Professional Documents
Culture Documents
DENGUE KONGENITAL
Oleh :
Pembimbing
2017
0
BAB 1
PENDAHULUAN
oleh empat macam serotipe (DENV1, 2, 3 dan 4), vektor utamanya adalah
(WHO) adalah suatu demam akut yang diikuti oleh dua atau lebih gejala dan
tanda: sakit kepala hebat, nyeri retro-orbita, nyeri otot, nyeri sendi, ruam kulit,
seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Shock Syndrome (DSS).1
infeksi dengue, dengan 50-100 juta kasus baru. Di Brazil lebih dari 1,2 juta kasus
dengue tercatat dari tahun 2010-2011, sangat berbeda dengan data tahun 2002-
2008 yaitu hanya 200 ribu kasus. Dan juga severitas penyakitnya meningkat dari
0,06% pada tahun 90-an, menjadi 0,38% pada tahun 2002-2008. Dari data
tersebut menunjukkan bahwa tidak hanya insiden penyakit dengue saja yang
ibu hamil, bayi, dan neonatus. Infeksi dengue selama kehamilan dapat
paling berat pada ibu yang mengalami infeksi dengue selama kehamilan dapat
1
keguguran, berat badan bayi lahir rendah, bayi lahir prematur, neonatus yang
insiden 3,8% pada trimester pertama, 7,7% pada trimester kedua 77% trimester
ketiga dan 11,5% selama periode postpartum. Tidak ada hubungan antara tingkat
keparahan penyakit dan waktu infeksi maternal, tapi infeksi primer dapat
Wanita hamil yang terinfeksi virus dengue perlu waspada terhadap risiko
selama persalinan sesar, serta insiden kematian janin yang lebih tinggi.5
intrauterin, terjadi transmisi vertikal melalui plasenta dari ibu yang mengalami
infeksi dengue pada akhir kehamilan yang sudah mendekati waktu persalinan.
Viremia pada ibu melewati plasenta dan ditransferkan pada fetus yang belum
Berdasarkan latar belakang diatas maka penting untuk mengkaji lebih dalam
2
1.2. Tujuan Penulisan
kongenital.
Metode penulisan dari makalah ini adalah dengan tinjauan pustaka yang
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Dengue kongenital adalah infeksi virus dengue pada bayi baru lahir akibat
transmisi vertikal dari ibu ke fetus, terjadi pada ibu hamil yang terinfeksi virus
dengue diakhir masa kehamilan. Infeksi pada ibu yang terjadi, berdekatan dengan
waktu persalinan akan berkaitan dengan antibodi yang tidak cukup untuk
fetus.2
timbul pada bayi saat usia 0-7 hari kadang bervariasi 1-11 hari dengan rerata saat
usia 4 hari setelah kahir berlangsung sekitar 1-5 hari, yang terjadi karena vertikal
transmisi dari ibu yang menderita demam dengue saat prenatal hamil melalui
transplasental ke janin.6
2.2. Epidemiologi
infeksi terjadi setiap tahunnya pada lebih kurang 100 negara di dunia, dan masih
berpotensi untuk menyebar lebih luas. Vektor utama dengue adalah nyamuk
Aedes aegypti yang telah tersebar secara luas baik di negara tropik maupun
subtropik.5
Infeksi dengue dapat menyebabkan penyakit pada neonatus yang lahir dari
ibu yang terinfeksi, walaupun ibu hanya mengalami infeksi yang asimptomatik
selama kehamilan. Thailand memiliki angka infeksi dengue yang tinggi, sehingga
4
kebanyakan wanita memiliki seropositif saat mencapai usia subur. Suatu
penelitian melaporkan 75% seropositif saat usia 12 tahun, dan 97% saat usia 20
tahun. Transmisi vertikal dari virus dengue jarang dilaporkan di dunia, walaupun
ada beberapa laporan kasus dari Huba, Brazil, Malaysia, dan Thailand, yang
terjadi selama wabah. Laporan kasus tersebut memilik variasi outcome pada
namun hanya 35 kasus yang dilaporkan dalam literatur.9 Meskipun infeksi dengue
sangat endemik di Thailand selama lima puluh tahun, hanya enam kasus yang
dilaporkan adanya transmisi secara vertikal, dan hanya lima belas kasus
dilaporkan secara global di Inggris dan Perancis sejak 1989 pada literatur
kesehatan. Hal ini menyatakan bahwa transmisi vertikal sulit dikenali dan
2.3. Etiopatogenesis
2.3.1 Etiologi
Indonesia sekarang telah dapat diisolasi serotipe yang berbeda namun memiliki
hubungan genetik satu dengan yang lain, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-
4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang paling banyak sebagai
5
yang dominan, sedangkan di Indonesia paling banyak adalah DEN-3, walaupun
Surabaya. Studi epidemiologi Yamanaka et al pada tahun 2009 dan 2010 pada
penderita Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan
dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap
serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe yang
lain. Disamping itu urutan infeksi serotipe merupakan suatu faktor risiko karena
lebih dari 20% urutan infeksi virus DEN-1yang disusul DEN-2 mengakibatkan
lemak.Genom virus dengue terdiri dari 11-kb + RNA yang berkode dan terdiri
dari 3 stuktur Kapsid (C), Membran, (M) Envelope (E) protein dan 7 protein non
dimana pada umumnya berupa monosit atau makrofag jaringan seperti sel
6
dari famili Stegomya, yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes scuttelaris,
deteksi asam nukleat virus. Beberapa peneliti seperti Fern'andez et al (1994) telah
menunjukkan adanya anti-DV IgM dalam serum dari bayi yang baru lahir sebagai
hanya terjadinya penularan vertikal DV pada manusia tetapi juga potensi risiko
terinfeksi dapat melintasi plasenta, yang dapat menyebabkan bayi yang baru lahir
lain dilaporkan DV dapat menular melalui transmisi mukosa pada mulut, hidung,
Polymerase Chain Reaction (PCR) dalam sampel darah ibu dan anak serta dalam
ASI, karena penelitian ini ingin mengetahui resiko penularan menyusui pada
lipid dari susu manusia dan kolostrum. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
7
Gambar 1. Transmisi vertikal dengue
2.3.3. Imunopatogenesis
Telah dikonfirmasi bahwa ibu hamil yang terinfeksi virus dengue pada
Virus dengue merupakan suatu virus RNA yang mempunyai ukuran molekul yang
vertikal.12
yang dibelah oleh protease dari virus dan host, untuk menghasilkan 10 protein
(NS1 , NS2A / B, NS3, NS4A / B, NS5). Respon antibodi dan sel T untuk protein
8
virus pada individu bervariasi, antibodi anti-E adalah respon utama terhadap DV
melindungi host dari DV pada transfer pasif dan menunjukkan tingkat variasi
reaktivitas silang antara serotipe DV. Antibodi terhadap NS1 dapat memicu lisis
Virus dengue yang masuk kedalam tubuh akan beredar dalam sirkulasi
darah dan akan ditangkap oleh makrofag (Antigen Presenting Cell). Viremia akan
terjadi sejak dua hari sebelum timbul gejala hingga setelah lima hari terjadinya
demam. Antigen yang menempel pada makrofag akan mengaktivasi sel T-helper
dan menarik makrofag lainnya untuk menangkap lebih banyak virus. Sedangkan
sel T-helper akan mengaktivasi sel T sitotoksik yang akan melisis makrofag.
seperti demam, nyeri sendi, nyeri otot, dan gejala lainnya. Juga bisa terjadi
memicu peningkatan suhu seperti TNF-, IL-1, IL-6, dan sebaliknya sitokin yang
menurunkan suhu adalah TGF-, dan IL-10. Beredarnya virus di dalam plasma
bisa merupakan partikel virus yang bebas atau berada dalam sel platelet, limfosit,
monosit, tetapi tidak di dalam eritrosit. Banyaknya partikel virus yang merupakan
kompleks imun yang terkait dengan sel ini menyebabkan viremia pada infeksi
virus dengue sukar dibersihkan. Antibodi yang dihasilkan pada infeksi virus
9
dengue merupakan non-netralisasi antibodi yang dipelajari dari hasil studi
menggunakan stok kulit virus C6/C36, virus sel nyamuk dan preparat virus yang
asli. 14
Respon innate imun terhadap infeksi virus dengue meliputi dua komponen
yang berperan penting di periode sebelum gejala infeksi yaitu antibodi IgM dan
platelet. Antibodi alami IgM dibuat oleh CD5 + B sel, bersifat tidak spesifik dan
sedikit dibandingkan molekul pentamerik IgM namun heksamer IgM lebih efisien
di dalam dinding darah dibawah kulit atau di bercak merah kulit penderita dengue.
Oleh karenanya dalam penentuan virus dengue level IgM merupakan hal yang
spesifik.14
Virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes menyerang seperti sel
tulang serta paru-paru. Dalam peredaran darah virus akan difagosit oleh monosit.
Setelah genom virus masuk ke dalam sel maka dengan bantuan organel organel
Setelah berkembang biak di dalam sitoplasma sel maka virus akan dilepaskan dari
sel.15
10
hemaglutinin, berperan dalam proses absorpsi pada permukaan sel, (receptor
binding), mempunyai fungsi fisiologis antara lain untuk fusi membran dan
perakitan virion. Secara in vitro antibodi terhadap virus DEN mempunyai 4 fungsi
Secara invivo antibodi terhadap virus DEN berperan dalam 2 hal yaitu:
infeksi virus.
infeksi primer dengan satu jenis virus, maka akan terdapat kekebalan terhadap
infeksi virus jenis tersebut untuk jangka waktu yang lama. Pada infeksi primer
virus dengue antibodi yang terbentuk dapat menetralisir virus yang sama
(homologous). Namun jika orang tersebut mendapat infeksi sekunder dengan jenis
virus yang lain, maka virus tersebut tidak dapat dinetralisasi dan terjadi infeksi
berat. Hal ini disebabkan terbentuknya kompleks yang infeksius antara antibodi
11
Kompleks antibodi meliputi sel makrofag yang beredar dan antibodi
tersebut akan bersifat opsonisasi dan internalisasi sehingga makrofag akan mudah
terinfeksi sehingga akan memproduksi IL-1, IL-6 dan TNF- dan juga platelet
yang rusak, hal ini dapat berakhir dengan syok. Proses ini juga menyertakan
hipovolemik.14, 16
Pada bayi dan anak-anak berusia dibawah 2 tahun yang lahir dari ibu
dengan riwayat pernah terinfeksi virus DEN, maka dalam tubuh anak tersebut
telah terjadi non neutralizing antibodies sehingga sudah terjadi proses penguatan
(enhancing) yang akan memacu makrofag sehingga mengeluarkan IL-6 dan TNF-
terjadinya DBD dan DSS yaitu antibodies enhance infection, T-cells enhance
infection, serta limfosit T dan monosit. Teori ini menyatakan bahwa jika terdapat
antibodi spesifik terhadap jenis virus tertentu, maka antibodi tersebut dapat
mencegah penyakit, tetapi sebaliknya apabila antibodi yang terdapat dalam tubuh
tidak dapat menetralisir penyakit, maka justru dapat menimbulkan penyakit yang
berat.10
12
2.4. Manifestasi Klinis
Dalam review Sirinavin, timbulnya demam pada bayi baru lahir bervariasi
1-11 hari setelah lahir dengan rata-rata 4 hari dan berlangsung 1-5 hari. Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam hal ini apakah infeksi dengue ibu adalah primer
atau sekunder. semua bayi mengalami demam dan trombositopenia, dan 18,2%
yang berat. Secara umum manifestasi pada neonatus berbeda dengan anak atau
13
Berikut beberapa manifestasi yang tercatat dalam beberapa penelitian.18
(1) demam hari ke-1-11 setelah lahir (hari ke-4 dan berlangsung selama 1-5 hari),
tetapi tidak perlu transfusi, (5) efusi pleura (24%), rash (12%), IgM antidengue
14
Gambar 2. Konsekuensi Demam Berdarah
2.5. Diagnosis
2.5.1 Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada ibu kandung pasien meliputi usia gestasi ketika
ibu terinfeksi, aktivitas bayi (hipoaktif atau aktif), onset demam biasanya muncul
1-11 hari setelah lahir (hari ke-4 dan berlangsung selama 1-5 hari), informasi
terkait tanda-tanda bahaya (warning signs), kuantitas intake (ASI), urine output
dan perubahan status mental serta kejang. Riwayat yang penting adalah ibu yang
lainnya.20,21,22
neonatus yang lahir dari ibu yang terinfeksi pada masa akhir kehamilan. Hal ini
terjadi viremia yang akan masuk ke aliran darah fetus. Onset demam pada
15
kasus Chotigeat, semua infant menunjukkan gejala demam dan trombositopenia,
c. Pemeriksaan hemodinamik
f. Hepatomegali/asites
g. Efusi pleura20,22
dengue. Diagnosis laboratorium dapat dilakukan dengan cara isolasi virus dengue,
deteksi asam nukleat virus dengue, deteksi antigen NS1, dan menggunakan
metode serologi lainnya. Diagnosis dengue pada ibu dikonfirmasi dengan antigen
NS1, sedangkan diagnosis pada neonatal didasarkan pada antigen NS1 dan
Pada dengue kongenital perlu diperiksa darah dari tali pusat. Dari
penelitian menunjukkan bahwa adanya virus dengue pada fetus dan sampel darah
16
Gambar 3. Pemeriksaan Serologi Dengue
2.6. Tatalaksana
dengan infeksi dengue lain dan manajemennya kurang lebih sama dengan demam
Ketika seorang wanita hamil atau ibu melahirkan ditemukan dan tanda-
neonatus-nya bahkan pada beberapa hari pertama kehidupan. Perlu diingat bahwa
berdarah neonatal diduga atas dasar klinis dan kemudian dikonfirmasi pada hasil
sepsis bakteri, trauma lahir dan penyebab lain dari penyakit neonatal.25
17
Pencegahan untuk selanjutnya pemberian vaksin Vaksin anti dengue saat usia 1
tahun. Pengobatan simtomatik dan terapi suportif secara ketat merupakan dasar
pengobatan.25
18
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Aedes aegypti. Dengue kongenital adalah infeksi virus dengue pada bayi baru
lahir akibat transmisi vertikal dari ibu ke fetus, yang terjadi pada ibu hamil yang
dengue pada trimester akhir, dimana patofisiologi pada kasus ini dikarenakan
selanjutnya akan ditransferkan kepada fetus yang tidak terproteksi antibodi. Disisi
lain sistem imunitas fetus belum berkembang dengan baik untuk melawan infeksi
virus dengue.
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Ketika seorang wanita hamil atau
pertama kehidupan.
Pencegahan untuk selanjutnya pemberian vaksin Vaksin anti dengue saat usia 1
tahun. Pengobatan simtomatik dan terapi suportif secara ketat merupakan dasar
pengobatan.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Argolo AF, Fres VC, Silveira LA, Oliveira AC, Pereira LA, Jnior JB,
Braga C, Martelli CM. Prevalence and incidence of dengue virus and
antibody placental transfer during late pregnancy in central Brazil. BMC
infectious diseases. 2013 May 31;13(1):254.
2. Carrol ID, Toovey S, Van Gompel A. Dengue fever and pregnancy: a review
and comment. Travel Med Infect Dis. 2007;5:183-8.
10. UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoma
Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus Dengue pada Anak. 2014. 4-5.
20
13. Kumar D, Sanjeev RK. A rare manifestation of congenital dengue infection.
HK J Paediatr (new series) 2016; 21:204-6.
22. Friedman EE, Dallah F, Harville EW, Myers L, Buekens P, Breart G, Carles
G. Symptomatic dengue infection during pregnancy and infant outcomes: a
retrospective cohort study. PLoS Negl Trop Dis. 2014 Oct 9;8(10):e3226.
21