Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Kasus wanita berusia 23 tahun dengan perdarahan haid memanjang dan perut membesar sejak 3 bulan, pada pemeriksaan didapat massa
mioma dan dari pemeriksaan ultrasonografi didapat massa pada bagian posterior uterus dengan diameter 8 cm. Dilakukan operasi laparoskopi
menggunakan 1 lubang utama sebagai jalan masuk kamera utama dan 3 lubang tambahan sebagai akses instrumen operasi. Berhasil dikeluarkan
massa mioma melalui dinding abdomen dengan morselasi. Laparoskopi merupakan teknik operasi dengan luka minimal, risiko infeksi lebih
rendah, dan durasi rawat inap pasca-operasi lebih pendek.
Abstract
The case was 23 year-old woman with abnormal uterine bleeding and abdomen enlarged since 3 months. The examination found abdominal
fibroid mass, and ultrasound examination revealed mass from posterior uterus with diameter 8 cm. Laparoscopy was performed using 1 primary
hole as an camera entry point and 3 accessory holes as entry for laparoscopy instrument. A fibroid mass was evacuated through abdominal
wall with morcellation. Laparoscopy with minimal operation wound, allow lower infection rate and lower post operation hospital stay. Thirafi
Prastito, Dennis Tjandrawinata, Surya Adi Pramono. Laparoscopic Myomectomy for Subserous Uterine Myoma
PENDAHULUAN menutup kavum endometrium dan tuba. 45 tahun. Setelah menopause, hanya kira-kira
Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim 10% mioma masih tumbuh.2
dan jaringan ikat di sekitarnya; dikenal juga Tindakan miomektomi dapat dilakukan
dengan istilah fibromioma, leiomioma, dengan laparotomi, histeroskopi, ataupun Etiologi
atau fibroid. Kurang lebih 20% wanita usia laparaskopi.3 Keunggulan laparaskopi adalah Penyebab pasti mioma uteri tidak diketahui
reproduktif mempunyai mioma uteri yang masa penyembuhan dan risiko infeksi pasti, jarang ditemukan sebelum usia
kebanyakan asimptomatik. Mioma belum lebih rendah.3 Risiko teknik pembedahan pubertas, dipengaruhi oleh hormon
pernah ditemukan sebelum menarche, hanya ini termasuk perlengketan, trauma organ reproduksi, dan mayoritas bermanifestasi
kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh sekitar seperti usus, ovarium, rektum serta selama usia reproduktif. Tidak ada bukti kuat
setelah menopause.1 perdarahan.4 Sampai saat ini miomektomi bahwa estrogen menjadi penyebab mioma,
dengan laparaskopi merupakan prosedur tetapi diketahui bahwa hormon memang
Neoplasma jinak ini membentuk lingkaran standar mioma uteri pada wanita yang masih menjadi prekursor pertumbuhan miomatosa.3
sel otot-otot polos dengan kolagen, mungkin ingin mempertahankan fungsi reproduksinya.2
satu atau lebih dengan berbagai ukuran. Faktor Risiko:1
Mioma uteri mempunyai ciri khas, yaitu bulat, Epidemiologi 1. Usia penderita
keras, berwarna putih hingga merah muda Mioma uteri terdapat pada 20-25% perempuan 2. Hormon endogen
pucat, sebagian besar terdiri dari otot polos usia reproduksi, faktor penyebabnya tidak 3. Riwayat keluarga
dengan beberapa jaringan ikat.1 diketahui pasti. Insidensnya 3-9 kali lebih 4. Berat badan
banyak pada ras kulit berwarna dibandingkan 5. Kehamilan dan paritas
Miomektomi adalah pengambilan mioma dengan ras kulit putih. Mioma uteri merupakan 6. Kebiasaan merokok
saja tanpa pengangkatan uterus. Pada tumor pelvis terbanyak pada organ reproduksi
wanita yang sudah menjalani miomektomi wanita. Jarang sekali ditemukan pada wanita Patofisiologi
kemungkinan hamil sekitar 30-50%,2 pasca-menopause dan belum pernah Mioma uteri berasal dari sel otot polos
persentase ini didapatkan pada kasus mioma dilaporkan terjadi sebelum menarche, paling miometrium; menurut teori onkogenik
yang mengganggu saluran reproduksi, seperti banyak ditemukan pada wanita berumur 35- patogenesis mioma uteri dibagi menjadi 2
Alamat Korespondensi email: rafi.prastito@gmail.com
pada beberapa bidang tidak hanya ukuran tinggi 8 cm; kedua tuba dan ovarium Langkah Operasi Mioma Subserosa:
menyerupai tetapi juga bergabung dalam batas normal. Terdiri dari 10 langkah antara lain:
dengan uterus, uterus membesar dan 1. Visualisasi massa mioma yang baik dan
berbentuk tak teratur. TEKNIK MIOMEKTOMI LAPAROSKOPI posisi trocar yang sesuai (Gambar 3)
Foto BNO/IVP penting untuk menilai Persiapan Pre-Operasi 2. Identifikasi anatomi mioma, organ lain,
massa rongga pelvis serta menilai Satu minggu sebelum operasi disiapkan dan pembuluh darah harus jelas
fungsi ginjal dan perjalanan ureter. transfusi darah. Persiapan puasa sebelum 3. Infiltrasi dengan agen vasokonstriktor
Histerografi dan histeroskopi untuk operasi, dan diberi profilaksis antibiotik. 4. Orientasi insisi uterus
menilai pasien mioma submukosa 5. Instrumen yang adekuat untuk ekstraksi
disertai infertilitas. Posisi Pasien di Ruang Operasi massa mioma
Laparaskopi untuk evaluasi massa Pasien diposisikan dalam posisi litotomi, 6. Teknik yang baik untuk ekstraksi dan
pelvis.8,9 lengan berada di samping tubuh untuk koagulasi arteri utama pada massa mioma
memudahkan operator saat operasi. Kaki 7. Penjahitan myoma bed
Indikasi Operasi ditekuk 90 derajat. Kateter Foley dipasang. 8. Morselasi jaringan mioma
Indikasi bedah untuk mioma uteri menurut 9. Evaluasi cedera organ lain dan perdarahan
American College of Obstetricians and rongga abdomen
Mulut serviks distabilisasi oleh tenaculum,
Gyneclogist (ACOG) dan American Society of 10. Perawatan luka pasca-operasi
dilebarkan menggunakan Hegar dan
Reproductive Medicine (ASRM):8 manipulator uterus dimasukkan agar mioma
Perdarahan uterus yang tidak responsif dapat dimanipulasi. Rongga abdomen diberi
terhadap terapi konservatif gas CO2 saat pemasangan trocar pertama
Dugaan adanya keganasan dengan tekanan 20 mmHg.
Pertumbuhan mioma pada massa
menopause
Posisi dan Pemasangan Trocar
Infertilitas karena gangguan pada kavum
Miomektomi menggunakan teknik standar 3
uteri ataupun karena oklusi tuba
trocar:
Nyeri dan penekanan organ lain yang
1. Laparaskopi 11 mm pada posisi umbilikal Gambar 3. Visualisasi identifikasi massa mioma
sangat menganggu subserosa
2. Dua trocar (5 mm) pada lateral dari arteri
Gangguan berkemih ataupun obstruksi
epigastrik.
traktus urinarius 1. Infiltrasi dengan Vasokonstriktor
3. Trocar ketiga (5 mm) diletakkan pada garis
Anemia akibat perdarahan Untuk mengurangi vaskularisasi dan risiko
midline, setingkat, atau lebih tinggi dari
kedua trocar sebelumnya. perdarahan, dilakukan injeksi vasopressin
LAPORAN KASUS menggunakan jarum laparaskopi (apabila
Perempuan, 23 tahun, infertil primer 3 tahun Instrumen yang diperlukan: tidak tersedia, dapat menggunakan jarum
datang dengan keluhan perut terasa ada Bipolar anestesi epidural secara transabdominal)
massa sejak 3 minggu. Keluhan ini juga Monopolar hook hingga warna berubah menjadi pucat
disertai perdarahan berupa flek-flek dari alat Gunting (Gambar 4). Setelah injeksi vasopressin risiko
genital. Dalam 3 bulan terakhir menstruasi Grasping forceps perdarahan diharapkan minimal saat tindakan
dirasakan makin panjang dan banyak. Screw myoma laparoskopi miomektomi.
Perdarahan menstruasi dirasakan makin Irigator/suction
bertambah dari 3-4 pembalut/hari menjadi Set jahit
5-7 pembalut/hari. Ditemukan perdarahan Manipulator uterus
uterus abnormal tanpa nyeri haid. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan mata, mulut,
paru, dan jantung dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan: teraba
massa uterus setinggi pusat simfisis
pubis dan terdapat nyeri tekan suprapubik.
Pemeriksaan ginekologi pada inspeksi vulva/ Gambar 4. Injeksi vasopressin pada massa mioma
uretra tampak tenang, pada pemeriksaan
vaginal touche didapatkan serviks normal, 2. Insisi
teraba benjolan pada kavum uteri dengan Untuk mioma subserosa dan intramural, baik
ukuran 8 cm dengan permukaan massa di anterior maupun posterior, insisi vertikal
rata, berbatas tegas, mudah digerakkan, saat dilakukan pada lapisan serosa yang menutupi
Gambar 2. Posisi trocar utama 11 mm dan trocar 5
serviks digerakkan massa teraba ikut bergerak, bagian mioma hingga bagian pseudokapsul
mm saat laparoskopi9
tidak ada nyeri goyang porsio. Dari USG mioma tersebut dengan menggunakan hook
didapatkan massa uterus membesar dengan monopolar atau gunting. Ini merupakan