You are on page 1of 2

ATONIA UTERI Jika dicurigai adanya syok segera lakukan tindakan.

adanya syok segera lakukan tindakan. Jika Jika uterus tidak berkontraksi maka :Bersihkanlah bekuan
tanda -tanda syok tidak terlihat, ingatlah saat melakukan darah atau selaput ketuban dari vagina & ostium serviks.
evaluasi lanjut karena status ibu tersebut dapat memburuk Pastikan bahwa kandung kemih telah kosong
dengan cepat. Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan lakukan transfusi sesuai
Jika terjadi syok, segera mulai penanganan syok.oksigenasi kebutuhan.
dan pemberian cairan cepat, Pemeriksaan golongan darah Jika perdarahan terus berlangsung:
dan crossmatch perlu dilakukan untuk persiapan transfusi Pastikan plasenta plasenta lahir lengkap;Jika terdapat tanda-tanda
darah. sisa plasenta (tidak adanya bagian permukaan maternal atau
Pastikan bahwa kontraksi uterus baik: robeknya membran dengan pembuluh darahnya), keluarkan sisa
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan lakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah. plasenta tersebut.Lakukan uji pembekuan darah sederhana.
pospartum dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk Bekuan darah yang terperangkap di uterus akan Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya
melakukan histerektomi postpartum. Kontraksi uterus merupakan menghalangi kontraksi uterus yang efektif. berikan 10 unit bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan
mekanisme utama untuk mengontrol perdarahan setelah oksitosin IM adanya koagulopati.
melahirkan. Atonia terjadi karena kegagalan mekanisme ini. Lakukan kateterisasi, dan pantau cairan keluar-masuk.
Penyebab : Periksa kelengkapan plasenta Periksa kemungkinan robekan
Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan serviks, vagina, dan perineum.
faktor predisposisi (penunjang ) seperti : Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.
1. Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia,
polihidramnion, atau paritas tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
3. Multipara dengan jarak kelahiran pendek
4. Partus lama / partus terlantar
Jika perdarahan terus berlangsung dan semua tindakan di atas
5. Malnutrisi.
telah dilakukan, lakukan:
6. Penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya
Kompresi bimanual internal atau Kompresi aorta abdominalis
plasenta belum terlepas dari dinding uterus.
Setelah perdarahan teratasi (24 jam setelah perdarahan berhenti), Lakukan kompresi bimanual internal (KBI) selama 5 menit.
periksa kadarHemoglobin: Jika uterus berkontraksi, teruskan KBI selama 2 menit,
Gejala Klinis:
Jika Hb kurang dari 7 g/dl atau hematokrit kurang dari 20% keluarkan tangan perlahan-lahan dan pantau kala empat
Uterus tidak berkontraksi dan lunak
( anemia berat):berilah sulfas ferrosus 600 mg atau ferous dengan ketat.Jika uterus tidak berkontraksi, maka :
Perdarahan segera setelah plasenta dan janin lahir (P3).
fumarat 120 mg ditambah asam folat 400 mcg per oral Anjurkan keluarga untuk mulai melakukan kompresi
sekali sehari selama 6 bulan; bimanual eksternal; Keluarkan tangan perlahan-lahan;
Jika Hb 7-11 g/dl: beri sulfas ferrosus 600 mg atau ferous Berikan ergometrin 0,2 mg LM (jangan diberikan jika
fumarat 60 mg ditambah asam folat 400 mcg per oral sekali hipertensi); Pasang infus menggunakan jarum ukuran 16
sehari selama 6 bulan; atau 18 dan berikan 500 ml RL + 20 unit oksitosin. Habiskan
B.Penanganan Khusus 500 ml pertama secepat mungkin; Ulangi KBI,Jika uterus
Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri. berkontraksi, pantau ibu dengan seksama selama kala
Teruskan pemijatan uterus.Masase uterus akan empat.
menstimulasi kontraksi uterus yang menghentikan Jika uterus tidak berkontraksi maka rujuk segera
Penanganan Atonia Uteri; Jika perdarahan terus berlangsung setelah dilakukan kompresi:
perdarahan.
A. Penanganan Umum Lakukan ligasi arteri uterina dan ovarika.
Oksitosin dapat diberikan bersamaan atau berurutan
Mintalah Bantuan. Segera mobilisasi tenaga yang ada dan Lakukan histerektomi jika terjadi perdarahan yang
Jika uterus berkontraksi.Evaluasi, jika uterus berkontraksi
siapkan fasilitas tindakan gawat darurat. mengancam jiwa setelah ligasi.
tapi perdarahan uterus berlangsung, periksa apakah
Lakukan pemeriksaan cepat keadaan umum ibu termasuk Uterotonika :
perineum / vagina dan serviks mengalami laserasi dan jahit
tanda vital(TNSP). Oksitosin : merupakan hormon sintetik yang diproduksi oleh lobus
atau rujuk segera.
posterior hipofisis. Obat ini menimbulkan kontraksi uterus yang pemakaian Uterotonika untuk menghindari perdarahan masif yang
efeknya meningkat seiring dengan meningkatnya umur kehamilan terjadi.
dan timbulnya reseptor oksitosin. Pada dosis rendah oksitosin
menguatkan kontraksi dan meningkatkan frekwensi, tetapi pada Kompresi Uterus Bimanual.
dosis tinggi menyebabkan tetani. Peralatan : sarung tangan steril; dalam keadaan sangat gawat;
Oksitosin dapat diberikan secara IM atau IV, untuk perdarahan lakukan dengan tangan telanjang yang telah dicuci
aktif diberikan lewat infus dengan Larutan Ringer laktat 20 IU Teknik :
perliter, jika sirkulasi kolaps bisa diberikan oksitosin 10 IU Basuh genetalia eksterna dengan larutan disinfektan; dalam
intramiometrikal (IMM). kedaruratan tidak diperlukan,
Efek samping pemberian oksitosin sangat sedikit ditemukan yaitu Eksplorasi dengan tangan kiri
nausea dan vomitus, efek samping lain yaitu intoksikasi cairan Sisipkan tinju kedalam forniks anterior vagina.Tangan kanan
jarang ditemukan. (luar) menekan dinding abdomen diatas fundus uteri dan
Metilergonovin maleat : merupakan golongan ergot alkaloid yang menangkap uterus dari belakang atas.
dapat menyebabkan tetani uteri setelah 5 menit pemberian IM. Tangan dalam menekan uterus keatas terhadap tangan
Dapat diberikan secara IM 0,25 mg, dapat diulang setiap 5 menit luar,ia tidak hanya menekan uterus, tetapi juga meregang
sampai dosis maksimum 1,25 mg, dapat juga diberikan langsung pembuluh darah aferen sehingga menyempitkan lumennya.
pada miometrium jika diperlukan (IMM) atau IV bolus 0,125 mg. Kompresi uterus bimanual dapat ditangani tanpa kesulitan dalam
Obat ini dikenal dapat menyebabkan vasospasme perifer dan waktu 10-15 menit.
hipertensi, dapat juga menimbulkan nausea dan vomitus. Obat ini Biasanya ia sangat baik mengontrol bahaya sementara dan sering
tidak boleh diberikan pada pasien dengan hipertensi. menghentikan perdarahan secara sempurna.Bila uterus refrakter
Prostaglandin (Misoprostol) : merupakan sintetik analog 15 metil oksitosin, dan perdarahan tidak berhenti setelah kompresi
prostaglandin F2alfa. bimanual, maka histerektomi tetap merupakan tindakan terakhir.
Misoprostol dapat diberikan secara intramiometrikal,
intraservikal, transvaginal, intravenous, intramuscular, dan rectal. OLEH :
Pemberian secara IM atau IMM 0,25 mg, yang dapat diulang
setiap 15 menit sampai dosis maksimum 2 mg. Pemberian secara
VENTI AYU LARASSANTI
rektal dapat dipakai untuk mengatasi perdarahan pospartum (5 09111323
tablet 200 g = 1 g).
Prostaglandin ini merupakan uterotonika yang efektif tetapi dapat
menimbulkan efek samping prostaglandin seperti: nausea,
vomitus, diare, sakit kepala, hipertensi dan bronkospasme yang
.
Daftar Pustaka :
disebabkan kontraksi otot halus, bekerja juga pada sistem James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih
termoregulasi sentral, sehingga kadang-kadang menyebabkan bahasa TMA Chalik. Jakarta: Widya Medika, 2002. Kelas B / III
muka kemerahan, berkeringat, dan gelisah yang disebabkan Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran
Unversitas Padjajaran Bandung, 1993.
peningkatan basal temperatur, hal ini menyebabkan penurunan
saturasi oksigen. Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998. DIV KEBIDANAN
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan
Uterotonika ini tidak boleh diberikan pada ibu dengan kelainan
kardiovaskular, pulmonal, dan gangguan hepatik.
keluarga berencana. Jakarta: EGC, 1998.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Alih STIKES ICME JOMBANG
Efek samping serius penggunaannya jarang ditemukan dan bahasa: Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. 2004
sebagian besar dapat hilang sendiri. Dari beberapa laporan kasus
penggunaan prostaglandin efektif untuk mengatasi perdarahan
Heller, Luz. Gawat darurat ginekologi dan obstetric. Alih bahasa H.
Mochamad martoprawiro, Adji Dharma. Jakarta: EGC, 1997.
2011
persisten yang disebabkan atonia uteri dengan angka
keberhasilan 84%-96%. Perdarahan pospartum dini sebagian
besar disebabkan oleh atonia uteri maka perlu dipertimbangkan
ATONIA UTERI

You might also like