You are on page 1of 21

Sentralisasi obat

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................... ii

Kata Pengantar .............................................................................................................. iii

Daftar Isi......................................................................................................................... iv

Bab I : Pendahuluan

1.1. Latar belakang........................................................................................... 1

1.2. Tujuan............................................................................................................. 1

Bab II : Pembahasan

2.1 Sentralisasi Obat............................................................................................. 2

2.2. Kontrol tidak penuh (desentraliasi)........................................................... .... 2

2.3. Lampiran proposal pelaksanaan sentralisasi obat ......................................... 3

2.4. Lampiran : petunjuk pengisian....................................................................... 2

2.5. Lampiran : surat persetujuan sentralisasi obat................................................ 3

2.6. Tinjauan Teori CDC....................................................................................... 3

Bab IV : Penutup

4.1. Kesimpulan................................................................................................ 13

4.2. Saran.......................................................................................................... 13

Daftar Pustaka
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Latar belakang

Dewasa ini harga obat/alat kesehatan cukup tinggi/mahal dan diluar jangkauan masyakat,
utamanya bagi klien dirumah sakit yang mayoritas menggunakan berbagai merek obat
paten bagi etiap pasien. Penggunaan berbagai jenis dan merek obat dengan harga yang
cukup tinggi tersebut tentu saja tidak hanya berpengaruh secara ekonomi semata; namun
lebih dari itu; resiko penyimpangan penggunaan obat diluar hal semestinya juga mampu
menimbulkan kerugian bagi klien itu sendiri. Resiko resistensi tubuh terhadap obat dan
resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita
tidaklah terkontrol dengan baik.

Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat; sebagai salah satu peran perawat;
perlu dilakukan suatu pola/alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar
dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko-resiko kerugian baik secara materiil maupun
non materiil dapat dieliminir. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang
pengelolaan obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab
perawat dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.

Namun dalam kenyataannya dirumah sakit; tidak jarang ditemukan adanya jumlah
tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan; sehingga beberapa tugas dan peran perawat
harus diserahkan pada keluarga atau klien itu sendiri. termasuk didalamnya adalah
penggunaan obat. Untuk itu perlu diupayakan langkah peningkatan mutu pelayanan
dengan sentraliasi obat dan pengontrolan keluarga dalam menciptakan suatu bentuk
pendelegasian peran dari perawat kepada keluarga; khususnya dalam pengelolaan obat
sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalkan.

1.2 Tujuan

Tujuan umum :

1. Meningkatkan mutu kepada klien,terutama dalam pemberian obat

2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun moral
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efiien

Tujuan khusus :

1. Menyeragamkan pengelolaan obat

2. Mengamankan obat-obat yang dikelolah

3. Mengutamakan ketepatan pemberian obat dengan tepat; dosis; waktu;cara

Bab 2

Pembahasan

2.1 Definisi

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (nursalam,2002)

Tujuan pengelolaan obat

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan


menghindari pemborosan,sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi.

Penggunaan obat hanya merupakan salah satu segi pelayanan kesehatan tetapi
merupakan yang paling penting.

Obat itu penting manajemen penyediaan obat-obatan dalam unit kesehatan Merupakan
salah satu tanggung jawab pekerja kesehatan Obat itu mempunyai kekuatan obat harus
digunakan dengan ketrampilan ,pengetahuan dan ketepatan ,bila obat dapat berbahaya
obat itu mahal pemborosan dan penggunaan obat yang salah dapat
mengakibatkan berkurangnya persediaan, yang menyebabkan beberapa pasien tidak
dapat diobati sebagaimana mestinya

Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi

1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien

2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek,padahal obat standar yang lebih
murah dengan mutu terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuathanya untuk mencoba.

4. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan

5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan banyak yang
membuang atau lupa untuk minum

6. Memesan obat lebih dari pada yang di butuhkan, sehingga banyak tersisa sesudah
batas kadalwarsa

7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif

8. Meletaktan obat di tempat yang lembab, terkenak cahaya atau panas

9. Mengeluarkan obat(dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu


sehingga dipakai berlebihan atau dicuri(mc mahon,1999).

Tehnik pengolahan obat(sentralisasi)

Pengeluaran dan pemgagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

1.penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional
dapat didelegasikan kepada staff yang ditunjuk.

2. keluaga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.

3. Penerinaan Obat

1) Obat yang telah diresepkan di tunjukkan kepada perawat dan obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat.

2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan dalam
kartu control, dan diketahui oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga
atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan
habis. Serta penjelasan tentang 5T.

3) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.

4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disampaikan oleh perawat dalam kotak obat
(Nursalam, 2002).

4. Pembagian obat

1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian
obat.
2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan
memerhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar penerimaan obat: dengan terlebih
dahulu dicocokan dengan terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada
pasien.

3) Pada saaat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat,
jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat atau wadah obat kembali ke perawat
setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien.

4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau
petugas yang ditujukan dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang
hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep
kepada dokter penganggung jawab pasien (Nursalam, 2002).

5. Penambahan obat baru

1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian obat, maka informasi ini aakan dimasukkan dalam buku masuk obat dan
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.

2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin, maka dokumentasi hanya dilakukan
pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu
khusus obat (Nursalam, 2002).

6. Obat khusus

1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar
atau hanya diberiakn dalam waktu tertentu.

2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu kusus obat ,dilaksanakan


oleh perawat primer

3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga : nama obat, waktu
pemberian, efek smping, penanggungjawab,pemberian, dan wadah obat sebaiknya
diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat
saksi dari keluarga saatb pemberian obat (nursalam, 2002).

Seorang menejer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara-
cara berikut ini :

1) Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan penggunaan


dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf.
2) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan gantungkan di
dinding.

3) Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab beborosan obat.

4) Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat.

5) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap
minggu pada waktu pertemuan staf.

6) Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di perpustakaan


(Mc Mahon, 1999).

Mendidik Pasien Tentang Obat

Kadang-kadang pasien meminum obat degan carayang salah,baik dengan mengurangi


dosis agar pengobatannya lebih lama atau menembahnya dengan harapan akan lebih cepat
sembuh. Mereka minum obat pada waktu yang tidak tepat atau lupa akan dosisnya. Pasien
yang mendapat pengobatan jangka panjang sering berhenti meminum obatnya terlalu
dini. Hal ini tejadi karena pasien tidak mengerti akan kerja obat dalam tubuh. Akibatnya,
mereka kadang-kadang tidak sembuh dan obat terbuang percuma.

Para pekerja kesehatan harus sangat peduli untuk menerangkan pada pasien bagaimana
cara meminum obat mereka, terangkan dengan cara sederhana mengapa obat-obat
tertentu harus diminum dengan cara tertentu. Dengan demikian pasien akan belajar
bahwa:

Masing-masing obat mempunyai cara kerja tersendiri. Obat yang dapat dipakai
pada satu keadaan tidak bermanfaat untuk keadaan lain.

Besarnya dosis sangat penting,bila terlalu sedikit cara kerjanya terlalu lemah untuk
memperbaiki keadaan, dan bila terlalu kuat dapat meracuni pasien. Dosis untuk anak-
anak lebih sedikit dari pada dosis untuk dewasa.

Pengobatan harus teratur untuk menjamain bahwa kadar obat yang diinginkan
dalam tubuh tercapai.

Semua tahapan pengobatan harus dijalani dengan lengkap, bila tidak pasien dapat
kembali jatuh sakit dengan keadaan yang lebih parah daripada sebelumnya.
Obat harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak, yang mungkin memakannya
karena mirip gula-gula dan dapat meracuni mereka.

Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam,2002)

Text Box: DOKTER

Pendekatan perawat

Text Box: PASIEN/ KELUARGA

Text Box: 1.Surat persetujuan sentralisasi dari perawat

2.Lembaran serah terima obat

3.Buku serah terima / Masuk obat


Text Box: PENGATURAN PENGOLAHAN OLEH PERAWATA
Petunjuk Penulisan Sentralisai Obat (Contoh di Ruang Kardiologi RSUD DR.SOETOMO
Surabaya)

1. Buku Serah Terima Obat.

Bagian-bagiannya adalah:

Nomer urut

Hari / tanggal /jam

Dituliskan hari, tanggal,dan jan terima obat, misalnya: Senin, 1 Mei 2002 jam: 10.00
WIB

Nama pasien / umur / kamar / tempat tidur

Dituliskan nama pasien, umur, nomor kamar dan tempat tidur dimana klien
dirawat. Misalnya:Ny. X / 50 / 5 / 2

Nama, jumlah dan bentuk

Ditulisan nama dan jumlah obat yang diserahkan klien / keluarga.


Misalnya:Lisonopril / X / tab

Dosis dan cara

Dituliskan dosis dan cara pemberian obat, misalnya: 3x5 gr / oral

Tanda tangan dan nama yang menyerahkan obat


Dituliskan tanda tangan dan nama klien atau keluarga yang menyerahkan obat
kepada perawat.

Tanda tangan dan nama yang menerima obat

Dituliskan tanda tangan dan nama perawat yang menerima obat dari klien atau
keluarga.

Keterangan

Dituliskan keterangan yang perlu sehubungan dengan pasien, misalnya: JPS atau
yang lain

2. Buku Pemberian Obat

Bagian-bagiannya adalah:

Nomor Urut

Nama pasien / umur / kamar / nomer tempat tidur

Dituliskan nama pasien , umur, nomer kamar dan tempat tidur dimana klien dirawat
misalnya:Ny. X / 50 / 5 / 2

Hari / tanggal / jam pemakaian obat

Dituliskan hari tanggal dan jam pemberian obat misalnya: senin 1 mei / 2002 / 07.00 WIB

Hari / tanggal / jam penyerahan obat sisa

Dituliskan hari, tanggal dan jam penyerahan obat sisa kepada perawat jaga shift
selanjutnya misalnya:senin / 1 mei 2002 / 14.00 WIB

Terapi / dosis / cara pemberian obat

Sesuaikan nomer urut penerimaan obat misalnya:lisonopril / 3x5 mg / oral

Jadwal pemberain dan dosis obat

Dituliskan sesuai jadwal dan dosis pemberain obat misalnya: 5-5-5 ( artinya: 5 mg tiap
pagi, siang dan sore hari ), atau - - ( artinya: tablet tiap pagi, siang, dan sore hari
) - karena 1 tablet obat lisonopril terdiri dari 10 mg ( 10 mg / tab )

Sisa obat

Dituliskan nama dan jumlah sisa obat setelah pemberain misalnya: lisonnopril / 8,5
Tanda tangan dan nama pemberian obat

Dituliskan tanda tangan dan nama perawat pemberi obat

Tanda tangan dan nama yang menyerahkan sisa obat

Dituliskan tanda tangan dan nama perawat yang menyerahkan sisa obat

Tanda tangan dan nama penerima sisa obat

Dituliskan tanda tangan dan nama perawat penerima sisa obat pada shift berikutnya

Keterangan

Dituliskan:

Perubahan atau hal-hal yang perlu diketahui, misalnya: alergi, obat habis, atau obat
ganti

2.2. PENGELOLAAN OBAT KONTROL TIDAK PENUH ( DESENTRALISASI )

Pengelolaan obat diserahkan kepada keluarga seeluarga telah keluarga / pasien


mendapatkan pengertian yang memadai seputar penggunaan obat dari perawat .

1. PENERIMAAN DAN PENCATATAN OBAT

a. Obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat

b. Obat yang diserahkan dicatatan dalam buku masuk obat

c. Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga / pasien

d. Keluarga/ pasien mendapatkan penyuluhan tentang : rute pemberian obat , waktu


pemberian obat ,tujuan pemberian dan efek samping yang mungkin timbul

e. Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga / pasien ; pasien / keluarga


mendatangi lembar penyuluhan

2. PEMBERIAN OBAT

a. Obat diberikan oleh keluarga atau diminum sendiri oleh klien,perawat melakukan
kontroling terhadap pemberian obat memungkan .
b. Obat yang telah diminum dicek adanya efek samping , juga dilakukan pengecekan
obat tiap hari ( pagi ) untuk menentukan apakah obat benar-benar diminum tepat dosis .

c. Obat yang hilang / berkurang /jumlah tlarifikasikidak sesuai dengan perhitungan ;


diklasifikasikana pada keluarga/ pasien

3. PENAMBAHAN OBAT

a. Penambahan obat baru harus dilaporkan pada perawat untuk dicatat dalam buku
masuk obat

b. Bila terdapat obat jenis baru , maka dilakukan penyuluhan khusus tentang obat baru
tersebut sebelum di serahkan pada pasien

4. OBAT KHUSUS

a. Penjelasan / penyuluhan tentang obat khusus akan diberikan oleh perawat primer

b. Pemberian obat khusus sebaiknya dilakukan oleh perawat

MEMPERSIAPKAN DAFTAR OBAT STANDAR

Sifat pekerjaan kesehatan dan pengetahuan mengenai penyakit dan pengobatannya harus
berubah seiring dengan penemuan obat-obat baru. Sebagian akibatnya, daftar standar
seringkali ketinggalan jaman atau tidak adekuat lagi daftar obat standar mungkin perlu
diubah atas alasan-alasan berikut ini :

a. Terdapat penyakit baru yang belum pernah ditangani , atau pasien yang sebelumnya
merupakan pasien rawat di rumah sakit , sekarang berobat jalan

b. Terdapat obat-obat baru

c. Anggaran untuk membeli obat tidak cukup lagi untuk membeli semua obat yang
tertera dalam daftar sehingga diperlukan obat pengganti yang lebih murah

MENGHITUNG KEPERLUAN OBAT

Memesan obat lebih dari pada yang diperlukan mengakibatkan pemborosan,karena


sebagian obat akan tersisa sampai lewat batas waktu penggunaanya memesan obat kurang
dari pada yang diperlukan akan mengakibatkan kekurangan , dan pasien tetap sakit
karena tidak dapat diobati. Oleh karena itu sangat penting diperkirakan dengan tetap
berapajumlah setiap obat yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan berdasarkan
pengalaman sebelumnya dipusat kesehatan atau dengan perhitungan.

Rumus untuk menghitung

Dosis rata-rata = jumlah pasien yng biasanya diobati dgn obat itu

Pemberian obat X diantara selang waktu pembeli.

Selang waktu pemberian adalah selang waktu antara dua kali kedatangan obat berturut-
turut , biasanya tiga atau enem bulan

jumlah pasien yang diobati dengan obat tertentu atau yang terjangkit yang akan diobati
dengan obat tersebut dpengobatan perhitungkan dari catatan atau pendaftaran klinik.

MEMPERSIAPKAN OBAT UNTUK BAGIAN RAWAT JALAN

Pengobatan dosis penu menggunakan tablet obat tertentu dapat dipersiapkan dengan cara
mengemasannya dalam amplop kecil atau kertas terlipat sebelum klinik atau bagian rawat
jalan dimulai. Sehingga pada saat pasien memerlukannya obat-obatan tersebut sudah siap
.tindakan ini memiliki beberapa keuntungan :

Pasien menerima pengobatan dosis penuh yang tepat.

Menghemat waktu , sehingga menunggu dan antri saat taplet dihitung dapat
dihindari.

Dapat memberi petunjuk tercetak dalam bungkus atau dituliskan di amplop untuk
memberitaukan kepada pasien bagai mana dan kapan obat di minum. Harus di pikirkan
tanda khusus untuk memberikan keterngan yang sama bagi pasien buta hurup , misal
gambar matahari terbit menandakan pagi hari .

Cara ini terutama barguna untuk klinik tertentu yang memberikan pengopbatan
standat kepada semua pasien, misal tablet besi dan asam folat untuk wamita hamil .

Pengamatan dan pengawasan pengeluaran obat menjadi lebih mudah .

BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN KEMASAN OBAT

Tatacara berikut ini harus diikuti untuk mengemas obat :

1) Buat daftar obat-obatan yang sering diresepkan .

2) Tuliskan rincian pengobatan yang bisa untuk tiap-tiap kelompok umur , misal 1-4
tahun , 5-9 tahun ,10-15 tahun ,dan dewasa

3) Tulis pengobatan sretiap hari sedemikian rupa sehingga pasien dapat


Memahaminya dengan mudah misalnya ;

Dewasa

Minumlah SATU tablet tiga kali sehari :

Satu pada saat bangun tidur

Satu pada tengah hari

Satu pada saat sebelum tidur

Dan teruskan pengobatan untuk.hari .

4) Cetak dan perbanyak petunjuk bila mungkin , gunakanlah kertas dengan warna
yang berbeda untuk masing-masing kelompok umur .

5) Beli atau buatlah amplop-amplop kecil .

6) Masukkan jumlah obat yang tepat untuk pengobaatan dosis penuh ke dalam masing-
masing amplop . rekatkan petunjuknya pada amplop .

2.3 lampiran: proposal pelaksanaan sentralisasi obat

PENDAHULUAN

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan


sebagai suatu fenomena yang harus direspons oleh perawat . respons yang ada harus
bersifat kondusif dengan belajar banyak langkah-langkah kongkrit dalam pelaksanaanya (
Nursalam ,2002 ) , salah satunya adalah pengelolaan sentralisasi obat . pengecekan
terhadap penggunaan dan jkonsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat , perlu
dilakukan suatu pola atau alur yang sistematis sehingga resiko kerugian baik secara
material maupun secara non material dapat dieliminasi . kegiatan sentralisasi obat
meliputi pembuat membuat petunjuk astrategi persiapan sentrlisasi obat , persiapan
sarana yang dibutuhkan dan membuat tunjuk teknis peyelenggaraan sentralisasi obat.
Pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan.

TUJUAN

A. TUJUAN UMUM

Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat dan


mendokumentasikan hasil pengelolaan sentrlisasi obat .

B. TUJUAN KHUSUS
1. Mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip
6T + 1W dan mendokumentasikan hasil pengolaan .

2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer dan perawat associate


dalam penerapan prinsip 6T + 1W .

3. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan perawatan yang di berikan

4. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga perawat dan sentralisasi obat .

5. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap proghram terapi.

PERAN

a. Peran perawat primer dan perawat associate

v Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.

v menjekaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.

v Memfasilitasi surat persetujuan pengelolaan dan pencatatan obat.

v Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama pasien dirawat.

b. Perawat primer lain dan supervisior

v Memberikan perlindungaan terhadap pasien terhadap tindakan malpraktek.

v Menilai kepatuhan pasien terhadap progam terapi.

v Memotivasi pasien untuk mematuhi program terapi.

PELAKSANAAN

Kegiatan sentrlisasi obat akan dilaksanakan pada minggu pertama dan kedua untuk uji
coba dan aplikasi minggu ke tiga sampai minggu ke empat selama mahasiswa praktik
diruang paru wanita .metode yang digunakan adalah pendekatan secara langsung dengan
pasien dengan komunikasi terapeutik untuk meyakinkan pasien agar bersedia mengikuti
pengolaan sentralisasi obat dan menggunakan format pengolaan sentrlisasi obat.

METODE

v Pengawasan nama obat, jumlah , rencana pemakaian , penerima dan pemberi obat
sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat.
v Pengawasan dan pencatatan nama obat , dosis , frekuensi , jadwal dan jam pemberian
obat , jenis pemberiaan obat oral atau injeksi , sesuai dengan identitas pasien pada format
kontrol dan pemakaian obat.

INSTRUMEN

v Informed consent pengelolaan sentralisasi obat.

v Format kontrol dan pemakian obat.

v Buku sentralisasi obat ( buku serah terima obat ).

v Lemari obat dan kotak sentralisasi obat.

v Leaflet.

PENGORGANISASIAAN

a. Kepala ruangan :

b. Perawat primer :

c. Perawat associate :

KRETERIA EVALUASI

a. Stuktur ( input )

Pelaksanan sentralisasi obat dilaksanakan diruan paru.

Persiapan dilkukan sebelumnya.

Perawat yang bertugas.

b. Proses

Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah ditentukan
dan pasien yang telah menyetujui infrom concent untuk dilakukan sentralisasi obat.

Pelaksanaan sentrlisasi obat sesuai alur yang ditetapkan.

c. Hasil

Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.

Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6T dan 1W.

Perawat mudah mengontrol pemberian obat.


Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.

2.4.lampiran: petunjuk pengisian

A. PETUNJUK TEKNIK PENGISIAN FORMAT SURAT PERSETUJUAN


SENTRALISASI OBAT

1) Nama ,umur, jenis kelamin , alamat dpat diisi dengan nama pasien sendiri , anak ,
istri , orangtua , dll

2) Nama pasin , umur , jenis kelamin , alamat , no.reg diisi sesuai data pasien yang
bersangkutan.

3) Ruang diisi sesuai tempat pasien dirawat.

4) Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan infomed consent.

5) Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan data dan pasien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat , disertai para sksi-saksi.

B. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PEMBERIAN OBAT ORAL DAN


OBAT SUNTIK

1) Pengisian nama pasien , no.reg , umur ,ruangan.

2) Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis dan nama
dokter yang merawat.

3) Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat , secara vertikal begitu juga pada kolom
terima yaitu jumlah obat yang diterima dan frekunsi obat diberikan.

4) Kolom pemakaian obat diisi sesusi sesuai shif , jam berapa obat diberikan beserta
paraf perawat.

5) Kolom sisa obat diisi oleh perawat pada setiap shif pagi , siang , dan malam , yaitu
jumlah obat beserta paraf perwat pada akhir dinas.

C. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT


1) Pengisian nama pasien , umur , no.reg ,ruangan.

2) Kolom tanggal diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.

3) Kolom nama obat dan jumlah diisi sesuai dengan nama obat dan jumlah yang
diterima

4) Kolom tanda tangan / nama tarang yang menyerahkan diisi oleh keluarga / pasien
atau perawat pada sasat pasien pulang.

5) Kolom tandatangan / nama terang yang diserahkan diisi oleh perawat atau keluarga
yang menerima.

6) Kolom keterangan diisi bila ada hal-hal yang berkaitan dengan serah terima obat.

Lampiran: surat persetujuan sentralisasi obat

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :

Untuk : ( ) diri sendiri ( ) istri ( ) suami

( ) anak ( ) orang tua ( ) lainnya

Nama pasien :

Umur :

Jenis kelamin :

Alamat :
Ruang :

No reg :

Menyatakan (setuju/tidak setuju) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapat


penjelasan tentang sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur atau
dikoordinasikan oleh perawat sesuai ketentuan dosis yang di berikan dokter

Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut:

Pasien atau keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan
sentralisasi obat

Setiap ada resep dari dokter di serahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu

Obat dari apotek diserahkan pada perawat

Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan di catat dalam buku serah terima dan di
tandatangani oleh keluarga atau pasien dan perawat yang menerima

Obat akan di simpan di kantor perawatan

Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis

Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada
pasien atau keluarga

Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang di buat dan tidak
akan melakukan penututan atau gugatan dikemudian hari atas tindakan tersebut.

Demikian persetujuan ini di buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagai


mana mestinya.

Surabaya..2010

Perawat yang menerangkan yang menyetujui

(.)
()

Saksi 1:.......(..)

Saksi 2:..(.)
NB: harap di isi dengan nama jelas dan tanda tangan *)

LAMPIRAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT

Nama pasien : ruangan :

Umur : no reg :

tgl

No

Nama obat

dosis

Keterangan

(terima/serahkan)

Tanda tangan/ nama terang yang diserahkan

keterangan

DAFTAR PUSTAKA
WHO. 1999. Managament pelayanan keperawatan primer edisi 2. Jakarta: EGC

Nursalam. 2007. Managament Keperawatan Amplikasi dalam praktek keperawatan


Profesional Ed 2. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2002. Managament keperawatan Ed 1. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2008. Managament Keperawatan Ed 2. Jakarta : Salemba Medika

WHO. 1996. Managament pelayanan kesehatan primer Ed 2.

Krishnaufal Anugrah Robby di 16.05

You might also like