Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK 3 :
IFANDRA MUSTHA
NELLY KUSWITA
RISNAWATI
Dosen Pembimbing :
PRODI S1 KEPERAWATAN II B
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas taufik,hidayah serta inayah-
Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Asuhan Keperawatan Parkinson dengan
baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Penulis menyadari, bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini mungkin belum seperti
yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan, saran, dan masukan yang
bersifat membangun dari semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi........................................................................................................4
B. Etiologi & Anatomi Fisiologi.......................................................................4
C. Gejala dan Manifestasi Klinis....................................................................15
D. Patofisiologi...............................................................................................18
E. Komplikasi.................................................................................................21
F. Klasifikasi..................................................................................................22
G. Penatalaksanaan Medis..............................................................................23
H. Asuhan Keperawatan.................................................................................25
I. WOC..........................................................................................................39
A. Kesimpulan................................................................................................40
B. Saran...........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Parkinson pertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson
seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam tulisannya, James Parkinson
mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut
memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait
difficulty).
Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita
seimbang. 5 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelum
usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan,
pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat
dari 0,6 % pada usia 60 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 89 tahun.1
Beberapa orang ternama yang mengidap Penyakit Parkinson diantaranya adalah Bajin
(sasterawan terkenal China), Chen Jingrun (ahli matematik terkenal China), Muhammad Ali
(mantan peninju terkenal A.S.), Michael J FoxThe Michael J Fox Foundation For Parkinsons
Research (seorang bintang film Hollywood terkenal).
Dari beberapa fakta yang menunjukkan data mengenai Penyakit Parkinson, hal yang
menarik adalah penyakit ini belum diketahui penyebabnya secara pasti dan hanya mengacu pada
prediksi faktor genetika dan lingkungan. Namun, pada perkembangan terakhir mengenai
penyakit ini, ada tendency bahwa penyakit ini deisebabkan oleh kerusakan mitokondria, organel
1
penghasil energi di dalam sel, yang menyebabkan neuron di dalam substantia nigra otak mati
atau tidak berfungsi. Studi dari Children Hospital Boston sekarang menunjukkan bahwa mutasi
genetik menyebabkan bentuk herediter dari Penyakit Parkinson menyebabkan mitokondria
bergerak acak keluar dari sel, meninggalkan sel tanpa ada kemungkinan menghentikan mereka.
Oleh sebab itu, pembahasan mengenai PD ini sangat menarik juga karena pengembangan
dari penelitian penyakit ini selalu meningkat tiap tahunnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis untuk pasien penderita Parkinson
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Parkinsonisme merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik,
bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan pergerakan
diakibatkan oleh defek jalur dopaminergik( produksi dopamine) yang menghubungkan subtansia
nigra dengan korpus striatum ( nucleus kaudatus dan nucleus lentikularis). Basal ganglia adalah
bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi, mengakhiri
pergerakan, serta mengatur gerakan-gerakan otomatis ( Sylvia dan price, 1999).
Penyakit Parkinson (PD) adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf
(neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan
(movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan
kekakuan otot.
Etiologi Parkinson primer belum diketahui, masih belum diketahui. Terdapat beberapa
dugaan, di antaranya ialah : infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum diketahui), reaksi
abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum
diketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat.
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu
kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya,
penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me
4
bagaimana kerusakan itu belum jelas benar. Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan
parkinson adalah sebagai berikut :
1.Usia
Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200 dari
10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi mikrogilial yang
mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada substansia nigra, pada penyakit
parkinson.
2.Geografi
Di Libya 31 dari 100.000 orang, di Buinos aires 657 per 100.000 orang. Faktor
resiko yang mempengaruhi perbedaan angka secara geografis ini termasuk adanya
perbedaaan genetik, kekebalan terhadap penyakit dan paparan terhadap faktor
lingkungan.
3.Periode
4.Genetik
5
pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika disebabkan oleh keturunan,
gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda. Kasus-kasus genetika di USA sangat
sedikit, belum ditemukan kasus genetika pada 100 penderita yang diperiksa. Di Eropa
pun demikian. Penelitian di Jerman menemukan hasil nol pada 70 penderita. Contoh
klasik dari penyebab genetika ditemukan pada keluarga-keluarga di Italia karena kasus
penyakit itu terjadi pada usia 46 tahun. 13
5.Faktor Lingkungan
Xenobiotik
Pekerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan
lama.
Infeksi
Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah satu
mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya,kopi
merupakan neuroprotektif.
Trauma kepala
6
Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala
motorik. Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada
stress dan depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stress
oksidatif.
Sistem saraf manusia mengandung lebih dari 1010 saraf atau neuron.
7
Neuron merupakan unit structural dan fungsional system saraf
Sel saraf terdiri dari badan sel yang di dalamnya mempunyai inti sel,nukleus,
Mitokondria, Retikulum endoplasma, Badan golgi, di luarnya banyak terdapat
dendrit,kemudian bagian yang menjulur yang menempel pada badan sel yang di sebut
akson
Dendrit menyediakan daerah yg luas untuk hubungan dengan neuron lainnya. Dendrit
adalah serabut aferen karena menerima sinyal dari neuron-neuron lain dan
meneruskannya ke badan sel.
Pada akson terdapat selubung mielin,nodus ranvier,inti sel Schwan,butiran
neurotransmiter
Akson dengan cabang-cabangnya (kolateral), adalah serabut eferen karena membawa
sinyal ke saraf-saraf otot dan sel-sel kelenjar. Akson akan berakhir pada terminal saraf yg
berisi vesikel-vesikel yg mengandung neurotransmitter. Terminal inilah yg berhubungan
dengan badan sel, dendrit atau akson neuron berikutya.
Bentuknya berbeda dari neuron aferen dan interneuron, di ujung perifernya terdapat
reseptor sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai respon terhadap rangsangan spesifik.
Sel saraf ini menghantarkan impuls(pesan) dari reseptor ke sistem saraf pusat,dendritnya
berhubungan dengan reseptor(penerima rangsangan ) dan ujung aksonnya berhubungan dengan
sel saraf asosiasi,
Sel saraf ini mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot/skelet yang hasilnya berupa
tanggapan terhadap rangsangan. Badan sel saraf berada di sistem saraf pusat dan dendritnya
8
berhubungan dengan akson sel saraf asosiasi dan aksonnya berhubungan dengan efektor(bagian
motoris yang menghantarkan sinyal ke otot/skelet).
Aktivitas sistem motoris tergantung dari aktivitas neuron motoris pada medula spinalis.
Input yang masuk ke neuron motorik menyebabkan 3 kegiatan dasar motorik yaitu :
Ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan
motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lainnya. Beberapa interneuron dalam otak
terkait dengan fungsi berfikir, belajar dan mengingat
1. Sel saraf ajustor yaitu menghubungkan sel saraf sensoris dan motoris
2. Sel saraf konektor yaitu untuk menghubungkan neuron yang satu dengan neuron yang
lainnya.
Sel Neuroglial
Biasa disebut glia yg merupaka sel penunjang tambahan pada SSP yg berfungsi sebagai
jaringan ikat.
Sel glial dapat mengalami mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggungjawab
atas terjadinya tumor system saraf.
IMPULS SARAF
Terjadinya impuls listrik pada saraf sama dengan impuls listrik yg dibangkitkan dalam
serabut otot.Sebuah neuron yg tdk membawa impuls dikatakan dalam keadaan polarisasi,
dimana ion Na+ lebih banyak diluar sel dan ion K+ dan ion negative lain lebih banyak dalam sel
9
Segera setelah depolarisasi terjadi, membrane neuron menjadi lbih permeable terhadap
ion K+, yg akan segera keluar dari sel. Keadaan ini memperbaiki muatan positif diluar sel dan
muatan negatif di dalam sel, yg disebut repolarisasi.
Kemudian pompa atrium dan kalium mengmbalikan Na+ keluar dan ion K+ ke dalam, dan
neuron sekarang siap merespon stimulus lain dan mengahantarkan impuls lain.
Sebuah potensial aksi dalam merespon stimulus berlangsung sangat cepat dan dpt di ukur
dlm hitungan milidetik.Sebuah neuron tunggal mampu meghantarkan ratusan impuls setiap detik.
1. OTAK
Merupakan alat tubuh yang sangat vital karena pusat pengatur untuk seluruh alat
tubuh,terletak di dalam rongga tengkorak (Kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang
kuat.Otak terdiri dari 3 bagian besar yaitu:
Merupakan bagian terluas dan terbesar dari otak ,bentuk telur dan mengisi penuh
bagian atas rongga tengkorak. Adapun fungsi serebrum yaitu :untuk pusat pengaturan
semua aktivitas mental yaitu berkenaan dengan
kepandaian(Intelegensi),ingatan(memori),kesadaran,pusat menangis,keinginan buang air
besar maupun kecil. Terdiri atas:
a. Diensephalon
10
Merupakan bagian batang otak paling atas,terdapat di antara serebrum dan
mesensephalon,Adapun fungsinya yaitu :
Terletak diantara pons dan Diensephalon. Di depan otak tengah ada talamus dan
hipotalamus,fungsinya:
Pusat keseimbangan
Mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dgn baik
Menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh
2. TALAMUS
Pusat pengatur sensoris untuk serabut aferen dari medula spinalis ke serebrum
3. HIPOTALAMUS
11
Berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yg melakukan fungsi vegetative
penting untuk kehidupan seperti pengaturan frekuensi jantung, TD, Suhu tubuh,
keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual
Sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan dan
kemarahan.
Memproduksi hormone yg mengatur pelepasan atau inhibisi hormion kelenjar
hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan system endokrin.
4. SUMSUM TULANG BELAKANG (Medulla spinalis)
Fungsinya:
Sistem saraf perifer mempunyai 2 subdivisi fungsional utama yaitu sistem somatik dan
otonom.Eferen somatik dipengaruhi oleh kesadaran yang mengatur fungsi-fungsi seperti
kontraksi otot untuk memindahkan suatu benda,sedangkan sistem otonom tidak dipengaruhi oleh
kesadaran dalam mengatur kebutuhan tubuhsehari-hari,sistem saraf otonom terutama terdiri atas
saraf motorik visera (eferen) yang menginversi otot polos organ visera,otot jantung,pembuluh
darah dan kelenjar eksokrin
12
12 pasang saraf serabut otak ( saraf cranial ) yang terdiri dari 3 pasang saraf sensorik,
5 pasang saraf motorik dan 4 pasang saraf gabungan.
31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal ) yang terdiri dari 8 pasang
saraf leher,12 pasang saraf punggung,5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul
dan 1 pasang saraf ekor.
Neurotransmitor adalah suatu penandaan kimiawi antar sel yang berfungsi sebagai
komunikasi antar sel saraf dan antara sel saraf dengan organ efektor . Neurotransmiter adalah
senyawa yang disintesa, disimpan dalam saraf tempat dia bekerja,sekresinya bergantung pada
adanya ion kalsium dan diatur melalui fosforilasi protein sinapsis.Menyebar secara cepat
sepanjang celah sinaps antara ujung neuron dan berikatan dengan reseptor spesifik pada sel target
( pasca sinaps).
1. Acetylcolin :
3. Dopamin
4. Serotonin
13
Terdapat di saluran cerna,di ssp yaitu di medula spinalis dan hipotalamus,fungsinya
menghambat impuls nyeri dan mengatur perasaan seseorang.
6. Histamin
7. Prostaglandin
8. Asam glutamat
1. Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medula spinalis,memiliki
neurotransmiter norefinefrin/Adrenalin shg disebut juga saraf adrenergik,fungsinya
mempertahankan derajat keaktifan(menjaga tonus vaskuler),memberi respon pada situasi
stres seperti.trauma,ketakutan,hipoglikemi,kediginanan,latihan.
2. Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sakral pada medula
spinalis,neurotransmiternya yaitu asetilkolin shg disebut jg saraf kolinergik,fungsinya
menjaga fungsi tubuh esensial seperti proses dan pengurangan zat-zat sisa.
C. Gejala dan Manifestasi Klinik
Hilangnya bau kerap diikuti dengan hilangnya rasa. Dopamin adalah pengantar kimia
yang membawa sinyal antara otak dan otot dan saraf di seluruh tubuh. Seperti yang
memproduksi dopamin sel mati, indera penciuman menjadi terganggu, dan pesan seperti isyarat
bau tidak sampai.
"Pasien mengatakan mereka berada di pesta dan semua orang berkomentar tentang
seberapa kuat parfum salah seorang wanita, dan dia tidak bisa mencium baunya," kata Rezak
2. Sulit tidur
Ahli saraf tetap waspada terhadap kondisi tidur cepat yang dikenal sebagairapid eye-
movement behavior disorder (RBD). Orang dengan RBD mungkin berteriak, menendang, atau
14
menggemeretakkan gigi mereka. Mereka bahkan dapat menyerang pasangan tidur mereka.
Sebanyak 40 persen orang dengan RBD akhirnya mengembangkan Parkinson paling tidak 10
tahun kemudian, kata, Rezak.
Dua masalah tidur lainnya yang umumnya berkaitan dengan Parkinson adalah sindrom kaki
gelisah (kesemutan atau rasa tusukan di kaki dan perasaan bahwa Anda harus memindahkan
mereka) dan tiba-tiba berhenti bernapas sejenak saat tidur (sleep apnea). Tidak semua pasien
dengan kondisi ini memiliki Parkinson, tapi sejumlah besar pasien Parkinson--hingga 40 persen
dalam kasus sleep apnea--memiliki kondisi ini.
Salah satu tanda awal yang paling umum dari Parkinson--dan yang paling diabaikan
karena ada banyak kemungkinan penyebab--adalah sembelit dan kentut. Ini hasil dari penyakit
Parkinson yang mulai mempengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur aktivitas otot halus
seperti yang bekerja perut dan kandung kemih. Usus dan kandung kemih dapat menjadi kurang
sensitif dan memperlambat proses pencernaan keseluruhan. Salah satu cara untuk mengenali
perbedaan antara sembelit biasa dan sembelit disebabkan oleh Parkinson adalah bahwa yang
terakhir sering disertai dengan perasaan kenyang, bahkan setelah makan sangat sedikit.
Kehilangan dopamin dapat mempengaruhi otot-otot wajah, membuat mereka kaku dan
lambat dan mengakibatkan kurangnya karakteristik ekspresi. "Beberapa orang menyebutnya
sebagai wajah batu atau wajah poker," kata ahli saraf Pam Santamaria, ahli Parkinson di
Nebraska Medical Center di Omaha.
Tanda ini sangat sering terjadi pada wanita, setelah mengeluhkan tremor dan kekakuan.
Nyeri leher ini sifatnya terus berlanjut, tidak seperti kram otot biasa yang hilang setelah satu atau
dua hari. Pada beberapa orang, muncul mati rasa dan kesemutan.
15
Salah satu gejala Parkinson, yang dikenal sebagai bradykinesia, adalah perlambatan dan
hilangnya gerakan spontan dan rutin. Tulisan tangan adalah salah satu tempat yang paling umum
untuk mengenai tanda bradykinesia. Mencuci dan berpakaian juga digunakan untuk menandai
kemunculanbradykinesia. Seseorang mungkin butuh waktu lama untuk berdandan atau berurusan
dengan ritsleting dan pengencang lainnya.
7. Perubahan suara
Suara mulai berubah, sering menjadi jauh lebih lembut dan lebih monoton. Ini adalah
tanda yang sering dilupakan dokter yang mendiagnosis seseorang dengan penyakit ini. Otot-otot
wajah yang kaku membuatnya lebih sulit mengatakan sesuatu dengan jelas. "Beberapa pasien
mulai mengalami kesulitan membuka mulut mereka," kata Rezak.
Lengan tak bisa direntangkan dengan bebas, sehingga untuk meraih vas bunga di rak
tertinggi akan mengalami kesulitan. Bisa juga, salah satu lengan tak bebas berayun seperti lengan
lainnya.
Para ahli tidak yakin mengapa, tapi ada berbagai perubahan kepribadian terkait dengan
yang datang dengan Parkinson, termasuk kecemasan diucapkan dalam situasi baru, penarikan
sosial, dan depresi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa depresi pada seseorang yang
sebelumnya tidak mengalaminya adalah tanda pertama pada kebanyakan pasien Parkinson.
16
a. Gemetaran.
Seseorang penderita penyakit Parkinson pada saat istirahat atau pada saat tidak
melakukan aktivitas akan mengalami gemetaran. Gemetaran yang timbul dapat terjadi pada
tangan, kaki, rahang atau kepala.
b. Kekakuan.
Penderita akan mengalami rasa kaku pada otot, rasa sakit pada bahu,leher dan sendi-
sendi hingga sulit untuk bergerak.
d. Kebekuan.
Gejala ini juga timbul pada penderita penyakit Parkinson antara lain penderita
merasakan sakit seperti terbakar, perasaan geli, hilangnya motifasi, susah tidur ataupun
merasakan tekanan. Kebanyakan gejala ini akan memperparah penderita penyakit Parkinson.
D. Patofisiologi
Lesi utama tampak menyebab hilangnya neuron pigmen, terutama neuron di dalam
substansfa nigra pada otak (substansia nigra merupakan kumpulan nukleus otak tengah yang
memproyeksikan serabutserabut korpus striatum).Salah satu neurotransmiter mayor di daerah
otak mi dan bagianbagj lain pada sistem saraf pusar adala dopamin Yang mempunyai fungsi
Penting dalam mengha gerakan pada pusat kontrol geraka Secara normal dopamin memjljki
konsentrasj yang tinggi di bagianj0 otak tertentu namun pada penyakit Parkinson konsentrasi
dopamin menipjs dalam substansia nigra dan korpus stniatum. Penipisan kadar dopamin dalam
basal ganglia yang berhubungan dengan adanya bradikinesia kekakuan dan tremor.
17
Aliran darah serebri regional menurun pada klien dengan penyakit Parkinson dan ada kejadian
demensia yang tinggi. Data patologis dan biokimia menunjukkan bahwa klien demensia dengan
penyakit Parkinson mengalami penyakit penyerta Alzheimer. Pada kebanykan klien, penyebab
penyakit tersebut tidak diketahui. Parkinsonisme arterioskierosis terlihat lebih sering terjadi pada
kelompok usia lanjut. Kondisi mi menyertai ensefalitis, keracunan, atau toksisitas (mangan,
karbon monoksida), hipoksia, atau dapat alibat pengaruh obat.
Gambar 6.1. Perubahan gaya berjalan pada klien parkinsonisme. Klien kehilangan refleks
postural, berdiri dengari kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti
didorong (sumber: Priguna Sidharta, Jakarta: Dian Rakyat, 1985).
Manifestasi utama penyakit Parkinson adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor
menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural. Gejala awal yang dialami klien
adalah kaku ekstremitas dan kaku pada semua gerakan. Klien mengalami kesulitan dalam
memulai, iempertahankan, dan membentuk aktivitas motorik dan lambat dalam menghasilkan
aktivitas normal. Gejala yang terlihat sebagai pertanda bahwa penyakit telah berlanjut adalah
18
tremor, sering kali pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan
akhirnya bagian kepala, walaupun tremor mi tetap unilateral.Karakteristik tremor dapat berupa
lambat, gerakin membalik (pronasisupinasi) pada lengan bawah dan telapak tangan, dan gerakan
ibu jan terhadap jan-jan seolah-olah memutar sebuah pil di antara jan-jan.Keadaan mi meningkat
bila klien sedang berkonsentrasi atau merasa cernas,dan muncul pada saat klien
istirahat.Karakteristik lain adalah penyakit mi memengaruhi wajah, sikap tubuh, dan gaya
berjalan. Klien mengalami kehilangan ayunan tangan normal, sehingga menyebabkan
keterbatasan otot, wajah mengalami sedikit ekspresi. Hal mi dapat terlihat saat klien berbicara,
wajah klien seperti topeng (sering mengedipkan mata), raut wajah yang ada muncul sekilas.
Klien mengalami kehilangan refleks postural, berdini dengan kepala cenderung ke depan dan
berjalan dengan gaya berjalan seperti didorong, Kesulitan dalam berputar dan hilangnya
keseimbangan (salah satunya ke depan atau ke belakang) dapat menyebabkan klien sering jatuh.
Tanda depresi yang muncul pada klien belum dapat ditetapkan apakah depresi sebagai reaksi
terhadap gangguan atau yang berhubungan dengan abnormalitas biokimia di dalam substansia
nigra pada otak.
19
berminyak dan sering mendenita dermatitis seboroik, sulit menelan, konstipasi, dan gangguan
kandung kemih yang diperberat oleh obat-obat antikolinergik dan hipertrofi prostat.
E. Komplikasi
1. Komplikasi Motor
Gangguan gaya berjalan dan ketidakstabilan postur merupakan masalah yang sering
terjadi dan serius pada pasien Parkinson karena bisa meningkatkan resiko jatuh dan
cedera. Beberapa penelitian menyarankan kemunculan gejala ini bisa memprediksi lebih
cepat dibandingkan tremor sebagai gejala predominan.
20
Gangguan menelan (disfagia). Disfagia berasosiasi dengan pemendekan waktu bertahan.
Gangguan motor dari otot kerongkongan tidak hanya menimbulakan gangguan menelan
tapi juga beresiko pneumonia aspirasi.
Konstipasi adalah masalah besar dan terjadi sebagai akibat dari penyakit dan efek
samping dari pengobatan.
Kontrol kandung kemih dan inkontinensia urin juga merupakan komplikasi penting pada
parkinson.
Gangguan bicara terjadi pada lebih dari 70% pasien Parkinson. Dapat dikarenakan
kekakuan otot wajah, kehilangan control motor, dan gangguan kontrol pernapasan. Tonus
dapat menjadi monoton, kata-kata dapat berulang terus menerus, atau kecepatan berbicara
menjadi sangat cepat.
2. Komplikasi Non-motor
Mempengaruhi kualitas hidup, berkorelasi dengan usia, lama dan keparahan penyakit.
Insomnia. Dapat dikarenakan pergerakan lambat saat malam hari, perubahan siklus tidur,
nyeri, kram, distonia nokturnal atau pagi hari.
Restless Leg Syndrome
Kelebihan tidur siang hari. 50% dikarenakan oleh medikasi, sleep apnea, sleep attact,
higiene tidur yang jelek.
Gangguan tidur REM. Merupakan gejala preklinikal, kebiasaan tertawa, bicara, berteriak,
menendang waktu bermimpi. Memburuk dengan antidepresan.
Halusinasi
Fatigue. Dapat berhubungan dengan progresi penyakit, hipotensi, depresi, gangguan tidur.
Depresi. Terjadi sekitar 10-45% pada pasien Parkinson.
Kecemasan. Merupakan gejala preklinikal. Bisa berupa serangan panic, fobia, atau
gangguan kecemasan umum.
Kehilangan memori. Terjadi sekitar 40% pada pasien Parkinson. Bersifat progresif.
Hipotensi orthostatik.
Konstipasi. Kelambatan pergerakan traktus GI, penurunan aktivitas, efek samping
medikasi Parkinson (antikolinergik dan dopamine)
Nausea
Gangguan kandung kemih. Dapat berupa Urinary Incontinence, Urinary frequency,
Urinary hesitancy
Difungsi seksual.
Berkeringat. Biasanya berhubungan dengan levodopa.
F. Klasifikasi
1. Parkinsonisme primer / idiopatik/paralysis agitans.
21
Penyakit parkinson primer terjadi karena produksi dopamine rendah karna keturunan
(Gen)
Pada kelompok ini gejalanya hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit
keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada penyakit Wilson ( degenerasi hepato-lentikularis ),
hidrosefalus normotensif, sindrom Shy-drager, degenerasi striatonigral, atropi palidal
( parkinsonismus juvenilis )
G. Penatalaksanaan Medis
Antihistamin
22
Terapi antikolinergik
Amantadin hidrokhlorida
Terapi levodopa
Walaupun levodopa bukan untuk pengobatan, saat ini merupakan agen tang paling
efektif untuk pengobatan penyakit Parkinson. Levodopa diubah dari (MD4)-dopa menjadi
dopamine pada basal ganglia. Seperti disebutkan diatas dopamine dengan konsentrasi normal
yang terdapat didalam sel-sel subtansia nigra menjadi hilang pada klien dengan penyakit
Parkinson. Gejala yang hilang juga dapat terjadi akibat kadar dopamine yang lebih tinggi
akibat pemberian levodopa.
Inhibitor MAO
23
Eldepril adalah salah satu perkembangan dalam farmakoterapi penyakit Parkinson.
Obat iniu menghambat pemecahan dopamine. Sehingga peningkatan jumlah dopamine
tercapai, tidak seperti bentuk terapi lain, agen ini secara nyata memperlambat kemajuan
penyakit.
Antidepresen
Antidepresen trisiklik dapat diberikan untuk mengurangi depresi yang juga terbiasa
terjadi pada penyakit Parkinson.
Intervensi pembedahan
Pendekatan lain mencakup transplantasi jaringan saraf kedalam basal ganglia dalam
upanya membuat pelepasan kembali dopamine normal. Transplantasi saraf pada medulla adrenal
klien kedalam basal ganglia efektif mengurangi gejala pada sebagian kecil klien. Transplantasi
sel-sel saraf mengunakan jaringan fetus telah dicoba, bagaimanapun prosedur ini masih
diperdebatkan. Penelitian tentang hal ini dan pembedahan lain pendekatan yang tidak melaui
pembedahan lain serta pendekatan yang tidak melalui pembedahan masih terus dilakukan
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan gangguan system persarafan
meliputi anamnesis riwayat penyakit,pemeriksaan fisik,pemeriksaan diagnostik,dan pengkajian
psikososial.
24
Anamnesis
Anamnesis pada Parkinson meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan pengkajian psikososial.
1. Identitas Klien.
Meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50-60 tahun), jenis
kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan. Alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam masuk RS, nomor register, dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks
postural.
3. Riwayat penyakit saat ini
Klien mengeluhkan adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian
yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. Adanya perubahan
pada sensasi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan. Adanya keluhan rigiditas deserebrasi,
berkeringat, kulit berminyak dan sering menderita dermatitis seboroik, sulit menelan,
konstipasi.
4. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat
antikoagulan, aspirin, vasodilator, dan penggunaan obat-obat antikolinergik dalam jangka
waktu yang lama.
5. Riwayat penyakit keluarga
Menanyakan apakah ada anggota keluarga terdahulu yang menderita hipertensi dan
diabetes melitus.
6. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Menilai respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya,perubahan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat,dan respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya
baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
25
Klien dengan penyakit Parkinson umunya tidak mengalami penurunan kesadaran.Adanya
perubahan pada tanda vital,yaitu bradikardi,hipotensi,dan penurunan frekuensi
pernapasan.
B I (Breathing)
Gangguan fungsi pernapasan yang terjadi berkaitan dengan hipoventilasi, inaktivitas,
aspirasi makanan atau saliva,dan berkurangnya fungsi pembersihan saluran napas.
Inspeksi :ditemukan klien batuk atau mengalami penurunan kemampuan untuk
batuk efektif,peningkatan produksi sputum,sesak napas,dan penggunaan
otot bantu napas.
Palpasi :ditemukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi :ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.
B2 (Blood)
Hipotensi postural yang terjadi berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga
gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh system saraf otonom
B3 (Brain)
Pengkajian B3 (Brain) merupakan pemeriksaan focus dan lebih lengkap dibandingkan
pengkajian pada system lainnya.
b. Tingkat kesadaran
Status mental : biasanya status mental klien mengalami perubahan yang berhubungan
dengan penurunan status kognitif,penurunan persepsi,dan penurunan memori baik
jangkapendek dan memori jangka panjang. Adanya gangguan efek berupa euphoria
merupakan tanda khas pada klien multiple sclerosis.
Saraf I :
Biasanya pada klien multiple sclerosis tidak ada kelainan dan fungsi penciuman tidak ada
kelaianan.
Saraf II :
26
Saraf III,IV,dan VI : Pada beberapa kasus penyakit multiple sclerosis biasanya tidak ditemukan
adanya kelainan pada saraf ini.
Saraf V : Wajah simetris dan tidak ada kelainan pada saraf ini.
Saraf VIII : Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
Saraf IX dan X.:Didapatkan kesulitan dalam menelan makanan yang berhubungan dengan
perubahan status kognitif (klien tidak kooperatif).
Saraf XII. Lidah simetris,tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi.
e. Sistem Motorik
Kelemahan spastik anggota gerak dengan menifestasi berbagai gejala meliputi kelemahan
anggota gerak pada satu sisi tubuh atau berbagai secara asimetris pada keempat anggota gerak.
Merasa lelah dan berat pada satu tungkai dan pada waktu berjalan terlihat jelas kaki yang sebelah
terseret maju dan pengontrolannya kurang sekali.Klien dapat mengeluh tungkainya seakan-akan
meloncat secara sepontan terutama apabila ia sedang berada ditempat tidur.
f. Pemeriksaan reflex
Refleks tendon hiperaktif da reflex-refleks abdominal tidak ada.Respon plantar berupa ekstensor
(tanda Babinski).Tanda ini merupakan indikasi terserangnya lintasan kortikospinal.
g. Sistem sensorik
B4 (Bladder)
Penurunan reflekskandung kemih perifer dihubungkan dengan difungsi kognitif dan persepsi
klien secara umum.
B5 (Bowel)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang karena
kelemahan fisik umum,kelelahan otot,dan adanya tremor menyeluruh.
B6 (Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan,kelelhan otot,tremor secara umu pada
keseluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan
pemenuh;an aktivitas sehari-hari.
27
Pemeriksaan Diagnostik
CT scan dapat menunjukkan atrofi serebri.MRI menjadi alat diagnostic utama untuk
memperlihatkan plak kecil dan untuk mengevaluasi perjalanan penyakit dan efek
pengobatan.Disfungsi kandung kemih yang mendasari diagnosis dengan pemeriksaan
urodinamik.Pengujian neuropsikologis dapat diindikasikan untuk mengkaji kerusakan kognitif.
Penatalaksanaan Medis
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
2. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuscular,menurunnya
kekuatan ,kehilangan control otot/koordinasi.
3. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) yang berhubungan dengan medikasi dan penurunan
aktivitas.
4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
tremor,pelambatan dalam proses makan,kesulitan dalam mengunyah,dan menelan.
5. Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume
bicara,pelambatan bicara,ketidakmampuan menggerakkan otot-otot wajah.
6. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena
perkembangan penyakit.
7. Deficit pengetahuan yang berhubungan dengan sumber informasi prosedur perawatan
rumah yang tidak adekuat.
28
bertambahnya kekuatan otot, dan klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan
mobilitas.
INTERVENSI RASIONALISASI
Kajian mobilitas yang ada dan Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam
observasi terhadap peningkatan melakukan aktivitas.
kerusakan. Kaji secara teratur fungsi
motorik.
Lakukan program latihan Meningkatkan koordinasi dan ketangkasan,
meningkatkan kekuatan otot. menurunkan kekakuan otot, dan mencegah
kontraktor bila otot tidak digunakan.
Lakukan latihan postural. Latihan postural untuk melawan kecenderungan
kepala dan leher tertarik ke depan dan ke bawah.
Ajarkan teknik berjalan khusus : Teknik berjalan khusus dapat juga dipelajari untuk
Ajarkan untuk berkonsentrasi pada mengimbangi gaya berjalan menyeret dan
berjalan tegak, memandang lurus ke kecenderungan tubuh condong ke depan.
depan, dan menggunakan cara berjalan
dengan dasar lebar (misalnya berjalan
dengan kaki terpisah);
Klien dianjurkan untuk latihan
berjalan serupa dengan barisan music
marching atau suara dengan birama
lagu, karena hal ini memberikan
rangsangan sensori;
Latihan bernapas sambil berjalan
membantu untuk menggerakkan rangka
tulang rusuk dan transpor oksigen
untuk mengisi bagian paru-paru yang
miskin oksigen;
Periode istirahat yang sering untuk
membantu pencegahan frustasi dan
kelelahan.
Anjurkan mandi hangat dan masase Mandi hangat dan masase membantu otot-otot
otot. rileks pada aktivitas pasif dan aktif serta
mengurangi nyeri otot akibat spasme yang
29
mengakibatkan kekakuan.
Bantu klien melakukan latihan ROM, Untuk memelihara fleksibitas sendi sesuai
perawatan diri sesuai toleransi. kemampuan.
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi Peningkatan kemampuan dalam mobilisasi
untuk latihan fisik klien. ekstremitras dapat ditingkatkan dengan latihan fisik
dan tim fisioterapis.
30
Pemberian supositoria dan pencahar; defekasi. Untuk mengembangkan terapi dan
konsul ke dokter terapi okupasi melengkapi kebutuhan khusus.
31
pertama kali pada satu sisi mulut dan
kemudian ke sisi lain.
Untu kmengontrol saliva, klien dianjukrna
untuk menahan kepala tetap tegak dan
membuat keadaan sadar untuk menalan.
Masase otot wajah dan leher sebelum
makan dapat membantu
Berikan makanan kecil dan lunak.
Monitor pemakaian alat bantu Pemanas elektrik digunakan untuk menjaga
makanan tetap hangat dank lien dizinkan untuk
istirahat selama waktu yang ditetapkan untuk
makan, alat-alat khusus juga membantu
makan.
Penggunaan piring yang stabil, cangkir yang
tidak pecah bila jatuh, dan alat-alat makan
yang dapat digenggam sendiri digunakan
sebagai alat bantu.
Kajilah fungsi system gastrointerstinal, yang Fungsi system gastrointestinal sangat penting
meliputi suara bising usus, catat terjadi untuk memasukkan makanan. Ventilator dapat
perubahan di dalam lambung serprti mual, dan menyebabkan kembung pada lambung dan
muntah. Observasi perubahan pergerakan usus, perdarahan lambung.
misalnya diare, konstipasi.
Anjurkan pemberian cairan 2.500 cc/hari Mencegah terjadinya dehidrasi akibat
selama tidak terjadi ganggungan jantung. penggunaan ventilator selama tidak sadar dan
mencegah terjadinya konstipasi.
Lakukan pemeriksaan laboratorium yang Memberikan informasi yang tepat tentang
diindikasikan, seperti : serum, transferrin, keadaan nutrisi yang dibutuhkan klien.
BUN/kreasinin dan glukosa
32
Tujuan : klien mampu membuat teknik/metode komunikasi yang dapat dimengerti
sesuai kebutuhan dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
Kriteria: klien dapat berkomunikasi dengan sumber kemampuan yang ada.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji kemampuan klien untuk Gangguan bicara ada pada banyak klien yang
berkomunikasi mengalami penyakit Parkinson. Bicara mereka
yang lemah, monoton, halus menuntut kesadaran
berupaya untuk bicara dengan lambat, dengan
penekanaan perhatian pada apa yang mereka
katakan.
Menentukan cara-cara berkomunikasi, Mempertahankan kontak mata akan membuat
seperti mempertahankan kontak mata, klien interes selama komunikasi. Jika klien dapat
pertanyaan denga jwaban ya atau tidak, menggerakkan kepala, mengedipkan mata, atau
menggunakan kertas dan pensil/bolpoin, senang dengan isyarat-isyarat sederhana, lebih
gambar atau papan tulis, bahasa isyarat, baik dengan menggunakan pertanyaan ya/tidak.
perjelas arti dari komunikasi yang
disampaikan.
Pertimbangkan bentuk komunikasi bila Kateter intravena yang terpasang di tangan akan
terpasang intravenous kateter. mengurangi kebebasan menulis/memberi isyarat.
Letakkan bel/lampu panggilan di tempat Ketergantungan klien pada ventilator akan lebih
yang mudah dijangkau, dan berikan baik dan rileks, persaan aman, dan mengerti
penjelasan cara menggunakannya. Jawab bahwa saelaam menggunakan ventilator, perawat
panggilan tersebut dengan segera. Penuhi akan memenuhi segala kebutuhannya.
kebutuhan klien. Katakana kepada klien
bahwa perawat siap membantu jika
dibutuhkan.
Buatlah catatan di kantor perawatan Mengingatkan staf perawatan untuk berespons
tentang keadaan klien yang tak dapat dengan klien selama memberikan perawatan.
berbicara.
Buat rekaman pembicara klien. Rekaman pembicaraan untuk beresons dengan
klien selama memberikan perawatan.
Anjurkan keluarga/orang lain yang dekat Keluarga dapat merasakan akrab dengan klien
dngan klien untuk brbicara dengan klien, berada dekat klien selama berbicara, denga
memberikan informasi tentang npengalaman ini dapat
33
keluarganya dan keadaan yang sedang membantu/mempertahankan kontak nyata seperti
terjadi. merasakanan kehadiran anggota keluarga yang
dapat mengurangi perasaan kaku.
Kolaborasi dengan ahli wicara bahasa. Ahli terapi wicara bahasa dapat membantu
dalam membentuk peningkatan latihan
percakapan dan membantu petugas kesehatan
untuk mengembangkan metoda komunikasi
untuk memenuhi kebutuhan klien.
KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF YANG BERHUBUNGAN DENGAN
DEPRESI DAN DISFUNGSI KARENA PERKEMBANGAN PENYAKIT (Arif
Muttaqin, 2008)
Tujuan : koping individu menjadi efektif.
Kriteria: mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang
situasi dan perubahan yang sedang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri terhadap
situasi, mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara
yang akurat tanpa harga diri yang negatif.
INTERVENSI RASIONALISASI
Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan Menentukan bantuan individual dalam
hubungan dengan derajat ketidakmampuan menyusun rencana perawatan atau
pemilihan intervensi.
Dukung kemampuan koping Kepatuhan terhadap program latihan dan
berjalan membantu memperlambat
kemajuan penyakit. Dukungan dansumber
bantuan dapat diberikan melalui ketekunan
berdoa dan penekanan keluar terhadap
aktivitas dengan mempertahankan
parsitpasi aktif.
Catat ketika klien menyatakan terpengaruh Mendukung penolakan terhadap bagian
seperti sekarat atau mengingkari dan tubuh atau perasaan negative terhadap
menyatakan inilah kematian gambaran tubuh dan kemampuan yang
menunjukkan kebutuhan dan intervensi
serta dukungan emosional.
Pernyataan pengakuan terhadap penolakan Membantu klien untuk melihat bahwa
34
tubuh, mengingatkan kembali fakta kejadian peawat menerima kedua bagian sebagai
tentang realitas bahwa masih dapat bagian dari seluruh tubuh. Mengizinkan
menggunakan sisi yang sakit dan belajar klien untuk merasakan adanya harapan dan
mengontrol sisi yang sehat. mulai menerima situasi baru.
Beri dukungan psikologis secara menyeluruh Klien penyakit Parkinson sering merasa
malu, apatis, tidak adekuat, bosan, dan
merasa sendiri. Perasaan ini dapat
disebakan akibat kedaan fisik yang labat
dan upaya yang besar dibutuhkan erhadap
tugas-tugas kecil. Klien dibantu dan
dudukung untuk mencapai tuuan yang
ditatpkan (seperti meningkatkan
mobilitas). Oleh karena Parkinson
mengarah akan menunjukkan menarik diri
dan depresi, klien harus aktif berpartisasi
dalam program trapi yang mencakup
program sosial dan rekreasi.
Bantu dan anjurkan perawatan yang baik Membantu peningkatan perasaan harga
dengan memperbaiki kebiasan diri dan mengontrol lebih dari satu area
kehidupan.
Bentuk program aktivitas pada keseluruhan Bentuk program aktivitas pada
hari keseluruhan hari untuk mencegah waktu
tidur yang terlalu banyak yang dapat
mengarah pada tidak adanya keinginan
danapatis. Setia upaya dibuat untuk
mendukung klien keluar dari tugas-tugas
yang termasuk koping dengan kebutuhan
mereka setiap hari dan untuk membentuk
klien mandiri. Apa pun yang dilakukan
hanya untuk keamanan sewaktu mencapai
tujuan dengan meningkatnya kemampuan
koping.
35
Anjurkan orang yang terdekat untuk Menghidupkan kembali perasaan
mengizinkan kelian melakukan sebanyak- kemandirian dan membantu
banyak hal-hal untuk dirinya. perkembangan harga diri serta
memengaruhi proses rehabilitasi.
36
37
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan
operasi dapat mengatasi gejala yang timbul . Tanpa perawatan,gangguan yang terjadi mengalami
progress hingga terjadi total disabilitas, seringdisertai dengan ketidakmampuan fungsi otak
general, dan dapat menyebabkan kematian.
38
sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan penyakit itu belum bisa
dihentikan sampai saat ini.Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani
sepanjang hidupnya.
Saran
Dengan adanya Tugas ini penulis dapat lebih memahami tentang bagaimana penyakit
meningitis dan dapat melakukan perawatan yang baik serta menegakkan asuhan keperawatan
yang baik dengan adanya hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan untuk
menambah wawasan dari ilmu yang telah di dapatkan dan lebih baik lagi dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://dianalmira.blogspot.com/2012/12/parkinson.html
http://chandwicaksono.blogspot.com/2013/05/askep-parkinson.html
http://makalahmahasiswakedokteran.blogspot.com/2012/07/parkinson.html
http://rennyandita69.blogspot.com/2012/12/makalah-parkinson.html
Muttaqin, Arief.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan
Jakarta : Salemba Medika. 2008
39