You are on page 1of 4

TINJAUAN PUSTAKAA.

Definisi

Menurut American Thyroid Association dan American Association ofClinical


Endocrinologists,hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi Berupa peningkatan kadar
hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh kelenjar tiroid melebihi normal.
Hipertiroidisme merupakan salah satu bentuk thyrotoxicosis atau tingginya kadar hormon
tiroid, T4, T3 maupunkombinasi keduanya, di aliran darah.Hipertiroidisme adalah
sindrom yang dihasilkan dari efek metabolic
yang beredar secara berlebihan oleh hormone tiroid T4, T3 atau keduanya.Subklinis
hipertiroidisme mengacu pada kombinasi konsentrasi serum TSHyang tidak terdeteksi
dan konsentrasi serum T3, T4 normal, terlepas dari adaatau tidak adanya tanda-tanda
gejala klins.

B.Etiologi
Penyebab Hipertiroidisme adalah adanya Imuoglobulin perangsang tiroid(Penyakit
Grave), sekunder akibat kelebihan sekresi hipotalamus atauhipofisis anterior, hipersekresi
tumor tiroid. Penyebab terseringhipertiroidisme adalah penyakit Grave, suatu penyakit
autoimun, yakni tubuhsecara serampangan membentuk thyroid-stymulating
immunoglobulin (TSI),suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid.

Tiroid :
a.Graves disease : 80% karena ini,terjadi pada usia 20 40 tahun, riwayat gangguan
tiroid keluarga, danadanya penyakit autoimun lainnya misalnya DM tipe I
b.Adenoma
c. Toksik nodular goiter
d.McCune-Albrigth
e.Tiroiditis sub akut
f.Tiroiditis limfositik kronik

2.Hipofisis :
a.Adenoma hipofisis
b.Hipofisis resisten terhadap T4

3.Lain :
a.Eksogen
b.Iodine induced hyperthyroidism
c.hCG

C.Epidemiologi
Graves Disease menyumbang antara 60% sampai 80% dari pasien denganhipertiroidisme.
Hal ini menyerang 10 kali lebih banyak pada wanitadibandingkan pria, dengan risiko
tertinggi onset antara usia 40 sampai 60tahun. Prevalensi adalah orang Asia dan Eropa.
Adenoma autonom dan racunmulti-nodular gondok lebih sering terjadi di Eropa dan
daerah lain di dunia dimana penduduk cenderung mengalami defisiensi yodium,
prevalensimereka juga lebih tinggi pada wanita dan pada pasien yang lebih tua dari 60 tah
un.

D.Patofisiologi
Hipertiroidisme disebabkan oleh antibody reseptor TSH yangmerangsang aktifitas tiroid,
sehingga produksi tiroksin (T4) meningkat.Akibat peningkatan ini ditandai dengan
adanya tremor, ketidakstabilanemosi, palpitasi, meningkatnya nafsu makan, kehilangan
berat badan.Kulit lebih hangat dan berkeringat, rambut halus, detak jantung cepat,tekanan
nadi yang kecil, pembesaran hati, kadang kadang terjadi
gagal jantung. Peningkatan cardiac output dan kerja jantung selamaketidakstabilan atrial
menyebabkan ketidakteraturan irama jantung,terutama pada pasien dengan penyakit
jantung. Ancaman bagi kehidupandi kombinasi dengan delirium atau koma, temperatur
tubuh naik sampai41OC, detak jantung meningkat, hipotensi, muntah dan diare.Penyakit
Graves memiliki gejala-gejala patognomonik sebagai cirikhas atau tanda khusus.

Beberapa gejala patognomonik yang menyertai penyakit Graves, yaitu:


a.Eksoftalmus disebabkan karena limfosit sitotoksik dan antibodisitotoksik yang
bersintesis dengan antigen serupa seperti TSH reseptoryang ditemukan di orbital
fibroblast, otot orbital, dan jaringan tyroid.Sitokin yang berasal dari limfosit yang
disintesis menyebabkaninflamasi di orbital fibroblast dan otot ekstraokular, dan
hasilnyaadalah pembengkakan pada otot orbital

Pada hipertiroidisme imunogenik, eksoftalmus dapat ditambahkan terjadi akibat


peningkatan hormone tiroid, penonjolan mata dengandiplopia, aliran air mata yang
berlebihan,dan peningkatan fotofobia juga terjadi.
Penyebabnya terletak pada reaksi imun terhadap antigenretrobulbar yang tampaknya
sama dengan reseptor TSH. Akibatnyaterjadi pembengkakan otot mata, infiltrasi limfosit,
akumulasi asammukopolisakarida, dan peningkatan jaringan ikat retrobulbar.Pengamatan
eksoftalmus dapat dimilai menggunakan suatumetode yang dinamakan NO SPECS:
0 = No signs or symptom
1 = Only signs (lid retraction or lag)
2 = Soft tissue involvement (periorbital edema)
3 = Proptosis (>22 mm)
4 = Extraocular muscle involvement (diplopia)
5=Corneal involvement
6 = Sight loss

Namun, metode NO SPECS tidak bisa menilai mata secara keseluruhan, dan kadang-
kadang kronologi gangguan pada mata pasien tidak berurutan seperti yang tertera di
daftar NO SPECS untukmenilai derajat keparahan yang diderita pasien tersebut. Sehingga
ditakutkan hasilnya jadi kurang valid.
1)Untuk menilai proptosis bisa dilakukan dengan cara visualisasiantara iris bagian bawah
dengan palpebra bagian bawah. UntukGraves Disease biasanya iris pasien bisa terlihat di
bagian bawah palpebra, padahal normalnya tidak.

2)untuk menilai proptosis juga bisa menggunakan alat exopthalmometer

E.Penatalaksanaan
Farmakologis :
Hipertiroid dapat diberikan obat antitiroid golongan tionamid.Terdapat 2 kelas obat
golongan tionamid, yaitu tiourasil yang dipasarkandengan nama propiltiourasil (PTU)
dan imidazol yang dipasarkan dengan ama metimazol dan karbimazol. Mekanisme kerja
obat antitiroid bekerjadengan dua efek, yaitu efek intra dan ekstratiroid. Berikut
merupakanmekanisme masing-masing efek

Dosis PTU dimulai degan 3x100-200 mg/hari danmetimazol/tiamazol 20-40 mg/hari


dengan dosis terbagi untuk 3-6minggu pertama. Setelah itu dosis dapat diturunkan atau
dinaikkan sesuairespon klinis dan biokimia. Jika ditemukan dosis awal
belummemberikan perbaikan klinis, dosis dapat dinaikan bertahap hingga dosismaksimal,
sementara jika dosis awal sudah memberi perbaikan klinismaupun biokimia, dosis
diturunkan hingga dosis terkecil PTU 50 mg/haridan metimazol/ tiamazol 5-10 mg/hari
yang masih dapatmempertahankan keadaan eutiroid dan kadar T4 bebas dalam
batasnormal. Pemilihan PTU dan metimazol dapat disesuaikan dengan kondisiklinis
karena berdasarkan kemampuan menghambat penurunan segerahormon tiroid di
perifer, PTU lebih direkomendasikan (Palacios, 2012).2.

Nonfarmakologis
Pada terapi nonfarmakologi, penderita hipertiroid dapat diedukasiuntuk diet tinggi kalori
dengan memberikan kalori 2600-3000 kalori perhari baik dari makanan main dari
suplemen, konsumsi protein tinggi 100-125 gr (2,5 gr/kg BB) per hari untuk mengatasi
proses pemecahan protein jaringan seperti susu dan telur, olah raga teratur, serta
mengurangi rokok,alkohol, dan kafein yang dapat meningkatkan kadar metabolisme

You might also like