You are on page 1of 47

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara
statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal
ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak
sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor
yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat
juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari
penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk
lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi
didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan
tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).

Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan
jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan
biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ
target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.

Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan pendidikan
kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit
degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan.
Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi
perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu
check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi hipertensi ?

2. Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?

3. Apakah manifestasi klinis hipertensi ?

4. Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?

5. Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?

6. Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?


7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

1.3 Tujuan

Tujuan Umum

Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.

Tujuan Khusus

Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.

Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.

Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.

Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.

Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.

Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.

Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA

2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial
dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Bailon dan Maglaya ( 1978 )

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Departemen
Kesehatan RI ( 1988 )

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak,
kakak dan adik

4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik,


psikologis, dan sosial anggota.

2.2 Struktur Keluarga

1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur ayah

2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga

1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga

2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing

3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

2.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga

1. Tradisional :

a. The nuclear family (keluarga inti)


Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah

c. Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai :
paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang
tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)

h. Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

i. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti
: perceraian atau ditinggal mati

2. Non-Tradisional

a. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

b. The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri

c. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam
satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

e. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners)

f. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu

g. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah
satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya

h. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan
barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya

i. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya

j. Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga
yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

2.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh
keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:

1. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut
damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan
sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya
keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu
pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah
dewasa dan meningkat otonominya

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu
pasangan meninggal :

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah
satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan

c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

B. KONSEP DASAR HIPERTENSI

2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas
normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh
kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara
teratur.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah
secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan
darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan
darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke
atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

2.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :


Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor
diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan
hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya
tergolong hipertensi sekunder.

Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah
ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain.
Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan
pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui
beberapa cara:

Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya

Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya
dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui
arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.

Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika
terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.
Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan
keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin,
dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila
riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi
juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita
Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi
alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan
antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja
pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu).
Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum
terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal
ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa
faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat
dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya
pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan
dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar
darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh
hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah
di otak, serta kelumpuhan.

2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat
mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.

2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan
kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi
efek samping terapi diuretik.

5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya
pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)

7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.

8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).

9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab);
VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.

11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.

12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari,
sindrom Cushings; kadar renin dapat juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.

14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG atau takik
aorta; perbesaran jantung.

15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.

16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan : Luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

2.5 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.

1. Diet

Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan

tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan

kadar adosteron dalam plasma.

2. Aktivitas.

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan

batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,

bersepeda atau berenang.

b. Penatalaksanaan Farmakologis.

Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti
hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

4. Tidak menimbulakn intoleransi.

5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.


Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan
betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.

2.6 Komplikasi

Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan
gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Contoh Kasus

Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th) seorang laki-laki bersekolah di
SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD. Dalam keluarga Tn.A salah satu anggota keluarga,
yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit Hipertensi pasien nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang
lalu asien pernah MRS karena pingsan dan di diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki
riwayat penyakit yang sama. Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja di
rumah karena menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal
pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S keluarga Tn.A
termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka mengaku pernah ke dokter tapi
jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S
meskipun pernah ada riwayat MRS karena Hipertensi sebelumnya.

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga

I. Data Umum :

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A

2. Alamat dan Telepon : Tuban

3. Pekerjaan Kepala Keluarga : pedagang toko

4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP

5. Komposisi Keluarga : Ayah, ibu, dan dua orang anak


No

Nama

Jenis Kelamin

Hubungan dengan KK

Umur

Pendidikan

1.

2.

3.

4.

Tn. A

Ny. S

Nn. Z

An. D

P
L

Suami

Istri

Anak

Anak

50 th

45 th

13 th

6 th

SMA

SMP

SMP

SD
Genogram :

Keterangan :

: Laki-Laki : Hub. Perkawinan

: Perempuan : Menikah

: Klien ____ : Garis Keturunan

: Meninggal Laki-laki

: Meninggal Perempuan

----- : Tinggal serumah

6. Tipe Keluarga.

Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak kandung.

7. Suku bangsa.

Jawa Indonesia. Tn. A berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.

8. Agama.

Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk pada status
kesehatan keluarga Ny.S

9. Status Sosial Ekonomi Keluarga.

Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A habis tepat waktu karena Tn. A
adalah pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu di kirim barang oleh pabrik roti, sedangkan Ny.S merupakan
pedagang toko kebutuhan sehari-hari dipasar. Tn. A dan Ny. S mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih
dari cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih
sekolah.
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.

Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain dengan teman sebayanya
dan menonton TV dirumah.

Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Tuban jika musim liburan panjang
atau sekedar makan diluar bersama.

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak pertama berusia 13 th dan
yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-masing SMP dan SD. Tn. A dan Ny. S mengatakan komunikasi
dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai
anak.

3. Riwayat keluarga inti :

Ny.S mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karena ayah Ny.S juga mengalami
tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 4 tahun yang lalu. Ny.S juga pernah MRS
karena kolestrol yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan Tn.A dan kedua anaknya tidak pernah mengalami
penyakit yang parah. (sembuh dengan obat yang dibeli di toko).

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

No

Nama

Umur

BB

Kg

Keadaan Kesehatan
Imunisasi

(BCG/Polio/ DPT/HB/ Campak

Masalah kesehatan

Tindakan

Yang telah dilakukan

1.

2.

3.

4.

Tn. A

Ny. S

An.Z

An. D

50 th
45 th

13 th

6 th

60

48

27

25
Baik

Sakit

Baik

Baik

Lengkap

Lengkap

Lengkap

Lengkap
-

Gangguan nutrisi

Membantu pemenuhan nutrisi Ny.S tanpa membawa ke pelayanan kesehatan


-

4. Riwayat keluarga sebelumnya :

Ny.S adalah anak dari dua bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam keadaan sehat. Tn.A adalah
anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal karena demam berdarah ketika masih kecil.

III. Lingkungan

1. Karakteristik rumah :

Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang tamu, satu ruang
keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan gudang tempat penyimpanan roti dan
motor box untuk menjual Roti,merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela
kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah
terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk
pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10
m dari jarak belakang rumah.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil. Semua tetangga Ny.S
beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka
dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan
komunikasi mereka cukup baik.

3. Mobilitas geografis keluarga :

Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah tempat, saat Ny.S sakit Tn.A
jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan bersekolah pada pagi sampai siang hari sehingga
hanya saat anaknya pulang dari sekolah Tn.A dapat berjualan roti keliling.

4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga Tn. A tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang
diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan
di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali.
Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.

5. Sistem pendukung keluarga :

Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-kadang Tn.A harus meninggalkan
pekerjaanya berdagang keliling mengantar roti sehingga pemasukan keuangan keluarga berkurang. Ny.S dan
Tn.A mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti
sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan
Tn.A juga membantu serta mencarikan pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter
serta layanan kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S dan
puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih memilih ke dokter desa.

IV. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga :

Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-anaknya dapat memberi masukan
tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.S adalah ibu yang
santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan
memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.

2. Struktur Peran Keluarga :

Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A menjadi seorang ayah dan pencari
penghasilan utama bagi keluarga.

3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :

Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga

Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.

An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.

An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.

4. Nilai dan Norma Keluarga :

Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut mereka. Ny.S sakit
memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih
untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.

V. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif :

Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling menghormati
dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal
yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.

2. Fungsi Sosial :

Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti
organisasi.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan :

keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S kelelahan atau sedang
memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S
sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.

4. Fungsi Reproduksi :

Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur mempunyai dua orang
anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami
istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.

5. Fungsi Ekonomi :

Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S sakit dan Tn.A jarang berjualan
karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja.

VI. Stres dan Koping Keluarga

1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :

Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya dan ank-anaknya yang
masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan Tn.A hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal
mungkin untuk kesembuhan istrinya.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :

Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak menjadi anak yang
berguna.

3. Strategi Koping Yang Digunakan :

Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali bersama anak-anaknya
jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap anaknya.

4. Strategi Adaptasi Disfungsional :

Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu keputusan.

VII. Pemeriksaan Fisik.

Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.

No

Pemeriksaan

Fisik

Tn. A
Ny.S

An. Z

An. D

Kepala

Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.

Simetris,tidak ada ketombe,Rambut sedikit kusut

Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.

Simetris, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe.

2.

Leher

leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar tiroid (struma).

leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar tiroid (struma).
leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar tiroid (struma).

leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri carotis, tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar tiroid (struma).

3.

Mata

Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas

Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas

Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas

Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan jelas

4.

Telinga

Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik

Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik

Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik

Simetris, keadaan bersih,Fungsi pendengaran baik


5.

Hidung

Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan

Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan

Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan

Simetris,keadaan bersih,Tidak ada kelainan yang ditemukan

6.

Mulut

Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan

Mukosa mulut agak sedikit kering,Mulut sedikit kotor, makan 1x/hari porsi habis .

Mukosa mulut lembab,keadaan bersih,Tidak ada kelainan

Mukosa mulut lemb,keadaan bersih,Tidak ada kelainan

7.

Dada

Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-),
ronchi (-), wheezing (-)

Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-),
ronchi (-), wheezing (-)

Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-),
ronchi (-), wheezing (-)

Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1 dan S2 tunggal,tidak terdapat palpitasi, suara mur-mur (-),
ronchi (-), wheezing (-)

8.

Abdomen

Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik
usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi

Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik
usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi

Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik
usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi

Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan peristaltik
usus 35x/mnt, tidak ada bekas luka operasi

9.

TTV dan ekstremitas


TD : 120/80 mmHg,

N : 74x/m,

S : 360C

R: 20x/m

5 5

5 5

TD : 160/100mmHg, N : 100x/m, S : 36,50C

R: 20x/m

4 4

5 5

TD: 110/80 mmHg

R: 18 x/mnt

N: 84 x/mnt

S: 37,2OC

5 5

5 5

TD: 105/63 mmHg

R: 18 x/mnt

N: 72 x/mnt

S: 370C
5 5

5 5

Perawat

NIM.

VIII. Harapan Keluarga.

Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan
dengan baik.

Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

Data

Etiologi
Masalah

DS:

Ny.S mengatakan mual,muntah,lemas, nafsu makan menurun.

DO:

Ny.S terlihat lemas

Ny.S makan 1x/hari habis porsi dengan bantuan, dan kadang tidak makan.

Mukosa bibir kering.

Kenaikan tekanan darah

Kompensasi tubuh

(pusing)

mempengaruhi hipothalamus

kurang nafsu makan

Kurang nutrisi

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

DS:

Pasien mengatakan pusing dan lemas.

Ny.S mengatakan menderita penyakit hipertensi sejak 2 th yang lalu dan sempat MRS d RSUD selama 3
hari.

Karena merasa sudah sehat Ny.S jarang lagi periksa ke dokter meskipun hanya sekedar periksa.

Ny.S bekerja berdagang di pasar dari pagi sampai hampir sore sehingga kurang istirah

Ny.S mengatakan jarang berolah raga


Ny.S tidak merokok

Ny.S suka mengkonsumsi makanan berlemak, seperti gorengan dan bumbu santan.

Tn.A mengatakan bahwa ibu sudah biasa seperti ini.

DO:

Ny.S tampak lemas dan berbaring di tempat tidur.

TD : 160/100mmH, N : 100x/m, S : 36,50C

R: 20x/m

Kekuatan otot:

4 4

5 5

Riwayat hipertensi, gaya hidup

Penumpukan kolesterol

dalam pemb.darah

Vasokontriksi vaskular

Tekanan darah meningkat

Hipertensi

Diagnosa keperawatan.

1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefektifan
keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga yang sakit.

2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal karakteristik penyakit
dan perawatannya.

B. Perencanaan

Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn. A terlebih
dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :

1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d
kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.

No

Kriteria

Perhitungan

Skor

Pembenahan

1.

Sifat masalah

1.aktual (3)

2. resiko tinggi (2)


3. potensial (1)

3/3 x 1

Masalah adalah keadaan yang sudah terjadi dan perlu di lakukan tindakan segera.

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah

1.tinggi (2)

2. sedang (1)

3. rendah (0)

1/2x 2

Sumber-sumber yang ada dan tindakan untuk me-mecahkan masalah dapat dijangkau keluarga.

3.

Potensi untuk mence-gah masalah

1. Mudah (3)

2. Cukup (2)

3. Tidak dapat (1)

3/3 x 1
3/3

Masalah dapat dicegah untuk tidak memper-buruk keadaan dapat dilakukan Ny.S dan keluarga dengan
memperbaiki perilaku hidup sehat.

4.

Menonjolnya masalah

1. Masalah dirasakan dan perlu penanganan segera. (2)

2. Masalah di rasakan, tidak perlu di tangani segera (1)

3. Masalah tidak dirasakan (0)

2/2 x 1

Keluarga menyadari adanya masalah tetapi tidak didukung dengan pemahaman yang ade-kuat tentang
karakteristik penyakit .

Total Skor

3 3/3
2. Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.

No

Kriteria

Perhitungan

Skor

Pembenahan

1.

Sifat masalah

1. Actual (3)

2. Resiko tinggi (2)

3. Potensial (1)

3/3 x 1

Adanya ancaman keseha-tan tetapi tidak perlu ditangani segera.

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah


1. Tinggi (2)

2. Sedang (1)

3. Rendah (0)

1/2 x 2

membawa Ny.S ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.

3.

Potensi untuk mence-gah masalah

1. Mudah (3)

2. Cukup (2)

3. Tidak dapat (1)

2/3 x 1

2/3

Pencegahan bias dilakukan dengan menjaga pola hidup dan pola makan.

4.

Menonjolnya masalah

1. Masalah dirasakan dan perlu penanganan segera (2)

2. Masalah dirasakan, tidak perlu di tangani segera (2)

3. Masalah tidak di rasakan (0)


2/2 x 1

Tn.A dan Ny.S bisa menerima keadaan mereka saat ini meskipun belum stabil.

Total Skor

3 2/3

RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S

TANGGAL 10 April 2012

No

Diagnosis Kep. Keluarga

Tujuan

Kriteria Evaluasi
Rencana Intervensi

Umum

Khusus

Kriteria

Standart

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefektifan
keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga yang sakit.

Setelah di lakukan tindakan diharapkan kebutuhan nutrisinya pasien terpenuhi secara sembang

Setelah di lakukan kunjungan sampai 1 hari selama 30 menit diharapkan pasien dan keluarga mampu
memahami tentang pentingnya nutrisi.

Verbal

Pasien dan keluarga bisa memahami materi yang di berikan.


Mengetahui tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.

Megetahui komposisi nutrisi yang seimbang.

1. Memberitahu pasien dan keluarga betapa pentingnya untuk tetap menjaga kebutuhan nutrisi walau saat
sakit.

2. Memberitahu keluarga dan pasien tentang komposisi nutrisi yang seimbang.

3. Memberitahu keluarga supaya lebih aktif dalam membantu Ny.S dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya
nya secara parsial, perlahan-lahan sambil melatih pasien agar mampu melaksanakannya secara mandiri.

Setelah di lakukan kunjungan sampai 1-2 hari selama 30 menit diharapkan pasien mampu makan 3x/hari porsi
habis dan minum 8 gelas air / hari.

Perilaku

Pasien mampu makan dan minum

Secara seimbang

Makan 3x sehari porsi habis tanpa bantuan

Minum air putih 8 gelas perhari tanpa bantuan


1. Menjelaskan bagaimana pentingnya nutrisi bagi tubuh dan sebagai penunjang kesembuhan penyakit.

2. Memotivasi Ny.S untuk melakukan aktifitas tersebut.

3. Membantu keluarga supaya lebih aktif dalam membantu Ny.S dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya
secara parsial, sampai tujuan terpenuhi.

2.

Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik
penyakit dan perawatannya

Setelah dilakukan kunjungan keperawatan, keadaan penyakit Ny.S berangsur membaik

1. setelah dilakukan kunjungan 2-3 hari selama 30 menit Keluarga dapat mengenal ka-rakteristik pen-yakit
hipertensi

Verbal Pasien dapat menyebutkan dengan jelas dan benar

a. Pengertian hipertensi

b. Penyebab :

Keturunan

Kelelahan

Kurang olah raga

Penyakit tekanan darah tinggi

Menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.


1. Berrikan pengetahuan keluarga tentang karakteristik penyakit hiprtensi dan perawatannya.

2. Mendiskusikan bersama tentang karakteristik penyakit hipertensi dan perawatannya.

3. Memberikan bimbingan dengan ilustrasi menggunakan brosur dan sebagainya.

4. Mendengarkan dengan seksama sanggahan yang diajukan keluarga.

5. Menanggapi pertanyaan dengan sabar.

6. Membimbing keluarga untuk mengulangi penjelasan yang sudah diberikan.

7. Berikan pujian bila keluarga mampu menjawab dengan baik dan benar.

2. setelah dilakukan kunjungan 2-3 hari selama 30menit Keluarga dapat membuat kepu-tusan yang tepat
tentang upaya pengobatan Ny.S ke sarana kesehatan dan bersedia memberikan perawatan yang baik dan benar.

Verbal

Pasien memperhatikan dengan baik

Keputusan yang dibuat keluarga dan Ny.S sendiri

1. Mendiskusikan alternatif untuk mengatasi masalah yaitu :

- Pentingnya berobat teratur ke sarana kesehatan.

- Pentingnya kerjasama dengan petugas kesehatan.

- Manfaat istirahat dan olah raga teratur

2. Berikan dorongan kepada keluarga dan Ny.S untuk membuat keputusan.


Beri pujian terhadap keputusan yang baik dan benar sebaliknya beri koreksi atas keputusan keliru

3. pada akhir pertemuan Keluarga sepakat jika diadakan evaluasi sewaktu-waktu.

Perilaku

Pasien melaksanakn apa yang sudah di ajarkan dengan baik

- melakukan olah raga yang cukup

- makan teratur

- meluangkan waktu untuk istirahat dan refreshing.

1. Menjelaskan manfaat evaluasi sewaktu-waktu.

2. Menjelaskan bahwa diskusi akan dilanjutkan jika hasil evaluasi tidak sesuai dengan keputusan yang telah
dibuat keluarga.

EVALUASI

No

Diagnosa
Implementasi

Evaluasi

Waktu

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d kekurangefektifan
keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi keluarga yang sakit.

Tgl 11-04-2012 Jam 08.30-09.00

Mengucapkan salam

Memvalidasi keadaan keluarga

Mengingatkan kontrak

Menjelaskan tujuan

TUK

1. Memberitahu kepada pasien dan keluarga betapa pentingnya menjaga keseimbangan nutrisi walaupun
saat sakit.

2. Memberitahu pasien dan keluarga tentang komposisi nutrisi yang seimbang.

3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya dan mengulangi penjelasan apa yang sudah kita
ajarkan.

4. Memberitahu keluarga untuk lebih aktif dalam membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi secara parsial.

5. Memberikan motivasi pasien dan membantu anggota keluarga untuk membantu Ny.S perlahan-lahan
memenuhi kebutuhan nutrisi sampai tujuan tercapai.

S:
Keluarga menjawab salam

Tn.A mengatakan Ny.S masih mual, pahit di mulut, dan belum bisa sepenuhnya menghabiskan porsi
makannya.

Keluarga menyetujui pertemuan saat ini selama 30 menit tentang pentingnya pemenuhan nutrisi dan
komposisi seimbangnya.

Keluarga mengatakan sudah faham tentang proses membantu pemenuhan nutrisi Ny.S.

O:

Keluarga kooperatif dan aktif saat dijelaskan.

Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan.

Keluarga membantu proses pemenuhan kebutuhan nutrisi Ny.S sampai akhirnya bisa makan dan minum.

Ny.S belum menghabiskan seluruh porsi, tapi 2/3 porsi dan minum kurang lebih 5 gelas/hari.

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi.

Tgl 11-04-2012 Jam 08.30-09.00

Sampai

Tgl. 12-04-2012 jam 08.30-09.00

Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik
penyakit dan perawatannya

Tgl 11-04-2012 Jam 08.30-09.00

Mengucapkan salam
Memvalidasi keadaan keluarga

Mengingatkan kontrak

Menjelaskan tujuan

TUK

1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi yang meliputi:

- Pengertian hipertensi

- Tanda dan gejala

- Penyebab dan pencegahan

2. Memeberikan masukan /saran kepada keluarga untuk membawa Ny.S untuk berobat ke pelayan kesehatan
sebagai keputusan yang baik.

3. Mengajukan kontrak waktu pada akhir pertemuan untuk di lakukan evaluasi keadaan Ny.S dan keluarga.

S:

Keluarga menjawab salam

Tn.A mengatakan Ny.S masih sedikit pusing dan belum bisa sepenuhnya melakukan aktifitas.

Keluarga menyetujui pertemuan saat ini selama 30 menit tentang pentingnya aktifitas sehari-hari.

Keluarga dan pasien mengatakan belum sepenuhnya memahami apa itu yang berkaitan dengan
hipertensi.

Keluarga sudah membawa Ny.S ke dokter yang biasa di kunjungi.

O:

Keluarga kooperatif dan aktif saat dijelaskan.

Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan.

Ny.S masih terlihat sedikit lemas , tapi sudah agak lebih baik.
TD: 130/90mmHg

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi.

Tgl 13-04-2012 Jam 08.30-09.00

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan
diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.

Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.

Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan
hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer
tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi
hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita
hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

4.2 Saran

Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis
maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur
sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC

Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

You might also like