Professional Documents
Culture Documents
1
Proyek pengembangan sistem tidak selalu merupakan cerita keberhasilan.
Diperkirakan dari semua proyek sistem, 25% diantaranya gagal. SDLC telah dicemari
oleh tiga masalah yang menimbulkan kegagalan dalam kebanyak sistem yaitu:
a. Kebutuhan sistem yang tidak dispesifikasikan dengan baik
b. Teknik pengembangan yang tidak efektif.
c. Kurangnya keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem.
Berbagai masalah ini menyebabkan para peneliti mencari cara-cara memperbaiki
proses pengembangan. Fokus dari usaha ini adalah pada teknik untuk mengurangi waktu
pengembangan, memfasilitasi dengan lebih baik dalam hal transfer informasi,
mendorong keterlibatan pengguna dan meningkatkan kualitas sistem secara umum.
Beberapa teknik yang digunakan untuk perbaikan pengembangan sistem yaitu:
a. Pembuatan Prototipe (prototyping)
Pebuatan prototipe adalah teknik yang memberikan pengguna versi awal dari
sistem. Tujuannya adalah untuk menyajikan spesifikasi fungsional yang tidak
ambigu, yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan belajar, serta akhirnya
akan berubah menjadi sebuah sistem yang diimplementasikan secara penuh.
Ketika digabungkan dalam tahapan awal SDLC pembuatan prototipe adalah alat
yang efektif untuk menentukan kebutuhan pengguna. Jika kebutuhan tersebut
telah ditetapkan, prototype akan dibuang dan akan digunakan untuk
mengembangkan aplikasi terstruktur, seperti siostem akuntansi.
2
Kebanyakan produk CASE terdiri atas beberapa alat atau aplikasi atas dan
bawah. Alat CASE atas mendukung berbagai aktivitas konseptual analisis dan
desain. Alat CASE bawah mendukung berbagai aktivitas fisik yang berkaitan
dengan pemrograman aplikasi dan pemeliharaan sistem. Alat CASE digunakan
untuk menetapkan kebutuhan pengguna, menciptakan basis data fisisk dari
diagram ER konseptual, menghasilkan spesifikasi desain sistem, secara otomatis
menghasilkan kode program komputer, dan memfasilitasi pemeliharaan program
yang dibuat melalui teknik CASE atau non-CASE.
3
Gambar 14.4. Diagram PERT untuk Proyek Pengembangan Secara Internal
2. MEMBENTUK SISTEM
4
Tujuan utama dari tahap pembentukan adalah untuk mendesain dan
mengembangkan peranti lunak yang siap untuk diuji dan disediakan bagi komunitas
pengguna. Pendekatan yang digunakan untuk desain dan pemograman sistem yang
modern yaitu:
a. Pendekatan Terstruktur
Pendekatan desain terstruktur (structured design) adalah cara yang kaku untuk
mendesain sistem dari atas ke bawah. Pendekatan ini dimulai dengan gambaran
umum dari sistem yang diusulkan dan yang secara bertahap didekomposisi
menjadi lebih terperinci sampai benar-benar dipahami seluruhnya. Dalam
pendekatan ini, proses bisnis yang didesain biasanya didokumentasi berdasarkan
aliran data dan diagram struktur.
Gambar 14.6. Dekomposisi dari Atas ke Bawah dalam pendekatan Desain Terstruktur
5
Pendekatan ini dapat disamakan dengan proses membuat mobil. Contohnya tiap
model mobil yang diproduksi oleh sebuah pabrik mobil tertentu dapat saja
menggunakan jenis mesin, gigi, alternator, as roda, radio, dan sebagainya, yang
sama. Beberapa dari komponen mobil tersebut akan menjadi produk-produk
standar industry yang digunakan oleh produsen mobil lainnya.
6
Gambar 14.7. Karakteristik Berbagai Objek
DESAIN SISTEM
Tujuan dari tahap desain adalah untuk menghasilkan gambaran terperinci sistem
yang diusulkan, yang akan memenuhi kebutuhan sistem yang diidentifikasi selama
analisis sistem, dan yang sesuai dengan desain konseptualnya. Dalam tahap ini, semua
komponen sistem tampilan pengguna, tabel basis data, proses, dan pengendaliannya
akan ditetapkan secara sangat hati-hati dan terperinci. Pada akhir tahap ini, berbagai
komponen tersebut akan disajikan secara formal dalam laporan desain yang terperinci.
Laporan ini terdiri atas satu rangkai cetak biru yang menentukan format layar input,
tata letak laporan output, struktur basis data, dan logika proses. Rencana yang telah
dilengkapi ini kemudian akan diteruskan ke tahap akhir dalam SDLC.
Urutan desain
Tahap desain sistem dalam SDLC mengikuti sebuah rangkaian urutan peristiwa:
membuat model data proses bisnis, menentukan tampilan konseptual pengguna,
mendesain tabel basis data yang dinormalisasi, mendesain tampilan fisik pengguna,
mengembangkan model proses, menentukan pengendalian sistem, dan melakukan
percobaan awal sistem.
Pendekatan iteratif
Karakteristik ini memiliki implikasi pengendalian bagi akuntan dan pihak
manajemen. Contohnya isu pengendalian yang sebelumnya dapat diatasi mungkin
akan perlu dilihat kembali sebagai akibat dari adanya perubahan dalam desain.
7
Tampilan fisik adalah berbagai media yang digunakan untuk mengungkapkan
atau menyajikan data. Media-media ini meliputi laporan output, dokumen, dan layar
input. Sisa bagian ini akan berhubungan dengan sejumlah isu yang berkaitan dengan
desain tampilan fisik pengguna.
Mendesain tampilan output
Output adalah informasi yang dihasilkan oleh sistem untuk mendukung berbagai
pekerjaan dan keputusan pengguna. Pada tingkat pemrosesan transaksi, output
cenderung menjadi sangat detail. Sistem siklus pendapatan dan pengeluaran
menghasilkan berbagai laporan pengendalian untuk manajemen tingkat yang
lebih rendah dan dokumen operasional untuk mendukung aktivitas harian.
Sistem siklus konversi menghasilkan berbagai laporan untuk penjadwalan
produksi, mengelola persediaan, dan manajemen biaya. Sistem-sistem ini juga
menghasilkan dokumen untuk pengendalian proses produksi. Sistem buku besar
atau pelaporan keuangan dan sistem pelaporan manajemen menghasilkan output
yang lebih ringkas. Sistem laporan manajemen melayani berbagai kebutuhan
pihak manajemen pengguna internal. MRS menghasilkan berbagai laporan yang
sangat terkait dengan masalah dan sangat berbeda di antara entitas bisnis.
Atribut output
Tampilan output harus memiliki berbagai atribut antara lain:
a. Relevan Setiap elemen dalam output informasi harus mendukung
keputusan atau pekerjaan penggunanya.
b. Ringkasan Tingkat ringkasan akan makin tinggi ketika arus informasi
menuju ke atas dari para manajer tingkat yang lebih rendah ke pihak
manajemen puncak.
c. Beerorientasi pada pengecualian Laporan pengendalian operasi harus
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang akan keluar dari kendali dan
mengabaikan berbagai aktivitas yang berfungsi dalam batas normal.
d. Tepat waktu Informasi yang tepat waktu, yang cukup akurat dan
lengkap, lebih berharga daripada informasi sempurna yang terlambat
disampaikan hingga menjadi tidak berguna. Oleh karenanya, system
harus menyediakan pengguna informasi yang cukup tepat waktu untuk
mendukung tindakan yang dibutuhkan.
e. Akurat Output informasi harus bebas dari kesalahan yang penting.
Kesalahan penting adalah kesalahan yang menyebabkan pengguna
melakukan tindakan yang salah atau gagal mengambil tindakan yang
benar. Dokumen operasional dan laporan pengendalian tingkat rendah
biasanya membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi. Akan tetapi untuk
laporan perencanaan tertentu dan laporan yang mendukung pengambilan
keputusan yang cepat, desainer system mungkin harus mengorbankan
akurasi untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu.
f. Lengkap Informasi harus lengkap, idealnya tidak ada satu pun bagian
informasi penting bagi pekerjaan atau keputusan yang tidak ada dalam
output.
g. Menyeluruh output informasi hatrus disajikan sekomplit mungkin
dalam laporan atau dokumen.
8
h. Teknik laporan output Terdapat berbagai perbedaan dalam kognitif
antara para manajer, para desainer system harus menetukan jenis output
dan format yang paling berguna bagi pengguna.
9
Pendekatan Modular
Pendekatan Modular melibatkan pengaturan sistem dalam hierarki berbagai
modul kecil terpisah, yang masing-masing melakukan satu pekerjaan.
Mendesain modul dengan benar membutuhkan dua atribut yaitu dipasangkan
secara bebas dan memiliki kohesi yang tinggi. Perangkaian (coupling) mengukur
tingkat interaksi antara modul-modul. Interaksi adalah pertukaran data
antarmodul. Modul yang dipasangkan secara bebas bersifat independen dari
modul-modul lainnya.
Kohesi (cohesion) merujuk pada jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh suatu
modul. Kohesi yang kuat artinya tiap modul melakukan sebuah pekerjaan yang
telah dibentuk dengan baik. Berbagai pekerjaan ini akan dilakukan oleh modul-
modulyang berbeda.
10
MENDESAIN PENGENDALIAN SISTEM
Ini adalah tahap terakhir dari tahap desain yaitu meliputi pengendalian
pemrosesan komputer, pengendalian basis data, pengendalian manual atas input ke dan
output dari sistem, serta pengendalian atas lingkungan operasional (contohnya,
pengendalian pemrosesan data terdistribusi.
3. MELAKSANAKAN SISTEM
11
Dalam tahap ini, struktur basis data diisi dengan data, perlengkapan dibeli dan
diinstalasi, para karyawan dilatih, dan sistem didokumentasikan. Tahap ini diakhiri
dengan pelepasan sistem yang baru tersebut dan penghentian sistem yang lama.
Proses implementasi melibatkan berbagai usaha para desainer, programer,
administrator basis data, pengguna, dan akuntan. Semua langkah dalam tahap ini
mengharuskan menejemen yang hati-hati. Akan tetapi tidak semua langkah merupakan
bagian dari implementasi sistem, dan tidak semuanya merupakan kekhawatiran para
akuntan. Bagian ini difokuskan pada berbagai aktivitas yang memiliki implikasi terbesar
langsung atas para akuntan dan auditor.
Mendokumentasikan Sistem
Dokumentasi sitem menjelaskan bagaimana sistem bekerja, yang terdiri dari:
a. Dokumentasi desainer dan programer
b. Dokumentasi operator
c. Dokumentasi pengguna
d. Dokumentasi akuntan (auditor)
12
dalam format atau media yang dibutuhkan oleh sistem yang baru. Tingkat konversi
tergantung pada lompatan teknologi dari sistem yang lama ke sistem yang baru.
13
Gambar 14.9. Perpindahan Bertahap
Peran Akuntan
Peran akuntan dalam pembentukan dan pelaksanaan di SDLC adalah signifikan.
Kebanyakan kegagalan sistem disebabkan karena desain yang tidak baik dan
implementasi yang tidak benar. Sebagai pemegang kepentingan dalam semua sistem
keuangan, para akuntan harus menerapkan keahlian mereka dalam proses ini untuk
membimbing dan membentuk sistem yang jadi. Secara khusus, para akuntan harus
terlibat dalam masalah berikut :
a. Memberikan Keahlian Teknis
Tahap desain terperinci spesifikasi barbagai prosedur, aturan, dan konersi yang
akan digunakan dalam sistem tersebut. Dalam hal SIA, berbagai spesifikasi ini
harus sesuai dengan GAAP, GAAS, dan peraturan SEC, serta aturan IRS.
Kegagalan untuk menaatinya dapat mengarah pada tuntutan hukum pada
perusahaan. Contohnya, memilih metode depresiasi atau teknik penilaian aktiva
14
yang benar membutuhkan latar belakang teknis yang tidak selalu dimiliki oleh
para professional sistem. Para akuntan harus memberikan keahlian ini dalam
proses desain sistem.
b. Menentukan Standar Dokumentasi
Dalam tahap implementasi, akuntan memainkan peran penting dalam
menentukan dokumentasi sistem. Karena sistem keuangan harus diaudit secara
berkala, sistem tersebut harus cukup terdokumentasikan. Akuntan harus secara
aktif mendorong ketaatan pada berbagai standar dokumentasi yang berlaku.
c. Memverifikasi Kecukupan Pengendalian
Pengendalian dapat diprogram atau merupakan prosedur manual. Beberapa
pengendalian adalah bagian dari operasi rutin sistem, sementara lainnya adalah
tindakan khusus yang mendahului, mengikuti, atau mengawasi pemrosesan rutin
15
dengan kebutuhan klien. Pendekatan ini dapat menghasilkan sistem yang sangat
disesuaikan. Akan tetapi, menyesuaikan sistem adalah kegiatan yang mahal dan
memakan waktu. Banyak pemasok menggunakan desain sistem berorientasi objek, yang
memanfaatkan berbagai modul yang dapat digunakan kembali, hingga dapat
mengurangi biaya pembuatan khusus sistem bagi pengguna.
Sistem ERP
Sistem ERP sulit untuk diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori tertentu
karena sistem ini memilikisemua karakteristik yang disebutkan diatas. Sistem ini adalah
sistem yang telah ditulis dan yang kadang diimplementasikan seperti aplikasi siap pakai.
Sistem ERP seringkali merupakan paket peranti lunak yang didukung oleh pemasok dan
yang diinstalasi oleh penyedia layanan dari luar perusahaan.
16
akan berhenti mendukung sistem tersebut atau bahkan bangkrut. Hal ini
mungkin adalah kelemahan utama dari sistem yang didukung pemasok.
b. Kebutuhan akan Penyesuaian Sistem
Keuntungan utama dari pengembangan sistem secara internal adalah
kemampuan untuk menghasilkan aplikasi hingga spesifikasi yang tepat.
Keuntungan ini juga menjelaskan kelemahan peranti lunak komersial. Kadang,
kebutuhan pengguna unik dan rumit, sedangkan peranti lunak komersial yang
ada terlalu umum atau terlalu kaku.
c. Pemeliharaan
Sistem informasi bisnis mengalami banyak perubahan. Jika kebutuhan pengguna
berubah, maka mungkin akan sulit atau bahkan tidak mungkin untuk mengubah
peranti lunak komersial. Di pihak lain, pengembangan secara internal
memberikan pengguna aplikasi terbatas pada yang dapat dipelihara.
Dukungan Pengguna
Biasanya, titik pertama kontak untuk transfer data semacam ini adalah melalui
fungsi dukungan pengguna. Dukungan pengguna meliputi layanan bantuan, pelatihan
bagi pengguna, dan pendidikan, serta secara formal mendokumentasikan umpan balik
dari pengguna, berkaitan dengan berbagai masalah dan kesalahan sistem. Untuk
memfasilitasi pengumpulan dan analisis data, sistem manajemen pengetahuan adalah
alat pemeliharaan yang efektif.
17
dengan bagian-bagian data beserta subjeknya hingga dapat memberikan konteks.
Memperbaiki artinya menambah nilai dengan mengungkapkan hubungan antardata,
melakukan sintesis, dan abstraksi. Menyebarluaskan adalah mendapatkan pengetahuan
bagi penerima dalam bentuk yang dapat digunakan. Hal yang paling sulit untuk
diotomatisasikan dalam proses-proses ini adalah perbaikan
DAFTAR PUSTAKA
18
Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
19