Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
LATAR BELAKANG
PEMBAHASAN
1. Pajak
Menurut UU No. 28 Tahun 2007 Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung.
3 Wajib Pajak
Menurut UU Tax Amnesty No 11 tahun 2016 wajib pajak adalah Wajib Pajak adalah
orang pribadi atau badan yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Secara umum, setiap wajib
pajak yang belum menunaikan kewajiban perpajakannya diperbolehkan untuk berpartisipasi
dalam program tax amnesty. Artinya, program tax amnesty ini ditujukan kepada wajib pajak
yang telah berada dalam sistem administrasi perpajakan dan wajib pajak yang belum masuk
dalam sistem administrasi perpajakan. Perlakuan yang berbeda dimungkinkan ketika wajib
pajak yang hendak berpartisipasi dalam program tax amnesty telah diperiksa atau sedang
dalam proses pemeriksaan. Dalam hal ini, wajib pajak yang telah diperiksa atau sedang dalam
proses pemeriksaan tersebut tidak diperbolehkan berpartisipasi dalam program tax
amnesty karena jumlah tunggakan pajaknya telah diketahui oleh otoritas pajak. Wajib pajak
juga dapat diberikan pengampunan jika ketentuan peraturan perundang-undangan
menyatakan wajib pajak yang mengungkapkan kewajiban perpajakan atau harta kekayaannya
secara sukarela berhak mendapatkan penurunan atau penghapusan sanksi administrasi.
4 Pembangunan
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system
sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi,
kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perlunya Tax Amnesty
3.1.1 Kelebihan Tax Amnesty
a. Sumber daya yang dimiliki pada instansi aparatur pajak saat ini sudah memadai yang dapat
mendukung diberlakukannya penerapan tax amnesty. Demikian juga infrastruktur pendukung
lainnya.
b. Bila kebijakan perpajakan seperti tax amnesty diterapkan maka akan menciptakan kerelaan
masyarakat untuk mendaftarkan diri menjadi Wajib Pajak dan menunaikan kewajiban
perpajakannya seperti yang dilakukan pemerintah sebelumnya dengan sunset policy
(kebijakan pemberian fasilitas perpajakan) maupun pemebebasan pajak fiskal bagi warga
negara Indonesia yang hendak bepergian ke luar negeri dengan syarat memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak.
c. Kondisi ekonomi nasional saat ini relatif stabil dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi di
atas 5 persen. Hal ini dapat menjamin pemberlakuan tax amnesty.
d. Program ini dapat meningkatkan dana-dana masuk ke Indonesia yang cukup banyak di
simpan di luar negeri. Di samping itu, dana-dana yang selama ini diparkir di luar negeri dapat
kembali masuk ke tanah air bila pemerintah secepatnya menerapkan pengampunan pajak.
e. Tax amnesty dapat berpengaruh positif bagi pasar uang pada Bursa Efek Indonesia. Bila
kebijakan ini diterapkan maka mempunyai potensi terjadi penambahan emiten baru karena
perusahaan-perusahaan tidak perlu khawatir atas permasalahan pajak yang telah lewat.
Karena masalah perpajakan merupakan salah satu faktor yang dianggap memberatkan bagi
calon emiten untuk mengubah status perushaaannya menjadi perusahaan terbuka
f. pemerintah dapat mengkonsentrasikan atau memfokuskan pada upaya pemberantasan
korupsi. Demikian juga dengan diimplementasikan tax amnesty maka asset recovery nya
lebih mudah karena tidak perlu melakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan proses
hukum lainnya untuk mengambil asset koruptor. Asset recovery adalah perbandingan antara
jumlah kerugian negara yang didakwakan dengan penyitaan asset atau pengembalian asset
korupsi. Selama ini persentaseasset recovery masih relatif kecil. Persentase asset
recovery dapat dijadikan acuan penentuan tarif tax amnesty
3.1.2 Kekurangan Tax Amnesty
a. Tidak mempunyai payung hukum yang dapat menjadi landasan hukum implementasi tax
amnesty yang dapat memberikan aturan jelas. Hal ini akan menambah keraguan bagi wajib
pajak dan calon wajib pajak.Namun apabila implementasi tax amnesty akan diterapkan maka
berartiharus di buat terlebih dahulu peraturan perpajakan (undang-undang)yang mengatur
tentang hal itu. Hal in tentu saja akan memakan waktu yang lebih lama karena tentu saja
harus mendapat persetujuan dari DPR (Dewan Pertimbangan Rakyat).
b. Dianggap mencederai asas keadilan
Tax amnesty dianggap mencederai keadilan bagi masyarakat yang selama ini patuh
membayar pajak. Apalagi pada tahun 1964 dan 1984, tax amnesty berjalan tidak efektif
karena minimnya ketersediaan data perpajakan. Tidak ada lengkapnya basis data perpajakan
membuka kemungkinan petugas pajak untuk mendeteksi kekayaan yang tak dilaporkan.
Pengemplang pajak pun tak perlu khawatir akan tertangkap. Terlebih, kekayaan yang tidak
dilaporkan pada umumnya berada di luar negeri sehingga benar-benar jauh dari jangkauan
petugas pajak.
c. Tax Amnesty dikhawatirkan tidak akan berjalan secara konsisten.
Banyak yang menilai jika kekurangan penerimaan pajak tidak hanya bisa diselesaikan dengan
kebijakan pengampunan pajak tersebut. Belum adanya kejelasan mengenai kewajiban bagi
wajib pajak untuk menempatkan kekayaannya di dalam negeri, besar kemungkinan individu-
individu yang meminta pengampunan pajak akan menyembunyikan kembali kekayaan
mereka di luar negeri ketika manfaattax amnesty tak lagi diberikan.
d. Tax Amnesty Hanya Beri "Karpet Merah" bagi Koruptor
Tax Amnesty dalam RAPBNP 2016 dianggap sebagian orang bukan untuk kepentingan
masyarakat. Mereka menilai, tax amnesty hanya untuk kepentingan pengusaha yang memiliki
dana besar di luar negeri. Pengampunan pajak hanya akan menjadi karpet merah untuk
koruptor dan konglomerat yang mendapat keuntungan di Indonesia. Menurut mereka, tax
amnesty hanya dijadikan bahasa kampanye oleh politisi untuk memuluskan proyek-proyek
swasta.
3.1.3 Peluang dan Tantangan Implementasi Tax Amnesty di Indonesia
Ada beberapa langkah yang ditempuh pemerintah Indonesia khususnya Direktorat
Jenderal Pajak guna meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak, antara lain
melaksanakan program Sensus Pajak Nasional. Selain itu melakukan penyempurnaan
peraturan untuk menangani tindakan penghindaran pajak (tax avoidance), tindakan
penggelapan pajak melaluitransfer pricing, dan pengenaan pajak final. Selain itu salah satu
bentuk upaya atau inovasi lain dalam system perpajakan yang berguna meningkatkan
penerimaan pajak tanpa menambah beban baik jenis pajak baru maupun persentase pajak
yang sudah ada kepada masyarakat, dunia usaha dan para pekerja adalah melalui program tax
amnesty. Salah satu tujuan pengampunan pajak ini diharapkan dapat mengurangi citra negatif
pada aparat perpajakan yang selalu dipersepsikan selalu bersikap sewenang-wenang dan
harus selalu dihindari, berubah menjadi hubungan yang lebih friendly. Pada dasarnya
inovasi atau upaya ini dapat diterapkan di Indonesia. Keunggulan yang diharapkan bila
kebijakan tax amnesty diimplementasikan yaitu akan dapat mendorong masuknya dana-
danadari luar negeri yang dalam jangka panjang dapat digunakan sebagai pendorong investasi
yang pada gilirannya bermanfaat untuk menstimulasi perekonomian nasional.
Di sisi lain kelemahannya bila diterapkan pengampunan pajak adalah tidak serta merta
menjamin peningkatan kinerja setoran pajak ke kas negara. Hal ini bisa sebaliknya berpotensi
terjadinya penyelewengan,manipulasi dan tindakan moral hazard lainnya. Para pengusaha
yang memperoleh pemutihan pajak akan melakukan penggelapan kewajiban pajaknya.
Kecuali bila diberlakukan pengampunan pajak bersyarat.Contohnya pengampunan pajak
bersyarat, wajib pajak harus transparan terhadap aset-aset dan penghasilan mereka. Hal ini
guna menghindari kekeliruan yang sama tahun 1984 tidak terulang kembali yaitu minimnya
akses informasi terhadap masyarakat dan minimnya keterbukaan/transparansi serta sosialisasi
kebijakan ini.