You are on page 1of 4

LAPORAN PENDAHULUAN

LOW BACK PAIN ( LBP )

1. Konsep dasar penyakit

a. Pengertian
Nyeri punggung bawah adalah suatu keadaan patologi vertebra atau tulang belakang bagian
lumbal karena penekanan serabut saraf yang mengakibatkan nyeri.

b. Etiologi
Regangan lumbosakral akut
Ketidakstabilan ligament lumbosakral
Osteoarthritis tulang belakang
Stenosis tulang belakang

c. Patofisiologi
Kolumna vertebra (lumbal)

Obesitas, kesalahan postur, masalah struktur,


peregangan berlebih, trauma vertebra, usia

Kompresi akar saraf kanalis spinalis

Nyeri

d. tanda dan gejala


nyeri akut atau kronik
kelemahan

e. komplikasi
fraktur tulang belakang
kanker tulang

f. pemeriksaan diagnostic
sinar X (roentgen vertebra)
CT Scan vertebra
MRI
Mielogram dan discogram

g. Penatalaksanaan
Pada kebanyakan kasus nyeri punggung bawah dapat hilang sendiri dan sembuh dalam 6
minggu dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi.
Perawatan konservatif dan fisioterapi juga perlu untuk penyembuhan pasien. Traksi pelvic
intermitten dengan 7-13 kg beban traksi. Fisioterapi perlu digunakan untuk mengurangi nyeri dan
spasme otot.

2. Asuhan keperawatan

a. Pengkajian
Aktivitas dan istirahat
- keterbatasan fungsi pada tubuh
sirkulasi
- hipertensi atau hipotensi (respon terhadap nyeri), pembengkakan jaringan
neurosensori
- berkurang sensasi, spasme otot, kebas atau kesemutan, agitasi
keamanan
- laserasi kulit

b. diagnosa keperawatan
nyeri berhubungan dengan penekanan saraf lumbal
kerusakan mobilitas fisik brhubungan dengan nyeri, spasme otot dan
berkurangnya kelenturan
kurang pengetahuan berhubungan dengan teknik mekanika tubuh melindungi
pungung
resti terhadap trauma berhubungan dengan kelemahan otot

c. intervensi
Dx. 1
Tujuan : - nyeri dapat terkontrol atau hilang
- menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi
Intervensi :
1.1 pertahankan imobilisasi dan tirah baring
1.2 hindari penggunaan kasur
1.3 evaluasi keluhan dan intensitas nyeri
1.4 lakukan dan awasi latihan rentang gerak

Dx. 2
Tujuan : memperahankan mobilitas dan mempertahankan posisi fungsional
Intervensi :
2.1 kaji derajat imobilitas yang dihasilkan
2.2 dorong partisipasi pada aktivitas teraupetik atau rekreasi
2.3 bantu atau dorong perawatan diri atau kebersihan
2.4 berikan diet tinggi protein, karbohidrat, vitamin dan mineral

Dx. 3
Tujuan : menyatakan pemahaman kondisi, prognosis dan pengobatan
Intervensi :
3.1 kaji ulang patologi, prognosis dan harapan yang akan datang
3.2 buat daftar aktivitas dimana pasien dapat melakukannya secara mandiri dan mana yang
memerlukan bantuan
3.3 anjurkan penggunaan pakaian yang adaptif

Dx. 4
Tujuan : terhindar dari factor penyebab trauma dan tidak terjadi trauma
Intervensi :
4.1 pertahankan tirah baring
4.2 lakukan traksi
4.3 kaji ulang tahanan yang mugkin timbul karena terapi
4.4 kaji integritas alat fiksasi

d. implementasi
pada tahap ini implementasi dapat dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun.
Perawat bekerja sama dengan pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan, intervensi yang telah dilakukan didokumentasikan.

e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan melihat respon pasien terhadap implementasi atau tindakan
keperawatan yang telah diberikan dengan memperhatikan tujuan dan criteria hasil yang
diharapkan. Evaluasi bias bersifat formatif yaitu dilakukan terus-menerus untuk menilai setiap
hasil yang telah di capai. Dan bersifat sumatif yaitu dilakukan sekaligus pada akhir dari semua
tindakan keparawatan yang telah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Marillyn. E. Doeges, Rencana Asuhan Keperawatan edisi ketiga. Jakarta : EGC ( 1999 )

Arif, Mansjoer. Kapita selekta kedokteran jilid 2. Jakarta FKUI ( 2000 )

You might also like