Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing:
dr.Iskandar, Sp.A
Disusun oleh:
Linda Levina Dharmawan
11-2016-124
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 28 Agustus 2008 Suku Bangsa : Jawa
Umur : 9 tahun Agama : Islam
Pendidikan : 3 SD
Alamat : Kel. Teluk Naga RT 11/11 Lemo, Tangerang.
Keluhan Tambahan:
Os mengeluh terdapat benjolan di leher kiri dan kanan 2 bulan yang lalu
Riwayat Sosial:
Ibu os mengaku tidak ada yang merokok di dalam keluarga. Keluarga os
menjaga kebersihan lingkungan rumah dengan baik. Os makan 3 hari sekali dengan
gizi yang cukup setiap harinya. Os mengaku suka jajan makanan ringan saat keluar
bermain diluar rumah. Os aktif bermain dan bersosialisasi di lingkungan rumah dan
sekolah. Os saat ini kelas 3 SD dan prestasi os baik.
Os adalah anak ke-6 dari 6 bersaudara. Os dilahirkan secara spontan dan
cukup bulan dengan berat lahir 3000gram dan panjang badan saat lahir 48 cm. Ibu
os tidak ada riwayat sakit saat kehamilan. Tumbuh kembang os baik dan tidak ada
yang terlambat. Imunisasi lengkap.
2. Kelahiran
Tempat kelahiran : Bidan
o Langsung menangis : ya
o Pucat/Biru/Kuning/Kejang :-
o Kelainan bawaan :-
Riwayat Perkembangan
Pertumbuhan gigi pertama : tidak ditanyakan
Psikomotor
- Tengkurap : 3 bulan
- Duduk : 5 bulan
- Berdiri : 11 bulan
- Berbicara : 1 tahun
- Membaca dan menulis : 4 tahun
Perkembangan pubertas
- Rambut pubis : tidak ada
- Perubahan suara : tidak ada
Gangguan perkembangan (jelaskan bila ada)
Mental/emosi : tidak ada
Riwayat Imunisasi
BCG 0
bln
DPT/DT 2 4 bln 6 bln
bln
POLIO 0 2 bln 4 bln 6 bln
bln
CAMPAK 9
bln
HEPATITIS 0 1 bln 6 bln
B bln
PEMERIKSAAN FISIK
11 Agustus 2017, pukul 12.00
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda-Tanda Vital
Suhu : 36,5C
Frrekuensi Nadi : 122x/mnt
Frekuensi Pernafasan : 32x/mnt
Data Antropometri
Berat Badan : 22 kg
Tinggi Badan : 135 cm
IMT : 12,07 kg/m2
Status Gizi : gizi kurang (-2SD)
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
Kepala
Normocephal, benjolan(-), turgor dahi baik, nyeri tekan sinus paranasal(-)
Mata
Mata tidak cekung, pupil isokor 2 mm, refelek cahaya langsung dan tidak
langsung(+)/(+), konjungitva anemis(-)/(-), sklera ikterik (-)/(-), edema palpebra(-
)/(-), visus mata kanan kiri normal
Telinga
Normotia. Tidak ada fistula preurikular dan retroaurikular, nyeri tekan
tragus(-),cairan dari telinga kanan dan kiri(-),liang telinga lapang, serumen(-),
gangguan pendengaran(-)
Hidung
Bentuk hidung normal. sekret(+)/(+), darah(-), septum deviasi(-),
pernafasan cuping hidung(+), epistaksis(-)
Mulut
Bibir kering, tidak sianosis, perdarahan gusi(-), lidah simetris, tidak
berselaput, caries dentis(-)
Tenggorokan
Tonsil T1-T1, kripta(-), detritus(-), nyeri menelan(-), faring tidak hiperemis,
massa(-), suara serak(-)
Leher
Terdapat benjolan colli dextra et sinistra 5 cm x 3 cm x 2 cm, teraba keras,
mobile(-)/(-), difus, hiperemis(-), kelenjar tiroid normal, deviasi trakea(-), retraksi
suprasternal(-), nyeri tekan(-)
Dada
Bentuk: kulit sawo matang, lesi kulit(-), hemithorax sinistra
mencembung daripada hemithorax dextra, benjolan(-), retraksi sela iga(+), pectus
excavatum(-), pectus carinatum(-). Jenis pernapasan: abdomino-thorakal.
Palpasi Kanan Sela iga tidak melebar, Sela iga tidak melebar,
Benjolan (-), nyeri (-), Benjolan (-), nyeri (-),
fremitus taktil normal fremitus taktil normal
pada lapangan paru pada lapangan paru atas,
atas, tengah, maupun tengah, maupun bawah.
bawah.
Kiri Sela iga melebar, Sela iga melebar,
Benjolan (-), nyeri (-), Benjolan (-), nyeri (-),
vocal fremitus vocal fremitus
menurun pada menurun pada
lapangan paru atas, lapangan paru atas,
tengah, maupun tengah, maupun
bawah. bawah.
Perkusi Kanan Sonor Sonor
Kiri Redup mulai dari Redup mulai dari Th.
sela iga ke-II III linea axilaris
posterior, Th. IV linea
midscapularis, Th. V
linea paravertebralis
Batas Sela iga 5 midclavicularis kanan dengan
Paru-Hati peranjakan hati 2 jari di bawah batas paru hati
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak, lesi kulit(-)
Palpasi : ictus cordis tidak teraba, nyeri tekan(-)
Perkusi : Batas kanan : sulit dinilai
Batas kiri : sulit dinilai
Batas atas : sulit dinilai
Pinggang jantung : sulit dinilai
Batas bawah : sulit dinilai
Auskultasi : Bunyi jantung I>II, murni regular, murmur(-), gallop(-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut cembung, warna kulit sawo matang, lesi-),
benjolan(-), pembuluh darah kolateral(-)
Palpasi
Dinding perut : Supel, nyeri tekan(-), benjolan(-), distensi
abdomen(-)
Hati : Tidak teraba membesar, nyeri(-)
Limpa : Tidak teraba membesar, nyeri(-)
Ginjal : Ballottement(-), nyeri ketok CVA(-)
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, shifting dullnes(-)
Auskultasi : Bising usus(+) normoperistaltic
Anggota Gerak
Lengan Kanan Kiri
Luka : Tidak ada Tidak ada
Otot
Tonus : Normotonus Normotonus
Gerakan : Aktif Aktif
Kekuatan : +5 +5
Oedem : (-) (-)
Petechie : (-) (-)
Ringkasan
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun datang dengan keluhan sesak napas
sejak 15 hari SMRS. Sesak dirasa memberat semakin hari terutama pada malam
hari dan pagi hari setelah bangun tidur disertai bunyi mengi. Os lebih nyaman
duduk dan berbaring ke sebelah kiri. Sesak nafas disertai batuk keras, dahak(-),
lendir(-), darah(-), demam tinggi(-). Berat badan os sudah menurun 3 kg dalam
waktu 15 hari ini. Nafsu makan baik. Terdapat benjolan sebesar ujung jari di colli
sisnitra yang semakin lama membesar menjadi 5 cm x 2 cm x 3 cm dan menjalar
ke colli dextra. Nyeri tekan(-) dan nyeri menelan(-), demam(-). Os tidak ada riwayat
penyakit sebelumnya. Riwayat penyakit pada keluarga(-). Os lahir di bidan dengan
berat lahir 3000 gram dan panjang badan 48 cm. Imunisasi lengkap(+) dan
gangguan tumbuh kembang(-).
Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan suhu:36,5, denyut nadi:
122x/mnt, frekuensi napas: 22x/mnt, berat badan: 22 kg, tinggi badan: 135cm, dan
status gizi: kurang. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan colli dextra et
sinistra 5 cm x 3 cm x 2 cm, teraba keras, mobile(-)/(-), difus, hiperemis(-).
Pergerakan hemithorax sinistra tertinggal dan retraksi sela iga(+). Vokal fremitus
pada paru sinistra menurun(+). Palpasi nyeri tekan(-). Perkusi redup pada lapang
paru sinistra, suara napas hemithorax sinistra melemah Auskultasi terdengar pleural
friction rub pada hemithorax sinistra. Pada pemeriksaan penunjang, dilakukan
pemeriksaan hematologi lengkap dan elektrolit dalam batas normal, namun
ditemukan gambaran efusi pleura masif sinistra pdaa foto rontgen thorax PA.
DIAGNOSIS KERJA
1. Efusi Pleura Sinistra
2. Limfadenitis TB
PENATALAKSANAAN
KAEN 1B 500cc/8jam
Cefixime 2x50mg
Salbutamol 2x20mg
Amikasin 2x165mg
Thoracentesis Analisis cairan pleura: makroskopis, protein dan LDH,
glukosa, pH, hitung jenis (leukosit, limfosit, sel mesothelial, eosinofil)
Fine Needle Aspiration Biopsy(FNAB) Analisis jaringan patologis pada
regio colli: makroskopik, mikroskopik, sediaan sitologik, histologik dan
imunohistokimia
Mantoux testTB(+)/(-)
Bila os sewaktu-waktu os sesak, diberikan nebu inhalasi(Ventolin) 3x1
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad Fungsionam : dubia ad malam
Ad Sanationam : dubia ad malam
PROGRESS NOTE
11 Agustus 2017
S : sesak nafas(+), batuk kering(+), pilek(-), demam(-), muntah(-), mual(-),
mencret(-), BAK(N), nyeri ulu hati (+), alergi(-), kejang(-), lemas(+), os
lebih nyaman duduk dan tidur selalu kearah kiri. Nafsu makan baik,
O : TTV : T: 36,5 oC, HR: 90 x/mnt, RR: 28 x/mnt, BB: 22 kg
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 11 Agustus 2017 pukul
15:00 WIB
LED(westergreen) : 5 mm/jam (N: <10 mm/jam)
Hb : 13,1 g/dl (N: 10,8-15,6 g/dl)
Ht : 40 % (N: 33-45 vol%)
Eritrosit : 5,07 jt/ml (N: 3,8-5,8 juta/ul)
Leukosit : 13,2 rb/ul (N: 5,0-14,5 ribu/ul)
Trombosit : 467.000/ul (N: 181-521 ribu/ul)
MCV : 79 fl (N: 82-92 fl)
MCH : 26 pg (N: 27-31 pg)
MCHC : 33 % (N: 32-37 %)
A : Efusi pleura massif sinistra ec?
Suspek Limfadenitis TB
P : - Mantoux test baca tanggal 13 Agustus 2017
- Anjuran Thoracentesis tanggal 12 Agustus 2017
- KAEN 1B 700cc/hari
- Ceftriaxone 2x800mg
- Amikasin 2x175mg
- Ranitidin 2x25mg iv
12 Agustus 2107
S : sesak nafas memberat(+), batuk kering(+), pilek(-), demam(-), muntah(-),
mual(-), mencret(-), BAK(N), nyeri ulu hati(+), lemas(+), os masih lebih
nyaman duduk dan tidur selalu kearah kiri. Nafsu makan baik
O : TTV : T: 36,3 oC, HR: 100 x/mnt, RR: 34 x/mnt, BB: 22 kg
A : Efusi pleura massif sinistra ec?
Suspek limfadenitis TB
P : - Dilakukan punksi pleura oleh dr. sebanyak 300cc pukul 14.00
- KAEN 1B 700cc/hari
- Ceftriaxone 2x800mg
- Amikasin 2x175mg
- Ranitidin 2x25mg iv
13 Agustus 2017
S : sesak nafas berkurang, batuk kering(+), pilek(-), demam(-), muntah(-),
mual(-), mencret(-), BAK(N), lemas(+),os masih lebih nyaman duduk dan
tidur selalu kearah kiri. Nafsu makan os masih baik
O : TTV : T: 36,6 oC, HR: 96x/mnt, RR: 24x/mnt, BB: 22 kg
Mantoux test : (-)
A : Efusi pleura sinistra ec?
Suspek Limfadenitis TB
P : - Diet lunak 1600 cal dengan 48 gr protein
- KAEN 1B 700cc/hari
- Ceftriaxone 2x800mg
- Amikasin 2x175mg
- Ranitidin 2x25mg iv
14 Agustus 2017
S : sesak nafas (+), batuk berkurang, pilek(-), demam(-), muntah(-), mual(-),
mencret(-), BAK(N), nyeri ulu hati(+), lemas(+), os masih lebih nyaman
duduk dan tidur selalu kearah kiri.
O : TTV : T: 36,6 oC, HR: 96x/mnt, RR: 28x/mnt, BB: 22 kg
Hasil analisa cairan pleura tanggal 12 Agustus 2017
Makroskopik
Warna : kuning (N: tidak berwarna)
Kejernihan : agak keruh (N: jernih)
Bekuan : positif (N: negatif)
Rivalta : positif (N: negatif)
Mikroskopik
Jumlah sel : 514 (N: Transudat <1000/ul
Eksudat>1000/uL)
Hitung jenis :
Polimorfonuklear (PMN) : 1%
Mononuklear (MN) : 99%
LDH cairan : 388 U/L (N: Transudat <60%,
Aktivitas LDH serum.
Eksudat >60% Aktivitas
LDH serum)
LDH serum : 548 U/L
BTA : Negatif
Gram : Tidak ditemukan kuman
A : Efusi pleura sinistra ec?
Suspek Limfadenitis TB
P : - KAEN 1B 700cc/hari
- Ceftriaxone 2x800mg
- Amikasin 2x175mg
- Ranitidin 2x25mg iv
15 Agustus 2017
S : sesak nafas (+), batuk(-), pilek(-), demam(-), muntah(-), mual(-), mencret(-
), BAK(N), lemas(+), nyeri ulu hati(+), os masih lebih nyaman duduk dan
tidur selalu kearah kiri.
O : TTV : T: 36,6 oC, HR: 96x/mnt, RR: 26x/mnt, BB: 22 kg
A : Efusi pleura sinistra ec?
Suspek limfadenitis TB
P : - Dilakukan Fine Needle Aspiration Biopsy(FNAB)
- KAEN 1B 700cc/hari
- Ceftriaxone 2x800mg
- Amikasin 2x175mg
- Ranitidin 2x25mg iv
16 Agustus 2017
S : sesak nafas (+), batuk kering (+), nyeri post FNAB(+), pilek(-), demam(-
), muntah(-), mual(-), mencret(-), BAK(N), nyeri ulu hati(-), lemas(+), os
masih lebih nyaman duduk dan tidur selalu kearah kiri.
O : TTV : T: 37,1 oC, HR: 90x/mnt, RR: 30x/mnt, BB: 22 kg
Hasil foto Rontgen Thorax AP Lateral tanggal 16 Agustus 2017
13:08:35 WIB
Cor : Besar dan bentuk sulit dinilai. Aorta dan
mediastinum superior tidak melebar.
Mediastinum/jantung deviasi ke kanan.
Pulmo : Trakea di garis tengah. Hilus kanan tidak menebal.
Tampak fibroinfiltrat di paru kanan. Tampak
perselubungan homogen dilaterobasal hemithorax
kiri yang menutupi sinus kostofrenikus kiri,
diafragma kiri, hilus kiri.
Diafragma dan sinus : Sinus/diafragma kiri terselubung
Tulang dan soft tissue : Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Cor : tidak dapat dinilai
Kesan :sesuai dengan gambaran perselubungan
hemithorax kiri bertambah.
A : Efusi pleura sinistra ec?
Suspek limfadenitis TB
P : - KAEN 1B 700cc/hari
- Ceftriaxone 2x800mg
- Amikasin 2x175mg
- Ranitidin 2x25mg iv
18 Agustus 2017
S : sesak nafas (+), batuk kering memberat(+), pilek(-), demam(-), muntah(-),
mual(-), mencret(-), BAK(N), nyeri ulu hati (-), lemas(+), os masih lebih
nyaman duduk dan tidur selalu kearah kiri. Nafsu makan menurun. Os
dilakukan thoracentesis ke dua kalinya tanggal 17 Agustus 2017 sebanyak
400 cc
O : TTV : T: 37,5 oC, HR: 90x/mnt, RR: 28x/mnt, BB: 22 kg
Hasil Analisis Cairan Pleura tanggal 17 Agustus 2017 sebanyak 400cc
Warna : kuning (N:tidak berwarna)
Kejernihan : agak keruh (N: Jernih)
Bekuan : Positif (+) (N: Negatif)
Rivalta : Positif (+) (N: Negatif)
Mikroskopik
Jumlah sel : 562 (N:Transudat<1000/ul,
Eksudat>1000/uL)
Hitung jenis:
Polimorfonuklear (PMN) :2%
Mononuklear (MN) : 98 %
Kimia
Protein cairan : 3,7 mg/dl (N: Transudat: <50% kadar
protein serum. Eksudat:
>50% kadar protein
serum)
Protein serum : 6,7 mg/dl
19 Agustus 2017
S : sesak nafas memberat (+), batuk kering (+), pilek(-), demam(-), muntah(-
), mual(-), mencret(-), BAK(N), lemas(+), nyeri perut kanan (+), os masih
lebih nyaman duduk dan tidur selalu kearah kiri. Nafsu makan baik. Os
dilakukan thoracentesis ke 3 sebanyak 200 cc.
O : TTV : T: 37,3 oC, HR: 100x/mnt, RR: 34x/mnt, BB: 22 kg
Hasil Laboratorium Patologi Anatomi/Sitologi dari Fine Needle
Aspiration Biopsy(FNAB) tanggal 15 Agustus 2017
Makroskopik : Terima 5 slides sediaan aspirasi jarum halus
(FNAB) sudah terfiksasi alkohol 96%
Mikroskopik : Sediaan sitologik aspirasi jarum halus
benjolan di leher kanan dan kiri terdiri atas sel limfoid yang
monoton dengan sel berinti besar, hiperkromatik dan sekat fibrotic
dan sel bentuk seperti spindle diantaranya.
Kesan :Sitologik mengesankan limfoma malignum
non Hodgkin. Konfirmasi biopsy eksisi/pemeriksaan
immunohistokimia dari sediaan sitologik.
A : Limfoma Maligna non Hodgkin
P : - KAEN 1B 700cc/hari
- INH 1 x 75 mg
- Rifampisin 1 x 225 mg
- Pirazinamid 2 x 200 mg
- Prednison 5 mg
- Ceftriaxone 2x800mg
- Amikasin 2x175mg
- Ranitidin 2x25mg iv
- Rujuk ke spesialis onkologi untuk dilakukan pemeriksaan histologic dan
terapi lebih lanjut
20 Agustus 2017
S : sesak nafas (+), batuk kering (+), pilek(-), demam(-), muntah(-), mual(+),
mencret(-), BAK(N), lemas(+), nyeri perut kanan (+), os sudah nyaman
tidur terlentang. Nafsu makan baik.
O : TTV : T: 37,0 oC, HR: 94x/mnt, RR: 28x/mnt, BB: 22 kg
Hasil pemeriksaan Laboratorium Hematologi tanggal 20 Agustus
2017 pukul 10:11 WIB
Hemoglobin : 12,6 g/dl (N: 10,7-14,7 g/dl)
Hematokrit : 40 % (N: 31-43 Vol %)
Leukosit : 11,5 ribu/uL (N: 5,0-14,5 ribu/uL)
Trombosit : 361 ribu/uL (N: 181-521 ribu/uL)
Hasil Foto Rontgen Thorax AP tanggal 20 Agustus 2017 pukul
17:07:58 WIB
21 Agustus 2017
S : sesak nafas (+), batuk kering (+), pilek(-), demam(-), muntah(-), mual(+),
mencret(-), BAK(N), lemas(+), nyeri perut kanan (+), os sudah nyaman
tidur terlentang. Nafsu makan baik.
O : TTV : T: 36,8 oC, HR: 90x/mnt, RR: 28x/mnt, BB: 22 kg
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 21 Agustus 2017 pukul
16:30 WIB
Ureum: 19 mg/dl (N: 15-50 mg/dl)
Kreatinin: 0,4 mg/dl (N: <1,4 mg/dl)
Hasil Pemeriksaan Kultur MO + Resistensi
Bahan pemeriksaan : darah
Mikro organisme : tidak ada pertumbuhan
A : Efusi pleura sinistra ec Limfoma Maligna non Hodgkin
P : - KAEN 1B 700cc/hari
- INH 1 x 75 mg
- Rifampisin 1 x 225 mg
- Pirazinamid 2 x 200 mg
- Prednison 5 mg
- Ceftriaxone 2x800mg
- Amikasin 2x175mg
- Ranitidin 2x25mg iv
- Rujuk ke spesialis onkologi untuk dilakukan pemeriksaan histologic dan
terapi lebih lanjut
22 Agustus 2017
S : sesak nafas (+), batuk kering (+), pilek(-), demam(-), muntah(-), mual(+),
mencret(-), BAK(N), lemas(+), nyeri perut kanan (+), os sudah nyaman
tidur terlentang. Nafsu makan baik.
O : TTV : T: 37,0 oC, HR: 88x/mnt, RR: 26x/mnt, BB: 22 kg
Hasil Pemeriksaan Gambaran Darah Tepi tanggal 22 Agustus 2017
Eritrosit : normositik normokrom
Leukosit : meningkat
o Basofil : 0%
o Eosinofil : 0%
o Batang : 0%
o Segmen : 68%
o Limfosit : 24%
o Monosit : 8%
Trombosit : jumlah trombosit normal dan morfologi normal.
Kesimpulan : Leukositosis
A : Efusi pleura ec Limfoma Maligna non Hodgkin
P : - KAEN 1B 700cc/hari
- INH 1 x 75 mg
- Rifampisin 1 x 225 mg
- Pirazinamid 2 x 200 mg
- Prednison 5 mg
- Ceftriaxone 2x800mg
- Amikasin 2x175mg
- Ranitidin 2x25mg iv
- Rujuk ke spesialis onkologi untuk dilakukan pemeriksaan histologic dan
terapi lebih lanjut
23 Agustus 2017 os dirujuk ke RS.Harapan Kita, Jakarta Barat di bagian onkologi
untuk dirawat dan di tatalaksana lebih lanjut serta akan dilanjutkan pemeriksaan
sitologi dan histologik dari hasil Fine Needle Aspiration Biopsy(FNAB) dan dapat
dilakukan pleurodesis atau indwelling tunneled catheters untuk menangani efusi
pleura yang rekuren.
ANALISA KASUS
Efusi pleura adalah akumulasi abnormal cairan dalam rongga pleura, yang
merupakan ruang potensial antara parietal (rongga dada) pleura dan visceral (paru-
paru) pleura. Secara umum efusi pleura berdasarkan mekanisme pembentukan
cairan dan karakteristik dari cairan pleura, diklasifikasikan menjadi transudat atau
eksudat. Transudat disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara tekanan
onkotik dan hidrostatik, sedangkan eksudat adalah hasil dari adanya inflamasi pada
pleura atau penurunan dari drainase limfatik.1
Maka pada kasus ini dapat di curigai efusi pleura karena infeksi dari kuman
TBC yaitu Mycobacterium tuberkulosa. Gejala umum pada TB anak5:
1. Demam lama (> 2minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jeals yang
dapat disertai dengan keringat malam. Demam umumya tidak tinggi.
2. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1 bulan
dengan penanganan gizi yang adekuat
3. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh
4. Lesu dan malsise
5. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare
Pada kasus ini, pasien mengalami batuk 15 hari, penurunan berat badan
serta nafsu makan baik, demam hilang timbul selama 15 hari. Hal ini sesuai dengan
klinis TB anak. Menurut WHO, Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam
jumlah kasus baru TB, setelah Indiadan China. Sebanyak 10% dari seluruh kasus
terjadi pada anak berusia <15 tahun.5 Faktor resiko terjadinya infeksi TB antara lain
adalah anak yang terpajan dengan orang dewasa dengan TB aktif (kontak TB
positif), daerah endemis, kemiskinan, lingkungan yang tidak sehat (hygiene dan
sanitasi tidak baik), dan tempat penampungan umum (panti asuhan, penjara, atau
panti perawatan lain), yang banyak terdapat pasien TB dewasa aktif.5 Pada kasus
ini, tidak ada kontak TB pada keluarga pasien, namun diakui pasien sering bermain
bersama teman sekolahnya dan jajan sembarangan, dapat dicurigai sumber dari
bakteri TB.
Masa inkubasi
Penyimpanan tidak baik dan penyuntikan salah
Interpretasi tidak benar
Menderita tuberculosis luas dan berat
Demam
Leukositosis
Malnutrisi
Imunokompeten
Pada saat pasien dilakukan mantoux test pada tanggal 11 Agustus 2017,
tercantum hasil pemeriksaan laboratorium dengan leukosit 13,2rb/ul dimana tidak
leukositosis, Pada pasien juga sudah dilakukan foto thorax namun tidak
memperlihatkan infiltrat yang jelas, dapat dicurigai infiltrat tertutup oleh cairan
efusi. Dalam menegakkan diagnosis TB anak, dapat menggunakan pendekatan lain
yang dikenal sebagai sistem skoring. Sistem skoring ini membantu agar tidak
terlewat dalam mengumpulkan data klinis maupun pemeriksaan penunjang
sederhana sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya underdiagnosis
maupun overdiagnosis TB. Penilaian/pembobotan pada sistem skoring dengan
Infe-
ksi Keganasan
Infeksi respiratorik
berulang Primer
Demam tifoid Penyakit Hodgkin
Limfoma Non
Tuberkulosis Hodgkin
Kelainan
AIDS Histiositik
Penyakit
Mononukleosis Autoimun
CMV Rheumatoid arthritis
Rubella Lupus eritematosus
Varisella Dermatomiositis
Rubeola
Histoplasmosis Reaksi obat
Toksoplasmosis
dan lain-lain Lain-lain
Sarkoid
osis
Gangguan Penyimpanan
Lemak Serum sickness
Penyakit Gaucher
Penyakit Niemann-
Pick
Dari tabel diatas, dapat dikaitkan dengan kasus ini yaitu ditemukan benjolan
seukuran 5 cm x 2 cm x 3 cm pada regio colli dextra dan sinistra teraba keras,
mobile(-)/(-), difus, hiperemis(-), nyeri tekan(-). Ciri-ciri benjolan pada kasus tidak
sesuai dengan ciri-ciri pembesaran kelenjar limfe akibat infeksi Mycobacterium
tuberculosa, maka dapat dicurigai efusi pleura dengan cairan eksudat akibat dari
gangguan drainase limfatik pada ruang pleura. Kelenjar getah bening yang keras
dan tidak nyeri meningkatkan kemungkinan penyebab keganasan atau penyakit
granulomatosa.
Pada limfoma maligna non Hodgkin diberikan LNH indolen pada stadium I
sampai II, kemoterapi seperti Rituximab, Purine nucleoside analogs (Fludarabin)
pada LNH primer, Alkylating agent oral, transplantasi stem cell, target terapi,
imunoterapi dan antibiotik.9,10
DAFTAR PUSTAKA