You are on page 1of 3

OUTLINE

Nama : Anselma Yunita

NIM : I21112051

UJI EFEKTIFITAS PENYEMBUHAN LUKA SAYAT EKSTRAK IKAN GABUS


(Channa striata) SECARA ORAL DAN TOPIKAL TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN
GALUR WISTAR

Ikan gabus (Channa striata) merupakan jenis ikan air tawar yang sudah dikenal luas masyarakat
Indonesia (1). Ikan gabus banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat
pedalaman sebagai bahan untuk menyembuhkan luka seperti luka bakar dan luka sayat di mana
pengolahannya hanya dengan cara dikonsumsi seperti biasanya sebagai lauk pauk. Ekstrak ikan
gabus mengandung protein yang tinggi terutama albumin dan asam amino esensial, lemak
khususnya asam lemak esensial, dan mineral Zn, Cu, dan Fe (2). Albumin berfungsi untuk
mengatur tekanan osmotik dalam darah dan juga sebagai sarana pengangkut atau
transportasi. Albumin bermanfaat dalam pembentukan jaringan tubuh yang baru pada masa
pertumbuhan dan dapat mempercepat penyembuhan jaringan tubuh(3,4). Asam lemak omega-3
dan omega-6 dilaporkan mampu menyembuhkan penyakit degeneratif(5). Kandungan zat aktif
yang terdapat dalam minyak ikan khususnya komponen asam lemak yang terdiri dari asam lemak
omega-3 dan asam lemak omega-6 serta kandungan mineral lain dan vitamin-vitamin berperan
sebagai nutrisi dalam penyembuhan luka sayat dan merangsang pembelahan sel-sel baru
(proliferasi sel) (6). Pemberian asam lemak omega-3 dan omega-6 secara bersamaan pada tikus
yang dilukai kakinya setelah diinduksi diabetes memberikan efek penyembuhan luka yang
lebih cepat dibandingkan kelompok tikus yang diberi asam lemak omega-3 saja ataupun
omega-6 saja(7).Saat ini ikan gabus digunakan dalam dunia kedokteran sebagai penyembuh luka
pasca operasi dan luka bakar dengan mengambil ekstrak dari ikan gabus tersebut. Dengan
potensi ini, maka dilakukan pengolahan terhadap ikan gabus tersebut menjadi sediaan obat yang
berbentuk salep sehingga diharapkan dapat mencapai penggunaan yang lebih praktis dan efisien
sesuai dengan tujuan terapi yang diinginkan(8).Luka merupakan hilang atau rusaknya sebagian
jaringan tubuh (9). Luka sayat adalah jenis luka yang disebabkan karena sayatan dari benda tajam,
bisa logam maupun kayu dan lain sebagainya, jenis luka ini biasanya tipis dan biasanya dijumpai
pada aktifitas sehari-hari seperti terkena pisau dapur, sayatan benda tajam (seng, kaca), dimana
bentuk luka teratur (10). Penyembuhan luka adalah respon organisme terhadap kerusakan jaringan
atau organ serta usaha pengembalian kondisi homeostasis sehingga dicapai kestabilan fisiologis
jaringan atau organ yang pada kulit terjadi penyusunan kembali jaringan kulit ditandai dengan
terbentuknya epitel fungsional yang menutupi luka (11). Pengujian secara ilmiah dilakukan
menyatakan bahwa salep minyak ikan gabus memiliki aktivitas dan efektivitas penyembuhan
luka sayat dengan membuktikan bahwa sediaan salep minyak ikan gabus pada konsentrasi zat
aktif 10% dapat memberikan hasil terbaik terhadap penutupan luka sayat dengan luka menutup
hari ke-8 (12). Pemberian ekstrak ikan gabus pada luka pasca operasi bedah laperatomi kucing
ditemukan adanya perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dimana
kelompok perlakuan membutuhkan waktu 7 hari untuk proses kesembuhan luka, sedangkan
kelompok kontrol membutuhkan waktu 14 hari untuk proses kesembuhan luka(13).Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek penyembuhan luka sayat ekstrak ikan gabus dan konsentrasi
ekstrak ikan gabus yang memberikan efek terbaik dalam mempercepat proses penyembuhan luka
sayat yang diberikan secara oral dan topikal. Pada penelitian ini digunakan 4 kelompok
perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif, normal dan 2 perlakuan dosis,
dimanatiapkelompokberisi 5 ekortikus Dosis yang diberikan secara oral yaitu 8 dan 16 ml/kgBB
tikus. Konsentrasi ekstrak ikan gabus yang digunakan pada salep yaitu 60% dan 80%. Basis
salep yang digunakan yaitu vaselin flavum dan adeps lanae. Evaluasi sediaan yang dilakukan
meliputi uji organoleptis, uji daya sebar, uji daya lekat, uji viskositas, dan uji pH.
Sebelumperlakuan, tikusdiaklimatisasiselama 7 hari. Setelah proses aklimatisasi,
dilakukanperlukaanterhadaphewanuji. Kulit punggung hewan uji perlukaan, bulu disekitar
punggung dicukur dengan diameter 3 cm dan dibersihkan dengan alkohol. Tikus dianestesi
menggunakan eter 10% dengan jalur inhalasi. Perlukaan dilakukan pada punggung
tikusdengan membuat sayatan sepanjang 2,5 cm dengan kedalaman 2 mmmenggunakan
skapel steril nomor 11(14). Hewanuji yang sudahdilukaiselanjutnyadiberikanekstrak ikan gabus
secara oral dan sediaan salep ekstrak ikan gabus secara topikal pada luka sayat. Pengamatan
dilakukan selama 7 hari. Luka sayat tikus difoto dengan satu persatu. Hasil foto dikuantifikasi
dengan mengukur luas area luka sayat dengan bantuan program Macbiophotonic Image J. Hasil
pengukuran berupa luas area luka dengan satuan cm. Pengukuran luas area luka sayat dilakukan
setiap hari.Analisis data menggunakan One Way ANOVA dan pengamatan dilakukan dari waktu
pengujian sampai luka tertutup. Penelitian dilakukan selama 3 bulan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Nadya Aisyatussoffi, Nurlita Abdulgani. Pengaruh Pemberian Ekstrak Ikan Gabus


(Channa striata) pada Struktur Histologi Pankreas dan Kadar Glukosa Darah Mencit
(Mus musculus) Hiperglikemik. Jurnal Sains dan Seni Pomits Vol. 2, No.1, (2013) 2337-
3520.
2. Muh. Asfar, Abu Bakar Tawali, Meta Mahendradatta. Potensi Ikan Gabus (Channa
Striata) sebagai Sumber Makanan Kesehatan. ISBN : 978-602-14822-1-6.
3. Suprayitno E. Penggunaan Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) pada
Penutupan Luka. Artikel Ilmiah. 2009: 1(2): 1.
4. Poedjiadi A. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. 2006: Hal: 59-62, 115-119
5. Lubis MI. Pengujian Asam Lemak Tak Jenuh Omega-3 dari Ekstraksi Beberapa Jenis
Ikan Lemuru (Sardinella longiceps) di Perairan Aceh. Laboratorium Klinik Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan-Unsyiah Darussalam Banda Aceh. 2000; 7(3): 20-24.
6. Tee ES, Siti Mizura S, Kuladevan R., Young SI, Khor SC dan Chin SK. Nutrient
composition of malaysian freshwater fishes. Proc. Nutr. Soc. Mal. 1989; 4: 63-73.

7. Naveh HR, Jafari, Taghavi MM, Shariati M., Vazeirnejad R., dan Rezvani ME.
Both omega-3 and omega-6 polyunsaturated fatty acids stimulate foot wound healing
in chronic diabetic rat. African Journal of Pharmacy and Pharmacology. 2011;
5(14):1713-1717.
8. Saleh, M. Hari Eko I., Delima H.D., P.S. Siswoputranto. Standar Tepung Ikan di Dalam
Pengembangan Industri Tepung Ikan. Tim Analisa Komoditi, Sekretariat Jenderal.
Departemen Pertanian. 1985.
9. Syamshuhidayat R.Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. 1998.
10. Marison Moya. Manajemen Luka. Jakarta. EGC; 2004.
11. Indonesia Enterostomal Therapy Nurse Association (InETNA) & Tim Perawatan Luka
dan Stoma Rumah Sakit Dharmais. Perawatan Luka. Jakarta. Makalah Mandiri. 2004.
12. Sinambela, H.Y. Optimasi Formulasi Sediaan Salep Minyak Ikan Gabus (Channa
Striata Bloch) sebagai Obat Luka Sayat dengan Metode Simplex Lattice Design.
Skripsi. Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Pontianak. 2012.
13. Noer Khalid Chadir Zakaria. Pengaruh Ekstrak Ikan Gabus (Channa Striata) Terhadap
Penyembuhan Luka Pasca Operasi Bedah Laparatomi Kucing (Felis Domestica).
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2015.
14. Kenisa YP, Istiati, Setyari JW. Effect of robusta coffee beans ointment on full thickness
wound healing. Dental Journal (MajalahKedokteran Gigi). 2012; 45(1): 52-56.

You might also like