Professional Documents
Culture Documents
S Barat
DOKUMEN PENAWARAN
PEKERJAAN :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
GEDUNG ASRAMA BERLANTAI 5
LPMP SUMATERA BARAT
LOKASI :
KOMPLEK LPMP SUMATERA BARAT
i
Daftar Isi
ii-1
USULAN TEKNIS
ii-2
USULAN TEKNIS
ii-3
USULLAN TEKNIS
iiii
D
Daftar Gambar
G r
Ga
ambar 2-206
6. Struktur Organisasi ............................................................................................... I-1-0
06
Ga
ambar 2-1. Gelombang
G Gempa ............................................................................................. II-2-0
03
Ga
ambar 2-2. Diagram
D Alir Metodologi Perencanaan ......................................................... II-2-0
08
Ga
ambar 2-3. Acuan
A Dalam
m menyusun
n Konsep ...................................................................... II-2-1
11
Ga
ambar 2-4. Gagasan
G Da
alam Perencanaan ......................................................................... II-2-1
12
Ga
ambar 2-5. Peruntukan
P B
Bangunan .......................................................................................... II-2-1
12
Ga
ambar 2-6. Bangunan
B Green
G Building .................................................................................... II-2-1
13
Ga
ambar 2-7. Bagan
B Alir Integrasi pera
ancangan Ba
angunan ............................................. II-2-1
14
Ga
ambar 2-8. Penghemata
P an Biaya Pad
da Pembang
gunan .................................................. II-2-1
15
Ga
ambar 2-9. Aspek
A Lingku
ungan .................................................................................................. II-2-1
16
Ga
ambar 2-10. Kebutuhan Bidang Bangunan ......................................................................... II-2-1
17
Ga
ambar 2-11. Skema Desa
ain green Bu
uilding ........................................................................... II-2-1
18
Ga
ambar 2-12. Bentuk Umu
um banguna
an Publik ...................................................................... II-2-1
19
Ga
ambar 2-13. Unsur Bahan
n yang dipakai ................................................................................ II-2-1
19
Ga
ambar 2-14. Adaptasi Ba
angunan ............................................................................................ II-2-2
20
Ga
ambar 2-15. Contoh Ben
ntuk Bangunan Gedung .............................................................. II-2-2
22
Ga
ambar 2-16. Pendekatan
n mengatasi Masalah Pe
emanasan B
Blobal ........................... II-2-2
23
Ga
ambar 2-17. Utilitas Bang
gunan .................................................................................................. II-2-2
24
Ga
ambar 2-18. Kebutuhan Fungsi Bang
gunan ........................................................................... II-2-2
25
Ga
ambar 2-19. Perlengkapan Penempatan Ruangan......................................................... II-2-2
26
Ga
ambar 2-20. Karakteristik
k Sirkulasi Pad
da Banguna
an ........................................................... II-2-2
27
iiiii
D
Daftar Tabel
1
Data Organisasi Perusahaan
a. Dewan Komisarsi
- Komisaris : Rama Chandra
b. Dewan Direksi
- Direktur : Ir. Chandra Surya
2. Supervisi
Pembangunan Jalandan Jembatan
Dermaga
2. Pengawasan / Supervisi
Pengembangan irigasi dan drainase
Pengembangan bendungan, waduk dan embung
1. Pelatihan / Training
Pelatihan pengembangan kemampuan karyawan.
STRUKTUR ORGANISASI
PT. NATURAL SUMATERA CONSULTANT
c
Komisaris
Ir.ChandraSurya
Direktur
LidyaErni,A.Md VeraMonita,SE
Adm/Keu Sekretaris
DivisiPengembangan
SumberDayaManusia
BIDANG TEMPATDANTGL
NO. NAMA PENDIDIKAN STATUS
KEAHLIAN LAHIR
1 2 3 4 5 6
1 T.Sipil Ir.ChandraSurya KotoMarapak,2808 S1.T.SipilUNESPadang1999 Tenaga
1970 Ahli
2 T. Ir.M.Ridwan,MT Padang,8071969 S1T.SipilUnandPadang Tenaga
Sipil/Struktur 1995 Ahli
S2T.SipilUGMYogyakrta
2004
3 TeknikSipil/St Agus,M.Sc.IPMd Medan,27Agustus SIT.SipilIkipPadang1994 Tenaga
ruktur 1970 S2CivildanStructural Ahli
UniversitasKebangsaan
Malaysia1998
4 T.Sipil/Soil Febrian,ST.MT Batusangkar,1102 S2T.SipilITB,2004 Tenaga
1970 S1.T.SipilUnand,1996 Ahli
5 T. Ir.TrinovRamdhani KualaTungkal,2911 S1T.SipilUnandPadang1996 Tenaga
Sipil/Struktur 1969 Ahli
6 T.Sipil/ Zulhaidi,ST Bukittinggi,13Juli1969 S1T.SipilMuhammadiyah Tenaga
Struktur Sumbar2001 Ahli
7 T.Sipil Erman,ST. S1T.Sipil Tenaga
Ahli
8 T.Sipil/Soil Ismayanto,ST Pekanbaru,1104 S1T.SipilMuhammadiyah Tenaga
1977 Sumbar2003 Ahli
9 T.Sipil Firdaus,ST Gurun/22Desember SarjanaTeknikSipilUniversitas Tenaga
1974 Andalas(1999) Ahli
10 T.Sipil Syafrizal,ST Palembang,12Mei1971 S1SipilITPPadang2000 Tenaga
Ahli
11 Arsitektur Ir.Sudarmedi,MT PadangPanjang, SI.ArsitekturUBH,1997 Tenaga
23November1972 Ahli
12 Arsitektur IvoFridina,ST.IAI Padang,16Mei1975 S1.ArsitekturUBH,1998 Tenaga
Ahli
13 Arsitektur FauziUmar,ST Bukittinggi,24 S1ArsitekturUBHPadang Tenaga
Februari1976 2000 Ahli
14 Arsitektur TaufikHidayat,ST Padang,18Agustus1982 S1ArsitekturUBHPadang Tenaga
2006 Ahli
15 ME Ir.Mahyessie SimpangKuraiTaji,02 S1.ElektroUniv. Tenaga
Kamil 091969 MuhammadiyahSumbar Ahli
1998
16 Arsitektur BudiRahman,ST. Padang,27November S1.ArsitekturUBHPadang Tenaga
1980 Ahli
17 ME GusriAhyarI.,MT. KawaiBatuBulat,17 S2.T.MesinUniversitas Tenaga
Agustus1971 GajahMada Ahli
18 Elektrikal Antonov,MT. Jakarta,7Mei1966 S2.T.ElektroUniversitas Tenaga
GajahMada Ahli
19 Arsitektur Eldin,ST. Medan,15September S1.ArsitekturUBHPadang Tenaga
1969 Ahli
20 Geoteknik Ir.H.IndraFarni, Bukittinggi,22 S2.TeknikSipilITB Tenaga
MT. Sep.1966 Ahli
21 T.Sipil Harpito,MT. SandaranGaleh,30Mei S2.TeknikSipilUnand Tenaga
1982 Ahli
22 T.Sipil EriMunandar,ST. Langsa18September S1.TeknikSipilUnand Tenaga
1968 Ahli
HUBUNGAN KOORDINATIF
TIM TEKNIS
TEAM LEADER
`
HUBUNGAN KOORDINATIF/ AGUS, MSc. HUBUNGAN KOORDINATIF/
KONSULTATIF KONSULTATIF
ADM. / KEUANGAN
VERA MONITA, SE.
AHLI PLUMBING AHLI ELEKTRIKAL AHLI ARSITEKTUR AHLI STRUKTUR AHLI GEOTEKNIK AHLI ESTIMASI BIAYA
GUSRI AKHYAR IBRAHIM, MT. ANTONOV, MT. ELDIN, ST. MUHAMMAD RIDWAN,MT. Ir. H. INDRA FARNI, MT. ISMAYANTO, ST.
Ass. AHLI M&E Ass. AHLI STRUKTUR Ass. AHLI ESTIMASI BIAYA
Ass. AHLI ARSITEKTUR ERI MUNANDAR, ST.
Ir. MAHYESSIE KAMIL HARPITO, MT
M. FAUZI UMAR, ST.
I -1 - 6
USULAN TEKNIS
A. Peralatan Kantor
1 MejaDirektur 1 Bh 1Orang Import 609 2010 Baik Padang MilikSendiri
2 KursiDirektur 1 Bh 1Orang Fantoni F400 (SF) 2010 Baik Padang MilikSendiri
3 Sofa TamuDirektur 1 Bh 3Orang SS-03 Modis 2010 Baik Padang MilikSendiri
4 KursiTunggu 1 Bh 3Orang Import 3P SH 303 2010 Baik Padang MilikSendiri
5 MejaKomputer 6 Bh - Olimpic 2001 Baik Padang MilikSendiri
6 MejaKerja 3 Bh - Olimpic 2001 Baik Padang MilikSendiri
7 Lemari File 3 Bh - Lokal,Rotan 2009 Baik Padang MilikSendiri
8 KursiTamu 1 Set - Olimpic 2001 Baik Padang MilikSendiri
9 Komputer 7 Bh - Pentium IV 2007 s/d 2010 Baik Padang MilikSendiri
10 Laptop 9Bh - NEC, ACER 2009, 2010, 2011 Baik Padang MilikSendiri
11 Scanner 1 Bh A4 Canonscan 300ex 2005 Baik Padang MilikSendiri
12 UPS 6 Unit 600 VA ERSYS 2010 Baik Padang MilikSendiri
13 Genset 1 Unit 2000 KVA Honda 2010 Baik Padang MilikSendiri
14 Printer A4 4 Unit A4 Canon IP1880&IP2770, HP 2007, 2010, 2012 Baik Padang MilikSendiri
LaserJetP1102, Epson L110
15 Printer A3 3 Unit A3 Canon IX5000 & Epson Stylus 2010 Baik Padang MilikSendiri
Photo 1390 (2bh)
16 MesinKetik 1 Unit - Remington 1990 Baik Padang MilikSendiri
17 Letering Set 1 Unit - Kent 1991 Baik Padang MilikSendiri
18 MesinGambar 1 Unit - Bofa 1990 Baik Padang MilikSendiri
19 Mistar Baja 2 Bh - Standar 1990 Baik Padang MilikSendiri
20 Rapido 2 Bh - Stedler 1990 Baik Padang MilikSendiri
21 Kalkulator 2 Bh - Casio 2001 Baik Padang MilikSendiri
B PeralatanLapangan
1 Theodolite 1 Unit - T2 Wild 2000 Baik Padang MilikSendiri
2 Theodolite Kompas 1 Unit - To Wild 2003 Baik Padang MilikSendiri
3 GPS Geodetic 1 Unit - Trimble 2004 Baik Padang Sewa
4 GPS Navigasi 1 Unit - Garmin 2003 Baik Padang Sewa
5 Water Pass 1 Set - Wild Nak 1990 Baik Padang MilikSendiri
6 Mid Band 2 Bh - Elson 2001 Baik Padang MilikSendiri
7 Kompas 1 Bh - Suto 1994 Bai Padang MilikSendiri
8 Camera Digital` 2 Unit 10 Mp Nikon, Sony 2008/2010
I -1 - 20
USULAN TEKNIS
C Kendaraan
1 KendaraanRoda 4 1 Unit 2000cc Suzuki / Escudo 2008 Baik Bukittinggi MilikSendiri
2 KendaraanRoda 4 1 Unit 2500 cc Toyota Fortuner 2014 Baik Bukittinggi MilikSendiri
3 KendaraanRoda 2 4 Unit 110 cc Suzuki / Honda 2010 Baik Padang/Bukittinggi Milik Sendiri
I -1 - 21
USULAN TEKNIS
2
Pengalaman Kerja Sejenis 10 Tahun Terakhir
I2-1
1 2 3 4 5 6 7 8
Dinas Pendidikan Perencanaan Teknis (DED) Pemb. Pengganti Sipil/Arsitektur 29 Juni 2007 s/d 29
17. 12 OB 29.900.000,- --
Kab. 50 Kota TK Pembina Negeri 05 Sari Lamak Kec. Harau Bangunan Juli 2007
Pengguna Nilai
Lingkup Orang Mitra
No. Jasa/Sumber Uraian Pekerjaan Periode Kontrak
Layanan Bulan Kerja
Dana ( Rp )
1. 2 3 4 5 6 7 8
Dinas Kesehatan Sipil/Arsitektur
19. Perencanaan Pembangunan Baru Poskesdes 25 Maret 2008 s/d 11 OB 72.671.000,- --
Pasaman Barat Bangunan
09 Mei 2008
Dinas Pendidikan Perencanaan Teknis Lanjutan Pembangunan Sipil/Arsitektur 28 Maret 2008 s/d
20. 9 OB 48.903.000,- --
Kabupaten Agam USB SMK Dan Kantor UPT Bangunan 11 Mei 2008
LLAJ Kota Perencanaan Areal Terminal dan Lanjutan Sipil/Arsitektur 09 April 2008 s/d
21. 9 OB 87.299.000,- --
Bukittinggi Pembangunan Loket Bangunan 23 Mei 2008
22. Dinas Kesehatan Perencanaan Lanjutan Pemb. Gedung Sipil/Arsitektur 17 April 2008 s/d
9 OB 39.475.000,- --
Kab. Solok Selatan Administrator Puskesmas Lubuk Gadang Bangunan 16 Mei 2008
23. Dinas Pertanakkan Perenc. Kantor UPP, Pagar Keliling 500M, 28 Mei 2008 s/d 11 9 OB 39.890.000,- --
Kab. Solok Selatan Pengecoran Penuh Jalan BBI 250M, Sipil/Arsitektur Juli 2008
Bangunan Hichery 1 Unit dan Saluran Irigasi Bangunan
24. Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunnan Gedung Sipil/Arsitektur 06 Feb 2009 s/d 22 15 OB 97.590.000,- --
Lubuk Basung Kantor Pengadilan Agama Lubuk Basung Bangunan Maret 2009
25. Swasta (H.Asril, SH) Perencanaan Pembangunan Hotel Bunda Sipil/Arsitektur 11 Feb 2009 s/d 09 21 OB 357.000.000,- ---
Bukittinggi Bangunan Agst 2009
26. Kota Solok Lanjutan Perencanaan Renovasi Gedung Sipil/Arsitektur 11 Maret 2009 s/d 11 OB 73.440.000 --
Kantor Balaikota Solok Bangunan 24 April 2009
27. Dinas Pekerjaan Perencanaan Lanjutan Pembangunan 12 Maret 2009 s/d 3 OB 15.199.000,- --
Sipil/Arsitektur
Umum Kota Gedung Kantor Lurah Cimpago Ipuh 10 April 2009
Bangunan
Bukittinggi
28. Dishubkominfo Kota Survey Dan Perencanaan Pengadaan Sipil/Arsitektur 24 Maret 2009 s/d 5 OB 25.030.000,- --
Bukittinggi Konstruksi Terminal/Loket Bangunan 07 Mei 2009
Pengguna Nilai
Lingkup Orang Mitra
No. Jasa/Sumber Uraian Pekerjaan Periode Kontrak
Layanan Bulan Kerja
Dana ( Rp )
1 2 3 4 5 6 7 8
29. LPMP Sumbar Perencanaan Remodeling Asrama Sipil/Arsitektur 27 April 2009 s/d 2 OB 6.345.000 --
Flamboyan Bangunan 16 Mei 2009
30. UNP Padang Perencanaan Kantin Terpadu Kamp UNP Sipil/Arsitektur 4 Mei 2009s/d 2 7 OB 30.044.000,- --
Padang Bangunan Juni2009
31. Dinas Kesehatan Pembangunan Baru Gedung Kantor Dinas 10 Agustus 2009 16 OB 93,370,000,- --
Sipil/Arsitektur
Kab. Pasaman Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat s/d23 Sept 2009
Bangunan
Barat
32. DPU Kota Solok Perencanaan Kantor Pengadilan Bencana Sipil/Arsitektur 15 Sept 2009 s/d 1 OB 88,500,000,- --
Kota Solok Bangunan 13 November 2009
33. Dinas Pendidikan Perencanaan Teknis Penambahan Ruang Sipil/Arsitektur 16 Okt 2009 s/d 14 6 OB 22.165.000,- --
Kota Payakumbuh Kelas SLB Center Payakumbuh Bangunan November 2009
34. Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sipil/Arsitektur 22 Januari 2010 15 OB 96.968.000,- --
Lubuk Basung Pengadilan Agama Lubuk Basung Tahap II Bangunan s/d 22 Maret 2010
Dinas Pengelola Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sipil/Arsitektur 04 Mei 2010 s/d 17
35. 6 OB 49.350.000,- --
Keuangan Daerah UPTD/Samsat Arosuka Bangunan Juni 2010
Pengadilan Agama Perencanaan Pengembangan Ruang Hakim Sipil/Arsitektur 12 Juli 2010 s/d 10
37. 5 OB 27.137.000,- --
Koto Baru dan Ruang Mediasi Bangunan Agustus 2010
38. UNP Padang Perencanaan Konstruksi Pemb. Labor Seni 9 Agustus 2010 s/d 7 OB 25.430.000,- --
Rupa FBSS UNP Sipil/Arsitektur
07Sept2010
Bangunan
Pengguna Nilai
Lingkup Orang Mitra
No. Jasa/Sumber Uraian Pekerjaan Periode Kontrak
Layanan Bulan Kerja
Dana ( Rp )
1 2 3 4 5 6 7 8
39. Dinas Pendidikan Perencanaan Pengadaan Konstruksi 16 September 8 OB 41.879.000,- --
Pemuda dan Olah Gedung/Kantor Sipil/Arsitektur 2010 s/d 16
Raga Kota Bangunan Oktober 2010
Bukittinggi
40. Dinas Pendidikan Perencanaan Pengadaan Konstruksi 16 September 8 OB 35.258.000,- --
Sipil/Arsitektur
Pemuda dan Olah Bangunan Sekolah 2010 s/d 16
Bangunan
Raga Kota BKT Oktober 2010
41. Pengadilan Agama Perencanaan Lanjutan Pembangunan Sipil/Arsitektur 14 Februari 2011 8 OB 39.670.000,- --
Solok Gedung Kantor Tahap III PA Solok Bangunan s/d 15 Maret '11
42. Univ. Andalas Perencanaan Pembangunan Gedung 14 Maret 2011 s/d 5 OB 12.250.000,- --
Sipil/Arsitektur
Padang Student Store Fakultas Teknologi Pertanian 12 April 2011
Bangunan
Universitas Andalas
43. Pengadilan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor 30 Maret 2011 s/d 21 OB 197.000.000,- --
Sipil/Arsitektur
TinggiAgama PTA Padang '13 Mei 2011
Bangunan
Padang
44. Pengadilan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor 6 April 2011 s/d 22 14 OB 83.127.000,- --
Sipil/Arsitektur
AgamaLubuk PA Lubuk Sikaping Mei '11
Bangunan
Sikaping
45. Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sipil/Arsitektur 19 April 2011 s/d 2 13 OB 94.400.000,- --
Batusangkar PA Batusangkar Bangunan Juni '11
46. RSUD Tanah Datar Perencanaan Pemb. Ruang Rawat Inap Sipil/Arsitektur 13 Mei 2011 s/d 12 10 OB 59,279,000,- --
Rumah Sakit Klas III RSUD Tanah Datar Bangunan Juni 2011
47. Dinas Pekerjaan Perencanaan Lanjutan Pembangunan Kantor Sipil/Arsitektur 18 Mei 2011 s/d 5 OB 13,813,000,- --
Umum Kota BKT Lurah Manggis Ganting Bangunan 16 Juni 2011
48. Pengadilan Perencanaan Pembangunan Rumah Dinas 30 Mei 2011 s/d 13 7 OB 40.200.000,- --
TinggiAgama PTA Padang Sipil/Arsitektur Juli '11
Padang Bangunan
Pengguna Nilai
Lingkup Orang Mitra
No. Jasa/Sumber Uraian Pekerjaan Periode Kontrak
Layanan Bulan Kerja
Dana ( Rp )
1 2 3 4 5 6 7 8
49. Dinas Pendidikan Perencanaan Pembangunan Rumah 1 Juni 2011 s/d 30 2 OB 4,750,000,- --
Sipil/Arsitektur
Kota Padang Penjaga Sekolah (SMPN 2) Padang Panjang Juni 2011
Bangunan
Panjang
50. Dinas Pendidikan Perencanaan Pembangunan Rumah 1 Juni 2011 s/d 30 2 OB 4,750,000,- --
Sipil/Arsitektur
Kota Padang Penjaga Sekolah (SMPN 5) Padang Panjang Juni 2011
Bangunan
Panjang
51. Disdikpora Kota Perenc. Belanja Modal Konstruksi/ Pembelian 15 Sept 2011 s/d 4 OB 21,038,000,- --
Bukittinggi Sipil/Arsitektur 13 Okt 2011
Gedung Sekolah Dasar
Bangunan
52. Disdikpora Kota Perencanaan Belanja Moda Konstruksi/ Sipil/Arsitektur 15 Sept 2011 s/d 3 OB 16,546,000,- --
Bukittinggi Pembelian Gedung SMP Bangunan 13 Okt 2011
53. Dinas Kesehatan Pernc.Pembangunan Lanjutan Gedung Sipil/Arsitektur 1 November 2011 7 OB 49.850.000,- --
Kab. Pasbar Kantor Dinas Kesehatan Kab. Pasaman Barat Bangunan s/d 30 Nov 2011
54. Dinas PU Kab. Pessel Perencanaan Pembangunan Kantor Sipil/Arsitektur 25 Jan 2012 s/d 09 6 OB 47.415.000,- --
Pemerintah Kab. Pessel Bangunan Mar 2012
55. Pengadilan Tinggi Perencanaan Pembangunan Lanjutan Sipil/Arsitektur 27 Jan 2012 s/d 25 5 OB 20.439.000,- --
Agama Padang Rumah Dinas Pimpinan Bangunan Feb 2012
56. Pengadilan Agma Pembangunan Gedung Kantor Tahap I Sipil/Arsitektur 22 Feb 2012 s/d 06 7 OB 49.693.000,- --
Sawahlunto April 2012
Bangunan
57. Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Ruang Tunggu Sipil/Arsitektur 02 Maret 2012 s/d 4 OB 13.598.000,-
Pariaman Sidang Kantor Pengadilan Agama Pariaman Bangunan 01 April 2012
58. Kantor Pengadilan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sipil/Arsitektur 12 Maret 2012 s/d 12 OB 90.987.000,- --
Agama Maninjau Tahap I 25 April 2012
Bangunan
59. Dinas Pendidikan Perencanaan Konstruksi / Penyusunan Review Sipil/Arsitektur 13 Maret 2012 s/d 4 OB 19.120.000,- --
Pesisr Selatan Design Keberlanjutan RSBI SMA Kab. Pessel Bangunan 02 April 2012
60. RSU Solok Perencanaan Pembangunan Bangunan Sipil/Arsitektur 24 Maret 2012 s/d 8 OB 64.772.000,- --
CSSD Dan Laundry RSUD Solok Bangunan 22 April 2012
Pengguna Nilai
Lingkup Orang Mitra
No. Jasa/Sumber Uraian Pekerjaan Periode Kontrak
Layanan Bulan Kerja
Dana ( Rp )
1 2 3 4 5 6 7 8
61. Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sipil/Arsitektur 09April 2012 s/d 23 12 OB 112.073.000,- --
Lubuk Sikaping Tahap II Pengadilan Agama Lubuk Sikaping Bangunan Mei 2012
62. Kantor Pengadilan Pembangunan Gedung Kantor Tahap II 19 April s/d 18 Mei 12 OB 102.063.000,- --
Agama Sipil/Arsitektur 2012
Pengadilan Agama Batusangkar
Bangunan
Batusangkar
63. Disidkpora Kota BKT Perencanaan Konstruksi/ Pembelian Sipil/Arsitektur 16 Mei 2012 s/d 14 4 OB 19.878.000,- --
Bangunan Sekolah Dasar/SDLB Bangunan Juni 2012
Disdikpora Kota Perencanaan Konstruksi/Pembelian Bagunan Sipil/Arsitektur 28 Juni 2012 s/d 26
64. 8 OB 70.195.000,- --
Bukittinggi Sekolah (SMP) Bangunan Agustus 2012
Perencanaan Pembuatan Gedung Bahan Sipil/Arsitektur 28 Sep 2012 s/d 10
65. RSSN Bukittinggi 2 OB 6.054.000,- --
Kering Gizi RSSN Bukittinggi Tahun 2012 Bangunan Okt 2012
Dinas Pasar Kota DED (Perencanaan) Pembangunan Pasar Sipil/Arsitektur 15 Okt 2012 s/d 13
66. 10 OB 116.730.000,- --
Padang Belimbing Bangunan Des 2012
DPU Kab. Pasaman Perencanaan Teknis Pembangunann Rumah Sipil/Arsitektur 20 Nov 2012 s/d 20
67. 10 OB 63.580.000,- --
Barat Gadang Nagari Bangunan Des 2012
Dinas Kesehatan
Sipil/Arsitektur 01 Februari 2013
68. Kab. Pasaman Perencanaan Pembangunan Polindes 6 OB 21.400.000,- --
Bangunan s/d 02 Maret 2013
Barat
Dinas Kesehatan
Sipil/Arsitektur 01 Februari 2013
69. Kab. Pasaman Perencanaan Pembangunan Pustu 6 OB 34.260.000,- --
Bangunan s/d 17 Maret 2013
Barat
Dinas Kesehatan Perencanaan Pembangunan Rumah Medis
Sipil/Arsitektur 01 Februari 2013
70. Kab. Pasaman (Dokter Umum dan Dokter Gigi) UPTDK 6 OB 22.760.000,- --
Bangunan s/d 02 Maret 2013
Barat Puskesmas VI Koto Selayan
Perencanaan Pembangunan Rumah Dinas
Dinas Kesehatan Paramedis UPTDK Puskesmas VI Koto Kinali Sipil/Arsitektur 01 Februari 2013
71. Kab. Pasaman dan Rehab Berat Pustu Sontang 5 OB 14.200.000,- --
Bangunan s/d 02 Maret 2013
Barat
Pengguna Nilai
Lingkup Orang Mitra
No. Jasa/Sumber Uraian Pekerjaan Periode Kontrak
Layanan Bulan Kerja
Dana ( Rp )
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sipil/Arsitektur 04 Maret 2013 s/d
72. 14 OB 99.850.000,- --
Maninjau Lanjutan Pengadilan Agama Maninjau Bangunan 02 April 2013
Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sipil/Arsitektur 04 Maret 2013 s/d
73. 9 OB 49.749.000,- --
Koto Baru Tahap I Pengadilan Agama Koto Baru Bangunan 02 April 2013
Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sipil/Arsitektur 04 Maret 2013 s/d
74. 9 OB 49.760.000,- --
Tanjung Pati Tahap I Pengadilan Agama Tanjung Pati Bangunan 02 April 2013
Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor
Pengadilan Agama Sipil/Arsitektur 04 Maret 2013 s/d
75. Tahap Finishing Pengadilan Agama Lubuk 8 OB 42.637.000,- --
Lubuk Sikaping Bangunan 02 April 2013
Sikaping
Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sipil/Arsitektur 21 Maret 2013 s/d
76. 13 OB 114.500.000,- --
Sawahlunto Lanjutan Pengadilan Agama Sawahlunto Bangunan 04 Mei 2013
Perencanaan Pembangunan Lokal Kuliah Sipil/Arsitektur 20 Mei 2013 s/d 03
77. STAIN Bukittinggi 8 OB 49.887.000,- --
Tiga Lantai Thp I Bangunan Juli 2013
Perencanaan Pembangunan Lokal Kuliah Sipil/Arsitektur 20 Mei 2013 s/d 03
78. STAIN Bukittinggi 8 OB 49.887.000,- --
Tiga Lantai Thp II Bangunan Juli 2013
Disdikpora Kota Perencanaan Ruang Kelas Baru SDIT Insan Arsitektur 20 Juni 2013 s/d 19
79. 3 OB 8.330.000,- --
Bukittinggi Kamil Bangunan Juli 2013
Disdikpora Kota Perencanaan Ruang Kelas Bru SDIT Cahaya Arsitektur 20 Juni 2013 s/d 19
80. 3 OB 8.330.000,- --
Bukittinggi Hati Bangunan Juli 2013
Disdikpora Kota Perencanaan Pembangunan Asrama SMAN Arsitektur 30 Sept s/d 28 Nov
81. 1 Bukittinggi 9 OB 65.335.600,- --
Bukittinggi Bangunan 2013
Pengguna Nilai
Lingkup Orang Mitra
No. Jasa/Sumber Uraian Pekerjaan Periode Kontrak
Layanan Bulan Kerja
Dana ( Rp )
1 2 3 4 5 6 7 8
Disdikpora Kota Arsitektur 01 Nov 2013 s/d 15
84. Perencanaan Lanjutan RKB SMPN 7 Bukittinggi 2 OB 2.500.000,- --
Bukittinggi Bangunan Nov 2013
Disdikpora Kota Arsitektur 01 Nov 2013 s/d 15
85. Perencanaan Lanjutan RKB SMPN 8 Bukittinggi 2 OB 3.700.000,- --
Bukittinggi Bangunan Nov 2013
Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Arsitektur 15 Jan 2014 s/d 15
86. Pengadilan Agama Sawahlunto Tahap III 13 OB 162.400.000 --
Sawahlunto Bangunan Maret 2014
Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Arsitektur 23 Jan 2014 s/d
87. 12OB 190.047.000,- --
Koto Baru Pengadilan Agama Koto Baru Tahap II Bangunan 22 April 2014
Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Arsitektur 27 Feb 2014 s/d 28
88. 9 OB 88.000.000,- --
maninjau Tahap Finishing Pengadilan Agama Maninjau Bangunan Maret 2014
Pengadilan Agama Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Arsitektur 27 Feb 2014 s/d 27
89. 9 OB 101.280.000 --
Tanjung Pati Pengadilan Agama Tanjung Pati Tahap II Bangunan April 2014
Penyusunan DED Gedung Kantor DPKA Kota Arsitektur 23 Juni 2014 s/d 19
90. DPKA Kota Padang 12 OB 402.440.000 --
Padang Bangunan Nov 2014
Koperindag Kab. Arsitektur 14 Juli 2014 s/d 11
91. Pencanaan Pembangunan Gedung Kantor 7 OB 89.765.000 --
Solok Bangunan September 2014
Arsitektur 18 Agustus s/d 15
92. DPU Kota Padang Penyusunan DED Kantor Camat 4 OB 161.230.00 --
Bangunan Nov 2014
Perencanaan Pembangunan Pagar Kantor Arsitektur 14 Maret s/d 27
93. PTA Padang 3 OB 29.300.000 --
Pengadilan Tinggi Agama Padang Bangunan April 2014
Perencanaan Pembangunan Student Center Arsitektur 10 Maret 2014 s/d
94. STAIN Bukttinggi 4 OB 49.600.000 --
2 Lantai Tahap I Bangunan 23 April 2014
Perencanaan Pembangunan Gedung Serba Arsitektur 16 Juni 2014 s/d 30
95. DISDIKPORA BKT 4 OB 32.880.000 --
Guna SMAN 5 Bukittinggi Kec. MKS Bangunan Juli 2014
Pengguna Nilai
Lingkup Orang Mitra
No. Jasa/Sumber Uraian Pekerjaan Periode Kontrak
Layanan Bulan Kerja
Dana ( Rp )
1 2 3 4 5 6 7 8
Perencanaan Pembangunan Ruang Kelas Arsitektur 19 Mei 2014 s/d7
96. DISDIKPORA BKT 4 OB 49.335.000 --
Baru SMPN 2 Bukittinggi Bangunan Juli 2014
Perencanaan Pembangunan Lokal Kuliah 3 Arsitektur 10 Maret 2014 s/d
97. STAIN Bukittinggi 4 OB 49.600.000 --
Lantai Tahap II Bangunan 23 April 2014
Perencanaan Pembangunan Lokal Kuliah 3 Arsitektur 10 Maret 2014 s/d
98. STAIN Bukittinggi 4 OB 49.600.000 --
Lantai Tahap II Bangunan 23 April 2014
Arsitektur Oktober 2014 s/d
99. DPU Kab. Sijunjung Perencanaan Kantor Bupati 4 OB 197.000.000 --
Bangunan 22Desember 2014
3
Uraian Pengalaman Perusahaan Kurun Waktu
10 Tahun Terakhir
Pengguna Jasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Bukittinggi
Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pengadaan Konstruksi Gedung/Kantor
Lingkup Produk Utama : Dokumen Perencanaan(Detail Engineering Design, RAB, Spek Teknis)
Lokasi Proyek : Kota Bukittinggi
Nilai Kontrak : Rp. 41.879.000,-
No. Kontrak : 96/SPK-PEMB/DISDIKPORA/IX-2010
Waktu Pelaksanaan : 16 September 2010 s/d 16 Oktober 2010 (1 bulan)
Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :
Jumlah Tenaga Ahli: : Tenaga Ahli Asing : -- OB
Tenaga Ahli Indonesia : 2 OB
Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli
Asing Indonesia
a. .............................. OB .......................... OB
b. .............................. OB .......................... OB
c. .............................. OB .......................... OB
Pengguna Jasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Bukittinggi
Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pengadaan Konstruksi Bangunan Sekolah
Lingkup Produk Utama : Dokumen Perencanaan(Detail Engineering Design, RAB, Spek Teknis)
Lokasi Proyek : Kota Bukittinggi
Nilai Kontrak : Rp. 35.258.000,-
No. Kontrak : 97/SPK-PEMB/DISDIKPORA/IX-2010
Waktu Pelaksanaan : 16 September 2010 s/d 16 Oktober 2010 (1 bulan)
Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :
Jumlah Tenaga Ahli: : Tenaga Ahli Asing : -- OB
Tenaga Ahli Indonesia : 2 OB
Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli
Asing Indonesia
a. .............................. OB .......................... OB
b. .............................. OB .......................... OB
c. .............................. OB .......................... OB
Pengguna Jasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Bukittinggi
Nama Paket Pekerjaan : Perenc. Belanja Modal Konstruksi/ Pembelian Gedung Sekolah Dasar
Lingkup Produk Utama : Dokumen Perencanaan(Detail Engineering Design, RAB, Spek Teknis)
Lokasi Proyek : Kota Bukittinggi
Nilai Kontrak : Rp. 21.038.000,-
No. Kontrak : 77/SPK-Pemb/Disidikpora/IX-2011
Waktu Pelaksanaan : 15 Sept 2011 s/d 13 Okt 2011 (1 bulan)
Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :
Jumlah Tenaga Ahli: : Tenaga Ahli Asing : -- OB
Tenaga Ahli Indonesia : 1 OB
Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli
Asing Indonesia
a. .............................. OB .......................... OB
b. .............................. OB .......................... OB
c. .............................. OB .......................... OB
Pengguna Jasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Bukittinggi
Nama Paket Pekerjaan : Perenc. Belanja Modal Konstruksi/ Pembelian Gedung SMP
Lingkup Produk Utama : Dokumen Perencanaan(Detail Engineering Design, RAB, Spek Teknis)
Lokasi Proyek : Kota Bukittinggi
Nilai Kontrak : Rp. 16.546.000,-
No. Kontrak : 78/SPK-Pemb/Disidikpora/IX-2011
Waktu Pelaksanaan : 15 Sept 2011 s/d 13 Okt 2011 (1 bulan)
Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat :
Negara Asal :
Jumlah Tenaga Ahli: : Tenaga Ahli Asing : -- OB
Tenaga Ahli Indonesia : 1 OB
Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli
Asing Indonesia
a. .............................. OB .......................... OB
b. .............................. OB .......................... OB
c. .............................. OB .......................... OB
1
Tangapan dan Saran Terhadap KAK,
& Personil/fasilitas Pendukung dari PPK
1. Judul Pekerjaan
Judul pekerjaan ini adalah Perencanaan Pembangunan Gedung
Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat, sudah cukup dimengerti. Adapun
untuk pelaksanaan pekerjaan, tetap akan mengacu kepada gambar,
Kerangka Acuan Kerja serta referensi referensi yang mengenai tentang tata
ruang dan kebutuhan gedung itu sendiri, mempelajari hasil survey lapangan
dan literature pustaka akan menjadi modal dan tolak ukur untuk memulai
sebuah konsep rancangan, serta perhitungan perhitungan terhadap biaya
pembangunannya dan perhitungan terhadap struktur bangunan yang akan
direncanakan tersebut.
3. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan adalahdi Komplek LPMP Sumatera Barat sudah sangat
jelas bahkan sudah sering dilakukan survei lokasi maupung existing gedung oleh
konsultan.
5. Lingkup Kegiatan
Adapun lingkup kegiatan ini antara lain;
a. Lingkup Kegiatan adalah : Perencanaan Pembangunan Gedung
Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat.
b. Lokasi fisik bangunan berada di Komplek LPMP Sumatera Barat.
c. Dalam Kegiatan Perencanaan, konsultan perencana akan
mempedomani struktur organisasi Kegiatan.
d. Konsultan perencana akan mengadakan diskusi dan presentasi
yangterkait dengan subtansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka
3. Adapun material dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna jasa seperti :
a. Peralatan kerja yang akan disediakan Konsultan berupa peralatan
berikutyang utamanya bertujuan agar seluruh personil dapat
melaksanakan dan mengembangkan seluruh kegiatan secara maksimal
:
Personal Computer (PC)
Printer (A3 dan A4), Foto Copy, ATK
Alat alat pengukuran dilapangan
Soil Investigasi (Sondir, Boring)
Kendaraan Roda Empat dan roda dua
dll.
b. Jumlah PC yang disediakan akandimanfaatkan oleh Tenaga Ahli,
Operator Komputer, CAD Engineer danuntuk keperluan administrasi.
Termasuk fasilitas ikutannya, yaitu Printer, tinta dan bahan-bahan habis
pakai. Walaupun dalam anggaran tidak semua peralatan
dicantumkan, konsultan dapat memahami karena seluruh biaya yang
ditimbulkan sudah termasuk dalam biaya-biaya lainnya.
4. Kendaraan roda empat dan roda dua yang disediakan untuk
kebutuhanmobilisasi personil dari dan ke lokasi pekerjaan maupun kegiatan
keinstansi-instansi terkait dalam rangka memaksimalkan pekerjaan.
3. Tenaga Pendukung
a. Juru Gambar
Tenaga juru gambar CAD (drafter) minimal lulusan Sarjana Muda (D3)
Teknik Arsitektur/Sipil dengan pengalaman 3 (tiga) Tahun dalam
menangani gambar-gambar dibidang struktur / arsitektur / MEP /
Bangunan Gedung.
b. Surveyor/Juru Ukur
Tenaga Surveyor minimal lulusan Sarjana Muda (D3) Teknik
Arsitektur/Sipil dengan pengalaman 3 (tiga) tahun posisi sejenis.
c. Adm./Keuangan
Tenaga operator komputer dengan minimal lulusan Sarjana Muda (D3)
Ekonomi yang berpengalaman 3 (tiga) tahun dalam bidang yang
sama.
d. Operator Komputer
Tenaga operator komputer dengan minimal lulusan Sarjana Muda (D3)
Komputer yang berpengalaman 3 (tiga) tahun dalam bidang yang
sama.
e. Driver
f. Office Boy
1.7. Kesimpulan
Kerangka Acuan Keraja (KAK) merupakan acuan mengenai segala
sesuatu ketentuan yang akan di pedomani oleh konsultan untuk melaksanakan
Jasa Konsultan Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP
Sumatera Barat. Materi Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat dikatakan cukup
baik dankomunikatif.
Ditinjau dari segi materi yang disampaikan dalam KAK untuk Jasa
Konsultan Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP
Sumatera Barat sudah dengan sangat jelas.
2
Pendekatan, Metodologi,
& Program Kerja
2.1. Pendekatan dan Metodologi
2.1.1. UMUM
Setiap bangunan negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memenuhi fungsi bangunan secara optimal, handal, ramah
lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi
positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia. Setiap bangunan negara
harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria
administrasi bagi bangunan gedung negara.
Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu
diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
pekerjaan perencanaan telah disiapkan secara matang sehingga mampu
mendorong terwujudnya karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan
kegiatan.
II-2 - 1
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 2
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 3
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 4
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 5
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 6
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 7
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 8
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 9
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 10
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Keluaran pada tahap ini adalah konsep perancangan Site Plan, Denah,
Tampak, Potongan dan Perspektif. Dalam tahap ini dapat diperoleh penjelasan
yang lebih rinci mengenai disainnya.Konsep dasar rancang bangun adalah
suatu hasil kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu yang dirangkum dalam bentuk
rancangan. Gagasan dasar muncul kreatifitas arsitek, baik dalam bentuk institusi
maupun dalam bentuk pemograman.
II-2 - 11
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 12
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 13
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
INPUT
ANALISA
TEKNO-EKONOMI
(Biaya daur Hidup)
II-2 - 14
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 15
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 16
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 17
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 18
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 19
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 20
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Terutama sinar matahari dan angin. Bangunan yang terbentuk dapat berupa
bangunan tropis atau bangunan bioklimatik.
II-2 - 21
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 22
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 23
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 24
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Sistem
Sistem Bangunan
Sistem
Tata Udara Struktural
Sistem RANCANGAN
Pencahayaa BANGUNAN Sistem
n Akustik
Sistem Sistem
Elektrikal Transportasi
Sistem vertikal
Pemipaan
II-2 - 25
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Ll dasar Ltotal
KDB = KLB =
Ldp Ldp
Dimana :
Ldp = Luas daerah perencanaan, Luas tanah dibelakang GSJ
Ltotal = Luas total lantai bangunan
Karakteristik tata bangunan
Tata bangunan akan berpengaruh pada fleksibilitas ruang, tingkat
pemanfaatan lahan, pola sirkulasi, pencahayaan, hubungan utilitas, massa dan
kekakuan struktur. Untuk itu dalam penyususnan konsep awal tata bangunan
harus benar benar diperhatikan. Tabel b.1 dapat dijadikan acuan dalam
pertimbangan tata letak bangunan. Dan pada table berikut digambarkan
ilustrasi fleksibilitas penguna.
II-2 - 26
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 27
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
CIW
V=
R
Dimana :
C = Koefisien gempa dasar
I = Faktor Keutamaan
R = Faktor reduksi gempa
Wt = Kombinasi beban mati dan beban hidup
II-2 - 28
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 29
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 30
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
MASUKAN
ANALISA
TEKNO-EKONOMI
HASIL
Gambar 2-24. Bagan Alir Integrasi Perancangan Bangunan
II-2 - 31
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 32
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 33
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 34
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 35
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 36
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 37
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 38
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 39
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 40
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 41
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 42
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
sebuah fungsi tertentu. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa kata kantor (office
dalam bahasa Inggris) berasal dari kata Jerman Kuno, ein amt, yang artinya
sebuah ruang yang berisi tata masyarakat. Artinya, asrama merupakan sebuah
lembaga jejaring kekuasaan, dari pucuk pimpinan sampai garda depan
pengabdi masyarakat. Oleh karena itu, konsep asrama tidak terpaku pada
sebuah wujud arsitektural tertentu, tetapi lebih menekankan pada jejaring
kekuasaan dari pimpinan sampai tingkatan terbawah.
Konsep asrama itu sendiri bukan mengenai manusia maupun benda
secara fisik, namun lebih pada pengaturan serta pergerakan manusia dan
benda-benda di dalamnya pada jarak-jarak tertentu yang berkaitan dengan
peraturan dan kontrol, dari definisi diatas dapat diartikan bahwa asrama
adalah suatu lingkungan fisik buatan berupa bangunan yang didalamnnya
terdapat satu atau beberapa ruangan dengan berbagai peraturan dan
kontrol, tempat sekelompok manusia dengan hirarki yang teratur melakukan
kegiatan bisnis atau pelayanan jasa tertentu.
Organisasi adalah suatu struktur sosial / sistim yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang saling tergantung dan bekerja sama dalam suatu koordinasi
untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi dalam sebuah asrama
menunjukkan tugas dan tanggung jawab, jalur komunikasi, serta kekuasaan
atau wewenang yang dimiliki setiap individu / kelompok. Jenis organisasi inilah
yang kelak menentukan rencana dan desain gedung tersebut. Menurut de
Chiara (1986) dalam bukunya Time Savers Standart: Building Types, terdapat
kategori organisasi asrama yaitu;
a) Kelompok Manajemen, Kelompok Keuangan, Kelompok Penjualan,
Kelompok asrama Pelayanan, Kelompok Jasa Teknis dan Kelompok
Produksi.
b) Kelompok Manajemen memiliki ciri khas, dimana para pimpinan
manajemen memiliki ruang terpusat dan berdekatan. Lokasi mereka
tidak terganggu oleh gangguan suara dari ruang pekerja dengan
ruang pimpinan yang berukuran lebih besar dari ruang para staf.
II-2 - 43
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 44
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Terdapat hirarki yang jelas dengan kekuasaan tertinggi ada pada orang
yang paling atas sesuai garis vertical. Kamunikasi maupun aliran informasi
biasanya hanya dari atas kebawah mengikuti hirarki kekuasaan,
hubungan atasan dan bawahan bersifat formal hubungan individu,
kelompok bersifat independent.
b) Bentuk non hirarki [non hierarchical / participative groups]
Bentuk ini terdiri dari kelompok-kelompok kerja yang masing-masing
memiliki seorang pemimpin dan hamper tidak terdapat hirarki antara
anggotanya. Komunikasi terjalin dengan baik antara setiap anggota
kelompok.
c) Bentuk Kompleks [complex / mixed structure]
Bentuk ini merupakan gabungan dari kedua bentuk sebelumnya, masih
terlihat adanya hirarki aanggotanya, namun didalamnya terdapat
kelompok yang memerlukan koordinasi kerja satu sama lainnya.
Jika kami hubungkan panduan dari Timer Saver Standarts : Building
Typesoleh de Chiara dan pendapat Coffey diatas dengan pola kerja
Pemerintah berdasarkan kategori di atas, maka asrama Tergolong
kategori kelompok manajemen dan kelompok pelayanan umum dengan
tipe mixed-structure. Dengan demikian, perlu kiranya proses
perencanaan dan perancanangan mempertimbangkan ciri
khas/karakter dua kelompok tersebut. Pola kerja ini akan menentukan
pengaturan ruang kerja dan perabot yang ideal.
Salah satu elemen yang penting dalam desain pengaturan ruang kerja
adalah scenery, yaitu benda-benda pengisi ruang berupa perabot, partisi dan
sebagainya. Pengaturan elemen tersebut akan menghasilkan bentuk-bentuk
ruang asrama yang berbeda, antara lain:
a) Bentuk Selular dan Ruang Kelompok
Bentuk ini merupakan ruang yang bersifat tertutup, dimana antara satu
ruangan dengan ruang lain dibatasi oleh pembatas permanen atau
paritisi dengan ketinggian tertentu. Bentuk selular lebih bersifat individual
II-2 - 45
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 46
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 47
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
d) Ruang alat khusus, seperti alat fotokopi dan fax atau alat elektronik
lainnya yang menunjang pekerjaan utama instansi, konsultan
berpendapat bahwa ruang alat khusus setiap instansi tidak sama karena
tergantung pada bidang pekerjaan masing-masing instansi.
e) Gudang, sebagai ruang yang diperuntukkan untuk menyimpan alat-alat
kantor yang sudah tidak terpakai atau persediaan alat-alat kantor.
f) Ruang khusus, seseuai dengan peruntukkan fungsi.
g) Servis, sebagai ruang penunjang personil dalam bekerja seperti kamar
mandi, pantry atau ruang lain yang sejenis.
Tiap-tiap kelompok ruang tersebut terbagi atas ruang-ruang tertentu,
tidak semua ruang-ruang tertentu tersebut dimiliki oleh sebuah asrama
Pemerintah Sumatera Barat, sehingga Konsultan melakukan penyesuaian
untuk mendapatkan luas minimum untuk asrama.
h) Jumlah orang yang berada pada ruangan tersebut. Banyakknya orang
(staf) pada tiap sub-bagian akan sangat bergantung kepada instansi
yang bersangkutan. Dalam analisis ini konsultan menghitung jumlah
orang minimal berdasarkan rata-rata orang pada tiap kelompok instansi.
Dengan diketahuinya luas ruangan fungsional dan jumlah ruang
fungsional tersebut, maka akan diketahui luas keseluruhan bangunan
asrama.
Pada asrama publik seperti pemerintahan, hubungan antara pemakai
pada posisi duduk dan meja tulis merupakan hal yang penting. Kualitas antara
hubungan pemakai dan lingkungan kerja akan menentukan kenyamanan dan
kesehatan pegawai asrama pada umumnya, serta efisiensi produksi dalam
ruang asrama tersebut. Zona kebutuhan kerja haruslah cukup besar untuk
mengakomodasi kertas-kertas kerja, peralatan dan aksesori-aksesori lainnya.
Jarak ini haruslah tidak boleh kurang dari 30 inci atau 76,20 cm, yang
dibutuhkan untuk pengadaan ruang zona jarak bersih kursi. Sementara zona
tempat duduk tamu, dengan rentang lebar dari 30 sampai 42 inci atau 76,20
sampai 106,70 cm mengharsukan perancang mangakomodasi dimensi-dimensi
II-2 - 48
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
pemakai bertubuh lebih besar atas jarak pinggul-lutut dan jarak pinggul-ibu jari
kaki.
II-2 - 49
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 50
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Sambungan Bangunan
Bagian paling atas dari bangunan, kita kenal dengan sebutan atap
Atap untuk bangunan dengan ketinggian minimal 4 lantai blok dengan bentuk
dasar empat persegi panjang. Selayaknya fungsional dan mudah dalam
perawatan. Selain itu, atap bangunan gedung harus dibuat dari konstruksi dan
bahan yang ringan untuk mengurangi intensitas kerusakan akibat gempa.
Berdasarkan kajian Value Engineering, penutup atap dapat diefisiensi
dengan mengganti jenis material genteng atau mengganti jenis material kuda-
kuda.
Komponen atap dengan jenis unit berbidang lebar seperti spandeck,
seng dengan konstruksi yang tahan dan anti rayap. Seperti besi atau baja
ringan dengansudut kemiringan yang cukup landai lebih cocok untuk
bangunan gedung dewasa ini.
Terdapat dua jenis penutup atas dimana masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangannya. Pemakaian penutup atas dengan atap
genteng lebih memungkinkan pengembangan arsitektur, namun mempunyai
kelemahan dalam pemeliharaannya. Namun demikian dengan suatu teknik
perencanaan hal ini masih bisa diatasi. Sedangkan pemakaian penutup atas
dak biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal ,namun dapat dipergunakan
untuk keperluan sebagai shelter tentunya dengan analisis struktur yang tepat
sesuai dengan fungsinya. Penutup atas dengan dak beton harus dibantu
dengan proteksi kedap air/waterproofing.
Bidang atap ini sebaiknya duduk dan dikelilingi oleh plat beton datar
untuk memudahkan instalasi pemasangan dan kemudahan perawatan atap.
Tangga ini sebaiknya menerus sampai level atap. Ini merupakan fasilitas untuk
pencapaian ke atap untuk memeriksa / merawat penutup atap dan instalasi
MEP di atap.
Canopy
Canopy merupakan salah satu komponen bangunan. Fungsi canopy
sebagai area penerima masuk pertama secara struktur, canopy merupakan
II-2 - 51
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
tonjolan dari bidang fasade depan bangunan. Bentuk yang paling sederhana
dan fungsional adalah berupa plat datar yang menonjol lebih panjang dari
garis teras entrance (sekitar 3,00 m). Dapat juga lebih panjang lagi hingga
menutupi area drop-off kendaraan (sekitar ,000-9,00 m). Posisi canopy secara
visual masih dapat terlihat dan dilihat dengan jelas dari arah luar atau
datangnya tamu.
Akses atau ciri dari bangunan akan lebih terlihat jelas jika diletakkan
pada canopy. Untuk tampilan Arsitektur lokal atau yang dikenal sebagai wujud
kearifan lokal, baik dan strategis jiak diletakkan pada kenopy. Hal ini lebih baik
jika diletakkan pada jenis canopy yang lebih panjang (sekitar 6,00-9,00 m) dan
tidak melekat langsung pada bidang fasade bangunan.
II-2 - 52
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Dalam tiap bagian dari bangunan (selain banguna kelas 1,2 dan 3)
perkerasan harus ditempatkan sedemikian rupa agar dapat langsung
mencapai bukaan akses pemadam kebakaran pada bangunan.
Perkerasan tersebut harus dapat mengakomodasi jalan masuk dan
manuvere mobil pemadam, snorkel, mobil pompa, dan mobil tangga dan
plaffon hidrolik serta mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Lebar minimum
lapis perkerasan b.m dan panjang minimum 15m. Bagian-bagian lain dari
jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil pemadam kebakaran
lebarnya tidak boleh kurang dari 4 m. Lapis Perkerasan harus ditempatkan
sedemikian agar tepi terdekat tidak boleh kurang dari 2 m atau lebih dari
10 m dari pusat posisi akses pemadam kebakaran diukur secara horizontal.
II-2 - 53
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 54
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 55
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 56
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Tinggi ruang bebas di atas lapis perkerasan atau jalur masuk mobil
pemadam minimum 4,5 m untuk dapat dilalui peralatan pemadam tersebut.
Jalan umum boleh digunakan sebagai lapisan perkerasan (hard-
standing) asalkan lokasi jalan tersebut sesuai dengan persyaratan jarak dari
bukaan akses pemadam kebakaran (access openings).
Lapis perkerasan harus selalu dalam keadaan bebas rintangan dari
bagian lain bangunan gedung, pepohonan, tanaman atau lain tidak boleh
menghambat jalur antara perkerasan dengan bukaan akses pemadam
kebakaran.
Pada pembangunan bangunan gedung bukan hunian seperti pabrik
dan gudang, harus disediakan jalur akses dan ruang lapis perkerasan yang
berdekatan dengan bangunan gedung untuk peralatan pemadam
kebakaran. Jalur akses tersebut harus mempunyai lebar minimal 6 m dan
posisinya minimal 2 m dari bangunan gedung dan dibuat minimal pada 2 sisi
bangunan gedung. Ketentuan jalur masuk harus diperhitungkan berdasarkan
volume kubikasi bangunan gedung sebagai berikut :
Volume
Penandaan jalur.
Pada ke-4 sudut area lapis perkerasan untuk mobil pemadam harus
diberi tanda.
Penandaan sudut-sudut pada permukaan lapis perkerasan harus dari
warna yang kontras dengan warna permukaan tanah atau lapisan penutup
permukaan tanah.
II-2 - 57
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Area jalur masuk pada kedua sisinya harus ditandai dengan bahan
yang kontras dan bersifat reflektif sehingga jalur masuk dan lapis perkerasan
dapat terlihat pada malam hari.
Penandaan tersebut diberi jarak antara tidak melebihi 3 m satu sama
lain dan harus diberikan pada kedua sisi jalur. Tulisan
Hidran Halaman.
Rencana dan spesifikasi sistem hidran halaman harus disampaikan
ke instansi pemadam kebakaran untuk dikaji dan diberi persetujuan sebelum
dilakukan konstruksinya.
Tiap bagian dari jalur untuk akses mobil pemadam di lahan
bangunan gedung harus dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hidran kota.
Bila hidran kota tidak tersedia, maka harus disediakan hidran halaman (lihat
gambar (2-46).
Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman,
maka hidran-hidran tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil
pemadam sedemikian hingga tiap bagian dari jalur tersebut berada dealam
jarak radius 50 m dari hidran.
Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 38
liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimmal
selama 30 menit.
Gambar 2-46. Posisi akses bebas mobil pemadam terhadap hidran kota.
II-2 - 58
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Gambar 2-47. Letak hidran halaman terhadap jalur akses mobil pemadam.
Pasokan Air.
Suatu pasokan air yang disetujui dan mampu memasok aliran air
yang diperlukan untuk roteksi kebakaran harus disediakan guna menjangkau
seluruh lingkungan dimana fasilitas, bangunan gedung atau bagian bangunan
gedung di konstruksi atau akan disahkan secara formal.
Apabila tidak ada sistem distribusi air yang handal, maka
diperbolehkan untuk memasang atau menyediakan reservoir, tangki
bertekanan, tangki elevasi, atau berlangganan air dari pemadam
kebakaran atau sistem lainnya yang disetujui.
Jumlah dan jenis hidran halaman dan sambungannya ke sumber air
lainnya yang disetujui harus mampu memasok air untuk pemadaman
kebakaran dan harus disediakan di lokasi-lokasi yang disetujui.
Hidran halaman dan sambungannya ke pasokan air lainnya yang
disetujui harus dapat dijangkau oleh pemadam kebakaran.
Sistem pasokan air individu, harus diuji dan dipelihara sesuai ketentuan
baku atau standar yang berlaku.
II-2 - 59
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Gambar 2-48. Tanda Bukaan (gambar dan tulisan berwarna merah) ditempel
disisi sebelah dalam.
II-2 - 60
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Catatan :
Outlet pipa tegak dan atau riser harus diletakkan di lobi
pemadaman kebakaran kecuali di level akses atau lantai dasar.
Lif kebakaran diperlukan bila bangunan gedung memiliki lantai 20 m
atau lebih di atas atau 10 m atau lebih di bawah level akses.
Gambar ini hanya menggambarkan komponen dasar untuk suatu saf
pemadam kebakaran.
Semua saf untuk petugas pemadam kebakaran, harus dilengkapi
dengan sumber air utama untuk pemadaman yang memiliki sambungan outlet
dan katup-katup di tiap lobi pemadaman kebakaran kecuali pada level akses.
Saf untuk pemadaman kebakaran harus dirancang, dikonstruksi dan
dipasang sesuai ketentuan yang berlaku.
II-2 - 61
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
SARANA PENYELAMATAN
AKSES EKSIT KORIDOR.
Koridor yang digunakan sebagai akses eksit dan melayani suatu
daerah yang memiliki suatu beban hunian lebih dari 30 harus dipisahkan dari
bagian lain bangunan gedung dengan dinding yang mempunyai tingkat
ketahanan api 1 jam dan sesuai ketentuan tentang penghalang kebakaran,
1) kecuali cara lain yang diizinkan sebagai berikut:
(1) Persyaratan ini tidak diterapkan untuk bangunan gedung yang sudah
ada, asalkan klasifikasi huniannya tidak berubah.
II-2 - 62
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
(2) Pemisah harus mempunyai tingkat ketahanan api 2 jam, apabila eksit
menghubungkan empat lantai atau lebih, kecuali ada satu dari kondisi
berikut:
(a) Dalam bangunan gedung yang sudah ada dan bukan bertingkat
tinggi, tangga eksit terlindung yang sudah ada harus mempunyai tingkat
ketahanan api sekurang-kurangnya 1 jam.
Gambar 2-52. Pintu yang diizinkan dari lantai bawah ke dalam eksit terlindung.
II-2 - 63
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
sesuai butir diatas, tangga eksit terlindung yang sudah ada harus mempunyai
TKA sekurang kurangnya 1 jam.
Untuk pelabuhan, garasi dan bengkel perbaikan diizinkan tangga eksit
terlindung mempunyai TKA 1 jam sebagai alternatif.
Pemisah dengan TKA 2 jam harus dibangun dengan pasangan konstruksi
yang tidak mudah terbakar atau bahan yang mudah terbakarnya terbatas
dan harus ditunjang dengan konstruksi yang mempunyai tingkat ketahanan api
sekurang-kurangnya 2 jam. Dalam konstruksi tipe III, IV dan V, kayu yang diolah
agar terbakarnya lambat terlindung dalam bahan tidak mudah terbakar atau
bahan mudah terbakarnya terbatas diizinkan.
Bukaan dalam pemisah harus dilindungi oleh pasangan konstruksi pintu
kebakaran yang dipasang dengan penutup pintu.
Bukaan pada eksit terlindung harus terbatas untuk pintu dari tempat yang
biasa dihuni dan koridor dan pintu untuk jalan ke luar dari tempat terlindung,
kecuali satu dari kondisi berikut ada :
Bukaan pada jalur terusan eksit dalam bangunan gedung mal seperti
dijelaskan pada persyaratan untuk bangunan gedung mal, diizinkan.
II-2 - 64
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Gambar 2-55. Susunan tangga terlindung yang tidak bisa diterima untuk
yang melayani eksit yang disyaratkan.
II-2 - 65
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 66
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 67
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 68
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 69
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 70
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 71
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Sistem Listrik
Terdiri dari 2 sumber : ( PLN & Genset ). Sumber utama PLN, genset
sebagai cadangan, secara otomatis membackup jika PLN mengalami
II-2 - 72
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 73
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 74
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 75
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 76
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Selain dari pada itu air juga merupakan tempat hidup binatang
binatang air, mulai dari ikan sampai mikroorganisme. Mikroorganisme
mikroorganisme yang hidup di dalam air sangat bermacammacam, ada yang
pathogen (membahayakan bagi kesehatan manusia) dan ada yang tidak
pathogen. Oleh karena itu, air disamping sebagai kebutuhan hidup juga
sebagai media/sarana penularan penyakit. Sejumlah penyakit menular,
terutama penyakit penyakit perut yang tergolong dalam Water borne
deseases , seperti typus, cholera, dan gastrolenteritis ( common diarhea ),
adalah penyakitpenyakit yang dapat berkembang dan ditularkan melalui air.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Bila sumur tidak hygienis dan
letaknya dekat sekali dengan kakus, dimana pada kakus itu ada faeses
(kotoran manusia) yang mengandung kuman-kuman cholera, maka kuman-
kuman cholera tadi akan ikut dengan air yang merembes masuk kedalam
sumur. Bila air sumur yang telah terkontaminasi oleh kuman-kuman cholera
digunakan oleh manusia tanpa pengolahan terlebih dahulu, maka kuman-
kuman cholera itu akan masuk kedalam perut manusia dan akan berkembang
biak, maka manusianya akan sakit.
Disamping air sebagai media penularan penyakit perut, air pun
merupakan pelarut yang sangat baik. Oleh karena itu di dalam air banyak
dijumpai zat-zat kimia atau mineral-mineral. Zat kimia dan mineral-mineral itu
kadar di dalam air tergantung dari daerah yang di laluinya.
Agar supaya air itu bisa digunakan oleh manusia secara aman (tidak
mengganggu/membahayakan kesehatan), maka organisme-organisme,
bahan-bahan kimia dan mineral-mineral tadi keberadaannya harus pada
batas-batas tertentu, dengan kata lain air tersebut harus memenuhi syarat-
syarat tertentu. Syarat ini dinamakan syarat kualitas air minum.
Air minum bisa didefinisikan sebagai berikut : Air minum adalah air yang
telah memenuhi syarat kualitas air minum (syarat fisik, kimiawi dan
bakteriologi), yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
II-2 - 77
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 78
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 79
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau
dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah). Untuk lebih jelasnya
sistem ini dapat dilihat pada Gambar 2-65.
c) Sistem tangki atap
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat
diterapkan, maka dapat diterapkan sistem tangki atap.
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu pada tangki bawah, lalu
dipompakan ke tangki atas. Tangki atas dapat berupa tangki yang disimpan
diatas atap atau dibangunan yang tertinggi, dan bisa juga berupa menara air.
Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang
berasal dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur
atau dari PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah). Untuk lebih
jelasnya sistem ini dapat dilihat pada Gambar 2-66.
II-2 - 80
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 81
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
a) Syarat kualitas :
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam
sistem plambing air minum, harus memenuhi syarat kualitan air minum, yaitu
syarat fisik, syarat kimiawi, dan syarat bakteriologi, yang sesuai dengan
peraturan pemerintah, dalam hal ini Departmen Kesehatan.
b) Syarat kuantitas :
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam
sistem plambing air minum, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu
kapasitas air minum harus mencukupi berbagai kebutuhan air minum bangunan
gedung tersebut. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air minum dalam
bangunan gedung didasarkan pada pendekatan sebagai berikut :
Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun yang tidak
permanen.
Unit beban alat plambing
Luas lantai bangunan
Perhitungan kebutuhan air berdasarkan luas lantai banguan hanya
digunakan untuk menentukan kebutuhan air pada waktu pra rancangan,
tidak untuk bangunan gedung yang sudah selesai rancangannya.
Perhitungan berdasarkan jumlah penghuni, dipakai untuk bangunan gedung
rumah tinggal.
Contoh perhitungan :
a) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal
sederhana dengan jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa.
- Asumsikan kebutuhan air sebesar 100 l/jiwa/hari.
- Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa X 100 l/jiwa/hari = 500 l/hari.
b) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal
mewah dengan jumlah penghuni sebanyak 8 jiwa.
- Asumsikan kebutuhan air sebesar 250 l/jiwa/hari.
- Kebutuhan air sebesar : 8 jiwa X 250 l/jiwa/hari = 2.000 l/hari.
II-2 - 82
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 83
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Beban alat plambing yang tidak tercantum dalam Tabel 2-2 harus
diperkirakan dengan membandingkan alat plambing tersebut dengan alat
plambing yang memakai air dalam debit yang sama. Beban yang tercantum
dalam Tabel 2-2 adalah untuk seluruh kebutuhan.
Alat plambing yang dilengkapi dengan air panas dan air dingin
mempunyai beban masing-masing sebesar dari beban yang tercantum
dalam Tabel 2-2.
II-2 - 84
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Gambar 2-69. Grafik Hubungan Air Minum Dengan Alat Unit Plumbing
c) Syarat tekanan
Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan
dalam pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit
terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan
menambah kemungkinan timbulnya pukulan air. Besarnya tekanan air yang
baik berkisar dalam suatu daerah yang agak lebar dan bergantung pada
persyaratan pemakaian atau alat yang harus dilayani Tekana air yang berada
II-2 - 85
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
pada sistem plambing (pada pipa) tekanannya harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, diantaranya yaitu :
2
- Untuk Perumahan dan hotel antara 2,5 kg/cm atau 25 meter kolom
2
air (mka) sampai 3,5 kg/cm atau 35 meter kolom air (mka).
2
- Untuk Perkantoran 4,0 kg/cm atau 40 meter kolom air (mka)
2
sampai 5,0 kg/cm atau 50 meter kolom air (mka)
Tekanan tersebut tergantung dari peraturan setempat.
Tekanan yang dibutuhkan alat plambing dapat dibaca pada Tabel 2-3.
TABEL 2-3. TEKANAN YANG DIBUTUHKAN ALAT PLAMBING
No Nama alat Plambing Tekanan yang Tekanan
Catatan :
- 1&2 Tekanan Minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset dan
urinal yang dimuat dalam Tabel 2 ini adalah tekanan statik pada waktu
II-2 - 86
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 87
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 88
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 89
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 90
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
d) Tangki air
Tangki air biasa disebut juga reservoir, berfungsi sebagai tempat
menyimpan air minum sementara. Tangki air bisa diletakan dibawah atau
diatas tanah (ground reservoir), pada atap bangunan atau bangunan yang
tertinggi, dan pada menara air. Sebaiknya tangki bawah untuk bangunan
gedung tidak diletakan didalam tanah (ditanam), tetapi diletakan diatas
tanah dengan ketinggian sekitar 45 cm sampai 60 cm diatas tanah, agar tidak
mudah terkotori, dan mudah untuk pemeliharaan. Untuk lebih jelasnya
perletakan tangki diatas tanah dapat dilihat pada Gambar 2-74.
II-2 - 91
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
tempat pembuangan air kotor atau kotoran lainnya. Serta lokasi tangki juga
tidak boleh di tempat yang sering didatangi orang, kecuali petugas yang akan
melakukan perawatan dan pembersihan.
UMUM
Sebelum melanjutkan pada materi sistem pembuangan air kotor
dalam bangunan gedung, ada beberapa istilah yang perlu diketahui,
diantaranya adalah :
Limbah : adalah bahan buangan (bahan yang sudah tidak terpakai). Limbah
terdiri dari limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat : adalah bahan buangan yang berbentuk padat, biasanya
disebut sampah.
Limbah cair : adalah bahan buangan yang berbentuk cair. Termasuk dalam
limbah cair diantaranya adalah : air kotoran, air bekas, dan air hujan.
Air kotoran : adalah air buangan yang mengandung kotoran manusia.
Air bekas : adalah air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya,
seperti bak mandi (termasuk bath tub), bak cuci tangan, bak cuci dapur, dan
lain-lainnya yang tidak mengandung kotoran manusia.
Air kotor : adalah air buangan yang terdiri dari air kotoran dan air bekas.
Air hujan : adalah air yang jatuh dari atas (langit).
II-2 - 92
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Riol (riool) : adalah pipa yang digunakan untuk menyalurkan air limbah. Sistem
yang digunakan di indonesia adalah sistem terpisah, oleh karena itu riol (riool)
hanya digunakan untuk mengalirkan air kotor.
Riol Gedung : adalah bagian dari sistem pembuangan air kotor yang
membentang dari ujung saluran pembuangan gedung dan menyalurkan
buangannya ke saluran pembuangan kota, pribadi, atau tempat pembuangan
lainnya yang dibenarkan.
Riol (riool) kota : adalah jaringan saluran pembuangan air kotor di kota, yang
menghubungkan saluran riol gedung dengan unit pengolahan air kotor kota.
Karena di Indonesia sistem pengaliran air kotor dengan sistem pengaliran air
hujan terpisah.
Oleh karena itu fungsi dari riol kota hanya untuk mengalirkan air kotor,
lebih spesifik lagi air kotor rumah tangga atau limbah cair rumah tangga.
Air kotor dari bangunan gedung disebut juga air limbah domestik atau air
limbah rumah tangga.
Seperti telah dijelaskan diatas, air kotor adalah air bekas atau air
buangan yang berasal dari kegiatan sehari-hari rumah tangga, yaitu
semua jenis air buangan rumah tangga yang berasal dari : mandi, dapur,
mencuci, kakus, dan lain sebagainya. Jadi air kotor juga mengandung
kotoran manusia (excreta, faeces).
Faeses mengandung zat organik, anorganik, bakteri (baik yang
pathogen, maupun yang tidak pathogen, seperti bakteri coli) dan kadang-
kadang juga cacing atau telur cacing. Disamping itu, proses pembusukan
faeses, terutama didalam air terus berlangsung, sehingga akan
menimbulkan bau yang kurang baik. Oleh karena itu faeses, perlu dikelola
dengan baik dan benar, agar tidak menimbulkan bau yang kurang baik, dan
penyebaran penyakit. Karena air kotor mengandung faeses, maka air kotor pun
perlu dikelola secara baik dan benar.
Sistem pembuangan air kotor pada bangunan gedung ada 2 (dua) cara
yaitu :
Sistem individu (on site)
II-2 - 93
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 94
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 95
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 96
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
pipa tersebut terisi dengan air, hal ini akan menyebabkan masuknya gas
yang berbau atau beracun dari septic tank atau dari riol, disamping gas juga
ada kemungkinan serangga bisa masuk.
Untuk mencegah hal tersebut diatas, maka pada sistem pembuangna
air kotor didalam bangunan gedung perlu dipasang suatu alat yang
disebut perangkapatau trap, biasanya berbentuk leher angsa atau U,
yang akan menahan bagian terakhir dari air penggelontor, sehingga
merupakan suatu penyekat atau penutup air yang mencegah masuknya gas.
Fungsi perangkap adalah, untuk mencegah bau busuk (gas) dari septic-
tank atau riol masuk ke dalam ruangan dimana alat-alat plambing air kotor
(alat-alat saniter) berada.
Agar perangkap dapat berfungsi dengan baik, maka perangkap
tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya adalah sebagi
berikut :
- Kedalaman air penutup. Kedalaman air penutup ini biasanya berkisar
antara 50 mm sampai 100 mm.
- Konstruksinya harus sedemikian rupa agar dapat selalu bersih dan tidak
menyebabkan kotoran tertahan atau mengendap. Aliran air buangan
harus menimbulkan efek membersihkan diri, jadi perangkap tersebut
dan permukaan dalamnya harus cukup licin agar kotoran tidak
tersangkut atau menempel pada permukaannya.
- Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga fungsi air sebagai
penutup tetap dapat dipenuhi.
- Konstruksi perangkap harus cukup sederhana agar mudah
membersihkannya karena endapan kotoran lama kelamaan tetap akan
terjadi.
3. Bak penampung dan pompa
Air kotor yang letaknya lebih rendah dari pada riol gedung atau riol kota
dimasukan terlebih dahulu ke dalam penampungan (bak penampung) dan
kemudian dialirlan ke luar dengan pompa atau alat lainnya.
II-2 - 97
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Bak penampung ini harus dibuat dengan konstruksi kedap air, tidak
membocorkan gas dan bau, serta harus dilengkapi dengan pipa ven. Bak
penampung ini tidak boleh dibuat sehingga salah satu dindingnya merupakan
dinding pemisah dengan bak penampung air minum.
4. SEPTIC-TANK DAN RESAPAN
Septic-tank atau tangki septic disebut juga tangki pembusuk, karena
pada tangki ini timbul proses pembusukan faeses oleh bakteri pembusuk
dengan bantuan oxygen menjadi lumpur dan gas (H2S dan NH4).
Disebagian besar negara-negara diluar negri, seperti di Amerika,
Inggris, dan lain- lain, septic-tank berfungsi untuk menampung semua air kotor
dari rumah tangga kecuali air hujan (dari kamar mandi, kakus, dapur, bak cuci
tangan, dan alat-alat pembuangan rumah tangga lainnya). Penyaluran semua
air kotor rumah tangga kedalam septic-tank juga dianjurkan oleh W.H.O.
Air sabun tidak akan mengganggu bekerjanya septic-tank dalam hal
pengendapan maupun pembusukan, demikian juga halnya dengan detergents
synthetic (syndet) tidak semuanya mengganggu, yang mengganggu
hanya persenyawaan-persenyawaan ammonium kwarterne (quaternary
ammonium compounds), yang terkenal mempunyai daya bactericide.
Akan tetapi persenyawaan-persenyawaan ammonium kwarterner pun ternyata
hanya menghentikan sebagian saja dari proses pembusukan, oleh karena itu
proses pembusukan masih dapat berlangsung dengan baik, karena didalam
septic-tank, persenyawaan tersebut telah diencerkan lagi dengan air kotor
rumah tangga lainnya yang tidak mengandung detergent.
Dari pengalaman dilapangan, ternyata bahwa pemakaian air yang
sedikit sekali menyebabkan terdapatnya zat-zat padat yang banyak sekali
pada air kotor dan ini akan menyebabkan tersumbatnya pipa saluran air kotor,
dengan mengalirkannya semua air kotor rumahtanga kedalam septic-tank
bahaya tersebut akan sangat diperkecil, juga dapat diharapkan, bahwa
dengan lebih banyaknya lagi kotor yang dapat melarut kedalam air, sehingga
jumlah lumpur yang harus ditampung didalam septic-tank akan dapat
diperkecil. Oleh karena itu, sebaiknya semua air kotor yang berada dalam
II-2 - 98
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
rumah tangga, baik dari kamar mandi dan kakus, maupun dari dapur, bak cuci
tangan, dan lainnya seluruhnya dibuang atau dialirkan ke septic-tank.
Septik-tank terbuat dari bahan yang rapat air, kuat, dan tahan terhadap
asam, pada umumnya terbuat dari konstruksi beton atau pasangan batu bata.
Agar fungsi septic-tank dan bidang resapan atau sumur resapan bisa
optimal, maka septic-tank harus diletakan pada lokasi dimana ketinggian
muka air tanah lebih besar dari 2.00 meter.
Dasar-dasar perencanaan septic-tank adalah sebagai berikut :
- Waktu tinggal (detention time) air kotor didalam septic-tank ditetapkan
selama 24 jam (satu hari penuh).
- Pemakaian air setiap orang setiap hari sebesar 100 liter. (pada seminar
on sewage disposal W.H.O di kandy-ceylon telah ditetapkan, bahwa
agar septic-tank dapat bekerja dengan baik, diperlukan suatu
persediaan air sedikit-dikitnya 20 imperial gallons atau 91 liter untuk setiap
orang seharinya).
- Volume septic-tank yang paling kecil ditetapkan untuk pemakaian oleh
10 orang sesuai dengan anjuran W.H.O.
- Untuk ruang penyimpanan Lumpur disediakan 30 liter untuk setiap
pemakai setiap tahunnya. (menurut W.H.O besar ruang lumpur
sekurang-kurangnya 1 cb ft atau sebesar 28,8 liter per capita per tahun).
- Frekwensi pembuangan lumpur menurut W.H.O antara 1 tahun sampai
4 tahun.
- Untuk ruang gas dan busa disediakan tempat yang tinginya sekurang-
kurangnya 30 cm diatas permukaan air (menurut W.H.O, seminar di
Ceylon ruang antara permukaan air di septic-tank dan tutupnya harus
antara 6 inch sampai 1 ft atau antar 15 cm sampai 30 cm).
- Kedalaman air pada septic-tank sekurang-kurangnya 1,00 meter.
- Panjang septic-tank sekurang-kurangnya 1,25 meter. Untuk septic-tank
yang berbentuk bulat, diameter (garis tengah) septic-tank sekurang-
kurangnya 1,25 meter.
- Lebar septic-tank sekurang-kurangnya 0,80 meter.
II-2 - 99
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Panjang : 1,25 m
Lebar : 1,00 m
Tinggi : 1,90 m
II-2 - 100
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Air yang keluar dari septic-tank kandungan BOD nya masih cukup tinggi,
dan ada kemungkinan masih mengandung bakteri-bakteri pathogen atau telur
cacing, dan masih berbau. Oleh karena itu bila air yang keluar dari septic-tank
dibuang keperairan terbuka (badan air terbuka) maka akan menyebabkan
pencemaran terhadap perairan terbuka tersebut. Melihat hal-hal seperti
tersebut diatas, maka air yang keluar dari septic-tank (efluen) tidak boleh
dibuang langsung ke badan-badan air, tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Untuk mencegah pencemaran badan air terbuka , maka air yang
keluar dari septic- tank perlu diolah terlebih dahulu sampai memenuhi
persyaratan kualitas air kotor yang diizinkan oleh peraturan setempat sebelum
dibuang ke perairan terbuka. Pengolahan ini sangat sulit untuk dilakukan,
karena kapasitas air yang keluar dari septic-tank sangat sedikit dan tidak
terus menerus.
Oleh karena itu cara yang paling mudah untuk mengolah air yang keluar
dari septic- tank, yaitu dengan cara, air yang keluar dari septick-tank
diresapkan kedalam tanah dengan cara meresapkan melalui sumur resapan
atau bidang resapan.
Agar supaya baik sumur resapan, bidang resapan, maupun septic-tank
tidak mengganggu lingkungan sekitarnya maka lokasi dari sumur resapan,
bidang resapan, dan septic-tank ada persyaratan jarak tertentu. Persyaratan
jarak minimum dari septic-tank, dan peresapan untuk kondisi tanah biasa
dapat dibaca pada Tabel 2-5.
TABEL 2-5. PERSYARATAN JARAK MINIMUM DARI SEPTIC TANK DAN RESAPAN
UNTUK KONDISI TANAH NORMAL
N0 U R A I A N SEPTIC-TANK (meter) RESAPAN (meter)
1 Bangunan 1,50 3,00
II-2 - 101
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 102
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 103
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
dalam suatu bangunan yang disebut septic tank atau melalui sistem pengurai
yang memanfaatkan bakteri yang disebut dengan Biotech. Sedangkan sistem
terpusat adalah pembuangan air limbah melalui saluran yang berfungsi
menampung dan mengalirkan air limbah tersebut ke satu tempat pengolahan
yang jauh jaraknya dari sumber penghasil limbah.
4. Pengembangan Jaringan Drainase Luar
Dalam sistim drainase konvensional, saluran air hujan yang jatuh pada
suatu kawasan harus secepatnya dibaung kesungai. Drainase konvensional
dibuat dengan cara membuat saluran-saluran lurus terpendek menuju sungai.
Saluran air hujan diupayakan sesegera mungkin mengalir ke sungai tersebut.
Konsep pengembangan jaringan drainase pada menggunakan konsep
drainase ramah lingkungan atau biasa disebut : Ekodrainase. Konsep ini
didefinisikan sebagai upaya mengelola air. Kelebihannya dengan cara sebesar-
besarnya diserapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke
sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai/danau bautan.
Ada 4 (empat) metode drainase ramah lingkungan, yaitu :
a) Kolom konservasi (resapan)
b) Sumur resapan
c) Riversaide polder
d) Pengembangan perlindungan air tanah (ground water protection water
area)
5. Pengembangan Air Bersih/ Air Minum
Air bersih diperlukan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan. Jika
ditinjau dari beberapa kegiatan diatas, amak sistem penyediaan air bersih
dalam bangunan gedung kantor merupakan salah satu instruktur yang penting
keberadaannya, sehingga konsep desainnya memerlukan kajian lebih lanjut.
Konsep pengembangan air bersih didasarkan atas luasan tapak peruntukan,
jumlah orang yang berkegiatan di dalam kantor. Saat ini alternatif sumber air
bersih diasumsi dari jaringan PDAM setempat. Jika memungkinkan, berasal dari
sumur air dalam (deep well).
II-2 - 104
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 105
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 106
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 107
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 108
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 109
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 110
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 111
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 112
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 113
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
yang tertutup agar tidak terkontaminasi denga udara yang sudah tercemar,
dan dilengkapi dengan penghawaan dan pencahaayaan bautan serta
diperindah dengan penutup lantai, dinding, dan plafon yang terbuat dari
bahan-bahan sintetik. Tanpa disadari, bangunan modern seperti ini memberi
peluang menurunnya mutu udara didalam bangunan, akibat pertukaran udara
yang kurang baik.
Mutu Udara di dalam bangunan bertambah buruk dengan
digunakannya obat pembasmi serangga (nyamuk, Kecoa, dan serangga
lainnya), tanaman hias didalam ruangan, asap rokok dan debu, serta gas
baracun lainnya yang berasal dari dapur dan garasi. Penurunan mutu udara di
dalam ruangan menyebabkan meningkatnya jumlah anak yang terkena asma
dan alergi. Hal ini disebabkan sebagian besar aktivitas manusia dilakuakn
didalam ruangan (manusia menggunakan sekitar 90% waktunya di dalam
ruangan, baik dirumah maupun ditempat kerja/kantor).
Penyebab menurunnya mutu udara didalam bangunan yang dapat
dikatagorikan sebagai penyebab polusi udara dalam ruangan adalah
:Campuran Bahan Organik yang mudah menguap, ini terdiri atas bahan
alamiah dan sintetik yang mengandung karbon hidrogen pada tingkat
molekuler, baik berupa benda padat, cair maupun gas.
Campuran ini mungkin menguap pada temperatur kamar, seperti gas
methan, gas hidrokarbon, kapur barus, parafin, formadehida, aseton, karbit, lilin,
minuman keras, deterjen, cat dan seratsintetik. Campuran ini banyak ditemukan
dalam bentuk kayu lapis, papan partikel (particle board), perekat, cat,
fuberglass, cairan pembersih, karpet dan plastik.
1. Pestisida
Secara teknis, ada pestisida yang dapat dikatagorikan sebagai bahan
campuran organik yang mudah menguap, tetapi penggunaanya dapat
membawa dampak yang lebih luas pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Meskipun bahan-bahan beracun juga banyak digunakan untuk
perbaiakn tanah, sebelum dilakuakn proses ppelaksanaan pembangunan,
perlindungan terhadap kayu, cat dan karpet.
II-2 - 114
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 115
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 116
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 117
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 118
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 119
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 120
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
atau leher angsa. Perangkap udara ini dapat mencegah masuknya binatang
kecil (kecoak,tikus,dll) ke dalam ruangan melalui pipa.
Selanjutnya untuk air buangan atau air kotor yang mengandung lemak
(air buangan dari dapur), perlu digunakan perangkap minyak (grease trap).
Dan untuk memdahkan perbaikan atau pembersihan saluran pipa. Jika terjadi
penyumbatan oleh benda-benda atau kotoran, pada saluran pembuangan
disediakan lubang kontrol pembersihan (clean out), yang dapat ditempatkan
pada lantai atau berupa sumbat pada ujung pipa.
3. Peralatan Pengolahan Limbah
Pada bangunan rumah tinggal, air buangan.air kotor dibuang melalui
septik tank dan selanjutnya dialirkan kembali kedalam tanah melalui rembesan.
Namun, pada bangunan publik, penggunaan septik tank dirasa kurang
memadai, oleh karenanya umumnya digunakan sistem pengolahan air limbah
(SPT-Sewage Treatment Plant).
Pada dasarnya sistem pengolah limbah terdiri dari dua proses utama,
yaitu proses mekanik, berupa penyaringan, pemisahan dan pengendapan,
serta proses biologi/kimia, berupa proses aktivitas bakteri yang memamfaatkan
dari udara (acrob) dan proses netralisasi cairan dengan asam atau
memasukkan bahan kimia untuk oksidasi, seperti aerasi dengan menggunakan
molekul, proses pengolahan endapan aktif (activate sludge process), dan
pemusnahan kuman (desinfection) denagn menggunakan kaporit (chlorine.
Secara skematik, proses pengolahan limbah dapat dilihat pada gambar
2-84.
II-2 - 121
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 122
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
4. Integrasi Pemipaan
Gambar 2-85 berikut ini menunjukan integrasi pemipaan yang digunakan
untuk air dingin, air es, air hangat, air panas, pipa pembuanagn dan pemasok
bahan bakar.
II-2 - 123
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
1. Esensi
Ukuran dasar ruang tiga dimensi (panjang, lebar, tinggi) yang mengacu
kepada ukuran tubuh manusia dewasa, peralatan yang digunakan, dan ruang
yang dibutuhkan untuk mewadahi pergerakannya.
3. Persyaratan
a. Ukuran dasar ruang diterapkan dengan mempertimbangkan fungsi
bangunan, bangunan dengan fungsi yang memungkinkan digunakan oleh
orang banyak secara sekaligus, seperti balai pertemuan, bioskop, dsb.
harus menggunakan ukuran dasar maksimum.
b. Ukuran dasar minimum dan maksimum yang digunakan dalam pedoman
ini dapat ditambah atau dikurangi sepanjang asas-asas aksesibilitas dapat
tercapai.
c. Ukuran Dan Detail Penerapan Standar.
II-2 - 124
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 125
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Duduk Jangkauan
Duduk Jangkauan
Kesamping
Kedepan
II-2 - 126
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 127
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 128
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
B. JALUR PEDESTRIAN
1. Esensi
Jalur yang digunakan untuk berjalan kaki atau berkursi roda bagi
penyandang cacat, yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk
bergerak aman, nyaman dan tak terhalang.
2. Persyaratan
a. Permukaan
b. Kemiringan
c. Area istirahat
II-2 - 129
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Lebar minimum jelur pedestrian adalah 120 cm untuk jalur searah dan
160 cm untuk dua arah. Jalur pedestrian harus bebas dari pohon, tiang
rambu-rambu dan benda-benda pelengkap jalan yang menghalang.
h. Tepi pengaman
Penting bagi penghentian roda kendaraan dan tongkat tuna netra ke
arah area yang berbahaya. Tepi pengaman dibuat setinggi minimum
10 cm dan lebar 15 cm sepanjang jalur pedestrian.
C. AREA PARKIR
1. Esensi
Area parkir adalah tempat parkir kendaraan yang dikendarai oleh
penyandang cacat, sehingga diperlukan tempat yang lebih luas untuk naik
turun kursi roda, daripada tempat parkir yang biasa. Sedangkan daerah untuk
menaik-turunkan penumpang (Passenger Loading Zones) adalah tempat bagi
semua penumpang, termasuk penyandang cacat, untuk naik atau turun dari
kendaraan.
2. Persyaratan
Fasilitas parkir kendaraan:
- Tempat parkir penyandang cacat terletak pada rute terdekat
menuju bangunan/ fasilitas yang dituju, dengan jarak maksimum 60
meter.
- Jika tempat parkir tidak berhubungan langsung dengan bangunan,
misalnya pada parkir taman dan tempat terbuka lainnya, maka
tempat parkir harus diletakkan sedekat mungkin dengan pintu
gerbang masuk dan jalur pedestrian.
- Area parkir harus cukup mempunyei ruang bebas di sekitarnya
sehingga pengguna berkursi roda dapat dengan mudah masuk dan
keluar dari kendaraannya.
- Area parkir khusus penyandang cacat ditandai dengan simbol tanda
parkir penyandang cacat yang berlaku.
II-2 - 130
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 131
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
D. RAMP
1. Esensi
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan
kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat
menggunakan tangga.
2. Persyaratan-persyaratan
a. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh
melebihi 7, perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan
atau akhiran ramp (curb ramps/landing) Sedangkan kemiringan suatu
ramp yang ada di luar bangunan maksimum 6.
b. Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 7) tidak boleh
lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih
rendah dapat lebih panjang.
c. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman, dan
120 cm dengan tepi pengaman. Untuk ramp yang juga digunakan
sekaligus untuk pejalan kaki dan pelayanan angkutan barang harus
dipertimbangkan secara seksama lebarnya, sedemikian sehingga bisa
dipakai untuk kedua fungsi tersebut, atau dilakukan pemisahan ramp
dengan fungsi sendiri-sendiri.
d. Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk
memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm.
e. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki
tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.
f. Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untok
menghalangi roda kursi roda agal tidak terperosok atau keluar dari jalur
ramp. Apabila berbatasan langsung dengan lalu-lintas jalan umum
atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak
mengganggu jalan umum.
II-2 - 132
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 133
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 134
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
E. TANGGA
1. Esensl
Fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan
lebar yang memadai.
2. Persyaratan
a. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam.
Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60
b. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat
membahayakan pengguna tangga.
c. Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada
salah satu sisi tangga.
d. Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65 80 cm
dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan
bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah
lantai, dinding atau tiang.
e. Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-
ujungnya (puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm.
f. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga
tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.
3. Ukuran dan Detail Penerapan Standar
II-2 - 135
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 136
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
F. LIFT
1. Esensi
Lift adalah alat mekanis elektris untuk membantu pergerakan vertikal di dalam
bangunan, baik yang digunakan khusus bagi penyandang cacat maupun
yang merangkap sebagai lift barang.
2. Persyaratan-persyaratan
a. Untuk bangunan lebih dari 5 lantai paling tidak satu buah lift yang
aksesibel harus terdapat pada jalur aksesibel den memenuhi standar
teknis yang berlaku.
b. Toleransi perbedasn muka lantai bangunan dengan muka lantai ruang lift
maksimurn 1,25 mm.
c. Koridor/lobby lift
- Ruang perantara yang digunakan untuk menunggu kedatangan
lift, sekaligus mewadahi penumpang yang baru keluar dari lift, harus
disediakan. Lebar ruangan ini minimal 185 cm, den tergantung pada
konfigurasi ruang yang ada.
- Perletakan tombol dan layar tampilan yang mudah dilihat den
dijangkau.
- Panel luar yang berisikan tombol lift harus dipasang di tengah-
tengah ruang lobby atau hall lift dengan ketinggian 90-110 cm dari
muka lantai bangunan.
- Panel dalam dari tombol lift dipasang dengan ketinggian 90-120 cm
dari muka lantai ruang lift.
- Semua tombol pada panel harus dilengkapi dengan panel huruf
Braille, yang dipasang dengan tanpa mengganggu panel biasa.
- Selain terdapat indikator suara, layar/tampilan yang secara visual
menunjukkan posisi lift harus dipasang di atas panel kontrol dan di atas
pintu lift, baik di dalam maupun di luar lift (hall/koridor).
d. Ruang Lift
- Ukuran ruang lift harus dapat memuat pengguna kursi roda,
mulai dari masuk melewati pintu lift, gerakan memutar, menjangkau
II-2 - 137
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
panel tombol dan keluar melewati pintu lift. Ukuran bersih minimal
ruang lift adalah 140cm x 140cm.
- Ruang lift harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail)
menerus pada ketiga sisinya.
e. Pintu lift
- Waktu minimum bagi pintu lift untuk tetap terbuka karena
menjawab panggilan adalah 3 detik.
- Mekanisme pembukaan dan penutupan pintu harus sedemikian
rupa sehingga memberikan waktu yang cukup bagi penyandang
cacat terutama untuk masuk dan keluar dengan mudah. Untuk itu lift
harus dilengkapi dengan sensor photo-electric yang dipasang pada
ketinggian yang sesuai.
3. Ukuran dan Detail Penerapan Standar
II-2 - 138
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 139
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 140
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 141
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
G. KAMAR KECIL
1. Esensi
Fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang (tanpa terkecuali
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil) pada bangunan atau fasilitas
umum lainnya.
2. Persyaratan
a. Toilet atau kamar kecil umum yang aksesibel harus dilengkapi
dengan tampilan rambu "penyandang cacat" pada bagian luarnya.
b. Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup
untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda.
c. Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian
pengguna kursi roda. (45-50 cm)
d. Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan
rambat (handrail) yang memiliki posisi dan ketinggian disesuaikan
dengan pengguna kursi roda dan penyandang cacat yang lain.
Pegangan disarankan memiliki bentuk siku-siku mengarah ke atas untuk
membantu pergerakan pengguna kursi roda.
e. Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran (shower)
dan perlengkapan-perlengkapan seperti tempat sabun dan pengering
tangan harus dipasang sedemikian hingga mudah digunakan oleh orang
yang memiliki keterbatasanketerbatasan fisik dan bisa dijangkau
pengguna kursi roda.
f. Kran pengungkit sebaiknya dipasang pada wastafel.
g. Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin.
h. Pintu harus mudah dibuka untuk memudahkan pengguna kursi roda
untuk membuka dan menutup.
i. Kunci-kunci toilet atau grendel dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka
dari luar jika terjadi kondisi darurat.
j. Pada tempat-tempat yang mudah dicapai, seperti pada daerah pintu
masuk, dianjurkan untuk menyediakan tombol pencahayaan darurat
(emergency light button) bila sewaktu-waktu terjadi listrik padam.
II-2 - 142
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 143
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 144
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
H. Pancuran
1. Esensi
Merupakan fasilitas mandi dengan pancuran (shower) yang bisa digunakan
oleh semua orang, khususnya bagi pengguna kursi roda
2. Persyaratan
a. Bilik pancuran (shower cubicles) harus memiliki tempat duduk yang lebar
dan tinggi disesuaikan dengan cara-cara memindahkan badan
pengguna kursi roda.
b. Bilik pancuran harus memiliki pegangan rambat (handrail) pada posisi
yang memudahkan pengguna kursi roda bertumpu.
c. Bilik pancuran dilengkapi dengan tombol alarm atau alat pemberi
tanda lain yang bisa dijangkau pada waktu keadaan darurat.
d. Kunci bilik pancuran dirancang dengan menggunakan tipe yang~bisa
dibuka dari luar pada kondisi darurat (emergency).
e. Pintu bilik pancuran sebaiknya menggunakan pintu geser atau tipe
bukaan keluar.
f. Pegangan rambat dan setiap permukaan atau dinding yang
berdekatan dengannya harus bebas dari elemen-elemen
II-2 - 145
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 146
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 147
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
I. TELEPON
1. Esensi
Peralatan komunikasi yang disediakan untuk semua orang yang
sedang mengunjungi suatu bangunan atau fasilitas umum.
2. Persyaratan
a. Telepon umum disarankan yang menggunakan tombol tekan, harus
terletak pada lantai yang aksesibel bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil.
b. Ruang gerak yang cukup harus disediakan di depan telpon umum
sehingga memudahkan penyandang cacat untuk mendekati dan
menggunakan telpon.
c. Ketinggian telpon dipertimbangkan terhadap keterjangkauan gagang
telpon (120-125 cm).
d. Bagi pengguna yang memiliki pendengaran kurang, perlu disediakan
alat kontrol volume suara yang terlihat dan mudah terjangkau.
e. Bagi tuna rungu sebaiknya disediakan "telpon text", khususnya untuk
di kantor pos, bangunan komersial, dan fasilitas publilc lainnya.
f. Bagi tuna netra sebaiknya disediakan petunjuk telpon dalam huruf Braille
dan dilengkapi juga dengan isyarat bersuara (talking sign) yang
terpasang di dekat telpon umum.
g. Panjang kabel gagang telpon harus memungkinkan pengguna kursi roda
untuk menggunakan telpon dengan posisi yang nyaman. (+ 75cm).
h. Bilik telepon dapat dilengkapi dengan kursi yang disesuaikan dengan
gerak pengguna.
II-2 - 148
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 149
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
K. PERABOT
1. Esensi
Perletakan barang-barang perabot bangunan dan furniture harus
menyisakan ruang gerak dan sirkulasi yang cukup bagi penyandang cacat.
2. Persyaratan
a. Sebagian dari perabot yang tersedia dalam bangunan umum harus
dapat digunakan oleh penyandang cacat, termasuk dalam keadaan
darurat.
b. Dalam suatu bangunan yang digunakan oleh masyarakat banyak,
seperti bangunan pertemuan, konperensi pertunjukan dan kegiatan yang
sejenis maka jumlah tempat duduk aksesibel yang harus disediakan
adalah:
II-2 - 150
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 151
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
L. RAMBU
1. Esensi
Fasilitas dan elemen bangunan yang digunakan untuk memberikan
informasi, arah, penanda atau petunjuk bagi penyandang cacat.
2. Persyaratan
a. Penggunaan rambu terutama dibutahkan pada:
- Arah dan tujuan jalur pedestrian
- KM/WC umum, telpon umum
- Parkir khusus penyandang cacat iv. Nama fasilitas dan tempat.
b. Persyaratan Rambu yang digunakan:
- Rambu huruf timbul atau huruf Braille yang dapat dibaca oleh tuna
netra dan penyandang cacat lain.
- Rambu yang berupa gambar dan simbol yang mudah dan
cepat ditafsirkan artinya.
- Rambu yang berupa tanda dan simbol internasional.
- Rambu yang menerapkan metode khusus (misal; pembedaan
perkerasan tanah, warna kontras, dll).
- Karakter dan latar belakang rarnbu harus dibuat dari bahan yang
tidak silau. Karakter dan simbul harus kontras dengan latar
belakangnya, apakah karakter terang di atas Kelap, atau sebaliknya.
- Proporsi huruf atau karakter pada rambu harus mempunyai rasio lebar
dan tinggi antara 3: 5 dan 1:1, serta ketebalan huruf antara 1: 5 danl:10.
- Tinggi karakter huruf dan angka pada rambu harus diukur sesuai
dengan jarak pandang dari tempat rambu itu dibaca .
c. Lokasi penempatan rambu:
- Penempatan yang sesuai dan tepat serta bebas pandang tanpa
penghalang.
- Satu kesatuan sistem dengan lingkungannya.
- Cukup mendapat pencahayaan, termasuk penambahan lampu pada
kondisi gelap.
II-2 - 152
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 153
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 154
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 155
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Bangunan pertunjukan, bioskop, stadion dan Paling sedikit 2(dua) buah area untuk kursi roda
bangunan sejenis dimana susunan tempat duduk untuk setiap 400 tempat duduk yang ada dan
permanen tersedia kelipatannya yang sebanding harus tersedia
Bangunan asrama dan sejenisnya Paling sedikit 1(satu) buah kamar, yang sebaiknya
terletak pada lantai dasar, harus aksesibel
Restoran dan tempat makan diluar Paling sedikit 1(satu) meja untuk setiap 10 meja
ruangan makan yang ada dan kelipatannya, harus aksesibel
Bangunan parkir dan tempat parkir umum lainnya Lot parkir yang aksesibel dapat dihitung sebagai
berikut:
Lot parkir yang ada Lot parkir
Aksesibel
50 lot pertama 1 buah
50 lot berukitnya 1 buah
Setiap 200 lot 1 buah
Parkir yang ada
Bangunan bangunan lain dimana masyarakat Tempat duduk untuk pengunjung penyandang
umum berkumpul dalam jumlah besar seperti cacat atau orang yang tidak sanggup berdiri
pusat perdagangan swalayan, departemen dalam waktu lama atau area untuk kursi roda
store, dan bangunan pertemuan harus tersedia secara memadai
II-2 - 156
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 157
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
II-2 - 158
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 159
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 160
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
beberapa fasilitas gedung perkantoran dan asrama yang baru dengan kualitas
dan kapasitas yang lebih baik.
Agar pembangunan sarana dan prasarana yang akan dilakukan dapat
berjalan dengan baik, maka diperlukan revisi atau perubahan Master Plan LPMP
Provinsi Sumatera Barat yang mengarah pada tata letak dan bangunan yang
modern dan representative untuk menunjang optimalisasi fungsi Lembaga
dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan di Provinsi Sumatera Barat.
II-2 - 161
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 162
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 163
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
2. Misi
II-2 - 164
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Maksud dari penyusunan Master Plan LPMP ini adalah adanya suatu
pedoman perencanaan lingkunganbinaan sehingga pelaksanaan kegiatan
pembangunan dapat dilakukan secara struktur, menyeluruh dan tuntas, mulai
dari perencanaan, konstruksi, dan pembiayaan sebagai upaya untuk
meningkatkan pelayanan yang profesional kepada pendidik dan tenaga
kependidikan dalam rangka memberikan penjaminan mutu pendidikan
II-2 - 165
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 166
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Photo Existing
II-2 - 167
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 168
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 169
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 170
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 171
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 172
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 173
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
e. Gudang
f. Pemadam Kebakaran gedung
g. Koneksi Internet/Wifi
9. Gedung Perpustakaan:
a. Ruang Baca
b. Ruang Koleksi buku
c. Ruang Receptionist
d. Ruang Komputer
e. Ruang Restorasi Buku
f. Ruang staf Perpustakaan
g. Gudang
h. Pemadam Kebakaran gedung
i. Koneksi Internet/Wifi
II-2 - 174
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
p. Koneksi Internet/Wifi
q. Parkir Mobil Peserta
r. Parkir Motor peserta
II-2 - 175
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
- Tennis Meja
- Tennis Indoor
- Badminton
- Futsal
- KM/WC/ruang ganti lak-laki dan perempuan
- Gudang alat
- Tribune penonton
b. Lapangan Olah Raga
- Basket
- Volley
15. Mess
a. Mess Tamu
b. Mess Sekretariat
c. Rumah Dinas kepala
16. Musholla
17. Green House
a. Green House
b. Gudang
17. Genset
a. Ruang genset
b. Gudang
18. Gudang
a. Ruang Gudang
b. Workshop tempat perbaikan barang/meubel
19. reservoir Air
a. Ground tank
II-2 - 176
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
b. Tower Air
20. Tempat parkir
a. Parkir Staff, terdiri :
Parkir Mobil
Parkir Motor
b. Parkir Tamu, terdiri dari :
Parkir Mobil
Parkir Motor
21. Tempat Upacara
22. Selasar Penghubung
23. Jalan Lingkungan
24. Hidran Pemadam Kebakaran
25. Drainase Lingkungan
26. Side Walk/Trotoarl untuk pejalan kaki
27. Taman
28. Penerangan Lingkungan
29. Tempat Pembuangan Sampah Sementara
30. Kantin
a. Ruang Makan
b. Ruang Persiapan
c. Dapur
d. Ruangan Cuci
e. KM/WC
f. Gudang
g. Loading Dock
1.6 Output/ Keluaran Yang Diharapkan
II-2 - 177
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 178
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 179
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
o Wujud arsitektur
o Tata lingkungan, keselamatan dan kesehatan
Persyaratan bahan bangunan
Persyaratan struktur bangunan
Persyaratan utilitas
o Instalasi air bersih dan kotor, sampah, gas
o Sarana transportasi dan komunikasi
o Disable people (berkebutuhan khusus)
Persyaratan sarana penyelamatan
o Fasilitas untuk penyelematan bahaya
o Sistem peringatan bahaya
2.3. Metode Pelaksanaan
Pemahaman terhadap Acuan Regulasi dan kebijakan
o Pemahaman tentang karakteristik Visi, Misi, tujuan, maksud dan
arah peningkatan/ pengembangan UPT menuju bertaraf
ASEAN
o Kajian terhadap acuan regulasi sebagai rambu-rambu
perencanaan
Kajian berdasarkan Kondisi Existing dan data Pendukung, Analisis dan
Justifikasi Teknis Kebutuhan
o Kajian terhadap Kondisi Tapak dan bangunan yang
diharapkan berdasarkan Kondisi Existing dan idealnya
berdasarkan Acuan
o Kajian terhadap Kondisi Tapak dan bangunan yang
diharapkan berdasarkan data pendukung dan secara ideal
sesuai Acuan
o Resume hasil kajian sebagai produk justifikasi kebutuhan teknis
Kajian tehadap contoh Good Practices dan Keselarasan dengan
Arah Master Plan
Perumusan Perencanaan
II-2 - 180
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 181
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Data Geografis
Iklim
Suhu udara di Kota Padang cukup tinggi, yaitu antara 23 C32 C pada
siang hari dan 22 C28 C pada malam hari, dengan kelembabannya berkisar
antara 78%81%. Untuk suhu di perairan relatif stabil sepanjang tahun berkisar
antara 28 C29 C, sedangkan pada kedalaman laut 710 meter suhu berkisar
25 C. Begitu juga suhu perairan pulau-pulau kecil rata-rata mencapai 28 C
30 C.
Sementara kondisi iklim perairan pesisir Kota Padang juga dipengaruhi
oleh Samudera Hindia yang dicirikan dengan adanya Angin Muson dan curah
hujan yang tinggi sekitar 2.816,74.487,9 mm per tahun. Angin yang berembus
didominasi oleh angin Barat, Barat Daya, Barat Laut dengan kecepatan 1,65,6
knot bahkan kadang-kadang mencapai 540 knot. Sedangkan arah angin
dipengaruhi oleh angin musim maka arus permukaan di wilayah perairan Kota
Padang sepanjang tahun mengalir ke arah Tenggara hingga Barat Daya
(Musim Barat) dengan kekuatan arus antara 145 cm/detik. Kecepatan arus
mencapai puncaknya bulan Desember. Sedangkan arus Musim Timur antara
II-2 - 182
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Gempa bumi
II-2 - 183
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 184
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
S2, S3 : 0,9 %
Agama
Mayoritas Islam 95 %, Sisa Kriten, Katolik, Bhuda, Hindu 5 %
Tradisi Masyarakat
Masih Kuat memegang norma norma tradisi, adat bersand sarak
sarak bersandi kitabullah
2.4.4. Analisis Tapak
Lahan rencana terletak pada tapak bangunan existing.
II-2 - 185
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
4. dll
2.5. Pembelajaran yang Baik (God Practices)
Konsep Green Building dan Green Construction
Green building dapat dicirikan sebagai bangunan yang :
Menggunakan energi yang seminimal mungkin.
Memanfaatkan ruang alam
Menggunakan energi yang dapat diperbaharui
Menggunakan bahan yang bersifat ramah lingkungan
Menggunakan bahan atau material yang bersifat reuse, reduce, dan
recycle.
Sistem gedung yang menghasilkan limbah yang dalam batas
toleransi berdasarkan aspek lingkungan hidup.
Dll
II-2 - 186
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 187
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 188
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 189
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 190
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 191
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 192
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 193
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
3. RANCANGAN ARSITEKTUR
3.1. Keserasian Tapak dari Aspek Penzoningan
Kawasan LPMP Sumatera Barat Berada pada Tengah tengah Lokasi
Lingkungan Kampus Universitas Negeri Padang (UNP ), dimana akses dan
Rancangan Posisi letak Bangunan bisa dirancang dari berbagai sisi,
Penzoningan dilakukan dengan melakukan pertimbangan keserasian, Sirkulasi,
fungsi Bangunan, dan Model Arsitektur dengan mempertimbangkan zona
keselarasan dan ketepatan dalam menempatkan antara zona Publik, Zona
Semi Pulik dan Zona Private.
II-2 - 194
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
pengguna, sebagai contoh aktifitas utama yaitu dari peserta Diklat, alur aktifitas
yang mereka lakukan antara lain sebagai berikut:
Dari gambar di atas dapat, dapat disimpulkan bahwa, zonasi kegiatan
diklat, yang di dominasi dengan kegiatan belajar-mengajar, sangat terkait
dengan bangunan-banunan penunjangnya, antara lain, Asrama, Ruang Kelas,
Laboratorium, R. Makan, Ruang Fasilitas Perkantoran dan lain-lain, sehingga
bangunan-bangunan tersebut, di letakkan pada zonasi yang sama guna
menunjang pola aktifitas tersebut. Fungsi perkantoran (gedung utama) dan
widyaswara yang diletakkan dalan satu zona, sedangkan fungsi penunjang
kelas seperti perpustakaan, multimedia, laboratorium, auditorium, maupun
ruang belajar sendiri, digabung dalan satu zona, yang nantinya juga
berdekatan dengan bangunan asrama. Berikut Ilustrasi Zona Penempatan
Bangunan berupa Blok Blok Bangunan yang merupkan acuan untuk
pengembangan desain.
II-2 - 195
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 196
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 197
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Bentuk gonjong dan Ukiran bercorak islami merupakan ciri khas etnik
Minangkabau, direkomendaikan untuk dijadikan bahan rujukan dalam
pembuatan detail Master Plan
II-2 - 198
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 199
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 200
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
4. PEMBABAKAN PENGANGARAN
4.1. Penjadwalan Berdasarkan Skala Prioritas
Jadwal penganggaran berdasarkan skala prioritas diesesuaikan
dengan jadwal pembabakan pembangunan yang telah direncanakansesuai
bagan berikut:
II-2 - 201
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 202
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 203
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Tabel 2-13. Analisa Usulan Anggaran Biaya untuk Gedung fasilitas Perkantoran
Tabel 2-14. Analisa Usulan Anggaran Biaya untuk 1 Unit Gedung Asrama
II-2 - 204
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Tabel 2-15. Analisa Usulan Anggaran Biaya untuk 1 Unit Gedung Ruang Kelas
Tabel 2-16. Analisa Usulan Anggaran Biaya untuk Gedung Media dan Labor
II-2 - 205
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Tabel 2-17. Analisa Usulan Anggaran Biaya untuk Gedung Pusat kebugaran
Tabel 2-18. Analisa Persentase Pekerjaan Non Standar untuk semua gedung
II-2 - 206
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
5. PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Rancangan Pembangunan dan Pengembangan LPMP Sumatera
Barat yang telah dituangkan dalam Master Plan berdasarkan
kepada data kapasitas dan kondisi eksisting saat ini, serta tuntutan
pengembangan fasilitas Utama dan sarana Pendukung yang aman,
nyaman dan representative berstandar ASEAN tanpa mengabaikan
aspek social budaya.
Implementasi Master Plan menuntut adanya penghapusan
bangunan dan fasilitas perkantoran yang lama disamping tetap
mempertahankan beberapa fasilitas yang masih layak
5.2. SARAN
II-2 - 207
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 208
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 209
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 210
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 211
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 212
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 213
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 214
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 215
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Gambar 2-143. Fungsi & Luas Bangunan Gedung Asrama 5 Lantai LPMP
II-2 - 216
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Gambar 2-144. Fungsi & Luas Bangunan Ruang Kelas 5 Lantai LPMP
II-2 - 217
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 219
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 220
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 221
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
atas)Pondasi dalam berdasarkan atas daya dukung ujung dan daya dukung
selimut. Tabel 2-19. Jenis Pondasi
II-2 - 222
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 223
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 224
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 225
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 226
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 227
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Konstruksi Baja
Konstruksi Beton Prategang
Konstruksi Komposit
Konstruksi Kayu
Dll
Type Struktur
Struktur elemen Frame
Struktur elemen Truss
Struktur elemen Shell
Struktur elemen Gabungan
Mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) dengan melihat tujuan
bangunan tersebut serta untuk kenyamanan dan masyarakat yang akan
terlibat di lingkungan bangunan gedung dan mengingat daerah Sumatera
Barat adalah daerah rawan gempa, jenis konstruksi dan type struktur yang
tepat adalah konstruksi beton bertulang dengan system struktur elemen frame
3D dengan element shell untuk pelat lantai, dan tidak tertutup kemungkinan
penambahan elemen shell untuk shear wall jika diperlukan, hal ini sangat
tergantung dari model dan analisis struktur pada saat proses perancangan
dilaksanakan.
II-2 - 228
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
1. FAKTOR BEBAN
U = 1.2D + 1.6L
U = 0.9D + 1.3W
U = 1.2D + 1.6L
II-2 - 229
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
= 0.80
b) Untuk gaya aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur
= 0.80
c) Untuk gaya aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
= 0.65
d) Untuk geser dan torsi
= 0.60
e) Kolom bertulangan simetris yang dibebani gaya aksial rendah nilai
boleh ditingkatkan dari 0.65 menjadi 0.80
3. PERENCANAAN BALOK
Rumus diatas berlaku untuk fy = 400 MPa sedangkan untuk fy selain 400
MPa nilainya harus dikalikan dengan :
fy
0.4 +
400
b. Lebar balok
1 2
hb
2 3.h
be = bw + b1 + b2
II-2 - 230
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
be = bw + b1
Lentur Balok
a = 1.c
max = 0.75 b
dimana :
0,851fc' 600
b =
fy 600 + fy
II-2 - 231
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
1.4
min =
fy
fs'
max = 0.75. b + '
fy
Agar kondisi tulangan tekan leleh terpenuhi, maka harus memenuhi rumus
berikut:
II-2 - 232
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
C adalah resultan gaya tekan dalam yang terletak di atas garis netral yang
besarnya dihitung dengan rumus berikut :
C = 0,85 fc.a.b.
Sedangkan T adalah resultan gaya tarik dalam yang terletak di bawah garis
netral dan harganya :
T = As. Fy.
z merupakan jarak antara C dan T. Arah garis kerja C dan T sejajar dan sama
besar tetapi berlawanan arah dan dipisahkan dengan jarak z sehingga
membentuk kopel momen tahanan dalam, dimana nilai maksimumnya disebut
kuat lentur atau momen tahanan penampang komponen struktur lentur.
II-2 - 233
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 234
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 235
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Bagian pertama, Mn1 adalah kopel yang terdiri dari gaya pada tulangan tekan
dan gaya pada tulangan tarik yang luas tulangannya sama yaitu As.
Mn1 = As fy (d d) (Gambar d)
Bagian kedua, Mn2 adalah bagian yang bertulangan tunggal, termasuk juga
blok segi empat ekivalen (beton tekan) dengan luas tulangan tariknya adalah
(AsAs).
(As - As' ) fy
a=
0,85.b.fc'
( ' ) fy d
a=
0,85.fc'
Mn = Mn1 + Mn2
Persamaan ini hanya berlaku apabila tulangan tekan As leleh. Bila belum leleh
harus dicari tegangan aktual fs pada tulangan tekan As tersebut.
Geser Balok
II-2 - 236
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
M ov ,ki + M ov ,ka
Vu ,b = 0,7 + 1,05Vg
ln
Tetapi dalam segala hal, besarnya gaya geser maksimum balok tidak perlu
lebih besar dari :
4,0
Vu ,b = 1,05.(VD,b + Vl,b + VE ,b )
k
dengan :
II-2 - 237
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Pada lokasi yang berpotensi yang terjadi sendi plastis, spasi maksimum
dari sengkang yang disyaratkan oleh SK-SNI-T-15-1991 pasal 3.14.3.3.2. tidak
boleh melebihi dari hal sebagai berikut :
1. d/4
4. 200 mm
1600.f yl .A st
A sl.f yt
dimana :
1. d/2
2. 600 mm
II-2 - 238
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Rumus persamaan untuk mencari gaya geser Vu,b diatas hanya benar
jika sendi plastis terjadi di muka kolom, dalam hal sendi plastis tidak terjadi di
muka kolom maka persamaan diatas menjadi :
M ov,ki + M n ,ka
Vu ,b = 0,7 + 1,05Vg atau
ln
M n ,ki + M ov,ka
Vu ,b = 0,7 + 1,05Vg
ln
1. Vu Vn
Dimana Vu adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau dan
Vn adalah Kuat geser nominal yang dihitung dari :
Vn = Vc+ Vs
fc'
Vc = b.d
6
A v .fy.d
Vs = , tetapi untuk perencanaan sendi plastis Vs tidak boleh lebih dari
s
2
3 fc ' .b.d
II-2 - 239
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Vs.S
Av =
fy.d
1
Jika Vs < fc'.b.d ; spasi tulangan geser tidak boleh melebihi d/2 atau 600 mm.
3
1
Jika Vs > fc'.b.d ; spasi tulangan geser tidak boleh melebihi d/4 atau 300 mm.
3
4. PERENCANAAN PLAT
ln(0,8 + fy / 1500)
hf
36 + 9
ln(0,8 + fy / 1500)
hf
36
m 2, maka hf 90 mm
dengan :
II-2 - 240
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Ln = L bw
1 + 2 + ...... + n
m =
n
Ibp
=
Ip
Ip = Inersia pelat
Rasio Tulangan
II-2 - 241
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Tetapi dalam segala hal rasio tersebut tidak boleh kurang dari 0,0014.
Tulang susut dan temperatur harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari lima
kali tebal pelat ataupun 500 mm.
Geser Pelat
V = 1,0 DL + 1,0 LL
Vu = .q.L q.x
II-2 - 242
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Vu Vn
5. PERENCANAAN KOLOM
M u ,k = 0,7.d . M kap.b
atau
M u ,k (
= 0.7.d . k . M kap.bki + M kap.b.ka )
2. Tetapi dalam segala hal tidak perlu diambil lebih besar dari pada :
M
4,0
u ,k = 1,05. M D.k + M L.k + .M E.k
k
M kap ,k merupakan jumlah momen kapasitas balok pada pusat join yang
II-2 - 243
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
merupakan kuat lentur nominal balok dihitung terhadap luas tulangan yang
terpasang. merupakan koefisien pembesar dinamis yang memperhitungkan
pengaruh dari terjadinya sendi plastis pada struktur secara keseluruhan yang
besarnya adalah 1.3; kecuali untuk kolom lantai pertama dan yang paling atas
yang memungkinkan terjadinya sendi plastis pada kolom, maka w d = 1. M D,k
merupakan momen kolom akibat beban mati. M L,k merupakan momen
kolom akibat beban hidup. M E,k merupakan momen kolom akibat beban
gempa. merupakan faktor ditribusi momen kolom portal yang ditinjau sesuai
dengan kekakuan relatif kolom atas dan kolom bawah dan k merupakan faktor
jenis struktur, diambil = 1.
Besarnya gaya aksial yang bekerja pada kolom selain berasal dari gaya
aksial gravitasi akibat beban mati dan beban hidup, juga berasal dari momen
kapasitas balok yang berada pada ujung-ujung kolom.
Perumusan gaya aksial yang bekerja pada kolom mengacu pada rumus
SK-SNI-T-15-1991 Pasal. 3.14.4.3. yaitu :
N u ,b =
M
0,7.R. kap ,b
+ 1,05.N g ,k
lb
4
N u ,k = 1,05 N g ,k + .N g ,k
k
II-2 - 244
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
N g,k = Gaya aksial akibat beban gravitasi terfaktor pada pusat join
M u ,k atas + M u ,k bawah
Vu ,k =
hn
4
Vu ,k = 1,05. VD,k + VL,k + VE ,k
k
M u,k-ka = momen kolom pada ujung atas kolom pada bidang muka
balok
balok
Dengan dijinkannya terjadi sendi plastis pada kolom dasar, maka besarnya
gaya geser dihitung adalah berdasarkan momen kapasitas yang ada pada
ujung kolom dasar tersebut :
M u ,ka + .M u ,kb
Vu ,k ltdasar =
hn
II-2 - 245
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
A v .fy.d A .fy.d
Vs = S= v
S Vs
Untuk daerah sendi plastis Vs=Vo/f , sedangkan untuk daerah diluar sendi
plastis dipakai Vo=Vu/f-Vc, dengan Vc adalah gaya geser yang disumbangkan
oleh beton sesuai rumus SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.4.3.1.2. yaitu :
Nu fc'
Vc = 1 + . ( Nu dalam MPa)
.b.d
14.Ag 6
c. 100 mm
d. 450 mm
II-2 - 246
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 247
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 248
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 249
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
1. SISTIM PEMBEBANAN
II-2 - 250
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
2. Beban Vertikal
L2 L2L2 Balok
Balok
Balok
Beban vertikal terdiri atas beban mati (Dead Load, DL) dan beban hidup
(Live Load, LL) yang merupakan beban akibat fungsi bangunan. Beban hidup
diambil sebesar 250 kg/m2., beban vertikal dimodelkan seperti terlihat dalam
Gambar 2-156 dan Gambar 2-157 untuk struktur. Disamping beban tersebut,
beban atap dimodelkan sebagai beban terpusat yang bekerja pada ujung
kolom.
II-2 - 251
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
3. Beban Horizontal
Beban horizontal merupakan beban akibat gempa. Banyak struktur
bangunan sipil menggunakan pendekatan statik ekivalen dalam menganalisis
struktur akibat pengaruh gempa. Analisis gempa statik ekivalen merupakan
suatu cara analisis statik struktur, dimana pengaruh gempa pada struktur
dianggap sebagai beban-beban statik horizontal untuk menirukan pengaruh
gempa sesungguhnya akibat pergerakan tanah. Metode statik ekivalen ini
hanya disarankan untuk kondisi sebagai berikut,
tidak besar.
II-2 - 252
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Wi = ix Vi
Wt = Wi
II-2 - 253
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 254
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
V = CI R Wt
Jika H / A 3,0 ; untuk Lantai atas : Fi = 0,1V dan untuk setiap lantai :
Wh
=Fi i i
0, 9V
Whi i
II-2 - 255
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
4. Kombinasi Pembebanan
Dalam kenyataanya beban mati, beban hidup dan beban gempa
kemungkinan besar akan bekerja pada saat yang bersamaan. Untuk menjamin
agar struktur bangunan dapat bekerja, baik dalam kondisi beban mati, beban
hidup maupun beban gempa atau ketiga jenis beban tersebut bekerja
bersamaan, maka beban-beban tersebut harus dikombinasikan sedemikian
rupa kepada struktur bangunan. Adapun kombinasi pembeban tersebut diatur
dalam SNI T-15-1991-03 seperti dijelaskan dalam bagian kedua dokumen ini.
Aturan tersebut juga telah diprogram dalam prangkat lunak seperti
diperlihatkan dalam Gambar 2-159. Karena arah beban gempa bersifat bolak-
balok, maka dalam kobinasi pembebanan juga mempertimbangkan sifat ini.
Dengan demikian akan diperoleh 9 kombinasi pembebanan yang mungkin
terjadi.
5. RESPON STRUKTUR
Respons struktur merupakan perilaku struktur akibat pembebanan seperti
yang dijelaskan dalam bagian sebelumnya. Respons struktur disampaikan
dalam bentuk deformasi dan gaya dalam berupa momen, geser dan normal.
II-2 - 256
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 257
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
1. Balok
Penulangan Lentur
Hal utama yang dialami oleh balok adalah kondisi tekan dan tarik akibat
adanya pengaruh lentur atau gaya lateral. Penulangan balok yang umum
dilakukan adalah dengan penulangan rangkap dimana tulangan dipasang
pada daerah tarik dan tekan seperti secara sekematik diperlihatkan dalam
Gambar 2-162.
II-2 - 258
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Ec = 0,003
Cs
a
Cc
As Es
Ts
As Es
diagram tegangan
balok
II-2 - 259
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Cc + Cs = T
0,85 fc a.b + As fy = As fy
(AsAs ')fy
a=
0, 85fc 'b
fs = s.Es atau fs = fy
fs =s .Es atau fs = fy
Mn = 0.85 fc a.b. ( d 0.5 a) + Asfs ( d d)
Mn = (As As) fy (d-a/2) + As fy (d-d)
Penulangan Geser
Tulangan geser balok direncanakan berdasarkan gaya geser maksimum
yang dialami balok. Dalam perencanaan, kekuatan geser yang diberikan oleh
baja dan beton harus lebih besar dari gaya geser yang dialami balok.
Vu Vn
Tahap perencanaan penulangan geser balok adalah
II-2 - 260
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
sebagai berikut :
Vs = 1/3 fc ' x bw x d
Av = bw x s
3 fy
Av = (Vu - Vc) x s
fy x d
s 0,5 d
s 0,25 d
II-2 - 261
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
2. Kolom
Momen dan gaya aksial merupakan beban yang dominan yang bekerja
pada kolom. Kegagalan yang umum terjadi pada kolom adalah meningkatnya
nilai gaya aksial di atas batas kekuatan kolom. Dalam analisis kapasitas kolom,
baja tulangan diasumsikan selalu mengalami pada kondisi beban maksimum.
Dengan demikian besarnya beban aksial dan momen ultimit dapat ditulis
sebagai berikut:
PU 0.85fc' ab + A 'S fy A S fy
=
1
PU.e 0.85fc' ab d a + A S' fy ( d d' )
=
2
dimana e merupakan titik eksentrisitas beban ultimit dan beban ultimit bekerja
pada titik sentroid berikut.
1
0.85fc' bh d h + A 's fy ( d d' )
2
d" =
(
0.85fcbh + A s + A 's fy
'
)
II-2 - 262
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Detail Analisis dan Desain Frame 3D beupa data numerik dan grafik yang
merupakan output program yang digunakan.
3. Pemilihan Pondasi
Sebelum pemilihan pondasi terlebih dahulu dilakukan survey. Lingkup
pekerjaan yang harus dilakukan pada pengukuran lapangan antara lain :
Memeriksa kelayakan dan melengkapi sesuai kebutuhan peta
topografi yang telah ada.
Melakukan pengukuran di lapangan untuk pembuatan peta situasi.
Menyusun titik referensi lapangan yang menandai untuk pemasangan
patok koordinat dan ketinggian yang akurat.
Pematokan rinci (staking out) di lapangan untuk reference
pelaksanaan konstruksi.
II-2 - 263
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
4. Penyelidikan Tanah
Melaksanakan pemboran dalam pada setiap rencana bangunan
bawah dengan mesin dan STP (standar penetration test) dan pengambilan
contoh tanah talk tergaggu (undisturbed soil sampling) untuk pengujian
laboraturium.
Boring akan dikerjakan dengan alat bor yang digerakkan dengan mesin
yang mampu mencapai kedalaman yang ditentukan. Mata bor harus
mempunyai diameter cukup besar sehingga undistrub sample yang diinginkan
dapat diambil dengan baik. Untuk tanah clay, slit atau tanah lainnya yang tidak
terlalu padat, dapat dipakai steel bit sebagai mata bor. Untuk lapisan yang
keras atau cemented harus dipakai core barrel sehingga dapat juga diambil
undisturb samplenya dari lapisan yang keras tersebut.
II-2 - 264
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Sebagai hasil boring harus dibuat bor log yang paling sedikit dilengkapi
lithologi (geological description),harga STP, letak muka kedalaman lapisan
tanah yang bersangkutan.
Apabila tanah yang dibor dalam hal ini cenderung untuk mudah
runtuh,maka persiapan untuk(casing) harus dilakukan.
Spesifik Grafity
Moisture content
Atteberg limits
II-2 - 265
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 266
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 267
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Obyek contoh perhitungan ini adalah bangunan tinggi yang terdiri dari
52 lantai dan 5 level basement. Denah dan gambar tampak bangunan dapat
dilihat pada gambar berikut :
II-2 - 268
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
2. Spesifikasi Struktur :
: Asrama 52 lantai
Fungsi gedung
5 level basement untuk
restoran, parkir kendaraan,
ruang mekanik
Sistem struktur
sistem struktur penahan beban : Sistem Frame Tube dengan :
lateral spandrel beam
core
pelat tebal sebagai lantai
pengaku
pelat pada tiap lantai sebagai
lantai kaku (diafragma)
II-2 - 269
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 270
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
3. Pembebanan
Secara umum bebanbeban yang bekerja pada bagunan tinggi dapat dilihat pada diagram berikut :
GEOPHYSICAL MAN-MADE
II-2 - 271
USULAN TEKNIS
Beban mati dapat dinyatakan sebagai gaya statis yang disebabkan oleh
berat setiap unsur di dalam struktur. Gaya yang menghasilkan beban mati terdiri
dari berat sendiri komponen struktur dan komponen non struktur yang terdapat
pada bangunan yaitu :
- Beban pelat beton, tebal bervariasi = var kg/m2
- Penutup lantai, ubin semen portland = 24 kg/m2
- Penggantung langit-langit dari kayu = 7 kg/m2
- Langit-langit dari semen asbes = 11 kg/m2
- Beban mekanikal dan elektrikal = 30 kg/m2
- Plesteran dari adukan semen = 21 kg/m2
- Berat partisi = 50 kg/m2
II-2 - 272
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 273
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Pada kasus ini, tim perencana mencoba menerapkan Revisi SNI Gempa
1989 tsb dalam menentukan beban gempa desain. Beban gempa desain
diambil berdasarkan spektrum percepatan gempa untuk lokasi kota Jakarta
yang terletak pada zona 3. Analisis gempa dilakukan secara dinamik tiga
dimensi (3D). Spektrum percepatan gempa rencana yang digunakan dapat
dilihat pada grafik berikut :
II-2 - 274
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
0.60
0.50
0.40
0.30
C
0.20
0.10
0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
4. Standar Peraturan
II-2 - 275
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T 15-
1991-03)
Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (SNI
1726-1989-F)
Revisi SNI Gempa 1989
Uniform Building Code 1994 Volume I dan II
Desain Manual of LRFD AISC
II-2 - 276
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
KT2
KT2 KT2
KT2 KT2
KT1
KT3 KT4
KT1 KT2
KT2
KT2
KT3 KT4
KT2
KT1
KT5
KT3 KT5 KT1
KT3 KT2
KT2 KT2
KT2
II-2 - 277
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 278
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Meskipun juga disadari bahwa alternatif ini berdampak pada kecepatan proses
penggalian karena hanya dimungkinkan dengan menggunakan peralatan
yang kecil saja sebagai akibat dari keterbatasan space.
5.3 Pembebanan
5.3.1 Pemilihan Tebal Pelat
fy
l n 0.8 +
1500
h= = 20.8 cm
1
36 + 5 am 0.121 +
atau
dari tabel 10 SKSNI
fy = 300, tebal minimum = 24.4 cm
fy = 400, tebal minimum = 26.6 cm
Interpolasi pada fy = 350, tebal minimum = 25 cm
dimana :
ln = bentang bersih dalam arah memanjang dari konstruksi dua arah
fy = tegangan leleh yang disyaratkan
= rasio dari bentang bersih arah memanjang dan arah memendek
m = rasio kekakuan lentur balok dengan kekakuan pelat
a) Beban Mati
berat sendiri pelat lantai = 0.40 x 24 = 9.6 KN/m2
II-2 - 279
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
b) Beban Hidup
Basement pada lantai ini digunakan untuk pertokoan dan parking area
maka sesuai SKSNI besar beban hidup (W L ) = 5 KN/m2
Wu = 1.2 W D + 1.6 W L
= 20.78 KN/m2
a) Beban Mati
berat sendiri pelat lantai = 0.25 x 24 = 6 KN/m2
spesi = 0.05 x 21 = 1.05 KN/m2
Total WD = 7.05 KN/m2
b) Beban Hidup :
Sesuai SKSNI beban hidup untuk Basement W L = 5 KN/m2
Wu = 1.2 W D + 1.6 W L
= 16.46 KN/m2
5.3.3 Kolom :
A. Kolom Basement di luar Gedung utama:
Beberapa hal yang penting
Kolom pada daerah ini dibagi menjadi dua tipe seperti terlihat pada
gambar
Digunakan struktur komposit beton bertulang baja
Baja akan berfungsi sebagai stancion pada saat proses konstruksi
1) Kolom A
II-2 - 280
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
2) Kolom B
Pada saat gedung dipakai
Luas beban lantai = 4.4 x 4.4 = 19.36 m2
Beban lantai GF dan BS 1 = 2 x 19.36 x 20.78 = 804.61 KN
Beban lantai BS 2 s/d BS 5 = 3 x 19.36 x 16.46 = 955.99 KN
Total beban tributary = 1760.6 KN
II-2 - 281
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
1) Kolom C
Pada saat gedung dipakai
Luas beban lantai = 4.4 x 6.6 = 29.04 m2
Beban lantai GF dan BS 1 = 2 x 29.04 x 20.78 = 1206.90 KN
Beban lantai BS 2 s/d BS 5 = 3 x 29.04 x 16.46 = 1433.99 KN
Beban Struktur Atas = 24295.30 KN
2) Kolom D
II-2 - 282
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
3) Kolom E
Pada saat gedung dipakai
Luas beban lantai = 2.2 x 2.2 = 4.4 m2
Beban lantai GF dan BS 1 = 2 x 4.4 x 20.78 = 182.864 KN
Beban lantai BS 2 s/d BS 5 = 3 x4.4 x 16.46 = 217.27 KN
Beban Struktur Atas = 7284.5 KN
Total beban tributary = 7684.64 KN
II-2 - 283
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
1) KOLOM A
Kebutuhan Stanchion
Digunakan profil baja dengan tegangan leleh fy = 350 Mpa
3507080
A perlu = = 40081 mm2
350 / 4
1774720
A perlu = = 202825.14 mm2 = 2028.2514 cm 2
35 / 4
2) KOLOM B
Kebutuhan Stanchion
Digunakan profil baja dengan tegangan leleh Fy = 350 Mpa
1302800
A perlu = = 14889.14 mm2
350 / 4
Dipakai profil H 350 x 350 x 12 x 19
II-2 - 284
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
457800
A perlu = = 52320 mm2
35 / 4
Digunakan penampang kolom 50/50 cm seperti terlihat pada gambar
3) KOLOM C
Kebutuhan Stanchion
Digunakan profil baja dengan tegangan leleh Fy = 350 Mpa
6368879
A perlu = = 72787.2 mm2
350 / 4
Berdasarkan pekerjaan kolom dipakai 4 profil W 12x136 dengan luas masing-
masing profil = 25742 mm2
17926490
A perlu = = 2048741.7 mm2
35 / 4
Digunakan kolom berukuran 1500 x 1500 mm2 seperti terlihat pada gambar
4) KOLOM D
Kebutuhan Stanchion
Digunakan profil baja dengan tegangan leleh Fy = 350 Mpa
3060490
A perlu = = 34977.028 mm2
350 / 4
Berdasarkan pekerjaan kolom dipakai 2 profil W 12x279 dengan luas masing-
masing profil = 52839 mm2
II-2 - 285
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
4069575
A perlu = = 465.1 mm2
35 / 4
5) KOLOM E
Kebutuhan Stanchion
Digunakan profil baja dengan tegangan leleh Fy = 350 Mpa
1827580
A perlu = = 20886.6 mm2
350 / 4
Berdasarkan pekerjaan kolom dipakai 1 profil W 12x336 dengan luas masing-
masing profil = 63742 mm2
Kebutuhan penampang beton
Digunakan beton dengan Fc = 35 MPa
2107.2
A perlu = = 240.8 mm2
35 / 4
Digunakan kolom L dengan ukuran seperti terlihat pada gambar.
II-2 - 286
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
B10 K1
K3
K2
II-2 - 287
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
6.1.1 Perhitungan Beban Tributari Kolom :
Tabel 2-22. Perhitungan Beban Tributari Kolom
Beban plat Jumlah kolom type I kolom type II kolom type III
(ton) lantai Area beban = 24.2 m2 Area beban = 9.68 m2 Area beban = 4.84 m2
Lantai Typikal
Lantai Typikal
II-2 - 288
USULAN TEKNIS
Level 1 s/d 5 0.6/1.6 5 88.704 66.528 44.352
II-2 - 289
USULAN TEKNIS
KOLOM TYPE I
#. Beban kolom per-lantai (tanpa basement) 46.72 ton
#. Total Tributari (52+5) 2.66E+03 ton
II-2 - 290
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 291
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Lantai Typikal
Level 1 s/d 5 1.396 5 5303.96
Level 6 2.743 1 2084.35
Level 7 s/d 24 1.396 13 13790.30
Level 25 2.743 1 2084.35
Level 26 2.743 1 2084.35
Level 27 s/d 51 1.396 24 25459.02
Level 52 (atap) 2.743 1 2084.35
Tributari Beban Plat (ton) 52890.69
Rata-rata per-lantai 1017.13
Total Tributari Beban Plat (52+Basement) 57976.33055
Asumsi :
Profil Baja Mampu menahan 20 lantai
Luas Penampang Beton = (57-20) x 10171.3 x 0.001 / (35/4)
II-2 - 292
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
= 43.01 m2
Total Panjang Core = 68 m
tebal yang dibutuhkan = 0.632500142 m
Jadi :
diambil tebal Core = 0.8 m
P1 P1 P1 P1 P1
P2
B9
B10
P5
B8
P3
B3 B1
B4
B5
P4
B6
B7
B2
II-2 - 293
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
fy
ln 0.8 +
1500
h= .............................. (2.1)
1
36 + 5 m 0.121 +
fy
ln 0.8 +
1500
h= .............................. (2.2)
36 + 9
dan tidak perlu lebih dari
fy
ln 0.8 +
1500
h= .............................. (2.3)
36
dimana:
ln : bentang bersih dalam arah memanjang dari konstruksi dua arah
fy : tegangan leleh yang disyaratkan (Mpa)
: rasio dari bentang bersih arah memanjang dan arah memendek
: rasio kekakuan lentur balok dengan kekakuan pelat
m : nilai rata-rata untuk suatu balik tepi dari suatu panel.
Pelat P 1:
Data : Ln = 4400mm
Fy = 240 Mpa
Dari persamaan (2.3): 4,4 m
P1
fy
ln 0.8 +
1500
h=
36
4,4 m
II-2 - 294
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
240
4400 0.8 +
h= 1500
36
h = 117,33 mm
h = 150 mm
Pelat P 2
Data : Ln = 8800mm
Fy = 240 Mpa
Dari persamaan (2.3):
fy
ln 0.8 +
1500
h=
36 P2
8,8 m
240
4400 0.8 +
1500
h=
36
h = 234,66 mm 8,8 m
h = 250 mm
Gambar 2-170. Luasan Plat
II-2 - 295
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Disini ukuran balok dan plat dibagi kedalam beberapa tipikal, seperti
ditunjukkan oleh Gambar 2.2
+ P P P P P
P
B9
P B8
B3 B1
B4
B5
P
B6
B7
B2
Karena properties antar level tidak sama, maka beban gravitasi masing-masing
lantai
dihitung terpisah:
a. Lantai 1 s/d 5
Beban pada lantai tipikal
Beban mati (q D ) :
Jenis plat P1 (lihat gambar)
II-2 - 296
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Beban hidup (q L ):
Beban hidup pada lantai kantor = 250 kg/m2
b. Lantai 6
Beban pada lantai tipikal
Beban mati (q D ) :
- Beban pelat beton, tebal = 100 cm = 2400 kg/m2
- Penutup lantai, ubin semen portland = 24 kg/m2
II-2 - 297
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Beban hidup (q L ):
Beban hidup pada lantai kantor = 250 kg/m2
c. Lantai 7 s/d 24
Beban pada lantai tipikal
Beban mati (q D ) :
Jenis plat P1 (lihat gambar)
- Beban pelat beton, tebal = 15 cm = 360
kg/m2
- Penutup lantai, ubin semen portland = 24 kg/m2
- Penggantung langit-langit dari kayu = 7 kg/m2
- Langit-langit dari semen asbes = 11 kg/m2
- Beban mekanikal dan elektrikal = 30
kg/m2
- Plesteran dari adukan semen = 21 kg/m2
total = 453 kg/m2
II-2 - 298
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Beban hidup (q L ):
Beban hidup pada lantai kantor = 250 kg/m2
d. Lantai 25
Beban pada lantai tipikal
Beban mati (q D ) :
- Beban pelat beton, tebal = 100 cm = 2400 kg/m2
- Penutup lantai, ubin semen portland = 24 kg/m2
- Penggantung langit-langit dari kayu = 7 kg/m2
- Langit-langit dari semen asbes = 11 kg/m2
- Beban mekanikal dan elektrikal = 30
kg/m2
- Plesteran dari adukan semen = 21 kg/m2
total = 2493 kg/m2
Beban hidup (q L ):
Beban hidup pada lantai kantor = 250 kg/m2
e. Lantai 26
Beban pada lantai tipikal
Beban mati (q D ) :
- Beban pelat beton, tebal = 100 cm = 2400 kg/m2
II-2 - 299
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Beban hidup (q L ):
Beban hidup pada lantai kantor = 250 kg/m2
f. Lantai 27 s/d 51
Beban pada lantai tipikal
Beban mati (q D ) :
Jenis plat P1 (lihat gambar)
- Beban pelat beton, tebal = 15 cm = 360
kg/m2
- Penutup lantai, ubin semen portland = 24 kg/m2
- Penggantung langit-langit dari kayu = 7 kg/m2
- Langit-langit dari semen asbes = 11 kg/m2
- Beban mekanikal dan elektrikal = 30
kg/m2
- Plesteran dari adukan semen = 21 kg/m2
total = 453 kg/m2
II-2 - 300
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Beban hidup (q L ):
Beban hidup pada lantai kantor = 250 kg/m2
g. Lantai 52
Beban pada lantai tipikal
Beban mati (q D ) :
- Beban pelat beton, tebal = 100 cm = 2400 kg/m2
- Penutup lantai, ubin semen portland = 24 kg/m2
- Penggantung langit-langit dari kayu = 7 kg/m2
- Langit-langit dari semen asbes = 11 kg/m2
- Beban mekanikal dan elektrikal = 30
kg/m2
- Plesteran dari adukan semen = 21 kg/m2
total = 2493 kg/m2
Beban hidup (q L ):
Beban hidup pada lantai kantor = 250 kg/m2
Berdasarkan SKSNI T-15-1991 03, perencanaan dimensi awal balok dilakukan
sebagai berikut:
Mu fy
= .0,8. fy1 0,588 . (2.4)
bd 2
f ' c
dimana: min b
min = 1,4/fy
= 0,75 b
II-2 - 301
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
2,2 m
L = 4,4 m
fy = 240 Mpa
fc = 35 Mp
B
A
2,2 m
2,2 m 2,2 m
q eqv
2,2 m 2,2 m
qeqv = 2,2
II-2 - 302
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Mu = 1/8. Q. L2
= 1/8 *2,239272 * 4,42
= 5,419038 t.m
Mu fy
= .0,8. fy1 0,588
bd 2 f ' c
0,85.0,81.35 600
b =
240 600 + 240
b = 0.0717
b=d
8 * 5,419038 * 107
maka: b3 =
0,995854
II-2 - 303
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
b. Lantai 6
Pelat : P1 = 100 cm
Balok : B1 = (0.6 x 2) m2
c. Lantai 7 s/d 24
Pelat : P1 = 15 cm
P2 = P3 = P4 = P5 = 25 cm
Balok : B1 = B2 = B9 = (0.6 x 1.6) m2
B3 = B5 = B6 = B7 = B8 = B10 = (0.8 x 0.8) m2
B4 = (0.6 x 0.8) m2
d. Lantai 25
Pelat : P1 = 100 cm
Balok : B1 = (0.6 x 2) m2
e. Lantai 26
Pelat : P1 = 100 cm
Balok : B1 = (0.6 x 2) m2
f. Lantai 27 s/d 51
II-2 - 304
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Pelat : P1 = 15 cm
P2 = P3 = P4 = P5 = 25 cm
Balok : B1 = B2 = B9 = (0.6 x 1.6) m2
B3 = B5 = B6 = B7 = B8 = B10 = (0.8 x 0.8) m2
B4 = (0.6 x 0.8) m2
g. Lantai 52
Pelat : P1 = 100 cm
Balok : B1 = (0.6 x 2) m2
7.4 Perhitungan Beban Tributari Pelat
B1
2,2 m
453 250
4,4 m
2,2m
B2
5,4m 1m
453 250
2,2m
2,2m
2,2m
II-2 - 305
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
I 2,2 m
B4 453 250
II 2,2 m 693 250
4,4 m
2,2m
1,1
II-2 - 306
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
2,2
6,6
B 7 = B 10 693 250
4,4 4,4
2,7
B8
2,7
693 250
2,7 2,7
2,7m
8,8m 3,4m
B9 693 250
2,7m
Tributari pelat lantai 1 s/d 5, 6 s/d 24, 27 s/d 51 adalah sama dengan tributari
pelat lantai -1
II-2 - 307
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
a. Beton tidak dapat menerima gaya tarik karena beton tidak mempunyai
kekuatan tarik.
b. Perubahan bentuk berupa pertambahan panjang dan perpendekan
(regangan tarik dan tekan) pada serat-serat penampang, berbanding
lurus dengan jarak tiap serat sumbu netral. Ini merupakan kriteria yang
dikenal dengan penampang bidang datar akan tetap berupa bidang
datar.
c. Hubungan antara tegangan dan regangan baja ( s dan s ) dapat
dinyatakan secara skematis.
d. Hubungan antara tegangan dan regangan beton ( c dan c ) dapat
dinyatakan secara skematis.
1.1.1.2 Parameter Penampang Beton
Dua besaran yang berperan penting dalam analisis penampang beton
bertulang adalah tinggi h dan tinggi efektif d. Gambar 4.1 memberikan
besaran bagi sebuah pelat dan balok.
d dx dy
h h
p
p
b
c = 0.003
0.85 fc
's
a
c Cc
s fs Ts
b
II-2 - 309
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
dengan As = . b. d
maka : M u = . b. d. 0.8. fy ( d 0,425 c )
.b.d . fy fy
c= = 1,384. . .d
0,72225.b. f ' c f 'c
nilai c diatas dimasukkan dalam rumus Mu akan menghasilkan:
fy
Mu = .bd .0,8. fy (d 0,425.1,384 .d ) , maka:
f 'c
Mu fy
= .0,8. fy1 0,588 . (4.6)
bd 2
f ' c
II-2 - 310
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
fy f'c (Mpa)
(Mpa) 15 20 25 30 35
240 0.0025 0.0029 0.0032 0.0035 0.0038
400 0.0015 0.0017 0.0019 0.0021 0.0023
fy f'c (Mpa)
(Mpa) 15 20 25 30 35
240 0.0242 0.0323 0.0404 0.0484 0.0538
II-2 - 311
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Hitung beban-beban
Pilih tulangan
II-2 - 312
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Penyaluran
beban l y /l x
berdasarkan Momen per meter
Skema
metode amplop lebar 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5
kali W ulantai . l x 3,0
m lx = 0,001.W u .l x 2.x 25 34 42 49 53 58 62
m ly = 0,001.W u .l x 2.x 68
m tx =-0,001.W u .l x 2.x 25 22 18 15 15 15 14
m tx =-0.001.W u .l x 2.x 14
51 63 72 78 81 82 83
83
51 54 55 54 54 53 51
49
m lx = 0,001.W u .l x 2.x 33 40 47 52 55 58 62
m ly = 0,001.W u .l x 2.x 65
m tx =-0,001.W u .l x 2.x 24 20 18 17 17 17 16
m tix = m ly 16
69 102 108 111 113 114 114
114
Dll
II-2 - 313
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
L2 L2
L2/2 L2/2
L2/4 L2/4
L1
Interior Exterior
Kolom
End span Interior span
1 2 3 4 5
(b). Koefisien momen rencana untuk plat plate atau flat slab
II-2 - 314
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Dimana
Mo = Wu. L 2 . L n 2 /8
Wu = 1,2 W D + 1,6 W L
Vu = 1,2 W D + 1,6 W L
Vu = Vc + Vs
Dimana ; Vc = kuat geser nominal sumbangan beton
Vs = kuat geser nominal sumbangan tulangan
Vc = 1 / 6 f ' c .bw.d
II-2 - 315
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Mu fy
= . 0,8 . fy
1 0,588
bd 2 f ' c
dimana:
min max
min = 1,4/fy
max = 0,75 b
0,85 1 f ' c 600
b =
fy 600 + fy
1 = 0,81
A sl = .b.d.106 mm2
A st = .b.d.106 mm2
dx dy
Tinggi efektif:
d x = tp p d x
d y = tp p d x - d y
II-2 - 316
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
B 3 = B 5 = B 6 = B 7 = B 8 = B 10
P1 P1 P1 P1 P1
P2
B9
B10
P5
B8
P3
B3 B1
B4
B5
P4
B6
B7
B2
II-2 - 317
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 318
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Tabel 2-29. Perhitungan penulangan pelat lantai 1
Pelat Ly Lx L y /L x M X Wu Mu m in A s (mm2) Tulangan
5.4 4.4 1.23 ml x 35 9.44 6396544 0.00199 0.0035 455 10-150
1 5.4 4.4 1.23 ml y 21 9.44 3837926 0.00119 0.0035 455 10-150
5.4 4.4 1.23 mt x 64 9.44 11696538 0.00366 0.0035 437.5 10-150
5.4 4.4 1.23 mt y 54 9.44 9868954 0.00308 0.0035 437.5 10-150
6.6 4.4 1.50 ml x 45.5 12.32 10852442 0.00107 0.0035 805 10-75
2 6.6 4.4 1.50 ml y 16.5 12.32 3935501 0.00039 0.0035 805 10-75
6.6 4.4 1.50 mt x 75 12.32 17888640 0.00177 0.0035 787.5 10-100
6.6 4.4 1.50 mt y 54.5 12.32 12999078 0.00129 0.0035 787.5 10-100
II-2 - 319
USULAN TEKNIS
Dimana : Mu : kuat lentur perlu, yaitu nilai momen lentur akibat beban
terfaktor.
Mn : kuat lentur nominal terkecil dari berbagai kondisi batas
yang diperhitungkan.
f : 0,9 untuk lentur
II-2 - 320
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Nu Nu 8 M M uy
Untuk : 0,2 maka: + ux + 1,0 (4.8)
t / c .Nn t / c .N n 9 f mnx f M ny
Nu Nu M M uy
Untuk : 0,2 maka: + ux + 1,0 (4.9)
t / c . N n t / c .N n f mnx f M ny
Beff
DC
Yc Ds
Dd
tf
h-2tf
tw
tf
b
II-2 - 321
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
DC Rc.yc/Ds
Yc Ds
Rt
Dd
Rb
B
II-2 - 322
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Jika garis netral berada pada sayap atas profil, maka kapasitas
Beff
momennya menjadi:
yc Rc.yc/Ds
Ds
Rt
Dd
Rb
B
DC Rc.yc/Ds
Yc Ds Rt
Dd
Rb
B
M c = R b (D + D c 0.5 T b - y c ) + (R w /2d)(y c D c T t )2
(R w /2d)(d - y c + D c + T t )2 + R t (y c D c 0.5T t ) + 0.5R c (y c 2/Ds) (4.15)
II-2 - 323
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
( Rb + Rw Rt + 2( Dc + Tt ) Rw / d )
yc = (4.16)
( 2 R w / d + Rc / D s )
dimana :
Mc = Kapasitas momen (kNm)
Rt = Kapasitas tarik dari sayap atas (kN)
Rb = Kapasitas tarik dari sayap bawah (kN)
yp = Jarak garis netral plastis ke sayap atas profil (mm)
D = Tinggi profil (mm)
Dc = Tebal plat di atas sayap atas profil (mm)
Ds = Tebal plat (mm)
Dd = Tebal steel decking (mm)
Tt = Tebal sayap atas (mm)
Tb = Tebal sayap bawah (mm)
Rw = Kapasitas tarik badan profil (kN)
fcu = kekuatan cube beton (Mpa)
fsb = Kekuatan shear-bond rencana (0.6 Mpa)
II-2 - 324
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 325
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 326
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 327
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 328
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
f'c A s =A s
Mu Fy Dc tf tw tp t
(M B H Ds AcI Ac bf Rc Rw Rb Rt yc Mn Mn Mn / '
Type (KN.m (Mp (m (m (m (m (m Tul
pa (mm) (mm) (mm) (mm2) (mm2) (mm) (N) (N) (N) (N) (mm) (KN.m) (KN.m) Mu (mm2
) a) m) m) m) m) m)
) )
B1 341.9 240 30 600 1200 150 7E+05 125 90000 13 8 200 400 384 1E+06 7E+05 6E+05 6E+05 106.1 449.03 359.23 1.1 2310 525
B2 -172.7 240 30 600 1200 250 7E+05 125 2E+05 9 6.5 150 300 287 2E+06 4E+05 3E+05 3E+05 77.2 228.73 182.98 -1.1 2310 525
B3 -219.2 240 30 800 800 150 6E+05 125 1E+05 11 7 175 300 286 2E+06 5E+05 5E+05 5E+05 66.2 291.69 233.35 -1.1 1960 425
B4 -235.6 240 30 600 800 150 5E+05 125 90000 13 8 200 400 384 1E+06 7E+05 6E+05 6E+05 106.1 449.03 359.23 -1.5 1470 325
B5 -220.4 240 30 800 800 150 6E+05 125 1E+05 11 7 175 300 286 2E+06 5E+05 5E+05 5E+05 66.2 291.69 233.35 -1.1 1960 425
B6 -80.9 240 30 800 800 150 6E+05 125 1E+05 8 5.5 150 300 289 2E+06 4E+05 3E+05 3E+05 54.5 228.43 182.75 -2.3 1960 425
B7 -64.4 240 30 800 800 150 6E+05 125 1E+05 9 6.5 150 300 287 2E+06 4E+05 3E+05 3E+05 62.2 248.00 198.40 -3.1 1960 425
B8 -203.0 240 30 800 800 150 6E+05 125 1E+05 8 5.5 175 300 289 2E+06 4E+05 3E+05 3E+05 54.5 241.92 193.54 -1.0 1960 425
B9 -156.2 240 30 600 1200 150 7E+05 125 90000 9 6.5 150 300 287 1E+06 4E+05 3E+05 3E+05 77.2 225.08 180.07 -1.2 2310 525
II-2 - 329
USULAN TEKNIS
II-2 - 330
USULAN TEKNIS
B4 -780.8 240 30 600 800 150 5E+05 125 90000 12 20 300 600 560 1E+06 3E+06 9E+05 9E+05 226.2 1313 1050 -1.3 1470 325
-
B5 240 30 800 800 150 6E+05 125 1E+05 24 13 300 700 674 2E+06 2E+06 2E+06 2E+06 178.0 1961 1569 -1.3 1960 425
1205.8
B6 -111.9 240 30 800 800 150 6E+05 125 1E+05 8 5.5 150 300 289 2E+06 4E+05 3E+05 3E+05 54.5 228 183 -1.6 1960 425
B7 -60.0 240 30 800 800 150 6E+05 125 1E+05 9 6.5 150 300 287 2E+06 4E+05 3E+05 3E+05 62.2 248 198 -3.3 1960 425
B8 -204.7 240 30 800 800 150 6E+05 125 1E+05 13 8 200 400 384 2E+06 7E+05 6E+05 6E+05 86.6 473 378 -1.8 1960 425
B9 344.7 240 30 600 1600 150 1E+06 125 90000 13 8 200 400 384 1E+06 7E+05 6E+05 6E+05 106.1 449 359 1.0 3150 725
II-2 - 331
USULAN TEKNIS
Profil-profil tersebut telah dicek terhadap geser dan sangat aman. Balok-
balok tersebut lebih dominan terhadap lentur, sehingga disain dilakukan
berdasarkan kapasitas lentur dari profil. Pengecekan terhadap geser dilakukan
setelah semua profil didapat berdasarkan kapasitas lenturnya. Beton komposit
tersebut digabung dengan menggunakan shear conector minimum. Berikut
diperlihatkan sistim penulangan pada salah satu balok tipikal.
Beff
Yc Ds
Dd
II-2 - 332
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Momen (M)
Dimensi (B x H) Geser (V) Profile yang
No. Nama Balok
m2 kN dipilih
kNm
1 B1 0.6 x 1.2 341.911 150.776 IWF 400.200.8.13
2 B2 0.6 x 1.2 -172.724 -115.034 IWF 300.150.6,5.9
3 B3 0.8 x 0.8 -219.165 -164.905 IWF 350.175.7.11
4 B4 0.6 x 0.8 -235.613 170.464 IWF 400.200.8.13
5 B5 0.8 x 0.8 -220.406 249.917 IWF 350.175.7.11
6 B6 0.8 x 0.8 -80.948 54.561 IWF 300.150.6,5.9
7 B7 0.8 x 0.8 -64.429 -56.592 IWF 300.150.6,5.9
8 B8 0.8 x 0.8 -203.015 185.764 IWF 350.175.7.11
9 B9 0.6 x 1.2 -156.227 124.017 IWF 300.150.6,5.9
II-2 - 333
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 334
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
4m
2m
Borders
10
@
30
cm
Beban mati (q D ) :
- Beban pelat beton, tebal = 20 cm = 480 kg/m2
II-2 - 335
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
2m
Beban hidup (q L )
Beban hidup pada lantai kantor = 300 kg/m2
q U = 1,2 q D + 1,6 q L
= 1050 kg/.m2
2m
= 10,5 KN/m
3m 2m
fy f'c Mu b d Mu/(bd2)
Elemen min pakai As Tul
(Mpa) (Mpa) (N.mm) (mm) (mm) N/mm2
Borders 240 30 3E+07 1000 180 0.88863 0.004 0.0046 0.00463 833.4
Tangga 240 30 1E+07 1000 180 0.41976 0.004 0.0022 0.0035 394.2
Pu M ux M uy
+ ( + ) 1.0 untuk P u < 0.2 c P n
2 c Pn b M nx b M ny
dimana :
Pu = gaya aksial terfaktor
Mu = momen ultimate
Pn = gaya aksial nominal dengan menganggap batang hanya dibebani
gaya tekan
aksial
Mn = momen nominal
c = faktor reduksi untuk lentur
b = faktor reduksi beban aksial tekan
II-2 - 337
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
B. Menghitung M u
Struktur didisain dengan dasar analisis elastis, M u dapat dihitung dari orde
kedua analisis elastis menggunakan beban terfaktor. Prosedur untuk
menghitung M u :
M u = B 1 M nt + B 2 M lt
dimana :
M nt = momen lentur yang dibutuhkan dengan asumsi tidak terjadi
perpindahan lateral
M lt = momen lentur yang dibutuhkan sebagai hasil dari perpindahan lateral
Cm
B1 = 1
(1 Pu / Pe )
Pe = A g F y / c 2
Kl Fy
c =
r E
Cm = 0.85 (members whose ends are restrained)
1
B2 =
1
P u
P e
II-2 - 338
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
D. Penyaluran Beban
Bagian dari kuat rencana kolom komposit pemikul beban aksial yang
diterma beton harus disalurkan melalui tumpuan langsung pada sambungan.
Bila luas beton penmpu lebih besar daripada luas daerah pembebanan pada
satu atau beberapa sisi, sedangkan pada sisi-sisi lainnya pergerakannya
terhadap pengembangan lateral dibatasi, maka kuat rencana maksimum
beton penumpu harus diambil sebesar 1.7 B f c A B dengan B = 0.6 dan A B
adalah luas daerah pembebanan.
Untuk desain selanjutnya, setelah diperoleh gaya-gaya dalam (P n , M nx dan
M ny ), jenis baja profil yang digunakan diambil dari Composite Column Tables
AISC 1986.
II-2 - 339
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
E. Tulangan Longitudinal
sampai 4.0%.
4. Persentase minimum tulangan longitudinal elemen struktur sebagai balok
adalah :
fc' 1.4
Untuk tulangan positif :
4 fy fy
fc' 1.4
Untuk tulangan negatif :
2 fy fy
F. Tulangan Transversal
Ag f '
Ash 0.3shc 1 c
Ach f yh
dimana :
II-2 - 340
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Ash = luas total tulangan tranversal dengan jarak s dan tegak lurus pada
hc
h c = jarak kolom center to center.
Ach = luas dari elemen struktur out to out tulangan tranversal
2. Jarak sengkang maksimum haruslah lebih kecil dari :
x tinggi efektif d
8 x diameter tulangan longitudinal
24 x diameter sengkang
300 mm
1.2.2 Core
Core (inti) adalah unsur spasial dari struktur yang berfungsi untuk
mengikat bangunan agar berlaku sebagai suatu kesatuan. Core tidak hanya
menahan beban aksial yang ada pada struktur namun juga mampu menahan
torsi. Karena dengan bentuk potongan core yang tertutup akan menghasilkan
tegangan torsi yang kurang lebih seragam.
Pada kasus ini, core didesain sebagaimana kolom koposit, berdasarkan LRFD
AISC Spesification
II-2 - 341
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
P V2 V3 T M2 M3
Type Kolom / Core
(N) (N) (N) (N-mm) (N-mm) (N-mm)
Ma
6.49E+06 1.39E+05 9.73E+04 1.72E+04 2.81E+08 5.02E+08
K-Type I x
Min -2.69E+07 -1.39E+05 -9.73E+04 -1.60E+04 -2.81E+08 -5.02E+08
Ma
3.63E+06 7.06E+04 1.46E+05 1.75E+04 9.46E+08 4.29E+08
K-Type II x
Level Min -2.74E+07 -1.08E+05 -1.46E+05 -1.63E+04 -9.46E+08 -4.63E+08
1 (Lt
1-19) Ma
3.88E+06 2.23E+05 2.22E+05 2.22E+04 1.31E+09 1.31E+09
K-Type III x
Min -2.62E+07 -1.97E+05 -1.97E+05 -2.07E+04 -1.29E+09 -1.29E+09
Ma
3.86E+07 5.12E+06 1.88E+06 3.13E+08 2.02E+09 2.91E+10
Core x
Min -1.21E+08 -5.12E+06 -1.88E+06 -2.92E+08 -2.03E+09 -2.91E+10
Ma
2.30E+06 4.23E+05 2.36E+05 2.60E+04 5.29E+08 8.69E+08
K-Type I x
Min -1.53E+07 -4.12E+05 -2.50E+05 -1.48E+04 -5.01E+08 -8.87E+08
Ma
2.28E+06 1.63E+05 1.36E+04 3.01E+04 9.91E+07 3.49E+08
K-Type II x
Level Min 2.28E+06 1.63E+05 1.36E+04 3.01E+04 9.91E+07 3.49E+08
2 (Lt
20-39) Ma
2.26E+06 2.27E+05 2.49E+05 3.01E+04 4.71E+08 8.87E+08
K-Type III x
Min -1.74E+07 -4.23E+05 -1.04E+05 -1.71E+04 -5.26E+08 -8.06E+08
Ma
1.03E+07 4.58E+06 4.41E+05 2.93E+08 4.68E+08 9.63E+09
Core x
Min -6.40E+07 -4.58E+06 -4.46E+05 -2.92E+08 -4.74E+08 -9.66E+09
II-2 - 342
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Ma
7.62E+05 5.20E+05 3.18E+05 4.19E+04 6.41E+08 1.04E+09
K-Type I x
Ma
7.42E+05 6.19E+04 3.31E+03 4.85E+04 4.40E+07 3.70E+08
K-Type II x
Level Min -7.04E+06 -1.82E+05 -3.50E+03 -2.71E+04 -4.40E+07 -3.58E+08
3 (Lt
40-52) Ma
6.21E+05 1.66E+05 1.64E+05 8.41E+03 2.77E+08 2.81E+08
K-Type III x
Ma
7.91E+06 2.35E+06 2.50E+05 1.53E+08 2.91E+08 5.23E+09
Core x
II-2 - 343
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Level I K-Type I 5.02E+02 2.69E+04 4 35 350 4-W12x279 4510 8.02E+04 2410 1.31E+04 3.35E-01 3.84E-02 3.69E-01 OKE!!!
(lantai 1-
5.02E+02 2.69E+04 4 35 350 4-W12x136 2660 4.73E+04 1190 6.45E+03 5.68E-01 7.78E-02 6.38E-01 OKE!!!
19)
TIDAK
K-Type II 4.63E+02 2.74E+04 4 35 350 W12x279 4510 2.01E+04 2410 3.27E+03 1.37E+00 1.42E-01 1.49E+00
OKE!!!
4.63E+02 2.74E+04 4 35 350 2-W12x279 4510 4.01E+04 2410 6.54E+03 6.83E-01 7.09E-02 7.46E-01 OKE!!!
TIDAK
K-Type III 1.31E+03 2.62E+04 4 35 350 W12x279 4510 2.01E+04 2410 3.27E+03 1.31E+00 4.01E-01 1.66E+00
OKE!!!
1.31E+03 2.62E+04 4 35 350 2-W12x336 5150 4.58E+04 2890 7.84E+03 5.72E-01 1.67E-01 7.21E-01 OKE!!!
Level II K-Type I 8.87E+02 1.53E+04 4 35 350 4-W12x279 4510 8.02E+04 2410 1.31E+04 1.91E-01 6.78E-02 2.51E-01 OKE!!!
(lantai 20-
8.87E+02 1.53E+04 4 35 350 4-W12x136 2660 4.73E+04 1190 6.45E+03 3.23E-01 1.37E-01 4.45E-01 OKE!!!
39)
II-2 - 344
USULAN TEKNIS
K-Type II 3.49E+02 2.28E+03 4 35 350 W12x279 4510 2.01E+04 2410 3.27E+03 1.14E-01 1.07E-01 2.09E-01 OKE!!!
K-Type III 8.87E+02 1.74E+04 4 35 350 W12x336 5150 2.29E+04 2890 3.92E+03 7.60E-01 2.26E-01 9.62E-01 OKE!!!
Level III K-Type I 1.04E+03 5.74E+03 4 35 350 4-W12x279 4510 8.02E+04 2410 1.31E+04 7.16E-02 7.99E-02 1.43E-01 OKE!!!
(lantai 40-
1.04E+03 5.74E+03 4 35 350 4-W12x136 2660 4.73E+04 1190 6.45E+03 1.21E-01 1.62E-01 2.65E-01 OKE!!!
52)
K-Type II 3.70E+02 7.04E+03 4 35 350 W12x279 4510 2.01E+04 2410 3.27E+03 3.51E-01 1.13E-01 4.52E-01 OKE!!!
K-Type III 3.84E+02 5.04E+03 4 35 350 W12x336 5150 2.29E+04 2890 3.92E+03 2.20E-01 9.80E-02 3.07E-01 OKE!!!
tebal 80 22-
CORE 2.91E+04 1.21E+05 4 35 350 5150 5.27E+05 2890 9.01E+04 2.30E-01 3.23E-01 5.18E-01 OKE!!!
cm W12x336
II-2 - 345
USULAN TEKNIS
W12x13
25742 340.36 314.96 31.75 20,066 314.96 31.75
6
W12x27
52839 403.86 332.74 62,738 38,862 332.74 62,738
9
W12x33
63742 426.72 340.36 75.184 45.212 340.36 75.184
6
II-2 - 346
USULAN TEKNIS
- 300 mm
II-2 - 347
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Vc = 2 b d (fc'^0.5) = 4.29E+07 N
Vu = 9.73E+04 N
Cek : Vc > Vu
maka dipakai sengkang minimum diambil Ash = 5250 mm2 OK!!!
Lantai 20 & 40
Direncanakan sengkang dengan diameter = 12 mm
Maka :
- x tinggi efektif d = 237.5 mm
- 8 x diameter tulangan longitudinal = 256 mm
- 24 x diameter sengkang = 288 mm
- 300 mm
diambil jarak sengkang = 75 mm
II-2 - 348
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Vc = 2 b d (fc'^0.5) = 2.95E+07 N
Vu = -2.50E+05 N
Cek : Vc > Vu
maka dipakai sengkang minimum diambil Ash = 5250 mm2 OK!!!
Type kolom II (kolom T)
Lantai 1
Direncanakan sengkang dengan diameter = 12 mm
Maka :
- x tinggi efektif d = 287.5 mm
- 8 x diameter tulangan longitudinal = 256 mm
- 24 x diameter sengkang = 288 mm
- 300 mm
diambil jarak sengkang = 75 mm
Vc = 2 b d (fc'^0.5) = 2.86E+07 N
Vu = 1.46E+05 N
Cek : Vc > Vu
maka dipakai sengkang minimum diambil Ash = 5250 mm2 OK!!!
Lantai 20 & 40
II-2 - 349
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Vc = 2 b d (fc'^0.5) = 2.86E+07 N
Vu = 1.36E+04 N
Cek : Vc > Vu
maka dipakai sengkang minimum diambil Ash = 5250 mm2 OK!!!
Maka :
- x tinggi efektif d = 437.5 mm
- 8 x diameter tulangan longitudinal = 256 mm
- 24 x diameter sengkang = 288 mm
- 300 mm
diambil jarak sengkang = 75 mm
II-2 - 350
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Vc = 2 b d (fc'^0.5) = 4.35E+07 N
Vu = 2.22E+05 N
Cek : Vc > Vu
maka dipakai sengkang minimum diambil Ash = 5250 mm2 OK!!!
Lantai 20
Direncanakan sengkang dengan diameter = 12 mm
Maka :
- x tinggi efektif d = 287.5 mm
- 8 x diameter tulangan longitudinal = 256 mm
- 24 x diameter sengkang = 288 mm
- 300 mm
diambil jarak sengkang = 75 mm
Untuk luas sengkang yang digunakan, diambil nilai terkecil dari :
Vc = 2 b d (fc'^0.5) = 2.14E+07 N
Vu = 2.49E+05 N
Cek : Vc > Vu
maka dipakai sengkang minimum diambil Ash = 5250 mm2 OK!!!
Lantai 40
II-2 - 351
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Maka :
- x tinggi efektif d = 287.5 mm
- 8 x diameter tulangan longitudinal = 256 mm
- 24 x diameter sengkang = 288 mm
- 300 mm
diambil jarak sengkang = 75 mm
Vc = 2 b d (fc'^0.5) = 1.16E+07 N
Vu = 1.64E+05 N
Cek : Vc > Vu
maka dipakai sengkang minimum diambil Ash = 5250 mm2 OK!!!
CORE
Tebal Core 80 cm, penulangan dihitung persection (@ 3 m)
Direncanakan sengkang dengan diameter = 12 mm
Maka :
- x tinggi efektif d = 737.5 mm
- 8 x diameter tulangan longitudinal = 256 mm
- 24 x diameter sengkang = 288 mm
- 300 mm
diambil jarak sengkang = 75 mm
II-2 - 352
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Vc = 2 b d (fc'^0.5) = 7.33E+07 N
Vu = 5.12E+06 N
Cek : Vc > Vu
maka dipakai sengkang minimum diambil Ash = 5250 mm2 OK!!!
1.2.4 Detail Penulangan Kolom Komposit dan Core
1200
A. Kolom Type I
1200
1000
II-2 - 353
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
B. Kolom Type II
1800
800
400
800
1800
600
400
800
W12x279
II-2 - 354
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
800
1800
800
1800
600
1200
600
1200
II-2 - 355
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
500
1000
500
1000
D. Core
CORE
W12x336
As = 60D32
Sengkang = 12-75
II-2 - 356
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Dari hasil analisis struktur diperoleh gaya-gaya dalam maksimum pada kolom
sebagai berikut :
II-2 - 357
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Menurut LRFD untuk komponen struktur yang menerima beban lentur dan
aksial harus memenuhi persamaan kombinasi :
II-2 - 358
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Pu 8 M ux Pu
+ 1.0 untuk 0.2
c .Pn 9 b M nx c .Pn
Pu M ux Pu
+ 1.0 untuk < 0.2
2 c .Pn b M nx c .Pn
dimana :
Pu = Beban aksial
Pn = Kapasitas aksial penampang
c = Faktor reduksi aksial
M ux = Momen Luar
M nx = Kapasitas lentur penempang
b = Faktor reduksi lentur
Kolom A
400 170
= < p =
2.25 350
=8 < 9.1 (Ok)
hw 1680
Pelat Badan = < p =
tw fy
400 1680
= < p =
40 350
= 10 < 89.80 (Ok)
II-2 - 359
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Iy
Ry = = 22,65 cm
A
Lk 260
y = = = 11,5cm
ry 22,65
y Fy
cr = = 0,485
E
1,43
0,25 < c < 1,2 maka = =1,12
1,6 0,67. c
Fy 3500
cr = = = 3125 kg/cm2
1,12
Mn = Z . Fy
= (80.38+72.18+20.41).3500 = 180,46 tm
Pu 406,34
= = 0.37 0,2
c .Pn 0.85.1296,875
Pu 8 M ux 406,34 8 24,46
+ = 0,85.1296,875 + 9 0,9.180,46 = 0,503 1,0 (ok)
c .Pn 9 b M nx
II-2 - 360
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Kolom B
300 170
= < p =
2.17 350
= 8,8 < 9.1 (Ok)
hw 1680
Pelat Badan = < p =
tw fy
300 1680
= < p =
10 350
= 30 < 89.80 (Ok)
y Fy
cr = = 0,84
E
1,43
0,25 < c < 1,2 maka = =1,38
1,6 0,67. c
II-2 - 361
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Fy 3500
cr = = = 2536,23 kg/cm2
1,38
Mn = Z . Fy
= 2300.3500 = 80,5 tm
Pu 185,16
= = 0.49 0,2
c .Pn 0.85.441,05
Pu 8 M ux 185,16 8 26,24
+ = + = 0,81 1,0 (ok)
c .Pn 9 b M nx 0,85.441,05 9 0,9.80,5
Kolom C
Mn = Z . Fy
= 9200.3500 = 322 tm
Pu 448.11
= = 0.20 0,2
c .Pn 0.85.2574.41
Pu 8 M ux 448.11 8 17.96
+ = + = 0,255 1,0 (ok)
c .Pn 9 b M nx 0,85.2574.41 9 0,9.322
II-2 - 362
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Kolom D
Mn = Z . Fy
= 4200.3500 = 147 tm
Pu 449.78
= = 0.21 0,2
c .Pn 0.85.2589.6
Pu 8 M ux 449.78 8 17.32
+ = + = 0,21 1,0 (ok)
c .Pn 9 b M nx 0,85.2589.6 9 0,9.147
Kolom E
Mn = Z . Fy
= 6900.3500 = 241.5 tm
Pu 436.46
= = 0.32 0,2
c .Pn 0.85.1561.67
Pu 8 M ux 436.46 8 20.79
+ = + = 0,42 1,0 (ok)
c .Pn 9 b M nx 0,85.1561.67 9 0,9.241.5
II-2 - 363
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
P c = 0.85. f c . A c
Ps = fy . As
P n = Nc + N s
M ps = f y . S
0.85fc.b.D 2 2Ps
2
M s = M ps + 1 1
8 Pc
II-2 - 364
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Penulangan :
Pu
= 0.1
Agr .0.85. f ' c
Mu et
et = ;
Pu h
Pu et
= 1.0
h
Agr .0.85. f ' c
d'
h
Ast = . Agr
dimana = 0.65
II-2 - 365
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Kolom A
Kolom B
II-2 - 366
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Kolom C
II-2 - 367
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
= 28
C = 5.2 t/m2
d = 1.68 t/m3 Lap. 1
n = 32 %
G = 2.70
M.a.t W = 15 %
Rencana -12 m
Basement = 30
C = 6.5 t/m2 Lap. 2
sat = 2.08 t/m3
-16 m
= 33
C = 4.0 t/m2 Lap. 3
sat = 2.1 t/m3 -18 m
= 35
C = 2.5 t/m2 Lap. 4
sat = 1.2 t/m3
= 28
C = 7.0 t/m2 Lap. 5
sat = 1.2 t/m3
-22 m
= 30
C = 7.2 t/m2 Lap. 6 -24 m
sat = 1.7 t/m3
II-2 - 368
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
K a1 = Tan 2 45 = Tan 2 (45 14) = 0.360
2
K a 2 = Tan 2 45 = Tan 2 (45 15) = 0.333
2
K a 3 = Tan 2 45 = Tan 2 (45 16.5) = 0.295
2
K a 4 = Tan 2 45 = Tan 2 (45 17.5) = 0.271
2
K a 5 = Tan 2 45 = Tan 2 (45 14) = 0.360
2
II-2 - 369
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
K a 6 = Tan 2 45 = Tan 2 (45 15) = 0.333
2
K p1 = Tan 2 45 + = Tan 2 (45 + 14) = 2.769
2
K p 2 = Tan 2 45 + = Tan 2 (45 + 15) = 3.00
2
Tabel 2-53. Perhitungan Gaya dan Momen Guling Pada Diaphragma Wall
II-2 - 370
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 371
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Tabel 2-54. Perhitungan Gaya dan Momen Tahan Pada Diaphragma Wall
Stabilitas :
Mv 731.394
Fs = = = 3.55 2. > ok
Mh 206.119
Geser :
II-2 - 372
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
= 28 -------> Nc = 32.36
Nq = 18.58
N
q u = C.Nc + .hi .Nq + B.N
= (7.2x32.36) + (27.6x18.58) + (1/2x1.9x6x15.70)
= 835.29 t/m
qu 835.29
q all = = = 278.43t / m ; dimana Fs diambil = 3
Fs 3
Kekuatan Struktur :
Tegangan Kontak :
Pv 6e 205.88 6 x0.45
q min = 1 = 1 = 18.87 qall > ok
B B 6 6
Pv 6e 205.88 6 x0.45
q max = 1 + = 1 + = 49.754 qall > ok
B B 6 6
II-2 - 373
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
M tp = 19.86 tm
M lap = 10.06 tm
Momen Jepit :
Mu/b.d2 = 15.1
Menurut table, Perencanaan Beton Bertulang :
Momen Lapangan :
Mu/b.d2 = 7.64
Menurut table, Perencanaan Beton Bertulang :
Tulangan pembagi :
II-2 - 374
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Pemilihan Tulangan :
1. Tulangan Jepit :
A sti = 58.5 cm2 28 100 (61 cm2)
2. Tulangan Lapangan :
A sl = 26.4 cm2 19 100 (28 cm2)
3. Tulangan Bagi :
A sb = 21.6 cm2 19 100 (28 cm2)
1.20
4.00
II-2 - 375
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Tinggi effektif :
d = 400-p-1/2 = 400-20-1/2.12 =375 mm
Momen Lapangan :
M l = 62.06 tm
Mu/bd2 = 62.06/1x0.3752 = 440.14
Menurut tabel Perencanaan Beton Bertulang :
min
max
min <max
Momen Jepit :
M li = 130 tm
Mu/bd2 = 130/1x0.3752 = 924.44
II-2 - 376
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
dipakai
17 D 12 ( 19.21cm2)
1.3.3.2 Pelat Tebal = 250 mm
Tinggi eff. :
d = 250-p-1/2 = 250-20-1/2.12 = 224 mm
Momen Lapangan :
M l = 46.04 tm
Mu/bd2 =46.04/1x0.2242 = 917.57
Menurut tabel Perencanaan Beton Bertulang :
min
max
min <max
Momen Jepit :
M li = 79.29 tm
Mu/bd2 = 79.29/1x0.2242 = 1580.24
II-2 - 377
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
0.40
0.25
II-2 - 378
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
A. Data Struktur
Jarak kolom ke kolom = 440 cm
Q u = [( Q b + Q s ) / 2.5] kN ..(4.4.1)
II-2 - 379
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
E. Efisiensi
Karena jarak bore pile pada setiap group tidak memenuhi syarat, maka
harus dilakukan koreksi terhadap kapasitas daya dukung setiap bore pile.
Adapun besarnya faktor koreksi (efisiensi) tersebut adalah sebagai berikut :
Dimana :
2-192.
Rencana penempatan Bore Pile
TYPE A TYPE B
Keterangan :
: Bore pile dibawah kolom
II-2 - 380
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
F Group Piles
E = 0,994
E = 0.996
II-2 - 381
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Distribusi beban pada base slab ke bore pile diasumsikan sebagai berikut
:
a. Seluruh beban terdistribusi secara merata ke seluruh bore pile yang ada.
b. Beban di luar Core didukung oleh setiap group bore pile dan beban di
daerah Core didukung secara merata oleh bore pile di daerah Core.
II-2 - 382
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 383
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
1.4.3 Perhitungan Daya Dukung Tanah
Terdapat data penyelidikan, tanah untuk empat titik yaitu : BH. 01 BH.02 BH.03 BH.10
Perhitungan kapasitas daya dukung tanah pada masing-masing titik tersebut ditampilkan pada tabel
4.4.2 s.d. 4.4.6 berikut :
II-2 - 384
USULAN TEKNIS
65 - 70 28 5 3360 4666.667 3801.6 528 1731.84 13423.2686 1342.326857
70 - 75 27 5 3240 4500 3665.82857 509.142857 1669.98857 15093.2571 1509.325714
75 - 80 23 5 2760 3833.333 3122.74286 433.714286 1422.58286 16515.84 1651.584
80 - 85 18 5 2160 3000 2443.88571 339.428571 1113.32571 17629.1657 1762.916571
85 - 90 19 5 2280 3166.667 2579.65714 358.285714 1175.17714 18804.3429 1880.434286
90 - 95 26 5 3120 4333.333 3530.05714 490.285714 1608.13714 20412.48 2041.248
95 - 100 31 5 3720 5166.667 4208.91429 584.571429 1917.39429 22329.8743 2232.987429
100 - 105 36 5 4320 6000 4887.77143 678.857143 2226.65143 24556.5257 2455.652571
105 - 110 32 5 3840 5333.333 4344.68571 603.428571 1979.24571 26535.7714 2653.577143
110 - 115 30 5 3600 5000 4073.14286 565.714286 1855.54286 28391.3143 2839.131429
115 - 120 30 5 3600 5000 4073.14286 565.714286 1855.54286 30246.8571 3024.685714
0 - 22 0 20 0 0 0 0 0 0 0
22 - 25 40 3 4800 4000 5430.85714 452.571429 2353.37143 2353.37143 235.3371429
25 - 30 60 5 7200 10000 8146.28571 1131.42857 3711.08571 6064.45714 606.4457143
30 - 35 42 5 5040 7000 5702.4 792 2597.76 8662.21714 866.2217143
35 - 40 27 5 3240 4500 3665.82857 509.142857 1669.98857 10332.2057 1033.220571
II-2 - 385
USULAN TEKNIS
40 - 45 25 5 3000 4166.667 3394.28571 471.428571 1546.28571 11878.4914 1187.849143
45 - 50 30 5 3600 5000 4073.14286 565.714286 1855.54286 13734.0343 1373.403429
50 - 55 30 5 3600 5000 4073.14286 565.714286 1855.54286 15589.5771 1558.957714
55 - 60 36 5 4320 6000 4887.77143 678.857143 2226.65143 17816.2286 1781.622857
60 - 65 33 5 3960 5500 4480.45714 622.285714 2041.09714 19857.3257 1985.732571
65 - 70 35 5 4200 5833.333 4752 660 2164.8 22022.1257 2202.212571
70 - 75 32 5 3840 5333.333 4344.68571 603.428571 1979.24571 24001.3714 2400.137143
75 - 80 28 5 3360 4666.667 3801.6 528 1731.84 25733.2114 2573.321143
80 - 85 24 5 2880 4000 3258.51429 452.571429 1484.43429 27217.6457 2721.764571
85 - 90 47 5 5640 7833.333 6381.25714 886.285714 2907.01714 30124.6629 3012.466286
90 - 95 40 5 4800 6666.667 5430.85714 754.285714 2474.05714 32598.72 3259.872
95 - 100 36 5 4320 6000 4887.77143 678.857143 2226.65143 34825.3714 3482.537143
100 - 105 38 5 4560 6333.333 5159.31429 716.571429 2350.35429 37175.7257 3717.572571
105 - 110 29 5 3480 4833.333 3937.37143 546.857143 1793.69143 38969.4171 3896.941714
110 - 115 29 5 3480 4833.333 3937.37143 546.857143 1793.69143 40763.1086 4076.310857
115 - 120 29 5 3480 4833.333 3937.37143 546.857143 1793.69143 42556.8 4255.68
II-2 - 386
USULAN TEKNIS
Tabel 2-59. Kapasitas daya dukung tanah titik BH. 03
0 - 22 0 20 0 0 0 0 0 0 0
22 - 25 29 3 3480 2900 3937.37143 328.114286 1706.19429 1706.19429 170.6194286
25 - 30 39 5 4680 6500 5295.08571 735.428571 2412.20571 4118.4 411.84
30 - 35 25 5 3000 4166.667 3394.28571 471.428571 1546.28571 5664.68571 566.4685714
35 - 40 24 5 2880 4000 3258.51429 452.571429 1484.43429 7149.12 714.912
40 - 45 19 5 2280 3166.667 2579.65714 358.285714 1175.17714 8324.29714 832.4297143
45 - 50 31 5 3720 5166.667 4208.91429 584.571429 1917.39429 10241.6914 1024.169143
50 - 55 37 5 4440 6166.667 5023.54286 697.714286 2288.50286 12530.1943 1253.019429
55 - 60 33 5 3960 5500 4480.45714 622.285714 2041.09714 14571.2914 1457.129143
60 - 65 30 5 3600 5000 4073.14286 565.714286 1855.54286 16426.8343 1642.683429
65 - 70 41 5 4920 6833.333 5566.62857 773.142857 2535.90857 18962.7429 1896.274286
70 - 75 37 5 4440 6166.667 5023.54286 697.714286 2288.50286 21251.2457 2125.124571
75 - 80 29 5 3480 4833.333 3937.37143 546.857143 1793.69143 23044.9371 2304.493714
80 - 85 31 5 3720 5166.667 4208.91429 584.571429 1917.39429 24962.3314 2496.233143
85 - 90 50 5 6000 8333.333 6788.57143 942.857143 3092.57143 28054.9029 2805.490286
90 - 95 45 5 5400 7500 6109.71429 848.571429 2783.31429 30838.2171 3083.821714
95 - 100 43 5 5160 7166.667 5838.17143 810.857143 2659.61143 33497.8286 3349.782857
II-2 - 387
USULAN TEKNIS
100 - 105 37 5 4440 6166.667 5023.54286 697.714286 2288.50286 35786.3314 3578.633143
105 - 110 33 5 3960 5500 4480.45714 622.285714 2041.09714 37827.4286 3782.742857
110 - 115 29 5 3480 4833.333 3937.37143 546.857143 1793.69143 39621.12 3962.112
115 - 120 32 5 3840 5333.333 4344.68571 603.428571 1979.24571 41600.3657 4160.036571
0 - 22 0 20 0 0 0 0 0 0 0
22 - 25 20 3 2400 2000 2715.42857 226.285714 1312.45714 1312.45714 131.2457143
25 - 30 20 5 2400 3333.333 2715.42857 377.142857 1463.31429 2775.77143 277.5771429
30 - 35 16 5 1920 2666.667 2172.34286 301.714286 1170.65143 3946.42286 394.6422857
35 - 40 18 5 2160 3000 2443.88571 339.428571 1316.98286 5263.40571 526.3405714
40 - 45 19 5 2280 3166.667 2579.65714 358.285714 1390.14857 6653.55429 665.3554286
45 - 50 21 5 2520 3500 2851.2 396 1536.48 8190.03429 819.0034286
50 - 55 26 5 3120 4333.333 3530.05714 490.285714 1902.30857 10092.3429 1009.234286
55 - 60 28 5 3360 4666.667 3801.6 528 2048.64 12140.9829 1214.098286
60 - 65 21 5 2520 3500 2851.2 396 1536.48 13677.4629 1367.746286
65 - 70 27 5 3240 4500 3665.82857 509.142857 1975.47429 15652.9371 1565.293714
II-2 - 388
USULAN TEKNIS
Tabel 2-61. Rekapitulasi kapasitas daya dukung tanah pada titik
[ BH. 01 - BH.02 BH.03 BH.10 ]
No. Boring Bor BH 01/D120 Bor bh 02/D120 Bor. BH 3 / D120 Bor. BH 10 / D120
Kedlm [ m
Qu [ t ] Qu [ t ] Qu [ t ] Qu [ t ] Keterangan
]
II-2 - 389
USULAN TEKNIS
1755.8649 2486.2482
70 - 75 1752.3391 2385.7363 2390.5366 2481.2557 0 0
1 1
1872.9125 2794.2683
70 - 80 1869.1517 2557.8812 2563.0279 2788.6573 0 0
5 2
2033.0830 3071.4864
80 - 85 2029.0005 2705.434 2710.8775 3065.3188 0 0
1 3
2224.0554 3336.3837
85 - 90 2219.5895 2994.3915 3000.4164 3329.6842 0 0
8 3
Keseluruhan 193 bh 221410 ton 1150 ton 65 m 1500 ton 1973 ton 2112 ton 1359 ton
Core 81 bh 101684 ton 1255 ton 70 m 1641 ton 2188 ton 2290 ton 1555 ton
Luar Core 112 bh 119726 ton 1068 ton 60 m 1334 ton 1770 ton 1884 ton 1206 ton
II-2 - 390
USULAN TEKNIS
Jumlah Beban / Kedlm
Lokasi Beban Total BH . 01 BH . 02 BH . 03 BH . 10
Bore pile Bore pile n
Keseluruhan 171 bh 221410 ton 1295 ton 70 m 1641 ton 2188 ton 2290 ton 1555 ton
Core 81 bh 101684 ton 1255 ton 70 m 1641 ton 2188 ton 2290 ton 1555 ton
Luar Core 90 bh 119726 ton 1302 ton 70 m 1641 ton 2188 ton 2290 ton 1555 ton
II-2 - 391
USULAN TEKNIS
Dimana :
II-2 - 392
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Maka :
[ 12 800 000 ] = 0.85 * 35 * (1/4 * 22/7 * 1200 * 1200 Ast ) + ( 400 * Ast )
Segmen Penulangan
= 1/3 * 48 m = 16 m D 30 = 8 batang
1/3 panjang bore pile (bawah)
Tanpa tulangan
= 1/3 * 48 m = 16 m
II-2 - 393
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Jarak tulangan utama pada 1/3 panjang bore pile (atas) = (3457 30 *16) /16 =
186 mm
Jarak tulangan utama pada 1/3 panjang bore pile (tengah) = (3457 30 *8) /8 =
402 mm
g f sp Ds
s min imum = 0.45 1 c s =
o f y 1 / 4 Dc S
2
II-2 - 394
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
4 sp
Jika Dc mendekati Ds maka s = ..(4.4.5)
Dc S
1 / 4 22 / 7 1200 1200 35
s min imum = 0.45 1 didapat
1 / 4 22 / 7 1100 1100 400
s min imum = 0,00358
4 1 / 4 22 / 7 d 2
0,00358 = didapat d = 10,01 mm
(1200 100) 80
dipakai diameter tulangan sengkang = 12 mm
II-2 - 395
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
SKSNI mensyaratkan jarak tulangan sengkang antar (25 s/d 80) mm,
maka diambil jarak tulangan sengkang = 80 mm.
16 D 30 -
D 12 - 80
1600
A A
16 D 30 -
125
Potongan A-
B B
80
8 D 30 - 402
Potongan B -
Tanpa
II-2 - 396
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
125
150
120
1600
1600
II-2 - 397
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Sambungan tulangan utama antara 1/3 bagian atas dengan 1/3 bagian
tengah dilakukan dengan cara overlap seperti Gambar 2-196. Karena panjang
tulangan lebih dari 1200 cm (panjang tulangan baja yang ada), maka
diusulkan sambungan tulangan utama dilas, hal ini dilakukan karena :
Bahan las
3 cm 3 cm 3 cm
II-2 - 398
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
* 22/7 * 1,22 * 4000 = 0,75 * ( 0,6 * 4200 ) * 0,707 * 0,8 * L W * ( 1 + 0,5 sin1,5 0o )
L W = 8,467 cm digunakan L W = 10 cm
Jika dibuat kampuh ganda dengan dua tempat, maka tiap kampuh L W = 2.5
cm
Daerah pengelasan seperti pada pengelasan tulangan utama (gambar 4.4.6 )
Asumsi yang dipakai adalah bahwa base slab sebagai pelat yang
ditumpu seperti terlihat dalam gambar 4.4.7 berikut.
311
311 cm
311 cm 311 cm
II-2 - 399
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
A B A B
TAMPAK ATAS
L
YL positif
YL negatif
YL positif
m 75 mm
2000 mm
1850 mm
TAMPAK SAMPING
m m 75 mm
311 cm 311 cm
0,5 1
(1 L) L L
Virtual Work :
1
Kerja dalam KD A = m * L =m * ..(4.4.7)
(1 L) (1 )
1 1
KD B = m * L + m * L =2* * m..(4.4.7a)
(L) (L)
2
Kerja dalam total = KD A + KD B = m .(4.4.7b)
(1 )
Kerja luar KL A = W * (1 ) L L 0,5 = 0,5 W L2 (1 ) ...(4.4.8)
II-2 - 400
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
2
(1 ) m = 0,5 W L
2
(1 )
m = 0,5 W L2 .(4.4.10)
(2 )
dm
=0 .(4.4.11)
d
(1 )
persamaan (4.4.10) m = 0,5 W L2
(2 )
m = 5 571 669,5 kg m
II-2 - 401
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
75 mm
1850 mm
15 D 30 - 71
75 mm
71 mm
71 mm
105 mm
14 D 30 - 76 1790 mm
105 mm
76 mm
76 mm
GAMBAR 2-202.
DETAIL PENAMPANG MELINANG
PADA HUBUNGAN KOLOM PERSEGI DENGAN BORE PILE
SKALA 1 : 30
II-2 - 402
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
GAMBAR 2-203.
DETAIL PENAMPANG MELINANG
PADA HUBUNGAN KOLOM T DENGAN BORE PILE
SKALA 1 : 30
GAMBAR 2-204.
DETAIL PENAMPANG MELINANG
PADA HUBUNGAN KOLOM L DENGAN BORE PILE
SKALA 1 : 30
Keterangan :
Panjang penyaluran profil I dari kolom ke bore pile sepanjang 3000 mm
Pada gambar (2-203 dan 2-204) profil I terpaksa digeser sehingga bisa masuk
kedalam bore pile. Karena pertemuan profil I dari bore pile dengan profil I
dari kolom tidak simetris maka harus dilakukan penyambungan dengan
sambungan las
Karena tulangan baja base slab ada yang terpotong oleh profil I dari kolom
maka harus dilakukan pengelasan antara tulangan baja yang terpotong
dengan profil I tersebut.
II-2 - 403
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Kesimpulan
Dalam pemilihan model perlu dilakukan koordinasi semua ahli yang terkait
dengan desain/perencanaan agar model yang dibuat memenuhi
keriteria, dapat dilaksanakan, dan memenuhi persyaratan.
II-2 - 404
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Saran
II-2 - 405
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 406
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Semua ini terolah dalam rencana design yang merupakan suatu konsep
rancangan (walaupun tidak digambar lengkap) sehingga bila tiba waktu untuk
II-2 - 407
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
digambar tidak ada persoalan yang timbul lagi dan sehingga memungkinkan
pula penggarapan perencanaan yang lebih terperinci dari setiap unsur
rencana tersebut.
II-2 - 408
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 409
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 410
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Merupakan uraian dari rencana akhir dan menjadi bagian setiap unsur
rencana dengan jelas serta terperinci yang merupakan dasar dan pedoman
untuk membuat perhitungan dalam pelelangan dan penyelenggaraan
pelaksanaan fisiknya.
II-2 - 411
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 412
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Administrasi
Proyek
Masukan/
Arahan TIM TEKNIS
KONSULTAN
II-2 - 413
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
HUBUNGAN KOORDINATIF
TEAM LEADER
`
HUBUNGAN KOORDINATIF/ AGUS, MSc. HUBUNGAN KOORDINATIF/
KONSULTATIF KONSULTATIF
ADM. / KEUANGAN
VERA MONITA, SE.
AHLI PLUMBING AHLI ELEKTRIKAL AHLI ARSITEKTUR AHLI STRUKTUR AHLI GEOTEKNIK AHLI ESTIMASI BIAYA
GUSRI AKHYAR IBRAHIM, MT. ANTONOV, MT. ELDIN, ST. MUHAMMAD RIDWAN,MT. Ir. H. INDRA FARNI, MT. ISMAYANTO, ST.
Ass. AHLI M&E Ass. AHLI ARSITEKTUR Ass. AHLI STRUKTUR Ass. AHLI ESTIMASI BIAYA
Ir. MAHYESSIE KAMIL M. FAUZI UMAR, ST. HARPITO, MT ERI MUNANDAR, ST.
II-2 - 414
USULAN TEKNIS
II-2 - 415
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 416
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 417
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
Pengembangan rancangan.
4. Ahli Geoteknik
Adalah ahli geoteknik yang dipersyaratkan dalam KAK
II-2 - 418
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 419
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
II-2 - 420
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
C. Tenaga Pendukung
1. Juru Gambar
Bertugasmembantu tenaga ahli dalam menggambarkan
hasil pengukuran berupa gambar eksisting bangunan
rencana serta membantu Tim Perencana Bangunan dalam
menggambarkan rancangan bangunan dan struktur
bangunan hasil perencanaan berikut potongan dan detail-
detailnya.
2. Juru Ukur/Surveyor
Bertugas membantu tenaga ahli dalam pelaporan survey
lokasi, maupun kondisi eksisting bangunan sekarang, serta
survey data-data yang diperlukan agar pekerjaan
perencanaan berjalan dan selesai sesuai jadwal.
3. Aministrasi/Keuangan
Mengurus segala keadministrasian beserta keuangan guna
kelancaran pekerjaan, bertanggung jawab kepada leader.
4. Operator Komputer
Membantu mendukung terlaksananya pekerjaan dengan
lancar terutama dibidangnya sebagai operator computer
dan bertanggung jawab pada atasannya.
5. Sopir
Bertugas Membantu team dalam transportasi agar
pekerjaan selesai tepat waktu.
6. Office Boy
Membantu team dalam intern.
II-2 - 421
Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Berlantai 5 LPMP Sumatera Barat
USULAN TEKNIS
3
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Pada tahap ini sudah dimulai membuat gambar existing, perkiraan biaya
bangunan, membuat Rencana Kerja dab Syarat (RKS) Kegiatan ini
direncanakan dimulai setelah survai selesai dan bersamaan dengan konsep
rencana teknis selama 14 hari yaitu dalam minggu ke-2 sampai minggu ke-4.
Tahap konsep pra-rencana teknis ini sangat berguna untuk tahap selanjutnya
yaitu pengembangan rencana.
4
Komposisi Tim
Penugasan Personil
II-4 - 1
Tenaga Pendukung
No Nama Personil Perusahaan Tenaga Ahli Lingkup Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan Jumlah Orang
Lokal/Asing Keahlian / Bulan
1 Hendri Mardianto, A.Md. PT. Natural Sumatera Cons. Lokal Teknik Juru Ukur/Surveyor Lihat Sub Bab. 2.3.3.C 2/ 1.00
Mukhtadi Ikhbal, A.Md. Sipil/Arsitek
2 Budi Rahman, ST. PT. Natural Sumatera Cons. Lokal Teknik Juru Gambar Lihat Sub Bab. 2.3.3.C 3 / 3.00
Afdal, A.Md. Sipil/Arsitek
Riki Wahana K., A.Md.
3 Vera Monita, SE. PT. Natural Sumatera Cons. Lokal Ekonomi Adm/Keuangan Lihat Sub Bab. 2.3.3.C 1 / 3.00
4 Dayu Maifandri, A.Md. PT. Natural Sumatera Cons. Lokal Komputer Operator Lihat Sub Bab. 2.3.3.C 1 /3.00
Komputer
5 Zaiful PT. Natural Sumatera Cons. Lokal SLTA Office Boy Lihat Sub Bab. 2.3.3.C 1 /3.00
6 Ilham Ade Putra PT. Natural Sumatera Cons. Lokal SLTA Sopir Lihat Sub Bab. 2.3.3.C 1 /3.00
5
Jadwal Penugasan Tenaga Ahli