Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
2
akan sumber daya alam, hasil barang-barang tambang yang dimiliki oleh
Indonesia juga sangat melimpah. Penelitian yang dilakukan oleh Indonesia Policy
Briefs mengatakan bahwa Indonesia penghasil timah terbesar ke dua di dunia,
tembaga terbesar ke empat di dunia, nikel terbesar ke lima di dunia, emas dan batu
bara terbesar ke delapan di dunia, Indonesia menjadi salah satu Negara penting
dalam bidang pertambangan di dunia (www.worldbank.org).
Perkembangan yang terjadi dalam indeks saham sektor pertambangan dapat
ditunjukkan oleh perubahan harga saham yang diperdagangkan di bursa efek.
Pergerakan harga saham dapat memberikan petunjuk tentang peningkatan dan
penurunan aktivitas pasar modal dan investor dalam melakukan transaksi jual beli
saham. Pada aktivitas pasar sekunder harga saham pertambangan akan mengalami
fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham
dipengaruhi permintaan dan penawaran para investor atas saham tersebut. Naik
turunya supply dan demand tersebut terjadi karena banyaknya faktor, baik yang
bersifat internal (kinerja perusahaan) maupun eksternal (kurs, suku bunga,
inflasi).Perusahaan tambang melakukan aktivitas perdagangan internasional yang
relatif tinggi lewat ekspor hasil tambang. Dengan demikian perusahaan tambang
sangat sensitif terhadap perubahan kurs. Fluktuasi kurs berpotensi mempengaruhi
kondisi internal pada perusahaan yang akhirnya dapat menimbulkan resiko
kerugian pada perusahaan. Merosotnya kurs rupiah juga dapat menyebabkan
jumlah utang perusahaan dan biaya produksi mengalami peningkatan yang tinggi
jika dinilai dengan rupiah. Menurut Sunariah (2006), menurunnya kurs dapat
meningkatkan biaya impor bahan baku dan meningkatkan suku bunga walaupun
dapat meningkatkan nilai ekspor, menurunnya kurs rupiah terhadap mata uang
asing memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal.
Pada 2015 Dunia pasar modal menemui cobaan berat. Indeks Harga saham
Gabungan (IHSG) melorot sekitar 12,39 persen sejak 2 Januari 2015. Anjloknya
IHSG ini disebabkan oleh melemahnya perekonomian global dan nasional. Nilai
tukar rupiah pada pertengahan tahun menembus angka terendahnya sejak krisis
moneter 1998 pada level Rp14.728 per dolar Amerika Serikat.
Sumber: Bareksa
Anjloknya nilai tukar rupiah ini diakibatkan oleh beberapa peristiwa, termasuk di
antaranya molornya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika oleh The Federal
Reserve. Devaluasi Yuan juga ikut memberi andil besar. Fluktuasi nilai tukar
suatu mata uang mempengaruhi kegiatan dan nilai pasar atas pasar lokal, jika
perusahaan pada taraf persaingan internasional, hal ini berarti harga saham
perusahaan dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang karena berdampak
terhadap laporan perdagangan dan modal atas keseimbangan pembelian dalam
negeri. Suseno (1990) menyatakan bahwa nilai tukar rupiah yang relatif rendah
terhadap mata uang negara lain terutama US$ akan mendorong peningkatan
ekspor dan dapat mengurangi laju pertumbuhan impor. Nilai tukar rupiah yang
rendah juga akan mendorong melemahnya daya beli masyarakat yang dapat
memicu kurang menariknya tingkati nvestasi dalam rupiah.
Sumber: Bareksa
Sumber: Bareksa
Saham-saham di sektor pertambangan memang semakin melemah. Saham
perusahaan pelat merah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) harus rela turun sekitar
71,27 persen sejak awal 2015.
Perusahaan tambang pelat merah lainnya juga ikut terkena imbasnya. Harga
saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga anjlok 63,20 persen.
Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga harus terpeleset 52,40 persen
sejak awal 2015. Jatuhnya saham-saham tambang disebabkan aturan larangan
ekspor bahan mineral mentah oleh pemerintah pada 2014 dan melemahnya harga
di pasar dunia.
Sumber: Bareksa
Agar rasio-rasio itu mempunyai arti, maka rasio yang dihitung harus dari
variabel-variabel yang mampu memberikan arti. Analisis rasio mampu
menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat
digunakan untuk menilai suatu kondisi keuangan dan dapat dipakai sebagai dasar
perbandingan dari waktu ke waktu.
Ada beberapa ukuran kinerja keuangan yang akan digunakan dalam penelitian
ini dimana masing-masing rasio digunakan untuk menunjukkan pengaruhnya
terhadap harga saham. Variabel kinerja keuangan yang akan dibahas dalam
penelitian ini yaitu:
1. Current ratio (Rasio Lancar) Merupakan perbandingan antara aktiva lancar
(Current assets) dengan hutang lancar (Current liabilities). Current ratio yang
tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek
dalam arti setiap saat perusahaan memiliki pendeknya.
2. Return on assets s Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba atas aktiva yang dipergunakan.
3. Earning per share Merupakan variabel yang menunjukkan bahwa semakin
besar variabel tersebut menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar
dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis keterkaitan dan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Yaitu menganalisis pengaruh
Nilai tukar dan kinerja keuangan yang terdiri dari beberapa rasio keuangan yang
berupa, CR (Current ratio), ROA (Return on assets s) dan EPS (Earning
PerShare) terhadap harga saham pada perusahaan sektor pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Nilai
tukar dan kinerja keuangan terhadap harga saham sektor pertambangan yang
terdaftar di bursa efek indonesia
TINJAUAN PUSTAKA
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Aktivitas
3. Rasio Leverage
4. Rasio Profitabilitas
5. Rasio Valuas
Aktiva Lancar
=
Hutang Lancar
Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui
sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat
menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin
hutang-hutang perusahaan kepada kreditor. Current ratio kadang-kadang sudah
memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio
tergantung pada beberapa faktor, suatu standard atau rasio yang umum tidak dapat
ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio hanya merupakan kebiasaan
dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa
lebih lanjut.
Semakin besar Current ratio yang dimiliki perusahaan dapat meningkatkan
harga saham karena menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting
untuk menjaga kinerja perusahaan. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada
investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut (Prihantini, 2009)
Nilai
Tukar(X)
Current
ratio (X)
Harga Saham
Return on
(Y)
asets (X)
Earning per
share (X)
EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk
tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan
operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia
bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah ratarata saham biasa yang
beredar.
Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan
deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan
untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati
saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang
memiliki earnings per share rendah. EPS yang rendah cenderung membuat harga
saham turun
2.4.6. Pengaruh Nilai tukar, Current ratio, Return on Asets, Earning per share
(EPS) terhadap harga saham
Dari kelima hipotesis di atas Nilai Tukar, Current ratio, Return on asets
dan Earning per share berpengaruh terhadap harga saham, maka pada hipotesis
ini, akan di uji pengaruh perubahan keempat variabel tersebut secara simultan.
H6 : Nilai Tukar,Inflasi, Current ratio, Return on asets dan Earning per share
secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jumlah Populasi 41
Perusahaan Sektor Pertambangan Go Publik dan tercatat 41
sebagai emiten sejak 2010
Perusahaan yang menyajikan data Laporan Keuangan dan 30
kinerja keuangan lengkap
Perusahaan yang memiliki data harga saham tahunan 30
(Closing Price)
Perusahaan Sampel 30
Sumber : www.idx.co.id
Dari 41 Perusahaan terdapat 30 sampel Perusahaan yang memenuhi kriteria dan
11 perusahaan tidak memenuhi kriteria.
3.8.3.1. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
bebas terhadap variabel terikat dimana hipotesis yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. H0 : bi = 0,
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen secara parsial terhadap harga saham.
2. Hi : bi 0,
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen
secara parsial terhadap harga saham.
Untuk menentukan ttabel, taraf signifikan yang digunakan sebesar 5%
dengan derajat kebebasan (df) = (n-k-1), dimana n merupakan jumlah
observasi dan k merupakan jumlah variabel bebas.
Nilai thitung diperoleh dengan rumus :
b b
=
Sb
dimana :
bi = Koefisien variabel independen
b = Nilai hipotesis nol
Sbi = Simpangan baku (standard deviasi) dari variabel independen.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan :
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak.
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima.
Perhitungan nilai thitung tidak akan dilakukan secara manual, namun akan
dihitung menggunakan Software SPSS 17 dengan memperhatikan tabel
coeficient pada kolom nilai t serta tingkat signifikansi dari variabel
tersebut. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H1 diterima.
3.8.3.2. Uji F
Uji ini merupakan pengujian terhadap signifikansi model secara simultan
atau bersama-sama, yaitu melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas
terhadap variabel terikat
Hipotesis ini dirumuskan dengan:
Ho: b1 = b2 = b3 = b4 = b5=0
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
Nilai tukar,Inflasi, Current ratio, Return on assets s, Earning per share
dengan harga saham.
H1 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 0
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Nilai tukar,Inflasi,
Current ratio, Return on assets s, Earning per share dengan harga saham.
Rumus F hitung adalah :
R2
( 1)
F hitung =
(1 2 )
( )
Dimana:
k = jumlah variabel bebas
n = Jumlah observasi.
Untuk menentukan nilai Fhitung tingkat signifikan yang digunakan sebesar
5% dengan derajat kebebasan (df) = (k-1) dan (n-k) kriteria sebagai
berikut:
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak.
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima.
Perhitungan nilai F tidak akan dilakukan secara manual, namun akan
dihitung menggunakan Software SPSS 17 dengan memperhatikan tabel
Anova pada kolom nilai F serta tingkat signifikansi dari model tersebut.
Jika tingkat signifikansi lebih kecil
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah Itabillah, 2012. Pengaruh Current ratio (CR), Quick Ratio (QR), Net
Profit Margin (NPM), Return on assets (ROA), Earning per share (EPS),
Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) Dan Price Book
Value (PBV) Terhadap Harga Saham Perusahaan Property Dan Real
Estate Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3
No.1 http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08
Bayu Seto Sambodo .Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, Nilai Tukar Rupiah, dan
Harga Emas Dunia Terhadap Indeks Harga Saham Pertambangan di BEI
(Periode 2008 2012) jurnal Vol 2, No 2 2014
Alwi, Iskandar Z, 2008. Pasar Modal Teori dan Aplikasi, Yayasan Pancur Siwah,
Jakarta.
Dasrul, Yuli Widia. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham
Industri Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI. Padang: Universitas
Andalas.
Fatimah, Siti. 2009. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek
Indonesia, Depok :Universitas Gunadarma.
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada.
Hadianto, Bram. 2008. Pengaruh Earning per share (EPS) dan Price Earning
Ratio (PER) terhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar dan Ritel
pada Periode 2000-2005 di Bursa efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi,
vol.7 No.2 hal ; 162-173
Mardiyati, Umi dan Rosalina, Ayi. 2013. Analisis pengaruh nilai tukar, tingkat
suku bunga dan inflasi terhadap harga saham. Jurnal manajemen Sains
Indonesia. Vol.4No.1,2013. Jakarta: Universitas Jakarta
Prihantini, SE., Ratna 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Roa, Der, dan
Cr Terhadap Return Saham, Semarang : Universitas Diponegoro
Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus dan
Pemecahannya. Yogyakarta: ANDI.
Stice, Earl K, et al. (2005). Accounting Intermediate. Edisi 15. Jakarta : Salemba
Empat.
Lestari, Murti, 2005, Pengaruh Variabel Makro Terhadap Return Saham
DiBursa Efek Jakarta: Pendekatan Beberapa Model, SNA VII Solo, 15-
16 September, Hal 504-513
Laksmono, R. Didy, 2001, Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi
Inflasi, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Maret, Hal 130-137
Pratikno, Dedy, 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI dan
IndeksDow Jones terhadap IHSG di BEI. Tesis. USU. Medan
Patriawan, Dwiatma, 2009 . Analisis Pengaruh Earning per share (EPS), Return
On Equity (ROE), Dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006 2008. Eprint.undip.ac.id/28968
diakses 21 april 2015 Hal 77-105.
Puspita, Bia Hedi, 2005, Pengaruh Variabel Ekonomi Makro, Return Pasar, dan
Karakteristik Industri terhadap Kinerja Saham Industri Perbankan
(Penelitian Empiris di BEJ Periode 2000 2004), Tesis Program Studi
Magister Manajemen Universitas Indonesia (tidak dipublikasikan)
Rakasetya, Gadang Ganggas, 2013. Pengaruh Faktor Mikro dan Faktor Makro
Ekonomi Terhadap Harga Saham Perusahaan Mining And Mining
Services Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-
2011. Malang: Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 6, Nomor 2
(hlm.10).
Sasongko, Noer dan Wulandari, Nila. 2006. Pengaruh Eva dan Rasio-rasio
Profitabilitas terhadap Harga Saham. Empirika,vol. 19 No.1, Juni 2006
(hal 64-80)
Suyati, sri .Pengaruh inflasi,tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah/us dollar
terhadap return saham properti yang terdaftar di bursa efek indonesia.
jurnal ilmiah untag semarang issn : 2302-2752, vol. 4 no. 3, 2015
Zen, Fadia. 2009. Earning per share (EPS), Book Value (BV), Economic Value
Added (EVA) dan Harga Saham. Jurnal Manajemen Gajayana, Vol.6,
No.2, Hal: 151-162
www.bapepam.go.id
www.sahamok.com
www.idx.co.id
www.wikipedia.com
www.bi.go.id
www.Yahoofinance.com
www.duniainvestasi.com
http://www.bareksa.com/
Tabel
Nama Perusahaan Sampel
Sub Sektor Batu Bara
No Kode Saham Nama Emiten
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 ARII Atlas Resources Tbk
3 ATPK Bara Jaya Internasional Tbk
4 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk
5 BRAU Berau Coal Energy Tbk
6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk
7 BUMI Bumi Resources Tbk
8 BYAN Bayan Resources Tbk
9 DEWA Darma Henwa Tbk
10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk
11 GEMS Golden Energy Mines Tbk
12 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk
13 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
14 PTRO Petrosea Tbk
15 TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk
LAMPIRAN
Tabel
Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun Variabel Kesimpulan
1 Suciwati dan 2002 Dependen: Nilai Hasil pengujian
Machfoed Tukar variable nilai
Independen: tukar berpengaruh
Harga saham positif terhadap
harga saham
2 Hardiningsih, 2002 Dependen Nilai tukar Hasil pengujian
Pancawati., Independen variable nilai
Suryanto.,Chariri, A return saham tukar berpengaruh
positif terhadap
harga saham
3 Murti Lestari 2005 Dependen: Nilai Hasil pengujian
tukar variable nilai
Independen: Harga tukar berpengaruh
saham bursa efek positif terhadap
jakarta harga saham