You are on page 1of 29

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian terutama sektor peternakan memberikan kontribusi


lebih dalam memenuhi asupan gizi masyarakat, terutama ditinjau dari segi sumber
protein hewani. Kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat mengalami
peningkatan setiap tahunnya dari 3,41 g per kapita pada tahun 2012 dan 3,64 g per
kapita tahun 2013 (BPS, 2014). Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia maka
harus diimbangi dengan peningkatan produksi ternak seperti dagin. Guna
mencukupi permintaan konsumen terhadap kebutuhan daging sebagai pangan asal
hewan maka pemerintah melalui dinas pertanian bidang peternakan dan kesehatan
hewan melakukan berbagai program yang bertujuan meningkatkan populasi sapi
sebagai sumber utama daging sapi. Program yang dilaksanakan untuk meningkatan
populasi ternak dapat berupa pengurangan pemotongan sapi lokal betina produktif
dan memperluas jangkauan program kawin silang sapi betina dengan inseminasi
buatan serta penyuluhan kesehatan (Harmini, 2011).
Kesehatan Masyarakat Veteriner merupakan salah satu bidang yang erat
kaitannya dengan penyediaan dan penjaminan mutu dari sumber protein hewani.
Hal ini sesuai dengan definisi Kesehatan Masyarakat Veteriner menurut UU No.18
Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu segala urusan yang
berhubungan dengan hewan dan produk hewan yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kesehatan manusia. Kesehatan masyarakat veteriner
merupakan penyelenggaraan kesehatan hewan dalam bentuk pengendalian dan
penanggulangan zoonosis, penjaminan keamanan, kesehatan, keutuhan, dan
kehalalan produk hewan (ASUH), penjaminan hygiene dan sanitasi.
Dokter hewan merupakan aktor utama yang bertanggung jawab terhadap
pelaksaan kesehatan masyarakat veteriner. Dokter hewan yang telah ditunjuk
pemerintah dalam hal ini adalah dokter hewan dinas wajib melakukan pemeriksaan
terhadap keamanan dan kelayakan pangan asal hewan seperti daging, susu dan
telur, hal ini merupakan salah usaha dalam menjaga keamanan pangan asal hewan
dari penyakit baru (emerging disease) atau penyakit yang sudah lama dapat muncul
kembali (re-emerging disease). Selain melakukan pemeriksaan terhadap produk
hewan, dokter hewan bersama pemerintah wajib melaksanakan program antisispasi

1
ancaman terhadap kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh hewan dan atau
perubahan lingkungan sebagai dampak bencana alam yang memerlukan kesiagaan
dan cara penanggulangan terhadap zoonosis, masalah hygiene, dan sanitasi
lingkungan (UU No. 18 tahun 2009 pasal 64). Hal tersebut sesuai dengan 5 peran
dokter hewan, yaitu sebagai food safety, food security, quality insurance, kesehatan
hewan, dan kesejahteraan hewan.
Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah dengan populasi ternak yang tinggi
terutama sapi potong dengan daerah geografis dilalui sungai bengawan solo.
Kabupaten bojonegoro merupakan perbatasan jawa timur dengan jawa tengah
sehingga tidak dapat dipungkiri, Kabupaten Bojonegoro menjadi gerbang
masuknya lalu lintas ternak dari provinsi jawa timur ke jawa tengah ataupun
sebaliknya. Pelaksanaan kegiatan koasistensi Pendidikan Profesi Dokter Hewan
(PPDH) di Dinas Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Bojonegoro ditujukan
untuk mengetahui struktur organisasi, system administrasi, tugas dokter hewan di
Dinas Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Bojonegoro sehingga. Selain itu
karena Bojonegoro merupakan daerah yang rawan banjir, Pelaksanaan kegiatan
koasistensi mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) ini juga
bertujuan untuk mengetahui bagiamana penanganan evakuasi ternak ketika terjadi
bencana banjir dan ingin mengetahui bagaimana administrasi lalu lintas ternak
karena bojonegoro merupakan daerah perbatasan jawa timur dengan jawa tengah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran dokter hewan di dalam struktur organisasi Bidang Peternakan


dan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan, Kab. Bojonegoro?

2. Bagaimana peran dokter hewan dalam tugas pokok dan fungsi di Dinas
Peternakan dan Perikanan, Kab. Bojonegoro?
3. Bagaimana pelaksanaan pengawasan keamanan pangan dan kesehatan hewan
serta studi epidemiologi penyakit hewan di Dinas Peternakan dan Perikanan,
Kab. Bojonegoro?
4. Bagaimana penanganan evakuasi ternak saat terjadi bencana banjir dan
pengawasan lalu lintas ternak di Dinas Peternakan dan Perikanan, Kab.
Bojonegoro?

2
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui peran dokter hewan di dalam struktur organisasi Bidang


Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan, Kab.
Bojonegoro.

2. Untuk mengetahui dokter hewan dalam tugas pokok dan fungsi di Dinas
Peternakan dan Perikanan, Kab. Bojonegoro.
3. Untuk mengetahui pengawasan keamanan pangan dan kesehatan hewan
serta studi epidemiologi penyakit hewan di Dinas Peternakan dan
Perikanan, Kab. Bojonegoro.
4. Untuk mengetahui penanganan evakuasi ternak saat terjadi bencana banjir
dan pengawasan lalu lintas ternak di Dinas Peternakan dan Perikanan, Kab.
Bojonegoro.

BAB II. ANALISA SITUASI

2.1 Profil Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro

3
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro beralamat di Jl.
Basuki Rahmat No.02 Bojonegoro. Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah yang
potensial untuk membangun usaha peternakan sapi terutama sapi potong dan salah
satu lumbung sapi potong untuk provinsi Jawa Timur. Kabupaten Bojonegoro
secara geografis terletak pada koordinat 111025- 112009 bujur timur dan 6059 -
7037 lintang selatan. Kabupaten seluas 230.706 Ha ini adalah bagian dari wilayah
Provinsi Jawa Timur yang berjarak 110 Km dari ibukota Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Bojonegoro secara administratif terbagi atas 28 kecamatan Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Peta wilayah Kabupaten Bojonegoro

Wilayah administrasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten


Bojonegoro berbatasan dengan Kabupaten Tuban di utara, Kabupaten Lamongan di
timur, Kabupaten Madiun, Nganjuk dan Jombang di sebelah selatan, serta
berbatasan dengan Kabupaten Ngawi dan Blora (Jawa Tengah) di sebelah barat.
Bila ditinjau topografi nya diketahui bahwa di sepanjang daerah aliran Sungai
Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah, sedangkan di bagian selatan
merupakan dataran tinggi yaitu di sepanjang kawasan Gunung Pandan, Kramat dan
Gajah. Penggunaan lahan di Kabupaten Bojonegoro hingga tahun 2010 di dominasi

4
oleh guna lahan hutan yaitu seluas 93.833,36 Ha atau 40,67 % dari seluruh luas
penggunaan lahan.
Kondisi hujan di Kabupaten Bojonegoro jumlah hari hujan rata rata 106
hari, selama tahun 2001 dengan curah hujan rata rata sebanyak 179 mm/tahun.
Hujan diperkirakan bulan September sampai April merupakan musim penghujan
sedangkan bulan mei sampai Agustus merupakan musim kemarau. Kondisi iklim di
Kabupaten Bojonegoro termasuk beriklim tropis dengan suhu rata rata 27,80 Ce
dengan suhu udara maxsimum 31,40 C, minimum 24,20 C kecepatan angin rata
rata 16 67 M/detik dengan kelembaban rata rata 19 %.

2.2 Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten


Bojonegoro
Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro
sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tangal 7 Oktober 2008
tentang SUSUNAN ORGANISASI dan Tata Kinerja Dinas Kabupaten Bojonegoro
Gambar 2.2. Susunan Organisasi dinas Peternakan dan Perikanan adalah sebagai
berikut :
A. Kepala Dinas
B. Bagian Sekertariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Keyangan
3. Sub Bagian Program dan Laporan
C. Bidang Kesehatan Hewan, Terdiri dari :
1. Seksi Pengamatan, Pencegahan dan Pemberantasan Hewan.
2. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner
3. Seksi Pelayanan Medik Veteriner, Pengawasan Obat Hewan dan Residu
D. Bidang Budidaya dan Pengembangan Ternak :
1. Seksi Kawasan dan Pembibitan Ternak
2. Seksi Pakan dan Tekhnologi Peternakan
3. Seksi Penyebaran Ternak
E. Bidang Agribisnis Peternakan, Terdiri dari :
1. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan
2. Seksi Bina Usaha Peternakan

5
3. Seksi Kelembagaan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia Peternakan
F. Budaya Usaha Perikanan
1. Seksi Budaya dan Pembenihan Perikanan
2. Seksi Bina Usaha Perikanan
3. Seksi Kelembagaan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia Perikanan
G. Unit Pelaksana Teknis Dinas

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten


Bojonegoro

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi

6
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro dibentuk dengan
Peraturan Daerah Nomer : 7 tahun 2008 /tanggal 7 Oktober 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Bojonegoro.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro sesuai dengan Perda
dimaksud mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi Sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
Melaksanakan Urusan Pemerintah Daerah dan Pembantuan Bidang Peternakan Dan
Perikanan.
2. Fungsi
a) Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Peternakan dan Perikanan
b) Penyelenggaraan Urusan Pemerintah dan Pelayanan Umum Dibidang
Peternakan dan Perikanan
c) Pembinaan Tugas lain yang diberikan oleh Bupati Sesuai dengan Tugas dan
Fungsinya
Pada Dinas Peternakan dan Perikanan dibentuk Unit Pelaksanaan Teknis
Dinas untuk melaksanakan sebagai kegiatan teknis oprasional Dinas yang
mempunyai wilayah kerja. Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor:
64/permentan/OT.140/9/2007 Tentang Pedoman Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan
maka dokter hewan Puskeswan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
mempunyai kegiatan antara lain:
Pelaksanan penyehatan hewan, sebagai upaya medik yang kegiatanya meliputi:
1. Promotif, upaya meningkatkan kesehatan hewan dari kondisi yang sudah ada
dengan pemberian suplemet, vitamin dan bahan aditif lainya yang aman dan
menyehatkan, pemberian gizi yang seimbang untuk meningkatkan produksi dan
produktifitas hewan
2. Preventif, upaya mencegah agar hewan tidak sakit seperti :
a) Melakukan vaksinasi
b) Melakukan isolasi dan observasi hewan
c) Pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan
3. Kuratif, upaya membantu melakukan penyembuhan terhadap penyakit :
a) Melakukan pemeriksaan
b) Melakukan pemeriksaan di laboratorium
c) Melakukan pengobatan terhadap hewan sakit

7
d) Melakukan tindakan bedah hewan oleh dokter hewan
4. Rehabilitatif, yaitu upaya pemulihan kesehatan pasca sakit
5. Pelayanan medik reproduksi
Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat veteriner yang kegiatan meliputi:
a) Melakukan penanganan higiene dan sanitasi bahan pangan asal hewan
khususnya daging dari RPH
b) Membantu analisa, resiko dan pegujian mutu produk hewan di RPH
c) Pengambilan spesimen produk hewan
d) Melaukan pembinaan penyediaan produk hewan yang aman, sehat, utuh,
dan halal (ASUH)
6. Pelaksanaan epidemiologi yang kegiatanya meliputi:
a) Meliputi survilance dan pemetaan penyait hewan
b) Pengumpulan dan analisa data kejadian penyakit, kasus kematian, jumlah
korban, wilayah yang tertular dan lain-lain yang sangat berguna untuk
menetapkan langkah-langkah penanganan selanjutnya.
c) Melakukan pengambilan specimen ang di perlukan dalam rangka
peneguhan diagnosa untuk selanjutnya dikirim ke laboratorium rujukan.
d) Melakukan pengamatan dan pemeriksaan terhadap penyakit hewan menular
(PMH) secara klinis, epidemiologik dan laboratorik
e) Melaporkan wabah penyakit hewan di wilayah kerja Puskeswan ke Dinas
Peternakan untuk selanjutnya di kirim ke Dinas Peternakan Provinsi.
7. Melaksanankan informasi veteriner dan kesiagaan darurat wabah yang
kegiatanya meliuti:
a) Melakukan pengolahan data terpadu untuk kepentingan analisa dan
pelaporan situasi kesehatan hewan.
b) Melakukan langkah kesiagaan darurat wabah untuk melindugi kepentingan
masyarakat umum.
c) Mendukung perdagangan hewan dan produk hewan
d) Memenuhi kewajiban pelaporan penyakit hewan secara berjenjang
8. Pemberian jasa veteriner dokter hewan yang kegiatanya meliputi :
a) Melakukan tugas pelayanan kesehatan hewan dan Kesmavet
b) Melakukan konsultasi dan penyuluhan di bidang kesehatan hewan

8
c) Menerbitkan surat keterangan Dokter Hewan dalam rangka status kesehatan
hewan dan keamanan pangan. Produk hewan dan bahan pangan asal hewan
d) Memeriksa dokumen terhadap hewan/ternak, produk hewan yang masuk ke
wilayah kerja puskeswan.

BAB III. METODE KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan

9
Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Universitas Brawijaya di bidang
Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) dilaksanakan di Dinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro . Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal
5 16 Juni 2017.
3.2 Metode Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dengan cara berperan aktif dalam tata laksana
kegiatan di Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Bojonegoro. Metode kegiatan yang dipakai dalam kegiatan
koasistensi ini adalah metode survei dengan pengambilan data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer yang akan digunakan dalam kegiatan ini
melalui :
a. Observasi Partisipatori
Kegiatan observasi ini dilakukan secara langsung di lapangan. Hal-
hal yang diobservasi meliputi kegiatan pengawasan pasar modern,
pengawasan pasar tradisional dan kegiatan kedinasan lainnya.
b. Wawancara
Kegiatan ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan hal-hal yang akan diamati kepada pihak-pihak yang bekerja sesuai
dengan bidang pekerjaan masing-masing untuk melengkapi informasi dan
data yang dibutuhkan. Waktu wawancara dan diskusi dapat dilakukan
secara mandiri (di luar waktu koasistensi) maupun pada saat melaksanakan
kegiatan proses praktek di lapang.
c. Studi Dokumentasi
Dalam pengumpulan data dan informasi juga dilakukan studi
dokumentasi yang dilakukan oleh mahasiswa, baik dokumen dalam bentuk
elektronik maupun tulisan. Sedangkan, pengambilan data secara sekunder
dapat diperoleh dari buku, jurnal, dan penelusuran internet. Hasil dari
pelaksanaan koasistensi ini akan dilaporkan secara tertulis kepada pihak
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro dan Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya.
3.3 Peserta dan Pembimbing PPDH

10
Peserta kegiatan Koasistensi Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH)
pada rotasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) di Dinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten adalah :
1. Noni Sasanti M.P, S.KH
2. Siti Nur Hidayati, S.KH
3. Nailul Islahiyah Alfi, S.KH
4. Afrilliani Eka Putri, S.KH
5. Min Rohmatillah, S.KH
6. Bsimi Rizka Yuniar, S.KH
7. Moh. Husni Rifai, S.KH
8. M. Rifais, S.KH
9. Redika Yudha Kurniadi, S.KH
10. Arief Rahmatullah, S.KH
11. Darmawan Dwi Prasetya, S.KH
3.4 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan yang dilaksanakan selama kegiatan koasistensi di Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro dan seperti yang tertera
dibawah ini :
Kegiatan Bulan
Mei Juni Juli
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. Persiapan
1.1. Pengajuan proposal ke Fakultas

1.2. Pengajuan proposal ke Dinas


dan RPH Kabupaten
Bojonegoro
II. Pelaksanaan
III. Pelaporan
1.1 Penyusunan laporan kegiatan

1.2 Ujian

11
Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Pelaksanaan
Penerimaan Mahasiswa
PPDH
Perkenalan masing
masing Drh. Sugiharti Sri Rahayu
Senin, 5
seksi Drh. Indra Firmansyah
Juni 2017
Briefing jadwal Mahasiswa PPDH
kegiatan
Pemberian materi oleh
Kasie KESMAVET
Diskusi Kelompok
Pemberian materi tentang
Drh. Indra Firmansyah
penyimpangan terhadap
Drh. Edy Purwanto
Selasa, 6 bahan pangan asal hewan
Drh. Martono
Juni 2017 dan produk asal hewan
Drh. Nur Chasanah
(bentuk penyimpangan,
Mahasiswa PPDH
aturan dll)

Selayang pandang
kesmavet secara umum
dan penjelasan tentang
Drh. Indra Firmansyah
Rabu, 7 NKV (Nomor Kontrol
Drh. Edy Purwanto
Juni 2017 Veteriner)
Mahasiswa PPDH
Diskusi dengan dokter
hewan pembimbing

Pemberian materi tentang


rumah potong hewan, Drh. Indra Firmansyah
aturan pemotongan Drh. Martono
Kamis, 8
hewan, pemeriksaan Drh. Nur Chasanah
Juni 2017
antemortem dan post Drh. Edy Purwanto
mortem. Mahasiswa PPDH
Diskusi kelompok
Jumat, 9 Studi Epidemiologi Kab. Drh. Indra Firmansyah

12
Bojonegoro I
Drh. Martono
Penjelasan singkat
Juni 2017 Drh. Nur Chasanah
tentang lalu lintas ternak
Mahasiswa PPDH
Diskusi kelompok
Mengikuti kegiatan
pengiriman sample
daging ke UPTD Drh. Indra Firmansyah
Senin, 12
Laboratorium Keswan Drh. Nur Chasanah
Juni 2017
Tuban Mahasiswa PPDH
Diskusi dengan dokter
hewan pembimbing
Mengikuti kegiatan di
pos pantau ternak
kasiman
Mengikuti kegiatan Drh. Indra Firmansyah
pengawasan lalu lintas Drh. Sugiharti Sri
Selasa, 13
ternak di check point Rahayu
Juni 2017
padangan Drh. Niken
Kunjungan ke RPH Mahasiswa PPDH
Padangan
Diskusi dengan dokter
hewan pembimbing
Studi Epidemiologi Kab.
Bojonegoro II
Drh. Indra Firmansyah
Rabu, 14 Kegiatan Keswan di
Drh. Viki Musthofa
Juni 2017 daerah kerja Kecamatan
Mahasiswa PPDH
Bojonegoro
Diskusi kelompok
Studi Penanganan Drh. Indra Firmansyah
Kamis, 15
bencana Drh. Edy Purwanto
Juni 2017
Diskusi kelompok Mahasiswa PPDH
Jumat, 16 Evaluasi
Juni 2017 Perpisahan Drh. Sugiharti Sri Rahayu
Drh. Indra Firmansyah

13
Mahasiswa PPDH

3.5 Bentuk Kegiatan


Kegiatan koasistensi mahasiswa PPDH yang dilakukan di Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kabupaten Bojonegoro adalah dengan
melakukan praktek dilapangan dengan mengikuti kegiatan yang sedang
berlangsung dan diskusi dengan dokter hewan dan pendamping lapang serta
melaporkan hasil kegiatan dalam bentuk makalah/refrat.
Bentuk kegiatan yang ingin dicapai melalui kegiatan koasistensi iniantara
lain:
1. Pembekalan materi tentang peran dokter hewan di dinas peternakan.
2. Pembelajaran tentang penyakit-penyakit hewan menular strategis (PHMS)
di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
3. Pengujian sampel susu, daging, dan telur yang dikirim ke Laboratorium
4. Pengawasan terhadap daging, susu dan telur yang ada di pasar modern dan
pasar trasdisional di Kabupaten Bojonegoro. Meliputi pengecekan tanggal
kadaluarsa dan pengawasan NKV

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Struktur Organisasi Bidang Kesehatan Hewan
Bidang Kesehatan hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Bojonegoro membawahi tiga seksi yaitu Seksi Pengamatan, Pencegahan, dan
Pemberantasan Penyakit Hewan, Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan Seksi
Pelayanan Medik Veteriner, Pengawasan Obat Hewan, dan Residu (Gambar 4.1).

14
Tugas pokok dan fungsi masing masing seksi telah diatur dalam Peraturan Daerah
No. 7 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Bojonegoro.

Kepala Bidang Kesehatan


Hewan. Dinas
Peternakan dan
Perikanan Kabupaten
Bojonegoro

Drh. Sugiarti Sri Rahayu

Seksi Pelayanan Medik Seksi Kesehatan Seksi Kesehatan


Veteriner, Pengawasan Hewan Masyarakat
Obat Hewan & Residu Veteriner

Kepala Seksi
Kepala Seksi Kesehatan Kepala Seksi
Pelayanan Medik Hewan Kesehatan
Veteriner, Pengawasan Masyarakat Veteriner
Obat Hewan & Residu Drh. Edy
Drh. Sri Hartati Drh. Indra Firmansyah

Gambar 4.1 Struktur Bidang Kesehatan Hewan


4.1.1. Tugas pokok dan Fungsi Bidang Kesehatan Hewan
Tugas pokok bidang kesehatan hewan Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Bojonegoro yaitu melaksanakan penyusunan pedoman dan fasilitasi
terhadap pengamatan, penanggulangan, dan pemberantasan penyakit hewan,
pengujian dan pengawasan obat hewan, kesehatan bahan asal hewan dan hasil
bahan asal hewan. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi bidang kesehatan
hewan dilaksanakan langsung oleh seorang dokter hewan. Tugas pokok tersebut
didukung dengan fungsi pelaksanaan analisa epidemiologi, pengamatan penyakit
hewan, dan hasil bahan asal hewan, dengan rincian sebagai berikut :
1. Menyusun program kerja dan kegiatan operasional bidang kesehatan hewan
sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
2. Membagi tugas kepada bawahan dan mengikuti perkembangannya untuk
untuk memastikan pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

15
3. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan agar pekerjaan berjalan sesuai
dengan rencana.
4. Mengkoordinasikan dan membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.
5. Meneliti dan menyempurnakan hasil kerja bawahan sesuai dengan petunjuk
dan kriteria yang telah ditetapkan untuk menghindari kesalahan dan sesuai
dengan standar.
6. Menyelia hasil bawahan untuk disesuaikan dengan standar yang telah
ditetapkan untuk menghindari kesalahan.
7. Merumuskan tehnik menyusunan dan pelaksaan kegiatan sebagai pedoman
bagi bidang kesehatan hewan dan petugas lapangan ditiap kecamatan agar
sesuai dengan prosedur danketentuan yang berlaku.
8. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan dalam rangka peningkatan
kesehatan.
9. Melakukan monitoring dan evaluasi lapangan untuk mengetahui penerapan
dan kendala pelaksanaanya.
10. Pelaksanaan advokasi dan fasilitas dalam penanggulangan dan
pemberantasan penyakit hewan.
11. Pelaksanaan analisa epidemiologi, pengamatan penyakit hewan dan
pelayanan medik veteriner.
12. Melakukan fasilitasi pelayanan rekomendasi kesehatan hewan dan
pemotongan hewan serta pengujian dan pengawasan peredaran obat hewan.
13. Melakukan pengawasan dan pengujian kesehatan bahan asal hewan serta alat
kesehatan hewan.
14. Mengahdiri rapat kedinasan pada instansi di lingkungan SPKD, lintas
sektoral, provinsi, kabupaten/kota dan nasional serta legislatif berkaitan
dengan bidang kesehatan hewan.
15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsi bidang kesehatan hewan.
4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Medik Veteriner, Pengawasan Obat
Hewan dan Residu
Tugas pokok seksi medik veteriner, pengawasan obat hewan dan residu Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro yaitu mengawasi peredaran obat
hewan, vaksin, dan bahan biologis di tingkat distributor, depo atau toko obat hewan

16
dan grosir. Tugas pokok tersebut didukung dengan fungsi melaksanakan pengujian
obat hewan yang beredar, dengan rincian sebagai berikut :
1. Menyusun program kerja dan kegiatan operasional seksi Pelayanan Medik
Veteriner, Pengawasan Obat Hewan dan Residu sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
2. Melakukan pengawasan peredaran obat hewan, vaksin dan bahan biologis
ditingkat importer, distributor dan grosir.
3. Melaksanakan pengawasan terhadap peredaranproduk hewan yang
mengandung residu bahan kimia.
4. Melaksanakan rekomendasi dan pengawsan terhadap bentuk pelayan mendik
veteriner.
5. Melakukan pemeriksaan gangguan reproduksi dan pengobatan ternak pada
masyarakat.
6. Membagi tigas kepada bawahan dan mengikuti perkembangannya untuk
memastika pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
7. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan agar pekerjaan berjalan
sesuai dengan rencana.
8. Mengkoordinasikan dan menbimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.
9. Meneliti dan menyempurnakan hasil kerja bawahan sesuai dengan petunjuk
dan kriteria yang telah ditetapkan untuk menghindari kesalahan dan sesuai
dengan standar.
10. Melakukan monitoring dan evaluasi semua kegiatan yang dilaksanakan
untuk mengetahui penerapan dan kendala pelaksanaanya.
11. Pelaksanaaan tugas lainnya yaitu mengikuti pengadaan barang dan jasa di
unit layanan pengadaan
12. Melakuakan penggalian informasi desa, surveillance, pencegahan dan
monitoring dalam ranggka penanggulangan Flu Burung di kabupaten
Bojonegoro
13. Menghadiri rapat-rapat kedinasan pada instansi di lingkungan SPKD
Provinsi dan Kabupaten/Kota
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pengamatan, Pencegahan, dan
Pemberantasan Penyakit Hewan

17
Tugas pokok seksi pengamatan, pencegahan, dan pemberantaan penyakit
hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro yaitu melaksanakan
pengamatan, penyidikan, dan pemetaan penyakit hewan. Tugas pokok tersebut
didukung dengan fungsi melaksanakan tindak pencegahan, pemberantasan, dan
penanggulangan penyakit hewan menular, dengan rincian sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pengamatan dan penyelidikan penyakit hewan.

2. Pelaksanaan tindak pencegahan dan penanganan penyakit hewan menular.

3. Pelaksanaan fasilitas teknologi alat dan mesin untuk keperluan pelayanan


penyakit hewan menular yang mewabah

4. Pelaksanaan penyusunan standar asistensi dan aktivasi penanganan penyakit


hewan menular yang mewabah

5. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyakit-penyakit menular dengan


klasifikasi dan menetapkannya (endemik, epidemik, dan sporadik)

6. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh kepala bidang kesehatan


hewan sesuai dengan bidang tugasnya.

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner

Tugas pokok seksi kesehatan masyarakat veteriner Dinas Peternakan dan


Perikanan Kabupaten Bojonegoro yaitu melaksanakan fasilitasi kebijakan di bidang
produk pangan hewan, produk hewan non pangan, serta higiene sanitasi,
kesejahteraan hewan. Tugas pokok tersebut didukung dengan fungsi memberikan
pembinaan alat dan mesin teknologi kesehatan masyarakat veteriner, dengan rincian
sebagai berikut :

1. Pelaksanaan fsilitas kebijakan di bidang produk pangan asal hewan, produk


hewan non panganserta hygiene sanitasi, kesehatan hewan.

2. Pemberian pembinaan alat dan mesin teknologi kesehatan masyarakat veteriner.

3. Penyusunan standar, norma, criteria dan prosedur dibidang produk pangan asal
hewan, produk hewan non pangan, hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan.

18
4. Pengawasan pengujian terhadap produk pangan asal hewan, produk hewan non
pangan, hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan.

5. Pelaksanaan fasilitas pelayanan, pengujian dan oengawasan produk pangan asal


hewan, produk hewan non pangan, hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan.

6. Pengawasan lalulintas ternak dan hewan lainnya antar kabupaten dan provinsi.

7. Penetapan standar teknis rumah potong hewan.

8. Pelaksanaan pengendalian dan pengawasan rumah potong hewan dan


pemotongan hewan.

9. Pelaksanaan fungsi-fumgsi lain yang diberikan oleh kepala bidang kesehatan


hewan sesuai dengan bidang tugasnya.

10. Memberikan petunjuka dan arahan kepada bawahan agar pekerjaan berjalan
sesuai dengan rencana.

11. Mengkoordinasikan dan mebimbingbawahan dalam melaksanakan tugas.

12. Memiliki dan menyempurnakan hasil kerja bawahan sesuai dengan petunjuk
dan criteria yang telah ditetapkan untuk menghindari kesalahan dan sesuai
dengan standar.

13. Melakukan monitoring dan evaluasi semua kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengetahui penerapan dan kendala pelaksanaannya

14. Pelaksanaan tugas lainnya yaitu mengikuti pengadaan barang dan jasa di unit
layanan pengadaan.

15. Melakukan penggalian informasi desa, surveillance, pencegahan dan


monitoring dalam rangka penanggulangan flu burung di Kabupaten Bojonegoro.

16. Menghadiri rapat-rapat kedinasan pada instansi di lingkungan SKPD provinsi


dan kabupaten/kota.

4.2 Hasil Kegiatan PPDH di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten


Bojonegoro

19
Kegiatan koasistensi atau PPDH FKH UB Kelompok 1 Gelombang 7 di Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro terdiri atas kegiatan pelayanan
publik di bidang kesehatan masyarakat veteriner, pelayanan kesehatan hewan
dengan melakukan kunjungan ke desa target di berbagai kecamatan kabupaten
Bojonegoro. Tujuan dari kegiatan ini adalah diharapkan peserta PPDH lebih
memahami dan mengetahui peran profesi dokter hewn sebagai medik veteriner di
dalam suatu pemerintahan. Hasil kegiatan dijabarkan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Kegiatan PPDH Rotasi Kesmavet di Dinas Peternakan dan
Pertanian Kabupaten Bojonegoro
Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Pelaksanaan
Penerimaan Mahasiswa
PPDH
Perkenalan masing
masing Drh. Sugiharti Sri Rahayu
Senin, 5
seksi Drh. Indra Firmansyah
Juni 2017
Briefing jadwal Mahasiswa PPDH
kegiatan
Pemberian materi oleh
Kasie KESMAVET
Diskusi Kelompok
Pemberian materi tentang
Drh. Indra Firmansyah
penyimpangan terhadap
Drh. Edy Purwanto
Selasa, 6 bahan pangan asal hewan
Drh. Martono
Juni 2017 dan produk asal hewan
Drh. Nur Chasanah
(bentuk penyimpangan,
Mahasiswa PPDH
aturan dll)

Rabu, 7 Selayang pandang Drh. Indra Firmansyah


Juni 2017 kesmavet secara umum Drh. Edy Purwanto
dan penjelasan tentang Mahasiswa PPDH
NKV (Nomor Kontrol
Veteriner)
Diskusi dengan dokter
hewan pembimbing

20
Pemberian materi tentang
rumah potong hewan, Drh. Indra Firmansyah
aturan pemotongan Drh. Martono
Kamis, 8
hewan, pemeriksaan Drh. Nur Chasanah
Juni 2017
antemortem dan post Drh. Edy Purwanto
mortem. Mahasiswa PPDH
Diskusi kelompok
Studi Epidemiologi Kab.
Drh. Indra Firmansyah
Bojonegoro I
Jumat, 9 Drh. Martono
Penjelasan singkat
Juni 2017 Drh. Nur Chasanah
tentang lalu lintas ternak
Mahasiswa PPDH
Diskusi kelompok
Mengikuti kegiatan
pengiriman sample
daging ke UPTD Drh. Indra Firmansyah
Senin, 12
Laboratorium Keswan Drh. Nur Chasanah
Juni 2017
Tuban Mahasiswa PPDH
Diskusi dengan dokter
hewan pembimbing
Mengikuti kegiatan di
pos pantau ternak
kasiman
Mengikuti kegiatan Drh. Indra Firmansyah
pengawasan lalu lintas Drh. Sugiharti Sri
Selasa, 13
ternak di check point Rahayu
Juni 2017
padangan Drh. Niken
Kunjungan ke RPH Mahasiswa PPDH
Padangan
Diskusi dengan dokter
hewan pembimbing
Rabu, 14 Studi Epidemiologi Kab. Drh. Indra Firmansyah
Juni 2017 Bojonegoro II Drh. Viki Musthofa
Kegiatan Keswan di Mahasiswa PPDH

21
daerah kerja Kecamatan
Bojonegoro
Diskusi kelompok
Studi Penanganan Drh. Indra Firmansyah
Kamis, 15
bencana Drh. Edy Purwanto
Juni 2017
Diskusi kelompok Mahasiswa PPDH

Jumat, 16 Evaluasi Drh. Sugiharti Sri Rahayu


Juni 2017 Perpisahan Drh. Indra Firmansyah
Mahasiswa PPDH

Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2009 pasal 56 disebutkan bahwa tugas


dari kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet)
1. Pengendalian dan penanggulangan zoonosis
2. Penjaminan keamanan, kesehatan, keutuhan, dan kehalalan produk hewan
3. Penjaminan hygiene dan sanitas
4. Pengembangan kedokteran perbandingan dan
5. Penanganan bencana
Salah satu bentuk nyata dari tugas kesmavet adalah melakukan pengawasan
terhadap perdagangan ternak. Jawa Timur memiliki 12 titik check point yang salah
satunya terdapat di Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten BloraProvinsi Jawa Tengah. Pengawasan perdagangan
ternak melalui check point menjadi hal yang penting, selain untuk mendata keluar
masuknya ternak, check point juga dapat mencegah perpindahan penyakit hewan,
karena apabila tidak dilakukan pengawasan dapat menyebabkan penyebaran
penyakit hewan terutama yang bersifat zoonosis. Bojonegoro juga memiliki
beberapa pos pemeriksaan bahan dan produk asal hewan, dimana pos pos ini berada
pada daerah yang berbatasan langsung dengan daerah luar kota seperti Lamongan,
Tuban, Blora, dan Ngawi

Dalam rangka menjamin produk hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal
(ASUH) Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro memiliki kegiatan
pemeriksaan produk dan bahan asal hewan secara berkala. Seperti pada produk asal
hewan berupa daging yang didapatkan dari hasil sidak pasar di beberapa pasar di

22
wilayah Bojonegoro. Pemeriksaan dilakukan secara fisik dan laboratories dengan
bekerjasama dengan UPTD. Laboratorium Keswan Tuban, menurut UU Nomor 18
Tahun 2009 pasal 58 poin 2 disebutkan bahwa Pengawasan dan pemeriksaan
produk hewan berturut turut dilakukan ditempat produksi, pada waktu pemotongan,
penampungan, dan pengumpulan pada waktu dalam keadaan segar, sebelum
pengawetan, dan pada waktu dalam keadaan segar, sebelum pengawetan, dan pada
waktu perdaran setelah pengawetan. Sehingga dokter hewan bidang kesmavet dinas
peternakan dan perikanan kabupaten Bojonegoro telah melakukan tugasnya dengan
baik.

Penyakit hewan menular adalah penyakit yang ditularkan antara hewan dan
hewan, hewan dan manusia, serta hewan dan media pembawa penyakit hewan
lainnya melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan media perantara
mekanis seperti air, udara, tanah, pakan, peralatan, dan manusia, atau dengan media
perantara biologis seperti virus, bakteri, amuba, atau jamur.

Penerapan kewaspadaan dini oleh Otoritas Veteriner dilakukan melalui


pemeriksaan dan pengujian sampel dan atau spesimen secara cepat, respon
cepat, dan membangun kesadaran masyarakat sesuai dengan pedoman
kesiagaan darurat veteriner, jika ditemukan gejala terjadinya Penyakit Hewan
Menular Strategis (PHMS) dan/atau Wabah. PHMS adalah penyakit hewan yang
dapat menimbulkan kerugian ekonomi, kematian tinggi, dan keresahan masyarakat.
Jenis cakupan PHMS sebagai berikut:

1 Anthrax;
2 Rabies;
3 Salmonellosis;
4 Brucellosis ( Brucella abortus);
5 Highly pathogenic Avian Influenza dan Low Pathogenic Avian
Influenza;
6 Porcine Reproductive and Respiratory Syndrome;
7 Helminthiasis;
8 Haemorrhagic Septicaemia/ Septicaemia Epizootica;
9 Nipah Virus encephalitis;

23
10 Infectious Bovine Rhinotracheitis;
11 Bovine tuberculosis;
12 Leptospirosis;
13 Brucellosis ( Brucella suis);
14 Penyakit Jembrana;
15 Surra;
16 Paratuberculosis;
17 Toxoplasmosis;
18 Classical Swine Fever (CSF);
19 Swine Influenza Novel (HINl);
20 Campylobacteriosis;
21 Cysticercosis;
22 Q Fever.
Penyakit hewan menular strategis yang menjadi prioritas pencegahan dan
pemberantasan penyakit hewan di Kabupaten Bojonegoro Privinsi Jawa Timur
yaitu Antrax, Rabies, Brucellosis, HPAI, dan Helminthiasis. Dari hasil studi
epidemiologi di Kabupaten Bojonegoro tahun 2012 2016 tercatat beberapa
Penyakit hewan menular strategis yang pernah terjadi di Kab. Bojonegoro,
diantaranya adalah Avian influenza, helminthiasis, IBR, BVD, Para TB,
Brucellosis, parasit darah.

Pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan dilakukan melalui kegiatan


surveilance, penyidikan, pemeriksaan dan pengujian, peringatan dini serta
pelaporan. Kegiatan pengamatan penyakit kewan dan pelayanan aktif kesehatan
ternak yang telah dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kabupaten Bojonegoro meliputi pengobatan ternak di beberapa wilayah.
Pengobatan Hewan merupakan tindakan medik pada hewan. Tindakan medik pada
hewan meliputi tindakan preventif, kuratif, promotif,dan rehabilitatif yang
dilakukan dengan pemberian obat hewan.

Pengumpulan data dilakukan paling sedikit melalui pengambilan sampel


dan spesirnen sesuai dengan target jenis penyakit hewan. Pemeriksaan dan

24
pengujian sampel dan spesimen dilakukan di Laboratorium Veteriner seperti UPTD
Laboratorium Keswan Tuban dan Balai Besar Veteriner Wates.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dokter hewan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro
memiliki tujuan yaitu melakukan perannya dalam bidang-bidang kesehatan hewan
dan pelayanan medik veteriner pada masyarakat sekitar. Peran dan fungsi tersebut
tercakup kedalam pelayanan pada masyarakat bidang divisi kesehatan hewan
berupa pengamatan, pencegahan, dan pemberantasan penyakit hewan; kesehatan
masyarakat veteriner; pelayanan medik veteriner, pengawasan obat hewan, dan
residu; serta fungsinya menjaga kualitas mutu pangan asal hewan dengan perannya
dalam UPTD rumah potong hewan kabupaten Bojonegoro. Pelayanan kegiatan
pada bidang kesehatan hewan tersebut berupa pengobatan ternak/hewan pada
masyarakat, pengambilan sampel fesses atau darah untuk mengetahui kesehatan

25
ternak masyarakat, melakukan kontrol lalu lintas ternak, pendataan populasi ternak,
mempelajari epidemologi penyakit pada daerah kabupaten Bojonegoro, penyuluhan
warga, menjaga keamanan pangan asal hewan serta ketahanan pangan asal hewan.

5.2 Saran
Perlunya penyuluhan pada masyarakat mengenai pentingnya kesejahteraan
hewan pada ternak/hewan untuk meminimalisir kerugian ekonomi pada masyarakat
kabupaten Bojonegoro.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bagja, Wiwiek. 2015. Menghindari Konflik Dengan Pemahaman Etika Veteriner


Sebagai Rambu Moral Profesi Medis. Bahan Kuliah : Etika Veteriner
dan Kesrawan. Universitas Brawijaya, Malang.

Nurhadi, Muhammad. 2012. Kesehatan Masyarakat Veteriner : Higiene Bahan


Pangan Asal Hewan dan Zoonosis. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. 2008. Peraturan Daerah Kabupaten


Bojonegoro Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Dinas. Kabupaten Bojonegoro.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. 2014. Potensi Bisnis : Potensi Peternakan.


Diambil dari http://www.bojonegorokab.go.id ( 19 Juni 2016).

Presiden Republik Indonesia. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 47 Tahun 2014 Tentang Pengendalian dan Penanggulangan
Penyakit Hewan. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41


Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan. Jakarta.

27
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kegiatan di Pos Pantau ternak Kasiman

Lampiran 2. Kegiatan di Check Point Padangan

28
Lampiran 3. Kegiatan di RPH Padangan

29

You might also like