You are on page 1of 23

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

BAB I
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENDAHULUAN

Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia
(aging struktured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar
7,18%. Provinsi yang mempunyai jumlah penduduk Lanjut Usia (Lansia)nya sebanyak 7%
adalah di pulau Jawa dan Bali. Peningkatan jumlah penduduk Lansia ini antara lain
disebabkan antara lain karena 1) tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, 2)
kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan 3) tingkat pengetahuan masyarakat yang
meningkat.
Perkembangan IPTEK memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat
dari angka harapan hidup (AHH) atau usia harapan hidup.
Jumlah penduduk lansia Indonesia, beserta usia harapan hidupnya diperlihatkan dalam
Tabel berikut ini:

Selanjutnya, terdapat hasil yang mengejutkan, yaitu:

62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri


59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepala keluarga
53 % lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga
hanya 27,5 % lansia mendapat penghasilan dari anak/menantu

DEPKES RI membagi Lansia sebagai berikut:


1. kelompok menjelang usia lanjut (45 54 th) sebagai masa VIRILITAS
2. kelompok usia lanjut (55 64 th) sebagai masa PRESENIUM
3. kelompok usia lanjut (65 th > ) sebagai masa SENIUM
Sedangkan WHO membagi lansia menjadi 3 kategori, yaitu:
1. usia pertengahan : 49 59 tahun
2. lanjut usia : 60 74 tahun
3. lanjut usia tua : 75 - 90 tahun
4. usia sangat tua : > 90 tahun

Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati A.M.:


Masa bayi : 0-1 thn
Masa pra sekolah : 1-6 thn
Masa sekolah : 6-10 thn
Masa pubertas : 10-20 thn
Masa setengah umur : 40-65 thn
Masa lanjut usia : 65 tahun

Menurut Dra. Ny. Jos Masdani:


Pertama : fase iuventus (25-40 tahun)
Kedua : fase verilitas (40-50 tahun)
Ketiga : fase prasenium (55-65 tahun)
Keempat : fase senium (65 tahun hingga tutup usia)

Menurut Dr. Koesoemato Setyonegoro:


Usia dewasa muda/elderly adulthood: 18 atau 20 25 thn
Usia dewasa penuh/middle years: 25-60 thn atau 65 thn
Lanjut usia/getriatric age: >65 tahun atau 70 tahun
Young Old : 70-75 tahun
Old : 75-80 tahun
Very old : > 80 tahun
Menurut Birren dan Jenner tahu 1977:
Usia biologis:
Menunjuk pada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup tidak
mati
Usia psikologis:
Kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang
dihadapinya
Usia social:
Peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan
dengan usianya.

Menurut kemampuannya dalam berdiri sendiri para usia lanjut dapat digolongkan dalam
kelompok-kelompok sebagai berikut:
1. Lanjut usia mandiri sepenuhnya
2. Lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya
3. Lanjut usia mandiri dengan bantuan tidak langsung
4. Lsnjut usia dibantu oleh badan usaha
5. Lanjut usia Panti Social Tresna Werda
6. Lanjut usia yang dirawat di Rumah Sakit

B. PROSES PENUAAN

Penuaan Primer : perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti
DNA/RNA pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan RNA tidak
lagi mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi kisut dan akibat
kurang mampunya membuat protein maka akan terjadi penurunan imunologi dan
mudah terjadi infeksi.
Penuaan Skunder : proses penuaan akibat dari faktor lingkungan, fisik, psikis dan
sosial.

Stress fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses menjadi tua. Contoh
diet ; suka memakan oksidator, yaitu makanan yang hampir expired. Gairah hidup yang dapat
mempercepat proses menjadi tua dikaitkan dengan kepribadian seseorang, misal: pada
kepribadian tipe A yang tidak pernah puas dengan apa yang diperolehnya.

Secara umum perubahan proses fisiologis proses menua adalah:


1. terjadi dalam sel seperti:Perubahan Mikro
Berkurangnya cairan dalam sel
Berkurangnya besarnya sel
Berkurangnya jumlah sel
2. yang jelas terlihat seperti:Perubahan Makro
Mengecilnya mandibula
Menipisnya discus intervertebralis
Erosi permukaan sendi-sendi
Osteoporosis
Atropi otot (otot semakin mengecil, bila besar berarti ditutupi oleh lemak tetapi
kemampuannya menurun)
Emphysema Pulmonum
Presbyopi
Arterosklerosis
Manopause pada wanita
Demintia senilis
Kulit tidak elastis
Rambut memutih
C. KARAKTERISTIK PENYAKIT PADA LANSIA

Secara umum karakteristik penyakit pada lansia digambarkan sebagai berikut:

Penyakit sering multiple : saling berhubungan satu sama lain


Penyakit bersifat degeneratif
Gejala sering tidak jelas : berkembang secara perlahan
Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial
Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
Sering terjadi penyakit iatrogenik (penyakit yang disebabkan oleh konsumsi obat yang
tidak sesuai dengan dosis)
Hasil penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 kota (Padang, Bandung, Denpasar, Makasar),
sebagai berikut:
1) Fungsi tubuh dirasakan menurun:
Penglihatan (76,24 %), Daya ingat (69,39 %), Sexual (58,04 %), kelenturan (53,23 %), Gilut
(51,12 %).

Masalah kesehatan yang sering muncul


Sakit tulang (69,39 %), Sakit kepala (51,15 %), Daya ingat menurun (38,51 %), Selera makan
menurun (30,08 %), Mual/perut perih (26,66 %), Sulit tidur (24,88 %) dan sesak nafas (21,28
%).

D. PENGERTIAN

Ilmu + Keperawatan + Gerontik ; Ilmu Keperawatan Gerontik

Ilmu : pengetahuan dan sesuatu yang dapat dipelajari


Keperawatan : konsisten terhadap hasil lokakarya nasional keperawatan 1983
Gerontik : gerontologi + geriatric

Geros : lanjut usia, logos : ilmu


Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses
penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut atau ilmu yang
memepelajari secara khusus mengenai faktor-faktor yang menyangkut lanjut usia
Gerontologi (Kozier, 1987): ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua.
Gerontologi (Miler, 1990): cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah
yang mungkin terjadi di semua usia.

Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang
berusia lanjut.
Geriatrik : cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit pada lansia atau aspek
klinis, preventif maupun terapeutis bagi klien lansia.
Tujuan geriatric:
1) Mempertahankan derajat kesehatan pada lansia taraf yang setinggi-tingginya sehingga
terhindar dari penyakit gangguan
2) Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental
3) Merangsang para petugas kesehatan untuk mengenal masalah kesehatan lansia
4) Memelihara kemandirian secara maksimal
5) Mengantar lansia pada akhir masa hidupnya

Mengapa gerontik dianggap tepat dalam keperawatan?


Focus keperawatan adalah respon seseorang terhadap problem yang bersifat actual
maupun potensial, bukan hanya pada kondisi sakit atau kecacatan tetapi juga pada kondisi
sehat.
Bagaimana mempertahankan kesehatan lansia, meningkatkan dan mencegah dari
bahaya yang mungkin timbul sehingga lansia dapat tetap produktif dan berbahagia pada usia
lanjut.

Keperawatan Gerontik : suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada


ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural
yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan gerontik (Kozier, 1987): praktek perawatan yang berkaitan dengan
penyakit pada proses menua.
Keperawatan gerontik: spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan
perannya pada tiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian
dan ketrampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lansia secara
komprehensif.
Oleh karena itu, perawatan lansia yang menderita penyakit dan dirawat di rumah sakit
merupakan bagian dari keperawatan gerontik (Gerontic Nursing)
BAB II
LINGKUP PERAN DAN TANGGUNGJAWAB
PERAWAT GERONTIK

A. FENOMENA BIDANG GARAP KEPERAWATAN GERONTIK

Fenomena yang menjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (KDM) lanjut usia sebagai akibat proses penuaan.
Respon lanjut usia terhadap proses penuaan berbeda-beda sesuai dengan latar belakang
social budaya dimana lanjut usia tersebut berada, sehingga fenomena yang menjadi bidang
garapan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar lansia sebagai akibat proses penuaan

B. LINGKUP PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

Lingkup askep gerontik meliputi:


1) Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan.
2) Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan.
3) Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat proses penuaan

Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan fungsinya sebagai berikut:
1) Sebagai Care Giver /pemberi asuhan langsung
Berupa bantuan kepada klien lansia yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya sebagai
akibat proses penuaan, meliputi:
Pengkajian: upaya mengumpulkan data/informasi yang benar tentang status kesehatan lansia
Menegakkan diagnose keperawatan berdasarkan analisis dari hasil pengkajian
Merencanakan intervensi keperawatan untuk mengatasi kesenjangan atau langkah-
langkah/cara penyelesaian masalah lansia baik bersifat actual, resiko
Melaksanakan rencana yang telah disusun
Mengevaluasi berdasarkan respon verbal dan non verbal klien lansia terhadap intervensi
yang dilakukan

2) Sebagai Pendidik klien lansia


Membantu meningkatkan pengetahuan klien lansia untuk memahami tentang pemenuhan
kebutuhannya.
3) Sebagai Motivator
Memotivasi klien lansia yang kurang memiliki kemauan untuk memenuhi kebutuhan.
4) Sebagai Advokasi
Memberi advokasi terhadap klien lansia dalam pemenuhan kebutuhannya
5) Sebagai Konselor
Memberikan konseling terhadap klien lansia agar mampu beradaptasi secara optimal
terhadap proses penuaan yang terjadi

Tanggung jawab Perawat Gerontik:


1) Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara optimal
2) Membantu klien lansia untuk memelihara kesehatannya
3) Membantu klien lansia menerima kondisinya
4) Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukan secara manusiawi sampai
dengan meninggal

C. SIFAT PELAYANAN KEPERAWATAN GERONTIK

Sifat Pelayanan Askep Gerontik:


1) Independent (layanan tidak tergantung pada profesi lain/mandiri)
Artinya: asuhan keperawatan dilakukan secara mandiri oleh profesi keperawatan dalam
membantu lansia dalam pemenuhan kebutuhan dasar lansia.
2) Dependent atau kolaboratif
Artinya: saling menunjang dengan disiplin dalam mengatasi masalah kesehatan lansia.
3) Humanistik (secara manusiawi)
Artinya: didasarkan pada nilai-nilai kemanusian dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap lansia.
4) Holistik (secara keseluruhan)
Lansia merupakan bagian masyarakat dan keluarga, sehingga asuhan keperawatan gerontik
harus memperhatikan aspek social budaya keluarga dan masyarakat.

D. MODEL PEMBERIAN PELAYANAN PERAWATAN


PROFESIONAL PADA KLIEN LANSIA

Model Pemberian Keperawatan Profesional:


1) Model Asuhan
Model asuhan yang sesuai masih dalam penelitian. Diterima sementara ini Ad an Adaptation
Model of Nursing (Sister Calista Roy)
2) Model Manajerial (berkaitan pada pengaturan/manajemen)
Model Manajerial yaitu: yang sesuai juga masih dalam penelitian tentang yang lebih
mengarah pada tindakan yang profesional.

BAB III
TEORI PROSES MENUA DAN
KEADAAN POST POWER SYNDROM

A. TEORI PROSES MENUA (AGING PROCESS THEORY)


Menua adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaki kerusakan yang diderita
(Constantinides, 1994).

1) Teori-teori Biologi
a. Teori genetic dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menua terjadi sebagai akibat perubahan biokimia yang deprogram oelh molekul-
molekul/DNA dan setiap saat mengalami mutasi
Contoh: terjadi penurunan kemampuan fungsional sel

b. Teori reaksi dan kekebalan sendiri (auto Immune Theory)

c. Teori Immunologi Slow Virus


Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh
dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
d. Teori stress
Terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
e. Teori radikal bebas
Terbentuk di alam bebas
Tidak stabilnya RB mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic
Menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi
f. Teori rantai silang
g. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut
mati

2) Teori Kejiwaan Sosial


a. Aktivitas atau Kegiatan (activity teory)
Pada lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lansia
Mempertahankan hubungan antara sistem social dan individu agar tetap stabil dari usia
pertengahan ke lanjut usia
b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya
c. Teori pembebasan (Disengagenment theory)
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya
Kehilangan ganda (triple loss)
Kehilangan peran (loss of role)
Hambatan kontak social (restraction of contacs and relation ships)
Berkurangnya komitmen (reduces commitment to social mores and values)

3) Teori Lingkungan (Enviromental Theory)

B. POST POWER SYNDROME

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia:

1) Perubahan-perubahan fisik
a. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler
Jumlah sel otak menurun
b. Sistem persyarafan
Berat otak menurun 10-20%
Cepat menurun hubungan persyarafan
Lambat respond an bereaksi
Mengecilnya saraf panca indra
Kurang sensitive terhadap sentuhan
c. Sistem pendengaran
Presbiakusis
Hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap suara atau
nada tinggi, suara yang kurang jelas, sulit mengerti kata-kata
Membrane timpani mengalami atrofi sehingga terjadi otosklerosis
Terjadinya pengumpulan serumen yang kemudian mengeras karena meningkatnya keratin
Pendengaran semakin menurun pada lansia yang mengalami stress
d. Sistem penglihatan
Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilang respon atas sinar
Kornea berbentuk sferis
Lensa lebih suram dan menjadi katarak
Hilangnya daya akomodasi
Meningkatnya ambang, sedangkan daya adaptasi terhadap gelap lebih lambat.
e. Sistem Kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun
Katup jantung menebal dan kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah usia 20 tahun
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Tekanan darah meninggi

f. Sistem Pengaturan Temperature Tubuh


Temperatur tubuh menurun
Keterbatasan reflex menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
g. Sistem Respirasi
Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
Paru-paru kehilangan elastisitas
Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg
CO2 pada arteri tidak berganti
Kemampuan untuk batuk berkurang
Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring
dengan pertambahan usia
h. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi
Indra pengecap menurun
Esophagus melebar
Lambung
Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi
Fungsi absorpsi melemah
Liver: mengecil, menurunnya tempat penyimpanan, aliran darah berkurang
Ginjal
Vesika urinaria (kandung kemih)
Pembesaran prostat 75% (pria di atas 65 tahun)
i. Sistem reproduksi
Menciutnya ovary dan uterus
Atrofi payudara
Pada kaum laki-laki, spermatozoa masih diproduksi meskipun ada penurunan
Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun
Selaput lender vagina menurun, permukaan menghalus, sekresi berkurang
j. Sistem Endokrin
Produksi hormone menurun
Fungsi paratiroid dan sekresinya
Pituitary
Menurunnya aktifitas tiroi, BMR, daya pertukaran zat
Menurunnya produksi aldosteron
Menurunnya sekresi hormone kelamin

a. Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput
Permukaan kulit kasar dan bersisik
Menurunnya respon terhadap trauma
Mekanisme proteksi kulit menurun
Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu
Rambut hidung dan telinga menebal
Berkurangnya elastisitas
Kuku tumbuh lebih lambat, kuku jari keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh berlebihan
Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya
Kuku pudar dan kurang bercahaya
l. Sistem muskullosletal
Tulang kehilangan cairan (density) dan makin rapuh
Kifosis
Pinggang, lutut, jari-jari pergelangan terbatas
Discus intervertebralis menipis dan memendek
Persendian menjadi besar dan kaku
Tendon mengerut dan mengalami skelerosis
Atrofi serabut otot
Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh
2) Perubahan-perubahan Mental
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
Perubahan fisik, khususnya organ perasa
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan
b. Kenangan (memory)
Kenangan jangka panjang
Kenangan jangka pendek
c. I.Q. (Intelligentia Quantion)
Informatika matematika dan perkataan verbal tidak berubah
Penampilan, persepsi, ketrampilan psikomotorik berkurang

3) Perubahan-perubahan Psikososial
a. Pensiun
Kehilangan financial
Kehilangan status
Kehilangan relasi, sahabat
Kehilangan pekerjaan atau kegiatan
b. Merasakan atau sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup
d. Ekonomi akiabt pemberhentian dari pekerjaan
e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan
f. Gangguan syaraf panca indra
g. Gangguan gizi
h. Hilang kekuatan atau ketegangan fisik

Perkembangan Spiritual:
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaan
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahunan menurun. Perkembangan yang dicapai pada
tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara member contoh cara mencintai keadilan

Aspek Seksualitas pada Usia Lanjut:


Orang yang makin menua (menjadi tua) seksual intercourse masih juga
membutuhkannya; tidak ada batasan umur tertentufungsi seksual seseorang berhenti;
frekuensi seksual intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas
untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.

Perubahan Fisiologik Seksual Akibat Proses Menua:


Pada wanita lansia terjadi produksi estrogen dan progesterone oleh ovarium menurun saat
menopause
Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi meliputi penipisan dinding vagina dengan
pengecilan ukuran dan hilangnya elastisitas.
Penurunan sekresi vagina mengakibatkan kekeringan, gatal dan menurunnya keasaman vagina
involusio (atropi) uterus dan ovarium dan penurunan tonus muskulus pubokosigeus
mengakibatkan lemasnya vagina dan perineum.
Perubahan tersebut berakibat perdarahan pervagina dan nyeri saat bersenggama. Pada pria
lansia, penis dan testis menurun ukurannya dan keadaan androgen berkurang.

Pengaruh Umum Penuaan Fungsi Seksual Pria:


Secara umum pengaruh penuaan fungsi seksual pada pria meliputi hal-hal berikut:
Terjadinya penurunan sirkulasi testosterone, tapi jarang mengakibatkan gangguan fungsi
seksual pada lansia yang sehat
Ereksi penis memerlukan waktu lebih lama dan mungkin tidak sekeras sebelumnya.
Perangsangan langsung pada penis seringkali diperlukan.
Ukuran testis tidak bertambah, elevasinya lambat dan cenderung turun
Kelenjar penis tampak menurun
Control ejakulasi meningkat
Dorongan seksual jarang terjadi pada pria di atas 50 tahun
Tingkat orgasme menurun atau hilang.
Kekuatan ejakulasi menurun sehingga orgasme kurang semangat
Ejakulasi selama orgasme terdiri dari satu atau dua kontaksi pengeluaran sedangkan pada
orang yang lebih muda dapat terjadi empat kontraksi besar diikuti kontraksi kecil sampai
beberapa detik
Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada organ genital eksterna. Frekuensi kontaksi
sfingter ani selama orgasme menurun.
Setelah ejakulasi, penurunan ereksi dan testis lebih cepat terjadi
Kemampuan ejakulasi setelah ereksi semakin panjang, pada umumnya dua belas sampai 48
jam setelah ejakulasi. Ini berbeda pada orang muda yang hanya membutuhkan waktu
beberapa menit saja.
Pada klimaksnya, hubungan seksual masih memberikan kepuasan yang kuat

Hambatan Aktivitas Seksualitas pada Lanjut Usia:


a. Hambatan Eksterna
Pandangan social yang menganggap bahwa aktivitas seksualitas tidak layak lagi dilakukan
oleh para lansia
Tantangan dari keluarga (anak-anak) dengan berbagai alasan
Karena peraturan dan ketiadaan privacy di institusi (panti werdha)
b. Hambatan Interna
Pribadi (psikologik) sehingga merasa tidak bisa dan tidak pantas untuk bisa menarik lawan
jenisnya
Pandangan social dan keagamaan sehingga ditekan sedemikian rupa sehingga memberikan
dampak pada hubungan seksual
Obat-obatan
Disfungsi ereksi
Penatalaksanaan masalah-masalah seksual pada lanjut usia.
Penatalaksanaan biasanya:
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tambahan
Terapi psikologik
Medikamentosa (hormonal atau infeksi intra corporal)
Pengobatan dengan vakum
Pembedahan

BAB IV
HUKUM TENTANG
PERAWATAN LANJUT USIA

A. DASAR HUKUM LANSIA

Landasan Hukum Di Indonesia

Berbagai produk hukum dan perundang-undangan yang langsung mengenai Lanjut Usia
atau yang tidak langsung terkai dengan kesejahteraan Lanjut Usia telah diterbitkan sejak
1965. Beberapa di antaranya adalah :

1. Undang-undang nomor 4 tahun 1965 tentang Pemberian bantuan bagi Orang Jompo
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1965 nomor 32 dan tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia nomor 2747).
2. Undang-undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga
Kerja.
3. Undang-undang Nomor 6 tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial.
4. Undang-undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita.
5. Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional.
6. Undang-undang Nomor 2 tahun 1982 tentang Usaha Perasuransian.
7. Undang-undang Nomor 3 tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
8. Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.
9. Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang PErkembangan Kependudukan dan
Pembangunan keluarga Sejahtera.]
10. Undang-undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
11. Undang-undang Nomor 23 tentang Kesehatan.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Keluarga Sejahtera.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 ahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan
Kependudukan.
14. Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Tambahan
lembaran Negara nomor 3796), sebagai pengganti undang-Undang nomor 4 tahun
1965 tentang Pemberian bantuan bagi Orang jompo.
Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :

a. Hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan


kelembagaan.
b. Upaya pemberdayaan.
c. Uaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia potensial dan tidak
potensial.
d. Pelayanan terhadap Lanjut Usia.
e. Perlindungan sosial.
f. Bantuan sosial.
g. Koordinasi.
h. Ketentuan pidana dan sanksi administrasi.
i. Ketentuan peralihan.
B. ASPEK LEGAL PERAWATAN LANSIA

Prioritas Penelitian Bidang Keperawatan Gerontik


Keperawatan gerontik secara holistic menggabungkan aspek pengetahuan dan
keterampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan
fisik, mental, social dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia kearah
perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan
kesehatan, maksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit, maupun
kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian.
Penelitian keperawatan gerontik diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi pengembangan teknik maupun mutu pelayanan dengan berbagai pendekatan di
atas. Namun dalam menyusun prioritas penelitian, perlu diseimbangkan antara kebutuhan
untuk menambah ilmu dan wawasan baru dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas,
efektivitas, efisiensi dan kepatuhan pelayanan. Dalam mengembangkan penelitian tersebut,
kita terlebih dahulu perlu mengetahui aspek-aspek kritis yang ada dalam keperawatan
gerontik.
Area Prioritas

1. Pelayanan, evaluasi dan efektivitas intervensi terhadap individu atau kelompok atau
metode baru dalam pelayanan keperawatan. sub area prioritas: ventilasi dan sirkulasi,
nutrisi, ekskresi, aktivitas dan istirahat, stimulasi mental, tidur, masalah
kardiovaskuler, masalah penyakit vaskularisasi periver, masalah respiratori, masalah
gastrointestinal, masalah diabetes, masalah muskulusskeletal, masalah genitourinary,
masalah neurology, masalah menurunnya fungsi sensorik, masalah dermatologi,
masalah kesehatan mental, tindakan operatif dan dampaknya, palliative care,
manajemen nyeri, rehabilitasi, perawatan diri dan higienitas, pengawasan menelan
obat.
2. parameter dan hasil (out come) intervensi klinik yang spesifik. Sub area
prioritas:diagnosis keperawatan yang spesifik, pengembangan alat ukur geriatric.
3. factor-faktor organisasi yang berdampak pada system pelayanan dan kinerja, sub area
prioritas : peran kolaborasi, model keperawatan di rumah (home care), model
perawatan di rumah sakit (hospital care), model perawatan di panti jompo
(institutional care), model perawatan jangka panjang (long-term care), nursing
agency, team work.
4. factor-faktor social yang berdampak pada tingkat kesehatan lansia. Sub area prioritas :
aspek legal:kebijakan dan regulasi, kelenturan kesehatan yang berbasis budaya dan
kepercayaan, social ekonomi, konsep-konsep gerontology (aspek kesehatan, aspek
spiritual, aspek etika dan moral, aspek nutrisi, aspek psikologis, aspek fisiologis dan
aspek social).
5. kualitas hidup (quality of life) dan intervensi kesehatan psiko social. Sub area
prioritas:penilaian status fungsional, psikologis, senile demensia, olah raga, rekreasi,
upaya preventif terhadap risiko kecelakaan, interaksi social, spiritual, manajemen
stress, sakaratul maut, support keluarga, aktivitas dan disfungsi seksual.
6. promosi kesehatan. Sub area prioritas:pesan, teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Lansia Masa Kini dan Mendatang. Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat Kedeputian I Bidang Kesejahteraan Sosial. 2010
Anonim. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik. Jakarta: Nurse Idea. 2009.

Darmojo, Budi. Beberapa Masalah Lanjut Usia. Jakarta: Majalah Hospitalia tahun II, No. 10, 11,
dan 12.1977.

Darmojo, Boedi. Geriatri/Gerontology. Semarang: Universitas Diponegoro. 1996.

Darmojo, Boedi. Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1999.

Mardjono, Mahar. Beberapa Masalah dalam Geriatri dan Aspek Medik pada Usia Lanjut.
Jakarta: Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1982.

Nugroho, Wahjudi. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2000.

Kiswanto, Eka A. Trend dan Isu Legal dalam Keperawatan Profesional. Jakarta: Pro-Health.
2009.

R, Rully. Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan Lansia di RSU dalam Perspektif HAM. Jakarta:
Harian Suara Pembaharuan. 2002
Lanjut Usia (Lansia)

1. Pengertian Lansia

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang

yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok

umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase

kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu

proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan

tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan

semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan

pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya.

Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi

perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.

Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada kemunduran

kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada

activity of daily living (Fatmah, 2010).

10

2. Batasan-batasan usia lanjut

Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut

World Health Organitation (WHO) lansia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun

b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun

c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun

Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006)


pengelompokkan lansia menjadi :

a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang

menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)

b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki

masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)

c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif

(usia >65 tahun)

You might also like