanus.
5. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine), untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap poliomyelitis.
6. Vaksin Campak, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
campak.
7. Vaksin Hepatitis B, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi
yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
8. Vaksin DPT/HB, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
B. Jadwal Pemberian Imunisasi

Tabel 5.5.4.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 132
Vaksin Pemberian Selang Umur Dosis Tempat suntikan
imunisasi pemberian
waktu
BCG 1x 0-11 0,05 cc Lengan kanan
bulan atas luar,
intrakutan
DPT/HB 3x (DPT/HB 4 minggu 2-11 0,5 cc Diteteskan
1,2,3) bulan dimulut
Polio 4x (polio 1,2,3,4) 4 minggu 0-11 2 tetes Diteteskan
bulan (0,1 cc) dimulut
Campak 1x 9-11 0,5 cc Lengan kiri atas,
bulan subkutan
Hepatitis B 1x (Hep.B 0) 0-7 0,5 cc Paha tengah
bulan luar,
intramuskular

Tabel 5.5.4.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Pada WUS


Selang waktu Masa
Pemberian imunisasi Dosis
pemberian perlindungan
T1 0,5 cc
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun 0,5 cc
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun 0,5 cc
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun 0,5 cc
T5 1 tahun setelah T4 25 tahun 0,5 cc

Tabel 5.5.4.3 Jadwal Pemberian Imunisasi Anak SD & Yang Sederajat

Vaksinasi Pemberian imunisasi Dosis


Kelas 1 Campak 1x, DT 1x 0,5 cc
Kelas 2 TT 1x 0,5 cc
Kelas 3 TT 1x 0,5 cc

C.Kerusakan Vaksin
Tabel 5.5.4.4 Vaksin Sensitif Beku
Vaksin Pada suhu Dapat Bertahan Selama

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 133
Hepatitis B, DPT-HB -0,5 oC Max jam
DPT,DT TT - 5 oC s/d - 10 oC Max 1 - 2 jam
DPT, DPT-HB, DT Beberapa oC diatas suhu 14 hari
udara luar (ambient
temperature < 34oC)
Hepatitis B & TT Beberapa oC diatas suhu 30 hari
udara luar (ambient
temperature < 34oC)

Tabel 5.5.4.5 Vaksin Sensitif Panas


Vaksin Pada suhu Dapat bertahan selama
o
Polio Beberapa C diatas suhu 2 hari
udara luar (ambient
temperature < 34oC)
Campak dan BCG Beberapa oC diatas suhu 5 hari
udara luar (ambient
temperature < 34oC)

A. Alat Pemantau Suhu Untuk Mengetahui Kondisi Vaksin Vaccine Vial


Monitor (VVM)
1. VVM adalah alat pemantau paparan suhu panas, fungsi: untuk
memantau suhu vaksin selama dalam perjalanan maupun dalam
penyimpanan.
2. VVM ditempelkan pada setiap vial vaksin.
3. Mempunyai bentuk lingkaran dengan bentuk segi empat pada
bagian dalamnya.
4. Diameter VVM sekitar 0,7 cm (7mm)
5. VVM mempunyai karakteristik yang berbeda, spesifik untuk
tiap jenis vaksin. 6) Setiap jenis vaksin mempunyai VVM
tersendiri.

B. Termometer Muller
1. Suatu alat pengukur suhu tanpa menggunakan sensor
pengukur.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 134
2. Dimasukkan ke dalam lemari es atau freezer, digunakan
untuk memantau suhu selama pengiriman vaksin atau pada
saat penyimpanan.
C. Freeze Watch
1. Suatu alat pemantau suhu dingin di bawah 0 0C.
2. Alat ini menggunakan cairan berwarna biru sebagai
indikator, bila freeze watch terpapar suhu di bawah 0oC
maka latar belakang putih yang ada berubah menjadi biru,
kadaluarsa adalah 5 tahun dari tahun produksi.

D. Freeze Tag
1. Suatu alat pemantau suhu dingin di bawah 0 0C.
2. Digerakkan dengan baterai 1,5 volt yang dapat bertahan
selama 3 tahun, menggunakan sistem elaktronik dengan
menampilkan tanda rumput (9) atau silang (X).
3. Bila tanda rumput pada monitor berubah menjadi tanda
silang hal ini menandakan bahwa sudah terpapar pada
suhu di bawah 0o C selama lebih dari 1 jam.

D. Cara Pemeriksaan Vaksin


UJI KOCOK ( Shake Test )
Dilakukan untuk meyakinkan apakah vaksin tersangka beku masih
layak digunakan atau tidak.
Cara melakukan uji kocok:
1. Pilih satu contoh dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai
pernah beku, utamakan dengan evaporator dan bagian lemari es
yang paling dingin. Beri label Tersangka Beku. Bandingkan
dengan vaksin dari tipe dan batch yang sama yang sengaja
dibekukan hingga beku padat seluruhnya dan beri label
Dibekukan.
2. Biarkan contoh Dibekukan dan vaksin Tersangka Beku
sampai mencair seluruhnya.
3. Kocok contoh Dibekukan dan vaksin Tersangka Beku
secara bersamaan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 135
4. Amati contoh Dibekukan dan vaksin Tersangka Beku
bersebelahan untuk membandingkan waktu Pengendapan
(umumnya 5-30 menit)
5. Bila terjadi:
a. Pengendapan vaksin Tersangka Beku lebih lambat dari
contoh Dibekukan: vaksin dapat digunakan.
b. Pengendapan vaksin Tersangka Beku lebih cepat dari
contoh Dibekukan: vaksin jangan digunakan, vaksin
sudah rusak.
6. Harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin yang berbeda
batch dan jenis vaksinnya dengan kontrol Dibekukan yang
sesuai.

E. Penanganan Vaksin Rusak Vaksin yang disebut rusak adalah sebagai


berikut:
1. Vaksin yang sudah menunjukkan indikator VVM pada tingkat C
dan D berarti sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
2. Vaksin yang sudah lewat tanggal kadaluarsa ( expiry date )
3. Vaksin yang beku 4) Vaksin yang pecah Vaksin yang rusak
dikeluarkan dari lemari es, kemudian dilaporkan kepada atasan
petugas. Jika sedikit dapat dimusnahkan sendiri oleh Puskesmas,
tetapi bila banyak dapat dikumpulkan ke Dinkes
Kabupaten/Kota dengan dibuat berita acara pemusnahan.

a. Penanganan Vaksin Sisa


Sisa vaksin yang telah dibuka pada pelayanan Posyandu tidak
boleh digunakan lagi. Sedangkan pelayanan imunisasi stasis (di
Puskesmas, Poliklinik) sisa vaksin dapat dipergunakan lagi dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Vaksin tidak melewati tanggal
kadaluarsa
2. Tetap disimpan dalam suhu +20C -
+80C
3. Kemasan tidak pernah
tercampur/terendam dengan air
4. VVM tidak menunjukkan indikasi paparan panas yang merusak
vaksin.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 136
5. Pada label agar ditulis tanggal pada
saat Vial pertama kali dipakai/dibuka.
6. Vaksin DPT, DT, TT, Hepatitis B,
dan DPT-HB dapat digunakan kembali hingga 4 minggu sejak
vial vaksin dibuka.
7. Vaksin Polio dapat digunakan
kembali hingga 3 minggu sejak vial dibuka.
8. Vaksin Campak karena tidak
mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan tidak lebih
dari 8 jam sejak dilarutkan, sedangkan Vaksin BCG hanya boleh
digunakan 3 jam setelah dilarutkan

5.6 USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)


5.6.1 Latar Belakang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah adalah
upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar,
berencana, terarah dan bertanggungjawab dalam menanamkan,
menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati
menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.
Merupakan program terpadu 4 departemen : Departemen
Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri,
Departemen Agama.

5.6.2 Pengertian
Yang dimaksud dengan UKS adalah segala usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan lingkungan sekolah
serta seluruh warga sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang pendidikan
mulai TK/RA sampa SMA/SMK/MA.

5.6.3 Tujuan
Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun warga sekolah serta

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 137
menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan
dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.

5.6.4 Sasaran
Sasaran UKS adalah peserta didik sekolah/madrasah, Satuan
Pendidikan Luar Sekolah, Guru, pamong Belajar, Pengelola Pendidikan,
pengelola Kesehatan dan masyarakat.

5.6.5 Organisasi UKS


5.6.5.1. Tim Pembina
Pembinaan dan Pengelolaan Unit Kesehatan Sekolah ( UKS) yang
dilaksanakan dalam organisasi UKS adalah :
1. Tim Pembina dan Tim Pelaksana.
2. Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan (Tim Pembina UKS
Kecamatan)
3. Tim Pembina UKS tingkat Kabupaten (Tim Pembina UKS
Kabupaten)
4. Tim Pembina UKS tingkat Propinsi (Tim Pembina UKS Propinsi)
5. Tim Pembina UKS tingkat Pusat (Tim Pembina UKS Pusat)

Tugas dan Fungsi Tim Pembina Unit Kesehatan Sekolah (UKS)


Kecamatan (TP UKS Kecamatan) :
1. Tugas :
a. Membina dan melaksanakan UKS.
b. Mensosialisasikan Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan
UKS.
c. Menyusun program, melaksanakan penilaian/evaluasi dan
menyampaikan laporan kepada Tim Pembina UKS Kabupaten.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan program UKS di wilayahnya.
e. membuat laporan pelaksanaan program pembinaan dan
pengembangan UKS pada Tim Pembina UKS
Kabupaten,melaksanakan ketatausahaan Tim Pembina UKS
Kecamatan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 138
2. Fungsi :
Tim Pembina UKS Kecamatan berfungsi sebagai pembina,
penanggungjawab dan pelaksana program UKS di daerah kerjanya
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan TP UKS Kabupaten.

5.6.5.2. Tim Pelaksana


Sedang untuk Tim Pelaksana berkedudukan di sekolah yang
merupakan pelaksana dan penanggungjawab kegiatan UKS di sekolah :
SUSUNAN TIM PELAKSANA UKS
SMA/MAN _____________________
PEMBINA : Lurah
KETUA : Kepala Sekolah/Kepala Madrasah
SEKRETARIS I : Guru Pembina UKS
SEKRATARIS II : Ketua Komite Sekolah/Majelis Madrasah

ANGGOTA :
1. Unsur Komite Sekolah
2. Petugas UKS/ Bidan (Puskesmas)
3. Unsur Guru
4. Unsur Siswa

LOGO UKS

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 139
5.6.5.3. Ruang Lingkup UKS
Kegiatan meliputi : (TRIAS UKS)
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
5.6.5.4. Materi UKS
1. Pendidikan Kesehatan :
a. Kebersihan dan Kesehatan Pribadi
Pemberian pengetahuan cara pemelihara kebersihan dan
kesehatan pribadi diharapkan peserta didik dapat meningkatkan
derajat kesehatannya ke tingkat yang lebih baik.

b. Tujuan pendidikan kesehatan pribadi :


Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai masalah
kebersihan perorangan, kesehatan keluarga dan kesehatan
masyarakat.
Merubah sikap mental kearah positif mencintai kebersihan,
berbuat dan berperilaku hidup bersih dan sehat.
Meningkatkan ketrampilan siswa agar mampu hidup bersih
dan sehat untuk dirinya, keluarga dan lingkungan.
Upaya peningkatan kesehatan, kebiasaan hidup bersih,
menyenangi kebersihan dan keserasian harus ditanamkan sejak dini.
Hal paling utama agar seorang dapat tetap dalam keadaan sehat
adalah menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri, bahkan
agama sangat memperhatikan kesehatan pribadi antara lain dengan
aturan bersuci, makan dan minum serta keringanan beribadah bagi
yang sakit.

2. Memelihara Kebersihan Pribadi


Kebersihan pangkal kesehatan, oleh karenanya setiap orang
harus selalu berupaya memelihara dan meningkatkan taraf
kebersihan pribadi dengan :
a. Membiasakan Hidup Bersih dan Sehat

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 140
Kebiasaan baik maupun buruk biasanya terjadi tanpa
disadari oleh yang memiki kebiasaan itu karena kebiasaan
merupakan hal terbentuk dalam jangka waktu yang cukup lama
sehingga seolah-olah telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan.
Contoh kebiasaan buruk : meludah / membuang sampah
sembarangan, menggigit jari /
benda, mengedipkan mata,
merokok.
Contoh kebiasaan baik : bangun pagi, berangkat ke sekolah,
berolahraga secara teratur.
Kebiasaan yang telah terbentuk dan menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari sangat sulit untuk dirubah.Peranan
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari sangat besar, maka upaya
menanamkan sikap hidup bersih dan sehat sedini mungkin
merupakan salah satu upaya pendidikan yang harus dilaksanakan
baik di sekolah maupun dirumah.
b. Upaya mencegah penyakit
Sebagian besar penyakit telah diketahui penyebabnya,
cara pencegahan, cara panularan, cara perawatan bagi penderita
cara pengobatannya. Pengetahuan tersebut telah menyelamatkan
dan memperpanjang hidup berjuta manusia di dunia.Tetapi
keberhasilan tersebut tidak selalu dicapai dengan
mudah.Menderita atau mengidap suatu penyakit selalu
identik.dengan penderitaan dan sumber kerugian waktu, uang,
harta benda.Bahkan bagi yang lalai penyakit yang sebenarnya
dapat dihindari tetapi karena sudah terlanjur menjangkiti orang
tersebut harus membayar mahal kalalaiannya bahkan mungkin
sampai harus kehilangn nyawanya.
Dengan penderitaan dan sumber kerugian waktu, uang,
harta benda.Bahkan bagi yang lalai penyakit yang sebenarnya
dapat dihindari tetapi karena sudah terlanjur menjangkiti orang

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 141
tersebut harus membayar mahal kalalaiannya bahkan mungkin
sampai harus kehilangn nyawanya.
Mencegah selalu lebih mudah dan murah daripada
mengobati, penting sakali mengusahakan agar setiap orang dapat
melakukan usaha pencegahan seperti :
1) Memelihara dan meningkatkan kebersihan, serta menjauhkan
diri dari sumber penyakit sehingga terhindar dari penularan.
2) Memeriksakan kesehatan secara teratur, sekurang-kurangnya
dua kali setahun.
3) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit,
misal : imunisasi, makan makanan sehat bergizi sesuai
kebutuhan.
4) Meningkatkan dan memelihara tingkat kesegaran jasmani
dengan cara berolahraga/latihan fisik, berekreasi dan istirahat
yang cukup.

c. Memelihara kesehatan pribadi


Peliharalah selalu kesehatan pribadi dengan sebaik-
baiknya agar tubuh tetap sehat mulai dari pemeliharaan kasehatan
kulit, kuku, rambut, mata, hidung, telinga, mulut, gigi dan
pakaian.
1) Menjaga kebersihan kulit
Kulit yang sehat akan dapat menjalankan fungsinya
dengan baik sehingga perlu dipelihara kebersihannya dengan
mandi untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada
permukaan kulit, menghilangkan bau keringat, merangsang
peredaran darah dan syaraf, mengembalikan kesegaran tubuh.

Cara mandi yang baik dan benar


a) Seluruh permukaan kulit disiram dengan air bersih,
b) Seluruh permukaan tubuh / kulit disabun dan digosok untuk
menghilangkan kotoran yang menempel di kulit terutama

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 142
pada bagian yang lembab dan berminyak (lipatan
telinga,mata kaki, ketiak, lipatan paha, jari kaki / tangan
dan muka) sampai kotoran hilang.
c) Setelah digosok dan disabun seluruh permukaan kulit /
tubuh disiram dengan air bersih sampai semua sia sabun
yang menempel di kulit terbung / hilang.
d) Keringkan seluruh tubuh dengan handuk pribadi yang
bersih dan kering.

2) Memelihara kebersihan kuku


Kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit
yang selanjutnya dapat ditularkan kepada bagian tubuh yang
lain, untuk itu kuku jari kaki dan tangan harus selalu terjaga
kebersihannya.
Ciri-ciri kuku yang baik :
a) Kuku tumbuh dengan baik,
b) Kuat,
c) Bersih, dan
d) Halus
Merawat kuku dapat dilakukan dengan memotong
ujung kuku sampai beberapa milimeter dari tempat perlekatan
antara kuku dan kulit serta potongan disesuaiakan dengan
bentuk jari.Kikirlah tepi kuku yang telah dipotong agar rapi
dan tidak tajam. Sebaiknya setelah dipotong kemudian dicuci,
caranya : dengan air hangat, kotoran yang ada dibawah kuku
dibersihkan dengan sikat sampai bersih seluruhnya setelah itu
keringkan dengan lap atau handuk kecil kering dan bersih.

3) Memelihara kebersihan rambut


Memelihara kebersihan / pemeliharaan rambut dapat
dilakukan dengan cara : Pencucian rambut
Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada :

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 143
a) Tebal atau tipisnya rambut, semakin tebal harus semakin
sering dicuci.
b) Lingkungan atau tempat berada seseorang, misal orang
yang tinggal di lingkungna yang banyak debu orang
tersebut harus harus lebih sering mencuci rambutnya.
c) Orang yang sering memakai minyak rambut juga harus
sering mencuci rambutnya.

Cara mencuci rambut :


a) Rambut dicuci dengan menggunakan bahan pembersih
seperti shampo paling sedikit dua kali seminggu secara
teratur.
d) Rambut disiram dengan air yang bersih kemudian digosok
dengan bahan pembersih (shampo).
e) Seluruh bagian rambut dan permukaan kulit kepala digosok
dan dipijat-pijat agar kotoran yang melekat dapat terlepas
dan selanjjutnya dibilas dengan air bersih.
f) Bila rambut masih terasa kotor gosok dengan bahan
pembersih kembali, bilas berkali-kali dengan air bersih
sampai rambut terasa bersih ( rambut terasa kesat)
g) Selanjutnya rambut dikeringkan dengan handuk yang
bersih.

Pemangkasan dan penyisiran rambut


a) Untuk anak perempuan
Pada waktu-waktu tertentu (misalnya 3 atau 6 bulan
sekali) rambut sebaikya dipotong atau dipangkas sesuai
dengan bentuk kepala dan selera atau model yang
diinginkan.
b) Untuk anak laki-laki

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 144
Pada anak laki-laki memangkas rambut 1-2 bulan
sekali atau menurut keadaan.Rambut disisir dengan rapi
supaya tidak kusut dan mudah dirawat.

4) Memelihara kebersihan dan kesehatan mata


a) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari.
b) Sewaktu-waktu sebaiknya dibersihkan menggunakan kapas
yang dibasahi boorwater 3 % atau air yang sudah dimasak.
Caranya ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir
terus ke arah tengah (menuju hidung).Lalkukan berulang
sampai mata bersih.
c) Jangan menggosok mata dengan tangan, kain atau
saputangan yang kotor atau saputangan orang lain.
d) Periksa mata satu tahun sekali ke dokter spesialis mata atau
ke petugas kesehatan.
e) Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan
jarak mata dan obyek yang dibaca tidak kurang dari 30 cm.
f) Biasakan makan makanan yang banyak mengandung
vitamin A.
g) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan
pekerjaan melelahkan mata.

5) Memelihara kebersihan mulut dan gigi


Mulut termasuk lidah dan gigi merupakan sebagian alat
pencernaan makanan. Mulut berupa suatu rongga yang
dibatasi oleh jaringan lemak di bagian belakang berhubungan
tenggorokan dan di depan ditutup oleh bibir.
Gigi terdiri dari jaringan keras terdapat pada rahang
atas dan rahang bawah.Mulut dan gigi merupakan satu
kesatuan karena gigi terdapat di rongga mulut.Dengan
membersihkan gigi berarti kita selalu membersihkan rongga

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 145
mulut dari sisa-sisa makanan yang biasa tertinggal dan yang
harus diperhatikan juga diantara gigi dan sekitar gusi.
Pada waktu menyikat gigi harus diperhatikan adalah
arah menyikat gigi dari gusi ke permukaan gigi selain
membersiknan gigi juga untuk memijat gusi. Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan setelah makan,dan malam sebelum tidur
dengan memakai sikat pribadi jangan bergantian dengan orang
lain.
Sikat yang digunakan sebaiknya bulu sikat tidak keras
tapi juga tidak lunak, permukaan bulu sikat rata, kepala sikat
kecil, tangkai sikat gigi lurus.

6) Memakai pakaian : yang bersih dan serasi.


Pakaian yang dimaksud disini meliputi pakaian yang
erat hubungannya dengan kesehatan : kemeja, baju, celana,
rok termasuk pakaian dalam, kaos kaki, sepatu, sandal dll.

Pakaian berguna untuk


melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari luar
membantu mengatur suhu tubuh (pakaian tebal waktu
musim dingin)
mencegah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh
(mencegah cacing tambang masuk lewat telapak kaki
dengan memakai alas kaki)

Hal yang perlu diperhatikan dalam hal pakaian :


a. Pakaian hendaknya diganti:
- Setiap selesai mandi
- Bila kotor atau basah karena keringat atau kena air
hujan
b. Kenakan pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh
c. Pakaian hendaknya dibedakan sesuai keperluan antara
lain :
- Pakaian rumah

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 146
- Pakaian sekolah
- Pakaian untuk keluar rumah
- Pakaian olahraga
- Pakaian untuk rekreasi, resepsi / pesta
- Pakaian tidur
d. Pakaian yang telah dipakai keluar rumah hendaknya jangan
dipakai untuk tidur, karena kemungkinan terkena debu dan
kotoran
e. Jangan dibiasakan memakai pakaian orang lain untuk
mencegah tertular penyakit (terutama penyakit kulit)

3. Makanan yang bergizi


Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan dan
perkembangan yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu, yang biasanya diukur dengan ukuran berat (kilogram),
ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan.
Pertumbuhan mempunyai dampak aspek fisik.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diperkirakan, sebagai hasil dari
pematangan.Perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi
organ / individu.
Pertumbuhan pada masa anak-anak secara langsung dapat
dipengaruhi antara lain oleh faktor makanan yang cukup dan
keadaan kesehatan, sedangkan penyebab tak langsung adalah
kecukupan makanan dalam keluarga, asuhan bagi ibu dan anak, dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan.
Faktor langsung yang mempengaruhi pertumbuhan anak
adalah gizi seimbang yaitu makanan yang banyak mangandung zat
gizi.

Zat gizi dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan :


1. Zat tenaga (hidrat arang / tepung, lemak)
Zat tenaga disebut zat kalori karena zat ini diperlukan oleh
tubuh untuk menghasilkan tenaga atau energi dalam bentuk
kalori.Tenaga sangat dibutuhkan tubuh untuk menggerakkan alat

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 147
atau organ-organ seperti jantung, paru-paru, otot dll.Sumber zat
tenaga adalah makanan yang mengandung hidrat arang atau zat
tepung, zat pati atau karbohidrat. Adapun jenis makanan zat ini
misal : tepung, biji-bijian, beras, ubi, umbi-umbian, ketela, roti,
sagu, jagung dan gula.
2. Zat pembangun (protein)
Zat pembangun adalah zat gizi yang diperlukan tubuh untuk
membangun atau pertumbuhan.Tubuh manusia terdiri dari bagian-
bagian yang kecil-kecil berupa sel-sel yang hidup berkelompok
membentuk organ-organ tubuh dan bekerja sesuai fungsinya. Sel-
sel tersebut sebagian akan aus, rusak atau mati misal waktu kulit
terluka, terkena panas yang menyengat atau terinfeksi kuman. Sel-
sel yang mati dapat berbentuk kulit mengelupas atau nanah.Sel
yang rusak perlu diganti dengan yang baru, agar fungsi tubuh tetap
berjalan normal.
Sumber zat pembangun terutama protein atau zat putih
telur. Sumber makanan zat pembangun terdiri dari sumber nabati :
kacang-kacangan (tempe, tahu dll) sumber hewani : sapi, ayam,
kambing dan ikan.

3. Zat Pengatur (vitamin, mineral, air)


Zat pengatur adalah zat gizi yang berfungsi mengatur
metabolisme (proses kerja tubuh). Metabolisme diibaratkan
ramainya lalulintas jalan raya kalau tidak ada polantas atau lampu
pengatur lalulintas tentu akan timbul kemacetan karena semua
ingin mendahului. Demikain pula dengan organ-organ tubuh,
sehingga terjadi sinkronisasi tugas-tugas dalam proses metabolisme
tubuh. Kalau tubuh kekurangan air, akan terasa haus dan otak akan
menyuruh tangan untuk mencari air. Kelompok zat pengatur adalah
air, vitamin dan mineral.Sumber gizi ini banyak diperoleh dari
makanan berupa sayuran dan buah-buahan.

KKS Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan


Perjuangan Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Padang 2015 148

You might also like