Professional Documents
Culture Documents
2016/2017
1. Kesulitan apa yang dihadapi dalam penelitian ilmu sosial menyangkut subyek/obyek
penelitiannya ?
Dari Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial 2017 Methods of Inquiry How Science is
Made, Chapters 1 & 4 Research Methodology ang Biological Science (Edhi Martono),
dapat menarik kesimpulan bahwa perlu ada kesepakatan penggunaan nalar dan ilmu
pengetahuan. Dengan nalar kemanusiaan, manusia dapat memperoleh pengetahuannya,
namun dengan pengetahuannya, manusia dapat menggunakan nalar sehatnya. Pada kondisi
tertentu mungkin salah satu dari keduanya harus di kedepankan. Secara prinsip penggunaan
kedua hal ini (nalar sehat dan ilmu pengetahuan) memiliki perbedaan pada beberapa sisi
yaitu :
1
memastikan orang tersebut menggunakan tahapan yang sama dengan yang dilakukan
orang sebelumnya.
d. Ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan
sistematis, pola penghubungannya tidak dilakukan secara asal-asalan. Berbeda dengan
penggunaan nalar sehat terkadang tidak dapat dilakukan dengan sistematisasi tertentu
sebagaimana yang dilakukan dalam penahapan ilmu pengetahuan.
Jadi pemahaman saya Ilmu Pengetahuan Alam adalah termasuk Ilmu Pasti (eksak) sedang
Ilmu nalar sehat adalah termasuk Ilmu Sosial.
Dari kesimpulan di atas bahwa kesulitan yang dihadapi dalam penelitian ilmu sosial
menyangkut subyek/obyek penelitian adalah
a. Pengalaman peneliti.
Bagi yang belum berpengalaman misal dalam proses pengumpulan data dengan
menggunakan observasi dan wawancara mungkin saja kehilangan data penting saat
melakukan proses tersebut. Bagi yang belum terlatih terkadang wawancara
berlangsung secara mekanis dan tidak hidup. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
terkadang bukan merupakan lanjutan dari pertanyaan sebelumnya atau sebuah
pendalaman pertanyaan berikutnya, tetapi kerap sebagai sebuah pertanyaan yang
terputus antara satu pertanyaan dengan pertanyaan lain.
b. Subjektivitas Tinggi
Proses wawancara memerlukan interaksi akrab antara peneliti dengan informan yang
ditelitinya. Interaksi tersebut begitu kuat dan akrab, bahkan terkadang informan tidak
menyadari lagi bahwa dirinya sedang diteliti. Banyak kalangan meragukan
kemungkinan didapatnya sebuah data yang obyektif dari interaksi yang demikian
akrab tersebut. Jika hal ini terjadi, unsur ilmiah sulit untuk terpenuhi dengan baik.
2
mempersingkat waktu justru menjadikan data kurang baik, lebih baik hal itu tidak
dilakukan.
h. Sulit Menggeneralisasi.
Hasil penelitian sosial sulit untuk diberlakukan secara umum mengingat sifatnya yang
khas. Simpulan atas penelitian sosial bersifat subjektif, untuk melakukan generalisasi
hanya format yang ada di Indonesia saat ini kerap menuntut sebuah penelitian sosial
harus selalu di akhiri dengan sebuah kesimpulan. Jika dihadapkan pada semacam hal
itu terasa sulit bagi penelitian sosial untuk menyatakan bahwa hasil penelitiannya
dapat diberlakukan secara umum.
3
2. Bagaimana kita dapat mencapai understanding yang obyektif terhadap topik
penelitian kita ?
Kedua tidak berubah dalam jangka waktu tertentu, dalam penelitian , diasumsikan bahwa
objek yang diteliti tidak akan mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu.
Ketiga adalah determinisme, dalam penelitian, diasumsikan bahwa adanya suatu gejala
bukan karena kebetulan, tetapi ada penyebabnya. Dengan demikian, seorang peneliti
memahami bahwa munculnya suatu variabel tertentu dapat diakibatkan atau justru
mengakibatkan munculnya variabel lain.
Untuk mencapai understanding yang obyektif terhadap topik penelitian kita, proses
penelitian ilmiah harus mendasarkan diri pada prinsip-prinsip dasar cara berfikir ilmiah ,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Menurut Tuckman (1982), karakteristik proses
penelitian adalah: sistematis, logis, empiris rasional, bersifat redukatif, bersifat reprikable,
bersifat transmitable, berencana dan sesuai konsep ilmiah. Berikut prinsip-prinsip dasar
cara berfikir ilmiah untuk mencapai understanding yaitu:
1. Sistematis
a. Model Penelitian Kuantitatif. Langkah awal sebuah penelitian adalah
menentukan variabel yang akan diteliti. Mengenali variabel yang akan diteliti
akan memudahkan peneliti dalam memahami konsep penelitiannya. Langkah
berikutnya adalah merumuskan masalah yang hendak diteliti.
2. Logis. Logis dapat diartikan secara urutan proses penelitian yang dilaksanakana dan
penyusunan laporan. Ketidaklogisan pada proses pelaksanaan penelitian dapat terlacak
dari data yang diperoleh, ketidaksesuaian konsep, atau teori yang disajikan dengan
tema ataupun model penelitian serta proses pengambilan kesimpulan yang munkin
keliru.
3. Empiris Rasional. Penelitian harus berkenaan dengan realita/ dunia nyata yang dapat
terindra oleh panca indra manusia. Dengan begitu, objek ataupun subjek penelitian
harus dapat diindra oleh panca indra manusia. Objektif berarti penelitian itu memiliki
objek dan semua pihak akan memberikan persepsi yang sama terhadap objek itu.
Disini terjadi interpersonal egreement terhadap objek yang diindra itu. Artinya,
harus dihindari adanya persepsi yang hanya milik individual yang bersifat subjektif.
Selain empiris, penelitian juga harus rasional, dalam arti masalah yang akan diteliti itu
dapat terjangkau oleh kemampuan berfikir rasional manusia.
5. Bersifat Replicable. Mengingat penelitian itu bersifat ilmiah, maka harus dapat
diulangi oleh orang lain atau peneliti lain sebagai upaya untuk mengecek
kebenarannya. Supaya dapat diulangi oleh orang lain dengan mudah, laporan peneliti
harus dibuat secara sistematis dan jelas, mulai dari variabel yang diteliti, populasi dan
sampelnya atau informan yang dikenai perlakuan, prosedur mendapatkan sampel,
instrument penelitiannya, teknik pengumpulan datanya, uji hipotesisnya (jika ada),
data yang dihasilkan, dan kesimpulan yang dihasilkan.
5
7. Berencana dan Sesuai Konsep Ilmiah. Berencana artinya dilaksanakan karena
adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah
pelaksanaannya. Mengikuti konsep ilmiah artinya mulai dari awal sampai akhir
kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip
memperoleh ilmu pengetahuan.
Apa yang harus kita lakukan, misalnya dalam mewancarai responden kita agar
diperoleh objective understanding dalam penelitian?
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba
mendapatkan keterangan dan pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan
bercakap-cakap berhadapan muka. Model wawancara yang dapat dilakukan meliputi
wawancara tak berstruktur yang berfokus dan wawancara sambil lalu. Wawancara tak
berencana berfokus adalah pertanyaan yang diajukan secara tidak berstruktur, namun selalu
berpusat pada satu pokok masalah tertentu. Wawancara sambil lalu adalah wawancara yang
bertuju kepada orang-orang yang yang dipilih tanpa melalui seleksi terlebih dahulu secara
diteliti, tetapi dijumpai secara kebetulan (Koentjaraningrat, 1986)
Bagi peneliti pemula, ia akan mengalami kesulitan untuk melakukan dua pendekatan
wawancara diatas, namun yang harus diingat dalam melakukan wawancara adalah
hendaknya ada fokus yang ingin diketahui. Tidak ada salahnya untuk menggunakan
pedoman wawancara (interview guide), namun hendaknya peneliti jangan sampai terikat
dengan pedoman yang ada mengingat dalam situasi yang sebenarnya akan sulit untuk selalu
berpedoman pada panduan yang ada. Terlebih lagi jika ada informasi yang menarik yang
keluar dari informan tanpa diduga sebelumnya. Tentu saja mengejar informasi tersebut lebih
berharga dibanding untuk terikat dengan panduan yang justru akan menyebabkan terjadinya
jumping.
1. Apa (apa yang terjadi, apa yang dikatakan dan dilakukan, apakah hal itu merupakan
peristiwa rutin, apa makna hal itu bagi si pelaku);
2. Siapa (Siapa yang terlibat, ciri-ciri sosial pelaku, peran yang dimainkan, bagaimana
seseorang sampai terlibat, dasar penerimaan kelompok, siapa pemimpinnya);
6
3. Kapan (kapan kejadian berlangsung, hubungan kejadian satu dengan kejadian lain, apa
yang menyebabkan hal itu muncul) ;
4. Dimana (dimana itu terjadi, dalam setting sosial, budaya, ekonomi, politik yang
bagaimana, mungkinkan terjadi ditempat lain);
5. Mengapa (mengapa terjadi, apa faktor penyebabnya);
6. Bagaimana (bagaimana kejadian itu berlangsung dan bagaimana kejadian itu
dihubungkan dengan kejadian lain).
Cara memadai yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan logistik dan tenaga
kerja pada waktu melaksanakan penelitian yaitu :
a. Penjadwalan dan pembagian kerja penelitian. Penjadwalan harus dibuat agar dalam
melaksanakan penelitian terarah sesuai waktu yang diharapkan, begitu pula dalam
pembagian kerja penelitian harus dilakukan membuktikan bahwa adanya kerjasama
yang baik agar hasil yang di capai sesuai jadwal. (tidak lintas waktu)
b. Kesepakatan logistik. Adanya sepakat dibidang logistik untuk menghindari prasangka
atau kecemburuan dalam pelaksanaan penelitian sehingga pelaksanaan penelitian
dapat dilaksanakan dengan baik.
c. Pelaksanaan penelitian dan laporan kemajuan. Pelaksanaan penelitian dan laporan
kemajuan sangat perlu dilakukan untuk memonitoring sampai sejauh mana penelitian
itu dilaksanakan, sehingga pelaksanaan penelitian dapat terpantau dan dapat di
evaluasi.
d. Pembahasan rutin. Pembahasan rutin adalah proses pembahasan secara simultan atas
pelaksaan penelitian untuk mencapai hasil penelitian yang lebih baik. Hal ini perlu
dilakukan agar penelitian maksimal, mempunyai bobot dan nilai sesuai yang
diharapkan.
e. Perekaman atau pencatatan hasil penelitian. Hal ini perlu dilakukan agar setiap
perekaman atau pencatatan adalah data untuk kegunaan penelitian. Data sebagai bukti
otentik bisa dijadikan untuk pertanggungjawaban secara ilmiah oleh karena itu harus
tersimpan dengan baik, tujuannya untuk mempermudah dalam melaksanakan
penelitian dan untuk menghindari kesulitan bila sewaktu-waktu digunakan kembali.
7
Contoh pada kondisi nyata dalam Penyusunan/Penulisan Laporan yaitu
a. Pembagian tugas penyusunan draft laporan dan publikasi
b. Diskusi dan revisi draft
c. Penulisan awal
d. Koreksi dan penyempurnaan
e. Pencetakan & tampilan akhir (jilid, sampul dll.)
f. Pengiriman naskah publikasi
g. Perhitungan anggaran akhir
h. Publikasi hasil lisan maupun tertulis (seminar, jurnal)
4. Ceritakan tentang rencana penelitian tesis anda ! Apa topiknya ! Cara pendekatan
penelitian apa yang hendak digunakan ? Bagaimana metodologinya ? Kapan dan
dimana akan dilaksanakan ! Kendala apa saja yang diperkirakan akan muncul ! Apa
rencana yang hendak diterapkan untuk mengatasi persoalan yang muncul tersebut !
Publikasi apa saja yang hendak di hasilkan ?
a. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dilakukan dengan mencari latar belakang masalah yang akan
diteliti lalu mengidentifikasi masalah tersebut dan menetapkan tujuan, pembatasan dan
perumusan masalah. Persiapan penelitian dimualai dari :
1) Latar belakang
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penetapan topik permasalahan yaitu dengan
mencari latar belakang masalah. Topik masalah yang akan diteliti perlu ditentukan
terlebih dahulu agar peneliti dapat mengetahui latar belakang dari masalah yang akan
diteliti dan penelitian dapat dilakukan lebih terarah.
8
2) Identifikasi masalah
Setelah mengetahui latar belakang masalah maka langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi masalah yang ada pada populasi yang dituju.
3) Tujuan penelitian
Langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan penelitian. Penelitian dilakukan
dengan tujuan untuk dapat menentukan strategi.
4) Pembatasan masalah
Dengan adanya pembatasan masalah ini diharapkan setiap tahap penelitian yang
dilakukan oleh peneliti memiliki batasan dan arah yang jelas.
b. Studi Pendahuluan
Dalam studi pendahuluan ini peneliti melakukan studi pustaka dan studi lapangan serta
melakukan pemilihan sampel dan mencari informasi. Studi pendahuluan mulai dari :
1) Studi pustaka
Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku dan referensi
yang berhubungan judul. Rumusan-rumusan dan konsep-konsep teoritis dari berbagai
literatur dipelajari agar diperoleh landasan teori yang baik dan tepat untuk dapat
digunakan dalam mengembangkan konsep penelitian. Landasan teori ini memudahkan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi.
2) Studi lapangan
Merupakan kegiatan untuk mencari keterangan atau informasi mengenai gambaran
umum populasi yang dituju yaitu dengan cara pengamatan langsung. Dari studi
lapangan ini dapat diperoleh gambaran yang jelas dari populasi penelitian ini dan
berbagai informasi yang terkait dalam mendukung penelitian.
c. Pengumpulan Data
Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data, namun sebelum pengumpulan data
dilakukan peneliti terlebih dahulu harus mengetahui data-data apa saja yang
diperlukan dan bagaimana data tersebut diperoleh.
9
substansi penelitian serta merumuskan strategi yang dapat dilakukan. Metode
deskriptif adalah metode penelitian untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu
obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data-data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata
cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang
hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses
yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena-fenomena
tertentu sehingga merupakan suatu studi yang komparatif. Adakalanya peneliti
membuat klasifikasi serta penelitian terhadap fenomena-fenomena tertentu dengan
menetapkan standar atau norma tertentu sehingga metode deskriptif ini juga
dinamakan survei normatif.
e. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil
analisis tersebut. Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil studi pendahuluan,
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berikut konsep diagram alir penelitian seperti
dibawah ini;
10
f. Diagram Alir Penelitian
Persiapan Penelitian
Identifikasi Latar
Masalah Belakang
Pemilihan Pelaksanaan
Sampel Pengumpulan data Wawancara
Penelitian
Analisis Deskriptif
11
Topik, Cara pendekatan penelitian, metodologi, kapan dan dimana dilaksanakan, kendala
yang diperkirakan akan muncul, rencana yang hendak diterapkan untuk mengatasi
persoalan yang muncul dan publikasi yang hendak di hasilkan.
12
DAFTAR REFERENSI
Edhi Martono (2017), Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial Methods of Inquiry How
Science is Made, Chapters 1 & 4 Research Methodology ang Biological Science.
Edhi Martono (2017), Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial, Permasalahan
Penelitian.
Edhi Martono (2017), Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial , Socsci Philosophy ppt,
chapter 1 buku laake et al.
Suharsimi Arikunto (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi revisi 2010,
Jakarta, Rineka Cipta.
Muhammad Idrus (2009), Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
Edisi Kedua, Jakarta, Erlangga.
Wahono (2000), RI, Jenis-jenis Penelitian, Bahan-bahan Kuliah Metodologi Penelitian. Program
Pascasarjana UI, Pengkajian Ketahanan Nasional,
F.L. Whitney (1960), The Elements of Research, Prentice Hall Inc, New York, hal. 204.
13
JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA. 2016/2017
MATA KULIAH METODE PENELITIAN SOSIAL (SPSKN 6111)
DOSEN PENGAMPU Prof. Dr. Ir. EDHI MARTONO, M.Sc
Oleh :
Deden Ependi
16/405091/PMU/08978
PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI KETAHANAN NASIONAL
Yogyakarta, April 2017
14