You are on page 1of 3

2.

1 Patofisiologi

DM Tipe 1 (5%10% dari semua kasus), biasanya muncul pada anak anak atau remaja,

disebabkan oleh rusaknya sel -pancreas akibat autoimun. Kondisi tersebut menyebabkan

penderitanya kekurangan insulin. Proses autoimun yang terjadi dimediasi oleh makrofag dan sel

limfosit T degan autoantibodi terhadap antigen sel (contoh : islet cell antibody, insulin

antibodies)(Dipiro, 2012). Dahulu, DM tipe 1 disebut juga diabetes onset-anak (atau onset-

remaja) dan diabetes rentan-ketosis (karena sering menimbulkan ketosis). Dengan demikian,

tanpa pengobatan dengan insulin (pengawasan dilakukan melalui pemberian insulin bersamaan

dengan adaptasi diet), pasien biasanya akan mudah terjerumus ke dalam situasi ketoasidosis

diabetic. Gejala biasanya muncul secara mendadak, berat dan perjalanannya sangat progresif;

jika tidak diawasi, dapat berkembang menjadi ketoasidosis dan koma. Ketika diagnosa

ditegakkan, pasien biasanya memiliki berat badan yang rendah. Hasil tes deteksi antibodi Islet

hanya bernilai sekitar 50-80% dan KGD >140 mg/dL (Arisman, 2011).

DM Tipe 2 (90% dari semua kasus) dikarakterisasikan dengan kombinasi resistensi

insulin dan kekurangan insulin. Resistensi insulin dimanisfestasi oleh meningkatnya lipolisis dan

produksi asam lemak bebas, meningkatnya produksi gula hati, sera penurubab serapan glukosa

oleh otot rangka (Dipiro, 2012). DM jenis ini disebut juga diabetes onset-matur (atau onset-

dewasa) dan diabetes resistan-ketosis. DM tipe 2 merupakan penyakit familier yang mewakili

kurang-lebih 85% kasus DM di Negara maju, dengan prevalensi sangat tinggi (35% orang

dewasa) pada masyarakat yang mengubah gaya hidup tradisional menjadi modern (Arisman,

2011).

Penyebab diabetes yang tidak biasa (1% - 2%dari semua kasus) termasuk gangguan

fungsi endokrin (seperti acromegaly, sindrom cushing), DM Gestasional, penyakit dari kelenjar
eksokrin pankreas (seperti pankreatitis), dan pengobatan (seperti glukokortikoids, pentamidin,

niasin, -interferon) (Dipiro, 2012).

Komplikasi mikrovaskular termasuk retinopati, neuropati, and nefropati. Komplikasi

mikrovaskular termasuk penyakit jantung coroner, stroke dan penyakit vaskular peripheral

(Dipiro, 2012).

2.2 Manifestasi Klinik

Manifestasi klinik yang terjadi pada penderita diabetes antara lain :

a. Poliuria

Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membran dalam sel

menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau hiperosmolariti

menyebabkan cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan intravaskuler, aliran darah

ke ginjal meningkat sebagai akibat dari hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis

osmotic (poliuria).

b. Polidipsia

Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler menyebabkan

penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut

menjadi kering dan sensor haus teraktivasi menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu

minum (polidipsia).

c. Polifagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin maka

produksi energi menurun, penurunan energi akan menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi yang

terjadi adalah seseorang akan lebih banyak makan (poliphagia).

d. Penurunan berat badan

Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan cairan dan

tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh

jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan secara otomatis.

e. Malaise atau kelemahan (Karly and Holly, 2016)

You might also like