Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan tubuh yang kental dan berwarna merah. Kekentalan
ini disebabkan oleh banyaknya senyawa dengan berbagai macam protein (Sadikin,
2001). Darah berwarna merah karena adanya hemoglobin yang mempunyai besi
(Gandasoebrata, 2007). Darah berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu
terdiri dari 90 % air dan 8 % protein plasma yaitu albumin, globulin, protrombin
dan fibrinogen serta 0,9 % mineral serta sisanya adalah sejumlah bahan organik
lain seperti glukosa, lemak, urea, asam urat, dan kreatinin (Pearce, 2009).
Volume darah secara keseluruhan adalah 6-8 % dari berat badan kira-kira
5 liter. Massa jenis darah berkisar antara 1,054-1,060 dengan viskositas darah 4,5
kali viskositas air. Viskositas darah atau tepatnya viskositas plasma, tergantung
pada suhu cairan dan konsentrasi bahan yang terkandung di dalamnya. Kekentalan
atau viskositas darah juga dapat terjadi pada beberapa keadaan tertentu, yang
(Sadikin, 2001).
4
5
karbondioksida dari jaringan paru-paru untuk mencapai pertukaran gas ini. Sel
(Sacher, 2004).
Darah mengandung beberapa jenis sel dalam cairan kuning yang disebut
plasma darah. Plasma terdiri dari 90 % air dan 10 % berupa elektrolit, gas terlarut,
berfungsi untuk mengangkut lemak dan berbagai hormon yang sulit larut. Contoh
Albumin memiliki sifat menarik air, jadi bila kadar albumin menurun
maka tekanan osmotik akan ikut menurun atau daya tarik akan
menurun sehingga air lebih mudah keluar ke cairan tubuh. Apabila hal
pembengkakan.
1. Albumin
2. Globulin
3. Fibrinogen
Laju endap darah atau yang disingkat LED adalah kecepatan sel darah
merah untuk mengendap pada sebuah tabung vertikal dalam waktu tertentu yang
dinyatakan dalam milimeter per jam atau mm/jam (Patrick, 2005). Pengukuran
jarak dari atas kolom sel darah merah yang mengendap sampai atas batas cairan
kedokteran klinis. Pemeriksaan LED relatif tidak spesifik karena dipengaruhi oleh
8
bermanfaat untuk mengikuti perjalanan penyakit. Jika kadar LED meningkat uji
klinis yang muncul. Walaupun pemeriksaan LED tidak spesifik, namun jika
darah merah yang disatukan bukan oleh antibodi atau ikatan kovalen, tetapi
disatukan oleh gaya tarik permukaan. Kualitas ini mencermikan kemampuan sel
laju endap darah adalah rasio sel darah merah terhadap plasma dan viskositas atau
kekentalan plasma. Apabila plasma sangat kental atau kadar kolesterol sangat
dan sederhana. Apabila nilai LED seseorang meninggi, maka itu tidak spesifik
nilai LED sering terjadi pada orang usia lanjut. Pemeriksaan LED berguna untuk
1. Tahapan pertama
eritrosit berlangsung.
2. Tahapan kedua
3. Tahapan ketiga
Tedapat tiga metode yang dapat digunakan untuk pemeriksaan LED yaitu
2010).
Westergren. Pada metode Wintrobe nilai normal untuk laki-laki 0-10 mm/jam dan
10
untuk perempuan 0-20 mm/jam, sedangkan pada metode Westergren nilai normal
untuk laki-laki 0-15 mm/jam dan untuk perempuan 0-20 mm/jam (Sacher, 2004).
a. Metode Wintrobe
yang tidak diencerkan dibiarkan menetap selama 1 jam dalam sebuah tabung
khusus. Tabung Wintrobe merupakan tabung yang terbuat dari kaca tebal,
yang digunakan untuk darah adalah 100 mm. sedangkan diameter tabungnya
adalah 2,5 mm. Pipet Wintrobe yang digunakan khusus pada tabung ini
mempunyai pipa logam panjang dan sempit. Pipet itu dipakai untuk mengisi
tabung dengan darah tanpa gelembung udara dan dapat dipakai juga untuk
b. Metode Westergren
ICSH (Ibrahim, 2006). Pada metode Westergren ada dua cara yaitu Westergren
11
yang digunakan untuk darah adalah 200 mm. Sedangkan diameter tabungnya
adalah 2,5 mm. Pada teknik Westergren, darah yang diberi antikoagulan
metode Wintrobe tidak seberapa selisihnya jika LED dalam batas normal. Hasil
pemeriksaan akan berselisih jauh pada keadaan LED yang semakin cepat. Metode
Westergren didapatkan nilai LED yang lebih tinggi, hal itu disebabkan pipet
Westergren yang hampir dua kali panjang pipet Wintrobe. Pada kenyataannya,
12
(Gandasoebrata,2007).
dalam keadaan tegak lurus benar. Selisih kecil dari garis vertikal sudah
Laju endap darah memiliki tiga penggunaan utama yaitu yang pertama
sebagai alat bantu untuk mendeteksi proses peradangan, kedua sebagai pemantau
perjalanan atau aktifitas penyakit dan yang ketiga sebagai pemeriksaan penapisan
pemeriksaan ini relatif tidak spesifik karena dipengaruhi oleh faktor fisiologis
tetapi beberapa dokter masih mengharuskan uji LED bila ingin menggunakan
perjalanan penyakit. Jika kadar LED meningkat uji laboratorium lain harus
dilakukan untuk mengidentifikasi dengan tepat masalah klinis yang muncul (Kee,
2007).
2. Jumlah dan ukuran eritrosit, jumlah eritrosit yang rendah dan ukuran
13
3. Bentuk eritrosit seperti sel sabit akan sulit untuk membentuk rouleaux
sangat kental dan kadar kolesterol yang tinggi, arus ke atas akan
rematoid.
5. Tumor atau nekrosis, terutama nekrosis atau reaksi tubuh tersebar luas.
Umumnya nilai LED juga tinggi tetapi tidak setinggi mieloma multipel,
14
LED yang rendah terlihat dalam poliglobuli misalnya pada polisitema vera
e. Faktor teknik
pemeriksaan LED.
Pada saat pemeriksaan LED, pipet tidak boleh digoyang atau bergetar
5. Kenaikan suhu
Suhu yang optimal untuk pemeriksaan LED adalah 20o C, suhu yang
Keadaan tabung yang tidak bersih, masih terdapat air dan lemak
2000).
lambat.
Nilai Normal
Cara Westergren :
Cara Wintrobe :
2.3 Antikoagulan
dosis antikoagulan tersebut (Setiabudy, 2007). Agar darah yang akan diperiksa
ada yang terlalu banyak berpengaruh terhadap bentuk eritrosit atau leukosit yang
Sering disebut double oxalat atau antikoagulan Paul dan Heller. Dipakai
dalam keadaan kering agar tidak mengencerkan darah yang akan diperiksa.
b. Heparin
pembekuan dapat dicegah selama jangka waktu 24 jam karena heparin dapat
c. EDTA
tidak berpengaruh terhadap ukuran dan bentuk eritrosit dan tidak juga terhadap
sampai jangka waktu 2 jam dari saat pengambilan darah, oleh karena itu masih
d. Natrium Sitrat
Natrium Sitrat merupakan kristal atau serbuk berwarna putih yang tidak
berbau dengan berat molekul 294,10. Sinonim dari Natrium Sitrat adalah
kecelakaan kerja berupa iritasi pada saluran nafas yaitu batuk atau sesak nafas.
Serbuk Natrium Sitrat juga bahan yang berpotensi mudah meledak sehingga
sebaiknya disimpan ditempat yang dingin dan kering. Natrium Sitrat merupakan
konsentrasi yang tepat untuk koagulasi. Natrium Sitrat konsentrasi 3,2 % sebagai
(Suparitrono, 2003).
darah karena Natrium terdapat rendah di dalam sel dan tinggi di luar sel. Oleh
karena itu pemberian antikoagulan Natrium Sitrat pada darah tidak mempengaruhi
disimpan dalam keadaan cair. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor
faal hemostasis dapat memberikan hasil yang memanjang (Sacher, 2004). Pada
suhu kamar, darah sitrat harus diperiksa tidak lebih dari 2 jam setelah
(Kee, 2007).
darah akan terhisap sendiri oleh vacutainer. Tabung vacutainer terbuat dari kaca
antipecah atau plastik bening dengan berbagai ukuran volume yang berisi zat
Berisi Trisodium Sitrat 3,2 % yang sesuai dengan National Committee for
Clinical Laboratory Standards atau disingkat NCCLS dengan rasio darah dan
antikoagulan 9:1 yaitu rasio yang selalu konstan akurasinya. Khusus untuk
cover yaitu Poly Propylene pada bagian dalam agar tidak ada penguapan zat aditif
dan Poly Ethyline pada bagian luar agar mampu mengurangi insiden aktivasi
Dickinson, 2010).