Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Disfagia berasal dari kata Yunani yang berarti gangguan makan Disfagia
biasanya mengacu pada kesulitan dalam makan sebagai akibat dari gangguan
dalam proses menelan. Disfagia dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan
berat badan, dan obstruksi jalan napas. Sejumlah etiologi telah dikaitkan dengan
yang dapat menyebabkan disfagia dapat mempengaruhi proses menelan pada fase
oral, faring, atau esofagus. Anamnesis secara menyeluruh dan pemeriksaan fisik
serat optik pada proses menelan mungkin diperlukan. Gangguan menelan mulut
pasien dengan gangguan menelan. Pada pasien dengan gangguan berat, makanan
sulit melewati rongga mulut dan faring secara keseluruhan dan pemberian nutrisi
neurologis ditemui lebih sering pada unit rehabilitasi medis daripada spesialisasi
Sekitar 51-73% pasien dengan stroke mengalami disfagia, yang merupakan faktor
disfagia pada pasien yang telah mengalami stroke adalah sangat penting1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Rongga mulut
Bibir dan pipi terutama disusun oleh sebagian besar otot orbikularis
oris yang dipersarafi oleh saraf fasialis. Ruangan di antara mukosa pipi
bagian dalam dan gigi adalah vestibulum oris. Palatum dibentuk oleh tulang
dari palatum durum di bagian depan dan sebagian besar dari otot palatum
mole di bagian belakang. Dasar mulut di antara lidah dan gigi terdapat
lidah. Lidah merupakan organ muskular yang aktif. Dua pertiga depan dapat
b. Faring
sirkuler terdiri dari m. konstriktor faring superior, media dan inferior. Otot-
otot ini berbentuk kipas dengan tiap bagian bawahnya menutup sebagian
Di sebelah depan, otot-otot ini bertemu satu sama lain dan di bagian
belakang bertemu pada jaringan ikat yang disebut rafe faring. Batas
adalah laring, batas posterior ialah vertebra servikal serta esofagus di bagian
inferior. Pada pemeriksaan laringoskopi struktur pertama yang tampak di
bawah dasar lidah adalah valekula. Bagian ini merupakan dua buah
esofagus. Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus
faringealis. Pleksus ini dibentuk oleh cabang faringeal dari n. vagus, cabang
yang terletak setinggi batas bawah kartilago krikoid atau setinggi vertebra
tulang rawan krikoid pada batas antara esofagus dengan faring, yaitu tempat
peralihan otot serat lintang menjadi otot polos. Penyempitan kedua terletak
di rongga dada bagian tengah, akibat tertekan lengkung aorta dan bronkus
terletak pada hiatus esofagus diafragma yaitu tempat esofagus berakhir pada
kardia lambung. Otot polos pada bagian ini murni bersifat sfingter.
5. kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus
berkesinambungan.
2.2.1 Proses menelan dapat dibagi dalam 3 fase:
a. Fase Oral
terangkat dan bagian atas dinding posterior faring akan terangkat pula.bolus
dengan ini terjadi juga penghentian aliran udara ke laring karena refleks
c. Fase Esofagal
bagian bawah selalu tertutup dengan tekanan rata-rata 8 mmHg lebih dari
tekanan di dalam lambung,sehingga tidak akan terjadi regurgitasi isi
lambung.pada akhir fase esofagal sfingter ini akan terbuka secara refleks
adalah perkataan yang berasal dari bahasa Yunani dys yang berarti kesulitan
tempat lewatnya makanan melalui mulut, faring, atau esophagus. Gejala ini
nasal dan aspirasi makanan kedalam laring serta paru sewaktu menelan,
yang rumit dimana cairan dan makanan padat diteruskan dari mulut
sebab itu disfagia menyebabkan dua masalah yang berbeda yaitu: pertama,
2.4 KLASIFIKASI
a. Disfagia mekanik
esofagus tidak mampu berdilatasi hingga 2,5 cm, gejala disfagia dapat
terjadi tetapi keadaan ini selalu terdapat kalau diameter esofagus tidak
bisa mengembang hingga diatas 1,3 cm. lesi yang melingkar lebih sering
mengalami disfagia daripada lesi yang mengenai sebagian lingkaran dari
b. Disfagia motorik
disfagia dapat juga timbul karena terdapat gangguan emosi atau tekanan
histerikus.
inhibisi deglutisi yang disebabkan oleh penyakit pada otot lurik atau otot
2.5 ETIOLOGI
atas atau bawah. Gangguan disfagi yang sering menimbulkan disfagi adalah
a. Stroke
f. Pembedahan kepala
Pada regurgitasi sering disebabkan oleh asam yang naik dari lambung
lambung.
disfagia, di antaranya:
radioterapi.
a. Fase Oral
akibatnya, cairan tumpah terlalu cepat kedalam faring yang belum siap,
mandibula.
7. Penundaan onset oral untuk menelan oleh karena apraxia menelan atau
lidah.
pengangkatan lidah.
ke atas.
14. Bolus tak terkendali atau mengalirnya cairan secara prematur atau
linguavelar.
b. Fase Faringeal
tidak akan mampu menelan makanan dan minuman yang cukup untuk
faringeal, atau pembukaan yang buruk dari sphincter esofageal atas, pasien
velofaringeal
lidah
4. Osteofit Cervical
lipatan faringeal
laring
napas
11. Stasis atau residu pada sinus pyriformis karena berkurangnya tekanan
laringeal anterior
c. Fase Esophageal
Sphincter esophageal bawah. tanda dan gejala gangguan menelan pada fase
2. Tracheoesophageal fistula
3. Zenker diverticulum
4. Reflux
d. Aspirasi
Mekanisme pembersihan paru antara lain kerja silia dan reflek batuk.
Aspirasi normalnya memicu refleks batuk yang kuat. Jika ada gangguan
2.7 EPIDEMIOLOGI
stroke terjadi disfagia 6 bulan setelah onset stroke, dan 19% dari penderita
a. Disfagia orofaringeal
oleh batuk.
b. Disfagia esophageal
2.9 DIAGNOSIS
a. Anamnesis
tersebut kadang-kadang perlu di dorong dengan air dan pada sumbatan yang
padat dan cairan terjadi dalam waktu yang bersamaan.waktu dan perjalanan
berat badan yang cepat dicurigai adanya keganasan di esofagus bila disfagia
kelainan yang bersifat jinak atau di esofagus bagian distal (lower esophageal
faring.4
esofagus.4
2.11 KOMPLIKASI
Disfagia adalah kondisi yang kompleks yang memiliki pengaruh besar pada
ditemukan adalah kehilangan nafsu makan serta penurunan berat badan yang
diakibatkan oleh asupan nutrisi yang berkurang. Dalam manejemen gizi pada
pasien yang mengalami disfagia harus lebih diperhatikan lagi tentang cara
penyediaan makanan bergizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh pasien agar
2.12 TERAPI
a. Medikamentosa
disfagia itu sendiri, dapat diberikan obat seperti pada gangguan disfagia
dokter mungkin akan mengirim pasien kepada ahli patologi hologist yang
terapi bedah.
b. Pembedahan
a) Pembedahan gastrostomy
b) Cricofaringeal myotomy
c. Gizi
Cairan dapat dikentalkan dengan sereal kering bayi, bubur kentang atau
serpihan kentang, pati jagung, atau yogurt. Cairan juga dapat disajikan
dalam bentuk beku, sebagai contoh, sherbet atau es buah. Speech
penelanan.
dan minuman lewat mulut sudah tidak mungkin lagi. Mereka harus
bekerja normal.
dengan posisi kepala menengok ke salah satu sisi atau melihat lurus ke
depan.
paru, pemberian makanan pipa (via gastrostomi atau jejustomi, jika ada
dengan kesulitan pada fase oral, atau bagi mereka yang memiliki retensi
e. Suplai Nutrisi
Efek disfagia pada status gizi pasien adalah buruk. Disfagia dapat
menyebabkan malnutrisi.
yang diperkuat, suplemen cair oral. Jika asupan nutrisi oral tidak
f. Hidrasi
hidrasi pasien sangat penting dan cairan intravena diberikan jika terdapat
dehidrasi
BAB III
KESIMPULAN
mengalirkan makanan padat atau cair dari mulut melalui esofagus. Penderita
mengeluh sulit menelan atau makanan terasa tidak turun ke lambung. Gangguan
pada proses menelan dapat digolongkan tergantung dari fase menelan yang
khususnya pada orang tua. Dysphagia merujuk pada kesulitan menelan makanan
atau minuman . Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, yang paling sering
paralise atau tidak adanya pergerakan pita suara, tumor dalam mulut, tenggorokan
atau esofagus, pembedahan kepala, leher atau daerah esofagus. Masalah yang
diet pada pasien dengan gangguan menelan meliputi merubah bentuk dan suhu
makanan berdasarkan pada hasil evaluasi makanan yang ditelan. Liquid dapat
lain seperti cereal bayi, tak berasa gelatin, atau tapioka bisa dirubah secara
untuk memenuhi nutrisi dan hidrasi mereka. Bila prinsip dasar penatalaksanaan
gagal untuk menghasilkan kemajuan dalam dua sampai tiga minggu atau jika
intervensi medik