You are on page 1of 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan dasar manusia merupkan unsur yang dibutuhkan yang
dibutuhkan oleh manusia dalam memeprtahankan keseimbangan fisiologi
maupun psikologi. Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah
salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel sel tubuh secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernafas
(Wartonah, Tarwanto, 2006). Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling
vital dalam kebutuhan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam
proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal
yang sangat berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian.karenanya
berbagai upaya dilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen
tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanaannya pemenuhan
kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri oleh karena itu setiap
perawat harus paham dengan manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada
kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan
pemenuhan kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital dalam tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernafasan secara fungsional. Bila ada gangguan salah satu pada organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Seringkali
individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernafasan
dianggap sebagai sesuatu yang biasa biasa saja. Banyak kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen, seperti sumbatan pada saluran pernafasan, pada kondisi ini individu
merasakan pentingnya oksigen.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan konsep dasar gangguan kebutuhan dasar oksigenasi
2. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan tentang oksigenasi
3. Menjelaskan asuhan keperawatan tentang pemenuhan oksigenasi
4. Menjelaskan kesenjangan antara teori dan praktek tentang oksigenasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI


1. DEFINISI
Oksigenasi adalah proses penambahan gas O2 ke dalam system (kimia atau
fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, sebagai hasilnya
terbentuklah karbondioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan O2
yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang
bermakna terhadap aktifitas sel.
Ketidakefektifan jalan nafas merupakan suatu keadaan dimana seorang
individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status
pernafasan yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara
efektif. Respirasi atau pernafasan adalah suatu proses pertukaran gas antara
individu dengan lingkungan disekitarnya (Kozier,2003).
2. ETIOLOGI
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi penyebab klien mengalami
gangguan oksigenasi yaitu :
a. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia
miokard, kondisi kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.
b. Gangguan pernafasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi dan hipoksia.
c. Kapasitas darah untuk membawa oksigen
d. Faktor perkembangan
e. Perilaku dan gaya hidup
f. Deformitas tulang dan dinding dada
g. Nyeri, cemas
h. Penurunan energi/kelelahan
i. Kerusakan neuromuscular, dan muskuloskeletal
j. Kerusakan kognitif/persepsi
k. Obesitasi, posisi tubuh , imaturitas neurologi
l. Perubahan membran kapiler alveoli
(NANDA, 2013).
3. PATOFISIOLOGIS
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon
jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus.
Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu
akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada
proses ventilasim difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas.
4. MANIFESTASI KLINIK
a. Suara nafas tidak normal
b. Perubahan jumlah pernafasan
c. Batuk disertai dahak
d. Penggunaan otot tambahan pernafasan
e. Dispnea
f. Penurunan haluaran urin
g. Penurunan ekspansi paru
h. Takhipnea
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui kemampuan paru dalam
melakukan pertukaran gas secara efisien
b. Pemeriksaan gas darah arteri : untuk memberikan informasi tentang difusi
gas melalui membran kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi
c. Oksimetri : untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan Sinar X Dada : untuk pemeriksaan adanya cairan, massa,
fraktur, dan proses proses abnormal
e. Bronkoskopi : untuk melihat adanya lokasi kerusakan dan adanya lesi
f. Fluoroskopi : untuk mengetahui mekanisme radiopulmunal, misal : kerja
jantung dan kontraksi paru.
g. CT Scan : Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal
6. PENATALAKSANAAN (MEDIS DAN KEPERAWATAN
a. Penatalaksanaan medis
1) Pemantauan hemodinamika
2) Pengobatan bronkodilator
3) Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh
dokter, misal : nebulizer oleh dokter, nasal kanul, masker untuk
membantu pemberian oksigen jika diperlukan
4) Penggunaan ventilator mekanik
5) Fisioterapi dada
b. Penatalaksanaan keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Pembersihan jalan nafas
2. Latihan batuk efektif
3. Pengisapan lendir
4. Jalan nafas buatan
b. Pola nafas tidak efektif
1. Atur posisi pasien (semi fowler)
2. Pemberian oksigen
3. Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan pertukaran gas
1. Atur posisi pasien
2. Pemberian oksigen
3. Pengisapan lendir
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. RIWAYAT KEPERAWATAN
Meliputi :
1) Fungsi kardiopulmoner saat normal
2) Fungsi respirasi dan sirkulasi saat mengalami perubahan atau
gangguan
3) Pengukuran penggunaan O2 secara optimal
Kaji :
a) Masalah-masalah respirasi
b) Rasionalisasi penyakit/masalah respirasi
c) Adanya batuk dan penanganan
d) Kebiasaan merokok
e) Nyeri
f) Masalah kardiovaskuler
g) Faktor resiko yang memperlambat
h) Rasionalisasi penggunaan medikasi
i) Stressor yang dialami
j) Status/kondisi kesehatan
Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
a. Rasionalisasi hipertensi :sakit jantung atau cerebro vaskuler asadent
b. Merokok
c. Obesitas
d. Diet tinggi lemak
e. Meningkatnya kolesterol
Anamnese riwayat kesehatan
Masalah bernafas:
a. Nyeri dada
b. Dypsnoe
c. Hipoventilasi
d. Batuk
e. Hiperventilasi
f. Cyanosis
Riwayat psikososial
a. Kebiasaan merokok
b. Riwayat tumbuh kembang
c. Tanggapan terhadap penyakit
d. Alkohol
Faktor resiko
a. Obesitas
b. Gangguan syaraf (CVA)
b. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara :
1. Inspeksi
Menggunakan indra penglihatan, Observasi dari head to toe (kepala
sampai kaki) meliputi :
a. Kulit
b. Warna membrane mukosa
c. Keadaan umum
d. Tingkat kesadaran
e. Keadekuatan sistem sirkulasi
f. Pola nafas
g. Gerakan dinding dada
h. Bentuk thorax
i. Tipe pernafasan (brot, kussmaul)
j. Gerakan otai pernafasan
2. Palpasi
Menggunakan indra peraba, meletakkan tangan pada bagian tubuh
yang dapat di jangkau tangan.
Misal : suhu, kelembapan, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau
massa edema, krepitasi dan sensasi.
a) Palpasi ringan
Dengan menggunakan telapak tangan dan tangan sejajar dengan
kulit tekan hati-hati dengan kedalaman 1-2 cm gerakan bantalan
jari dengan gerakan memutar.
b) Palpasi dalam
Palpasi tangan tunggal dengan sisi telapak tangan pada kulit
dengan tangan menekan ke bawah, bantalan jari di tekan 4 - 5 cm.
3. Perkusi
Meliputi pengetukan permukaan tubuh untuk menghasilkan bunyi yang
akan membantu dalam penentuan densitas, lokasi, ukuran dan posisi
struktur di bawahnya.
a. Perkusi langsung (segera)
Permukaan tubuh ditekuk dengan satu jari atau lebih pada satu lengan.
b. Perkusi tidak langsung (perantara)
Jari tengah pada satu tangan (fleksimer) hipertensi dalam tulang distal
jari ditempelkan berlawanan dengan permukaan tubuh.
c. Hasil perkusi
1. Timpani
Intensitas keras, bunyi nada tinggi, lamanya sedang, setara dengan
bunyi dram.
2. Hiperresonansi
Intensitas sangat keras, bunyi dengan nada sangat rendah, lamanya
sangat singkat setara dengan bunyi dentuman.
3. Resonansi
Intensitas sedang, bunyi nada rendah, lamanya panjang setara
dengan gaung.
4. Pekak
Intensitas lembut, bunyi nada tinggi, lamanya sedang.
5. Bunyi datar
Intensitas halus, bunyi nada tinggi, lamanya singkat.
4. Auskultasi
Tindakan mendengarkan bunyi yang di timbulkan oleh bermacam-macam
organ dan jaringan dalam tubuh, instrument yang digunakan untuk
auskultasi adalah stetoskop.
a. Bunyi nafas normal
1) Bronchial
Bunyi keras, nada tinggi dengan gaung atau kualitas
2) Bronkovasikuler
Bunyi sedang dengan nada sedang, mempunyai kualitas redam
3) Vasikuler
Bunyi yang dihasilkan nada rendah, halus, respirasi lebih keras dan
lebih tinggi dari ekspirasi
b. Bunyi nafas menyimpang
1) Fine crackles
Bunyi tidak terus menerus terdegar bunyi ledakan mirip dengan
gesekan rambut dekat telinga
2) Coarse crackles
Bunyi tidak terus merus, bunyi ledakan keras dengan kualitas
gelembung, mirip gelembung soda karbonat
3) Ronchi
Bunyi keras, tinggi, kualitas mendengkur terus menerus mirip
gesekan 2 balon
4) Mingi
Bunyi berkualitas musik, nada tinggi terus menerus.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas
Berhubungan dengan :
1) Sekresi kental/berlebihan akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza
2) Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
3) Sumbatan jalan nafas karena benda asing
NOC:
1) Respiratory status : Ventilation
2) Respiratory status : Airway patency
Kriteria hasil :
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dipsnea(mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten
3. Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapt
menghambat jalan nafas
NIC :
Airway suction
a) Pastikan kebutuhan oral/trakeal suctioning
b) Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
c) Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
d) Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan
e) Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi
suction nasotrakeal
f) Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
g) Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam setelah kateter
dikeluarkan dan nasotrakeal.
h) Monitor status oksigen pasien
i) Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction
j) Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2,dll
Airway management
a) Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila
perlu
b) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
d) Pasang mayo bila perlu
e) Auskultasi suara nafas,
f) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
g) Berikan bronkodilator bila perlu
h) Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
i) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
j) Monitor respirasi dan status O2
b. Ketidakefektifan pola nafas
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
Faktor yang berhubungan :
1. Ansietas
2. Posisi tubuh
3. Deformitas dinding dada
4. Keletihan
5. Hiperventilasi
6. Sindrom hipoventilasi
7. Gangguan muskuloskeletal
8. Kerusakan neurologis
9. Imaturitas neurologis
10. Disfungsi neuromuskuler
11. Obesitas
12. Nyeri
13. Keletihan otot pernafasan
NOC :
a. Respirasi status : Ventilation
b. Respiratory status : airway patency
NIC :
Airway management
1) Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
2) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4) Pasang mayo bila perlu
5) Auskultasi suara nafas,
6) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
7) Berikan bronkodilator bila perlu
8) Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
9) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
10) Monitor respirasi dan status O2
Oxigent therapy
1) Bersihkan mulut, hidung, dan secret trakea
2) Pertahankan jalan nafas yang paten
3) Atur peralatan oksigenasi
4) Pertahankan posisi pasien
5) Observasi adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital Sign Monitoring
1) Monitor TD, Nadi, suhu, dan RR
2) Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3) Monitor vital sign saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
4) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
5) Monitor TD, nadi, RR sebelum, selama dan sesudah aktifitas
6) Monitor kualitas dari nadi
7) Monitor suara paru
8) Monitor pola pernafasan abnormal
9) Monitor pola pernafasan abnormal
10) Monitor suhu, kelembapan dan warna kulit
11) Monitor sianosis perifer
12) Monitor adanya cushing triad (nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik
13) Identifikasi penyebab perubahan dari perubahan vital sign.
c. Gangguan pertukaran gas
Kelebihan atau defisit pada oksigenasi dan/atau eliminasi
karbondioksida alveolar kapiler
Faktor yang berhubungan :
Perubahan membran alveolar kapiler
Ventilasi perfusi
NOC :
1. Respiratory status : Gas Exchange
2. Respiratory Status : Ventilation
3. Vital sign status
Kriteria hasil :
1. Mendemontrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat
2. Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda
distress pernafasan.
3. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dipsnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lip)
4. Tanda tanda vital dalam rentang normal
NIC :
Airway management
1) Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila
perlu
2) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4) Pasang mayo bila perlu
5) Auskultasi suara nafas,
6) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
7) Berikan bronkodilator bila perlu
8) Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
9) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
10) Monitor respirasi dan status O2
Respiratory monitoring
1) Monitor rata rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
2) Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot
supraclaviculer dan intercostal
3) Monitor suara nafas, seperti dengkur
4) Monitor pola nafas : bradipnea, takipnea, kussmaul,
hiperventilasi
5) Catat lokasi trakea
6) Monitor kelelahan otot diagfragma
7) Auskultasi suara nafas
8) Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crackles dan
ronkhi pada jalan nafas utama
9) Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui
hasilnya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI DI RUANG VIP RSUD BAGAS WARAS KLATEN

Tgl/jam MRS : Selasa 25 April 2017/07.00 Wib

Tanggal/Jam Pengkajian : Selasa 25 April 2017/10.00 Wib

Metode Pengkajian : Autoanamnessa Dan Alloanamnesa

Diagnosa Medis : Hemiparesis ec Susp. SNH

No Registrasi : 018438

A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama klien : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dk Krajan Rt 02/09 Jombaran
Umur : 58 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 62 Tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Dk Krajan Rt 02/09 Jombaran
Hubungan Dengan Klien : Suami
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Keluarga pasien mengatakan tampak Ny.S tampak Sesak
dan mengorok.
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Keluarga mengatakan bahwa pasien Ny.s
Jatuh di kamar mandi dan keluarga membawanya ke tempat tidur namun
selang beberapa menit Ny.s mengalami penurunan kesadaran (Mengorok)
Akhirnya Ny.s dibawa keluarga ke IGD Rsud Bagas Waras Klaten pada
Tanggal 24 april 2017 Jam 08.00 Wib. Dengan TTV TD: 200/110 mmhg
N:95 x/menit, RR:20 x/menit, S:36 C, Diberikan terapi pengobatan IFVD
Nacl 0,9 % 20 tpm, O2 4 lpm, injeksi mecobalamin 500 mg, injeksi citicolin
500 mg, injeksi omeprazole 1 vial, captopril sublingual 2 mg, dipasang DC
dan NGT. Setelah mendapat terapi pengobatan kemudian pasien Ny.s dibawa
ke ruangan Arimbi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga mengatakan pasien Ny.s memiliki
riwayat penyakit hipertensi, dan stroke pada tahun 2012. Dan mempunyai
riwayat penyakit Diabetes militus tipe 1.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga mengatakan bahwa saudaranya
ada yang mengalami hipertensi
Genogram:

Keterangan :
= Pasien Ny.s
= Laki-laki
= perempuan
= tinggal serumah
= hubungan menikah dan saudara

X = Meninggal Dunia
III. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR HENDERSON
1. Oksigenasi
Sesak napas : tidak (- )
Ya ( )
Frekuensi : intermitten
Kapan terjadi : setiap saat
Kemungkinan faktor pencetus :-
Faktor yang memperberat :-
Faktor yang meringankan :-
Batuk : tidak ada
Sputum : tidak ada sputum
Nyeri dada : tidak ada nyeri dada
Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada :
Riwayat penyakit : tidak ada riwayat
penyakit
Riwayat merokok : tidak ada riwayat
merokok
2. Nutrisi
Frekuensi makan : pasien dipuasakan
BB/TB : 85kg/157cm
BB dalam 1 bulan terakhir : tidak ada kenaikan dan penurunan BB dalam 1
bln terakhir
Jenis makanan :-
Makanan yang disukai : Nasi goreng
Alergi :-
Nafsu Makan :-
Masalah Pencernaan : Residu bilas lambung kecoklatan 300 cc
Riwayat Operasi : Tidak
Diit RS :-
Kebutuhan ADL Makan : Tergantung (NGT)
3. Cairan, elektrolit dan asam basa
Frekuensi minum : 200 cc
Tugor kulit : jelek
Support IV Line : Nacl 0,9%
Dosis : 20 tpm
4. Eliminasi Bowel
Frekuensi : 1x/hari tidak menggunakan pencahar
Waktu : pagi hari
Warna : kuning
Konsistensi : lembek
Gangguan eliminasi bowel : tidak ada diare
Kebutuhan pemenuhan ADL : tergantung (menggunakan pampers)

5. Eliminasi Bladder
Frekuensi : Terpasang DC
Warna : kuning keruh
Gangguan eliminasi bowel :-
Riwayat dahulu : tidak ada penyakit ginjal
Penggunaan kateter : ya
Kebutuhan ADL : tergantung

6. Aktivitas dan Latihan


Pekerjaan :-
Olahrag rutin :-
Alat bantu :-
Terapi : Tidak terpasang alat bantu
Kemampuan melakukan ROM : pasif
Kemampuan ambulasi : Tergantung total

7. Tidur dan istirahat


Lama tidur : tidak terkaji karena kesadaran pasien somnolen

8. Kenyamanan dan nyeri


Nyeri : tidak terkaji

9. Sensori, persepsi dan kognitif


Gangguan penglihatan : tidak terkaji
Gangguan pendengaran : tidak terkaji
Gangguan penciuman : tidak terkaji
Gangguan sensasi taktil : tidak terkaji
Gangguan pengecapan : tidak terkaji
Riwayat penyakit : eye surgery (-)
Otitis media (-)
Luka sulit sembuh (-)
Persepsi klien terhadap penyakitnya : tidak ada
Respon klien mencari solusi untuk masalah kesehatannya : keluarga
mengatakan Ny.S cepat diberikan kesembuhan dan keluarga berusaha selalu
mengontrol kesehatan Ny.S

10. Komunikasi
Hubungan klien dengan keluarga dan sekitarnya :
Ny.S belum bisa berkomunikasi dengan keluarga maupun orang-orang didekat
klien
Cara klien menyatakan emosi, kebutuhan dan pendapat :
Klien tidak dapat menyatakan emosi, kebutuhan dan pendapatnya karena
kesadaran klien apatis.

11. Aspek Spiritual Dan Dukungan Sosial


Kepercayaan klien terhadap aspek ibadah :
Selama sakit pasien tidak melakukan ibadah karena kondisi pasien yang tidak
memungkinkan untuk bangun dan berjalan.
Dukungan keluarga terhadap klien :
Keluarga selalu ada untuk menjaga pasien. Keluarga sangat menginginkan agar
pasien cepat sembuh. Keluarga juga selalu berdoa untuk kesembuhan pasien.

12. Kebutuhan Rekreasi


Pasien mengatakan sebelum sakit sesekali pasien dan keluarga biasanya piknik ke
pantai atau obyek wisata lain.
IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum
a. Kesadaran : Somnolen E = 1 M = 2 V = 3
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 200/110 mmHg
2) Nadi
Frekuensi : 95x/menit
Irama : teratur
Kekuatan : sedang
3) Pernafasan
Frekuensi : 24 x/menit
Irama : teratur
4) Suhu : 36.7 c
2. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala
1) Bentuk dan ukuran kepala : simetris, normal
2) Pertumbuhan rambut : tebal
3) Kulit kepala : bersih
b. Muka
1) Mata
Kebersihan : bersih
Fungsi pengelihatan : pasien tidak sadar
Palpebra : tidak ada edema
Konjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak icterik
Pupil : isokor
Diameter ki/ka : 3mm/3mm
Reflek terhadap cahaya : reflek positif
Pengguaan alat bantu pengelihatan : tidak ada
2) Hidung
Fungsi penghidung : pasien tidak sadar
Secret : tidak ada
Nyeri sinus : tidak ada
Polip : tidak ada
Napas cuping hidung : tidak ada
Terpasang O2 nasal kanul 4 lpm

3) Mulut
Kemampuan bicara : mampu berbicara jelas
Keadaan bibir : simetris atas-bawah, lembab
Selaput mukosa : tidak kering
Warnah lidah : merah muda
Keadaan gigi : utuh
Bau nafas : tidak ada bau nafas
Dahak : tidak ada
4) Gigi
Jumlah : 32 buah
Kebersihan : kurang bersih
Masalah : tidak ada
5) Telinga
Fungsi pendengaran : pasien mengalami penurunan
kesadaran
Bentuk : simetris
Kebersihan : bersih
Serumen : tidak ada
Nyeri telinga : tidak ada
c. Leher
1) Bentuk : simetris
2) Pembesaran tyroid : tidak ada pembesaran
3) Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
4) Nyeri waktu menelan : tidak ada
5) JVP : tidak ada pembesaran
d. Dada (thorax)
1) Paru-paru
Inspeksi : simetris
Palpasi : vokal vremitus sama kanan dan
kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
2) Jantung
Inpeksi : ictus cordis tampak di ICS 5
linea mid clavicularis kiri
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : batas atas : ICS 2-3
Batas kanan jantung linea sternalis kanan
Batas jantung kiri line mid clavicularis kiri
Auskultasi : bunyi jantung I lup dan bunyi
jantung II dup
e. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada benjolan atau
massa
Auskultasi : peristaltic usus 12 x/menit
Perkusi : thympani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Genetalia :
Bersih, tidak ada infeksi pada genetalianya dan terpasang DC ukuran 16
g. Anus dan rectum
Bersih, tidak ada peradangan dan tidak ada haemoroid
h. Ekstermitas
1) Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri : kanan : 3 : gerakan otot dapat
melawan gaya berat tapi tidak bisa terhadap tahanan pemeriksaan.
Kiri : 5 : gerakan otot dengan tahanan maksimal pemeriksaan.
ROM kanan dan kiri : hanya dapat melakukan ROM pasif
Perubahan bentuk tulang : tidak ada
Pergerakan sendi bahu : tidak mampu menggerakkan sendi bahu
Perabaan akral : dingin
Pitting edema : kembali dalam 2 detik (normal)
Terpasang infuse : ditangan sbelah kiri infuse NACL 0.9 % 20
tpm.
2) Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : kanan : 3 : : gerakan otot dapat
melawan gaya berat tapi tidak bisa terhadap tahanan pemeriksaan.
Kiri : 5 : gerakan otot dengan tahanan maksimal pemeriksaan
ROM kanan dan kiri : ROM pasif
Perubahan bentuk tulang : tidak ada
Varises : tidak ada
Perabaan akral : hangat
Pitting edema : kembali dalam 2 detik
i. Integument : kulit tampak lembab, tidak ada lesi atau luka

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal pemeriksaan :
Jenis Pemeriksaan Nilai Satuan Hasil Keterangan
Normal Hasil
Darah lengkap :
Leukosit (WBC) 4000-11000 103 / uL 12.3 Tinggi
Eritrosit (RBC) 4,4-6,0 mm3 4.88 Normal
Hemoglobin (HGB) 11.5-16.5 gr/dl 14.7 Normal
Hematokrit (HCT) 35.0 49.0 % 44,4 Normal
MCV 79 99 fL 91.0 Normal
MCH 27-31 pg 30.1 Normal
MCHC 33-37 g/dL 33.1 Normal
RDW-CV fL 13.2
Trombosit 150000- 103 / uL 321
450000
PCT 0.16-0.33 % 0.19 Normal
MPV 7.9 11.1 fL 5.8 remdah
PDW 9.0 13.0 fL 17.3 tinggi
Hitung jenis :
Neutrofil 50-70 % 83.9 Tinggi
Limfosit 20-40 % 11.8 Rendah
Monosit 2-8 % 3.9 Normal
Eosinofil 0-3 % 0.3 Normal

Basofil 0-1 % 0,1 Normal

Kimia klinik :
GDS 70-140 Mg/dL 203 Tinggi
Ureum 10-45 Mg/dL 29 Normal
Creatinin 0.50 1.10 Mg/dL 0.92 Normal
SGOT 8-34 U/L 19 Normal

SGPT 8-34 U/L 16 Normal

2. Pemeriksaan diagnostic
Tanggal pemeriksaan :
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
CT Scan Infark di cornu anterior ventrikel lateralis sinistra capsula interna
bilateral crus anterior, serebral atropi

VI. TERAPI MEDIS


Hari/ Jenis terapi Dosis Golongan Dan Fungsi
Tanggal Kandungan
Selasa, Cairan IV
25-04-17 Infus Nacl 0,9% 20 tpm Cairan kristaloid Mengganti cairan dan
komposisi : Na : elektrolit yang hilang
154 mmol/, Cl : di intravaskuler
Obat 154 mmol/cl
parenteral
Citicoline 500 mg/12 Citicoline 500 Untuk mencegah
jam mg degenerasi saraf dan
membantu pemulihan
akibat kerusakan otak
Mecobalamine 500 mg/12 Menjaga fungsi sistem
jam syaraf di otak
4 liter/menit
Nasal canul O2 Memberikan
tambahan oksigen
B. ANALISA DATA
Nama : Ny.S No. CM : 18438
Umur : 58 tahun Dx, Medis : SNH

No Hari/ Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa


Tanggal
/Jam
1 Selasa/ DS : Pola nafas Hiperventila Pola nafas tidak
25-04-207 Keluarga pasien mengatakan tidak si efektif b/d
20:00 Ny.S sesak dan menggorok efektif hiperventilasi
Keluarga mengatakan pasien
Ny.s langsung mengalami
penurunan kesadaran
Keluarga mengatakan pasien
mempunyai riwayat HT,
Stroke, DM.
DO :
Kesadaran pasien somnolen
(E1V2M3)
Pasien mendapatkan terapi O2
nasal kanul 4 ltm
Pernapasan cuping hidung
TTV :
TD = 107/75 mmHg
N = 88 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36,6 C

2 25/4/2017 DS : Ketidakefe Penurunan Ketidakefektifan


Keluarga pasien mengatakan ktifan O2 di otak perfusi jaringan
Ny.S mempunyai riwayat perfusi serebral b/d
stroke, HT, DM jaringan penurunan O2 di
Keluarga pasien mengatakan serebral otak
Ny.S jatuh di kamar mandi dan
langsung mengalami
penurunan kesadaran
(menggorok)
DO :
TTV :
TD = 107/75 mmHg
N = 88 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36,6 C
Kesadaran pasien somnolen
Pasien tampak gelisah
Terpasang O2 nasal kanul 4
ltm
Akral
3 25/4/2017 DS : - Ketidaksei ketidakmam Ketidakseimbangan
DO : mbangan puan untuk nutrisi kurang dari
Pasien terpasang NGT nutrisi mencerna kebutuhan tubuh
Pasien dipuasakan kurang dan b/d
Terdapat cairan berwarna dari menelan ketidakmampuan
kecoklatan 300cc kebutuhan makanan untuk mencerna
tubuh dan menelan
makanan
4 DS : Intoleran Kelemahan Intoleransi aktivitas
Keluarga klien mengatakan aktivitas umum b/d kelemahan
semua kebutuhan pasien umum
seperti BAB, BAK, makan,
minum tergantung keluarga
dan perawat
DO :
TTV :
TD = 107/75 mmHg
N = 88 x/menit
R = 20 x/menit
S = 36,6 C
Kekuatan otot ekstremitas
kanan atas dan bawah : 3
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b/d hiperventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b/d penurunan O2 di otak
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk mencern
dan menelan makanan
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum

D. RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI

Nama : Ny. S No. CM : 018438


Umur : 58 tahun Diagnosis Medis : SNH

No Tgl/jam Dx. Kep NOC NIC Ttd


1 25/04/2017 Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Airway management:
efektif b/d keperawatan selama 3 x 24 1. Monitor TTV
hiperventilasi jam dengan : respiratory status 2. Monitor aliran O2
: ventilasi 3. Pertahankan posisi
Vital sign status semifowler
Teratasi dengan kriteria hasil: 4. Auskultasi suara
1. Menunjukan jalan napas napas
yang paten seerti sesak 5. Kolaborasi dengan
napas berkurang. tim medis dalam
2. Tanda-tanda vital dalam pemberian O2.
rentang normal

2 25/04/2017 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV,


perfusi jaringan keperawatan selama selama irama jantung,
serebral b/d 3x24 jam diharapkan perfusi paru
penurunan aliran jaringan otak adekuat, dengan 2. Monitor status O2,
oksigen ke otak kriteria hasil : peningkatan
- TTV dalam batas normal ansietas, gelisah
- Gelisah pasien berkurang pasien
- Status O2 dalam batas 3. Posisikan pasien
normal semi fowler
4. Kolaborasi
pemberian oksigen
3 25/04/2017 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Nutrition management
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3 x 24 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh b/d jam dengan kriteria hasil : makanan
ketidakmampuan Mampu mengidentifikasi 2. Kolaborasi dengan
untuk mencerna dan kebutuhan nutrisi ahli gizi untuk
menelan makanan Tidak ada tanda-tanda menentukan
malnutrisi jumlah kalori dan
Menunjukkan peningkatan nutrisi yang
fungsi pengecapan dari dibutuhkan pasien
menelan 3. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan nutrisi
4. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
5. Monitor turgor
kulit
6. Monitor kadar
albumin, protein,
Hb dan kadar Ht
7. Monitor kalori dan
intake nutrisi
8. Berikan makanan
lewat sonde jika
produksi lambung
sudah baik

4 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Activity Therapi:


b/d kelemahan keperawatan selama 3 x 24 1. Monitor respon
umum jam dengan kriteria hasil : fisik
Activity tolerance 2. Melakukan ROM
TTV batas normal pasif
sirkulasi 3. Ajarkan keluarga
dalam melakukan
ROM pasif
4. Kolaborasi dengan
tenanga medik
dalam
merencanakan
program terapi
yang tepat.

E. Implementasi Keperawatan

Nama : Ny.S No.CM : 018436

Umur : 58 Tahun Diagnosa Medis : SNH

Hari/tanggal/jam No Implementasi Respon TTD


DX
Selasa, 25 April 1 Melakukan Kolaborasi S : -
2017 pemberian obat sesuai O : diberikan
Jam 08.00 advice pasien obat : Citicoline
500 mg,
mecobalamine
500 mg/12 jam

Jam 08.30 1,2 Memonitor status 02 S :-


pasien O : diberikan
oksigen nasal
kanul 4
liter/menit
Jam 09.00 3 Mengkaji adanya alergi S : keluarga
makanan mengatakan
bahwa pasien
tidak ada alergi
makanan
O : pasien
tampak masih
belum ada
perkembangan
Jam 09.30 1,2 Mempertahankan S:-
posisi semi fowler O : pasien
tampak lebih
tenang
Jam 10.00 3 Melakukan bilas S ; -
lambung 300 cc NaCl O : produksi
lambung masih
kecoklatan
Jam 11.00 3 Memonitor intake dan S : -
output cairan/makanan O : pasien
tampak masih
lemah, makanan
belum bisa
masuk
Jam 12.00 1,2,3,4 Memonitor TTV S : -
pasien O : TTV pasien
TD : 170/90
N : 90x/mnt
RR : 23x/mnt
T : 37,8 oC
Jm 12.30 4 Melakukan ROM pasif S:-
O : pasien di
miringkan kiri
dan kanan

Jam 13.00 4 Mengajarkan keluarga S : -


cara melakukan Rom O : keluarga
pasif pada pasien pasien mampu
Melakukan
ROM sesuai
yang diajarkan
Rabu , 26 april 1 Memonitor TTV S:-
2017 Memonitor aliran O2 O: TTV pasien
Jam 08.00 Mempertahankan TD : 170/90
posisi semifowler N : 90x/mnt
RR : 23x/mnt
T : 37,8 oC
Terpasang O2 4
liter/menit
menggunakan
nasal kanul
Jam 09.00 2 peningkatan ansietas, S : -
gelisah pasien O: pasien
tampak gelisah
Jam 10.00 3 Memonitor jumlah S : -
nutrisi dan kandungan O: jumlah nutrisi
nutrisi 300 ml yang
Memonitor kulit kering masuk
dan perubahan menggunakan
pigmentasi NGT
Memonitor turgor kulit Kulit tampak
Memonitor kadar lembab
albumin, protein, Hb Turgor kulit
dan kadar Ht tampak elastis
tidak ada
perubahan
pigmentasi
Kadar albumin :
-
Hb : 14.7 gr/dl
Ht : 44,4%

Jam 10.20 4 Memonitor respon fisik S : -


Melakukan ROM pasif O : klien sudah
mengajarkan keluarga di lakukan ROM
dalam melakukan pasif
ROM pasif Keluarga dapat
melakukan ROM
mandiri kepada
pasien sesuai
yang di ajarkan
Kamis,27 april 1,2 Memonitor TTV S:-
2017 O : TTV pasien
Memonitor aliran O2
Jam 08.00 TD : 170/90
Jam 08.30 Mempertahankan N : 90x/mnt
RR : 23x/mnt
posisi semifowler
T : 37,8 oC
Jam 09.00 mengauskultasi suara Terapi O2 4
Liter/menit
napas
Posisi
Jam 09.30 berkolaborasi dengan semifolwler
Bunyi nafas
tim medis dalam
vesikuler
pemberian O2 Pemberian O2
menggunakan
nasal kanul

Jam 10.00 3 berkolaborasi dengan S : -


O: Pemberian
ahli gizi untuk
DIIT cair
menentukan jumlah sebanyak 300 ml
dengan
kalori dan nutrisi yang
menggunakan
dibutuhkan pasien selang NGT
Kandungan
Memonitor jumlah
nutrisi terdiri
nutrisi dan kandungan dari karbohidrat
dan tinggi
nutrisi
protein
Jam 10.30 4 Memonitor respon fisik S : -
O : dilakukan
Melakukan ROM pasif
ROM kepada
mengjarkan keluarga pasien
Keluarga juga
dalam melakukan
telah melakukan
ROM pasif tindakan ROM
kepada pasien
sesuai dengan
yang diajarkan
Jam 10.45 1,2 Memberikan oksigen S : -
O : diberikan
via Non Rebreathing
oksigen 8 liter
Mask (NRM) per menit
F. EVALUASI

Nama : Ny. S No.CM : 018436

Umur : 58 tahun Diagnosa medis : SNH

No. Hari/ Tgl/Jam Evaluasi Ttd


DX
1 dan Selasa, 25 S : -
2 april 2017 O:
Jam 14.00 TTV pasien
TD : 170/90
N : 90x/mnt
RR : 23x/mnt
T : 37,8 oC
Terpasang O2 4 liter/menit menggunakan nasal
kanul
Posisi semi fowler
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
Monitor TTV, status O2 pasien
Berikan posisi semi fowler
Kolaborasi pemberian O2

3 Jam 14.00 S: -
O:
Klien tampak diberikan makanan menggunakan
selang NGT
DIIT yang di berikan oleh gizi diit cair sebanyak
300 ml
Dengan kandungan karbohidrat serta protein
tinggi
Turgor kulit elastis
Tidak di temukan adanya perubahan pigmentasi
kulit pada pasien
Kulit klien tampak lembab
A:
Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi :
Monitor produksi warna cairan bilas lambung
Monitor intake dan output pasien
4 Jam 14.00 S:-
O:
Keluarga tampak melakukan gerakan ROM pada
pasien secara mandiri
Tidak ditemukan adanya udem pada ekstremitas
atas dan bawah klien
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Monitor TTV,
Bantu segala kebutuhan pasien
1 dan Rabu, 26 S : -
2 april 2017 O:
Jam 14.00 TD : 150/ 90 mmhg
N : 88 kali /menit
S : 36,5 oC
RR : 24 kali/menit
Terpasang nasal kanul 4 liter/menit
Pada posisi semifowler
Pasien sedikit gelisah
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
3 Jam 14.00 S:-
O:
Klien menggunakan NGT
Makanan yang diberikan oleh ahli gizi berupa
diit cair sebanyak 300 ml
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
intervensi dilanjutkan
4 Jam 14.00 S:-
O:
Pasien diberikan latihan gerak sendi ROM
mandiri oleh keluarga setiap pagi dan sore
Tidak terdapat kekakuan pada sendi di tandai
todak di temukan udema pada ekstremitas atas
dan bawah
A:
masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1 dan Kamis, 28 S : -
2 april 2017 O:
Jam 14.00 TD : 150/ 90 mmhg
N : 88 kali /menit
S : 36,5 oC
RR : 24 kali/menit
Terpasang nasal kanul 4 liter/menit
Pada posisi semifowler
Pasien sedikit gelisah
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
3 Jam 14.00 S:-
O:
Klien menggunakan NGT
Makanan yang diberikan oleh ahli gizi berupa
diit cair sebanyak 300 ml
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
intervensi dilanjutkan
4 Jam 14.00 S:-
O:
Pasien diberikan latihan gerak sendi ROM
mandiri oleh keluarga setiap pagi dan sore
Tidak terdapat kekakuan pada sendi di tandai
todak di temukan udema pada ekstremitas atas
dan bawah
A:
masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan (pasien pindah ICU)
BAB IV

PEMBAHASAN

Menurut Asuhan keperawatan pada Ny.S dengan gangguan pemenuhan


kebutuhan oksigenasi di Ruang Arimbi RSUD Bagas Waras Klaten dengan diagnosa
medis Stroke non hemoragik (SNH) didapatkan data fokus bahwa pasien telah
mengalami penurunan kesadaran setelah terjatuh, pasien mengalami sesak nafas
karena mekanisme kompensasi pemenuhan oksigen ke dalam tubuh, pasien tidak
dapat mencerna dan menelan makanan dengan baik karena terjadi penurunan
kesadaran dan semua aktivitas pasien Ny.S seperti makan, minum, eliminasi,
ambulasi dibantu sepenuhnya oleh perawat dan keluarga pasien. Oleh sebab itu, dari
hasil data pengkajian tersebut dapat dirumuskan diagnosa keperawatan sebagai
berikut :

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi


2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan kurangnya
suplai oksigen ke otak
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan dan mencerna makanan serta,
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
Menurut NANDA (2015), diagnosa yang biasanya muncul ketika menemui
pasien dengan stroke selain diagnosa diatas adalah : gangguan menelan, nyeri
akut, hambatan mobilitas fisik, defisit perawatan diri, kerusakan integritas
kulit, resiko jatuh, hambatan komunikasi verbal. Kelompok tidak mengambil
diagnosa diatas karena, data data yang ada pada pasien stroke yang dikelola
oleh kelompok tidak mendukung untuk ditegakkan diagnosa tersebut karena
pasien mengalami penurunan kesadaran.
Untuk intervensi keperawatan yang disusun di makalah ini, disesuaikan dengan
NIC (2013) dan tidak semuanya dilaksanakan, disesuaikan dengan kebutuhan dan
hasil pengkajian dari Ny. S.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Diagnosa yang diambil pada kasus asuhan keperawatan pada Ny. S
dengan gangguan pemenuhan oksigenasi adalah : Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan hiperventilasi, ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan suplai O2 di otak berkurang, Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan dan
mencerna makanan serta intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan umum
2. Bahwa terdapat kesenjangan antara pengangkatan diagnosa keperawatan
yang diambil berdasarkan kasus pada Ny.S dan diagnosa keperawatan
yang ada di teori, dikarenakan data yang diperoleh antara pasien dan teori
ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukung.

B. Saran
1. Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar
dapat lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan
oksigenasi pada RS serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia
keperawatan
2. Diharapkan perawat serta tenaga kesehatan lainnya mampu memahami
dan mendalami kebutuan fisiologis oksigenasi yang merupakan kebutuhan
dasar manusia yang sangat mendasar.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA (2015). Nursing Diagnose, Definition and Classification 2015. Philadelphia.


NANDA Internasional.

Mubarak, wahid Iqbal, Nurul Chayatin.2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guyton, A.C.& Hall, J.E (2008) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (ed.9) Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 2008. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

You might also like