Professional Documents
Culture Documents
Metode Rekayasa Struktural Tradisional dapat mengabaikan efek SSI, yang dapat
diterima hanya untuk struktur ringan pada tanah yang relatif kaku (struktur dengan
tingkat rendah dan dinding penahan kaku yang sederhana).
Efek SSI menjadi menonjol dan harus diperhatikan pada struktur dimana efek delta P
memainkan peran penting dengan pondasi yang besar atau dalam, struktur tinggi &
ramping dan struktur yang didukung pada tanah yang sangat lunak dengan kecepatan
geser rata-rata kurang dari 100 m / s. (Euro Code 8).
Dua mekanisme yang terjadi pada interaksi antara struktur, pondasi dan tanah:
1. Inertial Interaction: Inersia yang muncul pada struktur akibat getaran sendiri
menimbulkan momen dan geser pada dasar, yang menyebabkan displacement pada
pondasi relatif terhadap bidang bebas. Fungsi impendansi frekuensi pondasi
mendeskripsikan fleksibilitas tumpuan pondasi sebagaimana damping berhubungan
dengan SSI.
Analisis If harus mempertimbangkan konfigurasi dinding geser dan kopling
rotasi potensial antar dinding
2. Evaluasi pondasi embedment, e
3. Mengevaluasi tinggi efektif struktur, h
4. Initial fixed base damping, i (biasanya 5%)
5. Evaluasi T / T dengan menggunakan model struktur khusus:
Periode fixed-base T
Flexible-base period T
Menghitung ratio T/T
Koreksi daktilitas:
2. Kinematic Interaction: Kehadiran elemen pondasi yang kaku pada atau di atas tanah
menyebabkan pergerakan pondasi bervariasi dari gerakan bidang bebas hasil dari
gerakan permukaan yang menyimpang, inklinasi gelombang, atau penanaman pondasi.
Efek kinematic dideskripsikan sebagai fungsi transfer frekuensi yang menghubungkan
gerak bidang bebas terhadap gerakan gerakan yang mungkin terjadi pada dasar slab jika
slab dan struktur tidak memiliki massa.
Prosedur Kinematic Interaction:
1. Evaluasi luas efektif pondasi, be = ab
2. Evaluasi kedalaman pemasangan, e
3. Evaluasi RRS dari rata-rata base slab, RRSbsa
Nilai besar dari stiffness ratio menunjukkan situasi dimana struktur yang relatif kaku berada
diatas tanah yang relatif lunak. Kondisi fixed-base ditunjukkan pada stiffness ratio nol.
Kekakuan pondasi actual dan koefisien redaman bergantung pada frekuensi. Untuk
mengilustrasikan efek SSI, bagaimanapun, persamaan dibawah dapat digunakan untuk
mengestimasi kekakuan dan koefisien redaman pada tapak lingkaran rigid dengan radius a
Gambar 3 menunjukkan pengaruh SSI pada frekuensi natural, rasio redaman, dan
karakteristik perpindahan pada sistem SDOF ekuivalen. Dengan membandingkan karaketristik
respon sistem ekuivalen dengan sistem fixed-base mengilustrasikan efek SSI.
Gambar 3 Efek rasio kekakuan dan kasio massa pada (a) frekuensi natural dan (b) rasio
redaman pada sistem tanah-struktur (Wolf 1985)
Hingga kini, bidang SSI masih banyak dikembangkan dan diperdalam oleh para peneliti,
diantaranya:
Permasalahan bidang bebas, terutama penguat gelombang propagasi vertikal dengan
menggunakan algoritma praktis yang memperhitungkan efek inelastis, mis. Schnabel
dkk. (1972).
Perilaku material yang rumit, mis. Benih dan Idriss (1969).
Pertimbangan tanah berlapis tidak horisontal, lapisan bergelombang atau lapisan
pencelup, dikaitkan dengan berbagai macam gelombang seismik.
Tanah yang propertinya berubah terus menerus tiap kedalaman, mis. Vrettos (1991,
1999).
Difraksi gelombang dengan fitur topografi, seperti cekungan, ngarai dan depresi,
irisan, tebing atau bukit, dan pengaruhnya terhadap struktur, mis. Wong dkk. (1976),
Sa' nchez-Sesma dkk. (2000).
Hambatan ombak oleh fondasi yang tertanam di berbagai konfigurasi tanah, mis.
Trifunac (1971, 1973), Lee (1988).
Lekukan bentuk lain-lain dan dengan berbagai tingkat embedment, dikenai kekuatan
atau lingkungan seismik yang beruba-ubah, mis. Wong dan Luco (1978).
Lengkung di tanah berlapis, mis. Luco (1974), Kausel (1974) dan Gazetas dan Roesset
(1976).
Pengaruh fleksibilitas pondasi, mis. Savidis dan Richter (1979).
Tumpukan tunggal, kelompok tiang, caissons, dan semua ini di berbagai jenis tanah,
mis. Kaynia dan Kausel (1982).
Multiple footing, mis. Wong dan Luco (1986) dan Lin et al. (1987).
Respons dan efek struktural, mis. Roesset dkk. (1973) dan Bielak (1976).
Efek non linier, seperti lepas landas parsial dan tanah inelastis.
Efek poro-elastis.
Isotropi transversal, anisotropi, mis. Kirkner (1982).
Metode numerik, mis. Lysmer dan Richart (1966), Karabalis dan Beskos (1984), Apsel
dan Luco (1987) dan Alarco' n dan Cano (1989).
Percobaan skala besar tentang efek SSI.
REFERENSI:
Bielak J. (1976). Modal analysis for building-soil interaction. Engineering Mechanics Division.
ASCE 1976:77186102:77186.
Chopra AK, Gutierrez JA. (1974). Earthquake response analysis of multistory buildings
including foundation interaction. Earthquake Engineering Structure Dynamics;3:65
77.
Dobry, R. and Gazetas, G (1986). Dynamic response of arbitrarily shaped foundations, J.
Geotech. Engrg., ASCE, 112(2), 109-135.
Iguchi M. (1978) Dynamic interaction of soilstructure with elastic rectangular foundation.
In: Proceeding of the fth Japanese earthquake engineering symposium. Tokyo,
Japan. p. 45764.
Kausel, E. (2010). Early history of soilstructure interaction. Soil Dynamics and Earthquake
Engineering 30:822832
Menglin, L., et al. (2011). Structuresoilstructure interaction: Literature review. Soil
Dynamics and Earthquake Engineering 31:17241731
Stewart, J. P., Gregory, L. Fenves, and Seed, R. B., (1999) Seismic Soil-Structure Interaction in
Buildings. I: Analytical Methods. Journal of Geotechnical and Geoenvironmental
Engineering 125 (1):26-37.
Wolf JP. Dynamic SoilStructure Interaction. New York: Prentice hall; 1985.