You are on page 1of 40

I.

Judul Percobaan : Nitrogen dan Amonia


II. Hari/tanggal Percobaan : Selasa/7 April 2015 (13.00 WIB)
III. Selesai Percobaan : Selasa/7 April 2015 (15.00 WIB)
IV. Tujuan Percobaan :
1. Mengetahui cara pembuatan gas nitrogen dan ammonia di laboratorium
2. Mengetahui sifat-sifat nitrogen dan senyawa-senyawanya
3. Mengidentifikasi gas nitrogen, ammonium dan senyawanya
V. Tinjauan Pustaka
Nitrogen
Nitrogen secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang
menyebutnya udara beracun atau udara tetap. Dia memisahkan oksigen dan karbon
dioksida dari udara dan menunjukkan gas yang tersisa tidak menunjang pembakaran
atau mahluk hidup. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang tidak
membantu dalam pembakaran telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir abad ke-18
lagi. Nitrogen juga dikaji pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm
Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph Priestley, yang menyebutnya sebagai udara
terbakar atau udara telah flogistat. Mereka menamakan gas ini udara tanpa oksigen.

Gas nitrogen adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine Lavoisier
sebagai azote, daripada perkataan Yunani yang bermaksud tak bernyawa.
Istilah tersebut telah menjadi nama kepada nitrogen dalam perkataan Perancis dan
kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain.

Senyawa nitrogen diketahui sejak Zaman Pertengahan Eropa. Ahli alkimia


mengetahui asam nitrat sebagai aqua fortis. Campuran asam hidroklorik dan asam
nitrat dinamakan akua regia, yang diakui karena kemampuannya untuk melarutkan
emas. Kegunaan senyawa nitrogen dalam bidang pertanian dan perusahaan pada
awalnya ialah dalam bentuk kalium nitrat,terutama dalam penghasilan serbuk peledak
(garam mesiu), dan kemudiannya, sebagai baja dan juga stok makanan ternak kimia.

Nitrogen cair mengalami suatu efek yang dikenal dengan efek Leidenfrost. Efek
Leidenfrost adalah suatu fenomena yang hanya terjadi ketika suatu cairan kontak
dengan benda yang temperaturnya jauh di atas titik didih cairan tersebut, yakni di
antara cairan dan permukaan benda tersebut terbentuk suatu lapisan gas insulator
yang menjaga cairan dari segera mendidih atau menguap. Contoh lain dari efek
Leidenfrost adalah, celupkan jari anda ke dalam air, dan dalam keadaan basah
tersebut, celupkan jari anda ke timbal cair (kira-kira temperaturnya 327,46 oC), maka
jari anda tidak akan apa-apa. Tapi ingat, efek ini hanya berlaku pada cairan, tidak
berlaku pada padatan atau cairan kental seperti lumpur, dan dalam tempo yang
sebentar saja. Kalau lama-lama, tetap saja terasa dingin (dalam kasus nitrogen cair,
cryogenic) dan panas (dalam kasus timbal cair) dan mematikan.

Nitrogen adalah salah satu unsur golongan VA yang merupakan unsur non logam
dan gas yang paling banyak di atmosfir bumi. Nitrogen merupakan unsur yang
relatif stabil, tetapi membentuk isotop-isotop yang 4 empat di antaranya bersifat
radioaktif. Nitrogen tidak menopang kehidupan, nitrogen tidak beracun. Nitrogen
tidak mudah terbakar dan tidak memperbesar pembakaran. Pada suhu yang rendah
nitrogen dapt berbentuk cairan atau bahkan kristal padat yang tidak berwarna
(bening).

Nitrogen merupakan molekul diatomik yang memiliki ikatan rangkap tiga Energi
ikatnya cukup tinggi sehingga sangat sabil dan sulit bereaksi. Karena itu, kebanyakan
entalpi dan energi bebas pembentukan senyawa nitrogen bertanda positif. Molekul
nitrogen ini sangat ringan dan nonpolar, sehingga gaya van der waals antar molekul
sangat kecil. Gas ini masuk dan keluar tubuh manusia sewaktu bernafas tanpa
berubah. Nitrogen sangat diperlukan digunakan sebagai pembuatan senyawa penting
seperti amonia dan urea. Karena kestabilan yang tinggi, nitrogen dipakai untuk gas
pelindung gas oksigen dalam pabrik kimia, industri logam,dan dalam pembuatan
komponen elektronika. Nitrogen cair juga di gunakan untuk membekukan makanan
secara cepat.

Komponen utama udara adalah nitrogen yang memiliki sifat sifat fisik sangat
dekat dengan oksigen sehingga menyulitkan dalam proses pemisahan oksigen dan
nitrogen. Nitrogen tidak mendukung pemakaran, dan karena nitrogen adalah suatu
gas yang tergolong asphyxiant, maka seseorang dalam lingkungan yang kaya akan
nitrogen akan sangat cepat kehilangan kesadaran dan dapat meninggal dunia.

Nitrogen adalah zat komponen penyusun utama atmasfer bumi. Udara terdiri atas
78% volume nitrogen (N2). Nitrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak berasa. Nitrogen dalam deret kimia termasuk kedalam nonmetals, termasuk
golongan VA, periode 2, dan blok p. Penampilanya berupa colorless.

Memiliki massa atom 14,0067 g/mol dengan massa atom 7 (1s2 2s2 3s3). Selain
itu adapun ciri fisik dari nitrogen seperti berfasa gas, bermassa jenis 1,251 g/L, titik
leburnya 63,15 K, titik didih 77,36, titik kritisnya 126,21 K. Nitrogen cair mendidih
pada -196 0c, dan membeku pada -2100C. Sruktur dari gas nitrogen adalah berupa
Kristal hexagonal. Kelektronegatifan gas nitrogen menduduki peringkat ke-3 setelah
flour dan oksigen. Gas nitrogen termasuk kedalam gas yang inert ( tidak reaktif ). Hal
ini disebabkan oleh besarnya energi ikatan antara ikatan rangkap tiga N N,
nitrogen digunakan sebagai atmosfer inert untuk suatu proses / sistem yang terganggu
oleh oksigen, misalnya dalam industri elektronika dan juga Bilangan okdidasi
nitrogen bervariasi dari -3 sampai +5.

Bilangan
Contoh senyawa
oksidasi
-3 NH3 ( amoniak )
-2 NH4+ ( Ion amonium )
-1 NH2OH ( Hidroksilamin )
0 N2 ( gas nitrogen )
+1 N2O( dinitrogen monoksida)
+2 NO(Nitrogen oksida)
+2 N2O3( nitrogen trioksida )
+3 HNO2( asam nitrit )
Banyak NO2 nitrogen dioksida ) senyawa
+4
N2O4( dinitrogen terra oksida )
nitrogen yang memiliki
N2O5 (nitrogen pentaoksida )
+5
entalpi HNO3 ( asam nitrat ) pembentukan
yang positiv. Reaksi reaksi gas nitrogen harus berlangsung dalam kondisi khusus,
misalnya suhu dan tkanan tinggi, dibantu oleh suatu katalis dengan menggunakan
energi listrik, atau diuraikan oleh mikroorganisme tertentu. Proses pengubahan
nirogen menjadi senyawa senyawa yang dikenal sebagai proses fiksasi nitrogen.
Ketika kita bernapas, gas nitrogen bersama udara masuk dan keluar paru-paru tanpa
mengalami perubahan sedikitpun. Meskipun setiap saat kita senantiasa berenang
dalam lautan nitrogen, tubuh kta tidak dapat mengambil nitrogen secara langsung dari
udara. Nitrogen dalam yubuh kita berasal dari makanan yang kita makan , bukan dari
udara yang kita hirup.

Proses Pembuatan Nitrogen

1. Filtrasi

Udara bebas yang menjadi feed atau umpan sebagai bahan baku pembuatan gas
nitrogen terlebih dahulu disaring dengan menggunakan filter dengan kerapatan
(mesh) tertentu sesuai dengan spesifikasi tekanan dan flow compressor.

Contoh gas pengotor / debris (partikel kasar yang tidak dikehendaki) : uap air,
karbondioksida, debu juga bisa menjadi zat pengotor pada udara bebas. Zat pengotor
ini harus dihilangkan karena dapat menyebabkan penyumbatan pada peralatan,
tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan, korosi, dan juga dalam batas batas tertentu
dilarang terkandung dalam spesifikasi produk akhir.

2. Kompressi

Udara yang telah difilter diumpankan ke inlet kompresor untuk dinaikkan


tekanannya. Efisiensi kompresor sangatlah penting, oleh karena itu dibutuhkan
pemilihan jenis kompresor yang tepat. Umumnya digunakan kompresor tipe turbo
(sentrifugal) multi stage dengan pendingin diantara stagenya.
Energi yang digunakan akan sebanding dengan besar energi output produk ditambah
cold production.
3. Cooling Water

Air umumnya digunakan sebagai pendingin pada industry sebab air tersedia jumlahya
dan mudah ditangani. Air juga mampu menyerap sejumlah besar enegi per satuan
volume dan tidak mengalami ekspansi maupun pengerutan dalam rentang temperature
yang biasanya dialaminya. System penguapan terbuka merupakan tipe system
pendingin yang umumnya digunakan dalam plant pemisahan udara.

Outlet compressor akan sangat panas, ini akan mengurangi efisiensi pada proses
selanjutnya, maka dibutuhkan pendinginan sampai pada temperature desain
(tergantung dari spesifikasi alat dan bahan yang digunakan pada proses).

Pada sebagian industry menggunakan system direct cooler pada proses


pendinginannya, dimana terjadi kontak langsung antara udara dengan air pada
sepanjang tray direct cooler. Direct cooler mempunyai kelebihan dari pada proses
pendinginan yang menggunakan tube atau shell cooler, dimana temperature yang bisa
dicapai yaitu 2C, sedang pada tube atau shell cooler hanya sekitar 8C, efek
pengguyuran (scrubbing) dari air juga dapat membantu menurunkan kandungan
partikel dan menyerap pengotor yang terbawa udara. Namun jika direct cooler tidak
terjaga,seperti P tinggi (pada aliran dan udara masuk) dan tinggi cairan (pada aliran
air). Oleh karena tingginya perbedaan temperature yang melalui tray bawah unit,
maka pada tray ini sangat mungkin terjadi pembentukan kerak. Untuk alasan itu,
water treatment harus bekerja efektif dan tray harus dibersihkan dan diperiksa jika
memungkinkan.

4. Purrification (Pemurnian)

Air, CO2, Hidrokarbon adalah unsur pengotor udara yang akan menggangu proses, air
dan CO2 akan membeku lebih awal (titik beku lebih tinggi dari pada Nitrogen
sehingga berpotensi menyumbat di bagian-bagian tertentu dalam proses). Sedangkan
Hidrokarbon berpotensi menyebabkan ledakan di daerah bagian bawah kolom
distilasi (tempat terjadinya penumpukan hidrokarbon).
Di PPU (pre purification unit) terdapat beberapa lapisan, umumnya terdiri dari
molecular shieve (butiran-butiran ukuran mikro berlubang yang seukuran dengan
dimensi partikel CO2, H2O dan beberapa jenis hidrokarbon), tujuannya untuk
memerangkap CO2, H2O dan hidrokarbon. lapisan lainnya adalah alumina yang
bertujuan untuk memerangkap H2O yang lolos dari lapisan pertama.

5. Heat Exchanger (Pemindah Panas)

Udara yang telah murni dimasukkan ke kolom distilasi melewati heat exchanger
(untuk pendinginan awal, yg disilangkan dengan keluaran expander) sebagai feed gas
(untuk terjadinya distilasi dibutuhkan feed gas dari bawah kolom dan reflux dari atas
kolom dengan rasio 10:7 untuk tipe packed tray).

6. Ekspansi

Sebagian udara diumpankan ke expander untuk memproduksi dingin yang


dibutuhkan proses (reflux dan heat loss recovery) sehingga keluarannya berbentuk
cairan yang di umpankan ke atas kolom melewati heat exchanger sebagai reflux.
Untuk ini, expander membutuhkan penyerap energi sebesar cold production yang
diinginkan, bisa dicouple dengan alat oil brake, generator, kompressor atau yang
lainnya.

7. Distilasi

Pada proses ini final terjadi proses pemisahan antara gas gas yang terkandung pada
udara bebas sebagai umpan melalui perbedaan titik didih (relative volatilitas).

Kolom yang telah diumpani oleh feedgas dan reflux dengan proporsional akan
menghasilkan homogenitas di area-area tertentu, bagian atas kolom akan homogen
dengan Nitrogen, bawah kolom dengan oksigen, ini dikarenakan beda titik cair, pada
temperatur kolom sebesar -1700C, oksigen lebih cenderung untuk berubah menjadi
cairan (titik cair O2 = -1830C pada atm pressure) dan menuju bawah kolom,
sedangkan nitrogen cenderung bertahan pada bentuk gas (titik cair N 2 = -195,80C
pada atm pressure) dan menuju bagian atas kolom.

Pada kolom terdapat tray bertingkat yang memungkinkan terjadinya lebih banyak
pergesekan antara feed gas dan reflux sehingga lebih memungkinkan bagi kedua jenis
stream untuk bertukar properti. Feed gas akan diserap sebagian energinya sehingga
menjadi lebih dingin dan membuat O2 melambat dan cenderung mencair, sedangkan
N2 karena masih jauh dari titik cairnya akan tetap berupa gas.

Fiksasi Nitrogen
Fiksasi atau penambatan nitrogen merupakan proses reduksi N 2 menjadi NH4, dan
proses ini hanya bisa dilakukan oleh mikroba prokariota. Pada polong-polongan yang
berperan dalam fiksasi N2 dalam akar adalah spesies bakteri dari genus Rhizobium.
Rhizobium adalah bakteri aerob yang bertahan sebagai saprofit dalam tanah hingga
menginfeksi bulu akar atau merusak sel epidermis. Hubungan simbiotik antar Legum
dengan bakteri pemfiksasi nitrogen adalah mutualistik. Keduanya memperoleh
keuntungan. Bakteri menyediakan nitrogen terfiksasi bagi legum, dan tumbuhan
menyediakan karbohidrat dan senyawa organik lain untuk bakteri. Sebagian besar
amonium yang dihasilkan melalui fiksasi nitrogen simbiotik digunakan oleh bintil
untuk membuat asam amino, yang kemudian diangkut ke tunas dan daun melalui
xylem. Koevolusi pasangan yang sangat indah ini jelas terlihat dalam kerjasama
sintesis suatu molekul yang disebut leghemoglobin, dengan tumbuhan dan bakteri
masing-masing membuat satu bagian molekul tersebut. Leghemoglobin adalah suatu
protein yang mengandung besi, seperti hemoglobin sel darah merah manusia,
berikatan secara reversibel dengan oksigen. Warna kemerahan bintil kacang kedelai
disebabkan oleh leghemoglobin. Leghemoglobin bintil akar ini berperan sebagai
buffer oksigen, yang mengatur persediaan oksigen untuk meningkatkan respirasi
yang diperlukan oleh bakteri untuk menghasilkan ATP untuk fiksasi nitrogen. Bakteri
ini kemudian akan menghasilkan sinyal yang merangsang rambut akar untuk
memanjang, dan membentuk suatu benang infeksi melalui suatu invaginasi atau
penonjolan ke rah dalam membran plasma.
Bakteri menembus korteks akar di dalam benang infeksi. Sel korteks akar dan
perisikel stele mulai terbelah, dan kantung yang mengandung bakteri itu memisah ke
sel kortikal dari benang infeksi yang bercabang. Membran kantung merupakan
invaginasi dari membran plasa sel-sel akar.
Pertumbuhan terus berlangsung pada bagian korteks dan perisikel yang
terpengaruh. Kedua masa sel-sel yang membelah ini menyatu untuk membentuk bintil
akar.
Bintil terus tumbuh, dan jaringan pembuluh menghubungkan bintil dengan xylem
dan floem stele itu sekarang berkembang. Jaringan pembuluh ini menyediakan zat-zat
makanan bagi bintil dan membawa senyawa bernitrogen dari bintil kedalam stele
untuk di distribusi hingga kebagian tumbuhan lain.
Penambatan nitrogen di bintil akar terjadi secara langsung didalm bakterioid.
Tumbuhan inangnya menyediakan karbohidrat bagi karetoid, yang akan dioksidasi
sehingga diperoleh energi. Beberapa elektron dan ATP yang diperoleh selama
oksidasi di bakterioid digunakan untuk mereduksi N2 menjadi NH4+.
Disini terlihat bahwa untuk berlangsungnya reaksi ini diperlukan sejumlah
elektron dan energi dengan kompleks enzim disebut nitrogenase. Enzim ini terdiri
dari 2 bagian, yaitu: komponen 1 terdiri dari Fe-Mo protein dan komponen 2 terdiri
dari Fe-Protein. ATP juga diduga mengikat komponen 2 sehingga menjadi tidak aktif.
Sumber ATP dan H+ adalah respirasi karbohidrat berupa NADH2 atau NADPH2.
NH4 yang terbentuk dikeluarkan dari bakterioid dan diterima oleh sel tumbuhan inang
diubah menjadi glutamin atau beberapa jenis tumbuhan menjadi alantoin dan asam
alantoat.

Asimilasi Nitrogen
Jumlah relatif NO3- dan nitrogen organik dalam xylem bergantung pada kondisi
lingkungan. Jenis tumbuhan yang akarnya mampu mengasimilasi Nitrogen, dalam
cairan xylem dijumpai banyak asam amino, amide an urine, tidak dijumpai NH4 +.
Sedangkan jika di dalam cairan xylem mengandung NO 3- berarti akar tumbuhan itu
tidak mampu mengasimilasi NO3-. Kalau dalam lingkungan perakaran NO3- terdapat
dalam jumlah besar, cairan xylem akan mengandung NO3- juga. Proses keseluruhan
reduksi NO3- menjadi NH4 yaitu:
a. Reduksi Nitrat
NO3- + NADH NO2+ + NAD + H2O
Reaksi ini berlangsung di sitosol, enzim yang mengkatalis adalah nitrat reduktase,
enzim yang memindahkan dua elektron dari NADPH2, hasilnya adalah nitrit, NAD
(NADP) dan H2O. Nitrat reduktase adalah suatu enzim besar dan kompleks yang
terdiri dari FAD, satu sitokrom dan Molibdenum (Mo) yang semuanya akan tereduksi
dan teroksidasi pada waktu elektron diangkut dari NADH2 ke atom nitrogen dalam
NO3.
b. Reduksi Nitrit
NO2 + 3H2O + 6Fd + 2H+ + cahaya NH4+ + O2 + 3H2O + 6Fd

Reaksi ini berlangsung di kloroplas (pada daun) atau pada proplastida (pada akar),
dengan enzim Nitrit reduktase. Meskipun Fd tereduksi merupakan donor elektron
yang khas bagi nitrit reduktase di daun.

Cara Memperoleh Nitrogen


1. Skala Laboratorium : memanaskan larutan yang mengandung garam
amonia dan garam nitrit.
2. Secara komersil diperoleh dari distilasi bertingkat terhadap udara (proses linde
dan claude).
3. Di laboratorium dari dekomposisi termal senyawa amonium nitrit
4. Dalam industri, dengan cara destruksi bertingkat dan pencairan (destilasi
udaracair) karena N2 mempunyai titik didih rendah daripada O2 maka ia lebih
dahulu menguap sebagai fraksi pertama
5. Secara spektroskop N2 murni di buat dengan dekomposisi termal
NatriumBarium Azida.
6. Pemanasan NH4NO2
7. Oksidasi NH3
8. Destilasi (penyulingan ) bertingkat dari udara cair.

Ikatan Nitrogen
a. Ikatan Tunggal
Nitrogen dengan tiga ikatan tunggal terdapat dalam senyawa NR3 (R=H, alkali)
yang mempunyai bentuk piramida segitiga. Terjadinya ikatan dapat diterangkan
melalui orbital hibrida sp3 dengan pasangan elektron non ikatan atau pasangan
elektron menyendiri menempati posisi salah satu dari keempat sudut struktur
tetrahedron, dengan demikian bentuk molekul yang sesungguhnya menjadi tampak
sebagai piramida segitiga. Aspek kimiawi yang penting dalam senyawa ini
berkaitan denga peran pasangan elektron non ikatan. Dengan adanya sepasang
electron non ikatan, semua senyawa NR3 bertindak sebagai basa Lewis. Oleh
karena itu NR3 dapat membentuk senyawa kompleks dengan asam lewis dan dapat
pula bertindak sebagai ligan ion-ion logam transisi.
Energi ikatan tunggal N-N relatif sangat lemah. Jika dibandingkan dengan
energi ikatan tunggal C-C, terdapat perbedaan yang sangat mencolok.
Perbandingan ini untuk unsur-unsur dalm periode 2 adalah 350, 160, 140, dan 150
kJ mol-1 , yang secara berurutan menunjuk pada energi ikatan tunggal dalam
senyawa H3C-CH3, H2N-NH2, HO-OH, dan F-F. Perbedaan ini mungkin ada
hubungannya dengan pengaruh tolakan antar pasangan elektron non ikatan, yaitu
tidak ada, ada sepasang, dua pasang dan tiga pasang untuk masing-masing
senyawa tersebut. Rendahnya energi ikatan tunggal ini, tidak seperti karbon,
berakibat kecilnya kecenderungan pembentukan rantai bagi atom nitrogen.
b. Ikatan ganda / rangkap
Nitrogen membentuk molekul N2 yang stabil dengan ikatan ganda tiga yang sangat
kuat dengan jarak ikatan sangat pendek yaitu 1,09 A. Energi ikatnya sangat besar, 942
kJ mol-1, jauh lebih besar daripada energy ikatan ganda tiga untuk fosfor (481 kJ mol-
1) dan juga lebih besar daripada energy ikatan ganda tiga karbon (835 kJ mol-1). Hal
ini dapat dijelaskan bahwa atom nitrogen menggunakan salah satu orbital p untuk
ikatan dan dua yang lain untuk ikatan . Fosfor membentuk molekul P4 atau
struktur lapis tertentu dengan ikatan tunggal. Jika nitrogen membentuk satu ikatan
tunggal dan satu ikatan rangkap dua, maka struktur molekulnya non linear.
c. Absennya peran orbital d
Dengan fluorin, nitrogen hanya membentuk trifluorida, NF3, sedangkan fosfor
membentuk trifluorida PF3 dan pentafluorida PF5. teori hibridisasi menyarankan
bahwa atom fosfor dalam PF5 mengalami hibridisasi sp3d, jadi melibatkan orbital
3d dalam membentuk ikatan P-F; atom nitrogen tidak mungkin menyediakan
orbital d, dan oleh karena itu tidak mampu membentuk senyawa analog.
d. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas nitrogen jauh lebih tinggi dibanding dengan anggota-anggota
lainnya dalam golongannya. Akibatnya, sifat polaritas ikatan dalam senyawa
nitrogen sering berlawanan dengan sifat polaritas ikatan dalam senyawa anggota
lainnya. Ikatan kovalen N-H sangat polar maka ammonia bersifat basa, sedangkan
senyawa hidrida anggota yang lain, fosfina PH3, arsina AsH3, dan stibina SbH3,
bersifat netral.

Senyawaan Nitrogen
Kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier menamakan nitrogen azote, yang
artinya tanpa kehidupan. Walaupun begitu, senyawa-senyawa nitrogen ditemukan di
makanan, pupuk, racun dan bahan peledak. Sebagai gas nitrogen tidak bewarna, tidak
memiliki aroma dan dianggap sebagai inert element (elemen yang tak bereaksi).
Sebagai benda cair, ia juga tidak bewarna dan beraroma dan memiliki ketampakan
yang sama dengan air. Gas nitrogen dapat dipersiapkan dengan memanaskan solusi

Natrium nitrat (NaNO3) dan kalium nitrat (KNO3) terbentuk oleh dekomposisi
bahan-bahan organik dengan senyawa-senyawa logam tersebut. Dalam kondisi yang
kering di beberapat tempat, saltpeters (garam) ini ditemukan dalam jumlah yang
cukup dan digunakan sebagai pupuk. Senyawa-senyawa inorganik nitrogen lainnya
adalah asam nitrik (HNO3), ammonia (NH3) dan oksida-oksida (NO, NO2, N2O4,
N2O), sianida (CN-), dsb. Siklus nitrogen adalah salah satu proses yang penting di
alam bagi mahluk hidup. Walau gas nitrogen tidak bereaksi, bakteri-bakteri dalam
tanah dapat memperbaiki nitrogen menjadi bentuk yang berguna (sebagai pupuk) bagi
tanaman. Dengan kata lain, alam telah memberikan metode untuk memproduksi
nitrogen untuk pertumbuhan tanaman. Binatang lantas memakan tanaman-tanaman
ini dimana nitrogen telah terkandung dalam sistim mereka sebagai protein. Siklus ini
lengkap ketika bakteria-bakteria lainnya mengubah sampah senyawa nitrogen
menjadi gas nitrogen. Sebagai komponen utama protein, nitrogen merupakan bahan
penting bagi kehidupan.

Amonia

Amonia (NH3) merupakan senyawa komersil nitrogen yang paling penting. Ia


diproduksi menggunakan proses Haber. Gas natural (metana, CH4) bereaksi dengan
uap panas untuk memproduksi karbon dioksida dan gas hidrogen (H 2) dalam proses
dua langkah. Gas hidrogen dan gas nitrogen lantas direaksikan dalam proses Haber
untuk memproduksi amonia. Gas yang tidak bewarna ini bau yang menyengat dapat
dengan mudah dicairkan. Bahkan bentuk cair senyawa ini digunakan sebagai pupuk
nitrogen. Amonia juga digunakan untuk memproduksi urea (NH2CONH2), yang juga
digunakan sebagai pupuk dalam industri plastik, dan dalam industri peternakan
sebagai suplemen makanan ternak. Amonia sering merupakan senyawa pertama untuk
banyak senyawa nitrogen.

Nitrida
Nitrida adalah senyawa biner nitrogen ( biloks 3 ) dengan unsur unsur selain
hydrogen. Nitrida logam IA dan IIA merupakan senyawa dengan titik leleh yang
tinggi, bersifat ionik dan nitrogen terdapat sebagai ion N3-. Nitrida logam dibuat
melalui pemanasan pada suhu tinggi logam dengan amonia atau nitrogen. Contohnya:
3Mg (s) + 2NH3 (g) 9000C Mg3N2 (s) + 3H2- (g)
Ion nitrida N3- merupakan basa bronsted yang kuat, memberikan NH 3 bereaksi
dengan air.
Nitrida non logam merupakan senyawa yang berikatan kovalen. Sifat-sifat
senyawa itu berbeda-beda. Contohnya boron nitrida mempunyai titik leleh 3000 0C
dan sangat inert. Rumus kimia boron menunjukan rumus empirisnya, bukan rumus
molekulnya. Sebaliknya , nitrida karbon yaitu sianogen mempunyai rumus molekul
(CN)2. Senyawa ini membentuk gas dan sangat beracun. Nitrida sulfur mempunyai
rumus molekul S4N4 meleleh pada 1780C, tetapi dapat meledak bila dipanaskan
terlalu cepat.

Hidrazin, hidrosiklamin dan azida


Hidrazin merupakan cairan tak berwarna yang beracun, mendidih pada 113,5 0C
dan bersifat basa yang lebih lemah dari pada amonia. Bilangan oksidasi N pada
hidrazin adalah -2 hidrazin dibuat secara komersial melalui proses rasching, yaitu
oksidasi amonia oleh natrium hipoklorit.
2NH3(aq)+NaOCl(aq) ---- N2H4(aq) + NaCl(aq)+H2O
Hidrazin cair digunakan sebagai bahan bakar roket.untuk keperluan ini cair
dicampur dengan 1,1 dimetilhidrazin,suatu bahan yang dapat terbakar sendiri bila di
campur dengan hidrogen peroksida atau oksigen dari tangki oksigen cair.
Reaksi berlangsung sangat eksotermik, yaitu sebagai berikut:
N2H4(l)+O2(l) ----- N2(g)+2H2O(g) H = -621,3 kj
Hidroksilamin HONH2 berupa padatan putih meleleh pada 3500C bersifat bassa
dengan Kb = 6,6 x 10-9 pada 25oC. Bilangan oksidasi N pada hidroksi lamin adalah
-1.
Asam dirozoik mengandung N dengan biloks - dalam keadaan murni. Berupa

cairan tak berwarna yang sangat mudah meledak bersifat asam lemah. Ionazid
berbentuk linear dan simetris, berdasarkar teori ikatan palensi bentuk struktur
resoninsasinya sebagai berikut:
Ionazid dalam pelarut air memberlakukan seperti ion halida,karena itu sering di
sebut psudohalida. Diketahui ada beberapa garam yang di sebit sebagai azida. Azida
dari logam berat seperti timbal azida meledak bila terbentur dengan keras, karenanya
di gunakan sebagai tutup detonantor dan peralatan yang di rancang untuk
melendakan material lain.seperti bubuk mesium. Azid dari logam 1 A tidak mudah
meledak.

Asam Okso dan oksida nitrogen


a. Asam nitrat, dinitrogen penoksida dan ionitra
Senyawa dengan bilangan oksidasi nitrogen tertinggi +5 adalah asam nitrat di
nitrogen pentoksida dan ionitrat.
b. Oksida nitrogen lainnya
Di nitrogen oksida N2 O dapat di buat melalui reaksi penguraian amuniam nitrat.
Penggunaan utamanya adalah sebagai anestesis. Nitrogen oksida. Metode
labolatorium untuk membuat NO melibatkan reaksi Cu dengan HNO encer dingin.
Secara komersial NO di produksi melalui Oksidasi katalitik oksidasi MI
menghasilkan tahap pertama pengubahan NH3 menjadi senyawa nitrogen lainnya.
Nitrogen dioksida dapat di buat melalui reaksi CU dengan HNO pekat panas..
tetapi sering kali NO berwarna cokelat yang di amati dalam suatu reaksi yang
melibatkan HNO memberikan hasil reaksi NO yang tidak berwarna. NO segera di
oksidasi menjadi NO2 di udara.

Kegunaan Nitrogen Dalam Kehidupan Dan Bahayanya


Adapun kegunaan dari senyawa-senyawa nitrogen diantaranya:

Dalam bentuk amonia niotrogen , digunakan sebagai ahan pupuk, obat-obatan,


asam nitrat, urea, hidrasin, amin, dan pendingin.
Asam nitrat digunakan dalam pembuatan zat pewarna dan bahan peledak.
Nitrogen sering digunakan jika diperlukan lingkungan yang inert, misalnya dalam
bola lampu listrik untuk mencegah evaporasi filament
Sedangkan nitrogen cair banyak digunakan sebagai refrigerant (pendingin) yang
sangat efektif karena relatif murah
Banyak digunakan oleh laboratorium-laboratorium medis dan
laboratoriumlaboratorium penelitian sebagai pengawet bahan-bahan preservatif
untuk jangka waktu yang sangat lama, misalnya pada bank sperma, bank
penyimpanan organ-organ tubuh manusia, bank darah.

Selain kegunaan dari senyawa nitrogen adapula bahaya dari senyawa-senyawa


nitrogen diantaranya:
1. Jika oksida nitrat (N2O) mencapai stratosfer, ia membantu merusak lapisan ozon,
sehingga menghasilkan tingkat radiasi UV yang lebih tinggi dan risiko kanker
kulit serta katarak yang meningkat.
2. Nitrogen oksida (N2O) terlarut dalam air atmosferik membentuk hujan asam,
yang mengkorosi batuan dan barang logam dan merusak bangunan-bangunan
3. Nitrogen oksida (N2O) berkontribusi bagi pemanasan global.Walaupun
konsentrasi oksida nitrat di atmosfer sangat rendah dibanding karbon dioksida,
potensi pemanasan global oksida nitrat adalah sekitar 300 kali lebih besar.
4. Kelebihan nitrogen di perairan menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam
air sehingga menyebabkan kepunahan kehidupan di perairan.

AMONIA

Pembuatan Amonia dengan Proses Haber Bosch

Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch, Nitrogen terdapat melimpah di


udara, yaitu sekitar 78% volume. Walaupun demikian, senyawa nitrogen tidak
terdapat banyak di alam. Satu-satunya sumber alam yang penting ialah NaNO3 yang
disebut Sendawa Chili. Sementara itu, kebutuhan senyawa nitrogen semakin banyak,
misalnya untuk industri pupuk, dan bahan peledak. Oleh karena itu, proses sintesis
senyawa nitrogen, fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang sangat
penting. Metode yang utama adalah mereaksikan nitrogen dengan hidrogen
membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain
seperti asam nitrat dan garam nitrat.

Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan
amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang
insinyur kimia juga dari Jerman.

Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk


ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan
tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah,
bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dilain pihak, karena reaksi ke kanan eksoterm,
penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula
dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan
katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Seiring
dengan kemajuan teknologi, digunakanlah tekanan yang jauh lebih besar, bahkan
mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk
segera dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi
(dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuran gas
dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga terbentuk
amonia. Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis amonia :
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz
Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan
amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang
insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia adalah
:

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -92,4Kj Pada 25oC : Kp = 6,2105

Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk


ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukanNH3) adalah suhu rendah dan tekanan
tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah,
bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm,
penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula
dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan
katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Reaksi kekanan pada pembuatan amonia adalah reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm
lebih baik jika suhu diturunkan, tetapi jika suhu diturunkan maka reaksi berjalan
sangat lambat . Amonia punya berat molekul 17,03. Amonia ditekanan atmosfer
fasanya gas. Titik didih Amonia -33,35 oC, titik bekunya -77,7 oC, temperatur &
tekanan kritiknya 133 oC & 1657 psi. Entalpi pembentukan (H), kkal/mol NH3(g)
pada 0oC, -9,368; 25 oC, -11,04. Pada proses sintesis pd suhu 700-1000oF, akan
dilepaskan panas sebesar 13 kkal/mol. Kondisi optimum untuk dapat bereaksi dengan
suhu 400- 600oC, dengan tekanan 150-300 atm.

Kondisi Optimum Pembuatan NH3

Reaksi : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H= -924 kJ

1. Suhu

a) Reaksi bersifat eksoterm

b) Suhu rendah akan menggeser kesetimbangan kekanan.

c) Kendala:Reaksi berjalan lambat 400-600Oc

2. Tekanan

a) Jumlah mol pereaksi lebih besar dibanding dengan jumlah mol produk.

b) Memperbesar tekanan akan menggeser kesetimbangan kekanan.

c) Kendala Tekanan sistem dibatasi oleh kemampuan alat dan faktor keselamatan
pada 150-300 atm
3. Konsentrasi

Pengambilan NH3 secara terus menerus akan menggeser kesetimbangan kearah


kanan

4. Katalis

Katalis tidak menggeser kesetimbangan kekanan, tetapi mempercepat laju reaksi


secara keseluruhan. Pengaruh katalis pada sistem kesetimbangan adalah dapat
mempercepat terjadinya reaksi kekanan atau kekiri, keadaan kesetimbangan akan
tercapai lebih cepat tetapi katalis tidak mengubah jumlah kesetimbangan dari
spesies-spesies yang bereaksi atau dengan kata lain katalis tidak mengubah nilai
numeris dalam tetapan kesetimbangan. Peranan katalis adalah mengubah
mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk.

Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme


suatu reaksi yang lebih rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan
energi aktivasi lebih rendah menyebabkan maka lebih banyak partikel yang
memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi halangan energi aktivasi
sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah sehingga laju meningkat.
Perbandingan reaksi dengan katalis dan tanpa katalis dapat dilihat pada gambar
dihalaman berikut:

Dengan kemajuan teknologi sekarang digunakan tekanan yang jauh lebih besar,
bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang
terbentuk segera dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen
dikompresi (dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian
campuran gas dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga
terbentuk amonia. Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis amonia

The first step in the process is to make lime from limestone:

CaCO3 + heat CaO + CO2

this is then heated with Coal in an an anoxic environment to make Calcium


Carbide:

CaO + 3C + heat CaC2 + CO

The actual nitrogen fixing comes from reacting Calcium Carbide with pure
Nitrogen, thus for this process to be industrially practical it required the Linde
process of fractionation of liquid air. The reaction takes place at 2atm or ~0.2MPa,
heated by through the Ohmic heating of a Carbon rod:

CaC2 + N2 CaCN2 + C

Finally in the quest to make Ammonia, the Calcium Cyanamide is mixed with
water and NaOH (as a catalyst) for hydrolysis:
CaCN2 + H2O 2NH3 + CaCO3

The Calcium Carbonate can easily be separated as it is a solid, and the Ammonia
can be distilled, allowing the NaOH to be recycled back for more hydrolysis.

Contrast this with the Haber-Bosch process for making Ammonia, which at the
time required the same costly liquid air seperator as well as an electrolytic seperator
for producing hydrogen and higher pressure catalytic reactor:

By simply glaring at it one sees that, as a way of making Ammonia, the Haber-
Bosh process is by far simpler. Since it doesnt require multiple furnaces and the
intermediary steps of producing Cyanamide its operating costs should be lower
(assuming one has an efficient electrolysis system for hydrogen). Of course the
Ammonia reactor requires an expensive catalyst and recycle system since a single
pass is not particularly efficient.
VI. Cara Kerja :

A. Cara Kerja Percobaan Nitrogen Ammonia

1. NaNO3( 0,3 gram


dalam 10 ml air)

Dimasukkan dalam labu suling

+ NH4Cl ( 0,3 gram dalam 10 ml air)

Dihangatkan dan kran corong dibuka


Gas Nitrogen
Ditampung dalam gelas ukur berisi penuh air

Diukur volumenya
Volume Gas
Diuji dengan nyala api dan diamati
2. 0,25 gram NaNO2
Api mati
Dilarutkan dalam 2,5 ml air dan dibagi 2

Tabung 1 Tabung 2
+ beberapa tetes H2SO4 Diencerkan 4x dengan air
Uap dan warna Diambil 2 ml
Larutan encer
+ larutan KI

+ larutan amilum

3. Larutan H2SO4 encer


encer
0,5 ml FeSO4 0,2 M 1 ml HNO3 encer
Dituang perlahan + H2SO4 pekat sama banyaknya
melalui dinding
1 ml NH4OH 2M didinginkan

4. Dialiri gas H2S


Cincin Tengguli
+ 1 ml ammonium 0,1M

Dikocok dengan bunga belerang


Larutan berwarna
Disaring
kuning
5. 1 ml NH4OH 2M
Dicampur dengan Ca(OH)2

Dipanaskan

Diujijadi
Lakmus merah kertas
birulakmus

Pengaduk yang telah dicelupkan dalam HCl pekat dimasukkan

Diamati
Lakmus biru jadi
merah
6. 5 ml NH4OH pekat
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml

Dipanaskan
Gas NH3

Ditampung dengan tabung reaksi

Dibiarkan beberapa menit

Gas 1 Gas 2
Diuji dengan pengaduk kaca Diletakkan dalam gelas kimia
yang telah dicelupkan dalam berisi air
HCl pekat
Ditetesi indikator PP
Timbul Gas Larutan berwarna
merah muda
VII. Hasil Pengamatan :

A. Tabel Pengamatan Percobaan Nitrogen dan Ammonia

PengamatanPraktikum
No. Reaksi Teori Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1 a. NaNO2 : kristal a. NaNO2 + air : a. NaNO2(aq) + a. Dengan mereaksikan Gas nitrogen dibuat
berwarna kuning larutan berwarna NH4Cl(aq) NaNO2 dan NH4Cl dengan mereaksikan
b. NH4CL : kristal
kuning NaCL(aq) + N2(g) + dengan bantuan suhu NaNO2 dan NH4Cl
berwarna putih b. NH4Cl + air :
2H2O(l) dapat memebentuk melalui pemanasan.
c. Air : tak
larutan tak b. NaNO2(s) + H2O(l)
gasa nitrogen Hal ini dibuktikan
berwarna
berwarna NaNO2(aq) b. Gas nitrogen adalah
dengan padamnya
c. Larutan NaNO2 c. NH4Cl(s) + H2O(l)
gas yang tidak reaktif
nyala api.
+ larutan NH4Cl (aq)
sehingga gas nitrogen
NH4Cl : larutan
tidak mudah bereaksi
tak berwarna
dengan gas-gas
d. Larutan +
lainnya termasuk
dipanaskan :
oksigen
terbentuk gas
c. Garam dari logam gol
nitrogen
IA dapat larut dalam
e. Diuji nyala :
air dan garam dari
mati
f. Volume gas : golongan halogen
150 ml dapat larut dalam air
2 a. NaNO2 : kristal a. NaNO2 + air : a. NaNO2(s) +H2O(l) a. Garam dari logam Gas NO2 terbentuk saat
berwarna kuning larutan berwarna NaNO2(aq) golongan IA dapat mereaksikan NaNO2
b. KI : larutan tak b. 2NaNO2(aq) +
kuning larut dalam air dengan H2SO4.
berwarna b. Larutan + H2SO4 H2SO4(aq) b. NaNO2 jika
Perubahan warna
c. Amilum :
: larutan tak Na2SO4(aq) direaksikan dengan
larutan menjadi ungu
larutan tak
berwarna +2NO2(g) + H2(g) H2SO4 akan
dikarenakan adanya
berwrana c. 2NaNO2(aq) + 2KI(aq)
terbentuk uap menghasilkan gas
d. H2SO4 : larutan pembebasan ion iod
+ 2H2SO4(aq)
berwarna kuning hidrogen dan NO2 serta
tak berwarna
c. Larutan + Na2SO4(aq)
larutan Na2SO4
diencerkan 4x : +K2SO4(aq) + 2H2O(l) c. NaNO2 jika
larutan tak + 2NO(g) + I2(aq) direaksikan dengan KI
berwarna dan H2SO4 akan
d. Larutan + KI +
menghasilkan larutan
amilum : larutan
Na2SO4, K2SO4, dan I2
tak berwarna
serta gas NO dan iar.
e. Larutan +
d. Amilum dapat bereaksi
H2SO4 : larutan
dengan Iod
berwarna ungu
membentuk larutan
kecoklatan
berwarna ungu
3 a. HNO3 : larutan a. HNO3 + H2SO4 : a. 2HNO3(aq) + a. Jika HNO3 direaksikanSenyawa kompleks
tak berwarna larutan tak 3H2SO4(aq) + dengan H2SO4 dan cincin tengguli
b. FeSO4 : larutan
berwarna 6FeSO4(aq) 2NO(g) FeSO4 akan terbentuk [Fe(NO)]SO4 dpat
tak berwarna b. Larutan + + 4H2O(l) + senyawa kompleks terbentuk dari reaksi
c. H2SO4 : larutan
FeSO4 : 3Fe2(SO4)3(aq) yaitu [Fe(NO)]SO4 HNO3 dengan FeSO4
tak berwarna b. FeSO4(aq) + NO(g)
terbentuk cincin
[Fe(NO)]SO4(aq)
tengguli
berwarna kuning

4 a. NH4OH : larutan a. NH4OH dialiri a. NH4OH(aq) + H2S(g) a. Jika NH4OH Sifat nitrogen yang tidak
tak tak berwarna H2S : larutan tak (NH4)2S(aq) + direaksikan dengan gas reaktif hal ini
b. Ammonium :
berwarna 2H2O(l) H2S maka akan dibuktikan dengan
larutan tak b. Larutan + b. (NH4)2S (aq) + S(s)
terbentuk senyawa adanya endapan
berwarna ammonium : (NH4)2S2(aq)
(NH4)2S. kuning.
c. Bunga belerang :
larutan tak b. Jika (NH4)2S
serbuk kuning
berwarna direaksikan dengan
c. Dikocok dengn
serbuk belerang maka
bunga belerang :
akan terbentuk
larutan berwarna
(NH4)2S2
kuning +
endapan
berwarna kuning
d. Disaring filtrat :
larutan berwarna
kuning, residu :
endapan kuning

5 a. NH4Cl : serbuk a. NH4Cl + air : a. NH4Cl(aq) + a. Jika NH4Cl Gas ammonia terbentuk
putih larutan tak Ca(OH)2(s) + direaksikan Ca(OH)2 dari reaksi NH4Cl
b. Air : tak
berwarna dipanaskan NH3(g) serta dipanaskan maka dan Ca(OH)2 yang
berwarna b. Larutan +
+ H2O(l) + CaCl2(s) akan terbentuk gas bersifat basa
c. Ca(OH)2 :
Ca(OH)2 : b. NH3(g) + HCl(aq)
NH3 yang bersifat basa dibuktikan dengan
serbuk putih
larutan tak NH4Cl(aq)
d. HCl pekat : tak serta padatan CaCL2 perubahan warna
berwarna ada
berwarna dan air kertas lakmus merah
e. Kertas lakmus endapan b. Jika Gas NH3
jadi biru lalu diuji
merah berwarna putih direaksikan dengan
dengan HCl semua
f. Kertas lakmus c. Larutan +
HCl maka akan
kertas lakmus
biru dipanaskan +
terbentuk senyawa
berubah jadi merah
diuji dengan
NH4Cl yang bersifat
hal ini menunjukkan
kertas lakmus :
asam
bahwa NH4CL
kertas lakmus
bersifat asam.
merah manjadi
biru, kertas biru
tetap biru
d. HCl dicelupkan :
kertas lakmus
biru jadi merah,
lakmus merah
yang jadi biru
kembali menjadi
merah

6 a. NH4OH pekat : a. NH4OH a. NH4OH(aq) + a. Jika NH4OH Gas ammonia dapat


tak berwarna dipanaskan : dipanskan NH3(g) + dipanaskan akan dibuat dengan
b. HCl pekat : tak
terbentuk gas H2O(l) terbentuk gas NH3 dan memanaskan larutan
berwarna b. NH3(g) + HCl(aq)
NH3 air NH4OH yang
c. PP : tak
b. Gas NH3 diuji NH4Cl(aq) b. Jika gas NH3
bersifat basa ditandai
berwarna c. NH3(g) + H2O(l)
dengan direaksikan dengan air
dengan prubahan
NH4OH(aq)
pengaduk yang maka akan terbentuk
warna menjadi
ada HCl : timbul NH4OH
merah muda setelah
c. Jika Gas NH3
uap
ditambah dengan PP.
c. Diuji dengan PP direaksikan dengan
dalam gelas HCl maka akan
kimia berisi air : terbentuk senyawa
larutan berwarna NH4Cl
merah muda (++)
VIII. PEMBAHASAN :

A. Analisis Data

Diskusi

IX. Kesimpulan

X. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan Pembuatan gas Nitrogen dan ammonia di laboratorium
Jawab:
a. Pembuatan gas nitrogen di laboratorium
Dalam skala kecil (skala laboratorium), gas nitrogen dabat dibuat mlalui
pemanasan senyawa azida, seperti natrium azida (NaN3) dan barium
azida (Ba(N3)2), pemanasan ini menghasilkan gas nitrogen dan logam
natrium
2NaN3(s) dipanaskan 2Na(s) + 3N2(g)
Selain diperoleh dari pemanasan senyawa azida, nitrogen juga dapat
dihasilkan dari pemanasan secara perlahan-lahan larutan ammonium
nitrit (NH4NO2)
NH4NO2(aq) dipanaskan 2H2O(l) + N2(g)
Ammonium nitrat yang digunakan dibuat dengan cara mereaksikan
natrium nitrit dan ammonium klorida menurut reaksi berikut
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq) dipanaskan NH4NO2(aq) + NaCl(aq)

b. Pembuatan ammonia (NH3) dilaboratorium


Dalam skala laboratorium, ammonia dibuat dengan cara mereaksikan
garam amaonia klorida dengan basa kuat atau oksida basa menurut reaksi
berikut:
NH4Cl + NaOH NH3 + NaCl + H2O
2NH4Cl + CaO 2NH3 + CaCl2 + H2O
2. Jelaskan sifat-sifat kimia nitrogen
Mempunyai Konfigurasi [He] 2s2 2p3
Dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -3, +5, +4, dan +2.
Mempunyai struktur heksagonal
Mempunyai potensial ionisasi 14,534 Volt
Mempunyai energi ionisasi k-1 = 1402,3 kJ/mol
k-2 = 2856 kJ/mol
k-3 = 45781 kJ/mol
Mempunyai nilai elektronegativitas 3,04
Mempunyai konduktivitas kalor 0,02598 W/mK
Mempunyai harga entalpi pembentukan 0,36 kJ/mol
Mempunyai harga bentalpi penguapaan 2,7928kJ/mol
Berupa gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak beracun.
Mudah menguap
Tidak reaktif
Bersifat diamagnetik
Elektronegatifannya paling tinggi dalam satu golongan
3. Tulis Persamaan Reaksi semua percobaan diatas
Percobaan 1 :
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq) NaCL(aq) + N2(g) + 2H2O(l)

NaNO2(s) + H2O(l) NaNO2(aq)

NH4Cl(s) + H2O(l) NH4Cl (aq)


Percobaan 2 :
NaNO2(s) +H2O(l) NaNO2(aq)

2NaNO2(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) +2NO2(g) + H2(g)

2NaNO2(aq) + 2KI(aq) + 2H2SO4(aq) Na2SO4(aq) +K2SO4(aq) +


2H2O(l) + 2NO(g) + I2(aq)
Percobaan 3 :
2HNO3(aq) + 3H2SO4(aq) + 6FeSO4(aq) 2NO(g) + 4H2O(l) +
3Fe2(SO4)3(aq)

FeSO4(aq) + NO(g) [Fe(NO)]SO4(aq)


Percobaan 4 :
NH4OH(aq) + H2S(g) (NH4)2S(aq) + 2H2O(l)

(NH4)2S (aq) + S(s) (NH4)2S2(aq)

Percobaan 5 :
NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(s) + dipanaskan NH3(g) + H2O(l) + CaCl2(s)

NH3(g) + HCl(aq) NH4Cl(aq)


Percobaan 6 :
NH4OH(aq) + dipanskan NH3(g) + H2O(l)

NH3(g) + HCl(aq) NH4Cl(aq)


NH3(g) + H2O(l) NH4OH(aq)
4. Sebutkan kegunaan ammonium
Bahan pembuatan baterai
Campuran dalam produk cat rambut dan obat pelurusan rambut
Dalam pabrik es, amonia cair digunakan sebagai pendingin (refrigerant)
karena amonia cair mudah menguap dan akan menyerap panas sehingga
menimbulkan efek pembekuan
Sebagai bahan peledak
Untuk membuat hidrazin
Untuk membuat senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat,
amonium klorida, amonium nitrat
Untuk pembuatan pupuk, terutama urea dan ZA (Zwavelzur amonium =
amonium sulfat)

XI. Daftar Pustaka


TIM. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Surabaya
SOLORZANO, L. 1969. Determination of ammonia in natural waters by the
n phenolhypochlorite method. Limnol. Oceanogr. 14:799.
PARSONS, T.R., Y. MAITA & C.M. LALLI. 1984. A Manual of Chemical and
Biological Methods for Seawater Analysis. Pergamon Press, Elmsford,
N.Y.
Lee, J.D.. Concise Inorganic Chemistry: Fourth Edition. London: Chapman
& Hall

XI. Daftra Pustaka

Achmad, Hiskia.1992. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: Institut Teknologi


Bandung
Lee, J.D.. Concise Inorganic Chemistry: Fourth Edition. London: Chapman &
Hall
PARSONS, T.R., Y. MAITA & C.M. LALLI. 1984. A Manual of Chemical and
Biological Methods for Seawater Analysis. Pergamon Press, Elmsford, N.Y.
SOLORZANO, L. 1969. Determination of ammonia in natural waters by the
n phenolhypochlorite method. Limnol. Oceanogr. 14:799.
Sunardi. 2006. 116 Unsur Kimia. Yrama Widya, Bandung.

Tim Dosen Kimia Anorganik II. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II
Unsur unsur Golongan Utama. Surabaya : Laboratorium Kimia Anorganik
FMIPA Surabaya

XII. Lampiran Foto

Perc. Foto Keterangan


1. Ditimbang 0.3 gram
NaNO3, kemudian
dilarutkan dalam 10
mL air.
Ditimbang NH4Cl,
kemudian dilarutkan
dalam 10 mL air.

NaNO3 dan NH4Cl


dimasukkan kedalam
labu suling.
Dihangatkan dan
corong kran dibuka.
Gas nitrogen yang
terbentuk ditampung
dalam gelas ukur yang
berisi air penuh dalam
keadaan terbalik.
Diukur volume yang
didapat

Diuji nyala api, api


padam
0.25 gram NaNO2
dilarutkan dalam 2.5
mL air kemudian
dibagi kedalam dua
tabung

Tabung pertama
ditambah dengan
beberapa tetes H2SO4.
2
Tabung kedua
diencerkan 4x dengan
air.

Diambil 2mL
larutan pada tabung
2, (+) larutan KI, (+)
larutan amilum, (+)
H2SO4 encer
1 mL HNO3 encer (+) 1
mL H2SO4 pekat

Tambahkan 0.5 mL
FeSO4 kedalam
campuran 1 mL HNO3
encer (+) 1 mL H2SO4
pekat yang telah dibuat
secara perlahan melalui
dinding tabung hingga
terbentuk cincin
tengguli

4 1 mL NH4OH 2M
dialiri gas H2S
Ditambahkan 1 mL
ammonium 0.1 M

Dikocok dengan bunga


belerang

Disaring hingga
dihasilkan larutan
kuning jernih
1 mL NH4OH
dicampur dengan
Ca(OH)2.

Dipanaskan, kemudian
diuji dengan kertas
5
lakmus. Lakmus merah
berubah menjadi biru

Diuji dengan spatula


yang telah dicelupkan
kedalam HCl pekat,
lakmus menjadi merah
6

5 mL NH4OH pekat
dimasukkan kealam
Erlenmeyer berpipa
samping 100 mL
Dipanaskan. Gas yang
dihasilkan ditampung
dalam gelas ukur.

Gas yang didapat diuji


dengan spatula yang
telah dibasahi HCl
pekat
Gas yang dihasilkan
tersebut dialirkan
kedalam gelas kimia
berisi aquades,
kemudian ditambahkan
indicator PP.

You might also like