You are on page 1of 39

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA 1

PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN GANGGUAN ORIENTASI REALITA ( WAHAM )

Fasilitator :

Dya Sustrami, S. Kep., Ns., M. Kes

Nama Kelompok :

1. Feby Arbityas Putri (151.0017)


2. Fernanda Wike Widyaswara (151.0018)
3. Herda Mentary Sitorus (151.0019)
4. Ignatius Erino S.R (151.0020)
5. Ika Yulia Hadinata (151.0021)
6. Ike Faradillah (151.0022)
7. Imelda Sandy Wiratami (151.0023)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES HANG TUAH SURABAYA
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i
akper maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa dengan judul KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA 1
PROSES KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ORIENTASI
REALITA (WAHAM). Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa
yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-
rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua. Amin.

Surabaya, 27 September 2016

Penulis

2i
LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN:

1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir waham


kebesaran.
2. Perubahan proses pikir waham kebesaran berhubungan dengan harga diri rendah
kronis

II. TINJAUAN TEORI


A. PENGERTIAN
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna dkk, 2007)
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini
oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 1994).

B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan, selama ini
klien belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama kedua
orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun yang lalu, klien tidak
memiliki seorang anakpun dari istrinya ini, klien mengatakan dulu ia bekerja di
sebuah perusahaan dan adanya pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien
menginginkan sebuah mobil tapi tidak dikabulkan oleh keluarga.
3
Keluarga klien mengatakan klien sering melamun, ngoceh sendirian, selalu
merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu meawah dan tinggi yang tidak
sesuai dengan keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi jabatannya.

Faktor Presipitasi
Klien sering menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar, tidur-
tiduran, berjalan mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak bercerita,
selalu bercerita bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi.
C. RENTANG RESPON didalamnya ada Pohon Masalah
Ada pun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon
gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart dan
sundeen, 1998 hal 302) :
Rentang respon
neurobiologis

Respon maladaptif
Respon adaptif
maladaptif

Gangguan proses
Pikiran logis Distorsi pikiran
III. pikir/delusi/waham
Persepsi akurat
IV. Ilusi
Halusinasi
V.
Emosi konsisten dengan Reaksi emosi berlebihan
Sulit brespon emosi
pengalaman atau kurang
Prilaku disorganisasi
Prilaku sesuai Prilaku aneh
Isolasi sosial
Berhubungan social Menarik diri

4
POHON MASALAH

KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL AKIBAT

HARGA DIRI RENDAH

GANGGUAN PROSES PIKIR :


WAHAM CORE PROBLEM

DEFISIT PERAWATAN DIRI

KURANGNYA DUKUNGAN CAUSA / PROBLEM


KELUARGA

D.PENENTUAN DIAGNOSA

(Dipakai salah satu dari NANDA International / LINDA JUAL CARPENITO)


bisa DS & DO tapi berdasarkan Teori diatas

E. BATASAN KARAKTERISTIK (NANDA INTERNATIONAL)

TANDA MAYOR (Linda Jual C)


Tidak akurat nya interpretasi tentang stimulus, baik internal maupun eksternal

5
TANDA MINOR (Linda Jual C)
Penurunan kognitif, termasuk deficit memori, abstraksi, pemecahan
masalah
Kecurigaan
Halusinasi
Delusi/Waham
Fobia
Obsesi
Konfusi/disorientasi
Perilaku ritualistic
Impulsivitas
Perilaku social yang tidak sesuai
Distraksibilitas (dapat dialihkan)
Kurangnya persetujuan validasi

IV. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Diagnosa Keperawatan Tunggal (Single Diagnosis)
1. Gangguan Orientasi Realita (Waham Kebesaran)
2. Kurangnya Disfungsi Keluarga
3. Deficit Perawatan Diri
4. Gangguan Komunikasi Verbal
5. Harga Diri Rendah

b. Diagnosa Keperawatan Ganda (Double Diagnosis)


1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir
waham kebesaran.
2. Perubahan proses pikir waham kebesaran berhubungan dengan harga diri rendah
kronis.

6
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
No Tgl Keperawat Rasional
an Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

30 Kerusakan TUM :
Agustus komunikasi
Klien dapat
2009 verbal
melakukan
berhubunga
komunikasi
n dengan
verbal
waham

TUK :

1. Klien dapat 1.1. Klien dapat 1.1.1. Bina 1.1.1. Hubungan saling
membina mengungkapkan hubungan percaya sebagai
hubungan perasaannya dan saling percaya dasar interaksi
saling keadaan saat ini Salam yang terapeutik
percaya. secara verbal. terapeutik
Perkenalkan
diri
Jelaskan
tujuan
interaksi
Ciptakan
lingkungan
yang tenang
Buat
kontrak
yang jelas
Tepati

7
waktu
1.1.2. Jangan 1.1.2. Meningkatkan
membantah orientasi realita
dan dukung klien dan rasa
waham klien percaya klien
Katakan
perawat
menerima
dan yakin
Katakan
perawat
tidak
mendukung
1.1.3. Observasi 1.1.3. Waham harus
apakah dikenal terlebih
waham klien dahulu oleh
mengganggu perawat agar
aktivitas intervensi efektif.
sehari-hari

2. Klien dapat 2.1 Klien dapat 2.1.1. Beri pujian 2.1.1. Memberikan hal
mengidentifi menunjukkan pada yang positif atau
kasi kemampuan penampilan pengakuan akan
kemampuan yang dan meningkatkan
yang dimilikinya. kemampuan harga diri klien.
dimiliki klien yang
realitas.

Klien dapat
2.1.2. Diskusikan 2.1.2. Meningkatkan/me
menyebutkan
dengan klien ngingatkan
kelemahan yang
8
ada pada dirinya. kemampuan kembali
yang dimiliki pengetahuan dan
pada waktu kemauan klien
lalu dan saat
ini yang
realistis.

2.1.3. Untuk mengetahui


2.1.3. Jika klien
sampai dimana
selalu bicara
kebutuhan waham
tentang
klien
wahamnya,
dengarkan
sampai
kebutuhan
waham tidak
3. Klien dapat 3.1. Klien dapat ada.
3.1.1. Untuk mengetahui
mengidentifi menjelaskan 3.1.1. Observasi
apa kebutuhan
kasi semua kebutuhan
klien.
kebutuhan kebutuhan yang klien sehari-
yang tidak tidak terpenuhi. hari.
terpenuhi
3.1.2. Untuk
3.1.2. Diskusikan
mengidentifikasi
kebutuhan
apa yang menjadi
yang tidak
kebutuhan klien
terpenuhi baik
dan pemecahan
selama di
masalahnya.
rumah
maupun di
rumah sakit.

3.1.3. Agar waham klien


3.1.3. Atur situasi

9
agar klien tidak meningkat.
tidak
mempunyai
waktu untuk
menggunakan
wahamnya.
4. Klien dapat 4.1. Klien dapat
4.1.1. Untuk
berhubungan bercerita/sesuai 4.1.1.Berbicara
menghindari
dengan dengan realitas. dengan klien
waham
realitas dalam konteks
realitas.
4.1.2. Agar klien dapat
4.1.2.Sertakan klien berorientasi
dalam terapi dengan realitas.
aktivitas
kelompok
4.1.3. Meningkatkan
4.1.3.Berikan pujian
harga diri klien
terhadap
sehingga berani
tindakan
bergaul dengan
positif yang
lingkungannya.
dilakukan oleh
klien
5. Klien dapat 5.1.1. Untuk mencegah
5.1. Setelah 2 kali
dukungan terjadinya kembali
pertemuan klien 5.1.1. Diskusikan
dari keluarga dengan waham.
dapat membina
hubungan dan keluarga

dukungan dari tentang :

keluarga Gejala
waham
Cara
merawatnya

10
Lingkungan
keluarga,
follow up

6.1.1. Untuk mencegah


6. Klien dapat 6.1. Klien dapat 6.1. Diskusikan
terjadinya
menggunaka minum obat tepat dengan
kesalahan dalam
n obat waktu, dan dosis. keluarga/klien
pemberian obat.
dengan tentang obat,
benar dosis,
frekuensi, efek
dan efek
samping.
6.2. Diskusikanpera 6.1.2. Untuk mengetahui
saan bagaimana reaksi
kliensetelah obat terhadap
minum obat tubuh klien.

2 30 Perubahan TUM :
Agustus proses pikir
Klien mampu
2009 waham
berhubungan
kebesaran
dengan orang
berhubunga
lain tanpa 1.1. Klien dapat 1.1.1. Diskusikan 1.1.1.Mengidentifikasi
n dengan
merasa rendah menyebutkan dengan klien hal-hal positif yang
harga diri
diri kemampuannya kelebihan dimiliki klien
rendah
yang ada setelah yang ada pada
kronis
1x pertemuan. dirinya.
TUK : 1.1.2.Menghadirkan
1.1.2 Beritahu klien
1.2.Klien dapat realitas yang ada
1. Klien dapat bahwa
menyukai

11
memperluas kelemahan pada manusia tidak pada diri klien
kesadaran dirinya dan ada yang
diri menjadi halaman sempurna,
untuk mencapai semua
keberhasilannya. memiliki
kelebihan dan
kekurangan.

1.1.3. Anjurkan 1.1.3.Memberi


klien untuk kesempatan
lebih berhasil lebih
meningkatkan tinggi.
kelebihan
yang ada pada
dirinya.
2.1. Klien dapat
menyebutkan 2.1.1. Diskusikan 2.1.1.Untuk mengetahui
cita-cita dan dengan klien sampai dimana
harapan yang ideal dirinya, realitis dari
sesuai dengan apa harapan harapan klien
kemampuan selama di
setelah 1 x rumah sakit,
pertemuan. rencana klien
setelah pulang
dan apa cita-
cita yang ingin

2. Klien dapat dicapai.

menyelidiki 2.1.2. Bantu klien


2.1.2.Membantu klien
dirinya mengembang
membentuk
kan antara
harapan yang
kemampuan
realistis

12
yang
dimilikinya.
2.1.3.Memberi
2.1.3. Beri penghargaan
reinforcement terhadap perilaku
positif positif.
terhadap
keberhasilan
yang telah 3.1.1.Mengingatkan
dicapai. klien bahwa ia
3. Klien dapat 3.1. Klien dapat
tidak selalu gagal.
mengevalua menyebutkan 3.1.1. Bantu klien
si dirinya. keberhasilan mengidentifik
yang pernah asikan atau
dialaminya. keinginan
yang berhasil 3.1.2.Memberi
dicapainya. kesempatan untuk
menilai dirinya
3.1.2. Kaji
sendiri.
bagaimana
perasaan klien
dengan
keberhasilann
ya tersebut. 3.2.1.Mengetahui sejauh
mana kegagalan
3.2.1. Bicarakan
tersebut
kegagalan
mempengaruhi
yang pernah
klien.
dialami klien
dan sebab-
sebab
terjadinya
kegagalan. 3.2.2.Mengetahui
3.2. Klien dapat
13
menyebut koping yang
kegagalan yang 3.2.2. Kaji selama ini yang
pernah bagaimana digunakan oleh
dialaminya. respon klien klien
terhadap
kegagalan
tersebut dan
cara
4.1.1.Klien tetap realistis
mengatasi.
4.1. Klien dapat terhadap
4. Klien dapat 4.1.1. Bantu klien
menyebutkan kemampuan yang
membuat untuk
tujuan yang ingin dimilikinya.
rencana merumuskan
dicapai setelah 1
yang tujuan yang 4.1.2.Mempertahankan
kali pertemuan.
realistis ingin dicapai. klien untuk tetap
4.1.2. Diskusikan realistis
dengan klien
tujuan yang
ingin dicapai. 4.1.3.Agar prioritas
yang dipilih sesuai
4.1.3. Bantu klien kemampuan
memilih
prioritas
tujuan yang 5.1.1.Memberikan
5.1 Keluarga dapat
5. Klien akan dicapai. kesempatan pada
berespon dan
mendapat 5.1.1. Anjurkan klien untuk sukses.
memperlakukan
dukungan pada keluarga
klien secara
dari untuk
tepat.
keluarga memberi
untuk kesempatan
meningkatk berhasil pada
an harga klien. 5.1.2.Membantu

14
dirinya. 5.1.2. Anjurkan meningkatkan
keluarga harga diri
untuk
menerima
klien apa 5.1.3.Meningkatkan
adanya. interaksi klien
5.1.3. Anjurkan dengan keluarga
keluarga klien
untuk
melibatkan
klien setiap
pertemuan
dalam
keluarga.

ii
15
TINJAUAN KASUS

Ruang rawat : Kemuning

Tanggal dirawat : 27 Agustus 2009

I. Identitas Klien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 34 Tahun

Informal : Orang tua klien

Agama : Islam

Alamat : Timur Indah

Tanggal Pengkajian : 30 Agustus 2009

II. Alasan Masuk

Klien diantar oleh keluarga dan orang tua klien ke Rumah Sakit Jiwa, dan

Ketergantungan Obat Soeprapto Bengkulu, karena klien sering melamun ngoceh sendirian,

selalu merasa dikejar-kejar orang, bercerita sendirian tentang hal-hal yang terlalu mewah

dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien, merasa ada orang yang akan merebut

jabatan klien.

III. Faktor Predisposisi

16
Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan, selama ini klien

belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama kedua orang tuanya.

Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun yang lalu, klien tidak memiliki seorang

anakpun dari istrinya ini, klien mengatakan dulu ia bekerja di sebuah perusahaan dan

adanya pembagian pendapatan yang tidak merata. Klien menginginkan sebuah mobil tapi

tidak dikabulkan oleh keluarga.

Keluarga klien mengatakan klien sering melamun, ngoceh sendirian, selalu merasa

dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu meawah dan tinggi yang tidak sesuai dengan

keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi jabatannya.

IV. Faktor Presipitasi

Klien sering menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar, tidur-tiduran,

berjalan mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak bercerita, selalu bercerita

bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi.

Masalah keperawatan :

1. Kerusakan komunikasi verbal

2. Harga diri rendah

V. Fisik

17
a. Tanda-tanda Vital :

TD : 110/80 mmHg

S : 36,5oC

N : 84 kali/menit

RR : 22 kali/menit

b. Ukur : TB : 168 cm, BB : 65 kg

Tidak ada keluhan fisik

VI. Psikologi Sosial

1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki / perempuan meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal satu rumah

: Bercerai

Sejak perceraian Tn. A tinggal dengan ayah dan dua orang saudaranya.

18
2. Konsep Diri

a. Citra diri

Klien merasa dirinya tampan tanpa ada kecacatan atau kekurangan pada dirinya.

b. Identitas

Saya adalah seorang pekerja di PT. karet, sekarang saya tidak bekerja lagi.

c. Peran

Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti orang yang lainnya.

d. Ideal diri

Jika saya sembuh nanti saya ingin melanjutkan kuliah.

e. Harga diri

Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil.

Masalah keperawatan : Gangguan orientasi realita (Waham kebesaran)

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti/terdekat


Pasien mengatakan bahwa dekat dengan ibunya karena diberi makanan setiap
hari
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Pasien dalam kegiatan sehari-hari selalu aktif dan tidak menyendiri, pasien
mampu berinteraksi dengan orang lain. Berkumpul dan menonton tv dengan
temannya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien merasa tidak diperhatian oleh keluarganya dan jarang dijenguk

Masalah Keperawatan : kurangnya disfungsi keluarga

19
4. Spiritual

Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/

melaksanakan sholat 5 waktu.

VII. Status Mental

a. Penampilan

Pakaian kurang rapi, agak kotor, baju kusut, bau mulut, rambut ada ketombe, kuku

hitam ada kotorannya, memakai alas kaki benar

Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri

b. Pembicaraan

Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Tn. A tidak mau memulai

pembicaraan bila tidak dimulai duluan, tidak mau memulai pembicaraan bila tidak

dimulai duluan, dan kadang-kadang membisu, klien sering tidak nyambung dengan

pertanyaan perawat.

Masalah keperawatan :Kerusakan komunikasi verbal.

c. Aktivitas motorik

Tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentang kaki.

d. Alam perasaan

Gembira yang berlebihan, karena merasa mobil baru akan menjemputnya pulang.

Masalah keperawatan : Waham kebesaran

20
e. Interaksi selama wawancara

Selalu mempertahankan pendapatnya

Masalah keperawatan : Gangguan komunikasi verbal.

f. Persepsi

Selalu timbul ide-ide baru dari dirinya sendiri dan bercerita dari satu topik ke topik lain

yang masih ada hubungan.

g. Isi pikir

Selalu meninggi setiap semua cerita.

Masalah keperawatan : Waham kebesaran

h. Tingkat kesadaran

Tn. A kelihatan bingung.

i. Memori

Klien tidak ingat siapa nama isteri klien.

j. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien dapat berhitung sederhana dengan baik.

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Frekuensi : 2 x sehari

Jumlah : 1 porsi dihabiskan.

21
b. BAB/BAK

BAB : 1x / hari

BAK : 3-4 x / hari

c. Mandi

Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan

d. Istirahat dan tidur

Klien tidak memiliki masalah gangguan tidur.

e. Mekanisme koping

Benial, proyeksi dan disosiasi

22
BAB IV

ANALISA DATA

Masalah
No Data
Keperawatan

1 Data Subjektif : Waham kebesaran

Klien mengatakan adanya orang yang ingin


merebut posisinya.

Data Objektif :

Cerita selalu meninggi bicara spontan dan


lambat.

2 Data Subjektif : Harga diri rendah

Saya ingin memiliki mobil


Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga
dan teman-teman
Data Objektif :

Tidak percaya diri


Sering melamun
Dan duduk sendiri
3 Data Subjektif : Gangguankomunikasi verbal

Data Objektif :

Tidka mau memulai pembicaraan


sebelum dimulai oleh perawat

23
Kadang membisu
Sering tidak nyambung ketika
menjawab

4. Data Subjektif : Defisit perawatan diri

px mengatakan mandi hanya 1 kali


sehari kadang mandi di pagi hari saja
dan juga jarang sikat gigi dan keramas

Data Objektif :

Kurang rapi
Baju kusut
Rambut ada ketombe

Kuku hitam ada kotoran

5. Data Subjektif : Kurangnya disfungsi keluarga

Pasien mengatakan bahwa dekat dengan


ibunya karena diberi makan setiap hari
Pasien merasa tidak diperhatikan oleh
keluarga

Data Objektif :

Pasien jarang dijenguk keluarga

24
KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL AKIBAT

HARGA DIRI RENDAH

GANGGUAN PROSES PIKIR :


WAHAM CORE PROBLEM

DEFISIT PERAWATAN DIRI

KURANGNYA DUKUNGAN CAUSA / PROBLEM


KELUARGA

Diagnosa Keperawatan :

3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir waham

kebesaran.

4. Perubahan proses pikir waham kebesaran berhubungan dengan harga diri rendah kronis.

25
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. A

Ruang : Kemuning

Diagnosa Perencanaan
No Tgl Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

30 Kerusakan TUM :
Agustus komunikasi
Klien dapat
2009 verbal
melakukan
berhubungan
komunikasi verbal
dengan waham
TUK :
1.2. Klien dapat 1.2.1. Bina hubungan saling percaya 1.1.4. Hubungan saling percaya sebagai
7. Klien dapat
mengungkapkan Salam terapeutik dasar interaksi yang terapeutik
membina hubungan
perasaannya dan Perkenalkan diri
saling percaya.
keadaan saat ini Jelaskan tujuan interaksi
secara verbal. Ciptakan lingkungan yang
tenang
Buat kontrak yang jelas
Tepati waktu
1.2.2. Jangan membantah dan
1.1.5. Meningkatkan orientasi realita
dukung waham klien
klien dan rasa percaya klien
Katakan perawat menerima

26
dan yakin
Katakan perawat tidak
mendukung
1.2.3. Observasi apakah waham 1.1.6. Waham harus dikenal terlebih
klien mengganggu aktivitas dahulu oleh perawat agar intervensi
sehari-hari efektif.

2.1.4. Beri pujian pada penampilan 2.1.4. Memberikan hal yang positif atau
8. Klien dapat Klien dapat
dan kemampuan klien yang pengakuan akan meningkatkan
mengidentifikasi menunjukkan
realitas. harga diri klien.
kemampuan yang kemampuan
dimiliki yang 2.1.5. Meningkatkan/mengingatkan
dimilikinya. kembali pengetahuan dan kemauan
2.1.5. Diskusikan dengan klien
Klien dapat klien
kemampuan yang dimiliki
menyebutkan 2.1.6. Untuk mengetahui sampai dimana
pada waktu lalu dan saat ini
kelemahan yang kebutuhan waham klien
yang realistis.
ada pada dirinya. 2.1.6. Jika klien selalu bicara
tentang wahamnya,
dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada.

27
9. Klien dapat 3.2. Klien dapat 3.2.1. Observasi kebutuhan klien 3.1.4. Untuk mengetahui apa kebutuhan
mengidentifikasi menjelaskan sehari-hari. klien.
kebutuhan yang semua 3.1.5. Untuk mengidentifikasi apa yang
tidak terpenuhi kebutuhan yang menjadi kebutuhan klien dan
3.2.2. Diskusikan kebutuhan yang
tidak terpenuhi. pemecahan masalahnya.
tidak terpenuhi baik selama di
3.1.6. Agar waham klien tidak
rumah maupun di rumah
meningkat.
sakit.
3.2.3. Atur situasi agar klien tidak
mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.

4.1.4. Untuk menghindari waham


4.2.1.Berbicara dengan klien dalam
4.2. Klien dapat konteks realitas.
10. Klien dapat
bercerita/sesuai 4.2.2.Sertakan klien dalam terapi 4.1.5. Agar klien dapat berorientasi
berhubungan
dengan realitas. aktivitas kelompok
dengan realitas dengan realitas.
4.2.3.Berikan pujian terhadap 4.1.6. Meningkatkan harga diri klien
tindakan positif yang sehingga berani bergaul dengan
dilakukan oleh klien. lingkungannya.

28
11. Klien dapat 5.2. Setelah 2 kali 5.2.1. Diskusikan dengan keluarga 5.1.2. Untuk mencegah terjadinya
dukungan dari pertemuan klien tentang : kembali waham.
keluarga dapat membina Gejala waham
hubungan dan Cara merawatnya
dukungan dari Lingkungan keluarga,
keluarga follow up

6.1.3. Untuk mencegah terjadinya


12. Klien dapat 6.1. Klien dapat Diskusikan dengan kesalahan dalam pemberian obat.
menggunakan obat minum obat tepat keluarga/klien tentang obat, 6.1.4. Untuk mengetahui bagaimana
dengan benar waktu, dan dosis. dosis, frekuensi, efek dan efek reaksi obat terhadap tubuh klien.
samping.
Diskusikan perasaan klien
setelah minum obat

2 30 Perubahan TUM :
Agustus proses pikir
Klien mampu
2009 waham
berhubungan dengan
kebesaran
orang lain tanpa
berhubungan
merasa rendah diri
dengan harga
diri rendah
kronis

29
TUK : 1.3. Klien dapat 1.1.1. Diskusikan dengan klien 1.1.1.Mengidentifikasi hal-hal positif
menyebutkan kelebihan yang ada pada yang dimiliki klien
6. Klien dapat
kemampuannya dirinya.
memperluas 1.1.2.Menghadirkan realitas yang ada
yang ada setelah
kesadaran diri 1.1.2. Beritahu klien bahwa pada diri klien
1x pertemuan.
7. Klien dapat manusia tidak ada yang
1.4.Klien dapat
menyelidiki dirinya sempurna, semua memiliki
menyukai
8. Klien dapat kelebihan dan kekurangan.
kelemahan pada
mengevaluasi
dirinya dan 1.1.3. Anjurkan klien untuk lebih
dirinya. 1.1.3.Memberi kesempatan berhasil lebih
menjadi halaman meningkatkan kelebihan yang
9. Klien dapat tinggi.
untuk mencapai ada pada dirinya.
membuat rencana
keberhasilannya.
yang realistis
10. Klien
mendapat dukungan 2.2. Klien dapat 2.1.1. Diskusikan dengan klien ideal
dirinya, apa harapan selama di 2.1.1.Untuk mengetahui sampai dimana
dari keluarga untuk menyebutkan
rumah sakit, rencana klien realitis dari harapan klien
meningkatkan harga cita-cita dan
dirinya. harapan yang setelah pulang dan apa cita-
sesuai dengan cita yang ingin dicapai.
kemampuan 2.1.2.Membantu klien membentuk
2.1.2. Bantu klien mengembangkan
setelah 1 x harapan yang realistis
antara kemampuan yang
pertemuan.
dimilikinya. 2.1.3.Memberi penghargaan terhadap
perilaku positif.
2.1.3. Beri reinforcement positif
terhadap keberhasilan yang
telah dicapai.

30
3.3. Klien dapat 3.1.1. Bantu klien
menyebutkan mengidentifikasikan atau
3.1.1.Mengingatkan klien bahwa ia tidak
keberhasilan keinginan yang berhasil
selalu gagal.
yang pernah dicapainya.
dialaminya. 3.1.2.Memberi kesempatan untuk
3.1.2. Kaji bagaimana perasaan
3.4. Klien dapat menilai dirinya sendiri.
klien dengan keberhasilannya
menyebut
tersebut. 3.2.1.Mengetahui sejauh mana kegagalan
kegagalan yang
pernah tersebut mempengaruhi klien.
3.4.1. Bicarakan kegagalan yang
dialaminya. pernah dialami klien dan 3.2.2.Mengetahui koping yang selama ini
sebab-sebab terjadinya yang digunakan oleh klien
kegagalan.
3.4.2. Kaji bagaimana respon klien
terhadap kegagalan tersebut
dan cara mengatasi.

4.2. Klien dapat


4.2.1. Bantu klien untuk 4.1.1.Klien tetap realistis terhadap
menyebutkan
merumuskan tujuan yang kemampuan yang dimilikinya.
tujuan yang ingin
ingin dicapai.
dicapai setelah 1 4.1.2.Mempertahankan klien untuk tetap
4.2.2. Diskusikan dengan klien
kali pertemuan. realistis
tujuan yang ingin dicapai.
4.2.3. Bantu klien memilih prioritas 4.1.3.Agar prioritas yang dipilih sesuai
tujuan yang akan dicapai. kemampuan

31
5.1 Keluarga dapat 5.1.1.Memberikan kesempatan pada
berespon dan klien untuk sukses.
5.1.4. Anjurkan pada keluarga
memperlakukan
untuk memberi kesempatan 5.1.2.Membantu meningkatkan harga
klien secara
berhasil pada klien. diri
tepat.
5.1.5. Anjurkan keluarga untuk
5.1.3.Meningkatkan interaksi klien
menerima klien apa adanya.
dengan keluarga klien
5.1.6. Anjurkan keluarga untuk
melibatkan klien setiap
pertemuan dalam keluarga.

32
No.
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Dx

30/8/2009 TUK I 1. Salam terapeutik Selamat siang pak (tersenyum) S : Nama saya A, saya suka dipanggil H
Memperkenalkan diri
13.00-13.30 Berjabat tangan O : Suara pelan
Duduk bersebelahan Bicara spontan
Membuat kontrak
Menunjukkan sikap empati Ekspresi tenang
Nama saya, mahasiswa STIKES Hang Tuah Surabaya,
praktek di sini selama satu minggu. A : Adanya hubungan saling percaya

P : Pertemuan berikutnya klien dapat


mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki.

30/8/2009 2. Salam terapeutik S : Saya adalah seorang tempat konsultan


14.00-15.00 Mengingat kontrak, topik, waktu dan tempat apakah masalah pertanian dan saya bekerja di
Bapak masih ingat pertemuan kita yang kemarin, perusahaan karet dan pertamina, saya di
pertemuan sekarang kita akan membicarakan apa ? sini lagi menunggu sebuah mobil baru
Mengevaluasi kemampuan TUK 1 apakah Bapak datang.
mengingat salah ?
Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang O : Bicara spontan
dimilikinya. Pelan
Apa contoh keberhasilan yang telah Bapak raih ?
Inkoheren terkadang
Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
untuk bercerita. Ekspresi tenang
Memberi pujian kepada klien atas ungkapan selama
interaksi, bagus bapak sudah banyak bercerita tentang Kontak mata lama

33
diri Bapak. A : Waham klien telah diketahui dan
Menyimpulkan kemampuan selama interaksi mengidentifikasi apa yang menjadi
Tadi Bapak mengatakan bahwa Bapak adalah sebagai kemampuan klien
seorang tempat konsultan masalah pertanian, bapak
orang yang hebat !!, hanya saja karena mobil belum P : Pertemuan berikutnya klien dapat
diberikan bapak jadi istirahat dan menunggu di sini. menjelaskan semua apa yang menjadi
Mengakhiri pertemuan Baiklah pak pertemuan kita kebutuhan klien.
cukup sampai di sini.
Besok kita bertemu lagi pada jam 12.00 Wib, kita akan
bicara mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi.

S : Klien mengatakan saya ingin dan harus


TUK 3 Selamat siang Bapak ! apa bapak sudah Sholat Zukur memiliki sebuah mobil.
Mengingat kontrak apakah Bapak masih ingat kita akan
membicarakan apa ? O : Emosi sedikit meningkat
Sekarang tolong Bapak jelaskan apa kebutuhan sehari- Suara pelan
hari Bapak dan apa kebutuhan Bapak yang tidak
terpenuhi ? Kontak mata
Menyimpulkan cerita klien, bahwa ia sekarang lagi
membutuhkan sebuah mobil. A : Telah dapat diidentifikasi apa yang
Menjelaskan kepada klien bahwa kita tidak terlalu menjadi kebutuhan klien
mengharapkan sesuatu yang diluar kemampuan. P : Pertemuan berikutnya klien dapat
Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas-aktivitas berhubungan dengan realitas.
bermanfaat dan tidak ada waktu untuk wahamnya.
Bapak besok kita bertemu lagi untuk bercerita lagi.

34
TUK 4 Selamat pagi ! Bapak kelihatannya sudah rapi sekali. S : Klien bercerita saya dulunya hampir
Bapak masih ingat kontrak kemarin ? tertangkap di Malaysia karena membawa
Mengajak klien bercerita tentang keadaan yang realitas intan emas dan berlian untuk presiden
pada hari ini.
Menganjurkan klien untuk bermain dan bergabung O : Semangat
bersama teman-teman klien yang lainnya. Kontak mata
Memberi pujian terhadap tindakan yang dilakukan
pasien. Banyak berbicara tentang kelebihan yang
Bapak masih ingat apa-apa saja yang sudah kita dimiliki.
bicarakan sesuai kontrak ?
Mengobservasi responden verbal dan non verbal di saat A : Klien belum dapat berhubungan dengan
ini. realitas dan perlu ditingkatkan lagi
Mendiskusikan dengan klien macam-macam obat yang P : Pertemuan berikutnya besok luas, masih
dimakan CPZ (warnanya kuning orange, Heximer pada intervensi yang sama perlu
(warna kuning), Codameg (warna biru) dimakan 3x ditingkatkan
sehari.

Selamat siang Bapak ? sudah makan siang ? dan S : Klien mengatakan sudah tahu tentang
TUK 5 bentuk dan nama obat serta dosis untuk
sudahkah bapak minum obat ?
dimakan

Mengingat kontrak kemarin dan topik apakah Bapak O : Memperhatikan obat yang diperlihatkan
masih ingat, kita sedang ingin membicarakan apa ? oleh perawat
waktu 15 menit.
Mengobservasi respon verbal dan non verbal. Menanyakan satu persatu obat yang
Mendiskusikan kelebihan dan kelemahan klien, bapak dikenal
sudah cukup hebat dan pintar dan bukan berarti jika
35
tidak punya mobil Bapak akan turun dari jabatan, bapak A : Dapat menyebutkan jenis dan nama obat
masih banyak orang-orang yang tidak bisa makan dan dan guna obat
tidak mempunyai pekerjaan tetapi mereka masih dapat
menjalani kehidupan. P : Klien dapat berhubungan dengan realitas.
Menyimpulkan hasil pertemuan, klien terlihat mulai
dapat menerima penjelasan dari perawat
Mengakhiri pertemuan dan menyepakati pertemuan
besok.

S : Selamat pagi Pak ....


TUK 6 Selamat pak Bapak ? apakah bapak sudah mandi pagi ?
Apakah bapak masih ingat perjanjian kita bahwa kita Klien mengatakan jika saya tidak
hari ini akan membicarakan apa ? memiliki mobil jabatan saya akan
Mengevaluasi TUK sebelumnya terutama tentang diturunkan.
kemampuan yang dimiliki klien.
Mengobservasi kepada klien apa harapan selama Teman-teman saya sudah pakai mobil
dirawat dan apa rencana setelah pulang. semua.
Membantu klien untuk mengembangkan keinginan dan
kemampuan yang dimiliki. O : Klien menjawab singkat, menunduk,
Saya percaya Bapak pasti bisa asalkan bapak mau bicara pelan
berusaha dan dalam keadaan sembuh A : Klien mampu mengungkapkan kelebihan
dan kekurangannya.

P : Pertemuan berikutnya tentang


menyelidiki diri.

36
TUK 7 Menyampaikan salam terapeutik selamat pagi Bapak ! S : Saya ingin cepat pulang dan saya ingin
lagi nonton acara apa ? membeli sebuah mobil dan melanjutkan
Mengevaluasi TUK sebelumnya. kuliah.
Memberi pujian atas kemampuan yang dimilikinya.
Membantu membuat rencana realistik sesuai O : Bicara lancar
kemampuan klien Kontak mata lama
Mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan secara
nyata. A : Klien belum dapat menyelidiki dirinya
Mendorong klien untuk melaksanakan rencana yang dan perlu ditingkatkan lagi.
telah dibuat, mulai nanti sore Bapak sudah bisa
melaksanakan jadwal yang telah kita buat. P : Rencana dilanjutkan dan buat kontrak
Pertemuan siang ini kita sudah cukup bagus, Bapak pertemuan berikutnya.
sudah dapat membuat jadwal yang telah kita buat

37
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/ penuh, atau kehilangan

minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang dilakukan pada waktu lalu ditandai dengan

gangguan fungsi sosial/okupasi.

Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-ide pikiran yang

tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan logika/bukti-bukti yang nyata.

4.2 Saran

Agar dapat memberikan dukungan mental dan seoptimal pada pasien dalam proses penyembuhan dan

mampu merawat pasien di rumah agar tidak kambuh lagi hari ini. Dikarenakan keluarga sangat besar

pengaruhnya dalam memotivasi pasien untuk cepat sembuh dan meningkatkan harga diri pasien serta

kepercayaan pasien.

38
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.

Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Budi Ana Keliat, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga. Jakarta
: PT. Fajar Interpratama.

Carpenito,J. Lynda. 2012. BukuSaku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC.

39

You might also like