Professional Documents
Culture Documents
Selengkapnya:
http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/pemeriksaan-umum-pemeriksaan-khusus.html
PEMERIKSAAN UMUM
A. Definisi
Pemeriksaan umum merupakan salah satu cara untuk mengetahui keadaan
umum pada ibu bersalin dengan mengumpulkan data obyektif yang dilakukan
pemeriksaan terhadap pasien.
B. Tujuan
Tujuan dalam pemeriksaan fisik secara umum adalah yaitu untuk menilai
kondisi kesehatan ibu secara umum berdasarkan pemeriksaan sepintas.
2. Prosedur Pemeriksaan
Langkah-langkah pemeriksaan fisik pada ibu bersalin Setelah alat dan
bahan serta ibu sudah siap, maka selanjutnya adalah praktik melakukan
pemeriksaan fisik pada ibu bersalin.
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum Nilai keadaan umum ibu: apakah dalam kondisi
baik atau lemah
2) Kesadaran Nilai kesadaran ibu: jika didapatkan kondisi ibu sadar
sepenuhnya maka digolongkan : compos mentis, bila ibu tidak
sadar sepenuhnya namun bisa merespon bila ditanya namanya
maka digolongkan :somnolent, bila ibu merespon namun disentuh
atau dicu-bit maka digolongkan : sopor, jika ibu tidak dapat mere-
spon sama sekali digolongkan: comma
3) Tanda-tanda Vital
a) Tekanan Darah
Lakukan pemerik-saan dengan po-sisi ibu duduk bila masih
bisa duduk maka letakkan tangan ibu pada meja yang datar.
1
Bila ibu sudah tidak bisa duduk maka minta ibu berbaring
miring ke kiri dan ukur tekanan darah dengan menggunakan
Tensimeter dan stetoskop. Nilai tekanan da-rah sistole dan
diastole. Bila didapatkan uku-ran tekanan darah > 140/90
mmHg maka segera laporkan ke pem-bimbing karena
kemungkinan ibu menderita Pre Eklamsia.
2
menentukan berat badan ibu, gunakan timbangan badan. Pastikan
jarum penunjuk pada angka nol. Persilahkan ibu untuk naik ke atas
timbangan, dan baca jarum penunjuk.
3) Memeriksa edema pada wajah
Persilahkan ibu untuk berbaring di tempat pemeriksaan. Periksa
adanya edema pada wajah atau tidak.
4) Memeriksa mata
Gunakan ibu jari Anda untuk menarik kelopak mata ibu bagian
bawah, dan mintalah kepada ibu untuk melihat ke atas untuk
mengetahui konjungtiva pucat atau tidak. Kemudian, gunakan ibu
jari Anda untuk menarik kelopak mata bagian atas dan mintalah
ibu untuk melihat ke arah bawah untuk melihat sklera kuning atau
tidak.
3
8) Pemeriksaan pada abdomen Lakukan inspeksi pada abdomen untuk
melihat bentuk (memanjang/ melintang), bekas luka operasi dan
hiperpigmentasi linea nigra/alba.
9) Memeriksa tangan dan kaki Inspeksi kuku jari un-tuk menilai
pucat/tidak, ada ada warna kebiruan / tidak, inspeksi tangan ada
edema/ tidak. Meraba kaki untuk menilai adanya edema/ tidak, ada
varises/ tidak. Lakukan pemeriksaan reflek patella dengan
menggunakan hammer patella nilai reflek gerakan (hypo/hiper)
4
PEMERISKSAAN KHUSUS
A. Definisi
Pemeriksaan khusus dilakukan untuk mengetahui apakah ibu bersalin sudah
masuk dalam persalinan (Inpartu) atau belum. Pemeriksaan dilakukan oleh
bidan yang sudah terampil (mampu mempraktekkan sekaligus membaca
hasilnya).
B. Tujuan
Tujuan dalam pemeriksaan khusus ini yaitu untuk menilai kondisi kesehatan
ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan ibu dalam proses persalinan.
Informasi dari hasil pemeriksaan khusus dilakukan untuk membuat keputusan
klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan yang
paling sesuai dengan kondisi ibu.
5
2. Prosedur Pemeriksaan
a. Pengukuran TFU menurut Mc. Donald
1) Mengetengahkan Uterus
2) Mengukur TFU dari sympisis ke fundus uteri (kaki lurus)
3) Membaca hasil pengukuran dengan tepat (dengan sistem buta)
b. Palpasi Uterus Leopold I-IV
1) Menghangatkan tangan sebelum palpasi
2) Leopold I
- Meminta ibu untuk menekuk kaki sedikit
- Mengetengahkan uterus
- Menentukan dengan tepat TFU menggunakan jari Meraba
bagian fundus uteri dan menentukan dengan tepat bagian janin
yang berada di fundus uteri
6
4) Leopold III
Tangan kiri menahan fundus, tangan kanan memegang bagian
bawah janin yang berada dibawah perut ibu, kemudian
menggoyangkan untuk menentukan apa yang menjadi bagian
terbawah janin.
7
d. Pemeriksaan Kontraksi Uterus atau his
a) Lakukan perabaan pada perut ibu apakah ada kontraksi, jika ada
kontraksi nilai berapa lama kontraksi
b) Mulai menilai his ketika timbul his sampai his menghilang
c) Nilai ada berapa his dalam 10 menit perabaan
e. Pemeriksaan Dalam ( Vagina Toucher ) Mintalah kepada ibu untuk
melepas celana dalam dan pas-tikan kandung kemih kosong dan jaga
selalu privacy ibu, pakailah sarung tangan dan lakukan vulva hygiene.
Sebelum melakukan VT (Vagina Toucher) pastikan ibu sedang tidak
kontraksi jika ibu mengalami kontraksi tunggu sampai kon-traksi
hilang, namun jika ibu mengalami kontraksi pada saat jari tangan ada
di da-lam vagina, tunggu dan pertahankan jari yang berada di dalam
vagina.Selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut :
a) Pakailah sarung tangan steril/DTT
b) Lakukan inspeksi bagian vulva dan vagina untuk melihat adanya
luka parut pada persalinan sebelumnya, apakah ada tanda
inflamasi, dermatitis/ iritasi, area dengan warna yang berbeda,
varises, condiloma, oedema
c) Dengan lembut bersihkan vulva dengan menggunakan kapas DTT
sekali usap dari arah depan ke belakang
d) Tangan kiri membuka labia minora, masukkan secara perlahan jari
tengah tangan kanan ke dalam vagina kemudian menekan kea rah
bawah dan masukkan jari telunjuk secara perlahan agar tidak
menimbulkan sakit pada pasien
8
e) Kemudian lakukan penilaian kondisi vagina : kehangatan,
kekeringan dan kelembaban vagina, nilai kondisi serviks
kelembutan, kekakuan dan apakah ada oedema, nilai dilatasi atau
pembukaan serviks, nilai effacement atau penipisan serviks dengan
prosentase 0% jika serviks belum menipis (+ 1 cm ), 50% jika
ketebalan serviks 0,5 cm dst, tentukan bagian terendah janin
apakah kepala, bokong atau yang lainnya dan apakah teraba
bagian-bagian lain di samping kepala atau bokong, serta tentukan
titik penunjuk (denominator/ point of direction ) jika presentasi
belakang kepala cari ubun-ubun kecil dimana apakah melintang
atau di depan atau belakang, jika bokong cari dimana sacrum
apakah melintang atau di depan atau belakang.
f) Selanjutnya lakukan pemeriksaan panggul dalam dengan cara
arahkan jari tangan didalam vagina untuk mencapai promontorium,
bila promontorium teraba menunjukkan adanya kesempitan pada
pintu atas panggul, kemudian arahkan tangan ke sacrum untuk
mengetahui kelengkungan sacrum dan mobilitas tulang koksigeus,
selanjutnya nilai spina ischiadica apakah menonjol atau tidak, jika
menonjol menunjukkan adanya kesempitan pada pintu tengah
panggul. Kemudian lakukan penilaian pintu bawah pang-gul
dengan cara melakukan palpasi sudut pubis dengan dua jari ( telun-
juk dan jari tengah) dan telapak tangan menghadap ke atas
menyusuri arcus pubis. Nilai apakah lebih dari 90, jika kurang dari
90 maka menunjukkan adanya kesempitan pintu bawah panggul
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan fisik pada ibu bersalin
sesuai dengan langkah-langkah di atas, rapikan ibu, alat dan bahan
serta tempat pemeriksaan. Lakukan evaluasi dan dokumentasikan
pada lembar partograf selanjutnya lakukan observasi terhadap ibu
bersalin sesuai partograf.
9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Definisi
Pemeriksaan penunjang pada setiap ibu bersalin diperlukan untuk melakukan
screening terhadap penyakit penyakit yang dapat menyertai pada setiap ibu
bersalin. Pemeriksaan penunjang mutlak harus lakukan mengingat salah satu
manfaatnya adalah untuk mendeteksi adanya penyakit yang menyertai ibu
bersalin seperti anemia, Diabetes Melitus, Pre Eklamsia dan Eklamsia
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemeriksaan hemoglobin
2. Untuk mengetahui pemeriksaan protein urin
3. Untuk mengetahui pemeriksaan urin reduksi
10
b. Prosedur
1) Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Memasang pengalas dan memposisikan klien dengan duduk
dengan nyaman
4) Memakai sarung tangan bersih
5) HCl 0,1 ke dalam tabung pengencer sampai batas angka 2 ( 5
tetes) menggunakan pipet khusus
6) Menentukan jari yang akan diambil darahnya, mengusap jari
tersebut dengan alcohol swab dan menunggu sejenak agar kering
sambil menyiapkan lanset steril
7) Memegang lanset dengan benar lalu menusuk jari klien sampai
batas lanset
8) Menghapus darah yang pertama keluar dengan cepat menggunakan
tisu kering lalu menghisap darah dengan pipet Hb sampai batas
angka 20 l
9) Menghapus darah yang melekat di ujung luar pipet dengan tisu
kering dan segera memasukkan darah ke dasar tabung pengencer
yang telah diisi HCl. Usakan jangan sampai ada gelembung udara
10) Angkat pipet sedikit lalu hisap HCl yang masih jernih untuk
membersihkan darah yang masih terting-gal di dalam pipet Hb
(Lakukan 2-3)
11) Masukkan batang pengaduk lalu aduk-lah agar darah & HCl
bersenyawa dan warnanya menjadi coklat tua karena membentuk
hematin asam
12) Tambahkan air setetes demi setetes, tiap kali diaduk hing-ga
tercapai persa-maan warna dengan standart warna (harus tercapai
dalam 3 -5 menit setelah dar-ah & HCl tercampur)
13) Membandingkan warna di tempat yang terang dengan memutar
tabung sehingga garis bagi tidak terlihat. Baca hasilnya dalam
gram %
11
14) Membereskan alat dan mencuci tangan
15) Memberitahukan hasilnya kepada klien.
b. Prosedur
1) Mencuci tangan dan memakai handscoen
2) Mengisi 2 tabung (A dan B) masing-masing 2-3 cc urin saring
3) Panaskan tabung A di atas lampu spiri-tus berjarak 2-3 cm dari
ujung lampu sampai mendidih
4) Lihat hasil sambil membandingkan dengan tabung B
5) Bila hasil urin pada tabung A keruh maka tambahkan 4 tetes asam
asetat 5%
6) Jika urin tetap keruh panaskan sekali lagi
12
7) Memberitahu hasil pemerik-saan pada pasien
8) Membereskan alat dan rendam dalam larutan chlorin 0,5% 9) Cuci
tangan
b. Prosedur
1) Mencuci tangan
2) Menyiapkan urine yang akan diperiksa
3) Memakai celemek
4) Mengisi tabung reaksi dengan bene-dict sebanyak 2,5 cc
5) Tetesi tabung ben-edict dengan 4-5 tetes urine
6) Tabung dipanaskan di lampu spiritus
13
7) Tunggu sampai mendidih
8) Menilai hasil pemeriksaan
9) Mencatat hasil pemeriksaan
10) Menjelaksan hasil pemeriksaan kepada pasien
11) Membereskan alat-alat
12) Melepas sarung tangan
13) Mencuci tangan Gambar: pemeriksaan urine
14