Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
oleh
111101101
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
judul Pengalaman Perawat dalam Memberikan Perawatan Paliatif pada Pasien
Kanker di Rumah Sakit Murni Teguh Medan.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dr. Dedi
Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara, demikian juga kepada ErniyatiS.Kp., MNS selaku Pembantu Dekan I serta
seluruh staf dan dosen pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
menyelesaikan studi jenjang Sarjana Keperawatan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dewi Elizadiani Suza,
S.Kp., MNS., Ph.D selaku dosen pembimbing yang sudah meluangkan waktu
untuk membimbing saya dalam penulisan skripsi ini, memberikan pengetahuan,
bimbingan, motivasi dan masukan yang sangat bermanfaat sehingga penyusunan
skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Erniyati S.Kp.,
MNS dan Ners Asrizal M.Kep., RN., WOC(ET)N., CHt. N selaku dosen penguji
yang juga banyak memberi saran dan masukan yang membangun dalam penulisan
skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih teristimewa kepada kedua
orang tua, ayahanda Darwis Pardede dani bunda Ellya Pakpahan yang
telahmemberikan cinta kasihnya serta doa yang mereka panjatkan demi
kelancaran penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan
kepada adik-adik penulis yaitu Sonia, Cantika dan Agnesya serta kakak laki-laki
penulis yaitu Raffles, yang selalu menyemangati, menghibur dan membuat ceria
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan
angkatan 2011 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara teristimewa
untuk sahabat penulis Tabita, Loravina, Friska, Zevelyn, Junjungan dan Desy
yang telah banyak membantu, menyemangati dan member motivasi untuk
iv
Penulis
111101101
Halaman
Halamanjudul .............................................................................................. i
PernyataanOrisinalitas................................................................................. ii
Halamanpengesahan .................................................................................... iii
Prakata ..................................................................................................... iv
Daftarisi v
Daftartabel ................................................................................................... vi
Abstrak ....................................................................................................... vii
vi
Daftarpustaka ................................................................................................. 67
Lampiran-lampiran ......................................................................................... 73
Lampiran 1 Inform consent
Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi partisipan
Lampiran 3 Kuesioner data demografi
Lampiran4 Panduan wawancara
Lampiran5 Surat uji validitas pertanyaan wawancara
Lampiran6 Surat komisi etik
Lampiran 7 Surat ijin penelitian
Lampiran 8 Surat selesai penelitian
Lampiran 9 Jadwal penelitian
Lampiran 10 Anggaran dana
Lampiran 11 Lembar bukti bimbingan
Lampiran 12 Lembar pernyataan perubahan judul skripsi
Lampiran 13 Riwayat hidup
vii
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRAK
ix
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol
normal yang mencegah pertumbuhan berlebihan pada sel dan invasi jaringan lain
tidak berfungsi akibatnya sel terus berkembang dan bertumbuh. Sel-sel aktif
membelah dan tumbuh sehingga tidak lagi membutuhkan sinyal khusus untuk
dan menyebar dari sel-sel abnormal di dalam tubuh. Sel-sel kanker terus
membelah dan dengan demikian menciptakan lebih banyak sel bahkan ketika
paling banyak di derita oleh orang dewasa adalah kanker paru-paru, payudara,
kolorektal, prostat, dan kulit. Jenis kanker yang paling banyak diderita oleh anak-
Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 per orang. Kanker
dari seluruh penyebab kematian. Kanker payudara dan leher rahim merupakan
jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah
sakit di Indonesia, dengan jumlah pasien sebanyak 12.014 orang (28,7%) untuk
payudara, dan kanker leher rahim 5.349 orang (12,8%), leukemia 4.342 orang
(10,4%), lymphoma 3.486 orang (8,3%) dan kanker paru 3.244 orang (7,8%).
orang di diagnosa kanker setiap tahun dan setiap hari ada 910 orang di diagnosa
kanker. Kanker yang paling sering di diagnosa adalah kanker payudara (15%),
paru-paru (13%), prostat (13%), usus (13%), kulit (4%), kandung kemih (3%),
ginjal (3%), tumor otak (3%), pankreas (3%), dan kanker lainnya (28%).
meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus 2012.
Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi
8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia
insiden kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal
akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan
lebih cepat.
Faktor yang diduga dapat menyebabkan kanker yaitu faktor genetik, gaya
hidup, lingkungan yang terpapar radiasi dan zat kimia tertentu (American Cancer
kanker, kurangnya pengetahuan dan pengenalan dini tentang gejala kanker serta
baik apabila di diagnosa pada stadium awal, penggunaan obat-obatan yang efektif
serta usia dan karakteristik penderita. Penanganan pada kasus kanker meliputi
kanker tindakan tersebut dalam waktu yang lama dapat menimbulkan efek
samping berupa nyeri, kelelahan yang hebat, dan lesi pada kulit (Graham &
Chordas, 2003)
diagnosa kanker rata-rata harapan hidup hanya 5 tahun tetapi sekarang dengan
kanker di diagnosis pada 2004-2010 adalah 68%, naik dari 49% pada 1975-1977.
fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi
hidupnya. Maka kebutuhan pasien tidak hanya berfokus pada pengobatan gejala
fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan
bahwa penderita kanker yang menerima perawatan paliatif di hospice care pada
tahun 2009 sebanyak 1,3 juta penderita dan tahun 2013 sebanyak 1,5 juta
penderita. Penderita kanker yang meninggal di hospice care pada tahun 2009
sebanyak 1,1 juta penderita dan pada tahun 2013 sebanyak 1.3 juta penderita.
yang terbatas dimana tidak ada harapan yang rasional untuk dapat sembuh.
timbul selama proses pengobatan, kualitas hidup penderita dan keluarga serta
dukungan keluarga.
memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-
memastikan akhir kehidupan pasien kanker adalah bermartabat dan hal itu harus
pasien kanker dan keluarga, serta menyediakan perawatan yang cukup dan
sebagai bagian dari unit keluarga dan melibatkan keluarga dalam perencanaan dan
pemberian perawatan. Penelitian ini di dukung Brook dan Hain (2008) yang
stres dan kelelahan ketika merawat pasien kanker yang sekarat. Perawat perlu
paliatif dan perawat juga perlu untuk mengelola serta mampu mengatasi
Ketika mengalami kesedihan perawat menemukan diri mereka dalam peran yang
saling bertentangan. Pada satu sisi mereka adalah orang-orang yang harus tetap
kuat dalam memberikan dukungan, pada sisi lain mereka juga terpengaruh oleh
mengadopsi mekanisme koping yang tidak efektif seperti menghindari diri dari
Hal ini juga didukung oleh penelitian Wright dan Hogan (2008) yang
kesedihan ketika pasien mereka meninggal dan banyak perawat yang minimal
serta hambatan dari pemberi perawatan. Sejalan dengan penelitian di atas banyak
masih sangat terbatas. Dari 40 rumah sakit yang terdapat di kota medan, peneliti
mendapat 2 rumah sakit yang menyediakan perawatan paliatif yaitu Rumah sakit
Adam Malik dan rumah sakit Murni Teguh. Kedua rumah sakit umum tersebut
paliatif khusus untuk penderita kanker. Berdasarkan latar belakang diatas maka
perawatan paliatif pada pasien kanker di rumah sakit Murni Teguh kota Medan.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
dan strategi bagi tenaga pelayanan khususnya bagi perawat dalam menerapkan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kanker
1.1 Pengertian
Kanker adalah proses penyakit yang dimulai ketika sel abnormal diubah
oleh mutasi genetik dari DNA selular. Sel yang abnormal membentuk suatu
kumpulan dan mulai berkembang biak secara abnormal, mengabaikan sinyal yang
mengatur pertumbuhan di lingkungan sekitar sel. Sel-sel yang abnormal ini dapat
menyebar ke jaringan lain dan mendapatkan akses ke getah bening dan pembuluh
darah sehingga sel-sel ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya (Hinkle &
Cheever, 2013).
pembelahan sel. Sel-sel normal terus mengikuti sinyal yang menentukan apakah
sel harus membagi, berdiferensiasi menjadi sel lain atau mati. Sel-sel kanker
1.2 Penyebab
dalam struktur genetik sel, sehingga mengubah generasi sel yang mungkin
simplex virus type II, cytomegalovirus, dan papilloma virus tipe 16, 18, 31 dan 33
yang berhubungan dengan dysplasia dan kanker serviks. Virus hepatitis B yang
terlibat dengan kanker hati, lymphotropic T-sel virus dapat menjadi penyebab
lambung.
matahari atau radiasi, iritasi kronis atau peradangan, dan penggunaan tembakau.
seseorang berkulit putih, atau bermata hijau dan biru, meningkatkan risiko kanker
kulit. Faktor-faktor seperti gaya pakaian tanpa lengan atau menggunakan celana
sinar ultraviolet. Terapi radiasi yang digunakan dalam pengobatan penyakit atau
paparan bahan radioaktif di tempat produksi senjata nuklir atau tenaga nuklir
dikaitkan dengan insiden yang lebih tinggi dari leukemia, kanker paru-paru,
pankreas, leher rahim, dan kandung kemih. Tembakau juga dapat bertindak
sinergis dengan zat lain, seperti alkohol, uranium, dan virus. Banyak zat kimia
Daftar luas diduga zat kimia terus berkembang dan mencakup pewarna anilin,
mengubah struktur DNA di dalam tubuh yang jauh dari paparan bahan kimia.
Organ yang paling sering terkena adalah hati, paru-paru dan ginjal dikarenakan
Hampir setiap jenis kanker telah terbukti terjadi dalam keluarga. Ini karena
genetika, lingkungan bersama, dan budaya atau faktor gaya hidup. Faktor genetik
memainkan peran dalam pembangunan sel kanker. Pola kromosom yang abnormal
meningioma, leukemia akut, retinoblastoma, Wilms tumor, dan kanker kulit ganas
termasuk melanoma. Sekitar 5% sampai 10% dari kanker dewasa dan kanak-
umum, dua atau lebih kerabat tingkat pertama berbagi jenis kanker yang sama.
tidak adanya kronis zat proaktif dalam makanan. Zat makanan yang terkait dapat
meningkatkan risiko kanker termasuk lemak, alkohol, daging asap, makanan yang
mengandung nitrat dan nitrit, dan asupan makanan kalori tinggi. Zat makanan
yang dapat mengurangi risiko kanker termasuk makanan yang tinggi serat,
karotenoid seperti wortel, tomat, dan bayam, makanan yang mengandung vitamin
meningkatkan risiko untuk kanker usus besar, ginjal, dan kandung empedu.
dan kanker payudara. Kombinasi estrogen dan progesteron muncul paling aman
kanker, yaitu :
1.3.1 Demam
Demam adalah kejadian yang sangat umum dengan kanker, tetapi lebih
sering terjadi setelah kanker telah menyebar dari tempat dimana ia dimulai.
Hampir semua pasien dengan kanker akan mengalami demam pada beberapa
tubuh. Hal ini dapat membuat lebih sulit bagi tubuh untuk melawan infeksi. Paling
sering, demam mungkin merupakan tanda awal kanker, seperti kanker darah
1.3.2 Kelelahan
Kelelahan yang terjadi tidak dapat segera pulih hanya dengan istirahat. Ini
merupakan gejala penting karena pertumbuhan kanker. Hal ini terjadi lebih awal
dalam beberapa kanker seperti leukemia. Beberapa kanker kolon atau lambung
dapat menyebabkan kehilangan darah. Hal ini merupakan cara kanker untuk dapat
menyebabkan kelelahan.
1.3.3 Nyeri
Nyeri merupakan gejala awal beberapa kanker seperti kanker tulang atau
kanker testis. Sakit kepala yang tidak hilang atau menjadi lebih baik dengan
pengobata merupakan gejala dari tumor otak. Nyeri punggung dapat merupakan
gejala dari kanker usus besar, rektum, atau ovarium. Paling sering nyeri akibat
kanker berarti telah menyebar atau bermetastasis dari mana kanker dimulai.
perubahan kulit yang dapat dilihat. Tanda-tanda dan gejala termasuk: kulit yang
berlebihan.
1.3.5 Perubahan pola buang air besar atau fungsi kandung kemih
merupakan tanda dari kanker usus besar. Nyeri saat buang air kecil, darah dalam
urin, atau perubahan fungsi kandung kemih, seperti perlu buang air lebih sering
dari biasanya dapat dikaitkan dengan kandung kemih atau kanker prostat.
Kanker kulit dapat berdarah dan terlihat seperti luka yang tidak kunjung
sembuh. Sebuah luka yang tidak kunjug sembuh di mulut bisa menjadi kanker
mulut. Hal ini harus ditangani dengan segera, terutama pada orang yang merokok,
mengunyah tembakau, atau sering minum alkohol. Luka pada penis atau vagina
iritasi. Hal ini sering disebabkan oleh merokok atau penggunaan tembakau
lainnya. Orang yang merokok pipa atau menggunakan tembakau beresiko tinggi
untuk leukoplakia. Jika tidak diobati, leukoplakia bisa menjadi kanker mulut.
1.3.8 Perdarahan
Perdarahan yang tidak biasa bisa terjadi pada kanker dini atau lanjut.
Batuk darah di sputum merupakan tanda dari kanker paru-paru. Darah dalam tinja
yang dapat terlihat seperti tinja sangat gelap atau hitam bisa menjadi tanda dari
usus besar atau kanker rektum. Kanker serviks atau endometrium dapat
dari kandung kemih atau kanker ginjal. Darah yang keluar dari puting tanda
kanker payudara.
1.3.9 Benjolan
terjadi pada payudara, testis, kelenjar getah bening (kelenjar), dan jaringan lunak
tubuh. Sebuah benjolan atau penebalan merupakan tanda awal atau akhir dari
kanker. Kanker payudara muncul dengan kulit merah atau menebal serta adanya
tonjolan.
menempatkan penekanan yang lebih besar pada pencegahan primer dan sekunder.
mencapai diagnosis dini dan intervensi yang cepat untuk menghentikan proses
kanker (Hinkle & Cheever, 2013). Beberapa hal yang dapat mencegah kanker,
yaitu :
menghindari karsinogen diketahui adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko
kanker. Cara lain yaitu dengan melibatkan perubahan gaya hidup dimana
klinis telah dilakukan untuk mengidentifikasi obat yang dapat membantu untuk
tamoxifen dapat mengurangi kejadian kanker payudara sebesar 49% pada wanita
berkelanjutan di bidang genetika dan kanker. Banyak pusat kanker seluruh negeri
menyediakan skrining dan tindak lanjut untuk individu yang ditemukan berada
dapat ditingkatkan dalam berbagai cara yaitu dengan pendidikan kesehatan dan
melakukan kegiatan skrining kanker yang berfokus pada kanker dengan tingkat
insiden tertinggi atau mereka yang telah meningkatkan kelangsungan hidup jika
didiagnosis dini, seperti payudara atau kanker prostat (Hinkle & Cheever, 2013).
1.5 Penatalaksanaan
pada tujuan yang realistis dan dapat dicapai untuk setiap jenis kanker tertentu.
1.5.1 Pembedahan
pertumbuhan sel. Lebih dari setengah pasien kanker menerima bentuk terapi
tiroid, kanker lokal dari kepala dan leher, dan kanker serviks. Terapi radiasi juga
dapat digunakan untuk mengontrol penyakit ganas ketika tumor tidak dapat
diangkat melalui pembedahan atau ketika metastasis nodal lokal ini, atau dapat
gejala penyakit metastatik, terutama ketika kanker telah menyebar ke otak, tulang,
atau jaringan lunak, atau untuk mengobati keadaan darurat onkologi, seperti
Dua jenis pengion sinar radiasi elektromagnetik (sinar-x dan sinar gamma)
dan partikel (elektron partikel beta, proton, neutron, dan partikel alpha), dapat
adalah perubahan molekul DNA dalam sel-sel dari jaringan. Radiasi pengion
heliks DNA, menyebabkan kematian sel. Radiasi pengion juga dapat mengionisasi
konstituen cairan tubuh, terutama air, yang mengarah pada pembentukan radikal
bebas dan ireversibel merusak DNA. Jika DNA tidak mampu memperbaiki, sel
1.5.3 Kemoterapi
yang lokal dan untuk operasi atau radiasi. Kemoterapi dapat dikombinasikan
dengan operasi atau terapi radiasi, atau keduanya, untuk mengurangi ukuran
tumor sebelum operasi, untuk menghancurkan sel-sel tumor yang tersisa pasca
operasi, atau untuk mengobati beberapa bentuk leukemia. Tujuan dari kemoterapi
menentukan obat yang akan digunakan dan agresivitas rencana pengobatan. Sel
membunuh dan siklus sel setiap kali tumor terkena agen kemoterapi, persentase
sel tumor 20% sampai 99%, tergantung pada dosis hancur. Dosis berulang
kemoterapi diperlukan lebih dari satu waktu lama untuk mencapai regresi tumor.
Pemberantasan 100% dari tumor hampir mustahil, tapi tujuan pengobatan adalah
untuk memberantas tumor sehingga sel tumor yang tersisa dapat dihancurkan oleh
mempengaruhi sumsum tulang dan tumor padat kanker diobati dengan dosis yang
lebih rendah dari antineoplastics untuk mengampuni sumsum tulang dari yang
lebih besar, dosis ablatif kemoterapi atau terapi radiasi. Peran transplantasi
sumsum tulang (BMT) untuk keganasan serta beberapa penyakit non ganas terus
beberapa tahun. Sel donor dapat diperoleh dari jaringan sumsum tulang di bawah
Sebuah metode baru, yang disebut sebagai transplantasi sel induk darah
menggunakan apheresis dari donor untuk mengumpulkan sel yang akan reinfusi.
Hal ini dianggap lebih aman dan lebih efektif. Alogenik BMT digunakan terutama
untuk penyakit sumsum tulang, tergantung pada ketersediaan leukosit dan antigen
yang cocok untuk donor. Keuntungan untuk alogenik BMT adalah bahwa
pasien. Penerima harus menjalani dosis ablatif dari kemoterapi dan mungkin
jumlah iradiasi tubuh untuk menghancurkan semua yang ada. Donor dipanen
sendiri. Ini pembentukan sumsum tulang baru yang dikenal sebagai engraftment.
fungsional dan mulai memproduksi sel-sel darah merah, leukosit, dan trombosit.
dan mengobati kanker. Terapi gen termasuk pendekatan yang memperbaiki cacat
genetik atau memanipulasi gen untuk menginduksi kerusakan sel tumor dengan
harapan mencegah atau memerangi penyakit. Sel somatik yaitu sel yang tidak
terkandung dalam embrio atau dijadikan untuk menjadi terapi gen pada sel telur
atau sperma. Jenis terapi melibatkan penyisipan dari gen diinginkan ke dalam sel
target. Meskipun terapi gen saat diteliti, peneliti memprediksi itu akan memiliki
dampak besar pada perawatan medis dan kesehatan di abad ke-21. Lebih dari 100
uji klinis untuk terapi gen dalam mengobati kanker telah dimulai. Contoh dari
salah satu percobaan tersebut melibatkan memasukkan gen supresor tumor p53
dalam sel-sel kanker. Biasanya gen ini bertanggung jawab untuk memperbaiki
yang rusak sel atau menyebabkan kematian sel ketika sel tidak dapat diperbaiki.
Banyak jenis sel kanker telah bermutasi gen p53 yang kemudian mengarah
pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Penyisipan gen p53 yang normal dapat
Pendekatan ini telah diuji pada kanker paru-paru, kepala dan leher, dan kanker
usus besar.
2. Perawatan Paliatif
2.1 Pengertian
meningkatkan kualitas hidup pasien yang memiliki penyakit serius atau yang
mengancam jiwa, seperti kanker. Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk
mencapai kualitas hidup yang baik bagi seseorang yang memiliki hambatan untuk
terus hidup akibat suatu penyakit dan memberikan dukungan bagi keluarga
merupakan perawatan total secara aktif bagi tubuh, pikiran, dan jiwa serta
melibatkan pemberian dukungan kepada keluarga. Hal ini dimulai ketika penyakit
didiagnosis dan terlepas dari pasien menerima atau tidak menerima pengobatan
dan holistik dan diberikan sejalan dengan kemajuan penyakit. Perawatan paliatif
dengan mengelola rasa sakit dan hal lainnya yang membuat tidak nyaman seperti
pasien. Perawatan paliatif tidak berfokus untuk menunda kematian tetapi berusaha
Australia, 2014).
Perawatan paliatif harus tersedia bagi semua orang terlepas dari penyakit
meliputi :
dimulai dari awal diagnosa sampai pada tahap pengobatan. Sesuai dengan prinsip
Kebutuhan keluarga juga harus diperhatikan baik selama sakit dan setelah
cobaan hidup.
mengurangi rasa sakit dan gejala fisik lainnya, sehingga memungkinkan untuk
paliatif, rekan kerja dan institusi untuk penanganan proses berduka dan kematian.
tenaga profesional dan masyarakat dapat mendorong kesadaran perlunya nilai dan
perawatan paliatif sehingga hal ini diupayakan untuk mengatasi hambatan dalam
akan kebutuhan perawatan dan nilai perawatan paliatif serta usaha untuk
perawatan paliatif dan model penyediaan layanan harus dipromosikan. Selain itu,
informasi tentang perawatan paliatif yang sudah tersedia harus efektif disebarkan
mencakup seorang dokter dan perawatan senior bersama dengan satu atau lebih
pekerja sosial dan ahli agama, sebagai tambahan tim tersebut dibantu teman
sejawat dari gizi dan rehabilitasi, seperti fisioterapis atau petugas terapi okupasi
Karena tidak ada satu orang dapat memberikan semua yang diperlukan
dalam memberikan dukungan bagi pasien dan keluarga, perawatan paliatif adalah
perawatan paliatif terdiri dari dokter, perawat, pekerja sosial beserta dengan
apoteker, ahli gizi, pendeta, dan profesional medis lainnya. Anggota tim paliatif
juga mencakup pasien dan atau pengasuh keluarganya. Tim perawatan paliatif
keluarga, dan orang lain yang terlibat dalam perawatan pasien (Center to Advance
Menurut Pamela (2005) fokus dari tim perawatan paliatif adalah dukungan
pasien dan keluarga dari rumah sakit ke rawat jalan, dan kunjungan rumah. Dalam
perawatan paliatif 24 jam sehari atau 365 hari dalam setahun (American Academy
of Pediatric, 2000).
menjalin hubungan yang erat dengan para tenaga profesional sehingga lebih
mudah untuk berbicara mengenai hal-hal yang sulit (Maynard & Lynn, 2014).
pelayanan antara pasien rawat jalan dan dokter yang diberikan oleh lembaga
pasien dan kebutuhan sosial, emosional dan spiritual pasien serta keluarga.
Berdasarkan hasil keputusan oleh pasien dan keluarga mengenai keinginan untuk
perawatan, ada beberapa pilihan untuk tempat perawatan yang dapat dipilih
keluarga, meliputi :
menerima perawatan jika pasien sakit atau kondisi pasien tidak stabil. Perawatan
di rumah bukanlah suatu pilihan jika kondisi pasien dalam keadaan sakit dan
memerlukan pengawasan yang ketat. Jika sebuah keluarga memilih untuk tetap
berada di rumah sakit untuk perawatan terminal pada pasien maka pengaturan
kamar harus dibuat seperti keadaan di rumah. Selain itu, dalam memberikan
perawatan harus ada rencana yang konsisten dan terkoordinasi dengan melibatkan
keluarga.
2.4.2 Dirumah
adalah pilihan yang paling sering dipilih oleh keluarga karena pandangan
kematian sebagai proses yang alami dan perawatan pasien yang sekarat termasuk
pengelolaan kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual penderita kanker serta
keluarga. Layanan di hospice care menyediakan home visit dan kunjungan dari
pekerja sosial, pemuka agama, dan dokter. Obat-obatan, peralatan medis dan
apapun yang diperlukan semua sudah dikoordinasikan oleh organisasi rumah sakit
pemberi perawatan.
Mac Callam, 2009), menyediakan perawatan yang cukup dan membantu dalam
proses berkabung saat pasien meninggal (Davies, 2003). Menurut Matzo &
beserta keluhan dari nyeri yang dialami pasien. Perawat dapat berkolaborasi
pendekatan baru dalam mengatasi nyeri dan dikembangkan sesuai dengan standar
rumah sakit sehingga dapat dipraktekkan sesuai dengan aturan di rumah sakit.
2.5.2 Pendidik
sehingga semua tim perawatan dapat mencapai hasil yang baik. Perawat
potensi jika terjadi konflik peran dengan profesi lainnya, mengatasi rasa beduka
dan kehilangan. Perawat pendidik serta tim perawatan lainnya seperti farmasi,
sesuai dengan pedoman dari tim perawatan paliatif maka memberikan perawatan
2.5.3 Peneliti
2.5.4 Kolaborator
perawat bekerjasama dengan pasien dan keluarga, tim profesional dan tenaga
terbaik.
2.5.5 Konsultan
paliatif, dan komite untuk menentukan strategi pengobatan yang tepat untuk
yang konsisten dengan pasien dan keluarga dan dengan tim perawatan paliatif
keputusan.
kualitatif sangat relevan untuk digunakan pada bidang keilmuan (Streubert &
Carpenter, 2013). Salah satu pendekatan yang digunakan pada penelitian kualitatif
Carpenter, 2013).
terhadap makna sebuah pengalaman yang dialami beberapa individu dalam situasi
atau konsep terhadap suatu fenomena yang akan diteliti. Tujuan penelitian
menggambarkan pengalaman hidup dan persepsi yang muncul (Polit & Beck,
2012).
1962. Jenis penelitian ini menekankan pada deskripsi tentang pengalaman yang
dialami oleh manusia. Penelitian ini memiliki empat langkah, yaitu bracketing,
opini yang objektif tentang fenomena yang diteliti. Bracketing adalah tidak
peka terhadap adanya variasi fenomena. Pada tahap intuiting peneliti masuk
secara total kedalam peristiwa atau data dan mencoba memahami peristiwa
mengindentifikasi arti atau makna dari fenomena yang telah digali atau
membuat narasi yang luas dan mendalam tentang fenomena yang diteliti
pemahaman dari makna pengalaman hidup dengan cara masuk ke dalam dunia
terpisah dari praktik menulis. Penulis hasil analisa kualitatif merupakan suatu
upaya untuk memahami dan mengenali makna hidup dari fenomena yang diteliti
yang dituangkan dalam bentuk teks tertulis. Teks tertulis yang dibuat oleh peneliti
tersebut. Van Manen juga mengatakan identifikasi tema dari deskripsi partisipan
tidak hanya diperoleh dari teks tertulis hasil transkrip wawancara, tetapi juga
diperoleh dari sumber artistik lain seperti literatur, musik, lukisan, dan seni
cukup dalam (in-depth interview) antara peneliti dan partisipan dimana peneliti
suatu diskusi. Melalui perbincangan yang cukup dalam peneliti berusaha untuk
menggali informasi sebanyak mungkin dari partisipan (Polit & Beck, 2012).
atau lebih sedikit. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini akan dipilih dengan
memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti (Polit & Beck,
2012).
analisa data. Collaizi (1978 dalam Polit & Beck, 2012) menyatakan ada tujuh
langkah yang harus dilalui untuk menganalisa data. Proses analisa data tersebut
(2) meninjau setiap transkrip dan menarik peryataan yang signifikan; (3)
menguraikan makna dari setiap pernyataan yang signifikan dan memilih kata
dan Guba (1985 dalam Polit & Beck, 2012) menyatakan bahwa untuk
memperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya maka data divalidasi dengan 4
kriteria yaitu: (1) credibility (dapat dipercaya); (2) dependability (konsisten); (3)
mengenali dengan benar tentang hal-hal yang diceritakannya. Tujuan prosedur ini
objektif dan netral, dimana ada beberapa orang independen yang menilai data-data
derajat ketepatan sehingga hasil penelitian dapat diterapkan pada setting dan
kelompok yang berbeda pada populasi yang sama. Seorang peneliti harus dapat
menyediakan deskripsi data dengan rinci, jelas, sistematis dan mudah dimengerti
BAB 3
METODE PENELITIAN
1. Desain penelitian
terhadap suatu fenomena sosial dan berusaha memahami tingkah laku manusia
pengalaman hidup memberi arti pada setiap persepsi mengenai satu bagian
2. Partisipan
(Polit & Beck, 2012). Adapun kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah
(1)perawat yang ikut dalam tim perawatan paliatif, (2) komunikatif, dan (3)
mencapai saturasi data (Polit & Beck, 2012).Pada penelitian ini sudah terjadi
pertimbangan, rumah sakit ini merupakan tempat perawatan paliatif pada pasien
kanker dimana dalam tim perawatan paliatif salah satunya adalah perawat dan di
rumah sakit ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengalaman perawat
Penelitian dimulai dari April 2015 sampai dengan Juni 2015, yaitu mulai
4. Pertimbangan etik
ini juga dilakukan ethical clearance oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan
antara peneliti dan partisipan, peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan
consent.
5. Instrumen penelitian
data umum partisipan meliputi inisial, usia, jenis kelamin, alamat, agama,
dibuat sendiri oleh peneliti. Panduan wawancara ini berisi enam pertanyaan yang
pasien kanker (lihat Lampiran 4). Instrumen panduan wawancara ini telah
divalidasi oleh tiga dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang
didapatkan lima pertanyaan yang dibuat peneliti telah clear, credible dan relevant
6. Pengumpulan data
Fakultas Keperawatan USU dan memperoleh ethical clearance dari Komisi Etik
kanker di rumah sakit Murni Teguh. Pilot study pada penelitian ini dilakukan
untuk menguji apakah peneliti sebagai instrumen sudah cukup baik dalam
yaitu pendekatan dengan pertemuan minimal tiga kali kepada partisipan agar
peneliti sangat singkat hanya sekitar 1 kalikepada setiap partisipan hal ini
merasa kurang akrab dengan peneliti sehingga informasi yang disampaikan masih
maka partisipan diminta membaca dan mengisi lembar persetujuan dan data
percakapan dan proses tanya jawab antara peneliti dengan partisipan yang
yang dipahami oleh individu (Polit & Beck, 2012). Pada metode ini peneliti dan
penelitian. Dalam hal ini wawancara dilakukan di Rumah Sakit Murni Teguh.
merekam wawancara.
menguraikan data kedalam bentuk narasi kedalambentuk tema, sub tema dan
partisipan.
data dari rumah sakit Murni Teguh dan sebelumnya, peneliti juga sempat salah
harus mengajukan kembali surat ijin pengumpulan data dan harus menunggu
sekitar dua minggu dari pengajuan. Hal ini lah yang membuat peneliti mengalami
terhadap peneliti untuk mengubah judul penelitian yaitu perawatan paliatif pada
anak dengan leukemia menjadi perawatan paliatif pada pasien kanker karena di
rumah sakit Murni Teguh perawatan paliatif yang diberikan belum terfokus pada
berjumlah sembilan orang dan hanya tiga orang bertugas di rumah sakit dan yang
lainnya berada di home care sehingga salah seorang partisipan membantu untuk
penelitian karena beliau yang tahu jadwal partisipan lainnya yang bertugas di
kerja beroda sehingga partisipan tersebut bergerak ke samping kanan dan kiri
sehingga memancing tawa peneliti namun peneliti mencoba untuk tetap fokus dan
pernyataan yang diungkapkan beberapa hal ada yang pendek dalam menjawab
7. Analisa data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
Proses analisa data dilakukan segera setelah selesai setiap satu proses
transkrip tersebut dibaca berulang kali atau dilakukan seleksi data satu persatu
(kata perkata). Peneliti menggunakan metode Colaizzi (1978, dalam Polit & Beck,
yang jelas, sistematis, rinci dan sederhana. Ini adalah salah satu metode yang
langkah ini, frase dan kalimat signifikan yang menyinggung tentang pengalaman
perawat dalam memberikan perawatan paliatif pada pasien kanker di Rumah Sakit
Murni Teguh.
3. Menguraikan arti dari setiap pernyataan yang signifikan. Dalam langkah ini
pada pasien kanker di Rumah Sakit Murni Teguh diperoleh, yaitu integrasi narasi
7. Memvalidasi apa yang telah ditemukan kepada partisipan sebagai tahap validasi
akhir. Dalam langkah ini peneliti memvalidasi hasil matriks tema yang didapat
menyatakan hasil yang didapat pada penelitian ini sudah sesuai dengan apa yang
8. Keabsahan data
confirmability (persetujuan relevansi) (Lincoln & Guba, 1985 dalam Polit &
Beck, 2012).
nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Credibility pada
cukup waktu untuk melakukann penelitian. Dengan demikian, antara peneliti dan
partisipan, hal ini menyebabkan informasi yang diperoleh masih kurang lengkap.
transkrip wawancara dan tabel analisis tema kepada ahli di kualitatif. Dalam hal
Kemudian peneliti menentukan tema dari hasil penelitian dalam bentuk matriks
tema.
dari proses yang peneliti lakukan. Dalam penelitian ini, beberapa catatan yang
dapat digunakan untuk menilai kualitas dari proses penelitian adalah data mentah
diterapkan dalam situasi atau kelompok yang lain. Kriteria ini digunakan untuk
melihat bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks (setting) tertentu
dalam hal ini rumah sakit lain memiliki kesamaan mengenai perawatan paliatif.
BAB 4
1. Hasil Penelitian
rumah sakit Murni Teguh Medan. Hasil penelitian yang dibahas adalah
2. Karakteristik Partisipan
dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai.
Para partisipan adalah perawat yang memberikan perawatan paliatif pada pasien
kanker. Karakteristik partisipan pada penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin,
agama, latar belakang pendidikan dan lama masa kerja. Dari kesembilan
partisipan mayoritas partisipan berusia antara 23-30 tahun (n=6, 67% ), beragama
Kristen Protestan (n=8, 89%), berjenis kelamin perempuan (n=8, 89%), berlatar
belakang pendidikan D-III (n=5, 56%) dan memiliki pengalaman bekerja antara 4-
12 bulan (n=8, 89%). Data demografi partisipan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Karakteristik Partisipan
Usia
22-30 tahun 6 67
31-40 tahun 3 33
Jenis kelamin
Perempuan 8 89
Laki-laki 1 11
Agama
Islam 1 11
Kristen Protestan 8 89
Latar pendidikan
D-III 5 56
S-1 4 44
Masa kerja
4-12 bulan 8 89
13-36 bulan 1 11
dalam memberikan perawatan paliatif pada pasien kanker di rumah sakit Murni
Teguh Medan meliputi (1) dukungan, (2) manajemen nyeri, (3) kebutuhan
psikologis, (4) kolaborasi, (5) peranan perawatan paliatif, dan (6) harapan dan
3.1 Dukungan.
diberikan partisipan kepada pasien kanker yaitu dukungan spiritual dan dukungan
kepada keluarga.
A. Dukungan spiritual
penyakitnya serta menjelaskan kepada pasien bahwa hidup itu harus dijalani dan
Kita bisa menjelaskan kepada si pasien bahwa hidup itu harus dijalani
gitu bahwa apapun yang terjadi kita harus mensyukurinya, kembali ke
agamanya masing-masing ya jadi kita bisa jelaskan juga perjalanan
penyakitnya
(Partisipan 7)
dengan dibantu oleh pemuka agama yang disesuaikan dengan agama yang dianut
Jadi kita berikan untuk dekat kepada Tuhan kita berikan semangat untuk
tetap mengandalkan Tuhan, walaupun obat apapun yang diberikan kalau
tidak ijin Tuhan apapun tidak akan terjadi. Kalau perlu kita bisa panggil
pemuka agama
(Partisipan 8)
Dari segi kristen misalnya dari sudut kristen ya kita dampingi mereka
gitu dan kalau misalnya pasiennya muslim ya kita ajak mereka untuk
panggil ustad
(Partisipan 9)
keluarga tidak lebih dalam lagi merasakan duka dan keluarga juga dapat
memotivasi keluarga dengan harapan agar keluarga dapat juga mengajak pasien
oleh pasien kanker adalah nyeri. Perawat memanajemen nyeri yang dialami oleh
pasien yaitu dengan mengkaji nyeri lalu mengatasi nyeri dengan tindakan non
farmakologi.
A. Mengkaji nyeri.
Untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien harus dikenali dahulu jenis
nyerinya, penyebabnya, letak nyeri yang dirasakan serta jumlah nyeri yang
Mengatasi pasien itu supaya tidak ada rasa nyeri pada dia kita harus
melakukan misalnya teknik napas dalam. kita ajarkan dulu dengan catatan
kita harus bertanya dulu sama dia apa diamana dan berapa jumlah nyeri
yang dirasakan
(Partisipan 8)
non farmakologi seperti mengompres dengan air hangat dan melakukan teknik
mengurangi stres dan pasien dapat menerima keadaannya secara keseluruhan baik
A. Mengurangi stres
merasakan apa yang dialami pasien dengan penyakit yang dialaminya. Hal ini
Pendekatan secara emosi dia ya kan. Contohnya apa sih yang dia alami
apa sih yang dia rasakan dengan penyakitnya sekarang. Bagaimana
dengan perasaannya terus apa yang dia pikirkan gitu
(Partisipan 3)
pasien merasa bahwa ada yang memperhatikan serta memperdulikannya hal inilah
yang membangkitkan semangat yang ada pada diri pasien. Hal ini sejalan dengan
Perawatan paliatif ini kita berikan dia support terapi atau care kita
kasilah yang paling penting kita beri sama dia bagaimana dia merasa
hidupnya berarti, hidupnya masih ada berguna dan sekelilingnya memberi
dia dukungan terutama keluarganya
(Partisipan 9)
psikologis pasien bertujuan agar pasien dapat menerima keadaannya dimulai saat
awal sakitnya, perjalanan pengobatan serta kelak pada kematiannya. Hal ini sesuai
Kalau pasien yang saya jumpai itu dia sudah menerima dengan apa yang
terjadi pada rambutnya, dia tetap semangat
(Partisipan 8)
3.4 Kolaborasi.
Perawatan paliatif terdiri dari sebuah tim yang terdiri dari dokter, perawat,
ahli gizi, pemuka agama, fisioterapi dan psikolog. Dalam memberikan perawatan
paliatif tim ini bekerjasama untuk mencapai satu tujuan yang sama yaitu
ini :
Paliatif itu juga bisa berkolaborasi dengan spiritual yaitu tokoh agama,
dokter untuk masalah pengobatan, dan fisioterapi bila pasiennya
membutuhkan mobilisasi
(Partisipan 2)
Kemaren ada kasus pasien jadi sudah dikaji nyerinya ternyata sudah
dikasi obat bahkan sudah dosis tinggi tapi dia tidak berkurang sedikit pun
nyerinya ternyata setelah dikaji lagi ternyata dia mempunyai masalah dan
dia dikonsulkan ke yang dia mau yang bisa contohnya, psikolog setelah
dia bercerita dengan bapak itu nyerinya bisa hilang gitu
(Partisipan7)
perawatan paliatif belum bisa diterima baik, oleh beberapa pasien kanker.
Hambatan tersebut terdapat dari pasien yang belum bisa menerima kondisi
Ada juga kendala dari pasien tersebut dimana keadaannya dalam tahap
pengingkaran, dia tidak bisa menerima semuanya sehingga dia menolak
(Partisipan 7)
harapan yang ingin dicapai dan kebutuhan akan pelayanan yang lebih baik.
Harapan ini sebagai cita-cita bersama yang ingin diwujudkan oleh tim perawatan
paliatif salah satunya adalah perawat. Harapan tersebut dijelaskan dibawah ini :
berkembang dan pelayanan yang diberikan pun semakin lebih baik. Hal ini sejalan
berdiskusi dengan sesama tim perawatan paliatif. Hal ini sejalan dengan
memberikan perawatan paliatif. Hal ini sejalan dengan pernyataan di bawah ini :
Saya sih berharap dalam waktu dekat ini perawat paliatif ini sering ikut
pelatihan sehingga untuk melakukan perawatan paliatif ke pasien itu lebih
terampil
(Partisipan 7)
perawatan paliatif itu. Hal ini sesuai dengan ungkapan di bawah ini :
Kita harapkan perkembangan kita itu, kita harus mengejar harapan kita
ini akan semakin lebih tidak asing lagi khususnya di Indonesia bahkan
harapan kita perkembangannya lebih pesat itu harapan kita
(Partisipan 3)
Saya berharap sih, ini semakin berkembang kalau bisa ke desa-desa dan
semua masyarakat tahu kalau istilahya rumah sakit sudah menyediakan
perawatan khusus terhadap pasien yang mengalami penyakit-penyakit
yang sudah terminal
(Partisipan 4)
Tabel 4.2
Matriks Tema
Pengalaman perawat dalam memberikan perawatan paliatif pada pasien kanker di
Rumah Sakit Murni Teguh Medan
NO Tema 1 : Dukungan
1. Sub tema Kategori :
1. Dukungan spiritual a. Memberikan dukungan untuk lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan
b. Perawat menjelaskan secara kerohanian
c. Perawat menjelaskan sesuai dengan
kepercayaan pasien
d. Perawat memanggil pemuka agama bila
diperlukan
Tema 4 : Kolaborasi
4. Sub tema : Kategori :
1. Berkolaborasi a. Ahli gizi
b. Dokter
c. Fisioterapi
d. Psikologi
e. Pemuka agama
4. Pembahasan
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai 6 tema yang telah ditemukan terhadap
pengalaman perawat dalam memberikan perawatan paliatif pada pasien kanker (1)
dukungan, (2) manajemen nyeri, (3) kebutuhan psikologis, (4) kolaborasi, (5)
penerapan perawatan paliatif, dan (6) harapan dan kebutuhan. Tema-tema tersebut
4.1 Dukungan.
bahwa dukungan yang diberikan perawat kepada pasien kanker diantaranya adalah
keluarga yaitu dukungan untuk menerima keadaan anggota keluarga yang sakit,
1. Dukungan spiritual.
disesuaikan dengan kepercayaan pasien serta memanggil pemuka agama. Hal ini
adalah untuk membantu pasien terhadap beberapa penyelesaian, lebih luas dari
sekedar mengurangi nyeri dan penanganan gejala seperti kehadiran dengan pasien
terbangun di akhir kehidupan dimana pasien mencari tujuan dan makna. Perawat
dapat membantu pasien dengan membuat hubungan yang berarti dengan pasien
sehingga pasien merasa memiliki tujuan hidup mereka kembali apabila perawat
merasa kesulitan karena tidak memiliki satu kepercayaan yang sama dengan
kanker stadium lanjut yang didasarkan spiritual iman dan agama mereka percaya
bahwa Tuhan akan membantu mereka. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
memberikan harapan. Manfaat lain yang ditemukan adalah bahwa iman tersebut
cara lain untuk menilai optimisme, mengingat hubungan yang signifikan antara
seseorang dapat dilihat sebagai sumber daya untuk menciptakan harapan dan
mengajak pasien untuk keluar dari kesedihannya. Hal ini sesuai dengan pendapat
sakit.
adanya dukungan dari perawat ketika menghadapi salah satu anggota keluarga
yang sakit hal ini memberikan pemulihan sehingga dapat lebih optimal dalam
menangani keluarganya yang sakit. Tidak hanya pasien kanker yang dilakukan
perawatan paliatif tetapi juga keluarga karena keluarga sangat berperan penting
dalam mendukung perawatan pasien hal ini sesuai dengan pernyataan World
perawatan total secara aktif bagi tubuh, pikiran dan jiwa serta melibatkan
Nyeri adalah salah satu gejala yang paling umum dirasakan oleh pasien
yang dihadapi pasien kemudian diperburuk oleh keadaan lainnya. Oleh karena itu
pengelolaan nyeri pada akhir kehidupan pasien kanker sangat penting (Rome et
al., 2011). Menurut penelitian Silberman et al., (2012) lebih dari 50% dari semua
pasien kanker mengalami nyeri dan 60-90% dari pasien dengan pengalaman
kanker stadium lanjut yang mengalami rasa nyeri sedang sampai berat. Penelitian
memanajemen nyeri yang dialami pasien dilakukan dengan cara berikut ini :
1. Mengkaji nyeri
mengatasi nyeri, perawat harus terlebih dahulu mengenali rasa nyeri yang diderita
oleh pasien (Rome et al., 2011). Pernyataan ini sesuai dengan hasil analisa data
yang didapatkan peneliti dalam memanajemen nyeri yaitu dengan mengkaji nyeri
pasien terlebih dahulu, yaitu dengan melihat seperti apa nyeri yang dirasakan,
berapa kali dirasakan, dan dimana letak nyeri yang dirasakan, sebelum perawat
memberikan tindakan untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien. Hal ini sejalan
menyatakan memajemen nyeri pasien yaitu dengan menilai secara hati-hati apa
arti rasa sakit bagi pasien, berapa kali merasakan rasa sakit, dan seperti apa rasa
sehingga dapat digunakan untuk mengatasi keluhan nyeri yang dialami pasien.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yaitu perawat memberikan terapi non
menggunakan air hangat dan merelaksasi pasien. Relaksasi dapat membantu untuk
mengurangi rasa nyeri agar tidak semakin buruk dengan mengurangi ketegangan
otot. Hal itu dapat membantu untuk memudahkan tidur, memberikan lebih energi,
menggunakan kompres dingin atau panas agar lebih cepat mengurangi nyeri dan
lebih baik bila pasien beristirahat di saat sedang melakukan tindakan relaksasi
(Silbermann, 2012).
1. Mengurangi stres
Dari hasil penelitian untuk mengurangi stres yang dialami pasien perawat
memberikan motivasi yang dapat membangkitkan semangat pasien. Hal ini sesuai
dan memahami apa yang pasien alami dan mengapa bereaksi seperti yang pasien
dapat mulai memahami bagaimana pasien melihat diri mereka sebagai individu,
apa yang penting bagi mereka dan bagaimana kemampuan mereka untuk hidup
perhatian dan kasih sayang, apa yang diharapkan harus dikomunikasikan kepada
pasien (Kaiyare, 2011). Hal ini sejalan dengan pendapat Santos et al (2007)
menyatakan bahwa berbicara dengan pasien merupakan salah satu tugas utama
bahwa perawat mengerti apa yang pasien katakan, melalui empati dan bagaimana
perawat dalam ekpresi perasaan positif, menunjukkan minat, harga diri dan kasih
sayang bagi pasien, menghormati emosi pasien dan mendorong pasien untuk
mengatasi situasi ini dengan memberikan pasien perhatian dan menjadikan pasien
adalah milik Tuhan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sampson et al (2014)
Perawatan paliatif yang telah diberikan perawat bermanfaat bagi pasien agar dapat
membantu pasien berpikiran positif dan telah membantu pasien untuk menerima
4.4 Kolaborasi
disediakan oleh tim dokter, perawat dan sepesialis lainnya yang bekerjasama
(Rangachari, 2013). Pemberi perawatan paliatif terdiri dari tim yaitu meliputi
psikolog, pekerja sosial, dokter, perawat, apoteker, ahli gizi, pemuka agama, dan
ahli terapi fisik yang bekerja sama memberikan perawatan paliatif profesional
profesional. Anggota tim perawatan paliatif terdiri dari dokter, perawat, pekerja
sosial, apoteker, pemuka agama yang saling bekerja sama. Hal ini sesuai dengan
hasil analisa data dimana terdapat tim perawatan paliatif dan salah satunya adalah
tidak semua orang dapat menerimanya hal ini diakibatkan pasien belum menerima
kondisi paliatif. Pasien menolak untuk diberikan perawatan paliatif dan pasien
dirinya diasingkan dan diisolasi bersama rasa takut diabaikan oleh tim perawatan
bila dirinya dinyatakan mengikuti perawatan paliatif serta pasien masih dalam
masa depresi atau tidak menerima dirinya mengalami masalah kesehatan serius
menemukan bahwa depresi merupakan hal yang sangat umum terjadi pada
perawatan paliatif terdapat harapan yang menjadi cita-cita tim perawatan paliatif
yaitu pengembangan perawatan paliatif dan kebutuhan akan pelayanan yang lebih
baru sehingga masih terus memerlukan pengembangan saat ini banyak masyarakat
perawatan paliatif tidak asing di dengar oleh masyarakat Indonesia. Hal ini sesuai
pengetahuan yaitu dengan berdiskusi dengan sesama tim , membaca dan belajar
serta mengikuti pelatihan. Hal ini sesuai dengan penelitian Russell (2015)
dukung oleh rumah sakit Murni Teguh yaitu dengan menyelenggarakan pelatihan-
pelatihan secara rutin bagi perawat paliatif untuk meningkatkan keterampilan dan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
dukungan, (2) manajemen nyeri, (3) kebutuhan psikologis, (4) kolaborasi, (5)
memberikan perawatan paliatif pada pasien kanker. Selain itu, dari hasil penelitian
ini tidak ditemukan adanya perbedaan antara teoritis dan kenyataan yang
kanker.
peneliti, terutama berasal dari peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian. Tema
secara mendalam.
2. Saran
berikut:
pasien yang mengalami penyakit kronis dimana penyakit ini belum dapat
disembuhkan selain itu, perawatan paliatif bersifat sangat komplek dan mencakup
seluruh masalah, baik masalah fisik, psikologis, spritual sampai pada dukungan
ketika berduka. Maka untuk penelitian lebih lanjut, peneliti dapat meneliti tentang
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Nim : 111101101
InstansiPeneliti : IlmuKeperawatanFakultasKeperawatan
JudulPenelitian : PengalamanPerawatdalamMemberikanPerawatan
atau mengajukan keberatan atas penelitian ini kapanpun saudara inginkan tanpa
ada konsekuensi dan dampak tertentu. Sebelum saudara memutuskan, saya akan
menjelaskan beberapa hal sebagai bahan pertimbangan untuk ikut serta dalam
paliatif.
2. Jika saudara bersedia ikut dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan
5. Jika ada yang belum jelas, silahkan saudara tanyakan pada peneliti.
akan dilampirkan.
Peneliti,
Wanda Pardede
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Nama : .
Umur : .
mendapatkan jadwal dan pertanyaan terkait penelitian ini, maka saya memahami
tujuan penelitian ini dan pertanyaan terkait penelitian ini, maka saya memahami
tujuan penelitian ini yang nantinya akan bermanfaat bagi perawat dalam
Saya sangat memahami bahwa keikut sertaan saya menjadi partisipan pada
ini, berarti saya menyatakan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa paksa
Medan, ........2015
Partisipan
(.)
Lampiran3
Petunjuk pengisian: isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar.
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Masa kerja :
Alamat :
Tlp
Lampiran4
PANDUAN WAWANCARA
perawatan paliatif pada pasien kanker. Saya sangat mengharapkan agar anda
yang anda alami ketika melakukan perawatan paliatif pada pasien kanker.
pasien kanker?
kanker ?
Lampiran 10
TAKSASI DANA
NO KEGIATAN BIAYA
1. PROPOSAL
Biaya internet danpulsa modem Rp. 100.000,-
Kertas A4 80 gr @ 2 rim Rp. 80.000,-
Sumber-sumberbukuuntukdaftarpustaka Rp. 300.000,-
Tinta print Rp. 80.000,-
Fotocopymemperbanyak proposal Rp. 50.000,-
Sidang proposal Rp. 150.000,-
2. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA
Ethical clearancedarifakultaskeperawatan Rp. 150.000,-
Fotocopy KDD danfield note Rp. 25.000,-
Fotocopyinformed consent Rp. 15.000,-
Cendramata Rp. 150.000,-
3. PENGUMPULAN LAPORAN SKRIPSI
Kertas A4 80 gr @ 1 rim Rp. 40.000,-
Fotocopymemperbanyakskripsi Rp. 150.000,-
Sidangskripsi Rp. 180.000,-
4. Biayatakterduga Rp. 200.000,-
5. TOTAL Rp. 1.670.000,-
Lampiran 13
Riwayat Pendidikan :