Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
Daftar Isi......................................................................................................................... iv
Bab I : Pendahuluan
1.2. Tujuan............................................................................................................. 1
Bab II : Pembahasan
Bab IV : Penutup
4.1. Kesimpulan................................................................................................ 13
4.2. Saran.......................................................................................................... 13
Daftar Pustaka
BAB I
PEMBAHASAN
Dewasa ini harga obat/alat kesehatan cukup tinggi/mahal dan diluar jangkauan masyakat,
utamanya bagi klien dirumah sakit yang mayoritas menggunakan berbagai merek obat
paten bagi etiap pasien. Penggunaan berbagai jenis dan merek obat dengan harga yang
cukup tinggi tersebut tentu saja tidak hanya berpengaruh secara ekonomi semata; namun
lebih dari itu; resiko penyimpangan penggunaan obat diluar hal semestinya juga mampu
menimbulkan kerugian bagi klien itu sendiri. Resiko resistensi tubuh terhadap obat dan
resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi manakala konsumsi obat oleh penderita
tidaklah terkontrol dengan baik.
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat; sebagai salah satu peran perawat;
perlu dilakukan suatu pola/alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar
dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko-resiko kerugian baik secara materiil maupun
non materiil dapat dieliminir. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang
pengelolaan obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab
perawat dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.
Namun dalam kenyataannya dirumah sakit; tidak jarang ditemukan adanya jumlah
tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan; sehingga beberapa tugas dan peran perawat
harus diserahkan pada keluarga atau klien itu sendiri. termasuk didalamnya adalah
penggunaan obat. Untuk itu perlu diupayakan langkah peningkatan mutu pelayanan
dengan sentraliasi obat dan pengontrolan keluarga dalam menciptakan suatu bentuk
pendelegasian peran dari perawat kepada keluarga; khususnya dalam pengelolaan obat
sehingga resiko-resiko penyimpangan dapat diminimalkan.
1.2 Tujuan
Tujuan umum :
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun moral
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efiien
Tujuan khusus :
Bab 2
Pembahasan
2.1 Definisi
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan
kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (nursalam,2002)
Penggunaan obat hanya merupakan salah satu segi pelayanan kesehatan tetapi
merupakan yang paling penting.
Obat itu penting manajemen penyediaan obat-obatan dalam unit kesehatan Merupakan
salah satu tanggung jawab pekerja kesehatan Obat itu mempunyai kekuatan obat harus
digunakan dengan ketrampilan ,pengetahuan dan ketepatan ,bila obat dapat berbahaya
obat itu mahal pemborosan dan penggunaan obat yang salah dapat
mengakibatkan berkurangnya persediaan, yang menyebabkan beberapa pasien tidak
dapat diobati sebagaimana mestinya
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan paling sering mengapa obat perlu
disentralisasi
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek,padahal obat standar yang lebih
murah dengan mutu terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama
3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuathanya untuk mencoba.
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan banyak yang
membuang atau lupa untuk minum
6. Memesan obat lebih dari pada yang di butuhkan, sehingga banyak tersisa sesudah
batas kadalwarsa
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif
1.penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional
dapat didelegasikan kepada staff yang ditunjuk.
3. Penerinaan Obat
1) Obat yang telah diresepkan di tunjukkan kepada perawat dan obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat.
2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan dalam
kartu control, dan diketahui oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat. Keluarga
atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan
habis. Serta penjelasan tentang 5T.
3) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disampaikan oleh perawat dalam kotak obat
(Nursalam, 2002).
4. Pembagian obat
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian
obat.
2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dengan
memerhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar penerimaan obat: dengan terlebih
dahulu dicocokan dengan terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada
pasien.
3) Pada saaat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat,
jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat atau wadah obat kembali ke perawat
setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien.
4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau
petugas yang ditujukan dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang
hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep
kepada dokter penganggung jawab pasien (Nursalam, 2002).
1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian obat, maka informasi ini aakan dimasukkan dalam buku masuk obat dan
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin, maka dokumentasi hanya dilakukan
pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu
khusus obat (Nursalam, 2002).
6. Obat khusus
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar
atau hanya diberiakn dalam waktu tertentu.
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga : nama obat, waktu
pemberian, efek smping, penanggungjawab,pemberian, dan wadah obat sebaiknya
diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat
saksi dari keluarga saatb pemberian obat (nursalam, 2002).
Seorang menejer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara-
cara berikut ini :
5) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat setiap
minggu pada waktu pertemuan staf.
Para pekerja kesehatan harus sangat peduli untuk menerangkan pada pasien bagaimana
cara meminum obat mereka, terangkan dengan cara sederhana mengapa obat-obat
tertentu harus diminum dengan cara tertentu. Dengan demikian pasien akan belajar
bahwa:
Masing-masing obat mempunyai cara kerja tersendiri. Obat yang dapat dipakai
pada satu keadaan tidak bermanfaat untuk keadaan lain.
Besarnya dosis sangat penting,bila terlalu sedikit cara kerjanya terlalu lemah untuk
memperbaiki keadaan, dan bila terlalu kuat dapat meracuni pasien. Dosis untuk anak-
anak lebih sedikit dari pada dosis untuk dewasa.
Pengobatan harus teratur untuk menjamain bahwa kadar obat yang diinginkan
dalam tubuh tercapai.
Semua tahapan pengobatan harus dijalani dengan lengkap, bila tidak pasien dapat
kembali jatuh sakit dengan keadaan yang lebih parah daripada sebelumnya.
Obat harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak, yang mungkin memakannya
karena mirip gula-gula dan dapat meracuni mereka.
Pendekatan perawat
Bagian-bagiannya adalah:
Nomer urut
Dituliskan hari, tanggal,dan jan terima obat, misalnya: Senin, 1 Mei 2002 jam: 10.00
WIB
Dituliskan nama pasien, umur, nomor kamar dan tempat tidur dimana klien
dirawat. Misalnya:Ny. X / 50 / 5 / 2
Dituliskan tanda tangan dan nama perawat yang menerima obat dari klien atau
keluarga.
Keterangan
Dituliskan keterangan yang perlu sehubungan dengan pasien, misalnya: JPS atau
yang lain
Bagian-bagiannya adalah:
Nomor Urut
Dituliskan nama pasien , umur, nomer kamar dan tempat tidur dimana klien dirawat
misalnya:Ny. X / 50 / 5 / 2
Dituliskan hari tanggal dan jam pemberian obat misalnya: senin 1 mei / 2002 / 07.00 WIB
Dituliskan hari, tanggal dan jam penyerahan obat sisa kepada perawat jaga shift
selanjutnya misalnya:senin / 1 mei 2002 / 14.00 WIB
Dituliskan sesuai jadwal dan dosis pemberain obat misalnya: 5-5-5 ( artinya: 5 mg tiap
pagi, siang dan sore hari ), atau - - ( artinya: tablet tiap pagi, siang, dan sore hari
) - karena 1 tablet obat lisonopril terdiri dari 10 mg ( 10 mg / tab )
Sisa obat
Dituliskan nama dan jumlah sisa obat setelah pemberain misalnya: lisonnopril / 8,5
Tanda tangan dan nama pemberian obat
Dituliskan tanda tangan dan nama perawat yang menyerahkan sisa obat
Dituliskan tanda tangan dan nama perawat penerima sisa obat pada shift berikutnya
Keterangan
Dituliskan:
Perubahan atau hal-hal yang perlu diketahui, misalnya: alergi, obat habis, atau obat
ganti
2. PEMBERIAN OBAT
a. Obat diberikan oleh keluarga atau diminum sendiri oleh klien,perawat melakukan
kontroling terhadap pemberian obat memungkan .
b. Obat yang telah diminum dicek adanya efek samping , juga dilakukan pengecekan
obat tiap hari ( pagi ) untuk menentukan apakah obat benar-benar diminum tepat dosis .
3. PENAMBAHAN OBAT
a. Penambahan obat baru harus dilaporkan pada perawat untuk dicatat dalam buku
masuk obat
b. Bila terdapat obat jenis baru , maka dilakukan penyuluhan khusus tentang obat baru
tersebut sebelum di serahkan pada pasien
4. OBAT KHUSUS
a. Penjelasan / penyuluhan tentang obat khusus akan diberikan oleh perawat primer
Sifat pekerjaan kesehatan dan pengetahuan mengenai penyakit dan pengobatannya harus
berubah seiring dengan penemuan obat-obat baru. Sebagian akibatnya, daftar standar
seringkali ketinggalan jaman atau tidak adekuat lagi daftar obat standar mungkin perlu
diubah atas alasan-alasan berikut ini :
a. Terdapat penyakit baru yang belum pernah ditangani , atau pasien yang sebelumnya
merupakan pasien rawat di rumah sakit , sekarang berobat jalan
c. Anggaran untuk membeli obat tidak cukup lagi untuk membeli semua obat yang
tertera dalam daftar sehingga diperlukan obat pengganti yang lebih murah
Dosis rata-rata = jumlah pasien yng biasanya diobati dgn obat itu
Selang waktu pemberian adalah selang waktu antara dua kali kedatangan obat berturut-
turut , biasanya tiga atau enem bulan
jumlah pasien yang diobati dengan obat tertentu atau yang terjangkit yang akan diobati
dengan obat tersebut dpengobatan perhitungkan dari catatan atau pendaftaran klinik.
Pengobatan dosis penu menggunakan tablet obat tertentu dapat dipersiapkan dengan cara
mengemasannya dalam amplop kecil atau kertas terlipat sebelum klinik atau bagian rawat
jalan dimulai. Sehingga pada saat pasien memerlukannya obat-obatan tersebut sudah siap
.tindakan ini memiliki beberapa keuntungan :
Menghemat waktu , sehingga menunggu dan antri saat taplet dihitung dapat
dihindari.
Dapat memberi petunjuk tercetak dalam bungkus atau dituliskan di amplop untuk
memberitaukan kepada pasien bagai mana dan kapan obat di minum. Harus di pikirkan
tanda khusus untuk memberikan keterngan yang sama bagi pasien buta hurup , misal
gambar matahari terbit menandakan pagi hari .
Cara ini terutama barguna untuk klinik tertentu yang memberikan pengopbatan
standat kepada semua pasien, misal tablet besi dan asam folat untuk wamita hamil .
2) Tuliskan rincian pengobatan yang bisa untuk tiap-tiap kelompok umur , misal 1-4
tahun , 5-9 tahun ,10-15 tahun ,dan dewasa
Dewasa
4) Cetak dan perbanyak petunjuk bila mungkin , gunakanlah kertas dengan warna
yang berbeda untuk masing-masing kelompok umur .
6) Masukkan jumlah obat yang tepat untuk pengobaatan dosis penuh ke dalam masing-
masing amplop . rekatkan petunjuknya pada amplop .
PENDAHULUAN
TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip
6T + 1W dan mendokumentasikan hasil pengolaan .
3. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan perawatan yang di berikan
PERAN
v Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama pasien dirawat.
PELAKSANAAN
Kegiatan sentrlisasi obat akan dilaksanakan pada minggu pertama dan kedua untuk uji
coba dan aplikasi minggu ke tiga sampai minggu ke empat selama mahasiswa praktik
diruang paru wanita .metode yang digunakan adalah pendekatan secara langsung dengan
pasien dengan komunikasi terapeutik untuk meyakinkan pasien agar bersedia mengikuti
pengolaan sentralisasi obat dan menggunakan format pengolaan sentrlisasi obat.
METODE
v Pengawasan nama obat, jumlah , rencana pemakaian , penerima dan pemberi obat
sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat.
v Pengawasan dan pencatatan nama obat , dosis , frekuensi , jadwal dan jam pemberian
obat , jenis pemberiaan obat oral atau injeksi , sesuai dengan identitas pasien pada format
kontrol dan pemakaian obat.
INSTRUMEN
v Leaflet.
PENGORGANISASIAAN
a. Kepala ruangan :
b. Perawat primer :
c. Perawat associate :
KRETERIA EVALUASI
a. Stuktur ( input )
b. Proses
Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah ditentukan
dan pasien yang telah menyetujui infrom concent untuk dilakukan sentralisasi obat.
c. Hasil
1) Nama ,umur, jenis kelamin , alamat dpat diisi dengan nama pasien sendiri , anak ,
istri , orangtua , dll
2) Nama pasin , umur , jenis kelamin , alamat , no.reg diisi sesuai data pasien yang
bersangkutan.
5) Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan data dan pasien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat , disertai para sksi-saksi.
2) Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis dan nama
dokter yang merawat.
3) Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat , secara vertikal begitu juga pada kolom
terima yaitu jumlah obat yang diterima dan frekunsi obat diberikan.
4) Kolom pemakaian obat diisi sesusi sesuai shif , jam berapa obat diberikan beserta
paraf perawat.
5) Kolom sisa obat diisi oleh perawat pada setiap shif pagi , siang , dan malam , yaitu
jumlah obat beserta paraf perwat pada akhir dinas.
3) Kolom nama obat dan jumlah diisi sesuai dengan nama obat dan jumlah yang
diterima
4) Kolom tanda tangan / nama tarang yang menyerahkan diisi oleh keluarga / pasien
atau perawat pada sasat pasien pulang.
5) Kolom tandatangan / nama terang yang diserahkan diisi oleh perawat atau keluarga
yang menerima.
6) Kolom keterangan diisi bila ada hal-hal yang berkaitan dengan serah terima obat.
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Ruang :
No reg :
Pasien atau keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan
sentralisasi obat
Setiap ada resep dari dokter di serahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu
Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan di catat dalam buku serah terima dan di
tandatangani oleh keluarga atau pasien dan perawat yang menerima
Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada
pasien atau keluarga
Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang di buat dan tidak
akan melakukan penututan atau gugatan dikemudian hari atas tindakan tersebut.
Surabaya..2010
(.)
()
Saksi 1:.......(..)
Saksi 2:..(.)
NB: harap di isi dengan nama jelas dan tanda tangan *)
Umur : no reg :
tgl
No
Nama obat
dosis
Keterangan
(terima/serahkan)
keterangan
DAFTAR PUSTAKA
WHO. 1999. Managament pelayanan keperawatan primer edisi 2. Jakarta: EGC