Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Entamoeba histolytica. Parasit ini memiliki dua bentuk dalam siklus hidupnya,
yaitu bentuk aktif (trofozoit) dan bentuk pasif (kista). Trofozoit hidup di dalam
dinding usus atau hidup diantara isi usus dan memakan bakteri. Bila terjadi
infeksi, trofozoit bisa menyebabkan diare, yang juga akan membawa trofozoit
keluar dari tubuh kita. Pemberian terapi pada amebiasis perlu mendapat
manifestasi klinik yang beragam dari disentri, perdarahan usus, perforasi usus,
ameboma sampai abses hati atau organ lain. Jenis obat, dosis dan lamanya
Pengobatan amebiasis sampai saat ini masih relevan untuk dibahas mengingat
1
Berdasarkan tempat kerjanya, amubisid dibagi menjadi: (1) amubisid jaringan
atau sistemik, yaitu obat yang bekerja terutama di dinding usus, hati dan jaringan
amubisid luminal, yaitu yang bekerja dalam usus dan disebut juga amubisid
dan (3) amubisid yang bekerja pada lumen usus dan jaringan, contohnya obat-
Pada makalah ini dapat diuraikan amubisid yang bekerja pada lumen usus dan
2
BAB II
20oC dan 10,5 mg/mL pada 25oC. Sumber lain melaporkan kelarutan 64,8
mg /mL pada suhu kamar dan pH 1,2, menurun menjadi sekitar 10 mg/mL
kelarutan pada suhu 37oC dalam buffer pada pH 1,2, 4,5 dan 6,8, dan
3
disimpulkan bahwa metronidazol sangat larut pada dosis 500 mg.
(Rediguieri, 2011).
tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % C6H9N3O3, dihitung
kristal kuning kepucatan dengan sedikit bau, larut dalam air, eter, etanol,
E.histolytica dengan kadar metronidazol 1-2 g/ml, semua parasit musnah dalam
24 jam. Samp;ai saat ini belum ditemukan amuba yang resisiten terhadap
4
menghancurkan 99 % parasit dalam waktu 24 jam. Trofozoid Giardia lamblia
juga dipengaruhi langsung pada kadar antara 1-50 g/ml. ( Syarif A, 2007)
2.3. Farmakodinamik.
a. indikasi
Pada abses hati, dosis yang digunakan sama besar dengan dosis yang
digunakan untuk disentri amuba, bahkan dengan dosis yang lebih kecil
untuk abses hati. Namun aspirasi abses tetap diperlukan. Belum ada
5
giardiasis. Metronidazol telah digunakan untuk profilaksis pascabedah
A, 2007).
b. kontraindikasi.
atau penderita dengan daya tahan rendah. Neutropenia dapat terjadi selama
kejang atau gejala susunan saraf pusat yang lain, maka pemberian obat
6
Metronidazol tidak diindikasikan untuk mengobati alkoholisme. ( Syarif A,
2007).
2.4. Farmakokinetik.
a. Absorpsi.
oral, satu jam setelah pemberian dosis tunggal 500 mg per oral diperoleh
dan bakteri yang sensitif, rata- rata diperlukan kadar tidak lebih dari 8
jaringan tubuh dan cairan. Kurang dari 20% dari metronidazole yang
asam asetat (tidak aktif) dan oleh konjugasi glukoronat. (Rediguieri, 2011).
Obat ini di ekskresi melalui urin dalam bentuk asal dan bentuk
7
karena mengandung pigmen yang larut air. Metronidazol juga diekskresi
melalui air liur, air susu, cairan vagina, dan cairan seminal dalam kadar
c. Waktu Paruh
Waktu paruhnya berkisar antara 8-10 jam. Pada beberapa kasus terjadi
absropsi yang buruk atau metabolism yang terlalu cepat. ( Syarif A, 2007).
d. Bioavailabilitas.
setelah dosis oral tunggal dan diperoleh BA 100 5%. Dosis oral 250 mg,
dari 6, 12, 20, dan 40 g/mL dengan waktu untuk Cmax (tmax) mulai dari
8
2.5. Taksisitas.
a. efek samping.
ditemukan. Efek samping yang paling sering dikeluhkan ialah sakit kepala,
mual, mulut kering, dan rasa kecap logam. Urin mungkin menjadi gelap
atau merah kecoklatan. Muntah, diare, dan spasme usus jarang dialami.
pelvik, juga kering pada mulut, vagina, dan vulva. ( Syarif A, 2007).
b. penanggulangan.
9
BAB III
KESIMPULAN
membasmi secara efektif infeksi jaringan amuba (abses hati, infeksi dinding
10
DAFTAR PUSTAKA
....
11