Professional Documents
Culture Documents
Dimanapun prosedur tindakan dilakukan, daerah steril harus dibuat dan dipelihara
untuk menurunkan risiko kontaminasi di area tindakan keperawatan maupun kebidanan.
Peralatan atau benda-benda yang disinfeksi tingkat tinggi bisa ditempatkan di area
steril. Prinsip menjaga daerah yang harus digunakan untuk prosedur pada area tindakan
dengan kondisi disinfeksi tingkat tinggi.
Selengkapnya:
http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/makalah-kdk-tentang-sterilisasi.html
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................... 1
C. Rumusan masalah ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
STERILISASI ........................................................................................................... 2
A. Sterilisasi Secara Fisika ................................................................................ 3
B. Sterilisasi Secara Kimia ................................................................................ 12
C. Sterilisasi Secara Mekanik ............................................................................ 14
i
F. DTT kateter secara kimiawi .......................................................................... 24
G. Pencucian dan Pembilasan (Proses Peralatan Bekas Pakai) ......................... 25
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan
dari mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata
dari kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat
berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan
lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang
sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan,
contohnya, pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat
cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus
dirubah, oleh karena itu, dengan masalah nyata. Hal ini tidak mungkin,
bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris bawahi pada
umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba
(Burdon, 1969).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui
tentang sterilisasi, desinfektan serta langkah cuci dan bilas.
C. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan perumusan masalah,
yang di identifikasikan masalah-masalah tersebut diantaranya:
1. Apa pengertian dari Sterilisasi ?
2. Apa cara-cara mensterilisasikan ?
3. Apa pengertian dari Disinfeksi Tingkat Tinggi ?
4. Bagaimana langkah Cuci dan Bilas ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
STERILISASI
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari
mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari
kepentingan dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam
kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek
yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi
oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu
organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air, makanan,
kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah
nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar
digaris bawahi pada umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol
kehidupan mikroba (Burdon, 1969).
Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi, cara kerja
steril ini digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan kultur dan pembuatan
preparat. Sterilisasi dapat dilakukan secara; (1) Fisik di bagi menjadi beberapa bagian
antara lain (a) dengan Hot air Sterilization oven. Bahan dari gelas dibungkus dengan
alumunium foil, suhu 170-250C selama 2 jam. (b) panas basah dengan tekanan, suhu
121C selama 15 menit. Alat yang digunakan adalah autoclave, caranya: alat-alat gelas
dibungkus lagi dengan alumunium foil. (c) Pressure Cooker, caranya: panaskan air
mendidih, biarkan klep uap terbuka agar keluar uap kemudian klep uap ditutup, lihat
suhu dan tekanan, bila suhu telah 121C dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan selama
15 menit. Kemudian buka klep uap hingga tercapai tekanan nol, dan setelah suhu
mencapai suhu kamar, alat dan bahan dikeluarkan. (2) Kimia yaitu dengan
menggunakan zat-zat kimia seperti desinfektan, antiseptik. (3) Radiasi yaitu dengan
menggunakan sinar Ultraviolet, biasanya digunakan pada ruangan dan alat-alat plastik.
(4) Filter yaitu dengan menggunakan membran filter dan Vacum Pump (Anonim,
2007).
2
A. Sterilisasi Secara Fisika
1. Pemanasan Kering
a. Udara Panas Oven
The Art of Compounding : 404
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi
dengan uap destilasi dalam udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan
ini adalah minyak lemak, paraffin, petrolatum cair, gliserin, propilen glikol.
Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain.
Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif
untuk alat-alat gelas dan banyak alat-alat bedah.
Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering
dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu
elemen penting dalam sterilisasi dengan menggunakan uap autoklaf. Atau
dengan adanya lembab dan penembusannya ke dalam bahan yang telah
disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam medium
anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121o C (suhu yang biasanya
digunakan dalam autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit).
Untik alasan ini, autoklaf merupakan metode yang tidak cocok untuk
mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak, atau bahan-
bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali.
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses
oksidasi. Ini berlawanan dengan penyebab kematian oleh koagulasi protein
pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap panas. Pada umumnya
suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses
dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas
dipaparkan pada suhu 121C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi
panas kering membutuhkan pemaparan pada suhu 150C sampai 170C
selama 1-4 jam. Suhu yang biasa digunakan pada sterilisasi panas kering
160C paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan secara
khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya.
Bagaimanapun juga range 150-170C digunakan untuk streilisasi panas
kering dan lain-lain, sebagai contoh : bahan-bahan gelas, dapat disterilkan
pada suhu 170oC. dimana beberapa serbuk seperti sulfonilamid harus
disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.
3
Validation of Pharmaceutical Processes : 151
Secara umum, panas kering digunakan untuk sterilisasi bahan bahan
melalui proses pengabuan dari mikroorganisme. Proses ini merupakan
kelanjutan atau sekumpulan proses yang dilakukan dalam sebuah oven
dengan temperatur sekelilingnya 170C untuk sterilisasi atau 250C untuk
depirogenisasi. Panas kering digunakan untuk sterilisasi/depirogenisasi alat-
alat gelas yang akan digunakan untuk proses produksi secara aseptik. Suhu
yang digunakan ini, terlalu tinggi untuk wadah-wadah plastik. Sama seperti
sterilisasi uap air, prosesnya dapat diprediksi dan hasilnya dapat dikontrol.
Sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk depirogenisasi alat-alat gelas
dan bahan-bahan lain yang memiliki kemampuan bertahan pada suhu yang
digunakan. Secara umum, validasi untuk alur depirogenisasi untuk proses
panas kering selalu termasuk proses sterilisasinya.
4
mendisain siklus sterilisasi panas kering untuk produk-produk rumah sakit
dan validasi sistematis sterilisasi dengan metode sterilisasi standar.
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering biasanya secara panas
dikontrol dan mungkin gas atau elektrik gas.
Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :
170C (340 F) sampai 1 jam
160C (320 F) sampai 2 jam
150C (300 F) sampai 2,5 jam
140C (285 F) sampai 3 jam
c. Pemijaran langsung
The Art of Compounding : 404
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam,
batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol,
vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang
tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumping dan alu
dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian yang
paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi
dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat
keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah
pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.
5
2. Panas lembab
a. Uap bertekanan
Validation of Pharmaceutical Processes : 151
Stelisisasi termal menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf.
Ini merupakan metode sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri
farmasi, karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek dekstruksi bakteri,
dan parameter-parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan
mudah dikontrol dan monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus yang
divalidasi. Secara umum, sterilisasi panas lembab dilakukan pada suhu
121C dibawah tekanan 15 psig. Pada suhu ini konsep letal dilakukan
dengan F0 yang juga dilakukan bila suhu sterilisasi berbeda dari 121C.
F0 dari proses ini tidak jauh pada 121C dengan waktu yang dibutuhkan,
dalam menit, untuk menghasilkan kematian yang setara dengan hasil pada
121C pada waktu tertentu.
6
Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan saat suhu 121oC
selama 12 menit, ditambah waktu tambahan untuk larutan dalam wadah
untuk mencapai 121 C setelah termometer pensteril menunjukkan suhu
ini. Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml akan membutuhkan
kurang 5 menit botol 500 ml antara 10-15 menit.
7
periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Antara
pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar atau pada
inkubator pada 37oC. prinsip dari metode ini adalah pada saat waktu pertama
kali pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya.
Tapi pada saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selam
24 jam, banyak spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora
yang telah tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua.
Kesuksesan dari proses ini tergantung pada spora yang berkembang ke
bentuk vegetatif selama masa istirahat.
d. Air mendidih
The Art of Compounding : 413
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak
dalam sterilisasi jarum spoit, penutup karet, penutup dan alat-alat
bedah. Bahan-bahan ini harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan
harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan
dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunakan
pemijaran. Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 % fenol, 1-2%
Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol tersaponifikasi yang menghambat
kondisi bahan-bahan logam.
8
3. Cara Bukan Panas
Sinar ultraviolet
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1272
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi
kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang
bersifat membunuh mikroorganisme (germisida) diproduksi oleh lampu kabut
merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm . Sinar UV
menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan
garam atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabakan penurunan
derajat penetrasi dengan cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi
dihindarkan dan setiap tindakan membunuhmikroorganisme dibatasi pada
permukaan yang dipaparkan.
Aksi letal
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1272
Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam
atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan
meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan mengubah kereaktivannya.
Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam molekul-
molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak
dapat berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang
diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang
gelombang UV yang panjang.
Radiasi pengion
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1274
Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop
radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan
mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar
beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena tidak menyebabkan
kerusakan mekanik, namun demikian, kekurangan sinar ini adalah di hentikan
dari, mekanik elektron akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron yang
dipercepat adalah kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih
seragam. Aksi letal radiasi pengionan menghacurkan mikroorganisme dengan
9
menghentikan rep-roduksi sebagai hasil mutasi letal. Mutasi ini disebabkan
karena transformasi radiasi menjadi molekul penerima pada sinar x, menurut
teori langsung. Mutasi ini dapat disebabkan oleh tindakan tidak langsung,
dimana molekul-molekul air diubah menjadi kesatuan yang berenergi tinggi
seperti hidrogen dan ion hidroksil. Semua ini pada akhirnya, menyebabkan
perubahan energi pada asam nukleat dan molekul lain sehingga hilangnya
keberadaannya bagi metabolisme molekul sel bakteri.
10
Kebanyakan prosedur sterilisasi produk lain harus diselenggarakan dalam batch
setrilisasi dengan proses berkesinambungan memerlukan pengendalian yang
tepat, sehingga tidak ada bagian yang lepas dari keefektifan sterilisasi.
11
cara sterilisasi tidak direkomendasikan lemak jika bahan-bahan yang diradiasi
sangat bersih dan bebas yang dapat melindungi mikroorganisme.
12
kelembaban relativ dibutuhkan 4-5 jam pemaparan. Di bawah kondisi sama 1000
mg/L membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam partikel 6 jam pemaparan etilen
oksida digunakan untuk menyiapkan tepi yang aman dan memperbolehkan waktu
untuk penetrasi gas ke dalam bahan sterilisasi. Sisa gas dihilangkan dengan
terminal vakum dilanjutkan oleh pembersihan udara yang difiltrasi. Cara ini
digunakan untuk mensterilkan obat serbuk seperti penisilin, juga telah digunakan
untuk sterilisasi benang, plastik tube. Penggunaan etilen oksida untuk sterilisasi
akhir peralatan parenteral tertentu seperti kertas karf dan lapisan tipis polietilen.
Semprot aerosol etilen oksida telah digunakan untuk mensterilkan daerah sempit
dimana dilakukan teknik aseptis.
13
Teori dan Praktek Farmasi Industri : 1286
Etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal terhadap mikroorganisme
dengan mengalkilasi metabolit esensial yang terutama mempengaruhi proses
reproduksi. Alkilasi ini barangkali terjadi dengan menghilangkan hidrogen aktif
pada gugus sulfhidril, amina, karboksil atau hidroksil dengan suatu radikal hidroksi
etil metabolit yang tidak diubah dengan tidak tersedia bagi mikroorganisme
sehingga mikroorganisme ini mati tanpa reproduksi.
14
oleh adsorbsi pada dinding filter dan penghilangan partikel besar dari bahan yang
mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan
biologi yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode filtrasi lain,
filter bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode sterilisasi ini
membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar. Sediaan obat yang
disterilkan dengan metode ini dibutuhkan yang mengandung bahan, bakteristatik,
kecuali dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau
merupakan larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak
boleh ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak
disterilkan dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter
bakteri. Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril, filter dengan berbagai
tipe digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon murni
(diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena alat-alat ini
mudah dibersihkan filter seitz yang menggunakan lapisan asbes dan filter-glass
mungkin lebih berguna untuk farmasis.
Filter dengan pori yang lebih kecil menghilangkan bakteri tetapi beberapa
filtrasi sangat lambat untuk tujuan praktis. Dengan meningkatnya kekentalan dari
lilin filter sangat menghasilkan filtrasi yang efektif, tetapi kekurangannya adalah
banyak dari bahan aktif larutan dihilangkan oleh adsorbsi pada lilin.
Bagaimanapun, dengan mengatur ukuran pori dan kekentalan dari filter sampai
optimum. Filter dapat menjadi sangat efisien dan sangat cepat. Faktor lain dari
filter bakteri yaitu keseimbangan permukaan antara bahan dari filter dengan bakteri
dari larutan, tekanan yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listrik dan filter, pH
dari bahan yang disaring dan absorpsi dari protein dan bahan lain.
Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah
besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah
digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter
ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air. Karena larutan
alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan untuk mensterilkan
larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini mampu dengan
kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml.
15
Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen
magnesium pada filtrat. Bahan alkalin ini dapat menyebabkan pengendapan dari
alkaloid bebas dari garamnya dan dapat menginaktifkan bahwa yang sensitiv
seperti insulin, ekstrak pituitary, epinefrin, dan apomorphin. Hal ini dapat diatasi
dengan perawatan pertama dengan filter dengan dibasahkan dengan HCl dan
kemudian dibilas dengan air.
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan filtrat,
membuat larutan tidak cocok untuk injeksi. Ini dapat diatasi dengan menempatkan
ayakan dari nilon atau sutra, di bawah lapisan filter sebelum menempatkan lapisan
di dalam filter atau sebuah fritted glass dapat ditempelkan pada saluran. Kedua
untuk menghilangkan serat. Filter seitz juga cenderung menghilangkan substrat dari
filtrate dengan absorpsi.
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus
yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan
untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang
dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan
asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk,
tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk
menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding
lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel
dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.
16
Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak
menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata
bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter
jauh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca
dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
Kesimpulan :
Metode sterilisasi yaitu :
1. Metode Fisika
a. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi
sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati.
- Udara panas oven
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah, minyak
lemak, parafin, petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu sterilisasi
yang digunakan adalah 170oC selama 1 jam, 160oC selama 2 jam, 150oC selam 3
jam.
- Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen,
tidak cocok untuk alat yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata. Suhu yang
digunakan 500-600oC dalam waktu beberapa detik, untuk alat logam sampai
berpijar.
- Minyak dan penangas lain
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan
menjaga ketajaman alat, bahan kimia stabil dalam ampul. Bahan atau alat
dicelupkan dalam penangas dicelupkan dalam penangas yang berisi minyak
mineral pada suhu 160oC. Larutan natrium atau amonium klorida jenuh dapat
digunakan pula sebagai pengganti minyak mineral.
17
b. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein
penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba.
- Uap bertekanan (autoklaf)
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk
diinjeksikan ke dalam tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan
untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC
mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1
atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan
pemanasan.
- Pemanasan dengan bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil
dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal
lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan
bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di
dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol;
0,5% klorobutanol; 0,002 % fenil merkuri nitrat; 0,2% klorokresol.
- Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan
dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi
tidak sporanya.
2. Metode Kimia
a. Menggunakan bahan kimia
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 70%, fenol 5%.
18
b. Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti
etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton,
metilbromida, kloropikrin. Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti
bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen
oksida mengadisi gugus SH, -OH, -COOH,-NH2dari protein dan membentuk ikatan
alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan dan mikroba mati.
3. Metode mekanik
Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan
filter bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan
tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya. Dibutuhkan penguasaan
teknik aseptik yang baik dalam melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari
asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak bebas dari virus.
Cara Sterilisasi
1. Pemanasan
a. Tanpa tekanan
o Pemanasan basah. Dilakukan dengan merebus dalam air mendidih dengan
temperatur = 100oC selama15-30 menit. Alat-alat yang direbus harus dalam
keadaan bersih dan seluruh alat harus terendam dalam air.
o Pemanasan kering. Dilakukan dengan menggunakan oven dengan temperatur
170 C (160-180) dalam waktu 1-2 jam.
o Flamber. Berarti membakar dengan spiritus atau alkohol 96%. Bahan bakar harus
cukup untuk nyala minimum 5 menit. Alat yang dibakar harus dalam keadaan
bersih dan kering dan diletakkan pada tempat dari aluminium atau bahan tahan
karat.
b. Dengan tekanan
o Autoklaf. Dilakukan dengan menggunakan uap bertekanan 750 mmHg dan
temperatur 120 selama 10-15 menit. Alat-alat yang tidak terbungkus hanya
membutuhkan waktu 15 menit, tapi bungkusan lipatan linen memerlukan waktu 30
menit.
19
2. Kimiawi
o Tablet formalin. Dengan menggunakan uap tablet formalin. Alat dan tablet
formalin yang telah dibungkus kasa dimasukkan ke dalam tempat tertutup rapat
minimum selama 24 jam.
o Gas etilen oksida. Cairan/gas etilen oksida dapat membunuh spora, bakteri, virus
dan jamur patogen dalam waktu 3 jam atau lebih. Sifatnya toksik, mudah terbakar
dan harus digunakan dalam autoklaf khusus. Cara ini baik untuk alat yang tidak
tahan panas.
3. Radiasi
Dengan menggunakan daya radiasi sinar X atau sinar ultraviolet. Bisa juga dengan
radiasi sinar gamma dosis tinggi yang biasanya bersumber dari kobalt.
Antiseptik
Adalah zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman.
Antiseptik ada yang bersifat sporosidal (membunuh spora) dan ada yang non
sporosidal. Digunakan pada jaringan kulit dan selaput lendir.
Digunakan untuk:
1. Mensucihamakan kulit sebelum operasi untuk mencegah infeksi
2. Mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah infeksi silang
3. Mencuci luka terutama luka kotor
4. Sterilisasi alat bedah
5. Mencegah infeksi pada perawatan luka
6. Untuk irigasi daerah-daerah terinfeksi
7. Mengobati infeksi lokal misalnya pada mulut, telinga, tenggorokan, atau kulit.
20
DISINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)
A. Pemeliharaan Teknik Steril/ Disinfeksi Tingkat Tinggi
Dimanapun prosedur dilakukan, daerah steril harus dibuat dan dipelihara untuk
menurunkan risiko kontaminasi di area tindakan. Peralatan atau benda-benda yang
disinfeksi tingkat tinggi bisa ditempatkan di area steril. Prinsip menjaga daerah
yang harus digunakan untuk prosedur pada area tindakan dengan kondisi disinfeksi
tingkat tinggi (AVSC, 1999). Pelihara kondisi steril dengan memisahkan benda-
benda steril atau mungkin gunakan baju, sarung tangan steril dan sediakan atau
pertahankan lingkungan yang steril.
Sediakan dan jaga daerah steril/ disinfeksi tingkat tinggi:
1. Gunakan kain steril
2. Berhati-hati jika membuka bungkusan atau memindahkan benda-benda ke
daerah yang steril/ disinfeksi tingkat tinggi
3. Hanya benda-benda steril/ disinfeksi tingkat tinggi atau petugas dengan atribut
yang sesuai yang diperkenankan untuk memasuki daerah steril/ disinfeksi
tingkat tinggi
4. Anggap benda apapun yang basah, terpotong atau robek sebagai benda
terkontaminasi
5. Termpatkan daerah steril/ disinfeksi tingkat tinggi dari pintu atau jendela
6. Cegah orang-orang yang tidak memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril untuk menyentuh peralatan yang ada di daerah steril.
21
C. Disinfeksi Tingkat Tinggi Sarung Tangan dengan Menggunakan Uap Air
Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka sarung tangan ini
siap untuk DTT menggunakan uap panas (jangan ditaburi dengan bubuk talk)
1. Gunakan panci perebus dengan tiga susun nampan kukus
2. Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai sarung tangan
dapat dipakaikan tanpa membuat terkontaminasi baru
3. Letakkan sarung tangan pada nampan pengukus yang berlubang di bawahnya.
Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas nampan pengukus, letakkan 5-15
pasang sarung tangan dengan bagian jarinya mengarah ke tengah nampan.
Agar proses DTT berjalan efektif, harap perhatikan jumlah maksimal sarung
tangan dalam satu nampan (tergantung dari diameter nampan)
4. Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan.
Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi air. Letakkan
sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor
5. Letakkan penutup di atas nampan pengukus paling atas dan panaskan air
hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan, hanya sedikit uap air yang
dihasilkan dan suhunya mungkin tidak cukup tinggi untuk membunuh
mikroorganisme. Jika air mendidih terlalu cepat, air akan menguap dengan
cepat dan ini merupakan pemborosan bahan bakar
6. Jika uap mulai keluar dari celah-celah di antara panci pengukus, mulailah
perhitungan waktu. Catat pengukusan sarung tangan dalam buku khusus
7. Kukus sarung tangan selama 20 menit, buka tutup panci dan letakkan dalam
posisi terbalik
8. Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan
goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat
22
menetes keluar
9. Letakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang kosong di sebelah
kompor
10. Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung
tangan tersusun di atas panci perebus yang kosong. Letakkan penutup di
atasnya agar sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi
(tuang air perebus ke dalam wadah DTT)
"Ingat:Jangan menempatkan nampan pengukus berlubang yang berisi sarung
tangan di atas meja atau tempat lain karena sarung tangan dapat
terkontaminasi oleh cemaran dari luar melalui lubang bawah nampan
11. Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai kering di
dalam nampan selama 4-6 jam. Jika diperlukan segera, biarkan sarung tangan
menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu 30
menit pada saat masih basah atau lembab (setelah 30 menit bagian jari sarung
tangan akan menjadi lengket dan membuat sarung tangan sulit dipakai atau
digunakan)
12. Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering gunakan penjepit
atas pinset disinfeksi tingkat tinggi untuk memindahkan sarung tangan.
Letakkan sarung tangan tersebut dalam wadah disinfeksi tingkat tinggi lalu
tutup rapat (sarung tangan bisa disimpan di dalam panci pengukus yang
berpenutup rapat). Sarung tangan tersebut bisa disimpan sampai satu minggu.
D. DTT Kimiawi
Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid
(Cidex). Alkohol, iodine dan indofor tidak digolongkan sebagai disinfektan
tingkat tinggi. Alkohol tidak membunuh virus dan spesies pseudomonas bisa
tumbuh dalam larutan iodine. Larutan-larutan tersebut hanya boleh digunakan
sebagai disinfektan jika disinfektan yang dianjurkan tidak tersedia. Lysol,
Karbol dan Densol (asam karbolik 5% atau fenol 1-2%) digolongkan sebagai
disinfektan tingkat rendah dan tidak dapat digunakan untuk dekontaminasi atau
proses DTT. Tablet formalin hanya efektif dalam suhi tinggi dan dalam bentuk gas
jenuh, Penggunaan tablet formalin sangat tidak dianjurkan. Meletakkan tablet
bersama sarung tangan, bahan-bahan atau perlengkapan dalam botol kaca yang
tertutup tidak akan bekerja secara efektif. Formaldehid (formalin) merupakan
23
bahan karsinogenik sehingga tidak boleh lagi digunakan sebagai disinfektan.
Larutan disinfektan tingkat tinggi yang selalu tersedia dan tidak mahal adalah
klorin. Karena larutan klorin bersifat korosif dan proses DTT memerlukan
perendaman selama 20 menit makan peralatan yang sudah didisinfeksi tingkat
tinggi secara kimiawi harus segera dibilas dengan air matang. Lihat gambar rumus
yang digunakan dalam membuat larutan.
24
6. Kateter dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan setelah ini dapat segera
digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang bersih
Tabel: Efektifitas berbagai proses eradiksi mikroorganisme pada alat bekas pakai
Dekontaminasi Pencucian Pencucian DTT1 Sterilisasi1
(hanya (deterjen
air) dan bilas)
Efektifias(menghilangkan Membunuh Hingga Hingga 95% 100%
atau menonaktifkan virusAIDS dan 50% 80%
mikroorganisme Hepatitis
Waktu yang diperlukan Rendam Cuci Cuci Rebus, Kukus: 20-30
agar proses berjalan selama 10 hingga hingga kukus menit
efektif menit bersih terlihat atau 106kPa 1210 C
bersih secara Panas kering
kimia: 60 menit pada
20 suhu 1700 C
menit
Perlu didahului oleh dekontaminasi dan pencucian
25
Perlengkapan/ bahan-bahan untuk mencuci peralatan termasuk:
1. Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks
2. Sikat (bole menggunakan sikat gigi)
3. Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml: untuk kateter, termasuk kateter penghisap
lendir)
4. Wadah plastik atau baja anti-karat (stainless steel)
5. Air bersih
6. Sabun atau deterjen
26
8. Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun dan
kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih
9. Gantungkan sarung tangan dan biarkan kering dengan cara diangin-anginkan.
Bola karet menghisap tidak boleh dibersihkan dan digunakan ulang untuk lebih
dari satu bayi.
Bola karet seperti itu harus dibuang setelah digunakan, kecuali jika dirancang
untuk dipakai ulang. Secara ideal kateter penghisap DeLee harus dibuang setelah satu
kali digunakan; jika hal ini tidak memungkinkan, kateter harus dibersihkan dan
didisinfeksi tingkat tinggi dengan seksama. Kateter urin sangat sulit dibersihkan dan
didisinfeksi tingkat tinggi. Penggunaan kateter dengan kondisi tersebut di atas pada
lebih dari satu ibu dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak diproses dengan benar.
Untuk mencuci kateter (termasuk selang atau pipa plastik penghisap lendir), ikuti tahap-
tahap berikut:
1. Pakai sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks
pada kedua tangan
2. Lepaskan penutup wadah penampung lendir (untuk kateter penghisap lendir
3. Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam kateter sedikitnya tiga
kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau deterjen
4. Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih
5. Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum
dilakukan DTT.
27
CUCI DAN BILAS
Mencuci kedua tangan merupakan prosedur awal yang dilakukan bidan atau petugas
kesehatan dalam memberikan tindakan. Tindakan ini yang bertujuan untuk
membersihkan tangan dari segala kotoran, mencegah terjadi infeksi silang melalui
tangan dan persiapan bedah atau tindakan pembedahan agar miroorganisme yang dapat
mengakibatkan infeksi tidak berpindah ke pasien, pengunjung, dan tenaga kesehatan.
Sebaiknya waktu pencucian tangan dilakukan :
28
sabun
sikat lunak
Prosedur Kerja:
lepaskan segala yang melekat pada daerah tangan,seperti cincin atau jam
tangan.
Basahi jari tangan,lengan hingga siku dengan air,kemudian sabuni dan sikat
bila perlu.
Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan handuk atau lap
kering.
Prosedur kerja:
Lepaskan segala yang melekat pada daerah tangan,seperti cincin atau jam
tangan,
Basahi jari tangan,lengan hingga siku dengan air,kemudian dengan larutan
desinfektan (lisol atau savlon)dan sikat bila perlu.
Bilas dengan air bersih yang mengalir dan keringkan dengan handuk atau lap
kering.
Prosedur kerja:
Lepaskan segala yang melekat pada daerah tangan,seperti cincin atau jam
tangan.
29
Basahi jari tangan,lengan hingga siku dengan air,kemudian alirkan sabun(2-5
ml)ke tangan dan gosokkan tangan serta lengan sampai 5 cm diatas
siku,kemudian sikat ujung jari,tangan lengan,dan kuku sebanyak kurang lebih
15 kali gosokan,sedangkan telapak tangan 10 kali gosokan hingga siku.
Bilas dengan air bersih yang mengalir
Setelah selesai tangan di bilas dan tetap diarahkan ke atas.
Gunakan sarung tangan steril.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mencuci kedua tangan merupakan prosedur awal yang dilakukan bidan atau
petugas kesehatan dalam memberikan tindakan. Tindakan ini yang bertujuan untuk
membersihkan tangan dari segala kotoran, mencegah terjadi infeksi silang melalui
tangan dan persiapan bedah atau tindakan pembedahan agar miroorganisme yang
dapat mengakibatkan infeksi tidak berpindah ke pasien, pengunjung, dan tenaga
kesehatan.
Selain itu metode sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk
membersihkan dari mikroorganisme atau sengaja untuk menghambat
pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di banyak keadaan.
B. Saran
Dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan diharapkan
melakukan prosedur kebersihan dimulai dari mencuci tangan 7 langkah, sterilisasi
dan deinfektan tingkat tinggi alat-alat kesehatan. Agar kebersihan terjaga sehingga
tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme yang merugikan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Scovilles : The Art of Compounding, Glenn L. Jenkins et.all., 1957, New York : MC-
Graw Hill Book Companies.
Teori dan Praktek Farmasi Industri (terjemahan), Leon Lachmann et.all., 1998, jakarta :
UI-Press.
Parenteral Manual Technology, Michael J. groves, 1988, USA : Interpharm Press Inc.
Catatan:
Kateter harus didisinfeksi tingkat tinggi secara kimia (DTT Kimiawi).Kateter bila rusak
jika didisinfeksi tingkat tinggi dengan direbus.
Sumber referensi:
Buku Acuan Palatihan Klinik, Asuhan Persalinan Normal; Asuhan Esensial,
Pencegahan dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru
Lahir;JNPK-KR, Departemen Kesehatan RI, 2008
32