You are on page 1of 21

Beranda

Iday Blogger
Home
Jual Beli
Downloads
Kesehatan
Karya Tulis Ilmiah
Artikel
Satuan Acara Penyuluhan

LAPORAN PENDAHULUAN ARTHRITIS GOUT

19.42 No comments

A. Konsep Medis
1. Anatomi dan Fisiologi
a. Anatomi Fisiologi Rangka
Muskuloskeletal berasal dari kata muscle (otot) dan skeletal (tulang). Rangka (skeletal)
merupakan bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi dan tulang rawan (kartilago), sebagai
tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang tulang (sekitar 206 tulang ) yang
membentuk suatu kerangka tubuh yang kokoh. Walaupun rangka terutama tersusun dari tulang,
rangka di sebagian tempat dilengkapi dengan kartilago. Rangka digolongkan menjadi rangka
aksial, rangka apendikular, dan persendian.

1) Rangka aksial, melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan torso.


a) Kolumna vertebra
b) Tengkorak
Tulang cranial : menutupi dan melindungi otak dan organ-organ panca indera.
Tulang wajah : memberikan bentuk pada muka dan berisi gigi.
Tulang auditori : terlihat dalam transmisi suara.
Tulang hyoid : yang menjaga lidah dan laring.
2) Rangka apendikular, tulang yang membentuk lengan tungkai dan tulang pectoral serta tonjolan
pelvis yang menjadi tempat melekatnya lengan dan tungkai pada rangkai aksial.
3) Persendian, adalah artikulasi dari dua tulang atau lebih.

Fungsi Sistem Rangka :


1) Tulang sebagai penyangga (penopang); berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen,
otot, jaringan lunak dan organ, juga memberi bentuk pada tubuh.
2) Pergerakan ; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak, adanya persendian.
3) Melindungi organ-organ halus dan lunak yang ada dalam tubuh.
4) Pembentukan sel darah (hematopoesis / red marrow).
5) Tempat penyimpanan mineral (kalium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow).

Menurut bentuknya tulang dibagi menjadi 4, yaitu :


Tulang panjang, terdapat dalam tulang paha, tulang lengan atas
Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak tetap dan didalamnya terdiri dari tulang karang, bagian
luas terdiri dari tulang padat.
Tulang ceper yang terdapat pada tulang tengkorak yang terdiri dari 2 tulang karang di sebelah
dalam dan tulang padat disebelah luar.
Bentuk yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.

Struktur Tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi tulang pendek, panjang, tulang
berbentuk rata (flat) dan tulang dengan bentuk tidak beraturan. Terdapat juga tulang yang
berkembang didalam tendon misalnya tulang patella (tulang sessamoid). Semua tulang memiliki
sponge tetapi akan bervariasi dari kuantitasnya. Bagian tulang tumbuh secara longitudinal,bagian
tengah disebut epiphyse yang berbatasan dengan metaphysic yang berbentuk silinder.
Vaskularisasi. Tulang merupakan bagian yang kaya akan vaskuler dengan total aliran
sekitar 200-400 cc/menit.Setiap tulang memiliki arteri menyuplai darah yang membawa nutrient
masuk di dekat pertengahan tulang kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi pembuluh
darah mikroskopis, pembuluh ini menyuplai korteks, morrow, dan sistem harvest.
Persarafan. Serabut syaraf simpatik dan afferent (sensorik) mempersarafi tulang dilatasi
kapiler dan di control oleh saraf simpatis sementara serabut syaraf efferent menstramisikan
rangsangan nyeri.
Pertumbuhan dan Metabolisme Tulang
Setelah pubertas tulang mencapai kematangan dan pertumbuhan maksimal. Tulang
merupakan jaringan yang dinamis walaupun demikian pertumbuhan yang seimbang
pembentukan dan penghancuran hanya berlangsung hanya sampai usia 35 tahun. Tahun tahun
berikutnya rebsorbsi tulang mengalami percepatan sehigga tulang mengalami penurunan
massanya dan menjadi rentan terhadap injury.Pertumbuhan dan metabolisme tulang di pengaruhi
oleh mineral dan hormone sebagai berikut :
Kalsium dan Fosfor. Tulang mengandung 99% kalsium dan 90% fosfor. Konsentrasi ini selalu
di pelihara dalam hubungan terbalik. Apabila kadar kalsium meningkat maka kadar fosfor akan
berkurang, ketika kadar kalsium dan kadar fosfor berubah, calsitonin dan PTH bekerja untuk
memelihara keseimbangan.
Calsitonin di produksi oleh kelenjar tiroid memiliki aksi dalam menurunkan kadar kalsium jika
sekresi meningkat di atas normal. Menghambat reabsorbsi tulang dan meningkatkan sekresi
fosfor oleh ginjal bila di perlukan.
Vit. D. diproduksi oleh tubuh dan di trasportasikan ke dalam darah untuk meningkatkan
reabsorbsi kalsium dan fosfor dari usus halus, juga memberi kesempatan untuk aktifasi PHT
dalam melepas kalsium dari tulang.

Proses Pembentukan Tulang


Pada bentuk alamiahnya, vitamin D di proleh dari radiasi sinar ultraviolet matahari dan
beberapa jenis makanan. Dalam kombinasi denagan kalsium dan fosfor, vitamin ini penting
untuk pembentukan tulang.
Vitamin D sebenarnya merupakan kumpulan vitamin-vitamin, termasuk vitamin D2 dan
D3. Substansi yang terjadi secara alamiah ialah D3 (kolekalsiferol), yang dihasilkan olehakifitas
foto kimia pada kulit ketika dikenai sinar ultraviolet matahari. D3 pada kulit atau makanan diwa
ke (liver bound) untuk sebuah alfa globulin sebagai transcalsiferin,sebagaian substansi diubah
menjadi 25 dihidroksi kolekalsiferon atau kalsitriol. Calcidiol kemudian dialirkan ke ginjal untuk
transformasi ke dalam metabolisme vitamin D aktif mayor, 1,25 dihydroxycho lekalciferol atau
calcitriol. Banyaknya kalsitriol yang di produksi diatur oleh hormone parathyroid (PTH) dan
kadar fosfat di dalam darah, bentuk inorganic dari fosfor penambahan produksi kalsitriol terjadi
bila kalsitriol meningkat dalam PTH atau pengurangan kadar fosfat dalam cairan darah.
Kalsitriol dibutuhkan untuk penyerapan kalsium oleh usus secara optimal dan bekerja
dalam kombinasi dengan PTH untuk membantu pengaturan kalsium darah. Akibatnya, kalsitriol
atau pengurangan vitamin D dihasilkan karena pengurangan penyerapan kalsium dari usus,
dimana pada gilirannya mengakibatka stimulasi PHT dan pengurangan,baik itu kadar fosfat
maupun kalsium dalam darah.
Hormon parathyroid. Saat kadar kalsium dalam serum menurun sekresi hormone parathyroid
akan meningkat aktifasi osteoclct dalam menyalurkan kalsium ke dalam darah lebih lanjutnya
hormone ini menurunkan hasil ekskresi kalsium melalui ginjal dan memfasilitasi absorbsi
kalsium dari usus kecil dan sebaliknya.
Growth hormone bertanggung jawab dalam peningkatan panjang tulang dan penentuan matriks
tulang yang dibentuk pada masa sebelum pubertas.
Glukokortikoid mengatur metabolism protein. Ketika diperlukan hormone ini dapat meningkat
atau menurunkan katabolisme untuk mengurangi atau meningkatkan matriks organic. Tulang ini
juga membantu dalam regulasi absorbsi kalsium dan fosfor dari usus kecil.
Seks hormone estrogen menstimulasi aktifitas osteobalstik dan menghambat hormone paratiroid.
Ketika kadar estrogen menurun seperti pada masa menopause, wanita sangat rentan terjadinya
massa tulang (osteoporosis).

Persendian
Persendian dapat diklasifikasikan menurut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga
persendian diantara tulang-tulang yang beratikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan
dengan paersendian tersebut) dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang
mungkin dilakukan pada persendian).
Klasifikasi struktural persendian :
Persendian fibrosa
Persendian kartilago
Persendian synovial.
Klasifikasi fungsional persendian :
Sendi Sinartrosis atau Sendi Mati
Secara structural, persendian ii dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
Amfiartrosis
Sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respon
terhadap torsi dan kompresi .
Diartrosis
Sendi ini dapat bergerak bebas,disebut juga sendi sinovial.Sendi ini memiliki rongga sendi yang
berisi cairan sinovial,suatu kapsul sendi yang menyambung kedua tulang, dan ujung tilang pada
sendi sinovial dilapisi kartilago artikular.
Klasifikasi persendian sinovial :
Sendi sfenoidal : memungkinkan rentang gerak yang lebih besar,menuju ke tiga arah. Contoh :
sendi panggul dan sendi bahu.
Sendi engsel : memungkinkan gerakan ke satu arah saja. Contoh : persendian pada lutut dan siku.
Sendi kisar : memungkinkan terjadinya rotasi di sekitar aksis sentral.Contoh : persendian antara
bagian kepala proximal tulang radius dan ulna.
Persendian kondiloid : memungkinkan gerakan ke dua arah di sudut kanan setiap tulang. Contoh :
sendi antara tulang radius dan tulang karpal.
Sendi pelana : Contoh : ibu jari.
Sendi peluru : memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang lainnya.
Contoh : persendian intervertebra.
a. Anatomi Fisiologi Otot.
Otot (muscle) adalah jaringan tubuh yang berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja
mekanik sebagai respon tubuh terhadap perubahan lingkungannya. Jaringan otot, yang mencapai
40% -50% berat tubuh,pada umumnya tersusun dari sel-sel kontraktil yang serabut otot. Melalui
kontraksi, sel-sel otot menghasilkan pergerakan dan melakukan pekerjaan.
Fungsi sistem Muskular
Pergerakan
Penopang tubuh dan mempertahankan postur
Produksi panas.
Ciri-ciri otot
Kontraktilitas
Eksitabilitas
Ekstensibilitas
Elastisitas
Klasifikasi Jaringan Otot
Otot diklasifikasikan secara structural berdasarkan ada tidaknya striasi silang (lurik), dan
secara fungsional berdasarkan kendali konstruksinya,volunteer (sadar) atau involunter (tidak
sadar), dan juga berdasarkan lokasi,seperti otot jantung, yang hanya ditemukan di jantung.
Jenis-jenis Otot
Otot rangka adalah otot lurik,volunter, dan melekat pada rangka.
Otot polos adalah otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding
organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem
respiratorik, pencernaan,reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Otot jantung adalah otot lurik,involunter, dan hanya ditemukan pada jantung.
1. Pengertian
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri
pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian
tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner & Suddarth. 2001).
Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam urat di
daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut.
Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh
tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan
rasa nyeri pada tulang dan sendi.

2. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam
urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam
urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang
kurang dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat berlebihan
(hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal yang
akan menyebabkan :
- Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
- Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat seperti : aspirin, diuretic,
levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol..

3. Pathofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam
urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat akan menghasilkan akumulasi asam
urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal
asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan
respon inflamasi.
Hiperurecemia merupakan hasil :
a. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
b. Menurunnya ekskresi asam urat.
c. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi atau
menumpuk di jaringan konectiv diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya kristal
akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak hanya
merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat maningkat tapi
tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan hipertensi
karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini meliputi
hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan tulang sendi
menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling
pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang sendi pinggang. Kadang-
kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi cenderung
berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
Periode intercritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan gout.
Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah serangan
pertama. Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali menyerang tulang
sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap akhir serangan gout atau
gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada
kartilago, membrane synovial, tendon dan jaringan halus. Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut,
kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ internal seperti ginjal. Kulit luar
mengalami ulcerasi dan mengeluarkan pengapuran, eksudat yang terdiri dari Kristal asam urat.

4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri tulang sendi
b. Kemerahan dan bengkak pada tulang sendi
c. Tofi pada ibu jari, mata kaki dan pinna telinga
d. Peningkatan suhu tubuh.

Gangguan akut :
o Nyeri hebat
o Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang
o Sakit kepala
o Demam.

Gangguan kronis :
o Serangan akut
o Hiperurisemia yang tidak diobati
o Terdapat nyeri dan pegal
o Pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi (penumpukan monosodium urat dalam
jaringan)
5. Penatalaksanaan Medik
Tujuan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan berulang,
dan pencegahan komplikasi.
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral), Colchicine 1,0-3,0 mg
(dalam NaCl intravena), phenilbutazone, Indomethacin.
b. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
c. Kompres dingin
d. Diet rendah purin
e. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
f. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat oleh
netrofil sampai nyeri berkurang.
g. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi.
h. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah serangan.
i. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan
menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).
j. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenezid 0,5
g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau
menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2 kali/hari.

6. Komplikasi
a. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.
c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat, yang menunjukkan inflamasi
b. SDP meningkat (leukositosis)
c. Ditemukan kadar asam urat yang tinggi di dalam darah
d. Pada pemeriksaan terhadap contoh cairan sendi di bawah mikroskop khusus akan tampak kristal
urat yang berbentuk seperti jamur
e. Pemeriksaan sinar X dari daerah yang terkena untuk menunjukkan masa tefoseus dan destruksi
tulang dan perubahan sendi

8. Pencegahan
a. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung, hati, lidah
ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
b. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat
badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori.
Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan
keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.
c. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik
dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam
urat melalui urine.
d. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi,
misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.
e. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang
digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak
sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
f. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang
mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas,
belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh
dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya
dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
g. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang
mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal
ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh
A. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, umur (sekitar 50 tahunan), alamat, agama, jenis kelamin (biasanya 95% penderita gout
adalah pria), dll
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi lain)
c. Riwayat Penyakit Sekarang
tif) : Kaji penyebab nyeri
/ qualitas) : Kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien
: Kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya pada
pangkal ibu jari)
) :` Apakah mengganggu aktivitas motorik ?
: Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ? (Biasanya terjadi pada
malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal ?
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama seperti
yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
: Biasanya klien mengalami peningkatan stress
: Cenderung menarik diri dari lingkungan
: Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan
ibadah menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Kebutuhan nutrisi
Makan : Kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya
protein)
Minum : Kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
2) Kebutuhan eliminasi
a) BAK : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
b) BAB : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
3) Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat
nyeri dan pembengkakan

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
1) Tingkat kesadaran
2) GCS
3) TTV
b. Peningkatan penginderaan
1) Sistem integument
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba hangat
2) Sistem penginderaan
Mata : Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan bola mata
Hidung : Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau tidak
Telinga : Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak,
biasanya terdapat tofi pada telinga
3) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Apakah ada pembesaran vena jugularis
Palpasi : Kaji frekuensi nadi (takhikardi)
Auskultasi : Apakah suara jantung normal S1 + S2 tunggal / ada suara tambahan
4) Sistem penceranaan
Inspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran pada abdomen
Palpasi : Apakah ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : Apakah kembung / tidak
Auskultasi : Apakah ada peningkatan bising usus
5) Sistem muskuluskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan nyeri yang luar biasa serta
juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi perifer, deformitas (pembesaran sendi)
6) Sistem perkemihan
Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal
c. Pemeriksaan diasnostik.
Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat
osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil
(punch out).

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane sinovia, tulang rawan
artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
b. Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan, dan
kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan
pembentukan panus.
c. Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.
d. Perubahan pola tidur b.d nyeri

4. Intervensi Keperawatan
a. Dk. I : Nyeri sendi b. d peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang
rawan arikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
Tujuan keperawatan: Nyeri berkurang, hilang, teratasi.
Kriteria hasil :
o Klien melaporkan penelusuran nyeri.
o menunjukan perilaku yang lebiih rileks.
o memperagakan keterampilan reduksi nyeri.
o Skala nyeri 0 1 atau teratasi.

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI

Kaji lokasi, intensitas,an tipe nyeri. Nyeri merupakan respon subjektif
Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang yangbdapat dikaji dengan menggunakan
baru. Kaji nyeri dengan skala0 4. skala nyeri. Klien melaporkan nyeri
biasanya di atas tingkat cedera.

Bantu klien dalam mengidentifikasi factor Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan
pencetus. peradangan pada sendi.
Pendekatan dengan menggunakan
Jelaskan dan bantu klien terkait dengan relaksasi dan farmakologilain
tindakan pereda nyeri nonfamakologi dan menunjukan keefektifan dalam
non invasif. mengurangi nyeri.
Akan melancarkan peredaran darah
sehingga kebutuhan oksigen pada
Ajarkan relaksasi: teknik terkait ketegangan jaringan terpenuhi dan mengurangi nyeri.
otot rangka yang dapat mengurangi Mengalikan perhatian klien terhadap
intensitas nyeri. nyeri ke hal yang menyenangkan.
pegetahuan tersebut membatu
Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut. mengurangi nyeri dan dapat
menbatumeningkatkan kepatuhan klien
Tingkatkan pengetahuaan tentang terhadap rencana terapeutik
penyebab nyeri dan hubungan dengan pemakaian alkohol, kafein, dan obat-
berapa lama nyeri akan berlangsung. obatan diuretik akan menambah
Hindarkan klien meminum alcohol, kafein, peningkatan kadar asam urat dalam
dan obat diuretik. serum.

Alopurinol menghambat biosentesis


KOLABORASI asam urat sehingga menurunkan kadar
asam urat serum.
Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian alopurinol

b. Dk. II : Hambatan mobilisasi fisik b. d penurunaan rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan,
dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan
pembentukan panus.
Tujuan keperawatan : klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan
kemampuannya.
Kreteria hasil :
o Klien ikut dalam program latihan
o Tidak mengalami kontraktur sendi
o Kekuatan otot bertambah
o Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi
optimal.
INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Kaji mobilitas yang ada dan observasi Mengetahui tingkat kemampuan klien
adanya peningkatan kerusakan. dalam melakukan aktifitas.
Ajarkan klien melakukan latihan gerak
aktif pada ekstermitas yang tidak sakit. Gerakan aktif memberi masa tonus, dan
Bantu klien melakukan latihan ROM dan kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi
perawatan diri sesuai toleransi. jantung dan pernafasan.
Pantau kemajuan dan perkembangan Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi
kemamapuan klien dalam melakukan sesuai kemampauan.
aktifitas Untuk mendeteksi perkembangan klien.

KOLABORASI
Kemampuan mobilisasi ekstermitas dapat
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk
latihan fisik klien. ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim
fisioterapi.

c. Dk. III : Gangguan citra diri b. d perubahan bentuk kaki dan terbenuknya tofus.
Tujuan perawatan : Citra diri klien meningkat
Kriteria hasil :
o Klien mampu mengatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan
perubahan yang terjadi
o Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi
o Mengakui dan menggabungkan perubhan dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa
merasakan harga dirinya negatif.

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Kaji perubhan perspsi dan hubungannya
Menetukan bantuan individual dalm
dengan derajat kletidak mampuan. menyusun rencana perawatan atau
pemilihan intervensi
Ingantkan kembali realitas bahwa masih dapat Membantu klien melihat bahwa peraat
menggunakan sisi yang sakit dan belajar menerima kedua bagian dari seluruh
mengontrol sisi yang sehat. tubuh dan mulai menerima situasi baru.
Bantu dan ajurkan perawatan yang baik dan Membantu meningkatkan perasaan harga
memperbaiki kebiasaan. diri dan mengontrol lebih dari satu area
kehidupan.
Menghidupkan kembali perasaan mandiri
Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan dn membatu perkemabangan harga diri
klien melakukan sebanyak mungkin hal serta memengaruhi proses rehabilitasi.
untuk dirinya. Dukungan perawat kepada klien dapat
meningkat kan rasa percaya diri klien.
Bersama klien mencari alternatif koping yang Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan
positif. dan memahami peran individu dimasa
mendatang.
Dukung prilaku atau usaha peningkata minat
atau partisipasi dalam aktifitas rehabilitasi. Dapat memfasilitasi perubahan peran yang
KOLABORASI penting untuk perkembangan perasaan.

Kolaborasi denagn ahli


neuropsikologi dan konseling bila da
indikasi .

d. DK IV : Perubahan Pola Tidur b/d Nyeri.


Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.

INTERVENSI RASIONAL
Tentukan kebiasaan tidurnya dan Mengkaji pola tidurnya dan
perubahan saat tidur. mengidentifikasi intervensi yang tepat.
Bila rutinitas baru mengandung aspek
Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas
dalam pola lama dan lingkungan baru. yang berhubungan dapat berkurang
Membantu menginduksi tidur
Dapat merasakan takut jatuh karena
perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur,
Tingkatkan regimen kenyamanan waktu memberikan kenyamanan pagar tempat
tidur, misalnya mandi hangat dan untuk membantu mengubah posisi.
massage. Tidur tanpa gangguan lebih menim- bulkan
rasa segar, dan pasien mungkin tidak
Gunakan pagar tempat tidur sesuai mampu untuk kembali ke tempat tidur bila
indikasi ; rendahkan tempat tidur jika terbangun.
memungkinkan. Di berikan untuk membantu pasien tidur
atau istirahat.
Kolaborasi dalam pemberian obat
sedative, hipnotik sesuai dengan indikasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_back.jpg

http://www.daviddarling.info/images/muscles_human_body_front.jpg

Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. Cet.1. Jakarta :
EGC.

Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 ; Cet.1 ; Jil.II. Jakarta :
EGC.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Cet. 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suratun. 2008. Asuhan Keperawatan Klein Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Cet. 1. Jakarta : EGC.

Syaifiddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed.3 ; Cet. 1. Jakarta : EGC.

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Poskan Komentar

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Social Profiles

Search

Popular
Tags
Blog Archives

LAPORAN PENDAHULUAN STROKE

A. KONSEP MEDIS 1. Anatomi & Fisioogi a. Otak Berat otak manusia sekitar
1400 gram dan tersusun oleh kurang lebi...

LAPORAN PENDAHULUAN ARTHRITIS GOUT

A. Konsep Medis 1. Anatomi dan Fisiologi a. Anatomi Fisiologi Rangka


Muskuloskeletal berasal dari kata muscle (...

LAPORAN PENDAHULUAN APPENDIKSITIS

A. Pengertian Appendiksitis adalah suatu peradangan yang sering terjadi pada


appendiks yang merupakan kasus gawat bedah abdomen ...

LP TB Paru
A. Konsep Medis 1. Anatomi Fisiologi a. Anatomi Paru Paru adalah struktur
elastik yang dibungkus dalam sangkar to...

Clostridium perfringens

Clostridium perfringens Karakteristik umum Clostridium perfringens merupakan bakteri


berbentuk batang, anaerobik (tidak dapat tumbuh ...

MORFOLOGI LALAT RUMAH (Musca domestica)

1. Keterangan Gambar A. Tarsus B. Antena C. Torax D. Mata E. Sayap 2.


Klasifikasi Lalat Rumah Kingdom...

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASA NIFAS

TOPIK : Infeksi pada Ibu Nifas HARI/TANGGAL :


Senin, 12 November 2012 TEMPA...

Cryptosporidiosis, Kriptosporidiosis

Cryptosporidiosis (kriptosporidiosis), juga dikenal sebagai crypto, adalah penyakit yang


disebabkan oleh parasit Cryptosporidium, yang m...

Makalah Pre Eklampsia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita hamil dikatakan mempunyai atau


menderita hipertensi esensial jika tekanan darah p...

Stop Merokok Sekarang dan Rasakan Manfaatnya

Hampir semua orang mafhum bahwasannya merokok memiliki efek yang tidak baik
untuk kesehatan tubuh. Namun demikian, kebiasaan meroko...

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate
Mengenai Saya

Iday C'kobe
Pribadi yang selalu berusaha untuk berpikir positif, percaya diri dan optimis
Lihat profil lengkapku

Pengikut
Arsip Blog
2013 (14)
o Mei (14)
Penjelasan Shalat Dhuha Menurut Ustad Yusuf Mansur...
SATUAN ACARA PENYULUHAN MASA NIFAS
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Perawatan Tali Pusat...
Makalah Pre Eklampsia
MORFOLOGI LALAT RUMAH (Musca domestica)
LAPORAN PENDAHULUAN APPENDIKSITIS
Cryptosporidiosis, Kriptosporidiosis
Malaria dan Pencegahannya
LP TB Paru
Stop Merokok Sekarang dan Rasakan Manfaatnya
Posisi Tidur Terbaik Bagi Kesehatan
Penyebab Anak Diare
LAPORAN PENDAHULUAN ARTHRITIS GOUT
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE

2011 (2)

Blogger templates

Blogger news
Blogroll
About
Copyright 2017 Iday Blogger | Powered by Blogger
Design by FThemes | Blogger Theme by Lasantha - Free Blogger Themes |
NewBloggerThemes.com

You might also like